Anda di halaman 1dari 4

FONETIK TAHAPAN KOMUNIKASI, PROSES

PEMBENTUKAN , DAN TRANSKRIPSI FONETIS

Oleh :
NENG ERLI ERLINA
JURUSAN : PBI semester II
TAHAPAN KOMUNIKASI
 Tahap Linguistik adalah tahap pemilihan unsur yang sesuai dengan ide dari otak
 Tahap Fisiologis adalah gerakan-gerakan pada alat ucap sedemikian rupa sehingga
memunculkan tekanan udara di sekelilingnya berpotensi menimbulkan fonesi
 Tahap Akustik adalah udara yang diakibatkan oleh gerakan alat ucap dan menimbulkan
gelombang bunyi yang merambat keluar

 Tahapan Komunikasi
 Tahapan komunikasi yang menjadi cakupan fonetik adalah tahap fisiologis (yaitu
ketika O1 meproduksi bunyi), tahap akustis (yaitu ketika gelombang bunyi bergerak
dari alat ucap O1 menuju alat dengar O2), dan tahap Fisiologis (yaitu ketika
gelombang bunyi didengar oleh alat dengar O2 sebagai bunyi). Tahap linguistik
pada O1 dan O2 tidak termasuk dalam bahasan fonetik karena sudah menyangkut
neoronologi (khususnya neurolinguistik).

 Proses Pembentukan Bunyi


 Bunyi apa saja termasuk bunyi bahasa, pada dasarnya adalah getaran atas benda
apa saja karena adanya energi yang bekerja. Gerakan ini disadari sebagai bunyi
apabila getaran ini cukup kuat dan dihantarkan kealat dengar oleh udara sekitar.
Proses pembentukan bunyi bahasa juga demikian. Sumber energi utamanya
adalah arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul
pada pita suara sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan
gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa sehingga menimbulkan
perbedaan/perubahan rongga udar yang terdapat dalam mulut dan/atau hidung.
Sarana yang utama dalam proses pembentukan bunyi bahasa adalah: (1) Arus
Udara, arus udara yang menjadi sumber utama pembentukan bunyi bahasa yang
merupakan hasil kerja alat atau organ tubuh yang dikendalikan oleh otot-otot
tertentu atas perintah saraf-saraf otak. Apakah arus udara menuju keluar dari
paru-paru (arus udara egresif), dan arus udara ke dalam atau menuju paru-paru
(arus udara ingresif). (2) Pita Suara, pita suara merupakan sumber bunyi. Ia
bergetara dan digetarkan oleh udara yang keluar atau masuk paru-paru. Pita suara
terletak dalam kerongkongan (larynx) dalam posisi menfatar dari muka (anterior)
ke belakang (posterior). dan (3) Alat Ucap, organ-organ tubuh yang disebut alat
ucap itu bekerja seperti pada proses ketika melakukan fungsi utamanya masing-
masing.

 Organ tubuh yang digunakan sebagai alat ucap dapat dibagi menjadi tiga
komponen, yaitu: (a) Komponen Supraglotal, komponen ini terdiri tiga rongga yang
berfungsi sebagai lubang resonansi dalam pembentukan bunyi, yaitu: (1) rongga
kerongkongan (faring), (2) rongga hidung, (3) rongga mulut. (b) Komponen Laring,
laring dengan kerja pita suara inilah yang berfungsi sebagai klep yang mengatur
arus udara antara paru-paru, mulut, dan hidung. (c) Komponen Subglotal,
komponen subglotal ini terdiri atas paru-parukiri, dan kanan, saluran bronchial, dan
saluran pernapasan (trakea). Fungsi utama komponen ini adalah pernapasan,
yaitu mengalirkan udara dari dan ke paru-paru. Proses pengaliran udara yang
berganti-ganti arah (ke dalam dan keluar) ini disebabkan oleh berkembang
kempisnya kedua paru-paru yang berongga.

 Transkripsi Fonetis
 Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Labang
bunyi atau lambang fonetis (phonetic symbol) yang sering dipakai adalah lambang
bunyi yang ditetapkan oleh The International Phonetic Assosiation (IPA), yaitu
persatuan para guru bahasa yang berdiri sejak akhir abad ke-19, yang didirikan
untuk mempopulerkan metode baru dalam pengajaran bahsa yang lebih
menekankan pada pengajaran bahasa lisan. Sistem lambang yang digunakan
oleh IPA ini lazim di sebut The International Phonetic Alphabet yang disebut IPA.
Dalam pembahasan bab tiga ini penulis juga memberikan bahan pendalaman
tentang pembicaraan fonetik serta deskripsi untuk para mahasiswa lebih
mendalami materi tersebut.

Alat-alat Ucap
 Paru-paru berfungsi mengidap zat pembakaran untuk disalurkan ke dalam darah dan
menyalurkan zat asam arang ke luar tubuh
 Pita suara berfungsi menjaga agar tidak ada benda apa pun yang masuk kesaluran
pernapasan
 Lidah berfungsi memindahkan makanan yang akan atau sedang dikunyah dan merasakan
makanan yang akan ditelan
 Gigi berfungsi melumat makanan yang akan masuk ke perut sehingga memudahkan kerja
pencernaan
Komponen Supraglotal
1. Rongga kerongkongan yang terletak di atas laring ini merupakan tabing dan di bagian
atasnya bercabang dua, yang berwujud rongga mulut dan hidung berperan sebagai tabung
udara yang akan turut bergetar apabila pita suara menimbulkan getaran pada arus udara
yang lewat dari paru-paru
2. Rongga hidung bentuk dan dimensinya yang relative tetapi dalam kaitannya dengan
pembentukan bunyi mempunyai fungsi sebagai tabung resonansi. Bunyi yang keluar
melalui rongga hidung saja disebut bunyi nasal, dan yang keluar melalui rongga mulut saja
disebut bunyi oral, dan yang keluar melalui rongga hidung dan rongga mulut disebut bunyi
dinasalisasi
3. Rongga mulut rongga yang paling penting diantara ke 3 rongga yang ada pada rongga
supraglotal. Selain dimensi dan bentuknya yang sangat bervariasi, bunyi-bunyi ujar
dihasilkan dari rongga mulut ini sangat banyak dan bervariasi. Hal ini karena keterlibatan
lidah, bibir, dan juga rahan yang mudah digerakkan. Bagian-bagian alat ucap yang terdapat
dalam rongga mulut yang bisa digerakan disebut articulator
4. Bibir atas (labium) biasa disentuh oleh bibir bawah
5. Gigi atas (dentum) biasa disentuh oleh bibir bawah, ujung lidah dan daun lidah
6. Pangkal gigi atas (alveolum) biasa disentuh oleh ujung lidah dan daun lidah
7. Langit-langit keras (palatum) biasa disentuh oleh ujung lidah dan daun lidah
8. Langit-langit lunak (velum) bisa disentuh oleh belakang lidah
9. Anak tekak (uvula) biasa disentuh oleh lidah
10. Artikulasi bilabial (bibir bawah dan bibir atas)
11. Artikulasi labio-dental (bibir bawah dan gigi atas)
12. Artikulasi inter-dental (gigi bawah dan gigi atas)
13. Artikulasi apiko-dental (ujung lidah dan gigi atas)
14. Artikulasi lamino-dental (daunl idah dan gigi atas)
15. Artikulasi lamino-alveolar (daun lidah dan pangkal gigi)
16. Artikulasi lamino- palatal (daun lidah dan langit-langit keras)
17. Artikulasi dorso-palatal (pangkal lidah dan langit-langit lunak)
18. Artikulasi dorso-velar (pangkal lidah dan langit-langit lunak)
19. Artikulasi dorso uvular (pangkal lidah dan anak tekak)
20. Artikulasi oral (penutupan arus udara ke rongga hidung oleh anak tekak)
21. Artikulasi radiko-faringal (akar lidah dan dinding tenggorokan)
Komponen Laring
 Laring berfungsi sebagai klep yang mengatur arus udara antara paru-paru, mulut, dan
hidung. Kinerja pita suara dilaringlah yang mengakibatkan penggolongan bunyi bahasa
menjadi bunyi bersuara (hisup)dan bunyi tidak bersuara.
Komponen Subglotal
 Komponen ini berfungsi untuk pernapasan, yaitu mengalirkan udara dari paru-paru.
Ada 2 macam pernapasan yaitu :
 Pernapasan biasa memiliki frekuensi mulai dari penarikan,pengembusan dan penghentian
berkisar antara 10 sampai 200 kali per menit bergantung pada karbondioksida dan darah
 Pernapasan berbicara fase penarikan nafas lebih cepat, sedangkan penghembusannya
lebih lambat.

Transkripsi Fonetis
Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Berikut ini
adalah sebagian dari beberapa daftar secara selektif lambang-lambang fonetik yang
diperkirakan terdapat dalam bunyi bahasa indonesia dan dengan penyesuaian seperlunya.

Anda mungkin juga menyukai