Anda di halaman 1dari 35

PERIODISASI

SASTRA
A N G KATA N TA H U N 1 9 9 0 - 2 0 0 0 A N

ANGKATAN 1990

SEJARAH
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan
politik dari tangan Soeharto ke B.J. Habibie
lalu K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan
Megawati Soekarno Putri, muncul wacana
tentang sastrawan reformasi. Munculnya
angkatan ini ditandai dengan maraknya
karya-karya sastra puisi, cerpen maupun
novel, yang bertemakan sosial-politik,
khususnya seputar reformasi.

SEJARAH
Peristiwa reformasi 1998 banyak melatar
belakangi kelahiran karya-karya sastra
seperti puisi, cerpen, dan novel. Bahkan,
penyair yang semula jauh dari tema
sosial-politik, seperti Sutardji Calzoum
Bachri, Acep Zamzam Noer dan Ahmadun
Yosi Herfanda, juga ikut meramaikan
suasana itu dengan sajak-sajak sosialpolitik mereka.

CIRI-CIRI
Angkatan reformasi Isi karya sesuai
situasi reformasi
Tema sosial-politik, romantik, naturalis
Produktivitas karya sastra lebih marak
lagi
Banyak munculnya sastrawan baru
yang membawa angin baru dalam
kesusastraan Indonesia, contohnya Ayu
Utami

CONTOH SASTRAWAN 1990

AHMADUN
YOSI
HERFANDA
Kendal, 17
Januari 1958
Karya : Puisi
Resonansi
Indonesia, dll.

EMHA
AINUN
NAJIB

Jombang, 27 Mei
1953
Karya : Puisi
Sajak-sajak
Cinta, Teater
Lautan Jilbab, dll.

CONTOH KARYA SASTRA

INDONESIA, AKU MASIH TETAP


MENCINTAIMU
Indonesia, aku masih tetap mencintaimu
Sungguh, cintaku suci dan murni padamu
Ingin selalu kukecup keningmu
Seperti kukecup kening istriku
Tapi mengaoa air matamu
Masih menetes-netes juga
Dari rintihmu pilu kurasa?
Burung-burung bernyanyi menghiburmu
Peswat-pesawat menderu
membangkitkanmu
Tapi mengapa masih juga terdengar
tangismu?
Apakah kau tangisi hiutan-hutan
Yang tiap hari digundul pemegang
hapeha?
Apakah kau tangisi hutang-hutang
negara
Yang terus menumpuk jadi beban
bangsa?

Apakah kau tangisi nasib rakyatmu


Yang makin tergencet kenaikan harga?
Atau kau sekedar merasa kecewa
Lkarena rupiahmu terus dilindas dolar
amerika
Dan OMF, rentenir kelas dunia itu,
Terus menjerat dan mengendalikan
langkahmu?
Ah, apapun yang terjadi padamu
Indonesia, aku tetap mencintaimu
Ingin kucium jemari tanganmu
Seperti kucium jemari tangan ibuku
Sungguh, aku tetap mencintaimu
Karena itulah,ketika orang-orang
Ramai-ramai membeli dolaar amerika
Tetap kubiarkan tabunganku dalam
rupiah
Sebab sudah tak tersiasa lagi saldoya

LUPUS
Lupus adalah seorang siswa yang bersekolah diSMA
Merah Putih. Dia memiliki gaya dan ciri yang khas,
yaitu: badankurus dan sedikit tinggi,suka pakai baju
lengan panjang, modelrambutnya yaitu bagiandepan
yang panjang hampir menutupi mata, bagian samping
dipotong rapi ke arah belakang, dan bagian belakang
terlihat panjang hampir menutupi kerah baju.
Ciri lupus yang lain yaitu dia gemar mengunyah
permen karet, dan sering pula membuat balon besar
dari permen karet tersebut.
Dia juga suka menulis artikel dan kadang juga
cerpen di majalah remaja. Dari hasil menulis tersebut,
dia tak pernah minta uang dari ibunya.

Seperti biasa, kalau pergi sekolah Lupus sering naik bis


kota, tapi kali ini dia disuruh guru biologi membawa contoh
contoh tanaman dan baju praktek. Jadinya dia agak
kerepotan naik bis.
Walau susah payah di dalam bus yang penuh sesak,
Lupus berhasil berkenalan dengan seorang cewek cantik
yang bernama Yanti. Mereka lalu ngomong banyak mulai
dari soal sekolah, cuaca, film, musik, dan makanan favorit.
Mereka jadi akrab dan sangat dekat.
Sementara lalu lintas sedang macet. Kalau pagi memang
banyak orang yang bertugas. Tapi Lupus tidak menyesali
macet ini. Malah bersyukur.
Sampai di Senayan, ada seseorang yang turun dan
meninggalkan bangku kosong yang langsung diduduki Yanti.
Lupus pun segera menitipkan bawaannya yang banyak
kepada Yanti. Contoh-contoh tanaman serta diktat yang
besarbesar.

Tapi pembicaraan mereka terputus karena ada pula


seorang cowok lain yang juga ngomong dengan Yanti.
Lupus jadi kesal. Sampai akhirnya buru-buru turun. Tapi
sayang, hal ini membuat dia lupa membawa turun barang
bawaannya yang banyak.
Lupus jadi sangat kesal dan ingin berteriak. Lalu dia
mengambil permen karet dan menggigitnya keras-keras.
Tibatiba terdengar suara seorang cewek yang
memanggil Lupus. Ternyata dia adalah Yanti yang
membawa barang bawaan Lupus yang tertinggal.
Harusnya Yanti turun di Mayestik, tapi dia bela- belain
untuk mengembalikan barang bawaan lupus yang terlupa.
Wah, makasih banget, Yan! Bawa sini dong! sahut
Lupus girang sambil menghampiri Yanti.

Tapi Yanti malah menjauh sambil tertawa-tawa. Ayo,


tangkap dulu, dong. Hahahaha
Dengan romantisme dadakan, Lupus dengan mudah
menangkap Yanti. Setelah itu Lupus pun dengan setia
menemani Yanti menunggu bis yang akan lewat
berikutnya.
Lupus sangat menikmati suasana ini. Tidak peduli bel
sekolah yang berdentang di kejauhan. Dan dia malah
bersyukur ketika bis yang ditunggu tak kunjung tiba.

ANGKATAN 2000

SEJARAH
Korrie Layun Rampan (2000) buku
tentang lahirnya sastrawan Angkatan
2000. Seratus lebih penyair, cerpenis,
novelis, esai, dan kritikus sastra
dimasukan Korrie ke dalam Angkatan
2000, temasuk mereka yang sudah
mulai menulis sejak 1980-an seperi
Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda
dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang
muncul pada akhir 1990-an seperti Ayu
Utami dan Dorothea Rosa Herliany.

CIRI-CIRI
Angkatan modern
Sosial-politik, romantik, masih
mewarnai tema karya sastra;
Banyak muncul kaum perempuan;
Adanya sastra bertema gender,
perkelaminan, seks, feminisme;
Adanya sastra religi;
Muncul cyber sastra di Internet.

CONTOH SASTRAWAN 2000

Justina Ayu
Utami
Bogor, 21 November 1968
Karya : Novel Saman,
Larung

Acep Zamzam Noer

Tasik, 28 Februari 1960


Karya : Kumpulan Puisi
Tamparlah Mukaku, Aku
Kini Doa, Kota Hujan, dll.

Dewi Dee Lestari


Bandung, 20 Januari 1976
Karya : Novel Supernova I-V, Rectoverso

Andrea Hirata
Belitung, 24 Oktober 1967
Karya : Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi,
Edensor, Maryamah Karpov, dll

Darwis Tere Liye

21 Mei 1979
Karya : Novel Rindu, Rembulan
Tenggelam di Wajahmu, Hafalan Shalat
Delisa, dll

Habiburrahman El
Shirazy
30 September 1976
Karya : Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih
I dan II, Dalam Mihrab Cinta, dll.

Seno Gumira Ajidarma

19 Juni 1958
Karya : Cerpen Manusia
Kamar, Dilarang
Menyanyi di Kamar
Mandi, dll.

CONTOH KARYA SASTRA

AKANKAH
-RENDRA RAHIM, AE-

Delima dua tangkai


Kusanjung dewi dewi
Satu kantong
kubawa pergi
ku tatap mega berarak
panjang kelana
terkuak tabir
ku gapai
ku kibas
ku ambil

jauh jauh dan


hilang
tatap sayu juwita lugu
ku reguk gundah
sudahlah punah
dikau dimana
delima dua tangkai
apakah ?
tapi sudahlah.....

SEBELAS PATRIOT
-ANDREA HIRATATelah kutemukan dalam buku sejarah, bahwa timah
berlimpah di pulau kami- Belitong-membuat Belanda
bernafsu mengeruk sebanyakbanyaknya. Berebut kuasa
sesama kolonial menambah ambisi sebanyakbanyaknya itu
dengan secepat-cepatnya. Dalam putaran kerakusan nan
dahsyat itu anak-anak lelaki Melayu di bawah umur diseret ke
parit-parit tambang untuk kerja rodi.
Di antara anak-anak lelaki kecil itu terdapat tiga anak
masing-masing berusia 13,15, dan 16 tahun. Mereka saudara
kandung dan dipaksa Belanda meninggalkan rumah untuk
menggantikan ayah mereka yang hampir sepanjang hidup
telah ditindas Belanda, sampai lunas tenaga dan usianya.
Ketiga anak itu bergabung dengan ratusan anak seusia
mereka, bergelimang lumpur, membanting tulang
sepanjang waktu.

Wajib ganti tenaga adalah tradisi yang diciptakan


kolonial di Tanah Melayu dan berisiko tembak di tempat
bagi pembangkang.
Pernah tercatat beberapa perlawanan yang pernah
diletuskan rakyat. Namun, kaum yang rendah hati dan
turun-temurun tak mengenal kekerasan itu selalu diberi
contoh mengerikan atas niat pemberontakan. Belanda tak
sungkan membakar kampung dan membunuh setiap orang
tak peduli wanita, anak-anak, dan orang tua. Dengan cara
keji ini kolonial melanggengkan kerja paksa bagi pribumi.
Waktu demi waktu berlalu. Tertindas di bawah
penjajahan, rakyat menemukan caranya sendiri untuk
melawan. Para penyelam tradisional melawan dengan
membocorkan kapal-kapal dagang Belanda yang mendekati
perairan Belitong. Para pemburu melawan dengan meracuni sumur-sumur yang akan dilalui tentara Belanda. Para
imam membangun pasukan rahasia di langgar-langgar.
Para kuli parit tambang melawan dengan sepak bola.

Setelah kejadian dengan luak bersama Trapani dan


Mahar itu, kami masuk sekolah. Waktu kelas lima SD, di
rumah, aku menemukan sesuatu di bawah tumpukan pakaian
bekas. Benda itu adalah sebuah album foto yang sepertinya
sengaja disembunyikan di situ. Ketika kulihat-lihat album
itu, Ibu serta-merta merebutnya dariku sambil melontarkan
peringatan agar jangan sekali-kali lagi aku bermain-main
dengan album itu, yang kemudian dipindahkan Ibu dari yang
tadinya di bawah dipan dan sekarang, entah di mana.
Kucari-cari album itu di tempat-tempat Ibu biasa
menyembunyikan sesuatu, misalnya di bawah kasur, tak
ada. Di dalam kasur, tak ada. Akhirnya, album itu
kutemukan di dalam sebuah kaleng, di atas sebuah lemari
rustik yang tua.

Foto itu adalah seseorang yang sedang memegang


sesuatu yang seharusnya membuat dia senang. Namun
dia tidak tertawa, tidak pula tersenyum. Aku tak,
mengenalnya karena pada bagian wajah tak jelas dan karena
wajah yang tak jelas itu asing bagiku, sulit kuhubungkan
dengan siapa pun yang telah kukenal. Namun, kesan
pertama tentang dirinya adalah bahwa dia orang yang hebat.
Ah, senangnya melihat foto-foto yang lama. Larangan
Ibu membuat album itu semakin menarik dan yang paling
menarik adalah sebuah foto hitam putih yang samar dan
berbintik-bintik dirusak usia. Aku curiga, mungkinkah foto
inilah yang membuat Ibu melarangku bermain-main
dengan album ini? Sebab, ketika memergokiku kemarin,
foto itu yang sedang kupandang-pandang.

PERBANDINGAN KARYA
SASTRA TIAP PERIODE

Angkatan 1920
Gaya Bahasanya klise
pepatah atau peribahasa
Alurnya lurus, tokohnya
plot karakter
Corak romantic sentimental
Puisi berbentuk syair dan
pantun
Bersifat didaktis atau
pendidikan
Bertemakan pertentangan
antara kaum tua dan muda

Angkatan 1930

Gaya Bahasa tidak


menggunakan pepatah
atau peribahasa
Alurnya maju
Temanya tidak focus
pada adat
Puisi bersifat romantic
Berlatar masyarakat
penjajahan
Cara pengucapannya
bebas

Angkatan 45 (Chairil
Anwar)

Banyak muncul tema


peperangan
Banyak dipengaruhi
sastra asing
Sastrawan banyak yang
individualis, dinamis,
kritis
Gaya bahasanya ada
yang ekspresif, spontan,
sinisme, dan sarkasme

Angkatan 66 (Taufik
Ismail)
Gaya epic mulai muncul
Banyak tema tentang
kemuraman hidup
Banyak muncul tema
masalah
kemasyarakatan
Cerita dengan latar
perang mulai berkurang
Gaya Bahasa retorik

Angkatan 70 (Dami N.
Toda)

Angkatan 80
(Ahmaddun Yossi)

Bahasanya mudah
dipahami
Alurnya maju
Banyak melibatkan
tokoh
Temanya kehidupan
Puisinya bertipe
mantra, paraleisme,
hiperbola, dan banyak
mengandung kata
daerah
Prosanya konvensional
dan kedaerahan

Temanya religious,
ketuhanan, dan
mistikisme
Improvisasinya tinggi
Temanya kehidupan
social, HAM,
percintaan
Bahasanya realistis
dan banyak
pembebasan kata dari
konsepsi asli
Dipengaruhi daerah
barat

Anda mungkin juga menyukai