Anda di halaman 1dari 14

Analisis Lapis Makna Puisi Sebuah

Restoran, Moskwa

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Sumatif Bahasa Indonesia


Year 10/ Term 4/ 2017 - 2018

Obelix Son Wianto


Kelas 10E

SEKOLAH CIPUTRA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kamu mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
berjudul “ANALISIS LAPIS MAKNA PUISI SEBUAH RESTORAN,
MOSKWA” ini disusun sebagai tugas menulis karya ilmiah.
Makalah ini tentu saja tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Amin, Drs, selaku guru pembimbing yang memeriksa makalah dari awal
hingga selesai;
2. Keluarga yang telah memberikan dorongan semangat;
3. Teman-teman kelas 10E

Walaupun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan makalah


yang berkualitas, sebagai manusia biasa kamu menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kami terbuka terhadap
kritik dari orang lain untuk menyempurnakan makalah. Sebagai akhir kata, kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 25 Mei 2018


Obelix Son Wianto

1
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.4 Manfaat penelitian
1.5 Landasan teori
1.6 Metode penelitian
BAB II ANALISIS LAPIS MAKNA
2.1 Sense
2.2 Subject Matter
2.3 Feeling
2.4 Tone
2.5 Total of Meaning
2.6 Theme
2.7 Moral Message

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah
imitasi (Sebuah restoran, Moskwa). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkap
kan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi
tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar
belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkap kan eksistensi dirinya.

Puisi sajak Sebuah restoran, Moskwa karya WS. Rendra menggambarkan ketuhanan.
Puisi tersebut menceritakan dimana Rendra sedang menikmati makan malam dengan perempuan
muda di mana mereka melanggar sepuluh dosa dan juga memberi harapan palsu kepada satu
sama lain hingga mereka membunuh waktu dalam dosa. Manusia di puisi ini digambarkan
seperti cerutu, bistik, dan whiski-soda karena mereka berhadapan dengan waktu tetap jadi tak
berdaya, sama seperti manusia yang tak berdaya melawan waktu. Dosa-dosa yang di alami oleh
Rendra dalam pengalaman nya ia melakukan dosa untuk menyenangkan diri meskipun ia tahu
bahwa dia telah melakukan dosa tetapi dia tetap melanggar dosa itu, oleh karena itu dia
menyadari bahwa manusia sama seperti dia, bahwa manusia sadari mereka melakukan dosa
tetapi manusia tetap saja melanggar dosa tersebut untuk menghibur diri sendiri.

Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu para
pembaca yang ingin menekuni dunia puisi. Selain tentang pengertian dan unsur –unsur puisi,
makalah ini juga memuat catatan tentang ragam dan teknik yang digunakan untuk menganalisis
lapis makna puisi sebuah restoran, Moskwa milik WS. Rendra.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Mendeskripsikan Lapis makna yang digunakan dalam Puisi “Sebuah
restoran, Moskwa”?
2. Bagaimana WS. Rendra menyampaikan perasaan Kemanusiaan dalam
puisi Sebuah restoran, Moskwa?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan penelitian yang sesuai dengan permasalahan di atas adalah untuk
menjawab analisis lapis makna yang terdapat dalam kumpulan puisi W.S. Rendra Sebuah
restoran, Moskwa. Juga membuat pembaca lebih mudah memahami karena dalam makalah ini
dibuat semudah mungkin untuk dipahami oleh pembaca.

3
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap perkembangan
kesateraan Indonesia pada umumnya, khusunya puisi. Harapan besar penulis semoga penelitian
ini dapat bermanfaat bagi perkembangan puisi, dan juga untuk memperjelaskan lapisan makna
puisi W.S Rendra. Menggambarkan pengalaman yang di alami oleh WS. Rendra di Moskwa dan
ia juga menyampaikan perasaan Kemanusiaan dalam puisi ini.

1. Manfaat Teoritis

Bagi bidang keilmuan diharapkan penelitian terhadap puisi ini mampu memberikan
konstirbusi positif bagi perkembangan ilmu bahasa dan sastra, sehingga dapat digunakan sebagai
landasan untuk penelitian selanjutnya, khususnya kajian puisi. Menggambarkan

2. Manfaat Praktis

Harapan besar penulis, semoga penelitian ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dan
masyarakat luas. Lebih khusus lagi penelitian ini semoga bermanfaat bagi:
a. Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai saran oleh peserta didik untuk lebih
memahami pembelajaran sastra di sekolah dan sebagai jembatan untuk mengembangkan
kreativitas khususnya dalam pembelajaran puisi, serta dapat lebih memahami nilai pendidikan
yang terdapat dalam kumpulan puisi Sebuah Restoran, Moskwa WS. Rendra ini.

b. Pendidik

Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan dalam
pembelajaran puisi kepada siswa, serta dapat mengambil contoh baik dari puisi Sebuah Restoran,
Moskwa WS. Rendra ini.

c. Masyarakat

Semoga dengan penelitian ini, masyarakat secara luas lebih memahami tentang sastra
sebagai lukisan dari kehidupan nyata, serta agar lebih memahami nilai-nilai yang terdapat dalam
puisi.

4
1.5 LANDASAN TEORI
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi dapat diartikan Sebuah restoran,
Moskwa tersebut WS. Rendra mencurahkan pengalaman yang di lakukan di Moskwa tetapi
pengalaman tersebut melawan sepuluh dosa allah oleh karena itu WS. Rendra Penyair berpikir
manusia tak berdaya melawan waktu ‘Manusia sama saja dengan cerutu’,’bistik atau pun
whiski-soda’,’berhadapan dengan waktu’,’jadi tak berdaya’ dalam sajaknya yang berjudul
“Sebuah Restoran, Moskwa.

Dalam puisi dikenal istilah lapis makna, lapis makna dalam puisi terdiri atas Tahap
pengolahan data ada 7 cara yakni (1) Sense (2) Subject matter, (3) Feeling, (4) Tone, (5) Total of
meaning, (6) Theme, dan (7) Moral message.

● Sense: Merupakan gagasan pokok atau gambaran umum mengenai hal yang hendak
dikemukakan oleh penyair.
● Subject Matter: Pokok pikiran yang dikemukakan penyair lewat puisi yang
diciptakannya.
● Feeling: Sikap penyair terhadap pokok pikiran yang dibahas dalam puisi.
● Tone: Sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karya puisi ciptaan-nya.
● Total of Meaning: Keseluruhan makna yang terdapat dalam puisi.
● Theme: Merupakan ide dasar dari suatu puisi yang bertindak sebagai inti dari
keseluruhan makna dalam puisi tersebut
● Moral Message: Pesan yang hendak dikemukakan penyair dalam puisi yang ditulisnya.

Penelitian ini di pergunakan teori struktural. Teori struktural itu adalah suatu teori yang
mendekati karya sastra dengan cara bertumpuk pada karya sastra itu, tanpa harus mengaitkan
dengan hal-hal yang lain, di luar karya sastra, karena karya sastra dianggap sebagai struktur yang
mandiri. Dalam penelitian ini, teori struktural digunakan untuk membahas karya-karya Rendra
Selain teori struktural, penelitian ini juga di pergunakan teori sosiologi sastra.

1.6 METODE PENELITIAN


Penelitian biografi Rendra dan karyanya ini dipergunakan metode deskripsi. Metode
diskripsi itu adalah metode yang memaparkan semua peristiwa, baik waktu, tempat, tokoh, dan
ketuhanan dalam puisi Sebuah restoran, Moskwa karya WS. Rendra.

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh bahan kepustakaan yang dapat dijadikan
acuan dalam membahas objek penelitian. Untuk mendapatkan pustaka-pustaka itu dipergunakan
metode riset kepustakaan. Di samping itu, pengumpulan data penelitian ini juga dengan cara
menggunakan kamus besar bahasa indonesia (KBBI).

5
Tahap pengumpulan data dengan dua cara, yakni membaca karya-karya Rendra yang
menjadi objek penelitian, mencatat hal-hal yang akan dianalisis dan membaca buku-buku
penunjang, mencatat informasi-informasi yang relevan dengan penelitian. Tahap pengolahan data
ada 7 cara yakni (1) Sense (2) Subject matter, (3) Feeling, (4) Tone, (5) Total of meaning, (6)
Theme, dan (7) Moral message.

6
BAB II
ANALISIS LAPIS MAKNA PUISI SEBUAH RESTORAN, MOSKWA KARYA
W.S RENDRA

2.1 Sense
Sense adalah sesuatu yang diciptakan atau dilukiskan oleh penyair lewat puisi yang
dihadirkannya. Sense masih berupa gambaran umum dari apa yang hendak dikemukakan oleh
penyairnya. Seorang pembaca akan menangkap sense ini bila bau membaca secara sepintas atau
bila belum sampai pada taraf menguraikan puisi tersebut. Dalam analisis puisi tersebut, sense
tersebut akan membuahkan pertanyaan, “apa yang hendak dikemukakan penyair lewat puisi yang
di ciptakan itu?”

Dalam puisi Sebuah Restoran, Moskwa WS. Rendra menceritkan pengalaman yang
terjadi di Rusia, Moskwa, salah satu peristiwa yang terjadi di sebuah restoran di Moskwa.
Karena itu judul puisi tersebut adalah Sebuah restoran, Moskwa. Tetapi alasan judul puisi tidak
hanya itu tetapi karena peristiwa yang terjadi di dalam Sebuah restoran itu tersebut. WS. Rendra
menikmati waktu nya dengan perempuan muda di mana mereka sedang makan malam romantis
di dalam Restoran tersebut.

W.S Rendra menyampaikan banyak deskripsi detil tentang makan malam romantis. Tetapi
WS. Rendra ingin menyampaikan bahwa manusia itu sama saja dengan cerutu bistik atau pun
whiski-soda berhadapan dengan tadi tak berdaya yang berarti manusia tak berdaya melawan
waktu tetapi cara penyampaian WS. Rendra dalam puisi ini adalah waktu tersebut itu Perempuan
yang sedang makan malam romantis dengan WS. Rendra dan Rendra adalah Manusia nya yang
tak berdaya melawan waktu.

2.2 Subject Matter


Subject matter adalah pokok pikiran yang dikemukakan penyair lewat puisi yang
diciptakannya. Kalau sense tadi disebutkan masih berupa gambaran secara umum dari apa yang
akan dikemukakan oleh penyair, maka dalam subject matter gambaran umum itu telah diperinci
dalam satuan-satuan pokok pikiran. Sehingga dalam menulis analisis puisi, subject matter akan
melahirkan pertanyaan, “pokok pikiran apa yang akan diungkapkan oleh penyair sesuai dengan
gambaran umum itu?”

7
Pokok pikiran pertama yang terdapat dalam puisi ini tersebut bahwa manusia tak berdaya
melawan waktu ‘Manusia sama saja dengan cerutu’,’bistik atau pun whiski-soda’,’berhadapan
dengan waktu’,’jadi tak berdaya’ dalam sajaknya yang berjudul “Sebuah Restoran, Moskwa.

Pokok pikiran kedua yang terdapat dalam puisi ini tersebut bahwa manusia sering
melakukan dosa meskipun mereka menyadari bahwa itu adalah kesalahan/dosa. “Dengan
gelas-gelas yang tinggi kita membunuh waktu dalam dosa”.

Pokok pikiran ketiga juga menyampaikan oleh penyair dengan rasa sayang; rasa sayang
kepada manusia (“Hari-hari yang nampak koyak-moyak disulam dengan manis oleh wajahnya”).
Ini menunjukan rasa sayang yang di tunjukan oleh Rendra kepada perempuan muda yang sedang
makan malam romantis malam dengannya.

2.3 Feeling

Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkan. Hal ini sejalan
dengan kenyataan bahwa setiap manusia mempunyai sikap dan pandangan tertentu dalam
menghadapi setiap pokok persoalan. Penyair pun demikian, dia sudah dapat dipastikan memiliki
sikap tertentu pada setiap pokok persoalan yang dia ekspresi kan.

Pada puisi tersebut banyak ditemukan feeling yang disampaikan oleh penyair dengan rasa
sayang; rasa sayang kepada manusia (“Hari-hari yang nampak koyak-moyak disulam dengan
manis oleh wajahnya”). Penyair juga menyampaikan bahwa manusia sering melakukan dosa
meskipun mereka menyadari bahwa itu adalah kesalahan/dosa. “Dengan gelas-gelas yang tinggi
kita membunuh waktu dalam dosa”. Penyair juga menyampaikan bahwa manusia tak berdaya
melawan waktu “Manusia sama saja dengan cerutu, bistik atau pun whiski-soda, berhadapan
dengan waktu, jadi tak berdaya’ dalam sajaknya yang berjudul “Sebuah Restoran, Moskwa.

2.4 Tone

Tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karya puisi ciptaanya.
Bagaimanakah sikap penyair terhadap pembacanya dapat dirasakan dari nada ciptaanya. Apakah
penyair itu bersikap menggurui, angkuh, membodohkan, rendah hati, sugestif, persuatif, dan
sebagainya terhadap para peminat puisinya jelas akan kelihatan dari warna puisi tersebut.

Analisis WS. Rendra bersikap informatif dan deskriptif karena dalam puisi ini Rendra
mengungkapkan pengalaman romantis dan juga sepuluh dosa yang di langgar di mana ia telah
berpaling dari tuhan. WS. Rendra mendeskripsikan lingkungan, benda di sekeliling nya yang

8
membuat pembaca untuk bisa berimaginasi pada tempat dan suasana yang di alami oleh Rendra
dalam puisi nya tersebut. “Pintu-pintu berpolitur dengan tirai untaian merjan” dan juga “Kami
bertukar senyum dan tahu masing-masing saling menipu” dalam sampaian tersebut menunjukan
bahwa perempuan tersebut adalah godaan yang beristilah bahwa manusia tidak berdaya melawan
waktu di mana waktu tersebut adalah perempuan tersebut. “Melalui caviar dan vodka kami
langgar sepuluh dosa” Dalam ucapan tersebut di juga menunjukan betapa jahat nya manusia rela
melakukan dosa di mana Vodka berarti melakukan 5 dosa dan meskipun Rendra sadar ia telah
melanggar 10 dosa ia tetap melakukan dosa tersebut.

WS. Rendra ingin menasehati dan mengingat kepada manusia bahwa tanpa kita sadari,
kita membuang waktu untuk hal yang tidak penting bagi kita dan juga masa depan kita. Dalam
puisi tersebut Rendra memperjelaskan amanat dari puisi tersebut “Manusia sama saja dengan
cerutu bistik atau pun whiski-soda berhadapan dengan waktu jadi tak berdaya.”.

2.5 Total of Meaning

Total of meaning atau totalitas makna adalah keseluruhan makna yang terdapat dalam
puisi. Penentuan makna ini didasarkan pada pokok-pokok pikiran yang ditampilkan penyair,
sikap penyair terhadap pokok persoalan yang disajikan dalam puisi, serta sikap penyair terhadap
penikmat puisinya. Totalitas makna tentu akan berbeda dengan sense karena dalam sense
pembaca baru memperoleh gambaran secara umum.

Puisi ini dibuat oleh WS. Rendra untuk menasihati pembaca betapa butuknya kita
manusia yang selalu melakukan dosa-dosa yang kita sendiri menyadari bahwa kita telah
melakukan dosa tersebut. Rendra ingin mengingatkan masyarakat dengan Tuhan dan
memberikan contoh buruk yang di alami oleh Rendra bila melanggar sepuluh dosa allah. Dengan
pengalaman Rendra berharap bahwa manusia akan ingat kepada tuhan dan akan mengurangi
perbuat dosa.

WS. Rendra juga ingin menunjukan kebiasaan buruk manusia bahwa mereka tak berdaya
melawan waktu ‘Manusia sama saja dengan cerutu’,’bistik atau pun whiski-soda’,’berhadapan
dengan waktu’,’jadi tak berdaya’. Rasa kecewa tersebut ditunjukan dengan membandingkan
manusia dengan whiski-soda atau pun cerutu dan bistik. Dengan kritik ini, Rendra ingin manusia
sadar bahwa kita telah berubah dan memiliki kebiasaan yang buruk.

9
2.6 Theme

Theme atau tema itu merupakan ide dasar dari suatu puisi yang bertindak sebagai inti dari
keseluruhan makna dalam puisi tersebut. Tema hanya dapat ditentukan dengan cara
menyimpulkan inti yang terdapat dalam totalitas makna puisi. Sehingga dalam analisis puisi
tema ini akan melahirkan pertanyaan, “apakah ide dasar atau inti dari totalitas makna puisi itu?”
atau “kesimpulan apa yang diperoleh setelah mengetahui totalitas makna puisi itu?”

Puisi ini mempunyai tema ‘ketuhanan’ dan juga ‘kemanusiaan’ karena puisi ini
menceritakan tentang martabat manusia kepada dosa-dosa yang di lakukan meskipun sudah
menyadari bahwa mereka melakukan dosa.

“Dengan gelas-gelas yang tinggi kita membunuh waktu dalam dosa” dan “Manusia sama
saja dengan cerutu bistik atau pun whiski-soda berhadapan dengan waktu jadi tak berdaya”

2.7 Moral message

Total of meaning atau totalitas makna adalah keseluruhan makna yang terdapat dalam
puisi. Penentuan makna ini didasarkan pada pokok-pokok pikiran yang ditampilkan penyair,
sikap penyair terhadap pokok persoalan yang disajikan dalam puisi, serta sikap penyair terhadap
penikmat puisinya. Totalitas makna tentu akan berbeda dengan sense karena dalam sense
pembaca baru memperoleh gambaran secara umum.

Puisi tersebut menceritakan pengalaman yang di alami oleh WS. Rendra saat di sebuah
restoran, Moskwa di mana ia makan malam romantis dengan perempuan muda lalu mereka
berdua menikmati waktu malam bersama dimana mereka berdua saling menukar senyuman palsu
dengan arti saling merayu satu sama lain hingga mereka berdua menikmati dan membuang
waktu tersebut tanpa menyadari nya bahwa Rendra telah membunuh waktu dalam dosa. Amanat
yang bisa di dapatkan dari puisi Sebuah restoran, moskwa tersebut bahwa manusia tak berdaya
melawan waktu ‘Manusia sama saja dengan cerutu’,’bistik atau pun whiski-soda’,’berhadapan
dengan waktu’,’jadi tak berdaya’ dalam sajaknya yang berjudul “Sebuah Restoran, Moskwa.
Puisi ini tersebut ingin menyampaikan bahwa saat kita melakukan dosa kita menyadari dosa
tersebut tetapi kita tidak lebih memilih melakukan dosa tersebut meskipun itu akan membuang
waktu di mana waktu tersebut bisa digunakan untuk hal yang lebih positif dan juga Rendra ingin
menyampaikan bahwa Manusia sekarang melakukan banyak dosa meskipun mereka menyadari
dan mereka harus menyadari kesalahan mereka.

10
BAB III
A.Simpulan
Kumpulan puisi Sebuah Restoran, Moskwa W.S Rendra ini banyak berisikan kritikan
terhadap pikiran manusia yang tak berdaya. Khususnya puisi yang dibahas dalam penelitian ini,
selain berisi kritikan kepada dirinya sendiri karena sudah melakukan dosa tetapi juga
mengandung nilai-nilai kehidupan bagi manusia mengingat bahwa manusia harus sadar dan
harus menggunakan otak nya untuk melakukan hal yang betul. Dalam puisi Sebuah restoran,
Moskwa tersebut WS. Rendra mencurahkan pengalaman yang di lakukan di Moskwa tetapi
pengalaman tersebut melswan sepuluh dosa allah oleh karena itu WS. Rendra Penyair berpikir
manusia tak berdaya melawan waktu ‘Manusia sama saja dengan cerutu’,’bistik atau pun
whiski-soda’,’berhadapan dengan waktu’,’jadi tak berdaya’ dalam sajaknya yang berjudul
“Sebuah Restoran, Moskwa”.

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, dapat ditarik simpulan bahwa nilai-nilai
kemanusiaan yang tersirat dalam kumpulan puisi Sebuah restoran, Moskwa ini banyak di
antaranya: nilai agama, kehidupan, dan kesadaran atas kesalahan manusia.

A.Saran-saran
Penelitian ini berisi pembahasan mengenai puisi Sebuah restoran, Moskwa WS. Rendra,
nilai nilai kehidupan yang tergantung dalam puisi tersebut, serta mempelajari agama bagi kita
semua untuk menyadari dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Harapan penulis, khususnya semoga penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa sebagai
referensi untuk penyusunan skripsi mengenai nilai-nilai pendidikan, moralitas dan juga
kehidupan dalam puisi, umumnya bagi masyarakat sebagai pembaca semoga mendapat
gambaran mengenai nilai kehidupan dan moralitas di dalam puisi.
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan itu penulis mengharap kan saran
dan kritikan dari berbagai pihak, tentunya saran dan kritikan yang bermanfaat bagi penulis dalam
mencapai kesempurnaan pada penelitian - penelitian selanjutnya.

11
DAFTAR PUSAKA

● Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Jakarta: Gajarmada


University Press. Laila, Aruna. 2016. Gaya Bahasa Perbandingan Dalam
Kumpulan Puisi Melihat Api Bekerja Karya M Aan Mansyur. Sumatera
Barat: STKIP PGRI.

● Muliadi. 2014. Representasi Nilai Dalam Puisi sebagai Karya Kreatif.


Sulawesi Selatan: Universitas Muslim Indonesia.

● https://kbbi.kemdikbud.go.id/

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.1 Latar belakang masalah 4
1.2 Rumusan masalah 5
1.3 Tujuan penelitian 5
1.4 Manfaat penelitian 5
1.5 Landasan teori 6
1.6 Metode penelitian 7
2.1 Sense 8
2.2 Subject Matter 8
2.3 Feeling 9
2.4 Tone 9
2.5 Total of Meaning 10
2.6 Theme 10
2.7 Moral Message 10
3.1 Simpulan 11
3.2 Saran 11

12
Puisi Sebuah Restoran, Moskwa
Karya W.S Rendra

Melalui caviar dan vodka


Kami langgar sepuluh dosa.
Di atas kain meja yang putih
Trbarut tindakan yang sia-sia.
Botol-botol anggur yang angkuh
Dan teman wanita yang muda
Adalah hiasan malam yang terasa tua.
Hari-hari yang nampak koyak-moyak
Disulam dengan manis oleh wajahnya
Dalam kepalsuan
Pami berdua bertatapan.
Bahunya yang halus berkilau biru
Oleh cahaya lilin dan lampu.
Pintu-pintu berpolitur
Dengan tirai untaian merjan.
Sementara musik berbunyi
Jam berapa kami tak tahu.
Di atas kursi Prancis
Kami bertukar senyum
Dan tahu
Masing-masing saling menipu.
Dengan gelas-gelas yang tinggi
Kita membunuh waktu
Dalam dosa.
Bila begini:
Manusia sama saja dengan cerutu
Bistik atau pun whiski-soda
Berhadapan dengan waktu
Jadi tak berdaya

13

Anda mungkin juga menyukai