193 - 210
p-ISSN 1412-0712, e-ISSN 2527-8312, DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v18i2.15508
How to cite (in APA Style): Nugroho, R.D., & Suryawati, T., Zuliastutik, H. (2018). Analisis kesalahan
dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa Jepang dalam pembelajaran BIPA. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra, 18(2), doi:10.17509/bs_jpbsp.v18i2.15508
Article History: Received (30 july 2018); Revised (23 September 2018); Accepted (01 October 2018).
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kesalahan penulisan dan upaya
mengidentifikasi penyelesaian kesalahan penulisan karya ilmiah pada mahasiswa Setsunan yang belajar
bahasa Indonesia di Universitas Dr. Soetomo. Untuk mengkaji masalah penelitian, teori yang digunakan
berkaitan dengan penggunaan bahasa baku dan benar, EYD dan analisis kesalahan sebagai teori utama.
Metode yang digunakan yaitu deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahawa faktor
kesalahan penulisan terdapat pada kesalahan ejaan, tata bahasa dan sistematika. Kesalahan ejaan meliputi
kesalahan penulisan huruf kapital, kecil dan miring. Kedua, kesalahan tata bahasa meliputi pemborosan
penggunaan kata, penggunaan kalimat yang tidak tepat, tidak sampai sasaran dan tidak tuntas, serta
penggunaan verba pasif di yang tertukar dengan fungsi awalan di sebagai kata depan. Ketiga, kesalahan
sistematika penulisan meliputi tebal tipisnya huruf, koherensi, jarak antarsubbab dan ketidaktuntasan
kalimat. Upaya penyelesaian kesalahan penulisan agar tidak terulang kembali dengan cara merealiasikan
pembuatan modul penulisan karya ilmiah dengan bahasa yang sederhana dilengkapi dengan penjelasan
sistematika, format dan substansi karya ilmiah.
Kata kunci: BIPA, ejaan, karya ilmiah, sistematika penulisan, tata bahasa
Abstract: This study aims to identify the factors of writing errors and efforts to identify errors in writing
scientific papers on Setsunan students who study Indonesian at the University of Dr. Soetomo. To
examine research problems, the theory used relates to the use of standard and correct language, EYD
and error analysis as the main theories. The method used is descriptive-qualitative. The results of the
study show that the writing error factors are in spelling errors, grammar and systematics. Spelling errors
include capital letters, small and italics. Second, grammatical errors include wasteful use of words, use of
sentences that are not right, not up to target and incomplete, and the use of passive verbs in which are
confused with the prefix function as a preposition. Third, systematic writing errors include the thickness
of letters, coherence, distance between letters and incompleteness of sentences. Efforts to resolve
writing errors are not repeated again by realizing the creation of a module of scientific writing with a
simple language equipped with a systematic explanation, format and substance of scientific work.
Keywords: BIPA, spelling, scientific work, systematic writing, gramma
selanjutnya tidak akan koheren atau terdiri dari tiga aspek, yakni aspek
berkesinambungan. Penulisan karya perencanaan, pelaksanaan dan
ilmiah dapat dikatakan sulit atau tidak problematik. Aspek perencanaan
mudah bukan hanya bagi mahasiswa tergambar dari silabus dan tata kelola
sendiri, melainkan juga dialami oleh (sesuai dengan aspek instruksional
pembelajar asing, mahasiswa Setsunan pembelajaran BIPA). Kedua, aspek
yang belajar bahasa Indonesia di Unitomo. pelaksanaan terdata dari kegiatan
Berdasarkan pengalaman yang telah pembelajaran yang dilakukan di kelas dan
dilakukan oleh pengajar, ada beberapa di luar kelas (tutorial dan kunjungan).
faktor yang mempengaruhi mereka sulit Ketiga, aspek problematik terbagi atas
untuk memahami dan menulis karya perencanaan dan pelaksanaan. Dalam
ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi
Kendala pertama adalah karena perbedaan dua, yaitu problem nonkebahasaan dan
kemampuan bahasa Indonesia yang masih problem kebahasaan.
berada di level dasar atau belum Selanjutnya, berkaitan dengan
menengah, membuat pengajar harus kondisi psikis, Sudaryanto (2016,p.3-5)
menyampaikan dengan bahasa Indonesia mengemukakan bahwa menulis karya ilmiah
yang mudah, sehingga penjelasan- terkadang dapat dipengaruhi oleh keadaan
penjelasan yang rinci dalam penelitian psikis, sehingga tidak jarang hambatan
akhirnya di-skip atau dikurangi. Kedua, psikologis yang terendap di dalam jiwa
dalam penelitian terkadang mahasiswa dapat diidap oleh para guru, dosen atau
tidak langsung mengerti apa yang mahasiswa dalam memulai membuat karya
disampaikan oleh seorang dosen. Ketiga, ilmiah. Hambatan pertama yang biasanya
penulisan ejaan dan kalimat bahasa muncul adalah adanya anggapan bahwa
Indonesia yang ditulis seperti bahasa tulisannya jelek, sehingga ada perasaan malu.
ibunya, terkadang mempengaruhi artinya Ada rasa tidak percaya diri di dalamnya.
sehingga maknanya tidak mudah Hambatan kedua yang biasanya muncul
dipahami. Keempat, sering kali dari adalah karena tidak ada minat, meski hanya
penelitian yang ditemukan, banyak menulis yang biasa-biasa saja, sehingga
mahasiswa yang tidak menggali kajian muncul keinginan tidak mau menulis.
pustaka sebagai landasan dalam Akibatnya, kebiasaan positif menulis tidak
menganalisis. Beberapa hal inilah yang ada. Lalu, hambatan ketiga yang biasanya
menjadi tantangan peneliti untuk meneliti muncul adalah adanya anggapan menulis
faktor-faktor penyebab kesulitan dengan baik tidak mampu. Jangan-jangan
mahasiswa Setsunan Jepang, angkatan ke- tulisannya tidak mudah dipahami karena
13 semester gasal tahun akademik tidak memperhatikan EYD. Akibat
2017/2018 serta mencari solusi agar anggapan ini, persepsi negatif tidak dapat
mereka dapat menulis karya ilmiah dengan menulis akan tertanam dalam jiwa.
baik dan antusias. Hambatan di atas harus dikikis.
Penelitian terdahulu tentang Beliau menyatakan jangan malu! Kikislah rasa
pembelajaran BIPA telah dilakukan oleh malu yang tidak pada tempatnya itu, karena
Azizah et al (2012). Pembahasan penelitian ini adalah hal positif yang berefek bila
ini adalah deskripsi pembelajaran BIPA ditekuni. Selanjutnya peningkatan kemauan
program CLS (Critical Language Scholarship) harus ditempa dan ditempa, karena
di Universitas Negeri Malang. Hasil mewujudkan kemauan menulis karya ilmiah
penelitian ini adalah pembelajaran BIPA bukanlah hal yang memalukan tapi juga
tahun 2012 memiliki spesifikasi yang harus ada kemauan tekad. Terakhir, jangan
memfokuskan pada pembentukan pula membiasakan diri bersifat negatif
kemampuan berkomunikasi lisan. Secara menghakimi diri sendiri bahwa saya tidak
khusus, penyelenggaraan pembelajaran mampu dan akhirnya menyerah.
bahasa yang memiliki stabilitas intern dan menyatakan sesuatu sebelum tuturan selesai
mobilitas posisional, yang berarti ia dinyatakan selengkapnya (slip of the tongue
memiliki komposisi tertentu dan secara untuk lisan atau slip of the pen untuk tulisan);
relatif memiliki distribusi yang bebas. 2) error: kesalahan berbahasa akibat penutur
Distribusi yang bebas misalnya dapat dilihat melanggar kaidah atau aturan tata bahasa
dalam kalimat: Saya memukul anjing itu; anjing (breaches of code); dan mistake: kesalahan
itu kupukul; kupukul anjing itu. Hal yang berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam
paling utama dari rangkaian kata-kata yang memilih kata atau ungkapan untuk situasi
dapat berdistribusi bebas sesuai dengan tertentu. Salah satu penanda kesalahan
tataran sintaksis adalah adanya pengertian tersebut dapat dianalisis dari kesalahan
tersirat di balik kata yang digunakan itu. berbahasa tulis, Lan dalam Fatimah
Pengertian tersirat dalam sebuah kata berarti (menggunakan klasifikasi kategori
kata itu mengandung makna dan juga ide. kesalahan sebagai berikut. a) kesalahan
Selanjutnya, bila seseorang morfologi yaitu kesalahan pada
menyadari bahwa kata merupakan alat pembentukan kata, khususnya kosakata
penyalur ide atau gagasan, seyogyanya yang mempunyai morfem-morfem terikat.
seseorang yang mempelajari bahasa harus Kesalahan ini meliputi kesalahan pada
menguasai kosakata. Semakin banyak kata konjugasi kata kerja, deklinasi kata benda,
yang dikuasai seseorang, semakin banyak kata sifat, dan kata ganti, b) kesalahan
pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan sintaksis yaitu kesalahan yang menyangkut
sanggup untuk diungkapkannya. Mereka struktur kalimat. Kesalahan ini meliputi
yang luas kosakatanya, dapat dengan mudah kesalahan pada penempatan kata, reksi
berkomunikasi dengan orang lain. (penguasaan sebuah kata terhadap kata
Di samping penguasaan terhadap lainnya), dan kongruensi (penyesuaian subjek
bahasa dan ejaan, gaya atau dalam retorika dengan kata kerja dalam sebuah kalimat), c)
dikenal dengan sebutan style (Keraf, Kesalahan leksikon yaitu kesalahan dalam
2010,p.112-113) memegang peranan memilih dan menggunakan kosakata dalam
penting dalam penulisan karya ilmiah. Bila sebuah kalimat.
dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah
cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa METODE
memungkinkan kita dapat menilai pribadi, Metode dalam penelitian ini adalah metode
watak dan kemampuan seseorang yang penelitian deskriptif-kualitatif. Di dalam
menggunakan bahasa tersebut. Gaya bahasa penelitian bahasa, metode penelitian
yang baik harus mengandung tiga unsur deskriptif cenderung digunakan dalam
yaitu, kejujuran, sopan-santun dan menarik. penelitian kualitatif, terutama dalam
Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik mengumpulkan data kemudian
pula penilaian orang terhadapnya. Keahlian menggambarkan data secara ilmiah. Lebih
menggunakan alat ini akan mempengaruhi rinci, Djajasudarma (2010,p. 9) berpendapat
jelas tidaknya tulisan. Persoalan gaya bahasa bahwa metode penelitian deskriptif adalah
meliputi semua hierarki kebahasaan, seperti: metode yang bertujuan membuat deskripsi;
pilihan kata secara individual, frase, klausa, membuat gambaran, lukisan secara
kalimat dan bahkan mencakup wacana sistematis, faktual dan akurat mengenai
secara keseluruhan. data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-
Bagi mahasiswa asing kesalahan fenomena yang diteliti. Selanjutnya,
dalam mengungkapkan ide dalam penulisan Moleong (2017,p. 2-7) menambahkan
karya ilmiah dapat dikatakan wajar. Corder bahwa penelitian kualitatif bersifat natural,
dalam Siagian (2017) menyatakan bahwa karena untuk mengkaji dan mengungkap
ada tiga istilah dalam pembatasan kesalahan fenomena subjek yang diteliti diperlukan
berbahasa, yaitu 1) lapses: kesalahan sebuah proses deskripsi alami dan terinci
berbahasa akibat penutur beralih cara untuk lewat uraian kata atau kalimat. Dengan
demikian, hasil dari proses pengungkapan menemukan konsep atau temuan baru
karakteristik atau ciri dari subjek yang penelitian dengan cara mengobservasi dan
diteliti akan jauh lebih akurat dan objektif. menguraikan karakteristik data yang
Sumber data penelitian ini adalah dilakukan secara sistematis atau sesuai
hasil karya ilmiah mahasiswa Setsunan urutan pola melalui suatu proses (Moleong,
angkatan angkatan ke-13 semester gasal 2001: 103). Dalam hal ini teknik analisis data
tahun akademik 2017/2018. Data dalam penelitian ini melalui proses: (1)analisis jenis
penelitian ini adalah portofolio atau dan bentuk data dalam setiap faktor
kumpulan-kumpulan lembar pekerjaan kesulitan penulisan yang meliputi: ejaan, tata
mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah 1, yakni bahasa, kekoherensian dan format
tugas UTS dan tugas UAS. Data penelitian penulisan; (2) analisis solusi dalam setiap
ini dikumpulkan dengan melalui tahapan- faktor kesulitan yang telah dilakukan
tahapan di antaranya: (1) pengumpulan mahasiswa Setsunan dalam menulis karya
tugas-tugas mahasiswa Setsunan dari pra- ilmiah, dan; (3) penyimpulan hasil
UTS & tugas UTS sampai tugas pra-UAS & penelitian.
tugas UAS. Setiap tugas yang dikumpulkan
akan diketahui kemajuannya; (2) HASIL DAN PEMBAHASAN
penjaringan faktor-faktor kesulitan 1. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital,
penulisan seperti: ejaan, tata bahasa, Kecil dan Miring
kekoherensian dan format penulisan, dan; Pada penulisan huruf, kesalahan penulisan
(3) Pengklasifikasian faktor-faktor tersebut terdapat pada penulisan huruf kapital, huruf
agar siap dianalisis. Sebagai gambaran data kecil dan huruf miring. Temuan data
kesalahan penulisan karya ilmiah mahasiswa bersifat variatif, baik UTS maupun UAS
Setsunan divariabelkan menjadi 3 yaitu, hingga keduanya terulang kembali di UTS
variabel ejaan, tata bahasa dan sistematika dan UAS. Berikut adalah uraian data
penulisan. kesalahan penulisan huruf yang dihimpun
Selanjutnya, teknik analisis data dalam tabel beserta analisisnya.
adalah merupakan suatu upaya untuk
latar belakang yang berbunyi: …dengan tersebut baru muncul di UAS. Selanjutnya,
kebiasaan masuk ke Yokusou…. Padahal pada data ke-4, kesalahan awalan penulisan
dalam bahasa Indonesia, kosakata yokusou kosakata terjadi pada kata depan pada yang
memiliki arti bak mandi dan tidak ada menggunakan huruf kapital. Kosakata yang
kaitannya dengan nama diri suatu wilayah dimaksud terdapat pada bab II landasan
atau daerah. Kemungkinan pada saat teori yang juga membahas tentang
menulis, mahasiswa yang mengangkat judul peraturan pengguna sepeda motor. Kutipan
“Perbedaan Mandi antara Jepang dan kalimat tersebut berbunyi: ...tersebut Pada
Indonesia” lupa mengecek kembali istilah persimpangan... Seharusnya, penulisan awalan
asing yang ditulisnya dan belum memahami huruf [P] pada kata depan pada tetap
bahwa istilah asing yang bukan nama diri menggunakan huruf kecil. Kemungkinan
suatu daerah/wilayah tidak perlu ditulis pada saat menulis, mahasiswa tersebut
dengan huruf kapital di awal katanya. mengkopi apa adanya dari artikel orang lain
Kesalahan tersebut terdapat pada tugas dan juga tidak teliti membetulkan ejaan yang
UTS dan tidak terulang di tugas UAS. dikutip. Kesalahan tersebut baru muncul di
Pada data ke-2, kesalahan awalan UAS.
penulisan kosakata yang bukan subbab Terakhir, pada data ke-5, kesalahan
melainkan kosakata yang awalan penulisan kosakata puasa yang bukan
diperikan/dirincikan menggunakan huruf sebagai istilah khusus menggunakan huruf
kapital. Kosakata yang dimaksud terdapat kapital. Kosakata yang dimaksud ditemukan
pada kata angket dalam subbab metode dan dalam bab III (pembahasan) yang berbunyi:
teknik penelitian di bab I yang secara rinci Jadi Puasa juga acara yang terkenal di Surabaya.
berbunyi: 1. Menyebarlukan Angket, 2. Meski merupakan kosakata yang berkaitan
Membagi Angket. Seharusnya, penulisan dengan ibadah wajib umat muslim,
huruf kapital [A] tetap menggunakan huruf seharusnya awalan kosakata puasa tetap
kecil karena bukan penulisan subbab yang ditulis menggunakan huruf kecil, karena
tanpa menggunakan tanda titik (.). bukan sebuah istilah yang asing lagi bagi
Kemungkinan pada saat menulis, pemeluknya. Kemungkinan pada saat
mahasiswa yang mengangkat judul menulis, mahasiswa yang mengangkat judul
“Tentang Sepeda Motor di Surabaya” “Tentang Kebiasaan Orang Islam di
menganggap bahwa unsur kosakata yang Surabaya” kurang memahami bahwa istilah
dirincikan juga perlu ditulis dengan huruf keagamaan yang bukan istilah khusus dan
kapital pada awal penulisan katanya. dikhususkan tidak perlu ditulis dengan
Kesalahan tersebut terdapat pada tugas huruf kapital di awal katanya. Kesalahan
UTS dan terulang di tugas UAS. tersebut terdapat pada tugas UAS.
Pada data ke-3, kesalahan awalan
penulisan kosakata setelah tanda koma (,) b. Kesalahan Penulisan Huruf Kecil
menggunakan huruf kapital. Kosakata yang Pada data ke-1, kesalahan awalan
dimaksud terdapat pada kata gunakanlah penulisan kosakata agama dan gelar
dalam bab II landasan teori. Rupanya kenabian menggunakan huruf kecil.
peneliti mengutip artikel tentang peraturan Kosakata tersebut ditemukan dalam bab
pengguna sepeda motor. Kalimat tersebut latar belakang yang berbunyi: …tentang
berbunyi: …kenakan helm batok, Gunakanlah agama kristen, kedua Karena islam paling….
helm SNI. Seharusnya, penulisan huruf Padahal, setiap awalan kosakata untuk nama
kapital [G] tetap menggunakan huruf kecil agama wajib menggunakan huruf kapital.
karena masih bagian dari klausa yang Penulisan ini ditemukan dalam tugas UTS,
pertama. Kemungkinan pada saat menulis, namun sudah tidak ditemukan lagi di tugas
mahasiswa tersebut mengkopi apa adanya UAS. Hal ini disebabkan penulis sudah
dari artikel orang lain dan tidak teliti mengetahui penulisan yang benar tentang
membetulkan ejaan yang dikutip. Kesalahan nama agama sebagai bentuk penghormatan
kepada pemeluknya, sehingga setiap kali di cover atau halaman sampul dengan judul:
menulis nama agama apapun, penulis telah Tentang Sepeda Motor di Surabaya.
menggunakan huruf kapital di awal kata. Seharusnya, dalam cover judul tersebut
Sebaliknya, untuk penulisan gelar menjadi huruf kapital semua seperti
kenabian, penulis yang menulis judul TENTANG SEPEDA MOTOR DI
penelitiannya dengan “Tentang Kebiasaan SURABAYA. Tim peneliti menduga
Orang Islam di Surabaya”, menulis huruf kesalahan yang terulang dalam data ke-3 dan
kecil dalam awalan katanya. Data ini ke-4 hingga menjelang UAS disebabkan
ditemukan di bab III (pembahasan) dalam karena mahasiswa tidak merevisi catatan
penggalan kalimat berikut: …Nabi dari dosen yang mengoreksi pekerjaannya.
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Tugas Akan tetapi, saat UAS, kesalahan ini sudah
ini ditemukan dalam tugas pra-uas. Tim tidak ditemukan.
peneliti menduga bahwa penulis belum
mengetahui bahwa selain gelar kenegaraan, c. Kesalahan Penulisan Kata Asing
gelar kenabian juga harus ditulis dengan Kesalahan penulisan kata asing
huruf kapital di setiap awalan katanya dengan menggunakan huruf tegak bukan
sebagai bentuk penghormatan. Apalagi, miring juga ditemukan dalam keempat
gelar tersebut melekat dengan nama Nabi. penelitian mahasiswa Setsunan. Semuanya
Pada data ke-2, kesalahan awalan hampir ditemukan di tugas menjelang UAS.
penulisan kosakata urutan kedua subbab Kosakata tersebut antara lain: touring dan
menggunakan huruf kecil. Kosakata sepatu boots pada penelitian yang berjudul
tersebut ditemukan dalam kata masalah pada “Tentang Sepeda Motor di Surabaya”,
subbab B. Rumusan masalah dan kata udeng dan baju Pesaan dalam penelitian
penelitian pada subbab C. Tujuan penelitan. yang berjudul “Pakaian Tradisional Jawa
Dua hal ini hanya terdapat pada tugas UTS. Timur”. Ketiga, kosakata serapan dari
Tim peneliti menduga, kesalahan penulisan bahasa Arab seperti mahabbah
huruf kecil pada kedua subbab yang ada di (kecintaan), ibadah lisaniyah qalbiyah
bab I tersebut karena mereka hanya (lisan dan hati) pada penelitian yang
menerima format yang dosen pengajar berjudul “Tentang Kebiasaan Orang Islam
berikan tanpa pernah bertanya saat di Surabaya”. Keempat, kata Yokusou (bak
diterangkan kenapa harus menggunakan mandi) pada penelitian yang berjudul
huruf kapital untuk awalan kosakata yang “Perbedaan Mandi antara Orang Jepang
ada di setiap subbab, serta tidak terlalu dan Indonesia”. Tim peneliti menduga,
memahaminya. Mereka fokus pada kesalahan penulisan kosakata asing dengan
substansi penelitian masing-masing menggunakan huruf tegak bukan miring,
daripada formatnya. Padahal, setiap awalan karena kurang kebiasaan menulis huruf latin
kosakata yang ditulis di subbab dan tidak dalam membuat sakubun ‘karangan’,
diakhiri dengan pemarkah titik (.), tidak melainkan dengan aksara kana dan kanji.
ditulis menggunakan huruf kecil melainkan Sedangkan dalam penggunaan huruf latin,
huruf kapital. baik bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
Selanjutnya, pada data ke-3 dan ke- pun, setiap kosakata asing yang masuk ke
4, kesalahan terjadi dari tugas UTS hingga dalam bahasa tersebut harus dimiringkan
menjelang UAS. Kesalahan tersebut adalah penulisannya.
penggunaan huruf kecil sebagai awalan kata Berdasarkan analisis tersebut, tim
yang mengawali sebuah kalimat. Kata peneliti menyimpulkan bahwa untuk
tersebut adalah kata selanjutnya yang memahami cara dan situasi penulisan huruf
ditemukan di bab I (latar belakang) dengan kapital, huruf kecil dan kata bercetak miring
penggalan kalimat yang berbunyi: selanjutnya dengan benar, maka wajib bagi penulis asing
tekhnik penelitian ini…. Selanjutnya, untuk sering membaca buku EYD sebelum
kesalahan ke-4 terjadi pada penulisan judul mengerjakan tugas pembuatan karya ilmiah.
Atau, ia dapat menjadikan buku tersebut hilangnya huruf vokal dan konsonan, serta
sebagai pendamping dalam mengerjakan gabungan vokal-konsonan. Kedua,
tugas pembuatan karya ilmiah. Di samping penyisipan huruf yang salah. Ketiga,
itu, apabila dalam penulisan tugas, terdapat kemunculan kosakata asing karena
kesalahan penulisan huruf kapital yang pengaruh grammar setting di komputer dan
ditandai dengan huruf merah, wajib bagi keempat adanya kekeliruan dalam
pembelajar untuk segera berkonsultasi membedakan awalan di sebagai kata depan
kepada dosen pengajar yang bersangkutan dan di sebagai verba pasif. Temuan data
agar tidak segera lupa. terulang di UAS meski mereka sudah
mendapatkan catatan di UTS. Berikut
2. Penulisan Kata adalah uraian data kesalahan penulisan kata
Pada penulisan kata, kesalahan yang dihimpun dalam tabel beserta
penulisan terdapat 4 kasus. Pertama, analisisnya.
a. Hilangnya Vokal dan Konsonan Ketujuh, hilangnya vokal [e] untuk kata
Kesalahan penulisan kata terjadi mengetahui dalam data: untuk lebih
dengan hilangnya vokal dan konsonan. mengtahui pakaian.... Tim peneliti
Data pertama hingga data ketiga adalah menduga, banyaknya vokal sebagai huruf
hilangnya vokal [a] di antara sebuah kata sisipan yang membantu bunyi sebuah kata
yang ditulis. Data ke-1 vokal [a] hilang dapat menghilang, karena mereka
antara huruf konsonan [p] dan [t] pada kata menganggap huruf hidup atau vokal yang
dapat yang ditemukan dalam kalimat: Saya diapit oleh konsonan tertentu seperti [g], [l],
dpat naik sepeda motor…. Data ke-2 vokal [a] [n], [s], [j], [t], [s], [k] dapat dibuat seperti
hilang antara huruf konsonan [g] dan [l] tidak bersuara saat membacanya.
pada kata mengalami yang ditemukan dalam Selanjutnya, hilangnya konsonan
kalimat: saya menglami cedera serius. Data terjadi pada konsonan [g] pada kata sehingga
ke-3 vokal [a] hilang antara huruf konsonan dalam data: …agama Islam, sehinga saya
[n] dan [s] pada kata kepanasan yang ingin…. Kedua, konsonan [h] pada kata
ditemukan dalam kalimat: …mereka tidak ilmiah dalam data: KARYA ILMIA I.
kepansan? Selanjutnya, data keempat ketiga, hilangnya konsonan [n] pada kata
hingga data ketujuh adalah hilangnya vokal kencang, menghindar, dengan dan tentang dalam
[u] di antara huruf konsonan [j] dan vokal data: …dari hujan dan angin kecang, ...tidak
[a] pada kata tujuan dalam data: C. Tujan dapat menghidar dari…, …tertarik degan
Penelitian. Kelima, hilangnya vokal [i] di agama…, Menurut Undang-undang tetang
antara huruf konsonan [t] dan vokal [a] pada sepeda motor…. Keempat, ditambah dengan
kata penelitian dalam data: C. Tujuan hilangnya vokal [a] dan konsonan [s] pada
Penelitan. Keenam, hilangnya vokal [e] di kata menyebarluaskan dengan data:
antara huruf konsonan [s] dan [k] pada kata Menyebarlukan Angket. Tim peneliti
sekolah dalam data: bus untuk pergi skolah. menduga, hilangnya konsonan [g]
disebabkan oleh ketidakseringan penulis Hal lainnya yakni penulisan nama penulis
dalam menulis bunyi konsonan ganda huruf yang seharusnya Masruri menjadi
latin dengan mengulang kembali huruf latin Masururi. Artinya, konsonan [s] yang
yang mendahuluinya. Dalam aksara kana bertemu dengan konsonan [r] adalah kedua
mereka terbiasa menulis bunyi konsonan huruf mati, sehingga agak sulit diucapkan.
ganda dengan tanda っ(tsu kecil). Oleh karena itu, penulis kemudian secara
Selanjutnya, hilangnya konsonan [h] pada tidak sengaja menambahkan huruf hidup
kata ilmiah juga tim peneliti anggap dapat berupa vokal [u], sehingga menjadi suku
terjadi karena ketidakseringan penulis kata terbuka [su] dan mudah dibaca.
mendengar bunyi konsonan [h] sebagai
bunyi yang harus diwujudkan untuk c. Kosakata Asing Muncul karena
mengakhiri sebuah kata. Terakhir, hilangnya Pengaruh Grammar
konsonan [n] yang tersisip di tengah-tengah Kesalahan penulisan kata yang lain
kata hindar, tentang, dengan, dan kencang yakni kemunculan kosakata asing karena
dapat tim peneliti anggap karena penulis pengaruh grammar yang ter-setting bahasa
belum terbiasa menyisipkan konsonan Inggris di laptop salah satu mahasiswa.
tunggal yang sebelumnya diawali dengan Akibatnya, ada beberapa kosakata yang
diakhiri dengan suku kata terbuka seharusnya sudah tertulis tepat
(konsonan-vokal). menggunakan bahasa Indonesia berubah
seketika menjadi bahasa Inggris. Misalnya,
b. Penyisipan Huruf yang Salah kata dan menjadi and, social menjadi social,
Penyisipan huruf yang salah dan religius menjadi religious, servis menjadi service
tidak perlu dapat menihilkan arti kosakata dan Universitas menjadi Universities. Walau
yang ditulis, misalnya kata setiap menjadi sedari awal penulis mengetahui hal tersebut,
setaip, terakhir menjadi teriakhir, dan mereka nampaknya kurang mengindahkan dan
menjadi merelka, program menjadi prpgram serius untuk menyeting laptopnya agar
dan tentang menjadi tentaang. Peneliti berterima menggunakan bahasa Indonesia.
menduga, bahwa penulis tidak teliti dan
tidak berusaha mengecek kembali kosakata
yang ditulisnya dalam tugas karya ilmiah.
Selain itu, ketidaktelitian juga terjadi pada d. Penggunaan Kata Depan dan Verba
penulisan suku kata lu menjadi huruf Pasif Awalan Di
hiragana ru (る)pada kata pendahuluan Kesalahan penulisan kata yang
yang menjadi pendahuruan. Ternyata, terakhir yaitu terbaliknya penggunaan kata
pengaruh bahasa Ibu dengan kebiasaan di sebagai kata depan dan di sebagai unsur
memakai huruf hiragana juga mempengaruhi verba pasif. Hal ini ditemukan pada data
wujud tulisan latin penulis. Apalagi, dalam kalimat yang berbunyi: Metode yang di
bahasa Jepang tidak ada huruf bersuku kata gunakan dalam penelitian…, dan ...samping
lu melainkan ru, sehingga penulis mungkin dan dibelakang kendaraan.... Tim peneliti
lupa kemudian menulisnya dengan kata menduga, adaya kesalahan kecil di atas
pendahuruan. dapat disebabkan oleh 2 hal. Pertama,
Terakhir, penyisipan huruf yang ketidaksengajaan penulis ketika mengetik.
tidak perlu juga dapat menihilkan arti Kedua, faktor ketidakpahaman penulis
kosakata. Misalnya, kata sumuanya yang dalam membedakan kapan kata di dipisah
seharusnya ditulis semuanya, helum yang penulisannya, dan kapan digabung
seharusnya helm, dan pusutaka yang penulisannya saat pelajaran Bahasa
seharusnya ditulis pustaka. Tim peneliti Indonesia berlangsung.
menduga bahwa pengaruh suku kata Berdasarkan analisis tersebut, tim
terbuka dalam setiap huruf Jepang mampu peneliti menyimpulkan bahwa untuk
mempengaruhi wujud tulisan latin penulis. mengatasi kesalahan terjadinya penulisan
e. Tidak Ada Spasi setelah Tanda Baca sehingga ketika dibawa ke Indonesia, untuk
Kesalahan kelima dari penulisan menyeting model tampilan layar PC seperti
tanda baca adalah tidak dispasinya tanda di Indonesia agak sulit dilakukan.
baca baik berupa titik (.) maupun koma (,) Berdasarkan analisis tersebut, tim
dengan kata yang mengikutinya di depan. peneliti menyimpulkan bahwa untuk
Data penelitian berupa tidak adanya spasi mengatasi kesalahan terjadinya penulisan
setelah tanda titik (.) ditemukan dalam tanda baca terulang lagi, sebaiknya penulis
penggalan kalimat: membaca kembali buku EYD dan buku
1.Apa sajakah nama…, 2. Kapan pakaian…, bahasa Indonesia, perihal penulisan tanda
…belajar tentang agama.Apa saja…, Tetapi baca. Kedua, penulis juga harus berinisiatif
Jawa Timur terlalu luas.Oleh Karena itu…, berkonsultasi kepada dosen pengampu
5.Membuat simpulan. Kedua, data penelitian mata kuliah perihal penulisan tanda baca
berupa tidak adanya spasi setelah tanda yang disalahkan, agar tidak terulang kembali
koma (,) ditemukan dalam penggalan kesalahannya. Ketiga, segera menyesuaikan
kalimat: (2) …belajar bahasa Inggris,saya setting-an PC ke negara yang dituju agar
tahu…, Budha,Katholik,Kristen,Islam dan…, memudahkan proses pengetikan sebelum
(Fitriwandaa,2014:1). Tim peneliti mata kuliah “Penulisan Karya Ilmiah”
beranggapan bahwa kesalahan penulisan digulirkan.
kata dengan tidak menyertakan spasi ini juga
dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, B. Kesalahan Tata Bahasa
pengaruh penulisan aksara kana dan kanji Perihal kesalahan tata bahasa, berikut ini
dalam membuat sakubun ‘karangan’ yang disajikan hasil analisisnya berupa tabel di
memang dalam menulisnya tidak perlu bawah ini,
dispasi. Faktor kedua, pengaruh setting
laptop yang didesai di negara Jepang sendiri,
Kemudian bentuk kesalahan lainnya lembar kerja UTS dan UAS dari mata kuliah
adalah penyusunan kalimat yang kurang “Penulisan Karya Ilmiah 1” yang ditulis
lengkap. Contohnya antara lain pada oleh mahasiswa Universitas Setsunan yang
kalimat: (1) ..perbedaan antara sepeda motor dan sedang belajar bahasa Indonesia di Fakultas
mobil di Osaka dan Surabaya yang seharusnya Sastra Universitas Dr. Soetomo. Ada empat
..perbedaaan antara sepeda motor di Surabaya, lembar kerja UTS dan empat lembar kerja
khususnya di Semolowaru dan sekitarnya. (2) yang menjadi sumber data. Dari data yang
..perbedaan sepeda motor antara di Jepang dan terkumpul maka bentuk-bentuk kesalahan
Surabaya yang seharusnya ..perbedaan sepeda yang ditemukan dibagi menjadi dua
motor antara di Surabaya. kelompok seperti pada tabel di bawah ini.
Bentuk kesalahan yang lain antara Dua kelompok utama dalam
lain, adanya penggunaan kalimat yang kesalahan sistematika penulisan yang
kurang lengkap yang terjadi pada saat uas, didapat dari data yang dikumpulkan yaitu:
seperti pada contoh kalimat berikut: (1) cara penulisan dan penulisan pada kalimat.
..teman yang sudah pernah hal tersebut, yang Cara penulisan adalah aturan-aturan yang
seharusnya .. teman yang sudah pernah sudah disepakati oleh pengajar maupun
melakukan hal tersebut. (2) ..tidak selalu dipakai pembelajar untuk keseragaman bentuk
kegiatan sehari-hari. yang seharusnya ..tidak penulisan. Aturan ini disampaikan oleh
selalu dipakai dalam kegiatan sehari-hari. (3) pengajar di awal perkuliahan. Sedangkan
hijab dipakai wanita muslim, yang seharusnya kesalahan penulisan kalimat adalah
hijab dipakai oleh wanita muslim. kesalahan pada penggunaan kata sambung,
atau kalimat yang tidak dapat dipahami
C. Kesalahan Sistematika Penulisan maksudnya.
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa data penelitian ini adalah
2 Penulisan kalimat.
1. Koherensi antarkalimat.
2. Kalimat yang terlalu singkat.
3. Penjelasan yang tidak mencapai sasaran.
1. Bentuk Kesalahan pada Format dan dapat dipahami secara benar oleh
Cara Penulisan pembelajar, atau mahasiswa kurang teliti
Kesalahan cara penulisan dan tidak melihat revisi dari kesalahan yang
ditemukan dalam data pada lembar kerja sudah dilakukan pada saat UTS. Sebagai
UTS dan UAS sehingga dapat dikatakan contoh kesalahan pada tebal tipisnya huruf.
pembelajar tidak memahami penjelasan dari Pada saat pengumpulan tugas UTS, dosen
pengajar, karena disampaikan pada awal mengoreksi kata yang perlu dicetal tebal
perkuliahan, sehingga ada kemungkinan tetapi tetap ditulis tipis. Kesalahan yang
bahasa yang disampaikan pengajar tidak terjadi pada UTS kemungkinan disebabkan
DAFTAR RUJUKAN