Npm: 2088201066
MK: Sanggar Bahasa dan Sastra
1. Pengertian Sanggar
2. Pengertian Bahasa
3. Pengertian Sastra
4. Pengertian Sastra Lisan
5. Pengertian Sastra Tulisan
6. Konsep keterhubungan antara sanggar bahasa dan sastra
Jawab
1. Pengertian Sanggar
Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau
sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan.
Selama ini suatu tempat dengan nama “sanggar” biasa digunakan untuk kegiatan
sebagai berikut:
1) Sanggar ibadah: tempat untuk beribadah biasanya di halaman belakang rumah
(tradisi masyarakat Jawa zaman dulu).
2) Sanggar seni: tempat untuk belajar seni (lukis, tari, teater, musik,
kriya/kerajinan dll).
3) Sanggar kerja: tempat untuk bertukar fikiran tentang suatu pekerjaan.
4) Sanggar anak: tempat untuk anak-anak belajar suatu hal tertentu di luar
kegiatan sekolah, dll.
Selain sanggar ada juga yang namanya kursus. Sanggar dan kursus adalah sama-sama
merupakan lembaga pelatihan dan keduanya termasuk kedalam jenis pendidikan
nonformal, tetapi antara sanggar dan kursus memiliki perbedaan, adapun perbedaan
tersebut adalah:
2. Pengertian Bahasa
Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki
manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya
kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Semua bahasa
bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna
tertentu.
Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000–7.000 bahasa. Namun,
perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi
antara bahasa dan dialek.
Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat
disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil,
sebagai contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia
bersifat independen terhadap modalitas. Sebagai konsep umum, “bahasa” bisa
mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat mempelajari dan menggunakan
sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang
membentuk sistem tersebut atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari
aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk
menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.
Bahasa lisan dan bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur
bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau
morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem
digabungkan untuk membentuk frasa dan penyebutan.
3. Pengertian Sastra
Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan
berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang
imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis
melalui media bahasa.
Pengertian di atas diperkuat oleh Sumardjo & Saini (1997: 3) yang berpendapat
bahwa Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Mengapa bentuknya dapat berupa imajinasi atau justru data real secara
bersamaan? Karena terdapat jenis Sastra non-imajinatif atau non-fiksi. Kategori ini
mengambil data real berupa berita atau sejarah, lalu mengemasnya dalam tulisan
estetis agar lebih menggugah pembacanya.
Pengertian sastra secara umum adalah bentuk suatu karya yang sangat indah baik
itu tulisan atau lisan. Pengertian asal mula Sastra adalah merupakan sebuah kata
serapan dari bahasa sangsakerta yaitu Sastra yang memiliki arti “teks yang
mengandung instruksi” atau Pedoman, arti dari ‘Sas’ yang memiliki arti instruksi
atau berupa ajaran dan arti dari ‘tra’ yang memiliki arti alat atau sarana. Di dalam kata
bahasa indonesia di gunakan menuju ke bahasa kesusastraan atau jenis tulisan yang
terdapat makna tertentu atau meiliki keindahan tertentu.
Sastra di bagi menjadi dua bagian yaitu prosa dan puisi. Prosa merupakan sebuah
karya sastra yang tidak terikat. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memiliki
ikatan dengan kaidah ataupun aturan tertentu. Contoh sastra prosa diantaranya adalah
Novel, Cerita atau Cerpen, dan Drama. Contoh sastra puisi diantaranya adalah Puisi,
Pantun, dan juga Syair.
Jadi, pada dasarnya dua bentuk sastra ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain
sebagaimana dalam konsepsi A. Theeuw (1983) bahwa dari segi sejarah maupun
tipologi adalah tidak baik jika dilakukan pemisahan antara sastra lisan dan sastra tulis.
Keduanya harus dipandang sebagai kesatuan dan keseluruhan sehingga tidak boleh
lebih mengutamakan satu dari pada yang lain. Sebaliknya, dua jenis karya sastra ini
seyogianya saling mendukung dan melengkapi untuk lebih memperkaya khazanah
kesusastraan bangsa. Karena pada hakikatnya sastra lisan merupakan sumber utama
bagi penciptaan sastra tulisan sebagaimana sastra lama merupakan penunjang lahirnya
sastra modern. (penulis: anonim)
Ada berbagai tujuan sanggar bahasa dan sastra Indonesia. Tujuan ini meliputi
aspek kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan), dan afektif (sikap). Tujuan
ini dibedakan atas jangka pendek dan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek sanggar bahasa dan sastra Indonesia adalah membina siswa
dan guru (atau warga sekolah lainnya) untuk mengetahui dan aktif dalam mengelola
kegiatan bahasa Indonesia, misalnya majalah sekolah, majalah dinding, penyuntingan,
kepewaraan, dan pidato. Selain itu, sanggar bahasa dan sastra Indonesia bertujuan
untuk membina siswa dan guru (atau warga sekolah lainnya) untuk mengetahui dan
aktif dalam mengelola kegiatan sastra Indonesia misalnya apresiasi puisi, apresiasi
cerpen, drama radio, dan drama panggung.
Tujuan jangka panjang sanggar bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai sarana
untuk menumbuhkan kreativitas, jiwa mandiri, kritis siswa dan guru (atau warga
sekolah lainnya).
Orang-orang yang terlibat dalam sanggar bahasa dan sastra Indonesia harus kreatif.
Mereka merupakan orang-orang kreatif yang mempunyai ide atau produk kreatif,
selalu berproses kreatif dan terlibat dalam lingkungan kreatif.
Sanggar bahasa dan sastra Indonesia dikembangkan berdasarkan beberapa prinsip.
Prinsip itu adalah
a) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
sanggar dan lingkungannya;
b) beragam;
c) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
d) relevan dengan kebutuhan kehidupan;
e) menyeluruh dan berkesinambungan;
f) belajar sepanjang hayat.
Dalam pelaksanaan sanggar bahasa dan sastra Indonesia menggunakan beberapa
prinsip. Prinsip itu adalah
a) didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta sanggar untuk
menguasai potensi yang berguna bagi dirinya;
b) dilaksanakan dengan menegakkan lima pilar belajar;
c) memungkinkan peserta sanggar mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan,
pengayaan, percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan
kondisi peserta;
d) dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta sanggar yang saling menerima
dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat;
e) dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia,
sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar;
f) dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan secara optimal.