Handphone, tantangan
3. Bunyi Aspirasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke luar lewat rongga
mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h].
Contoh :
Bunyi [p] pada awal kata bahasa inggris <peace> terdengar sebagai bunyi [ph], sehingga
ucapannya menjadi [pheis].
4. Bunyi Eksplosif, yaitu bunyi ketika udara dilepas setelah dihambat total. Hal ini terjadi karena
penghentian aliran udara di daerah artikulasi tertentu, sehingga udara terhambat dan menciptakan
suatu bunyi.
Contoh :
Konsonan [t] dan [d] di daerah rongga-gigi dan konsonan [b] dan [p] di daerah bibir.
5. Bunyi Retrofleksi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah ditarik ke belakang
segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan [r].
Contoh :
Bunyi [k] pada kata < kertas > terdengar sebagai bunyi [kr], sehingga ucapannya menjadi [kertas].
Jadi, bunyi [k] telah diretofleksikan.
6. Bunyi Labialisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara kedua bibir dibulatkan dan
disempitkan segera atau ketika bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi sertaan [w] pada
bunyi utama.
Contoh :
Bunyi [t] pada kata < tujuan > terdengar sebagai bunyi[tw] sehingga lafalnya [twujuan]. Jadi,
bunyi [t] dikatakan dilabialisasikan.
7. Bunyi palatisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara tengah lidah dinaikkan mendekati
langit-langit keras (palatum) segera atau ketika bunyi sertaan [y]. Contoh: bunyi [p] pada kata
terdengar sebagai bunyi [py] sehingga ucapannya menjadi [pyara]. Jadi, bunyi [p] telah diplatisasi.
Contoh :
Bunyi [p] pada kata < piara > terdengar sebagai bunyi [py] sehingga ucapanya menjadi [pyara].
Jadi, bunyi [p] telah dipalatalisasi.
8. Bunyi Glotalisasi, yaitu bunyi dihasilkan dengan ketika glotis ditutup sesudah bunyi utama diucapkan
sehingga [V?].
Contoh :
Bunyi [a] pada kata , < akan > terdengar sebgai bunyi [a?], sehingga ucapanya menjadi [a?kan].
9. Bunyi Nasalisasi, yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan kesempatan arus
udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat bunyi utama diucapkan, sehingga terdengar bunyi
sertaan [m].
Contoh :
Bisa terjadi pada konsonan hambatan bersuara, yaitu [b], [d], dan [g], sehingga menjadi [mb],
[nd], [kg].