Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang
Periodisasi Angkatan 70-an sampai 90-an.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Angkatan 70-an sampai 90-an. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa
yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Kami harap makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Surabaya, 19 Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................
Latar Belakang ............................................................................................................
Rumusan Masalah .......................................................................................................
Tujuan .........................................................................................................................
BAB II ISI ....................................................................................................................
Latar Belakang Angkatan 70-an .................................................................................
Ciri Khas Angkatan 70-an ..........................................................................................
Pengarang dan Karya Angkatan 70-an .......................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................
Kesimpulan .................................................................................................................
Saran ...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

1
2
3
3
4
4
5
5
6
7
10
10
10
11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah yang kami buat dengan judul, Periodesasi Angkatan 70 sampai 90 Sastra
Indonesia adalah salah satu yann wawasan estetik sesudah angkatan 45, dan juga memiliki
tokoh-tokoh yang berpandangan pembaharuan Sastra Indonesia Modern sesudah
angkatan 45.
Dalam periodesasi angkatan 70-an sampai 90-an pengarang berusaha melakukan
eksperimen untuk mencoba beberapa kemungkinan bentuk karya sastra baik itu puisi, prosa
dan drama namun hasilnya semakin tidak jelas. Contoh konkritnya yaitu membuat prosa
dalam bentuk cerpen bahkan pengarang sudah berani membuat cerpen dengan panjang 1-2
kalimat saja sehingga bentukknya terlihat seperti bentuk sajak. Tidak hanya cerpen mereka
juga membuat drama dan mempertunjukkannya dengan tidak masuk akal (absurd).
Sedangkan dalam bidang puisi muncul puisi kontemporer.
Periodesasi Sastra Indonesia angkatan 70 sampai 90 memperlihatkan pembaharuan dalam
berbagai bidang baik itu dalam wawasan estetik, pandangan, sikap hidup, dan orientasi
budaya. Para sastrawan masa itu tidak mengabaikan sesuatu hal yang bersifat tradisional
melainkan menjadikannya titik ukur dalam menghasilkan karya sastra modern yang baik dan
berkualitas.
Perkembangan Sastra Indonesia angkatan 70-an sampai 90-an mengalami kemajuan pesat.
Hal itu di karenakan banyak penerbit yang muncul dan bebas menampilkan dan
mengekspresikan karyanya dalam berbagai bentuk. Ada salah satu tokoh di angkatan 70 yaitu
Sutardji Calzoum Bachri yang mendapat hadiah sastra dari ASEAN. Hadiah tersebut ia
peroleh karena ia berani menampilkan corak baru dalam kesusastraan Indonesia di bidang
puisi. Ia cenderung membebaskan kata dalam membangkitkan kembali wawasan estetik
mantra. Hal itu bisa dilihat dari salah satu puisinya yang berjudul, Kredo Puisi yang di
tulisnya di Bandung tanggal 30 Maret 1973 dan di muat dalam majalah Horison pada bulan
Desenber 1974.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah yang berjudul, Periodesasi Sastra Indonesia
Angkatan 70-an sampai 90-an, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang sejarah lahirnya Sastra Indonesia angkatan 70-an sampai 90an?
2. Bagaimana ciri khas karya sastra Indonesia angkatan 70-an sampai 90-an?
3. Siapa saja pengarang dan apa saja karya yang di hasilkannya sebagai corak karya sastra
Indonesia angkatan 70-an sampai 90-an?
C. Tujuan Penulisan

Makalah yang kami beri judul, Periodesasi Sastra Indonesia Angkatan 70 sampai 90
ingin menjelaskan dan menggambarkan tentang apa saja yang ada dalam periodesasi
angkatan tersebut. Lebih khususnya sebagai berikut:
1. Menjelaskan dan menggambarkan pembaca tentang apa latar belakang sejarah lahirnya
angkatan70-an;
2. Menjelaskan dan menggambarkan pembaca tentang apa ciri khas karya sastra Indonesia
angkatan70-an;
3. Menjelaskan dan menggambarkan kepada pembaca tentang siapa saja pengarang dan apa
saja karya yang di hasilkannya sebagai corak karya sastra Indonesia angkatan70-an.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Angkatan 70-an sampai 90-an
1. Sastra Angkatan 70-an sampai 90-an
Sastra Angkatan 70-an sampai 90-an diberikan kepada sastrawan dan sastrawati
yang lahir pada tahun 70-an sampai 90-an. Yang pertama kali memperkenalkan istilah ini
adalah Dami N. Toda dalam Peta Perpuisian Indonesia 70-an dalam Sketsa. Sastra
angkatan 70 dan 80 jauh berbeda jika dibandingkan dengan sastra Generasi Kisah (19531962), Generasi Manifes Kebudayaan (1962-1969) yang oleh H.B. Jassin disebut sebagai
Sastra Angkatan 66. Angkatan 70 dan Angkatan 80 dijadikan satu karena memiliki
konsep yang sama. Perbedaannya hanya terletak pada usia sastrawan, jumlah media masa
dan pernebit.
Lahirnya Angkatan 70-an sampai 90-an dilatarbelakangi oleh adanya perubahan
cara berfikir para sastrawan Angkatan 70-an sampai 90-an dari masa sebelumnya. Hal ini
juga dikarenakan adanya perbedaan-perbedaan pandangan mengenai seni dan sastra.
Ramadhan K.H. penyair kumpulan sanjak Priangin Si Jelita, terjemahan Romansa
Kaum Gitana karya Gorsia Lorca, pengarang roman, Royan Revolusi, novel Kemelut
Hidup dan Kuantar ke Gerbang, telah aktif menulis pada tahun 60-an. Begitu pula dengan
penulis lainnya seperti Rendra, Motenggo Boesye, Ayip rosidi, Goenawan Mohamad,
Sapardi Joko Damono, dan lainnya.
Sebagai angkatan kesusastraan, angkatan ini memiliki karateristik sebagai berikut:
a. Menampilkan berbagai bentuk inovasi (pembaharuan) dalam soal ide
b. Mengetengahkan berbagai bentuk inovasi dalam ekspresi/teknik ungkap
c. Memberikan penghayatan yang lebih intens pada masalah agama, filsafat, sosial,
hukum, dll.
2. Puisi-puisi Angkatan 70-an sampai 90-an
Puisi merupakan bentuk ekspresi dari seorang sastrawan ataupun seniman. Sebelum
masa Orde Baru banyak bermunculan puisi yang bertemakan perjuangan. Tapi
kebanyakan sastrawannya tidak bertahan lama karena hanya bermodal semangat dan
hanya sebagai cetusan hati suatu generasi guna menyambut kebebasan setelah lama
tertekan.
Dapat dikatakan saat ini bahwa Puisi Indonesia Modern telah menarik perhatian
internasional. Penyair ataupun sastrawan yang cukup tersohor pada angakatan ini adalah
Sutardji Calzoum Bachri, Ajip Rosidi, Goenawan Mohamad, dll. Suatu pembicaraan
menghasilkan kesimpulan bahwa masalah spiritual menjadi pokok pembicaraan yang
paling menarik. Tetapi masalah perjuangan rakyat tetap menjadi masalah yang paling di
utamakan.
Sutardji Calzoum Bachri adalah salah satu pelopor lahirnya sastra kontemporer,
melalui karya-karyanya yang berisi puisi mbeling atau kita kenal dengan puisi
kontemporer. Dalam puisinya Sutardji Calzoum Bachri cenderung membebaskan kata

dalam membangkitkan kembali wawasan estetik mantra, yakni wawasan estetik yang
sangat menekankan pada magic kata-kata, serta melahirkannya dalam wujud improvisasi.
Hal itu nyata bila diperhatikan sikap puisinya berjudul Kredo Puisi yang ditulis di
Bandung tanggal 30 Maret 1973 dan dimuat di majalah Horison bulan Desember 1974.
Puisi sendiri telah memiliki tempat di hati pembaca, baik dalam majalah, surat
kabar, dan kumpulan puisi modern Indonesia. Boen SD. Umaryati, yang merupakan ahli
sastra dari FSUI, menghubungkan seni pentas dengan kebiasaan masyarakat tradisional
yang menikmati sastra secara bersama-sama. Adnya tradisialam bentuk lain ini
menyebabkan acara pembacaan puisi selalu menarik perhatian.
B. Ciri Khas Angkatan 70-an sampai 90-an
1. Tema Puisi Angkatan 70-an sampai 90-an
Puisi Indonesia dekade 70 sampai 90 mengalami perkembangan yang sangat pesat
dibanding dunia perpuisian Periode 66. Pada puisi dekade 70-an sampai 90-an kita akan
menemukan estetika penulisan puisi baru serta maka-makna baru. Dalam Angkatan 70-an
sampai 90-anjuga penuh semangat eksperimentasi dalam berekspresi, merekam kehidupan
masyarakat yang penuh keberagaman pemikiran dan penghayatan modernitas. Muncul
para pembaharu sastra Indonesia dengan karya-karyanya yang unik dan segar seperti
Sutarji Calzoum Bachri dan Yudhistira Ardi Noegraha dalam puisi, Iwan Simatupang dan
Danarto dal;am prosa fiksi, Arifin C. Noer dan Putu Wijaya dalam teater.
Dalam penulisan prosa kita akan menemukan kenyataan berimbangnya jumlah
cerpen dan novel yang berbobot literer dan pop, maka dalam puisi ita akan menemukan
jumlah karya yang bermutu jauh lebih banyak. Bahkan puisi-puisi dimajalah remaja
banyak pula yang bernilai literer. Dunia penulisan puisi periode ini terus melaju karena
peran media cetak yang kerap kali memuat karya-karya para panyair.
Masa subur kepenulisan periode 70-an sampai 90-an ditanadai dengan munculnya
ratusan penyair baru yang mencipatakan banyak karya. Ribuan sajak yang ditulis oleh
ratusan penyair dlam periode ini memiliki struktur lahir dan struktur batin yang cukup
beraneka. Banyak nilai yang bisa kita petik. Selain menghasilkan bentuk dan isi
konvensional, Angkatan 70-an sampai 90-an juga memunculkan beraneka ragam inovasi
dan kreativitas baru dalam mengahasilkan karya. Banyak tema yang diangkat oleh penyair
pada Angkatan ini seperti kompleksitas persoalan, kehidupan yang lebih multidimensional,
muncuclnya wawasan estetik san nilai-nilai baru.
2. Struktur Fisik Puisi Angkatan 70-an sampai 90-an
Puisi-puisi pada Angkatan 70-an sampai 90-an berbeda dibanding puisi angkatan
sebelumnya. Selain bentuk penulisan puisi yang telah ada, kita juga akan menjumpai
bentuk-bentuk yang lain. Berbagai bentuk tipografis dan pencapaian wawasan estetik baru
di terapkan. Unsur seni rupa juga menjadi warna dari bentuk-bentuk puisis pada angktan
ini. Penulisan puisi tidak lagi mengacu pada konvensi penulisan puisi yang ada, tetapi juga
mengedepankan nilai estetik baru.
Struktur tersebut bisa kita uraikan sebagai berikut.

Puisi Konvensional
Penulisan larik-larik dalam bait pada puisi selalu ditulis dari tepi, terdiri atas beberapa
kata. Dalam setiap baris dan bait akan ditemukan keserasian, persamaan bunyi yang
menghasilkan persajakan. Contoh puisi pada buku kumpulan buku puisi Tanda karya Heru
Emka.
Semi Konvensional
Terdapat judul, persjakan, baris, dan bait. Baris-baris tertentu ditulis lebih ke kanan,
kata-kata yang seharusnya berderet dalam satu baris dibuat beberapa baris. Terkadang ada
pemberhentian di tengah baris, lalu kata berikutnya dimulai dengan huruf kapital,
membentuk frasa dengan baris berikutnya.
Pada prinsipnya, struktur kata di dalam sanjak jenis ini dalam banyak hal masih
konvensional, meski ada hal-hal tertentu yang nonkonvensi. Contohnya karya Nurdien
Haka yang berjudul Cita-cita Simbok bagi Indonesia.
Puisi yang Prosais dan seperti Paragraf
Puisi jenis ini dibuat dalm bentuk paragraf. Dengan menggunakan kalimat-kalimat
prosa, dan menampilkan makna simbolik. Contoh Perahu Kertas karya Sapardi Joko
Damono.
Kata yang Membentuk Lukisan
Puisi ini memiliki beraneka ragam bentuk. Ada yang berbentuk tanda tanya, lingkaran,
piramid, pohon terang, jalan zigzag, dan sebagainya. Bentuk-bentuk tersebut memiliki
makna yang terkandung di dalamnya. Contoh Viva Pncasila karya Jeihan Suksmantoro.
Puisi Berbentuk Mantra
Puisi jenis ini mengandung gaya dan jiwa kemantraan. Puisi jenis ini sebagian besar
karya Sutardji dan sebagian besar puisi karya Ibrahim Sattah.
Sebenarnya masih banyak sutruktur fisik puisi lainnya pada Angkatan 70-an. Adanya
struktur fisik yang bermacam-macam, akan membuat pembaca tidak jenuh. Pembaca akan
merasa disuguhi sesuatu yang menarik.
3. Struktur Batin Angkatan 70-an sampai 90-an
Berbeda dengan struktur fisiknya, struktur batin lebih membahas kepada unsur
yang terkandung di dalamnya. Adanya pengalaman hidup yang beranekaragam,
penghayatan nilai-nilai intelektual, filosofis, dan agamis dari masing-masing penyair.
Secara rinci, struktur batin dirumuskan sebagai berikut.
Rekaman Peristiwa

Kebanyakan sanjak-sanjak dekade 70-80-90an bertemakan realitas sosial. Hal-hal


yang mereka alami mereka rekam dalam bentuk puisi. Hal itu dilakukan melalui
interpretasi kreatif dan pengolahan kata. Contoh: Hujan Pagi Hari karya Afrizal Malna.
Potret Alam
Kita juga bisa menjumpai sanjak-sanjak tentang pesona alam. Para penyair
menghadirkan keindahan tersendiri, yang mampu memanggil imajinasi pembaca. Penyairpenyair daerah seperti D. Zawawi Imron, Umbu Landu Paranggi, I Made Swantha, Mukti
Sutarman Espe, banyak menulis lirik-lirik yang halus tentang keindahan semesta.
Problem Kehidupan
Tema problem kehidupan banyak ditampilkan dengan tinjauan filsafat. Para penyair
mengembara dari lembah ke lembah kehidupan, menembus ketinggian langitnya
menyelami kedalaman samudranya. Banyak sanjak-sanjak yang berbixara tentang ini
dengan penjiwaan yang halus dan manusiawi.
Puisi Humor
Puisi tertentu karya penyair terkadang memiliki aspek yang menghibur. Dibalik
kelucuan dan nada kocak yang mereka tampilkan itu, ada kritik-kritik halus yang
berdimensi sosial politik. Banyak pengarang yang karya-karyanya mengundang tawa
seperti Darmanto Jatman, Yudhistira Ardi Noegraha, dan sebagainya.
Puisi Tasauf
Puisi tasauf lebih mengolah hati nurani sehingga nilai-nilai ketuhanan diterjemahkan
lebih dalam dari biasanya. Tasauf menafikan dunia dan segala yanga fana sebagai
perwujudan keyakinan akan kemutaklan-Nya. Tasauf sendiri berarti religiusitas yang
berikhtiar meletakkan syariat sebagai ajaran cinta kasih. Contoh: 99 untuk Tuhanku karya
Emha Ainun Najib.
4. Karakteristik Prosa dan Drama Angkatan 70-an
C. Pengarang dan Karyanya pada Angkatan 70-an sampai 90-an
1. Sutardji Calzoum Bachri
Dilahirkan di Riau, 24 Juni 1944, pernah dikenal sebagai Presiden Penyair Indonesia.
Sutardji sendiri merupakan salah satu pelopor lahirnya karaya sastra kontemporer. Karyakaryanya antara lain O, Anak, Kapak, dan sebagainya.
Puisinya ada yang pernah dimuat sebagai Catatan Kebudayaan majalah sastra
Horison berjudul Tanah Airmata. Dan masih banyak lagi karya-karyanya yang tersohor.
Salah satu contoh puisi karya Sutarjdi Calxoum Bachri.
TRAGEDI WINKA DAN SIHKA
kawin
kawin

kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
2. Putu Wijaya
I Gusti Ngurah Putu Wijaya sastrawan Bali yang dilahirkan pada tanggal 11 April
1944, terkenal dengan banyak hasil karya sastranya antara lain Novel yang berjudul Bila
Malam Bertambah Malam (1971), cerpen yang berjudul Dompet, dan masih banyak karyakarya sastra yang terkenal lainnya.
3. Wildan Yatim
Ia adalah seorang dosen dan sastrawan yang lahir di Padangsidempuan Sumatra Utara
pada tanggal 11 Juli 1933, terkenal dengan banyak karyanya seperti, Saat Orang Berterus

Terang (1974), Jalur Membenam (1974), Tak Ada Lagi Bayang-bayang (1981), dan
banyak karya-karya yang lainnya.
4. Marianne Katoppo
Dilahirkan pada tanggal 9 Juni 1943 di Tomohon, Sulawesi. Karyanya antara lain
adalah novel yang berjudul Terbangnya Punai (1980), Raumannen (1977), dll.
5. Y.B. Mangunwijaya
Dilahirkan di Ambarawa,6 Mei 1929, merupakan pengarang, kolumnis, budayawan,
arsitek, pastur. Terkenal dengan karya monumentalnya, roman Burung-burung Manyar,
Rara Mendut, dan masih banyak karya lainnya.
6. Abdul Hamid Jabbar
Penyair kelahiran Kotagadan Sumatra Barat, 27 Juli 1949, terkenal dengan beberapa
antologi puisinya seperti Paco-paco, Wajah Kita, dan terkenal dengan sanjak Proklamasi
II yang sempat dicekal di Solo.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada periode Angkatan 70 sampai 90 para pengarang mencoba melakukan perubahan
dalam berkarya. Dalam periode ini terdapat perubahan para pengarang dalam berfikir dan
mengapreasisasikan karya sastra. Bahkan pembaca akan menemukan prosa dalam bentuk
cerpen. Dalam periode ini puisi ataupun karya sastra lainnya merupakan bentuk ekspresi dari
seorang seniman atau sastrawan. Puisi-puisi masih memiliki keterkaitan dengan puisi-puisi
pada periode sebelumnya, tetapi memiliki perbedaan pada bentuk dan makna karyanya. Tema
dan bentuk dari puisi pada periode ini pun semakin berkembang. Tema yang diangkat pada
angkatan 70 dalam pembuatan puisi cenderung lebih menarik dibanding periode sebelumnya.
Dalam penulisan prosa pembaca akan menemukan berimbangnya jumlah cerpen dan novel
yang berbobot literer dan pop. Terdapat berbagai macam bentuk penulisan puisi.
Pada periode ini penulisan puisi ada yang bebrbentuk rata tengah, rata kanan kiri, dan
ada juga yang berbentuk paragraf. Berbagai macam bentuk fisik dan batin saling
bermunculan. Salah satu pengarang dalam periode ini adalah Sutardji Calzoum Bachri yang
merupakan salah satu pelopor lahirnya karya sastra kontemporer. Contoh salah satu karyanya
adalah O Amuk Kapak.
B. Saran
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca mampu memahami tentang Angkatan 70-an.
Pembaca diharapkan mengetahui tentang Angkatan 70-an dan mengetahui pengarang dan
karya-karya yang dihasilkannya.

DAFTAR PUSTAKA
Yant Mujiyanto dan Amir Fuady. 2011. Sejarah Sastra Indonesia (Prosa Dan Puisi).
Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan
Pencetakan UNS (UNS Pres).

Anda mungkin juga menyukai