A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin ”curir” yang artinya pelari,
dan ”curere” yang artinya ”tempat berlari” yang kurang lebih jika digabungkan kedua makna
tersebut mengandung pengertian; suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis
start sampai dengan finish.Istilah kurikulum pada awalnya berasal dari dunia olah raga pada
zaman Romawi kuno di Yunani, dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan.
*The Curriculum, buku teks pertama yang diterbitkan pada tahun 1918.
John Franklin Bobbit mengatakan bahwa kurikulum sebagai satu gagasan yang memiliki akar
kata Bahasa Latin “race course” (tempat berlari).
Ia juga menjelaskan bahwa kurikulum sebagai mata pelajaran dan pengalaman yang harus
diperoleh anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses setelah menjadi dewasa.
Lebih dari itu, kurikulum merupakan keseluruhan kegiatan dan pengalaman yang diperoleh di
dalam dan di luar sekolah, pengalaman yang direncanakan dan yang tidak direncanakan, serta
pengalaman yang secara sungguh-sungguh diarahkan untuk mencapai tujuan pembentukan
warga masyarakat orang dewasa
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum adalah seperangkat dokumen tertulis yang berisi rencana dan peraturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, jadwal, evaluasi serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu
Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar
tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan,
mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi
kurikulum.
C. Peranan Kurikulum
Kreatif
Konservatif
Peranan Konservatif
Peranan kurikulum untuk menilai dan memilih nilai-nilai sosial budaya yang akan
diwariskan kepada peserta didik berdasarkan kriteria tertentu. Asumsinya adalah nilai-
nilai sosial budaya yang ada dalam masyarakat akan selalu berubah dan berkembang
Peranan Kreatif
Peranan kurikulum untuk menciptakan dan menyusun kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan konstruktif sesuai dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan masyarakat
Kurikulum harus dapat merangsang pola berpikir dan pola bertindak peserta didik untuk
menciptakan sesuatu yang baru sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarga, bangsa,
dan Negara.
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan, (Belanda),
artinya rencana pelajaran. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan pada 1950. Rencana
Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran, yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebutRencana Pelajaran Terurai
“Silabus mata pelajarannyajelas sekali.Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu
sistempendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952ini
bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isipelajaran yang dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 ini adalah bahwapemerintah mempunyai keinginan agar
rakyat mendapatpengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,Sehingga
pembelajaran difokusnya pada pengembangan Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu : daya
cipta, rasa,karsa, karya, dan moral. Sedangkan Mata pelajarandiklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral,kecerdasan, emosional/artistic, keprigelan (keterampilan),dan
jasmaniah.
Kurikulum 1975 merupakan pengganti dari kurikulum 1968 yang menggunakan prinsip-prinsip di
antaranya berikut :
1) Berorientasi pada tujuan,
(PPSI).
F. Kurikulum 1984
Kurikulum ini merupakan perbaikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1975.Kurikulum ini
juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Dalam kurikulum 1984 ini posisi
siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan.
merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Penerapan KBK
berorientasi pada pembelajaran tuntas. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan
pada mengeksplorasi kemampuan / potensi peserta didik secara optimal, mengkonstruk
apa yang dipelajari dan mengupayakan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
J. kurikulum 2013
Kurikulum ini merupakan kurikulum yang terintegrasi, artinya adalah suatu model
kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts, dan topics baik dalam
bentuk within singel disciplines, across several disciplines and within and across
leaners.