Kelas : 03SIDP003
Disusun Oleh :
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Sejarah Psikologi Sastra ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada bidang studi Sastra Indonesia dengan mata kuliah Sejarah Sastra
Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Sejarah Psikologi Sastra bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Siti Maemunah, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen bidang studi Sastra Indonesia dengan mata kuliah Psikologi Sastra
yang telah memberikan tugas ini sehingga kami mendapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi lewat pikiran, moral maupun materi sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami menyadari, makalah yang
telah ditulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sastra menjadi sebuah bentuk kegiatan kreatif yang dijadikan sebagai objek
atau alat untuk menyampaikan pesan serta perasaan manusia kepada orang lain
atau para pembacanya. Munculnya pendekatan psikologi sastra disebabkan oleh
meluasnya perkenalan sarjana-sarjana sastra dengan ajaran-ajaran Freud yang
mulai diterbitkan dalam bahasa Inggris, terutama The Interpretation of Dreaming
(Penafsiran Mimpi) dan Three Contributions to a Theory of Sex (Tiga Karangan
tentang Teori Seksualitas) dalam dekade menjelang perang dunia (Hardjana,
1984:59).
Ada beberapa konsep dasar dan kriteria pelaksanaan psikologi sastra salah
satu nya kebebasan individu penulis sangat dihargai, dan kebebasan pencipta juga
mendapat tempat yang istimewa. Pendekatan psikologis yang bertolak dari asumsi
dari karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa pada kehidupan manusia
dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam makalah ini. Adapun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari psikologi sastra?
2. Bagaimana sejarah psikologi sastra?
3. Apa saja pendekatan psikologi sastra?
1.3 Tujuan
Tujuan ini disesuaikan dengan rumusan masalah di atas, maka
penyesuaian tersebut dapat menghasilkan tujuan ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari psikologi sastra.
2. Untuk mengetahui sejarah dari psikologi sastra.
3. Untuk mengetahui pendekatan apa saja dalam psikologi sastra.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang artinya “tulisan
yang mengandung instruksi atau pedoman”. Dalam hal ini sastra lebih cenderung
ke arah fiksi atau merujuk pada kesusastraan, yaitu karya sastra penulisan yang
mengandung keindahan dan unsur sendiri, seperti puisi, drama, dan esai.
Jadi, Psikologi sastra merupakan ulasan dari karya sastra yang dipercaya
mampu memggambarkan proses dan kreativitas dari segi kejiwaan. Dalam
memberi sebuah ulasan terhadap karya, psikologis merupakan hal utama yang
harus dipahami, sebab seberapa jauh campur tangan psikologi pengarang dan
kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dalam
menghadirkan tokoh yang diperkirakan nanti nya akan terlibat dengan aktivitas
kejiwaan.
Psikologi sastra tidak bertujuan untuk menjadi solusi dari masalah psikologi
praktis. Menurut Nyoman Kutha Ratna, tujuan psikologi sastra adalah memahami
aspek aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra.
4
2.2 Sejarah Psikologi Sastra
Sejak zaman Yunani Kuno, sudah banyak yang menaruh perhatian terhadap
kebesaran para ahli pikir dan pujangga waktu itu. Mereka dianggap sebagai orang-
orang yang luar biasa, yang berbicara dan bertingkah laku di luar kesadarannya.
Lalu, banyak di antaranya yang menghubungkannya, bahwa yang dialami para
pujangga itu adalah keadaan antara neurotik dan psikosis.
Salah seorang perintis psikologi sastra yang lain adalah I.A. Richard.
Karyanya yang berjudul Principles of Literary Cristicism (1924) sering digunakan
sebagai sumber rujukan tokoh angkatan sesudahnya. Ia sangat menekankan
pentingnya hakikat pengalaman sastra terpadu (unified nature of literary
experience), seperti yang dilakukan psikologi gestalt. Di sisi lain, ia menentang
anggapan seni untuk seni. Alasannya, bahwa seni hanya akan dapat bermakna jika
ia mampu berkomunikasi dengan pembacanya.
Pada tahap kedua, adakah karya sastra itu mengandung data-data psikologi.
Kritikus melacak dan mengungkapkan kebenaran teori psikologi yang diterapkan
pengarang menunjukkan persamaan dan memisahkan hubungan antara pengarang
dan karyanya.
5
Dalam hal ini pembaca dianggap sebagai objek sasaran pengarang. Kritikus
bertugas menunjukkan unsur-unsur yang memberikan kepuasan dan daya pikat
karya sastra yang bersangkutan dan mengapa karya itu memberikan pengaruh
tertentu kepada pembacanya.
Dari lahirnya psikologi sastra, terdapat beberapa pendapat dari para ahli tentang
Psikologi sastra, sebagai berikut:
6
Selain pengertian dari para ahli, psikologi sastra memiliki hubungan yang erat
karena hubungan yang mengemukakan bahwa karya sastra dipandang sebagai
gejala psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh
jika kebetulan teks berupa prosa atau drama, sedangkan jika berbentuk puisi maka
akan disampaikan melalui larik-larik dan pilihan kata yang khas,Roekhan (dalam
Aminudin, 1990)
1. Pendekatan Ekspreif
Pendekatan ini mengnkaji karya sastra yang difokuskan pada
pelaku, penulis, atau sastrawan tersebut sebagai pencipta karya tersebut.
Dengan pendekatan ini, yang dapat menilai sebuah karya sastra sebagai
suatu ekspresi dari pencipta. Pendekatan ini menekankan pada aspek
psikologis penyair yang memproyeksikan kreativitas dalam karya.
2. Pendekatan Objektif
Objektif menjadi salah satu pendekatan psikologi sastra . Melalui
ini, pendekatan hanya terfokus pada aspek instrinsik karya sastra dan
dipandang mempunyai suatu fakta tersendiri. Jadi, pendekatan ini fokus
pada suatu karya sastranya
3. Pendekatan Moral
Pendekatan psikologi sastra lainnya yaitu dengan pendekatan
moral. Yang menjadi pembahasan terhadap suatu karya sastra dengan
kritik yang membangun para pembaca serta memberikan rasa dan arti dari
refleksi moralitas atau norma estetika.
7
4. Pendekatan Sosiologi Sastra
Seperti yang kita ketahui, manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia
ini, mereka memiliki atau bahkan harus berhubungan satu dengan yang
lainnya, manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu berpijak tanpa bantuan
siapapun. Pendekatan yang memahami sebuah karya yang berkondisikan
realitas, aspek sosial, dan lingkungan. Pendekatan ini memengaruhi karena
ada keberadaan karya sastra yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi sastra yaitu kajian teori konsep psikologi yang di
terapkan pada karya sastra pada pengarang dan penokohan, penerapan
nya pun lebih memberikan pada aspek-aspek kejiwaan yang
terkandung pada suatu karya sastra.
Penelitian psikologi sastra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian dilakukan
analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu
menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian
ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk
melakukan analisis.
Struktur kepribadian manusia, terdiri dari tiga unsur, yaitu ide, ego dan
superego.
9
DAFTAR PUSTAKA
Retno, Devita. 8 Hubungan Antara Psikologi dan Sastra Melalui Analisis Karya
Sastra.Diakses dari
https://dosenpsikologi.com/hubungan-antara-psikologi-dan-sastra
Sejarah Psikologi Sastra. (2011, September 24). Diakses dari
http://raihaswatullahtifany.blogspot.com/2011/09/sejarah-psikologi-
sastra.html?m=1
Suminto. (2022). Psikologi Sastra: Pengertian-Tujuan dan Contohnya.
Diakses dari
https://haloedukasi.com/psikologi-sastra
10