Dari pengertian morfologi di atas bisa disimpulkan bahwa morfologi yaitu tata kelola bahasa
yang dipakai dalam membentuk kalimat, agar sistematis dan juga mudah dicerna oleh khalayak
ramai, Karena identik dengan proses dan penggunaannya.
*Contoh Morfologi
1. Contoh morfologi pada hewan
Berbagai hewan yang terdapat di muka bumi ini mempunyai cara adaptasinya masing-masing
karena menyesuaikan diri dengan lingkungan habitatnya. Berikut ini beberapa contoh morfologi
yang terdapat pada hewan:
- Morfologi belalang
Belalang merupakan sejenis serangga yang memakan tumbuhan. Belalang mempunyai
sepasang antena, dua mata majemuk dan warnanya kecoklatan. Belalang juga
mempunyai dua pasang sayap depan yang ukurannya sempit dibandingkan sayap
belakangnya.
Tak hanya pada hewan , morfologi merupakan cabang ilmu yang mengupas tuntas terkait
bentuk dari tumbuhan juga. Tentunya hewan dan tumbuhan mempunyai karakteristik yang
berbeda.
- Morfologi tumbuhan
Tempat hidup tumbuhan berbeda-beda mulai dari tempat kering, berair sampai lembab.
Tentunya tumbuhan pun beradaptasi sesuai dengan tempat dimana dirinya hidup.
Contoh mudahnya yaitu pada kaktus dimana bentuk daun dari kaktus berduri. Hal ini
disebabkan karna tumbuhnya kaktus adalah di tempat kering. Selain itu akar kaktus juga
panjang dimana memiliki fungsi untuk bisa mencari air di tanah.
Konsep morfologi terbagi menjadi 2 yaitu MORFEM dan ALOMORF, berikut penjelasannya ;
Pengertian Morfem
Morfem ada dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
Morfem bebas
Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata. Morfem
bebas {di}, {lari}, {lihat}, {pandang}, dan {orang}, dapat berdiri sendiri sebagai kata.
Morfem Terikat
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata. Morfem
terikat baru memiliki makna setelah bergabung dengan morfem yang lain yang
biasanya berupa morfem bebas. Morfem {ber-}, {di-}, atau {me-}, sebagai
morfem terikat,baru bermakna apabila muncul bersama morfem lainnya, seperti pada
kata berlari, dilihat, memandang.
Morfologi merupakan bagian dari linguistic yang berhubungan dengan kajian kata, struktur
internalnya dan sebagian maknanya. Morfologi juga mencakup bagaimana pengguna bahasa
tertentu memahami kata-kata kompleks dan menemukan item-item leksikal yang baru. Karena
morfologi berkaitan dengan bentuk kata maka morfologi juga berhubungan dengan fonologi
(yang menunjukan bagaimana kata dilafalkan), dan terkait pula dengan kajian leksikal karena
pola-pola yang diteliti dan dikaji oleh morfologi digunakan untuk membentuk kata-kata baru.
Lebih jauh lagi, morfologi juga berhubungan dengan semantic karena memiliki kaitan dengan
makna kata.
Sintaksis merupakan penguasaan atas suatu bahasa yang mencakup kemampuan untuk membangun frase atau
kalimat yang berasal dari kata. Sintaksis bersama-sama dengan morfologi merupakan bagian dari subsistem tata
bahasa atau gramatika. Morfologi menyelidiki struktur intern kata. Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh
morfologi adalah morfem, sedangkan yang paling besar berupa kata.
Sementara sintaksis menyelidiki struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frase hingga
kalimat. Dengan kata lain, sintaksis merupakan studi gramatikal struktur antarkata, atau tegasnya menyelidiki seluk-
beluk frase, klausa, kalimat, dan wacana. Jadi, kata dalam morfologi merupakan satuan yang paling besar
sedangkan dalam sintaksis merupakan satuan yang paling kecil.
Struktur intern setiap kata pada kalimat di atas dibicarakan dalam morfologi, misalnya:
Struktur antarkata dalam kalimat di atas dibicarakan dalam bidang sintaksis, misalnya:
Begitu juga pembicaraan tentang hubungan antara kata gadis dengan kata itu dalam frase gadis itu, dan hubungan antara
kata baju dengan kata baru dalam frase baju baru termasuk dalam bidang sintaksis.
wacana
kalimat
klausa
frase
kata
morfem
Satuan wacana, kalimat, klausa, dan frase, dibicarakan dalam sintaksis atau termasuk bidang sintaksis sedangkan
satuan kata dan morfem dibicarakan dalam morfologi atau termasuk bidang morfologi:
Sintaksis :
wacana
kalimat
sintaksis
klausa
frase
morfologi:
kata
morfem
Setelah Anda mempelajari uraian di atas, tentu Anda melihat seolah-olah adanya batas yang tegas antara
sintaksis dengan morfologi, yaitu morfologi merupakan lanjutan dari sintaksis. Apakah benar hal itu? Marilah kita
perhatikan kata-kata di bawah ini:
1. tidak jujur
2. tidak mampu
3. tidak indah
4. tidak beres
5. tidak sesuai
Apakah dari nomor satu sampai dengan nomor lima di atas itu kata atau frase, dan termasuk bidang
morfologi atau bidang sintaksis? … Ya, benar pendapat Anda itu, bahwa kata-kata di atas itu adalah frase karena
kata-kata itu berupa kumpulan kata, dan termasuk bidang sintaksis. Bila kata-kata di atas Anda lekatkan afiks ke-
an yang berupa simulfiks maka akan terjadi seperti di bawah ini:
1. ketidakjujuran
2. ketidakmampuan
3. ketidakindahan
4. ketidakberesan
5. ketidaksesuaian
Kata-kata di atas itu termasuk bidang morfologi karena kata-kata tersebut sebagai satuan yang terbentuk dari
13nsure-unsur:
1. ke-an dan tidak jujur
Pembicaraan tentang satuan gramatik yang salah satu dari unsurnya berupa afiks, termasuk dalam bidang
morfologi, sedangkan pembicaraan tentang satuan gramatik yang semua unsurnya berupa kata, atau frase, atau
klausa, atau kalimat termasuk bidang sintaksis.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa morfologi tidak selalu merupakan lanjutan dari sintaksis, tidak
selalu terletak di bawah sintaksis. Bagaimana dengan kata majemuk seperti contoh di bawah ini:
mata kaki,
daya juang,
rumah sakit,
jalan raya?
Jika dilihat dari 13nsure-unsurnya yang berupa kata atau pokok kata , tentu saja kata majemuk seperti di
atas itu termasuk bidang sintaksis, tetapi jika dilihat bahwa satuan-satuan itu mempunyai sifat sebagai kata maka
tentu saja pembicaraannya termasuk morfologi. Hal ini akan dibicarakan nanti pada Bahan Belajar Mandiri tentang
Prose Morfologik.
E. TIPOLOGI MORFOLOGI
Tipologi morfologi adalah klasifikasi bahasa menurut struktur morfologinya. Klasifikasi ini
dikembangkan pertama kali oleh Friedrich von Schlegel dan August von Schlegel, tipologi
morfologi mengelompokkan bahasa berdasarkan cara pembentukan kata dengan
menggabungkan morfem.
Menurut F. Von schlegel, klasifikasi tipologi morfologi atas bahasa- bahasa dunia dibagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu:
Bahasa- bahasa yang berafiks,
Bahasa- bahasa yang berfleksi
Pengertian afiks menurut F. Von Schlegel adalah unsur-unsur yang digabungkan dengan
morfem dasar (stem). Misalnya, kata petani (Bahasa Indonesia) merupakan gabungan afiks/
prefiks pe-an dan kata dasar Stem (tani). Dll..
Von Humboldt mengajukan klasifikasi yang didasaran pada empat kelas bahasa dunia, yaitu
Bahasa isolatif (Cina dan Indo-Cina), Bahasa Aglutinatif (Tartar, Turki, Fin), Bahasa fleksi
(Indo- Eropa); dan, Bahasa inkorporatif (Amerindian).
Von Humboldt dalam bukunya yang berjudul: Ueber die kawisprace auf der Insel
Java yang diterbitkan tahun 1836- 1840 (3 Jilid) menjelaskan bahwa ciri utama kelas
bahasa inkorforatif adalah penggunaan melimpah afiks- afiks yang dalam bahasa- bahasa
lain biasanya dinyatakan dalam beberapa kata. Seluruh konstruksi kata bergantung pada
sebuah predikat verbal. Bahasa inkorporatif menggabungkan sebuah kata kerja (Verba),
dengan subjek, objek dan bermacam- macam keterangan menjadi sebuah kata. Istilah
korporatif kemudian disamakan dengan istilah polisintetis sehingga bahasa inkorporatif
disamakan dengan bahasa polisintetis.
a. Bahasa- bahasa monosilabis.