Anda di halaman 1dari 2

TUGAS

OBJEK KAJIAN LINGUISTIK

Nama Individu : Astari Vitri Wulandari (311510091)


Nama Kelompok : Astari Vitri Wulandari
Fitri Wulandari Chandra
Siti Yuliana
Kelas/Semester : B Sore/V
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Metode Penelitian Bahasa dan Pembelajarannya
Dosen Pengampu : Al Ashadi Alimin, M. Pd.

MORFOLOGI

A. Pengertian Morfologi
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar
bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi berasal dari kata morphologie yang
diambil dari bahasa Yunani “morphe” dan “logos”. Morphe berarti bentuk dan
logos berarti ilmu. Jadi, morfologi memiliki makna ilmu tentang bentuk. Sehingga
dapat dikatakan bahwa morfologi adalah suatu ilmu tata bahasa yang mempelajari
tentang seluk beluk bentuk kata.
Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi
semantik (Ramlan, 1985). Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang
mencakup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem (Kridalaksana, 1984).

B. Ruang Lingkup Morfologi


Pada dasarnya, didalam morfologi terdapat tiga hal yang menjadi pembahasan
yaitu morfem, morf, dan alomorf. Penjelasannya diuraikan sebagai berikut :

1
1. Morfem
Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang
berarti membedakan arti. Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang
mempunyai makna. Morfem tidak bisa dibagi lagi kedalam bentuk bahasa yang
lebih kecil. Menurut Chaer (1994: 146) morfem adalah satuan gramatikal terkecil
yang mempunyai makna. Contoh morfem : bangsa, satu morfem (bangsa);
kebangsaan, dua morfem (bangsa; ke-an); berkebangsaan, tiga morfem (ber;
bangsa; ke-an).
Morfem terbagi atas dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat :
a) Morfem bebas
Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan memiliki
arti. Contoh : rumah, pulang, jatuh, pergi, kota, senang, takut, ilmu, aku, dan
sebagainya. Morfem bebas tersebut dapat berupa kata dasar, dapat juga
berupa pokok kata.
b) Morfem terikat
Morfem terikat adalah morfem yang selalu melekat pada morfem lain atau
dapat memiliki makna setelah bergabung dengan morfem yang bebas.
Contoh : morfem terikat : ber, ter, me, di, se, -kan, per, -an, -kan, i, -wan, -
man, -wati, ke-an, pe-an, se-nya, dan sebagainya. Morfem “ber” tidak
mempunyai makna, tetapi setelah bergabung dengan kata main menjadi
“bermain” morfem ber- menjadi memiliki makna “sedang melakukan
aktivitas, yaitu bermain”.
2. Morf
Morf merupakan nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
Morf adalah realisasi dari morfem tertentu. Contoh morf : meN, peN, per, ber, ter.
3. Alomorf
Alomorf merupakan variasi bentuk suatu morfem. Dengan kata lain alomorf
adalah perwujudan konkret (didalam penuturan) dari sebuah morfem. Contoh
alomorf : me; men; mem; meng; meny; menge; pe; pen; pem; peng; peny; penge;
pe; per; pel; be; bel; ber; te; ter. Seperti pada kata, menulis, menyambut,
mengecat, penari, bekerja, penyanggah, terikat, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai