Ilmu studi linguistika mengkaji dari beberapa bahasa yang ada. Sehingga
ilmu studi linguistika muncul dari berbagai cara untuk menentukan bahasa. Maka
dari itu ilmu tersebut mengacu dalam pembidangan linguistik. Dalam
pembidangan linguistik juga terbagi menjadi 3 yaitu (1) mikrolinguistik yang di
dalamnya terdapat bidang teoretis, (2) makrolinguistik yang di dalamnya
terdapat bidang interdisipliner, bidang terapan, (3) sejarah linguistika. Dalam
pembidangan terdapat sejarah perjalanan dari pembentukan ilmu bahasa.
Sejarah linguistik pada zaman yunani memiliki tradisi yang melewati beberapa
tahap yang berbeda-beda dan telah berkali-kali mengubah dorongan utama dan
arahannya, karena peka terhadap perkembangan dalam situasi-situasi di
dorongan tersebut. (Robins,1967:14). Pada abad ke-6 dan abad ke-5 SM bangsa
yunani termasuk zaman klasik, sehingga bangsa-bangsa sudah terbiasa
mengunakan bahasa lain seperti berbahasa mengunakan bahasa yunani. Maka
dari itu masyarakat yunani ingin mengusir dari perlawanan penjajah dengan cara
mempersatukan semua rakyat yunani untuk bersatu darah dan bersatu bahasa.
Bahasa yunani memiliki banyak filosof-filosof dari pra-Sokrates adalah seorang
ahli retorika yang artinya seorang yang sedikit-sedikit mendapatkan sumber yang
pasti. Filosof dari Aristoteles adalah seorang yang ahli dengan karya-karya plato
dan bahasa. Filosofi ini membahas tentang masalah-masalah yang bersifat
kontroversial dan ia membedakan jenis kelamin dengan menggunakan tiga kata
yang berbeda yaitu Kaum Stoik yang berkembang pada abad ke -4 S.M. Seperti
membahas tentang studi bahasa yang logika dan tata bahasa.
Dalam bagian dari linguistik fonetik suatu ilmu yang mengkaji tentang alat
ucap manusia. Sehingga fonetik mempelajari tentang bunyi bahasa dengan
menyesuaikan pelafalan serta meneliti sisi akustiknya. Sehingga adanya bunyi
bahasa dapat diamati dengan baik. Bunyi bahasa mempunyai beberapa
pandangan yaitu (1) mencari bukti untuk mengetahui sebuah hasil yang telah di
lakukan dengan menggunakan alat-alat ucap. Yang (2) mengidentifikasi sebuah
ciri-ciri yang terdapat pada bentuk gelombang-gelombang bunyi yang sedang
aktif, yang melibatkan dari sumber suara pembicara, pendengaran seseorang.
Serta (3) sesuatu yang memengaruhi alat pendengar manusia dan suatu
penggunaan bunyi yang berkesinambungan. Sehingga beberapa bunyi bahasa
yang sesuai dengan pandangan, fonetik juga memiliki bidang yang cabang yaitu
fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris. Fonetik artikulatoris
adalah sebuah ilmu yang mempelajari sebuah bunyi dengan menyesuaikan alat-
alay ucap manusia dalam pengucapan sebuah kata. Sedangkan fonetik akustik
yang mempelajari sebuah ciri-ciri tentang anggota bunyi bahasa serta
menpelajari tentang bidang studi linguistik. Fonetik auditoris yaitu sebuah
cabang ilmu bunyi yang menyesuakan pendengaran manusia yang bertujuan
untuk mengetahui tanggapan seseorang. Maka dari itu sebuah bunyi yang
menghasilkan akan mempunyai beberapa tahap dan aturan masing-masing.
Sehingga bunyi tersebut saling berkesinambungan dari beberapa pandangan dan
bidang yang terdapat pada bunyi tersebut. Fonetik sangat berkesinambungan
dengan ilmu fonemik, morfofonemika karena kedua ilmu tersebut saling
membahas tentang alat ucap manusia yang menghasilkan sebuah bunyi dari
ucapan tersebut. Fonemik adalah fonem, yaitu suatu cabang ilmu linguistika yang
mempelajari tentang cara menyelidiki suatu bentuk bunyi terkecil dalam sebuah
bahasa. Dengan cara tersebut dapat mengetahui sebuah arti dari bunyi yang
mengandung sebuah bahasa. Sehingga dalam bidang fonem mempunyai
lambang huruf untuk mempermudahkan menentukan kata seperti pada huruf
dua (kh,ng, dan sy) dan ada pula yang di lambangkan dengan menggunakan
beberapa huruf (e) menjadi kata renyah, lemah, dan enak. Dalam kelompok
fonem terdiri dari fonem segmental, fonem suprasegmental, dan alofon. Fonem
segmental yaitu sebuah suara yang melalui pita suara dan sebuah bunyi bahasa
yang berada pada suku kata. Fonem suprasegmental adalah sebuah satuan bunyi
yang memiliki tekanan, nada, ataupun tanda jeda. Alofon ialah sebuah fariasi
dalam memposisikan sebuah kata. Sehingga ilmu linguistik dalam bidang fonemik
sangat berperan penting bagi kehidupan karena sebuah kata walaupun cara
penulisananya hampir sama tetapi cara untuk lafalkan itu berbeda. Maka sebuah
pelafalalan harus diperhatikan menyesuaikan dalam bentuk kata, agar tidak
menimbulkan kekeliruan dalam makna. Makna kalimat adalah penyelidikan yang
memberikan uraian dalam bahasa manapun sehingga mudah dipahami dari
berbagai pihak. Konteks ekstraliguistis adalah kata yang mempunyai arti sama
tetapi dala bahasa linguistik mempunyai sebuatan tersendiri.
Dalam studi linguistika mempunyai kunci dari ilmu linguistika yang terdapat
padat terminologi. Terminologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang istilah
dan penggunaan linguistika. Istilah dalam ilmu linguistika ialah lingua yang
berarti ilmu bahasa, dan memiliki kata serupa menurut de Saussure yaitu langue
yang berarti bahasa sebagai sistem, langage sebagai sifat khas makhuk hidup,
sedangkan palore yang berarti bahasa sebagai tuturan secara konkret. Walaupun
bahasa di dunia berbeda-beda, tetapi ilmu linguistika memiliki keterkaitan satu
sama lainnya. Dalam kehidupan di dunia mempunyai keterkaitan seperti suatu
sistem, sistemis, aturan, tuturan,dan bahasa. Ilmu bahasa adalah sarana
berkomunikasi dengan seseorang yang di lakukan setiap hari, pengunaan ilmu
bahasa antara lain dengan fungsi dari Fenotik yang membahas tentang alat ucap
manusia sangat di perlukan, Adapula fungsi fonologi yang mempelajari tentang
bunyi, Maka dari itu ilmu bahasa dengan cara pengunaannya sangat berberkaitan
untuk sarana berkomunikasi dengan seseorang.
Referensi:
Robins, R.H. 1996. Sejarah Singkat Linguistik. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
http://bentarabahasa.blogspot.com/2007/12/perkembangan-linguistik-di-
Indonesia.html?m=1