Anda di halaman 1dari 8

MATERI MORFOLOGI

ELTARI JUNITA TIMUR E/3


1901010160

A. Pengertian Morfologi Menurut Para Ahli Beserta Contohnya


Terdapat beberapa pengertian tentang morfologi menurut para ahli yang berasal dari disiplin
ilmu yang berbeda. Berikut adalah pengertian morfologi menurut ahli :

1. Zaenal Arifin dan Juaiyah


Memberikan pengertian bahwa morfologi yaitu ilmu bahasa tentang seluk-beluk bentuk
struktur kata.
2. J. W. M. Verhaar
Memberikan pengertian bahwa morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal tulisan.
3. Ramlan
Memberikan pemahaman morfologi yaitu bagian dari ilmu bahasa yang khusus
membicarakan struktur kata dan pengaruh perubahan-perubahan struktur kata kepada
arti kata.
4. Nida (dalam Syahwin Nikelas; 1993)
Menyertakan bahwa morfologi merupakan kajian tentang morfem-morfem dan
penyusunan morfem pada pembentukan kata.
5. Crystal
Morfologi yaitu suatu cabang tata bahasa yang membahas struktur dan bentuk kata,
utamanya struktur dan bentuk kata itu melalui penggunaan morfem.
6. Baue
Mengartikan bahwa morfologi yaitu struktur internal bentuk kata.
7. Rusmaj
Mengutarakan bahwasanya morfologi merupakan pemabahasan mengenai kata,
bagian-bagiannya, dan juga proses terbentuknya kata.
8. O’Grady dan Dobrovolsky
Mengatakah bahwa morfologi yaitu komponen bahasa generatif transformasional yang
khusus membicarakan struktur internal kata, khususnya kata yang bersifat kompleks.
9. Kridalaksana
Mengatakan bahwa morfologi yaitu suatu bidang linguistik yang mempelajari tentang
morfem dan segala kombinasinya dari struktur bahasa.
10. Verhaar (1996: 97)
Menyatakan bahwa morfologi yaitu cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-
satuan dasar bahasa sebagai satuan yang gramatikal.
11. Samsuri (1988: 15)
Mendefinisikan morfologi sebagai cabang linguistik yang mempelajari struktur dan
bentuk kata.
12. Ramlan (1978:2)
Morfologi yaitu bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan serta mempelajari seluk
beluk antara struktur kata dan pengaruh perubahan struktur kata kepada golongan dan
arti kata.
13. Nida (1974: 1)
Menyatakan bahwa morfologi merupakan kajian tentang morfem dan penyusunan
morfem pada rangka pembentukan kata.
14. Rusmaji (1993: 2)
Morfologi mencakup kata, bagian, dan proses

Dari pengertian morfologi di atas bisa disimpulkan bahwa morfologi yaitu tata kelola bahasa
yang dipakai dalam membentuk kalimat, agar sistematis dan juga mudah dicerna oleh khalayak
ramai, Karena identik dengan proses dan penggunaannya.

*Contoh Morfologi
1. Contoh morfologi pada hewan

Berbagai hewan yang terdapat di muka bumi ini mempunyai cara adaptasinya masing-masing
karena menyesuaikan diri dengan lingkungan habitatnya. Berikut ini beberapa contoh morfologi
yang terdapat pada hewan:

- Morfologi belalang
Belalang merupakan sejenis serangga yang memakan tumbuhan. Belalang mempunyai
sepasang antena, dua mata majemuk dan warnanya kecoklatan. Belalang juga
mempunyai dua pasang sayap depan yang ukurannya sempit dibandingkan sayap
belakangnya.

2. Contoh pada tumbuhan

Tak hanya pada hewan , morfologi merupakan cabang ilmu yang mengupas tuntas terkait
bentuk dari tumbuhan juga. Tentunya hewan dan tumbuhan mempunyai karakteristik yang
berbeda.

- Morfologi tumbuhan
Tempat hidup tumbuhan berbeda-beda mulai dari tempat kering, berair sampai lembab.
Tentunya tumbuhan pun beradaptasi sesuai dengan tempat dimana dirinya hidup.
Contoh mudahnya yaitu pada kaktus dimana bentuk daun dari kaktus berduri. Hal ini
disebabkan karna tumbuhnya kaktus adalah di tempat kering. Selain itu akar kaktus juga
panjang dimana memiliki fungsi untuk bisa mencari air di tanah.

B. Konsep Dasar Morfologi : Morfem dan Alomorf

Konsep morfologi terbagi menjadi 2 yaitu MORFEM dan ALOMORF, berikut penjelasannya ;
 Pengertian Morfem

MORFEM  adalah  satuan   bahasa   terkecil  yang  mengandung makna  yang sudah


tidak  dapat  dibagi lagi menjadi  bagian  bermakna yang lebih kecil (Zaenal Arifin,
2008:2).

 Morfem ada dua macam, yaitu morfem  bebas  dan morfem  terikat.
 Morfem bebas

Morfem bebas  adalah  morfem  yang dapat  berdiri sendiri sebagai  kata. Morfem
bebas  {di}, {lari}, {lihat}, {pandang}, dan  {orang}, dapat berdiri sendiri sebagai kata.

 Morfem Terikat

Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai  kata. Morfem
terikat baru  memiliki makna setelah  bergabung dengan morfem yang lain yang
biasanya  berupa morfem   bebas. Morfem     {ber-},  {di-},   atau   {me-},  sebagai 
morfem terikat,baru bermakna apabila muncul bersama morfem lainnya, seperti pada
kata  berlari, dilihat, memandang.

 ALOMORF adalah  anggota  satu  morfem yang  wujudnya berbeda, tetapi mempunyai


fungsi   dan   makna   yang  sama   (Hasan   Alwi,  2003:   29).
Alomorf adalah  variasi bentuk  atau  variasi bunyi  dari sebuah morfem. Variasi  bentuk
atau   variasi  bunyi   itu   terjadikarenadipengaruhioleh bunyi-bunyi yang berada di
lingkungan yang dimasukinya (Gorys Keraf,1991:  43).
Morfem {ber-}, misalnya, dalam  realisasi  pemakaiannya pada lingkungan  tertentu bisa
memiliki variasi bentuk atau variasi bunyi /ber-/,/be-/, dan /bel-/. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa  variasi  bunyi /ber-/, /be-/, dan /bel-/ yang dimiliki oleh morfem  {ber}
tersebut hanya merupakan alomorf atau variasi bunyi.
 
Jadi hubungan ketiga istilah tersebut, didalam morfologi terdapat morfem dan alomorf.
Begitu Juga sebaliknya morfem dan alomorf merupakan bagian dari morfologi linguistik
(Bahasa bukan Biologi).

C. HUBUNGAN MORFOLOGI DENGAN LINGUISTIK

Morfologi merupakan bagian dari linguistic yang berhubungan dengan kajian kata, struktur
internalnya dan sebagian maknanya. Morfologi juga mencakup bagaimana pengguna bahasa
tertentu memahami kata-kata kompleks dan menemukan item-item leksikal yang baru. Karena
morfologi berkaitan dengan bentuk kata maka morfologi juga berhubungan dengan fonologi
(yang menunjukan bagaimana kata dilafalkan), dan terkait pula dengan kajian leksikal karena
pola-pola yang diteliti dan dikaji oleh morfologi digunakan untuk membentuk kata-kata baru.
Lebih jauh lagi, morfologi juga berhubungan dengan semantic karena memiliki kaitan dengan
makna kata.

D. HUBUNGAN MORFOLOGI DENGAN SINTAKSIS

Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bahasa yang mencakup kemampuan untuk membangun frase atau
kalimat yang berasal dari kata. Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem tata
bahasa atau gramatika. Morfologi menyelidiki struktur intern kata. Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh
morfologi adalah morfem, sedangkan yang paling besar berupa kata.

Sementara sintaksis menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga
kalimat. Dengan kata lain, sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antarkata, atau tegasnya menyelidiki seluk-
beluk frase, klausa, kalimat, dan wacana. Jadi, kata dalam morfologi merupakan satuan yang paling besar
sedangkan dalam sintaksis merupakan satuan yang paling kecil.

Perhatikan kalimat di bawah ini!

Gadis itu memamerkan baju baru.

Struktur intern setiap kata pada kalimat di atas dibicarakan dalam morfologi, misalnya:

kata gadis terdiri dari satu morfem,

kata itu terdiri dari satu morfem,

kata memamerkan terdiri dari tiga morfem, yaitu:

meN-, pamer, dan –kan,

kata baju terdiri dari satu morfem, dan

kata baru terdiri dari satu morfem.

Struktur antarkata dalam kalimat di atas dibicarakan dalam bidang sintaksis, misalnya:

frase gadis itu sebagai subjek,

kata memamerkan sebagai predikat, dan

frase baju baru sebagai subjek.

Begitu juga pembicaraan tentang hubungan antara kata gadis dengan kata itu  dalam frase  gadis itu, dan hubungan antara
kata baju dengan kata baru dalam frase baju baru  termasuk  dalam bidang sintaksis. 

Jika diurutkan dari atas ke bawah satuan gramatik itu adalah:

wacana

kalimat

klausa
frase

kata

morfem

Satuan wacana, kalimat, klausa, dan frase, dibicarakan dalam sintaksis atau termasuk bidang  sintaksis sedangkan
satuan kata dan morfem dibicarakan dalam morfologi atau termasuk bidang  morfologi:

Sintaksis :

wacana

kalimat

sintaksis

klausa

frase  

morfologi:

kata

morfem

            Setelah Anda mempelajari uraian di atas, tentu Anda melihat seolah-olah adanya batas yang  tegas antara
sintaksis dengan morfologi, yaitu morfologi merupakan lanjutan dari sintaksis.  Apakah benar hal itu? Marilah kita
perhatikan kata-kata di bawah ini: 

1. tidak jujur

2. tidak mampu

3. tidak indah

4. tidak beres

5. tidak sesuai

            Apakah dari nomor satu sampai dengan nomor lima di atas itu kata atau frase, dan termasuk  bidang
morfologi atau bidang sintaksis? … Ya, benar pendapat Anda itu, bahwa kata-kata di atas  itu adalah frase karena
kata-kata itu berupa kumpulan kata, dan termasuk bidang sintaksis. Bila  kata-kata di atas Anda lekatkan afiks ke-
an  yang berupa simulfiks maka akan terjadi seperti di  bawah ini:  

1. ketidakjujuran

2. ketidakmampuan

3. ketidakindahan

4. ketidakberesan

5. ketidaksesuaian

Kata-kata di atas itu termasuk bidang morfologi karena kata-kata tersebut sebagai satuan yang terbentuk dari
13nsure-unsur:
1. ke-an dan tidak jujur

2. ke-an dan tidak mampu

3. ke-an dan tidak indah

4. ke-an dan tidak beres

5. ke-an dan tidak sesuai

            Pembicaraan tentang satuan gramatik yang salah satu dari unsurnya berupa afiks, termasuk  dalam bidang
morfologi, sedangkan pembicaraan tentang satuan gramatik yang semua unsurnya  berupa kata, atau frase, atau
klausa, atau kalimat termasuk bidang sintaksis. 

            Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa morfologi tidak selalu merupakan lanjutan dari  sintaksis, tidak
selalu terletak di bawah sintaksis.  Bagaimana dengan kata majemuk seperti contoh di bawah ini: 

mata kaki,

daya juang,

rumah sakit,

jalan raya?

              Jika dilihat dari 13nsure-unsurnya yang berupa kata atau pokok kata , tentu saja kata  majemuk seperti di
atas itu termasuk bidang sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu  mempunyai sifat sebagai kata maka
tentu saja pembicaraannya termasuk morfologi. Hal ini akan  dibicarakan nanti pada Bahan Belajar Mandiri tentang
Prose Morfologik.  

E. TIPOLOGI MORFOLOGI

Tipologi morfologi adalah klasifikasi bahasa menurut struktur morfologinya. Klasifikasi ini
dikembangkan pertama kali oleh Friedrich von Schlegel dan August von Schlegel, tipologi
morfologi mengelompokkan bahasa berdasarkan cara pembentukan kata dengan
menggabungkan morfem.

F. MACAM-MACAM TIPE BAHASA BERDASARKAN TIPOLOGI MORFOLOGI

Berikut beberapa klasifikasi tipologi morfologi dari para ahli :

1. klasifikasi tipologi morfologis menurut F. Von schlegel

Menurut F. Von schlegel, klasifikasi tipologi morfologi atas bahasa- bahasa dunia dibagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu:
Bahasa- bahasa yang berafiks,
Bahasa- bahasa yang berfleksi

Pengertian afiks menurut F. Von Schlegel adalah unsur-unsur yang digabungkan dengan
morfem dasar (stem). Misalnya, kata petani (Bahasa Indonesia) merupakan gabungan afiks/
prefiks pe-an dan kata dasar Stem (tani). Dll..

2. klasifikasi tipologi morfologis menurut A. W. Von schlegel


W. Von schlegel mengembangkan klasifikasi Frierich von Schlegel menjadi tiga
kelas        bahasa di dunia, yaitu:
Bahasa tanpa struktur gramatikal (misalnya bahasa Cina);
Bahasa yang mempergunakan afiks (Misalnya, Bahasa Turki)
Bahasa yang berfleksi (Misalnya, bahasa Indo- Eropa)
Bahasa Ciana dan Vietnam dinamakan bahasa tanpa struktur gramatkal karena bahasa-
bahasa ini idak memiliki afiks(imbuhan). Sedangkan dalam bahasa- bahasa fleksi, batas
antara morfem-morfem dlam sebuah kata tidak jelas kelihatan. Tiap morfem yang
menyatakan konsep yang berlainan membaur dengan morfem-morfem yang lain, atau
sebuah morfem tertentu mendukung beberapa gagasan atau konsep gramatikal yang
berbeda.

3.  klasifikasi tipologi morfologis menurut Von Humboldt

Von Humboldt mengajukan klasifikasi yang didasaran pada empat kelas bahasa dunia, yaitu
Bahasa isolatif (Cina dan Indo-Cina), Bahasa Aglutinatif (Tartar, Turki, Fin), Bahasa fleksi
(Indo- Eropa); dan, Bahasa inkorporatif (Amerindian).
Von Humboldt dalam bukunya yang berjudul: Ueber die kawisprace auf der Insel
Java yang diterbitkan tahun 1836- 1840 (3 Jilid) menjelaskan bahwa ciri utama kelas
bahasa inkorforatif adalah penggunaan melimpah afiks- afiks yang dalam bahasa- bahasa
lain biasanya dinyatakan dalam beberapa kata. Seluruh konstruksi kata bergantung pada
sebuah predikat verbal. Bahasa inkorporatif menggabungkan sebuah kata kerja (Verba),
dengan subjek, objek dan bermacam- macam keterangan menjadi sebuah kata. Istilah
korporatif kemudian disamakan dengan istilah polisintetis sehingga bahasa inkorporatif
disamakan dengan bahasa polisintetis.

4. klasifikasi tipologi morfologis menurut A. J. Schleicher

J. Schleicher mengusulkan pula klasifikasi bahasa menurut struktur morfologis. Ia bertolak


dari asumsi bahwa bahasa- bahasa memiliki makna (bedeuntung) dan relasi makna
(beziehung). Oleh sebab itu, ia menggunakan suatu pendirian bahwa bahasa- bahasa
dapat diklasifikasi berdasarkan cara penggunaan bunyi (bentuk) untuk menyatakan kedua
hal itu.
Klasifikasi/ tipologi bahasa A. J. Schleicher sebagai berikut:

a.       Bahasa- bahasa monosilabis.

Misalnya : bahasa Cina, Annam Siam, dan Birma


b.      Bahasa- bahasa aglunatif terdiri atas:
(1). Bahasa aglunatif yang sintetis (seperti bahasa Finno- Ugris, Indonesia)
(2). Bahasa –bahasa aglunatif yang analitis (sepert bahasa Tibet)
c.       Bahasa- bahasa Fleksi yang terdiri atas :
a.       Bahasa- bahasa fleksi yang sintesis (seperti bahasa Arab, Ibrani, Yunani, Latin, dan
Sansekerta).

b.      Bahasa fleksi yang analitis (seperti bahasa Perancis, Jerman, dan Inggris).


Bila dilihat secara umum, klasifikasi tipologis morfologis yang menonjol dan dapat bertahan
adalah klasifikasi dari August Wilhelm von Schlegel. Klasifikasi- klasifikasi yang lain
hanyalah merupakan usaha untuk merinci lebih lanjut klasifikasi A. W von Schlegel.

Anda mungkin juga menyukai