Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp.

193 - 210
p-ISSN 1412-0712, e-ISSN 2527-8312, DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v18i2.15508

Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah


Mahasiswa Jepang dalam Pembelajaran BIPA
Rahadiyan Duwi Nugroho, Cicilia Tantri Suryawati, & Hendri Zuliastutik
Fakultas Sastra, Prodi Sastra Jepang, Universitas Dr. Soetomo
rahadiyan.duwi@unitomo.com

How to cite (in APA Style): Nugroho, R.D., & Suryawati, T., Zuliastutik, H. (2018). Analisis kesalahan
dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa Jepang dalam pembelajaran BIPA. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra, 18(2), doi:10.17509/bs_jpbsp.v18i2.15508

Article History: Received (30 july 2018); Revised (23 September 2018); Accepted (01 October 2018).

Journal homepage: http://ejournal.upi.edu./index.php/BS_JPBSP

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kesalahan penulisan dan upaya
mengidentifikasi penyelesaian kesalahan penulisan karya ilmiah pada mahasiswa Setsunan yang belajar
bahasa Indonesia di Universitas Dr. Soetomo. Untuk mengkaji masalah penelitian, teori yang digunakan
berkaitan dengan penggunaan bahasa baku dan benar, EYD dan analisis kesalahan sebagai teori utama.
Metode yang digunakan yaitu deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahawa faktor
kesalahan penulisan terdapat pada kesalahan ejaan, tata bahasa dan sistematika. Kesalahan ejaan meliputi
kesalahan penulisan huruf kapital, kecil dan miring. Kedua, kesalahan tata bahasa meliputi pemborosan
penggunaan kata, penggunaan kalimat yang tidak tepat, tidak sampai sasaran dan tidak tuntas, serta
penggunaan verba pasif di yang tertukar dengan fungsi awalan di sebagai kata depan. Ketiga, kesalahan
sistematika penulisan meliputi tebal tipisnya huruf, koherensi, jarak antarsubbab dan ketidaktuntasan
kalimat. Upaya penyelesaian kesalahan penulisan agar tidak terulang kembali dengan cara merealiasikan
pembuatan modul penulisan karya ilmiah dengan bahasa yang sederhana dilengkapi dengan penjelasan
sistematika, format dan substansi karya ilmiah.
Kata kunci: BIPA, ejaan, karya ilmiah, sistematika penulisan, tata bahasa

Error Analysis in Writing Scientific Work by Japanese Students


in BIPA Learning

Abstract: This study aims to identify the factors of writing errors and efforts to identify errors in writing
scientific papers on Setsunan students who study Indonesian at the University of Dr. Soetomo. To
examine research problems, the theory used relates to the use of standard and correct language, EYD
and error analysis as the main theories. The method used is descriptive-qualitative. The results of the
study show that the writing error factors are in spelling errors, grammar and systematics. Spelling errors
include capital letters, small and italics. Second, grammatical errors include wasteful use of words, use of
sentences that are not right, not up to target and incomplete, and the use of passive verbs in which are
confused with the prefix function as a preposition. Third, systematic writing errors include the thickness
of letters, coherence, distance between letters and incompleteness of sentences. Efforts to resolve
writing errors are not repeated again by realizing the creation of a module of scientific writing with a
simple language equipped with a systematic explanation, format and substance of scientific work.
Keywords: BIPA, spelling, scientific work, systematic writing, gramma

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 193


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 193 - 209

PENDAHULUAN Karya ilmiah biasanya merupakan mata


kuliah yang berkaitan dengan tugas akhir
Pergerakan manusia di era globalisasi dari seperti skripsi atau tugas akhir ujian akhir
satu negara ke negara lain sudah menjadi semester seperti makalah. Di dalam karya
fenomena yang umum. Manusia berpindah ilmiah seperti makalah atau skripsi sangat
dari negaranya ke negara lain dengan tujuan memperhatikan sistematika penulisan,
sebagai pekerja, pelajar, ataupun hanya ejaan, pembacaan referensi atau literatur
sebagai wisatawan. Demikian juga dengan pustaka yang membutuhkan waktu yang
Indonesia. Negara Indonesia menjadi relatif lama, serta harus memperhatikan
rujukan mereka bukan hanya untuk jumlah halaman antartiap bab.
berwisata semata, melainkan menjadi Bagi peneliti, penulisan karya ilmiah
rujukan untuk menempuh pendidikan yang bersifat sistematis menyebabkan
maupun untuk bekerja. seorang penulis atau mahasiswa yang
Dalam rangka pencanangan mengerjakannya, harus berpikir dua arah.
Indonesia sebagai tempat belajar Pertama, ia dituntut dapat menemukan
mahasiswa internasional, Kementerian tema penelitian yang cocok dengan
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi minatnya. Kedua, ia dituntut secara tidak
menargetkan jumlah mahasiswa asing di langsung mempelajari alur sistematika
Indonesia pada 2019 mencapai 20.000 penjelasan karya ilmiah dari bagian awal,
orang (Harian Surya, 24/8/2016). Semua bagian isi maupun bagian akhir penelitian.
mahasiswa asing tersebut diwajibkan Bila tidak memahami betul dan seksama
untuk belajar bahasa Indonesia sebagai model sistematika karya ilmiah, boleh jadi
bahasa pengantar kehidupan sehari-hari. seorang penulis atau mahasiswa tersebut
Peraturan kemenristekdikti tersebut akan kesulitan dalam mengembangkan
menjadi salah satu alasan banyaknya tema penelitiannya meski menarik
perguruan tinggi di Indonesia yang sekalipun.
membuka program BIPA Hal yang paling mendasar dalam
Universitas Dr. Soetomo penulisan karya ilmiah sebelum memulai
(Unitomo) telah menjalin kerjasama masuk ke ranah sistematika penulisan,
dengan Universitas Setsunan Osaka seorang penulis patut memiliki ide atau
Jepang (Setsunan) sejak tahun 2008. Sejak gagasan yang menjadi minat penelitiannya.
saat itu Setsunan telah mengirimkan Bila tidak menemukan, ia akan terpaksa
mahasiswanya untuk belajar bahasa dalam mengerjakan makalah atau
Indonesia di Unitomo sebanyak 33 skripsinya yang akan berujung pada
mahasiswa. Mereka belajar di Unitomo terputusnya ide atau ketidaktuntasan
selama 6 bulan atau 1 tahun. Selama dalam membuat karya ilmiah. Bahkan
belajar di Unitomo mahasiswa tersebut dapat dikatakan ia akan gagal dalam tugas
tidak hanya belajar bahasa Indonesia saja ini. Ide biasanya berkaitan dengan
melainkan juga belajar budaya dan fenomena atau realita yang dialami
menulis karya ilmiah. Sesuai dengan seorang penulis. Fenomena tersebut
rencana Unitomo untuk membuka kelas disimpan erat dalam memorinya dan
BIPA yang bukan hanya diperuntukkan akhirnya dituangkan ke dalam karya
bagi mahasiswa Setsunan saja, melainkan ilmiah.
mahasiswa asing dari berbagai negara, Bagi peneliti, sosok atau gambaran
maka mata kuliah penulisan karya ilmiah penelitian dapat diamati di dalam latar
ini dapat menjadi ciri khas pembelajaran belakang penelitian. Oleh karena, subbab
BIPA di Unitomo. ini dapat peneliti anggap sebagai nyawa
Penulisan karya ilmiah bagi penelitian. Artinya, bila tidak ada latar
mahasiswa mungkin tidak semudah belakang yang memiliki substansi yang
menulis artikel bebas atau buku harian. berkualitas maka subbab-subbab

194 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

selanjutnya tidak akan koheren atau terdiri dari tiga aspek, yakni aspek
berkesinambungan. Penulisan karya perencanaan, pelaksanaan dan
ilmiah dapat dikatakan sulit atau tidak problematik. Aspek perencanaan
mudah bukan hanya bagi mahasiswa tergambar dari silabus dan tata kelola
sendiri, melainkan juga dialami oleh (sesuai dengan aspek instruksional
pembelajar asing, mahasiswa Setsunan pembelajaran BIPA). Kedua, aspek
yang belajar bahasa Indonesia di Unitomo. pelaksanaan terdata dari kegiatan
Berdasarkan pengalaman yang telah pembelajaran yang dilakukan di kelas dan
dilakukan oleh pengajar, ada beberapa di luar kelas (tutorial dan kunjungan).
faktor yang mempengaruhi mereka sulit Ketiga, aspek problematik terbagi atas
untuk memahami dan menulis karya perencanaan dan pelaksanaan. Dalam
ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi
Kendala pertama adalah karena perbedaan dua, yaitu problem nonkebahasaan dan
kemampuan bahasa Indonesia yang masih problem kebahasaan.
berada di level dasar atau belum Selanjutnya, berkaitan dengan
menengah, membuat pengajar harus kondisi psikis, Sudaryanto (2016,p.3-5)
menyampaikan dengan bahasa Indonesia mengemukakan bahwa menulis karya ilmiah
yang mudah, sehingga penjelasan- terkadang dapat dipengaruhi oleh keadaan
penjelasan yang rinci dalam penelitian psikis, sehingga tidak jarang hambatan
akhirnya di-skip atau dikurangi. Kedua, psikologis yang terendap di dalam jiwa
dalam penelitian terkadang mahasiswa dapat diidap oleh para guru, dosen atau
tidak langsung mengerti apa yang mahasiswa dalam memulai membuat karya
disampaikan oleh seorang dosen. Ketiga, ilmiah. Hambatan pertama yang biasanya
penulisan ejaan dan kalimat bahasa muncul adalah adanya anggapan bahwa
Indonesia yang ditulis seperti bahasa tulisannya jelek, sehingga ada perasaan malu.
ibunya, terkadang mempengaruhi artinya Ada rasa tidak percaya diri di dalamnya.
sehingga maknanya tidak mudah Hambatan kedua yang biasanya muncul
dipahami. Keempat, sering kali dari adalah karena tidak ada minat, meski hanya
penelitian yang ditemukan, banyak menulis yang biasa-biasa saja, sehingga
mahasiswa yang tidak menggali kajian muncul keinginan tidak mau menulis.
pustaka sebagai landasan dalam Akibatnya, kebiasaan positif menulis tidak
menganalisis. Beberapa hal inilah yang ada. Lalu, hambatan ketiga yang biasanya
menjadi tantangan peneliti untuk meneliti muncul adalah adanya anggapan menulis
faktor-faktor penyebab kesulitan dengan baik tidak mampu. Jangan-jangan
mahasiswa Setsunan Jepang, angkatan ke- tulisannya tidak mudah dipahami karena
13 semester gasal tahun akademik tidak memperhatikan EYD. Akibat
2017/2018 serta mencari solusi agar anggapan ini, persepsi negatif tidak dapat
mereka dapat menulis karya ilmiah dengan menulis akan tertanam dalam jiwa.
baik dan antusias. Hambatan di atas harus dikikis.
Penelitian terdahulu tentang Beliau menyatakan jangan malu! Kikislah rasa
pembelajaran BIPA telah dilakukan oleh malu yang tidak pada tempatnya itu, karena
Azizah et al (2012). Pembahasan penelitian ini adalah hal positif yang berefek bila
ini adalah deskripsi pembelajaran BIPA ditekuni. Selanjutnya peningkatan kemauan
program CLS (Critical Language Scholarship) harus ditempa dan ditempa, karena
di Universitas Negeri Malang. Hasil mewujudkan kemauan menulis karya ilmiah
penelitian ini adalah pembelajaran BIPA bukanlah hal yang memalukan tapi juga
tahun 2012 memiliki spesifikasi yang harus ada kemauan tekad. Terakhir, jangan
memfokuskan pada pembentukan pula membiasakan diri bersifat negatif
kemampuan berkomunikasi lisan. Secara menghakimi diri sendiri bahwa saya tidak
khusus, penyelenggaraan pembelajaran mampu dan akhirnya menyerah.

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 195


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 193 - 209

Selanjutnya, Sudaryanto (2016,p.10-11) benar yang dapat mengenai dan dimengerti


menambahkan bahwa kinerja menulis oleh sasaran juga diperlukan.
hanya dapat dilaksanakan jika ada yang Bagi pembelajar BIPA, jika bahasa
ditulis. Dalam konteks ilmiah, yang disebut yang digunakan dalam menulis karya ilmiah
“apa-apa” itu adalah ide, gagasan dan belum sepenuhnya menguasai kaidah, maka
konsep. Penemuan ide, gagasan dan konsep bahasa yang digunakan walaupun
dapat ditemukan lewat data. Jadi, data itu dimengerti oleh dirinya sendiri, tapi belum
bahan dasar pertama yang tidak lain juga tentu dapat dimengerti oleh penutur atau
fakta-fakta, atau fenomen-fenomen yang pembaca asli dari bahasa tersebut. Sering
hadir dalam pemahaman kita karena kali, apa yang dituliskan dapat mengacu
diberikan oleh alam, baik bersifat fisik pada penulisan kaidah bahasa ibunya yang
(benda), biotik (berkembang hidup) tidak disesuaikan dengan bahasa
maupun yang bersifat kreatif-kognitif sasarannya. Begitu juga dengan pemakaian
(menciptakan kebaruan; seperti: bahasa, konjungsi yang kadang tidak diperhatikan
seni, masyarakat, ekonomi, dan sebagainya.) atau ditiadakan penggunaannya dalam
Di samping itu, penemuan sebuah merangkai kalimat. Dengan demikian,
fenomen yang kemudian dapat diidekan penguasaan ejaan, tata bahasa dan gaya
menjadi konsep penelitian atau karya ilmiah, bahasa wajib dimiliki oleh para pembelajar
di samping adanya kemauan tekad, seorang asing.
penulis juga harus mempelajari kaidah Penguasaan bahasa yang baik dan
kebahasaan bahasa karya ilmiah yang ditulis. benar dalam berbahasa Indonesia, selain
Alwi, et al. (2003,p.15-16) menyatakan digunakan dalam ragam lisan, juga
bahwa bahasa baku pada dasarnya dapat digunakan dalam ragam tulis. Pada Pusat
memperhubungkan semua penutur Bahasa Kemendiknas Republik Indonesia
berbagai dialek bahasa. Dengan demikian, (2012,p.5-6 & 61), disebutkan bahwa
bahasa baku mempersatukan mereka pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
menjadi satu masyarakat bahasa dan Yang Disempurnakan (EYD) meliputi:
meningkatkan proses identifikasi penutur pemakaian huruf, penulisan kata,
orang seorang dengan seluruh masyarakat pemakaian tanda baca dan penulisan unsur
itu. Selanjutnya, bahasa baku berfungsi serapan. Berikut uraiannya.
sebagai kerangka acuan bagi pemakaian 1. Pemakaian huruf meliputi: huruf abjad,
bahasa dengan adanya norma dan kaidah vokal, konsonan, diftong, gabungan
(yang dikodifikasi) yang jelas. Selanjutnya, huruf konsonan, pemenggalan kata,
Alwi, et al., (2003,p.20-21) menyatakan huruf kapital, huruf miring dan huruf
bahwa pemakaian bahasa yang mengikuti tebal.
kaidah yang dibakukan atau yang dianggap 2. Penulisan kata meliputi: kata dasar, kata
baku disebut bahasa yang benar. Orang turunan, bentuk ulang, gabungan kata,
yang mahir menggunakan bahasanya suku kata, kata depan, partikel, singkatan
sehingga maksud hatinya mencapai dan akronim, angka dan bilangan serta
sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya.
telah dapat berbahasa dengan efektif. 3. Pemakaian tanda baca meliputi: tanda
Bahasanya membuahkan efek atau hasil titik (.), tanda koma (,), titik dua (:),
karena serasi dengan peristiwa atau keadaan hubung (-), tanya (?), seru (!), petik (“ ”),
yang dihadapinya. Selanjutnya, bahasa yang tanda miring.
baik adalah jenis pemakaian bahasa yang 4. Penulisan unsur serapan menyerap dari
pemanfaatan ragamnya yang tepat dan bahasa daerah maupun bahasa asing
serasi menurut golongan penutur. Artinya, seperti Sansekerta, Arab, Portugis,
selain baku adalah prinsip utama, Belanda, Cina dan Inggris.
perpaduan dengan penggunaan bahasa yang Keraf (2010,p.21-22) menyatakan
bahwa kata merupakan suatu unit dalam

196 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

bahasa yang memiliki stabilitas intern dan menyatakan sesuatu sebelum tuturan selesai
mobilitas posisional, yang berarti ia dinyatakan selengkapnya (slip of the tongue
memiliki komposisi tertentu dan secara untuk lisan atau slip of the pen untuk tulisan);
relatif memiliki distribusi yang bebas. 2) error: kesalahan berbahasa akibat penutur
Distribusi yang bebas misalnya dapat dilihat melanggar kaidah atau aturan tata bahasa
dalam kalimat: Saya memukul anjing itu; anjing (breaches of code); dan mistake: kesalahan
itu kupukul; kupukul anjing itu. Hal yang berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam
paling utama dari rangkaian kata-kata yang memilih kata atau ungkapan untuk situasi
dapat berdistribusi bebas sesuai dengan tertentu. Salah satu penanda kesalahan
tataran sintaksis adalah adanya pengertian tersebut dapat dianalisis dari kesalahan
tersirat di balik kata yang digunakan itu. berbahasa tulis, Lan dalam Fatimah
Pengertian tersirat dalam sebuah kata berarti (menggunakan klasifikasi kategori
kata itu mengandung makna dan juga ide. kesalahan sebagai berikut. a) kesalahan
Selanjutnya, bila seseorang morfologi yaitu kesalahan pada
menyadari bahwa kata merupakan alat pembentukan kata, khususnya kosakata
penyalur ide atau gagasan, seyogyanya yang mempunyai morfem-morfem terikat.
seseorang yang mempelajari bahasa harus Kesalahan ini meliputi kesalahan pada
menguasai kosakata. Semakin banyak kata konjugasi kata kerja, deklinasi kata benda,
yang dikuasai seseorang, semakin banyak kata sifat, dan kata ganti, b) kesalahan
pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan sintaksis yaitu kesalahan yang menyangkut
sanggup untuk diungkapkannya. Mereka struktur kalimat. Kesalahan ini meliputi
yang luas kosakatanya, dapat dengan mudah kesalahan pada penempatan kata, reksi
berkomunikasi dengan orang lain. (penguasaan sebuah kata terhadap kata
Di samping penguasaan terhadap lainnya), dan kongruensi (penyesuaian subjek
bahasa dan ejaan, gaya atau dalam retorika dengan kata kerja dalam sebuah kalimat), c)
dikenal dengan sebutan style (Keraf, Kesalahan leksikon yaitu kesalahan dalam
2010,p.112-113) memegang peranan memilih dan menggunakan kosakata dalam
penting dalam penulisan karya ilmiah. Bila sebuah kalimat.
dilihat dari segi bahasa, gaya bahasa adalah
cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa METODE
memungkinkan kita dapat menilai pribadi, Metode dalam penelitian ini adalah metode
watak dan kemampuan seseorang yang penelitian deskriptif-kualitatif. Di dalam
menggunakan bahasa tersebut. Gaya bahasa penelitian bahasa, metode penelitian
yang baik harus mengandung tiga unsur deskriptif cenderung digunakan dalam
yaitu, kejujuran, sopan-santun dan menarik. penelitian kualitatif, terutama dalam
Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik mengumpulkan data kemudian
pula penilaian orang terhadapnya. Keahlian menggambarkan data secara ilmiah. Lebih
menggunakan alat ini akan mempengaruhi rinci, Djajasudarma (2010,p. 9) berpendapat
jelas tidaknya tulisan. Persoalan gaya bahasa bahwa metode penelitian deskriptif adalah
meliputi semua hierarki kebahasaan, seperti: metode yang bertujuan membuat deskripsi;
pilihan kata secara individual, frase, klausa, membuat gambaran, lukisan secara
kalimat dan bahkan mencakup wacana sistematis, faktual dan akurat mengenai
secara keseluruhan. data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-
Bagi mahasiswa asing kesalahan fenomena yang diteliti. Selanjutnya,
dalam mengungkapkan ide dalam penulisan Moleong (2017,p. 2-7) menambahkan
karya ilmiah dapat dikatakan wajar. Corder bahwa penelitian kualitatif bersifat natural,
dalam Siagian (2017) menyatakan bahwa karena untuk mengkaji dan mengungkap
ada tiga istilah dalam pembatasan kesalahan fenomena subjek yang diteliti diperlukan
berbahasa, yaitu 1) lapses: kesalahan sebuah proses deskripsi alami dan terinci
berbahasa akibat penutur beralih cara untuk lewat uraian kata atau kalimat. Dengan

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 197


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 193 - 209

demikian, hasil dari proses pengungkapan menemukan konsep atau temuan baru
karakteristik atau ciri dari subjek yang penelitian dengan cara mengobservasi dan
diteliti akan jauh lebih akurat dan objektif. menguraikan karakteristik data yang
Sumber data penelitian ini adalah dilakukan secara sistematis atau sesuai
hasil karya ilmiah mahasiswa Setsunan urutan pola melalui suatu proses (Moleong,
angkatan angkatan ke-13 semester gasal 2001: 103). Dalam hal ini teknik analisis data
tahun akademik 2017/2018. Data dalam penelitian ini melalui proses: (1)analisis jenis
penelitian ini adalah portofolio atau dan bentuk data dalam setiap faktor
kumpulan-kumpulan lembar pekerjaan kesulitan penulisan yang meliputi: ejaan, tata
mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah 1, yakni bahasa, kekoherensian dan format
tugas UTS dan tugas UAS. Data penelitian penulisan; (2) analisis solusi dalam setiap
ini dikumpulkan dengan melalui tahapan- faktor kesulitan yang telah dilakukan
tahapan di antaranya: (1) pengumpulan mahasiswa Setsunan dalam menulis karya
tugas-tugas mahasiswa Setsunan dari pra- ilmiah, dan; (3) penyimpulan hasil
UTS & tugas UTS sampai tugas pra-UAS & penelitian.
tugas UAS. Setiap tugas yang dikumpulkan
akan diketahui kemajuannya; (2) HASIL DAN PEMBAHASAN
penjaringan faktor-faktor kesulitan 1. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital,
penulisan seperti: ejaan, tata bahasa, Kecil dan Miring
kekoherensian dan format penulisan, dan; Pada penulisan huruf, kesalahan penulisan
(3) Pengklasifikasian faktor-faktor tersebut terdapat pada penulisan huruf kapital, huruf
agar siap dianalisis. Sebagai gambaran data kecil dan huruf miring. Temuan data
kesalahan penulisan karya ilmiah mahasiswa bersifat variatif, baik UTS maupun UAS
Setsunan divariabelkan menjadi 3 yaitu, hingga keduanya terulang kembali di UTS
variabel ejaan, tata bahasa dan sistematika dan UAS. Berikut adalah uraian data
penulisan. kesalahan penulisan huruf yang dihimpun
Selanjutnya, teknik analisis data dalam tabel beserta analisisnya.
adalah merupakan suatu upaya untuk

Tabel A.1 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital, Kecil dan Miring


No. Bentuk-Bentuk Kesalahan UTS UAS
1 Penulisan huruf kapital.
(1) Bukan nama diri geografi. √
(2) Bukan termasuk subbab, melainkan pemerian. √ √
(3) Setelah tanda koma (,). √
(4) Awalan kata depan. √
(5) Awal kata yang bukan istilah yang khusus. √
2 Penulisan huruf kecil
(1) Awalan kata nama agama dan gelar kenabian. √
(2) Awalan kata subbab. √
(3) Awalan kata yang terletak di awal kalimat. √ √
(4) Penulisan judul di halaman sampul. √ √
3 Penulisan kata asing.
(1) Tidak menggunakan huruf miring. √

a. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital nama diri geografi menggunakan huruf


Pada data ke-1, kesalahan awalan kapital dan tidak dimiringkan. Kosakata
penulisan kosakata asli Jepang yang bukan yang dimaksud terdapat dalam penulisan

198 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

latar belakang yang berbunyi: …dengan tersebut baru muncul di UAS. Selanjutnya,
kebiasaan masuk ke Yokusou…. Padahal pada data ke-4, kesalahan awalan penulisan
dalam bahasa Indonesia, kosakata yokusou kosakata terjadi pada kata depan pada yang
memiliki arti bak mandi dan tidak ada menggunakan huruf kapital. Kosakata yang
kaitannya dengan nama diri suatu wilayah dimaksud terdapat pada bab II landasan
atau daerah. Kemungkinan pada saat teori yang juga membahas tentang
menulis, mahasiswa yang mengangkat judul peraturan pengguna sepeda motor. Kutipan
“Perbedaan Mandi antara Jepang dan kalimat tersebut berbunyi: ...tersebut Pada
Indonesia” lupa mengecek kembali istilah persimpangan... Seharusnya, penulisan awalan
asing yang ditulisnya dan belum memahami huruf [P] pada kata depan pada tetap
bahwa istilah asing yang bukan nama diri menggunakan huruf kecil. Kemungkinan
suatu daerah/wilayah tidak perlu ditulis pada saat menulis, mahasiswa tersebut
dengan huruf kapital di awal katanya. mengkopi apa adanya dari artikel orang lain
Kesalahan tersebut terdapat pada tugas dan juga tidak teliti membetulkan ejaan yang
UTS dan tidak terulang di tugas UAS. dikutip. Kesalahan tersebut baru muncul di
Pada data ke-2, kesalahan awalan UAS.
penulisan kosakata yang bukan subbab Terakhir, pada data ke-5, kesalahan
melainkan kosakata yang awalan penulisan kosakata puasa yang bukan
diperikan/dirincikan menggunakan huruf sebagai istilah khusus menggunakan huruf
kapital. Kosakata yang dimaksud terdapat kapital. Kosakata yang dimaksud ditemukan
pada kata angket dalam subbab metode dan dalam bab III (pembahasan) yang berbunyi:
teknik penelitian di bab I yang secara rinci Jadi Puasa juga acara yang terkenal di Surabaya.
berbunyi: 1. Menyebarlukan Angket, 2. Meski merupakan kosakata yang berkaitan
Membagi Angket. Seharusnya, penulisan dengan ibadah wajib umat muslim,
huruf kapital [A] tetap menggunakan huruf seharusnya awalan kosakata puasa tetap
kecil karena bukan penulisan subbab yang ditulis menggunakan huruf kecil, karena
tanpa menggunakan tanda titik (.). bukan sebuah istilah yang asing lagi bagi
Kemungkinan pada saat menulis, pemeluknya. Kemungkinan pada saat
mahasiswa yang mengangkat judul menulis, mahasiswa yang mengangkat judul
“Tentang Sepeda Motor di Surabaya” “Tentang Kebiasaan Orang Islam di
menganggap bahwa unsur kosakata yang Surabaya” kurang memahami bahwa istilah
dirincikan juga perlu ditulis dengan huruf keagamaan yang bukan istilah khusus dan
kapital pada awal penulisan katanya. dikhususkan tidak perlu ditulis dengan
Kesalahan tersebut terdapat pada tugas huruf kapital di awal katanya. Kesalahan
UTS dan terulang di tugas UAS. tersebut terdapat pada tugas UAS.
Pada data ke-3, kesalahan awalan
penulisan kosakata setelah tanda koma (,) b. Kesalahan Penulisan Huruf Kecil
menggunakan huruf kapital. Kosakata yang Pada data ke-1, kesalahan awalan
dimaksud terdapat pada kata gunakanlah penulisan kosakata agama dan gelar
dalam bab II landasan teori. Rupanya kenabian menggunakan huruf kecil.
peneliti mengutip artikel tentang peraturan Kosakata tersebut ditemukan dalam bab
pengguna sepeda motor. Kalimat tersebut latar belakang yang berbunyi: …tentang
berbunyi: …kenakan helm batok, Gunakanlah agama kristen, kedua Karena islam paling….
helm SNI. Seharusnya, penulisan huruf Padahal, setiap awalan kosakata untuk nama
kapital [G] tetap menggunakan huruf kecil agama wajib menggunakan huruf kapital.
karena masih bagian dari klausa yang Penulisan ini ditemukan dalam tugas UTS,
pertama. Kemungkinan pada saat menulis, namun sudah tidak ditemukan lagi di tugas
mahasiswa tersebut mengkopi apa adanya UAS. Hal ini disebabkan penulis sudah
dari artikel orang lain dan tidak teliti mengetahui penulisan yang benar tentang
membetulkan ejaan yang dikutip. Kesalahan nama agama sebagai bentuk penghormatan

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 199


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 193 - 209

kepada pemeluknya, sehingga setiap kali di cover atau halaman sampul dengan judul:
menulis nama agama apapun, penulis telah Tentang Sepeda Motor di Surabaya.
menggunakan huruf kapital di awal kata. Seharusnya, dalam cover judul tersebut
Sebaliknya, untuk penulisan gelar menjadi huruf kapital semua seperti
kenabian, penulis yang menulis judul TENTANG SEPEDA MOTOR DI
penelitiannya dengan “Tentang Kebiasaan SURABAYA. Tim peneliti menduga
Orang Islam di Surabaya”, menulis huruf kesalahan yang terulang dalam data ke-3 dan
kecil dalam awalan katanya. Data ini ke-4 hingga menjelang UAS disebabkan
ditemukan di bab III (pembahasan) dalam karena mahasiswa tidak merevisi catatan
penggalan kalimat berikut: …Nabi dari dosen yang mengoreksi pekerjaannya.
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Tugas Akan tetapi, saat UAS, kesalahan ini sudah
ini ditemukan dalam tugas pra-uas. Tim tidak ditemukan.
peneliti menduga bahwa penulis belum
mengetahui bahwa selain gelar kenegaraan, c. Kesalahan Penulisan Kata Asing
gelar kenabian juga harus ditulis dengan Kesalahan penulisan kata asing
huruf kapital di setiap awalan katanya dengan menggunakan huruf tegak bukan
sebagai bentuk penghormatan. Apalagi, miring juga ditemukan dalam keempat
gelar tersebut melekat dengan nama Nabi. penelitian mahasiswa Setsunan. Semuanya
Pada data ke-2, kesalahan awalan hampir ditemukan di tugas menjelang UAS.
penulisan kosakata urutan kedua subbab Kosakata tersebut antara lain: touring dan
menggunakan huruf kecil. Kosakata sepatu boots pada penelitian yang berjudul
tersebut ditemukan dalam kata masalah pada “Tentang Sepeda Motor di Surabaya”,
subbab B. Rumusan masalah dan kata udeng dan baju Pesaan dalam penelitian
penelitian pada subbab C. Tujuan penelitan. yang berjudul “Pakaian Tradisional Jawa
Dua hal ini hanya terdapat pada tugas UTS. Timur”. Ketiga, kosakata serapan dari
Tim peneliti menduga, kesalahan penulisan bahasa Arab seperti mahabbah
huruf kecil pada kedua subbab yang ada di (kecintaan), ibadah lisaniyah qalbiyah
bab I tersebut karena mereka hanya (lisan dan hati) pada penelitian yang
menerima format yang dosen pengajar berjudul “Tentang Kebiasaan Orang Islam
berikan tanpa pernah bertanya saat di Surabaya”. Keempat, kata Yokusou (bak
diterangkan kenapa harus menggunakan mandi) pada penelitian yang berjudul
huruf kapital untuk awalan kosakata yang “Perbedaan Mandi antara Orang Jepang
ada di setiap subbab, serta tidak terlalu dan Indonesia”. Tim peneliti menduga,
memahaminya. Mereka fokus pada kesalahan penulisan kosakata asing dengan
substansi penelitian masing-masing menggunakan huruf tegak bukan miring,
daripada formatnya. Padahal, setiap awalan karena kurang kebiasaan menulis huruf latin
kosakata yang ditulis di subbab dan tidak dalam membuat sakubun ‘karangan’,
diakhiri dengan pemarkah titik (.), tidak melainkan dengan aksara kana dan kanji.
ditulis menggunakan huruf kecil melainkan Sedangkan dalam penggunaan huruf latin,
huruf kapital. baik bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
Selanjutnya, pada data ke-3 dan ke- pun, setiap kosakata asing yang masuk ke
4, kesalahan terjadi dari tugas UTS hingga dalam bahasa tersebut harus dimiringkan
menjelang UAS. Kesalahan tersebut adalah penulisannya.
penggunaan huruf kecil sebagai awalan kata Berdasarkan analisis tersebut, tim
yang mengawali sebuah kalimat. Kata peneliti menyimpulkan bahwa untuk
tersebut adalah kata selanjutnya yang memahami cara dan situasi penulisan huruf
ditemukan di bab I (latar belakang) dengan kapital, huruf kecil dan kata bercetak miring
penggalan kalimat yang berbunyi: selanjutnya dengan benar, maka wajib bagi penulis asing
tekhnik penelitian ini…. Selanjutnya, untuk sering membaca buku EYD sebelum
kesalahan ke-4 terjadi pada penulisan judul mengerjakan tugas pembuatan karya ilmiah.

200 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

Atau, ia dapat menjadikan buku tersebut hilangnya huruf vokal dan konsonan, serta
sebagai pendamping dalam mengerjakan gabungan vokal-konsonan. Kedua,
tugas pembuatan karya ilmiah. Di samping penyisipan huruf yang salah. Ketiga,
itu, apabila dalam penulisan tugas, terdapat kemunculan kosakata asing karena
kesalahan penulisan huruf kapital yang pengaruh grammar setting di komputer dan
ditandai dengan huruf merah, wajib bagi keempat adanya kekeliruan dalam
pembelajar untuk segera berkonsultasi membedakan awalan di sebagai kata depan
kepada dosen pengajar yang bersangkutan dan di sebagai verba pasif. Temuan data
agar tidak segera lupa. terulang di UAS meski mereka sudah
mendapatkan catatan di UTS. Berikut
2. Penulisan Kata adalah uraian data kesalahan penulisan kata
Pada penulisan kata, kesalahan yang dihimpun dalam tabel beserta
penulisan terdapat 4 kasus. Pertama, analisisnya.

Tabel A.2 Kesalahan Penulisan Kata


No. Bentuk-Bentuk Kesalahan UTS UAS
1 Hilangnya vokal dan konsonan.
(1) Vokal [a], [i], [u], [e] √ √
(2) Konsonan [g] [h], [n] √ √
Hilangnya gabungan vokal dan konsonan √ √
2 Penyisipan huruf yang salah dan tidak perlu. √ √
3 Kosakata asing muncul karena pengaruh grammar. √ √
4 Penggunaan kata depan dan verba pasif. √ √

a. Hilangnya Vokal dan Konsonan Ketujuh, hilangnya vokal [e] untuk kata
Kesalahan penulisan kata terjadi mengetahui dalam data: untuk lebih
dengan hilangnya vokal dan konsonan. mengtahui pakaian.... Tim peneliti
Data pertama hingga data ketiga adalah menduga, banyaknya vokal sebagai huruf
hilangnya vokal [a] di antara sebuah kata sisipan yang membantu bunyi sebuah kata
yang ditulis. Data ke-1 vokal [a] hilang dapat menghilang, karena mereka
antara huruf konsonan [p] dan [t] pada kata menganggap huruf hidup atau vokal yang
dapat yang ditemukan dalam kalimat: Saya diapit oleh konsonan tertentu seperti [g], [l],
dpat naik sepeda motor…. Data ke-2 vokal [a] [n], [s], [j], [t], [s], [k] dapat dibuat seperti
hilang antara huruf konsonan [g] dan [l] tidak bersuara saat membacanya.
pada kata mengalami yang ditemukan dalam Selanjutnya, hilangnya konsonan
kalimat: saya menglami cedera serius. Data terjadi pada konsonan [g] pada kata sehingga
ke-3 vokal [a] hilang antara huruf konsonan dalam data: …agama Islam, sehinga saya
[n] dan [s] pada kata kepanasan yang ingin…. Kedua, konsonan [h] pada kata
ditemukan dalam kalimat: …mereka tidak ilmiah dalam data: KARYA ILMIA I.
kepansan? Selanjutnya, data keempat ketiga, hilangnya konsonan [n] pada kata
hingga data ketujuh adalah hilangnya vokal kencang, menghindar, dengan dan tentang dalam
[u] di antara huruf konsonan [j] dan vokal data: …dari hujan dan angin kecang, ...tidak
[a] pada kata tujuan dalam data: C. Tujan dapat menghidar dari…, …tertarik degan
Penelitian. Kelima, hilangnya vokal [i] di agama…, Menurut Undang-undang tetang
antara huruf konsonan [t] dan vokal [a] pada sepeda motor…. Keempat, ditambah dengan
kata penelitian dalam data: C. Tujuan hilangnya vokal [a] dan konsonan [s] pada
Penelitan. Keenam, hilangnya vokal [e] di kata menyebarluaskan dengan data:
antara huruf konsonan [s] dan [k] pada kata Menyebarlukan Angket. Tim peneliti
sekolah dalam data: bus untuk pergi skolah. menduga, hilangnya konsonan [g]

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 201


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 193 - 209

disebabkan oleh ketidakseringan penulis Hal lainnya yakni penulisan nama penulis
dalam menulis bunyi konsonan ganda huruf yang seharusnya Masruri menjadi
latin dengan mengulang kembali huruf latin Masururi. Artinya, konsonan [s] yang
yang mendahuluinya. Dalam aksara kana bertemu dengan konsonan [r] adalah kedua
mereka terbiasa menulis bunyi konsonan huruf mati, sehingga agak sulit diucapkan.
ganda dengan tanda っ(tsu kecil). Oleh karena itu, penulis kemudian secara
Selanjutnya, hilangnya konsonan [h] pada tidak sengaja menambahkan huruf hidup
kata ilmiah juga tim peneliti anggap dapat berupa vokal [u], sehingga menjadi suku
terjadi karena ketidakseringan penulis kata terbuka [su] dan mudah dibaca.
mendengar bunyi konsonan [h] sebagai
bunyi yang harus diwujudkan untuk c. Kosakata Asing Muncul karena
mengakhiri sebuah kata. Terakhir, hilangnya Pengaruh Grammar
konsonan [n] yang tersisip di tengah-tengah Kesalahan penulisan kata yang lain
kata hindar, tentang, dengan, dan kencang yakni kemunculan kosakata asing karena
dapat tim peneliti anggap karena penulis pengaruh grammar yang ter-setting bahasa
belum terbiasa menyisipkan konsonan Inggris di laptop salah satu mahasiswa.
tunggal yang sebelumnya diawali dengan Akibatnya, ada beberapa kosakata yang
diakhiri dengan suku kata terbuka seharusnya sudah tertulis tepat
(konsonan-vokal). menggunakan bahasa Indonesia berubah
seketika menjadi bahasa Inggris. Misalnya,
b. Penyisipan Huruf yang Salah kata dan menjadi and, social menjadi social,
Penyisipan huruf yang salah dan religius menjadi religious, servis menjadi service
tidak perlu dapat menihilkan arti kosakata dan Universitas menjadi Universities. Walau
yang ditulis, misalnya kata setiap menjadi sedari awal penulis mengetahui hal tersebut,
setaip, terakhir menjadi teriakhir, dan mereka nampaknya kurang mengindahkan dan
menjadi merelka, program menjadi prpgram serius untuk menyeting laptopnya agar
dan tentang menjadi tentaang. Peneliti berterima menggunakan bahasa Indonesia.
menduga, bahwa penulis tidak teliti dan
tidak berusaha mengecek kembali kosakata
yang ditulisnya dalam tugas karya ilmiah.
Selain itu, ketidaktelitian juga terjadi pada d. Penggunaan Kata Depan dan Verba
penulisan suku kata lu menjadi huruf Pasif Awalan Di
hiragana ru (る)pada kata pendahuluan Kesalahan penulisan kata yang
yang menjadi pendahuruan. Ternyata, terakhir yaitu terbaliknya penggunaan kata
pengaruh bahasa Ibu dengan kebiasaan di sebagai kata depan dan di sebagai unsur
memakai huruf hiragana juga mempengaruhi verba pasif. Hal ini ditemukan pada data
wujud tulisan latin penulis. Apalagi, dalam kalimat yang berbunyi: Metode yang di
bahasa Jepang tidak ada huruf bersuku kata gunakan dalam penelitian…, dan ...samping
lu melainkan ru, sehingga penulis mungkin dan dibelakang kendaraan.... Tim peneliti
lupa kemudian menulisnya dengan kata menduga, adaya kesalahan kecil di atas
pendahuruan. dapat disebabkan oleh 2 hal. Pertama,
Terakhir, penyisipan huruf yang ketidaksengajaan penulis ketika mengetik.
tidak perlu juga dapat menihilkan arti Kedua, faktor ketidakpahaman penulis
kosakata. Misalnya, kata sumuanya yang dalam membedakan kapan kata di dipisah
seharusnya ditulis semuanya, helum yang penulisannya, dan kapan digabung
seharusnya helm, dan pusutaka yang penulisannya saat pelajaran Bahasa
seharusnya ditulis pustaka. Tim peneliti Indonesia berlangsung.
menduga bahwa pengaruh suku kata Berdasarkan analisis tersebut, tim
terbuka dalam setiap huruf Jepang mampu peneliti menyimpulkan bahwa untuk
mempengaruhi wujud tulisan latin penulis. mengatasi kesalahan terjadinya penulisan

202 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

kata yang salah, sebaiknya penulis lebih


tekun mempelajari tata bahasa Indonesia, 3. Penulisan Tanda Baca
perihal penulisan kata. Kedua, penulis harus Terkait penulisan tanda baca, berikut ini
peka dan aktif berkonsultasi kepada dosen kesalahan penulisannya disajikan dalam
pengampu mata kuliah perihal penulisan
table di bawah ini,
kata yang disalahkan, agar tidak terulang
kembali kesalahannya.

Tabel A.3 Kesalahan Penulisan Tanda Baca


No. Bentuk-Bentuk Kesalahan UTS UAS
1 Penggunaan tanda baca yang salah.
(1) Titik (.) menjadi koma (,). √ √
(2) Titik (.) menjadi titik dua (:). √
2. Penggunaan tanda baca yang kurang tepat.
(1) Apostrof (‘ ’) menjadi tanda kurung ( ). √
3. Hilangnya tanda baca.
(1) Hilangnya tanda titik (.). √
(2) Hilangnya tanda hubung (-). √
4. Hilangnya tanda baca koma (,) setelah kata sambung. √ √

5. Tidak ada spasi setelah tanda baca.


(1) Setelah tanda titik (.). √ √
(2) Setelah tanda koma (,) √ √

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 203


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 193 - 209

a. Penggunaan Tanda Baca yang Salah c. Hilangnya Tanda Baca


Berdasarkan tabel di atas, ada dua Pada tabel ke-3, kesalahan penulisan
tanda baca yang pemakaiannya salah. ditemukan pada hilangnya tanda baca titik
Pertama adalah tanda koma (,) yang (.) di akhir kalimat dan tanda hubung (-)
ditempatkan pada gugusan abjad penanda untuk menggabungkan unsur Ketuhanan
subbab dan gugusan angka sebagai penanda dan bentuk pengulangan kata. Hal ini dapat
urutan rumusan masalah. Data tersebut diamati pada data kalimat yang berbunyi: 1.
yaitu, A, Latar Belakang, B, Rumusan Kebiasaan sehari-hari umat Islam di Surabaya,
Masalah, 3, Untuk apa…, 2, Mulai umur…, 4, dan 3. Cara mereka berpakaian. Kedua
Biasanya berapa… yang ditemukan dalam kalimat di atas merupakan kutipan dari
tugas UTS. Lalu, dalam tugas UAS tujuan penelitian. Akan tetapi, dalam setiap
ditemukan dua data yang masih ada perinciannya tidak diakhiri dengan tanda
kesalahan yaitu, 1, Mengetahui informasi titik. Berikutnya, data ditemukan pada
tentang…, dan 3, mengetahui perbedaan…. penggalan kalimat: …hamba-hambaNya,
Seharusnya, unsur penanda rentetan ...dengan Undang Undang yang lama. Data
subbab, urutan rumusan masalah dan tujuan kedua ini ditemukan pada tugas UAS.
penelitian diawali dengan tanda titik (.), Seharusnya, kata hamba-hambaNya ditulis
bukan tanda koma. Kedua adalah hamba-hamba-Nya dan kata Undang Undang
penggunaan tanda titik dua (:) (2) dalam ditulis dengan menyertakan tanda hubung (-
data C: Tujuan Penelitian yang ditemukan di ), sehingga menjadi Undang-Undang. Tim
tugas UTS. Seharusnya, tetap menggunakan peneliti beranggapan bahwa kesalahan
tanda titik. Tim peneliti menduga, bahwa penulisan kata dengan menghilangkan tanda
kesalahan pemakaian tanda baca ini karena baca ini juga disebabkan faktor lupa dan
penulis kurang memperhatikan hal-hal tergesa-gesa. Padahal, materi ini sudah ada
sepele dan tidak teliti. Padahal di pelajaran dalam buku EYD.
EYD sudah diajarkan.
d. Hilangnya Tanda Baca Koma (,)
b. Penggunaan Tanda Baca yang setelah Kata Sambung
Kurang Tepat Kesalahan keempat dari penulisan
Berdasarkan tabel di atas, tanda baca adalah hilangnya tanda baca
penggunaan tanda baca yang kurang tepat koma (,) setelah kata sambung (konjungsi).
ditemukan pada cara menandai kata yang Data penelitian ini ditemukan dalam
diterjemahkan. Tanda yang seharusnya penggalan kalimat: Jadi hari itu dosen…,
dipakai sebagai penanda kata yang Oleh karena itu kali ini saya…, Oleh
diterjemahkan adalah tanda apostrof atau karena itu saya paling…, Oleh sebab itu
tanda petik tunggal yang mengapit di depan tidak…, Jadi Puasa juga acara yang terkenal di
dan di belakang kata yang diterjemahkan. Surabaya, Jadi umat muslim di Surabaya
Data yang ditemukan terdapat pada memperhatikan seperti itu. Terhitung ada 7 data
kosakata: seijinshikki (upacara peringatan yang ditemukan. Seharusnya, setelah
kedewasaan) yang seharusnya ditulis konjungsi jadi, oleh karena itu dan oleh sebab itu
‘upacara peringatan kedewasaan’ . Kedua, diakhiri dengan pemarkah koma (,) yang
kekkonshiki (pernikahan) yang seharusnya menandakan ada jeda sejenak sebelum
ditulis ‘pernikahan’. Ketiga, matsuri ( festifal) memaparkan pernyataan berikutnya. Tim
yang seharusnya ditulis ‘festival’. Tim peneliti beranggapan bahwa kesalahan
peneliti menduga, kesalahan ini disebabkan penulisan kata dengan tidak menyertakan
oleh faktor lupa dan kurang teliti terhadap tanda baca koma (,) juga disebabkan faktor
penggunaan tanda baca. Padahal di dalam lupa dan tidak teliti. Padahal, materi ini
buku EYD sudah ada keterangan sudah ada dalam bahasa Indonesia.
penggunaan tanda apostrof.

204 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

e. Tidak Ada Spasi setelah Tanda Baca sehingga ketika dibawa ke Indonesia, untuk
Kesalahan kelima dari penulisan menyeting model tampilan layar PC seperti
tanda baca adalah tidak dispasinya tanda di Indonesia agak sulit dilakukan.
baca baik berupa titik (.) maupun koma (,) Berdasarkan analisis tersebut, tim
dengan kata yang mengikutinya di depan. peneliti menyimpulkan bahwa untuk
Data penelitian berupa tidak adanya spasi mengatasi kesalahan terjadinya penulisan
setelah tanda titik (.) ditemukan dalam tanda baca terulang lagi, sebaiknya penulis
penggalan kalimat: membaca kembali buku EYD dan buku
1.Apa sajakah nama…, 2. Kapan pakaian…, bahasa Indonesia, perihal penulisan tanda
…belajar tentang agama.Apa saja…, Tetapi baca. Kedua, penulis juga harus berinisiatif
Jawa Timur terlalu luas.Oleh Karena itu…, berkonsultasi kepada dosen pengampu
5.Membuat simpulan. Kedua, data penelitian mata kuliah perihal penulisan tanda baca
berupa tidak adanya spasi setelah tanda yang disalahkan, agar tidak terulang kembali
koma (,) ditemukan dalam penggalan kesalahannya. Ketiga, segera menyesuaikan
kalimat: (2) …belajar bahasa Inggris,saya setting-an PC ke negara yang dituju agar
tahu…, Budha,Katholik,Kristen,Islam dan…, memudahkan proses pengetikan sebelum
(Fitriwandaa,2014:1). Tim peneliti mata kuliah “Penulisan Karya Ilmiah”
beranggapan bahwa kesalahan penulisan digulirkan.
kata dengan tidak menyertakan spasi ini juga
dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, B. Kesalahan Tata Bahasa
pengaruh penulisan aksara kana dan kanji Perihal kesalahan tata bahasa, berikut ini
dalam membuat sakubun ‘karangan’ yang disajikan hasil analisisnya berupa tabel di
memang dalam menulisnya tidak perlu bawah ini,
dispasi. Faktor kedua, pengaruh setting
laptop yang didesai di negara Jepang sendiri,

Tabel B. Bentuk-Bentuk Kesalahan Variabel Tata Bahasa


No. Bentuk-Bentuk kesalahan UTS UAS

1 Penggunaan kata yang kurang tepat. √ √


2 Adanya pemborosan kata. √
3 Salah menggunakan kata kerja pasif. √
4 Penggunaan kalimat yang kurang tepat. √ √
5 Penyusunan kalimat yang kurang tepat. √
6 Adanya kalimat yang kurang lengkap. √

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 205


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 193 - 209

Berdasarkan temuan data, beberapa Kesalahan lain dalam bentuk


bentuk kesalahan yang berhubungan pemborosan kata yang terjadi pada saat uts
dengan kesalahan tata bahasa dapat dan uas. Pemborosan kata tersebut
dikelompokkan menjadi lima kelompok merupakan penggunaan kata-kata yang
seperti yang tercantum pada tabel di atas. tidak perlu yang tidak seharusnya ada,
Kesalahan tata bahasa terjadi pada saat misalnya kata dari. Pada kalimat
mengerjakan tugas uts maupun uas. Contoh mendeskripsikan dari umur orang Indonesia dapat
kesalahan tersebut antara lain penggunaan memiliki…. Penggunaan kata dari pada
kata untuk, biasanya, selain itu, seorang, kalimat tersebut, meskipun tidak ada kata
karena yang kurang tepat seperti yang dari, tidak akan mengubah arti bahkan ada
dapat dilihat pada contoh kalimat berikut kata dari pun akan membuat kalimat
ini: (1) Mendeskripsikan untuk orang Surabaya tersebut menjadi jelas, bahkan sebaliknya
naik sepeda motor. Untuk contoh kalimat sehingga penggunaan kata dari pada kalimat
pertama kesalahan terjadi pada penggunaan tersebut dianggap sebagai pemborosan kata.
kata untuk yang seharusnya menggunakan Sebagai contoh yang lain pada kalimat
kata tujuan karena pada kalimat tersebut mendeskripsikan mulai umur rata-rata orang
menjelaskan tujuan penelitian. (2) Surabaya… khususnya pada penggunaan
Mendeskripsikan biasanya orang Surabaya naik kata mulai karena yang hendak
motor. Untuk contoh kalimat kedua pada dideskripsikan adalah umur rata-rata orang
kata mendeskripsikan seharusnya ditulis Surabaya, bukan mulai umur, sehingga kata
dengan kata mendeskripsikan jumlah, karena mulai dianggap sebagai pemborosan kata.
pada bagian ini juga masih berhubungan Bentuk kesalahan yang
dengan tujuan penelitian yang menjelaskan berhubungan dengan penggunaan kata kerja
tujuan dari penelitian ini adalah pasif terjadi pada uts saja seperti pada
mendeskripsikan jumlah pemakai contoh kalimat (1) ...ada banyak orang dipakai
kendaraan bermotor. (3) Kalau seorang ingin hijab… yang seharusnya ..ada banyak orang
mendapat SIM C untuk…. Selanjutnya, pada memakai hijab. Mahasiswa hendak
kalimat ketiga ada kata seorang. Pada kalimat menyampaikan bahwa hijab banyak dipakai
tersebut kurang tepat karena jika oleh orang muslim, sehingga dalam
menggunakan kata seorang kalimat tidak pembetulannya orang muslim memakai
jelas, sehingga seharusnya kata seorang hijab. (2) ..hari itu dosen di Unitomo dipakai
diubah menjadi kata seseorang. (4) Selain itu, batik yang seharusnya ..hari itu dosen di
keduanya dapat pergi…. Untuk contoh Unitomo memakai batik, yaitu batik yang
kalimat keempat adanya kesalahan dipakai oleh dosen Unitomo bukan dosen
penggunaan kata selain itu, yang seharusnya Unitomo dipakai batik sehingga
menggunakan walau demikian, karena pada pembetulannya dosen Unitomo memakai batik.
kalimat tersebut sebelumnya menjelaskan Di sini masih terlihat bahwa mahaisswa
tentang kelebihan dan kekurangan naik masih belum memahami penggunaan kata
sepeda motor dan naik mobil, dan keduanya kerja pasif dalam kalimat.
dapat digunakan untuk bepergian dalam Bentuk kesalahan yang lain antara
jarak yang jauh. (5) Karena saya takut jalan di lain, adanya kalimat yang kurang tepat
Surabaya. Kemudian pada contoh kalimat seperti, pada contoh kalimat berikut: (1)
kelima, penggunaan kata karena. Pada mendeskripsikan biasanya orang Surabaya naik
kalimat ini tidak perlu menggunakan kata sepeda motor, yang seharusnya mendeskripsikan
karena yang menjadi menyatakan alasan dari jumlah orang Surabaya yang biasanya naik sepeda
kalimat sebelumnya. Pada kalimat tersebut motor. (2) umurnya umum 23 tahun, yang
menyebutkan bahwa mahasiswa tidak dapat seharusnya umumnya berumur 23 tahun. (3)
naik sepeda motor di Surabaya dan dia takut ketiga, saya memakai angket, yang seharusnya
karena menurutnya orang Surabaya dan ketiga, saya menyebarluaskan angket.
sekitarnya tidak mematuhi marka jalan.

206 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

Kemudian bentuk kesalahan lainnya lembar kerja UTS dan UAS dari mata kuliah
adalah penyusunan kalimat yang kurang “Penulisan Karya Ilmiah 1” yang ditulis
lengkap. Contohnya antara lain pada oleh mahasiswa Universitas Setsunan yang
kalimat: (1) ..perbedaan antara sepeda motor dan sedang belajar bahasa Indonesia di Fakultas
mobil di Osaka dan Surabaya yang seharusnya Sastra Universitas Dr. Soetomo. Ada empat
..perbedaaan antara sepeda motor di Surabaya, lembar kerja UTS dan empat lembar kerja
khususnya di Semolowaru dan sekitarnya. (2) yang menjadi sumber data. Dari data yang
..perbedaan sepeda motor antara di Jepang dan terkumpul maka bentuk-bentuk kesalahan
Surabaya yang seharusnya ..perbedaan sepeda yang ditemukan dibagi menjadi dua
motor antara di Surabaya. kelompok seperti pada tabel di bawah ini.
Bentuk kesalahan yang lain antara Dua kelompok utama dalam
lain, adanya penggunaan kalimat yang kesalahan sistematika penulisan yang
kurang lengkap yang terjadi pada saat uas, didapat dari data yang dikumpulkan yaitu:
seperti pada contoh kalimat berikut: (1) cara penulisan dan penulisan pada kalimat.
..teman yang sudah pernah hal tersebut, yang Cara penulisan adalah aturan-aturan yang
seharusnya .. teman yang sudah pernah sudah disepakati oleh pengajar maupun
melakukan hal tersebut. (2) ..tidak selalu dipakai pembelajar untuk keseragaman bentuk
kegiatan sehari-hari. yang seharusnya ..tidak penulisan. Aturan ini disampaikan oleh
selalu dipakai dalam kegiatan sehari-hari. (3) pengajar di awal perkuliahan. Sedangkan
hijab dipakai wanita muslim, yang seharusnya kesalahan penulisan kalimat adalah
hijab dipakai oleh wanita muslim. kesalahan pada penggunaan kata sambung,
atau kalimat yang tidak dapat dipahami
C. Kesalahan Sistematika Penulisan maksudnya.
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa data penelitian ini adalah

Tabel C. Kesalahan Sistematika Penulisan


No. Bentuk-Bentuk Kesalahan UTS UAS
1 Format dan cara penulisan.  
1. Jarak antartulisan di cover.
2. Tebal-tipis huruf di cover.
3. Penulisan bab dan subbab.
4. Penomoran halaman.
5. Paragraf.
6. Margin penulisan yang tidak tepat.

2 Penulisan kalimat.  
1. Koherensi antarkalimat.
2. Kalimat yang terlalu singkat.
3. Penjelasan yang tidak mencapai sasaran.

1. Bentuk Kesalahan pada Format dan dapat dipahami secara benar oleh
Cara Penulisan pembelajar, atau mahasiswa kurang teliti
Kesalahan cara penulisan dan tidak melihat revisi dari kesalahan yang
ditemukan dalam data pada lembar kerja sudah dilakukan pada saat UTS. Sebagai
UTS dan UAS sehingga dapat dikatakan contoh kesalahan pada tebal tipisnya huruf.
pembelajar tidak memahami penjelasan dari Pada saat pengumpulan tugas UTS, dosen
pengajar, karena disampaikan pada awal mengoreksi kata yang perlu dicetal tebal
perkuliahan, sehingga ada kemungkinan tetapi tetap ditulis tipis. Kesalahan yang
bahasa yang disampaikan pengajar tidak terjadi pada UTS kemungkinan disebabkan

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 207


Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018, pp. 194 - 209

oleh ketidakpahaman mahasiswa pada kurang dapat mengatur kalimat pada


penjelasan dosen. Tetapi hal yang sama paragraf yang sedang ditulisnya.
terulang pada tugas UAS. Hal ini Solusi yang dapat diberikan pada
kemungkinan terjadi karena mahasiswa kesalahan bentuk penulisan ini adalah
kurang teliti atau pada saat pembuat tugas dibuatkan sebuah handout dengan bahasa
UAS tidak melihat revisi tugas UTS. yang sesederhana mungkin yang di
Analisis yang sama juga diberlakukan pada dalamnya diberi template penulisan cover
kesalahan yang dibuat ketika membuat dan contoh penulisan daftar isi, contoh
cover. Mahasiswa tidak memperhatikan penulisan bab dan subbab dan letak
jarak antartulisan pada cover. penulisan kalimat di awal paragraf, dan
Pada kesalahan Penulisan Bab dan penjelasan mengenai cara-cara menuangkan
Subbab, didapati tugas yang tidak ide dalam sebuah paragraf.
mencantumkan kata “BAB I”, tidak
menuliskan kata “BAB II LANDASAN 2. Bentuk Kesalahan pada Penulisan
TEORI” setelah BAB I selesai, atau kata Kalimat
huruf pada bab tidak ditebalkan dan tidak Kesalahan penulisan kalimat bagi
diletakkan di tengah (center), dll. Analisis dari seseorang yang belajar bahasa asing dapat
kesalahan ini sama seperti pada paragraf dikatakan suatu kesalahan yang wajar karena
sebelumnya yaitu mahasiswa tidak konsep bahasa ibu yang ada pada pikiran
memahami penjelasan dosen atau seseorang seringkali mempengaruhi cara
mahasiswa kurang teliti dalam menulis. berpikir. Selain itu, keterbatasan kosa kata,
Kesalahan pada penomoran tata bahasa, ungkapan juga menjadi kendala
halaman yaitu ada mahasiswa yang untuk dapat mengekspresikan pendapat
mencantumkan halaman 1 mulai dari cover, dengan baik. Kendala keterbatasan yang
daftar isi, isi makalah hingga ke daftar dimiliki membuat maksud pemikiran
pustaka yang seharusnya cover tidak diberi pembicara tidak dapat ditangkap oleh lawan
nomor halaman, penomoran halaman bicara.
daftar isi ditulis dengan huruf i, ii, iii, dst. Ada tiga jenis kesalahan pada
Penomoran halaman 1, 2, 3, dst penulisan kalimat yang berhasil ditemukan
dicantumkan pada isi tugas. Kesalahan pada yakni koherensi antarkalimat, kalimat yang
penomoran halaman ditemukan pada data terlalu singkat, dan penjelasan yang tidak
UTS dan UAS. Data UTS telah direvisi mencapai sasaran. Kesalahan penulisan
tetapi masih ada mahasiswa yang melakukan yang mengakibatkan koherensi antarkalimat
kesalahan yang sama pada saat UAS. Hal tidak tersambung dengan baik yaitu tidak
tersebut dapat dikatakan bahwa ketelitian digunakannya kata sambung atau salah pada
dalam penulisan masih kurang dimiliki oleh penggunaan kata sambung. Salah satu
mahasiswa. contoh kesalahan penulisan yang ditemukan
Ada dua jenis kesalahan yang adalah “Kali ini saya mengambil Madura,
dilakukan pada penulisan paragraf yaitu Malang, dan Sidoarjo”. Dalam hal ini
kesalahan penulisan awal paragraf yang penulis mencantumkan nama-nama kota
tidak menjorok ke dalam dan aturan tetapi tidak dijelaskan akan dibagaimanakan
minimal paragraf tidak ditaati. Kesalahan data tersebut. Pembetulan dari kesalahan
yang pertama, adalah kesalahan dalam hal tersebut adalah “Penulis mengambil data
ketelitian mahasiswa dalam menulis. baju tradisional yang berasal dari daerah
Sementara ada dua kemungkinan untuk Madura, Malang, dan Sidoarjo.”
kesalahan kedua yaitu mahasiswa kurang
teliti ketika membuat paragraf atau karena SIMPULAN
kendala bahasa, mahasiswa kurang dapat Berdasarkan hasil analisis, simpulan
memberikan penjelasan yang utuh atau penelitian ini adalah (1) Faktor kesalahan
pemahaman dan penulisan karya ilmiah

208 Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved.


Nugroho, Suryawati, & Zuliastutik, Analisis Kesalahan dalam Penulisan Karya Ilmiah …

mahasiswa Setsunan angkatan ke-13 Moleong, L.J. (2017). Metode Penelitian


semester gasal tahun akademik 2017/2018 Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu: (a) Remaja Rosdakarya.
kesalahan penulisan ejaan yang terdiri atas Siagian, E.N. (2017). Analisis Kesalahan
kesalahan penulisan huruf kapital, kecil dan Berbahasa (Tulis) Mahasiswa BIPA
huruf miring, kesalahan penulisan kata serta Tingkat Lanjut Universitas Yale,
kesalahan penggunaan tanda baca, (b) USA. Makalah. Diakses
kesalahan tata bahasa berbentuk dari:http://jurnal.unej.ac.id/index.ph
penggunaan kata yang kurang tepat dan p./fkip-article/download.
boros, kesalahan menggunakan kata kerja
pasif, penggunaan kalimat yang kurang Pusat Bahasa Kemdiknas Republik
tepat dan kurang lengkap, serta penyusunan Indonesia. (2012). Pedoman Umum
kalimat yang kurang tepat, (c) kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Yang
sistematika penulisan yang terdiri atas Disempurnakan dan Pedoman Umum
kesalahan format dan cara penulisan serta Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka
kesalahan penulisan kalimat, dan (2) Cara Setia.
mengatasi kesalahan dalam pemahaman dan Sudaryanto. (2016). Cerdas Menulis Karya
penulisan karya ilmiah agar tidak terjadi Ilmiah. Yogyakarta: Sanata Dharma
kesalahan yang terus berulang dapat University Press
dilakukan dengan upaya konkret di
antaranya: (1) membuat modul Pengajaran
Penulisan Karya Ilmiah I dengan bahasa
yang sederhana, lengkap dengan isi yang
mencakup: (a) sistematika penulisan dan
penjelasannya, (b) format penulisan dan
penjelasannya, (c) ilustrasi penulisan kata,
tata bahasa dan paragraf yang benar, (d) trik
pengembangan ide menjadi tulisan yang
koheren, (e) silustrasi gambar agar membuat
mahasiswa tidak bosan, dan (2) membuat
RPS yang tersistem untuk pengajaran satu
semester.

DAFTAR RUJUKAN

Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H.,


& Moeliono, A.M. (2003). Tata Bahasa
Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Azizah, R.F., et al. (2012). Pembelajaran
bahasa Indonesia bagi penutur asing
(BIPA) program CLS (critical language
scholarship) di Fakultas Sastra Universitas
Negeri Malang tahun 2012. Diakses
pada tanggal 24 nopember 2017 dari:
http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel.
Djajasudarma, F. (2010). Metode Linguistik.
Bandung: Refika Aditama.
Keraf, G. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Copyright ©2018 Universitas Pendidikan Indonesia. All rights reserved. 209

Anda mungkin juga menyukai