Anda di halaman 1dari 8

Ilmu Studi linguistika

Siti Nur Alifah/18020074018/PC

Ilmu studi linguistika mengkaji dari beberapa bahasa yang ada. Sehingga
ilmu studi linguistika muncul dari berbagai cara untuk menentukan bahasa. Maka
dari itu ilmu tersebut mengacu dalam pembidangan linguistik. Dalam
pembidangan linguistik juga terbagi menjadi 3 yaitu (1) mikrolinguistik yang di
dalamnya terdapat bidang teoretis, (2) makrolinguistik yang di dalamnya
terdapat bidang interdisipliner, bidang terapan, (3) sejarah linguistika. Dalam
pembidangan terdapat sejarah perjalanan dari pembentukan ilmu bahasa.
Sejarah linguistik pada zaman yunani memiliki tradisi yang melewati beberapa
tahap yang berbeda-beda dan telah berkali-kali mengubah dorongan utama dan
arahannya, karena peka terhadap perkembangan dalam situasi-situasi di
dorongan tersebut. (Robins,1967:14). Pada abad ke-6 dan abad ke-5 SM bangsa
yunani termasuk zaman klasik, sehingga bangsa-bangsa sudah terbiasa
mengunakan bahasa lain seperti berbahasa mengunakan bahasa yunani. Maka
dari itu masyarakat yunani ingin mengusir dari perlawanan penjajah dengan cara
mempersatukan semua rakyat yunani untuk bersatu darah dan bersatu bahasa.
Bahasa yunani memiliki banyak filosof-filosof dari pra-Sokrates adalah seorang
ahli retorika yang artinya seorang yang sedikit-sedikit mendapatkan sumber yang
pasti. Filosof dari Aristoteles adalah seorang yang ahli dengan karya-karya plato
dan bahasa. Filosofi ini membahas tentang masalah-masalah yang bersifat
kontroversial dan ia membedakan jenis kelamin dengan menggunakan tiga kata
yang berbeda yaitu Kaum Stoik yang berkembang pada abad ke -4 S.M. Seperti
membahas tentang studi bahasa yang logika dan tata bahasa.

Zaman Romawi yang membahas tentang kelanjutan zaman yunani, yang


membahas tentang morfologi adalah sistem fleksi yang mengenai nomina yang
mengenai sesuatu, dan verba yang mengenai pernyataan. Lalu di lanjutkan pada
zaman pertengahan, yang membahas tentang kaum modiste. Modiste adalah
pola pikir yang mengarah pada semantik, yang didasari pada logika dan
penalaran. Di lanjutkan pada pada zaman Reneisans, yang mengarah pada
gerakan keagamaan yang terputus. Lalu di lanjutkan pada zaman modern yang
mengarah pada zaman di era sekarang. Di masa ini banyak orang yang tertarik
menggunakan bahasa yang dikenal, sehingga sejarah bahasa pada zaman ini
sangat berkembang pesat. Dan itu membuat bahasa di luar eropa sangat
memberikan perhatian di negara eropa. Akhirnya pada lingustik pada abat ini
cenderung pada linguistik pada sejumlah peristiwa sejarahnya. Linguistik eropa
bisa di katakan sebagai penjuru tempat sejarah linguistik yang memiliki banyak
pengetahuan dan banyak yang menganut pada keberadaan artefak dan berbagai
karya-karya pendahulu mereka. Dari sejarah singkat perjalan ilmu studi
linguistika membentuk hakikat dan ruang lingkup. Dalam pebentukan tersebut
linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang ilmu bahasa. Linguistik umum
mempunyai perbedaan yaitu ilmu kajian ilmiah bahasa dan ilmu yang
mempelajari sebuah bahasa. Linguistik umum juga dapat di kenali dari perilaku
manusia dan kemampuan manusia. Linguistik deskriptif, historis, Komporatif
merupakan sejumlah pokok bahasan yang termasuk dalam kajian bahasa.
Linguistik deskriptif yang membahas cara-cara penerapan bahasa, Linguistik
historis yang membahas perkembangan suatu perubahan bahasa, dan linguistik
komparatif yang membahas perbandingan-perbandingan antara dua bahasa.
Filologi ialah ilmu tentang bahasa kebudayaan, hubugan filologi dengan
linguistik sangat erat dan mempunyai banyak kesamaan. Implikasi adalah ilmu
yang patut berkembang dalam kajian bahasa. Implikasi mempunyai prinsip ilmu
yaitu ketuntasan yang membahas tentang bahan yang relevan, konsistensi yang
membahas bagian dari pertentangan kedua prinsip,kehematan yang membahas
pencakupan dalam generalisasi. Penerapan praktis merupakan bahasa dan cara
untuk menganalisis serta mendeskripsikan bentuk dan fungsi bahasa dianggap
sebagai bahan yang sesuai untuk kajian akademis, tanpa adanya konsekuensi
lain. (Robins,1992:12) tanggapan saya dari kutipan tersebut adalah meneliti
bentuk dan fungsi suatu bahasa yang di anggap sesuai dengan kajian akademis
dan tidak ada akibatnya.Tataran-tataran analisis adalah bahasa yang susah di
pahami, sehingga untuk memahami membutuhkan topik-topik yang sering di
dengar. Bahasa dan komunikasi adalah mempunyai keterkaitan yang sangat erat
karena bahasa dan komunikasi di lakukan sehari-hari tanpa seseorang
menyadarinya. Bagian linguistik yaitu fonologi yang mempelajari tentang
bunyi,gramatika yang membahas tentang ciri-ciri fonetis,Semantik yang
mempelajari tentang dunia luar bahasa, fonetik yang membahas tentang alat
ucap manusia.

Dalam bagian dari linguistik fonetik suatu ilmu yang mengkaji tentang alat
ucap manusia. Sehingga fonetik mempelajari tentang bunyi bahasa dengan
menyesuaikan pelafalan serta meneliti sisi akustiknya. Sehingga adanya bunyi
bahasa dapat diamati dengan baik. Bunyi bahasa mempunyai beberapa
pandangan yaitu (1) mencari bukti untuk mengetahui sebuah hasil yang telah di
lakukan dengan menggunakan alat-alat ucap. Yang (2) mengidentifikasi sebuah
ciri-ciri yang terdapat pada bentuk gelombang-gelombang bunyi yang sedang
aktif, yang melibatkan dari sumber suara pembicara, pendengaran seseorang.
Serta (3) sesuatu yang memengaruhi alat pendengar manusia dan suatu
penggunaan bunyi yang berkesinambungan. Sehingga beberapa bunyi bahasa
yang sesuai dengan pandangan, fonetik juga memiliki bidang yang cabang yaitu
fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris. Fonetik artikulatoris
adalah sebuah ilmu yang mempelajari sebuah bunyi dengan menyesuaikan alat-
alay ucap manusia dalam pengucapan sebuah kata. Sedangkan fonetik akustik
yang mempelajari sebuah ciri-ciri tentang anggota bunyi bahasa serta
menpelajari tentang bidang studi linguistik. Fonetik auditoris yaitu sebuah
cabang ilmu bunyi yang menyesuakan pendengaran manusia yang bertujuan
untuk mengetahui tanggapan seseorang. Maka dari itu sebuah bunyi yang
menghasilkan akan mempunyai beberapa tahap dan aturan masing-masing.
Sehingga bunyi tersebut saling berkesinambungan dari beberapa pandangan dan
bidang yang terdapat pada bunyi tersebut. Fonetik sangat berkesinambungan
dengan ilmu fonemik, morfofonemika karena kedua ilmu tersebut saling
membahas tentang alat ucap manusia yang menghasilkan sebuah bunyi dari
ucapan tersebut. Fonemik adalah fonem, yaitu suatu cabang ilmu linguistika yang
mempelajari tentang cara menyelidiki suatu bentuk bunyi terkecil dalam sebuah
bahasa. Dengan cara tersebut dapat mengetahui sebuah arti dari bunyi yang
mengandung sebuah bahasa. Sehingga dalam bidang fonem mempunyai
lambang huruf untuk mempermudahkan menentukan kata seperti pada huruf
dua (kh,ng, dan sy) dan ada pula yang di lambangkan dengan menggunakan
beberapa huruf (e) menjadi kata renyah, lemah, dan enak. Dalam kelompok
fonem terdiri dari fonem segmental, fonem suprasegmental, dan alofon. Fonem
segmental yaitu sebuah suara yang melalui pita suara dan sebuah bunyi bahasa
yang berada pada suku kata. Fonem suprasegmental adalah sebuah satuan bunyi
yang memiliki tekanan, nada, ataupun tanda jeda. Alofon ialah sebuah fariasi
dalam memposisikan sebuah kata. Sehingga ilmu linguistik dalam bidang fonemik
sangat berperan penting bagi kehidupan karena sebuah kata walaupun cara
penulisananya hampir sama tetapi cara untuk lafalkan itu berbeda. Maka sebuah
pelafalalan harus diperhatikan menyesuaikan dalam bentuk kata, agar tidak
menimbulkan kekeliruan dalam makna. Makna kalimat adalah penyelidikan yang
memberikan uraian dalam bahasa manapun sehingga mudah dipahami dari
berbagai pihak. Konteks ekstraliguistis adalah kata yang mempunyai arti sama
tetapi dala bahasa linguistik mempunyai sebuatan tersendiri.

Sedangkan ilmu morfofonemik yaitu suatu perubahan bentuk bunyi


terkecil yang terjadi, sehingga mengakibatkan suatu bentuk bahasa yang terkecil
bertemu dengan salah satu bahasa terkecil lainnya. Maka akan mengakibatkan
suatu bunyi bahasa mempunyai perubahan bentuk kata. Karena pada dasarnya ilmu
morfofonemik sangat berhubungan dengan beberapa bentuk fonem, morfem,
morfemis, dan Morfologis. Dalam ilmu morfofomemik, fonem berfungsi sebagai suatu
bentuk pengambaran suatu objek yang sedang di kaji dengan acuan dari berbagai
faktor, sehingga beberapa faktor tersebut saling berhubungan dengan bunyi-bunyi
lainnya. Morfem adalah suatu bentuk bahasa terkecil yang mempunyai bentuk tidak
berubah-ubah sehingga bentuk bahasa tersebut tidak dapat dikelompokkan. Morfemik
ialah suatu cara untuk menyelidiki suatu bahasa ke dalam suatu bentuk pengambaran
objek, sehingga dapat membentuk sebuah kata yang sesui dengan ilmu pengetahuan
makhluk hidup. Morfologis yaitu suatu ilmu yang mempelajari suatu bentuk bahasa yang
terkecil dan dapat di gabungkan dengan beberapa bentuk bahasa. Maka dari itu proses
perubahan bunyi dalam ilmu morfofonemika mempunyai hubungan dengan adanya
pemunculan suatu fonem, pelepasan fonem, peluluhan pada fonem, perubahan fonem,
dan suatu pengrgeseran fonem. Sehingga dapat di simpulkan bahwa suatu perubahan
suatu bunyi sangat berkesinambungan dengan suatu bahasa.
Sehingga dari kajian fonetik yangmemiliki kesinambungan dari fonemika
dan morfofonemika berfungsi sebagai alat ucap manusia serta bunyi dari ucapan
tersebut mengacu terhadap perkembangan linguistik di indonesia. Karena
sebelum adanya tulisan masyarakat masih menggunakan alat ucap sebagi modal
komunikasi. Dalam perkembangan linguistik di indonesia kata Historiografi.

Historiografi di indonesia mempunyai beberapa periode, periode yang


pertama yaitu Periode Dominasi Tradisional yang di tulis oleh Joannes Roman
pada abad tiga sebelum 1965. Joannes menulis berawal dari tata bahasa melayu
dengan menggunakan istilah bahasa belanda (Latin), yaitu: namen (benda),
voornamen (kata ganti), woorden (kata kerja), bijwoorden (kata keterangan),
voorzettingan (kata depan), koppelingan (kata sambung), inwurpen (kata seru)
(Kridalaksana, 2002:4). Dalam tata bahasa tradisional mendasarkan pada bahasa
yunani, Romawi dan Latin dan lebih mengutamakan bahasa tulisan dalam aturan
kebahasaannya. Tetapi tak semua bahasa hanya bisa di tulis, melainkan dengan
menggunakan lisan.

Pada periode selajutnya yaitu, Periode Dominasi Struktural (1965 sampai


1985-an). Di Di dalam kurikulum 1975 mempunyai berbagai mata pelajaran
bahasa indonesia di bagi pokok-pokok bahasan yang telah terbagi menjadi 9
kebahasaan yaitu berbagai tata bunyi, tata bentukan, tata kalimat, paragraf, gaya
bahasa, kosa kata, diskusi,sastra dan menulis. Maka dari itu perkembangan ilmu
linguistik di indonesia tidak dibatasi berbagai objek dalam bahasa indonesia. Dan
menjadi landasan satuan kebahasaan yang telah di rancang menjadi konsep
struktural.Periode yang ke tiga yaitu periode transformasional yang mengarah
pada morfologi dan sintasis, yang mempekuat landasan dan lebih mengarah
pada teori transformasional. Dalam periode ketiga mengacu pada sintaksis yang
terbagi menjadi sintaksis frasa, sintaksis kalausa, dan sintaksis kalimat. Sintaksis
frasa yaitu terdiri dari S (subjek), P (predikat), O (objek) dan K (keterangan).
Sintaksis frasa adalah sebuah gabungan dari dua kata maupun lebih yang berupa
kalimat dengan memiliki fungsi tertentu. Sehingga Sintaksis frasa adalah suatu
bentuk kata yang memiliki bagian yang memiliki bagian dari segi fungsi yang
sangat luas. Sehingga dalam sintasis frasa membahas beberapa frasa yaitu frasa
nominal, frasa adposisional, frasa ajektival, dan frasa adverbial. Frasa nomial
adalah suatu ungkapan makna yang mempunyai pokok kelas kata. Frasa
adposisional yaitu suatu cara untuk memperkenalkan bahasa yang berupa kata.
Sedangkan Frasa ajektival ialah bentuk ungkapan makna inti dari kata seperti
kata (kurang, lebih, sangat). Frasa adverbial adalah suatu frasa yang merupakan
bentuk ungkapan yang memiliki inti dari kata adverbia dan divikatornya seperti
kata ( amat). Maka dari itu bentuk dari kata sintasis frasa memiliki tujuan yang
sama yaitu membentuk sebuah kata tetapi memiliki fungsi frase yang berbeda-
beda.
Jika sintaksis klausa adalah ilmu yang mempelajari tentang tata letak
bahasa. Dalam ilmu linguistika, sebuah bidang tata letak bahasa sangat di
perlukan, untuk membentuk sebuah kata dengan benar dan baku. Sehingga
sintaksis klausa sangat berperan penting untuk menjadi pedoman tentang tata
letak bahasa. Maka dari itu, dalam aturan sintaksis klausa mempunyai kaidah-
kaidah tentang bahasa yaitu terdiri dari subjek (S), predikat (P), bisa juga disertai
objek (O) dan keterangan (K). Untuk membentuk sebuah kalimat dalam suatu
bahasa. Dalam bidang ilmu sintaksis klausa dapat di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan menggunakan bahasa yang benar dengan menyesuiakan
kaidah –kaidah bahasa. Karena jika seseorang menggunakan tutur bahasa yang
baik serta menyesuaikan dengan kaidah-kaidah yang ada. Sehingga jika di
sampaikan akan mempermudah dipahami oleh seorang yang mendengarkannya.
Maka dari itu ilmu linguistika dalam bidang sintaksis klausa adalah sebuah ilmu
yang mengatur sebuah tata letak bahasa yang yang bersifat saling mengaitkan
bahasa, menjadi sebuah kalimat yang baik, runtut, jelas dan baku.
Sintaksis kalimat adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur kalimat
hingga akan membentuk sebuah kalimat yang baku. Sintaksis kalimat juga
mengkaji dari sintaksis frasa, sintaksis klausa menjadi sebuah agar dalam proses
pembentukan kalimat sesui dengan tata bahasa serta aturannya. Sehingga
dalam pembentukan sintaksis kalimat ini menghasilkan struktur ilmu sintaktika
frasa, sintaktika klausa dan sintaktika kalimat. Dalam struktur ilmu sintaktika
kalimat akan membentuk sebuah kata terjadi dalam struktur sintaktika frasa, dan
sintaktika klausa, selah itu akan menjadi sebuah kata yang sesui dengan
struktur,sehingga jika di satukan akan membentuk sebuah kalimat yang baku.
Maka dari itu sintaksis kalimat mempunyai hubungan dari sintaksis frasa dan
sintaksis klausa yang berkesimbungan dalam pembentukan kalimat yang baik
dan benar. Maka dari itu, dalam periode ke tiga sintaksis ini mempunyai
hubungan yang saling terkait dengan ilmu morfemika.
Morfemik adalah suatu kata yang dapat di samakan dengan morfologi
sinkronik. Di dalam morfemik terdapat morfem yang berfungsi sebagai satuan
gamatikal terkecil. Sehingga dalam bahasa mofem berfungsi untuk
membandingkan suatu bentuk suatu kata dengan bentuk kata yang lainnya.
Morfem juga terbagi menjadi empat yaitu morfem bebas dan terikat, morfem
utuh dan terbagi, morfem segmental dan nonsgmental, morfem nol.Sehingga
dalam pembentukan morfemis mempunyai beberapa proses yaitu prefiks, sufiks,
infiks, dan konfiks.
Periode yang ke empat yaitu Periode Warna-warni teori. Pada periode ini
masih tergolong pada teori dasar tradisional dan periode ini masih meneliti
bahasa indonesia pada peristiwa linguistik. Periode ini juga bisa di katakan
periode yang terakhir. Di dalam periode ini mempunyai bebagai macam kajian
seperti teori struktural, transformasional, pragmatik, psikoliguistik,sosiolinguistik
dan ekologilinguistik. Dari periode warna-warni teori juga mengkaji sebuah ilmu
pragmatik. Pragmatik adalah suatu ilmu linguistika yang mempelajari tentang
bahasa serta mengkaji suatu penggunaan bahasa. Sehingga ilmu tentang bahasa
dan cara penggunaan bahasa dapat di pahami dalam ilmu pragmatik, ilmu
tersebut dapat pelajari dengan bentuk ucapan, suatu kalimat yang mendukung,
arti dari bentuk kebahasaan. Terdapat cara yang mudah untuk memahami yaitu
memberikan suatu bahasa dengan menggunakan suatu kalimat sederhana
sehingga mempermudahkan untuk mengaitkan suatu suatu kalimat. Dalam ilmu
pragmatik juga mempunyai acuan dalam penggunaan suatu bahasa. Seperti
dalam bidang kajian pragmatik yaitu terdiri dari deikis, praanggapan, tindak
tutur, dan implikatur percakapan. Deikis yaitu suatu fungsi yang mengaraah pada
sesuatu di luar kebahasaan. Praangapan ialah suatu bentuk syarat yang sangat di
perlukan untuk menentukan kalimat baku maupun tidak baku. Tindak tutur
adalah suatu kalimat pertanyaan seperti (apa, siapa, bagaimana ). Implikatur
percakapan yaitu sebuah arti dalam kalimat yang dapat di pahami walaupun
kalimat tersebut masih kurang untuk di ungkapkan. Dapat di simpulkan bahwa
ilmu pragmatik dapat di pelajari dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan
setiap hari secara tidak langsung sudah menerapkan bahasa dan penggunaannya.
Dalam kehidupan sehari-hari ilmu pragmatik sangat berhubungan dengan ilmu
dikotomi dalam studi lingistika.

Dikotomi linguistika yaitu mempelajari tentang perbandingan dua hal yang


berbeda dengan sudut pandang yang lain secara kontras distigtif yang berbeda
dan saling bertentangan dalam studi linguistika. Dikotomi linguistika yang terjadi
di antaranya :

1. Langue dan Parole


Langue yang membahas tentang suatu yang dimiliki seseorang yang ada
di luar pemikiran orang tersebut. Dan parole yang membahas tentang
pentuturan seseorang dan mengandung dari kombinasi seseorang yang
menuturkan kemauannya dengan cara tidak bergantung, dan
pendeskripsikan kombinasi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa langue
dan parole tidak mempunyai kesamaan dalam studi linguistika atau biasa
dikatakan bertentangan dalam studi linguistika.
2. Historis dan Tipologis
Historis yaitu suatu kajian yang menitik beratkan sejarah linguistika dan
berhubungan dengan masa lampau. Sedangkan tipologis adalah suatu
usaha dengan menggunakan metode yang tertata dan secara resmi untuk
menjawab pertanyaan seseorang yang baru mempelajari sebuah bahasa.
3. Sinkronis dan Diakronis
Sinkronis adalah suatu peristiwa yang berkaitan dengan keterbatasan
suatu masa dan tidak hubungannya dengan perkembangan historis.
Dimana diakronis adalah suatu pendekatan tentang bahasa dengan cara
menyesuiakan perkembangan pada jangka waktu panjang. Dan
memilikisifat yang sama dengan historis.
4. Deskriptif dan Preskriptif
Deskriptif adalah menjelaskan secara terperinci tentang pemakaian
bahasa dengan cara menganalisis sebuah deskripsi. Preskriptif sama
seperti normative yaitu mengenai suatu bahasa dan mempunyai tujuan
untuk mengatur suatu peraturan dalam pemakaian suatu bahasa.
5. Murni dan Terapan
Murni yang membahas tentang fonetik ,fonologi, morfologi, sintaksis, dan
sematik dalam cabang ilmu linguistika. Sedangkan dalam terapan adalah
suatu penerapan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang merujuk pada
pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, dan lain-lain.
6. Sintagmatis dan Paradigmatis
Sintagmatis adalah tidak berhubungan dari suatu urutan satuan-satuan
dalam suatu garis lurus hingga dapat menjadikan proses yang nyata
dalam suatu inti yang berbeda dengan jangka waktu tertentu.
Paradigmatis adalah suatu yang berhubungan dapat digunakan dengan
cara barter yaitu suatu bagian bahasa beserta tingkatannya.

Dalam studi linguistika mempunyai kunci dari ilmu linguistika yang terdapat
padat terminologi. Terminologi adalah suatu ilmu yang membahas tentang istilah
dan penggunaan linguistika. Istilah dalam ilmu linguistika ialah lingua yang
berarti ilmu bahasa, dan memiliki kata serupa menurut de Saussure yaitu langue
yang berarti bahasa sebagai sistem, langage sebagai sifat khas makhuk hidup,
sedangkan palore yang berarti bahasa sebagai tuturan secara konkret. Walaupun
bahasa di dunia berbeda-beda, tetapi ilmu linguistika memiliki keterkaitan satu
sama lainnya. Dalam kehidupan di dunia mempunyai keterkaitan seperti suatu
sistem, sistemis, aturan, tuturan,dan bahasa. Ilmu bahasa adalah sarana
berkomunikasi dengan seseorang yang di lakukan setiap hari, pengunaan ilmu
bahasa antara lain dengan fungsi dari Fenotik yang membahas tentang alat ucap
manusia sangat di perlukan, Adapula fungsi fonologi yang mempelajari tentang
bunyi, Maka dari itu ilmu bahasa dengan cara pengunaannya sangat berberkaitan
untuk sarana berkomunikasi dengan seseorang.
Referensi:

Robins,R.H,1992,Linguistik Umum sebuah pengantar.Yogyakarta.,Penerbit


Konisius

Verhabar,J.W.M,1996,Asas-Asas Linguistik Umum . Yogyakarta.,Penerbit Gadjah


Mada University Press.

de Saussure, F. 1988. Pengantar Linguistik Umum . Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Kridaklasana, H, 2008. Kamus Linguistik . Jakarta : Gramedia

Robins, R.H. 1996. Sejarah Singkat Linguistik. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Lyons, j.1995. Pengantar Teori Linguistik . Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka


Utama

http://bentarabahasa.blogspot.com/2007/12/perkembangan-linguistik-di-
Indonesia.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai