1. Prinsip Pertama
Satuan-satuan atau bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologik dan arti atau makna
yang sama merupakan satu morfem.
Contoh :
Sesuai dengan prinsip ini, jelaslah bahwa satuan-satuan merupakan satu morfem apabila
mempunyai struktur fonologi dan arti atau makna yang sama. Maksud dari struktur fonologis
disini adalah urutan fonem. Satuan-satuan dikatakan mempunyai struktur fonologik yang
sama apabila fonem-fonem dana urutan fonemnya sama. Istilah arti dimaksudkan arti
leksikal, sedangkan istilah makna dimaksudkan gramatik.
2. Prinsip Kedua
Contoh:
Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.
3. Prinsip Ketiga
Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar tempat itulah yang disebut distribusi
komplementer.
4 Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan struktur, suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan, maka
kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero.
Misalnya:
1. Ia membeli sepatu.
2. Ia menjahit baju.
3. Ia membaca novel.
4. Ia menulis surat.
5. Ia makan kue.
6. Ia minum teh.
Semua kalimat itu berstruktur SPO, maksudnya S atau subyek ada di muka, diikuti P atau
predikat, diikuti O atau obyek. Predikatnya tergolong ke dalam verba aktif transitif. Lalu pada
kalimat 1, 2. 3, dan 4, verba aktif transitif tersebut ditandai oleh meN-, sedangkan pada
kalimat 5 dan 6, kata verba aktif transitif itu ditandai kekosongan (meN- tidak ada),
kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero.
5 Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk atau satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin
merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila bentuk
yang mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda maknanya, maka tentu saja
merupakan fonem yang berbeda.
Contoh:
Satuan buku pada kalimat 1. a dan 1. b merupakan morfem yang sama karena maknanya
sama. Satuan buku pada kalimat kalimat 2. a dan 2. b bukanlah morfem yang sama karena
maknanya berbeda.
6 Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak dapat dipisahkan merupakan morfem. Ini berarti bahwa setiap
satuan gramatik yang tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan gramatik yang lebih
kecil, adalah morfem. Misalnya, satuan ber- dan lari pada berlari, ter- dan tinggi pada
tertinggi tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan yang lebih kecil. Oleh karena itu,
ber-, lari, ter, dan tinggi adalah morfem.
Klasifikasi-Klasifikasi Morfem
Morfem adalah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian
bagian yang lebih kecil, misalnya, kata putus jika dibagi menjadi pu dan tus, bagian-bagian
itu tidak dapat lagi disebut morfem karena tidak mempunyai makna, baik makna leksikal
ataupun makna gramatikal. Demikian juga medan -kan tidak dapat kita bagi menjadi bagian
yang lebih kecil (Badudu,1985:66). Jadi, morfem adalah satuan bahasa yang paling kecil
yang tidak dapat dibagi lagi dan mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal.
Daftar Pustaka
Ramlan, M. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif (Cetakan Ke-12). Yogyakarta: CV.
Karyono.
Susandi, Umi Tutut, Widyartono Didin. 2018. Morfologi Lanjut-Bahasa dan Pengajaran.
Internet. (diakses 2021 Agustus 30, pukul 23:10 WIB) Tersedia pada :
https://nanopdf.com/download/morfologi-lanjut-bahasa-dan-pengajaran_pdf