Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU”

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani


FKIP Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang
Email: aulia999zahra@gmail.com, qurani@umm.ac.id

ABSTRAK
Puisi merupakan cara yang digunakan pengarang untuk menyampaikan sesuatu yang
sedang ia rasakan melalui pemilihan kata-kata yang indah. Puisi “Dalam Doaku” karya
Sapardi Djoko Damono merupakan puisi yang ditulis pada tahun 1989 lalu diterbitkan
oleh PT Gramedia Pustaka Utama Aggota IKAPI, Jakarta, pada tahun 2013. Sapardi
memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan makna tersirat yang terkandung pada puisi
”Dalam Doaku” tersebut. Untuk mengetahui makna tersirat secara mendalam pada puisi
“Dalam Doaku” perlu adanya penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
meganalisis kajian semiotik pada puisi “Dalam Doaku” karya Sapardi Djoko Damono.
Pentingnya melakukan penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bacaan
hermeneutik dengan menggunakan kajian semiotik yang dikemukakan oleh Charles
Sanders Peirce berupa ikon, indeks, dan simbol pada puisi “Dalam Doaku” karya Sapardi
Djoko Damono. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan
pendekatan analisis deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
puisi “Dalam Doaku” karya Sapardi Djoko Damono. Hasil dari penelitian ini ditemukan
adanya; (1) 7 ikon yang terdapat dalam puisi “Dalam Doaku” yaitu kata memejamkan
mata, menerima, ketika, senantiasa, hinggap, menyusup, dan mengusut; (2) 9 indeks yang
terdapat dalam puisi “Dalam Doaku” yaitu kata menjelma, meluas bening, melengkung
hening, mengambang tenang, bersitahan, rahasia, bernyanyi, mencintaimu, dan
keselamatanmu; serta (3) 9 simbol yang terdapat dalam puisi “Dalam Doaku” yaitu kata
subuh, cahaya pertama, muskil, mendesau, magrib, nun, bersijingkat, doa, dan malamku.
Kata Kunci: Puisi, Semiotik, Ikon, Indeks, Simbol

ABSTRACT
Poetry is a way used by the author to convey something he is feeling through the choice
of beautiful words. The poem "In My Prayer" by Sapardi Djoko Damono is a poem written
in 1989 and then published by PT Gramedia Pustaka Utama Aggota IKAPI, Jakarta, in
2013. Sapardi has his own way of conveying the implied meaning contained in the poem
"In My Prayer". To find out the implicit meaning in depth in the poem "In My Prayer" it
is necessary to conduct research. Therefore, this study was conducted to analyze the
semiotic study of the poem "In My Prayer" by Sapardi Djoko Damono. The importance
of this research is to describe hermeneutic reading using semiotic studies proposed by
Charles Sanders Peirce in the form of icons, indexes, and symbols in the poem "In My
Prayer" by Sapardi Djoko Damono. This study uses a qualitative method using a
descriptive analysis approach. The source of the data used in this study is the poem "In
My Prayer" by Sapardi Djoko Damono. The results of this study found that; (1) 7 icons
contained in the poem “In My Prayer”, namely the words closing their eyes, receiving,
when, always, perching, infiltrating, and investigating; (2) the 9 indices contained in the
poem "In My Prayers" are the words incarnate, spreads clear, curves quietly, floats

243 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

calmly, endures, secrets, sings, loves you, and your safety; and (3) 9 symbols contained
in the poem "In My Prayer" namely the word dawn, the first light, abstruse, sigh, magrib,
nun, tiptoe, prayer, and my night.
Keywords: Poetry, Semiotics, Icon, Index, Symbol

PENDAHULUAN dalam puisi yang dikemukakan oleh


Karya sastra adalah suatu Pradopo tersebut, dapat dimaknai bahwa
ungkapan perasaan manusia yang puisi merupakan suatu karya sastra yang
bersifat pribadi. Hal tersebut berupa dihasilkan melalui ide kreatif pengarang
perasaan, pengalaman, pemikiran, ide, dengan maksud untuk memberikan
semangat, serta keyakinan yang ada pesan yang dapat tersampaikan dengan
dalam bentuk gambaran kehidupan agar baik bagi penulis maupun pembaca.
dapat membangkitkan pesona dengan Beberapa karya sastra berupa puisi yang
alat bahasa dan dilukiskan berupa bentuk dibuat oleh pujangga digunakan sebagai
tulisan. Karya sastra sendiri memiliki sarana untuk mengungkapkan suatu
berbagai manfaat bagi kehidupan sehari- perasaan kagum dan cintanya kepada
hari. Salah satu manfaatnya adalah Sang Pencipta yang diwujudkan dalam
memberikan kesadaran kepada para bentuk syair yang menyentuh kalbu
pembacanya tentang kebenaran- pembaca atau pendengar (Hasibuan,
kebenaran serta kenyataan yang ada 2020).
dalam hidup meskipun hal tersebut Menurut Pradopo (2012)
hanya digambarkan dalam bentuk fiksi. mengungkapkan bahwa puisi merupakan
Sastra merupakan suatu lembaga yang suatu yang puitis. Salah satu kepuitisan
menggunakan bahasa sebagai medium. pada puisi adalah dengan pemilihan kata
Menurut pendapat dari Esten (1978), (diksi) yang tepat. Dengan menggunakan
sastra atau kesusastraan adalah suatu pemilihan kata yang tepat pada suatu
pengungkapan dari fakta artistik dan puisi tersebut, pembaca akan dapat
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan membangun perasaannya terhadap isi
manusia (masyarakat) melalui bahasa pada puisi yang ia baca. Suatu diksi
sebagai medium dan memiliki efek yang dapat mendefinisikan sebuah makna
positif terhadap kehidupan manusia yang menyiratkan suatu (tanda). Tanda-
(kemanusiaan). tanda sendiri adalah suatu yang berdiri
Salah satu jenis karya sastra dengan menambahkan dimensi yang
adalah puisi. Puisi merupakan suatu berbeda. Menurut Charles Sanders
bentuk karya sastra yang berisi ungkapan Peirce tentang tanda adalah suatu
ekspresi dan peranan dari pengarangnya patokan seseorang yang mengakibatkan
dengan menggunakan bahasa yang katerikatan dengan tanggapan atau
indah, berima dan berirama. Puisi muatannya. Sistem dari ketandaan ini
merupakan suatu karya sastra yang sendiri pernah dijelaskan oleh Pradopo
memiliki tiga unsur pokok penting yang (2012) bahwa bagian dari semiotik yaitu
ada di dalamnya. Hal tersebut selaras lambang-lambang atau tanda kebahasaan
dengan pendapat yang dikemukakan berupa satuan-satuan yang mempunyai
Pradopo (2010) bahwa terdapat tiga arti kaidah dalam masyarakat.
unsur pokok yang ada dalam suatu puisi. Berdasarkan latar belakang yang
Ketiga unsur pokok tersebut yaitu, (1) sudah disampaikan penulis,
pemikiran, ide, atau emosi; (2) permasalahan yang akan di analisis
bentukannya; dan (3) kesannya. Dapat dalam penelitian ini adalah kajian
dilihat dari ketiga unsur pokok penting semiotik pada puisi “Dalam Doaku”

244 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

karya Sapardi Djoko Damono. keseluruhan mulai dari tanda, lambang,


Permasalahan tersebut jika dirumuskan hingga simbol ada dalam kumpulan puisi
dalam bentuk pertanyaan adalah, apa Love Poems Aku dan Kamu. Dalam
saja tanda-tanda yang dihasilkan pada penelitian ini menghasilkan temuan
penelitian dengan menggunakan kajian berupa pendeskripsian tulisan di Dalam
semiotik pada puisi “Dalam Doaku” Kumpulan Puisi Love Poems ‘Aku dan
karya Sapardi Djoko Damono?. Tujuan Kamu’ Saduran Sapardi Djoko Damono.
dari penelitian ini adalah untuk Dari hasil penelitian tersebut juga
mendeskripsikan bacaan hermeneutik menghasilkan analisis berupa 29 ikon,
dengan mengunakan kajian semiotik 22 indeks, dan 18 simbol.
pada puisi “Dalam Doaku” karya Kedua, penelitian dari Hasibuan
Sapardi Djoko Damono. et al., (2020) dengan judul “Kajian
Ada berbagai cara yang dapat Semiotik Dalam Puisi Ketika Engkau
digunakan untuk mengkaji puisi salah Bersembahyang Karya Emha Ainun
satunya dengan menggunakan kajian Najib”. Fokus penelitian yang dilakukan
semiotik. Salah satu puisi yang dapat dalam jurnal ini adalah dengan
dianalisis menggunakan kajian semiotik menggunakan pendekatan semiotik pada
adalah puisi “Dalam Doaku” karya judul puisi “Ketika Engkau
Sapardi Djoko Damono. Kajian semiotik Bersembahyang” karya Emha Ainun
digunakan untuk mengetahui suatu Najib. Penelitian ini menggunakan
makna apa saja yang terkandung dalam metode kualitatif dengan teknik
puisi agar pesan penyair kepada pengolahan data yang menggunakan
pembaca atau pendengarnya dapat bacaan pustaka. Sedangkan metode
tersampaikan dengan baik. Fokus analisis data yang digunakan dalam
semiotik adalah mengkaji serta penelitian ini adalah menggunaakan
menganalisis kata yang berupa ikon, metode hermeneutika. Dalam penelitian
indeks, serta simbol yang ada di dalam ini menghasilkan pembahasan yang
puisi. ditemukan berupa ikon, indeks dan
Berdasarkan pencarian yang simbol secara kajian semiotik dalam
dilakukan, terdapat beberapa penelitian puisi. Ikon yang terdapat dalam puisi
yang relevan dengan penelitian ini. “Ketika Engkau Bersembahyang” karya
Pertama, penelitian dari Amelia (2016) Emha Ainun Najib adalah ketika,
dengan judul “Analisis Semiotik Dalam partikel, bacaan, membentangkan, tegak
Kumpulan Puisi Love Poems Aku Dan tubuh, mengakar, menangis, hakekat
Kamu Saduran Sapardi Djoko Damono”. hidup, setiap jiwa, batu karang, pusat
Fokus dari penelitian tersebut adalah bumi, dan jembatan. Indeks yang
menganalisis kumpulan puisi Love terdapat dalam puisi “Ketika Engkau
Poems Aku dan Kamu Saduran Sapardi Bersembahyang” karya Emha Ainun
Djoko Damono dengan menggunakan Najib adalah takbirmu, terkuakkan,
semiotik ikon, indeks, dan simbol. Bait bergetar, pasrah, cinta, rumah, dan
yang ada dalam Kumpulan Puisi Love rahasia. Simbol yang terdapat dalam
Poems tersebut, dapat diteliti serta puisi “Ketika Engkau Bersembahyang”
dipahami menggunakan ikon, indeks, karya Emha Ainun Najib adalah
dan simbolnya dalam teori semiotik. Hal bersembahyang, ruang hampa, doa,
tersebut dapat dibuktikan berdasarkan ruku, alif, sembahyang, sinar, arasy, dan
dengan tinjauan puisi secara tulisan yang sembilan puluh sembilan.
terdapat pada teori semiotik dalam puisi Ketiga, penelitian dari
tersebut. Dalam teori semiotik Krismatuti (2020) dengan judul

245 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

“Analisis Semiotik Terhadap Kumpulan yang ada pada puisi “Dalam Doaku”
Puisi Perahu Kertas Karya Sapardi karya Sapardi Djoko Damono.
Djoko Damono”. Fokus dari penelitian
tersebut adalah mendeskripsikan METODE
pembacaan heuristik, hermeneutik, Jenis penelitian yang digunakan
matriks, dan hipogram pada puisi “Yang untuk menganalisis puisi Sapardi Djoko
Fana adalah Waktu, Kisah, Pesan, Damono yang berjudul “Dalam Doaku”
Perahu Kertas, dan Di Tangan Anak- adalah penelitian kuatitatif. Sedangkan
anak” karya Sapardi Djoko Damono pendekatan yang digunakan dalam
dengan menggunakan metode deskriptif penelitian ini adalah dengan analisis
kualitatif. Hasil penelitian ini berupa; (1) deskriptif. Pengertian dari pendekatan
Puisi “Yang Fana adalah Waktu” analisis deskriptif sendiri adalah suatu
bermakna bahwa antara mahkluk (fana) statistik yang digunakan untuk
dengan Sang Khalik (baka), (2) Puisi menganalisis data dengan cara
“Kisah” bermakna bahwa mendeskripsikan atau menggambarkan
menggambarkan sejauh apapun dia data yang telah terkumpul sebagaimana
merantau pada akhirnya dia akan adanya tanpa bermaksud membuat
kembali ke asalnya, (3) Puisi “Pesan” kesimpulan yang berlaku untuk umum
memiliki makna tentang sebuah atau generalisasi (Sugiyono, 2014).
kesalahan dari seseorang jangan menjadi Alasan memilih untuk menggunakan
alasan untuk dendam, (4) Puisi “Perahu metode tersebut dikarenakan metode
Kertas” memiliki makna untuk selalu deskriptif kualitatif biasanya digunakan
melakukan amanah yang disampaikan dalam jenis penelitian humaniora.
oleh seseorang untuk mendapat Adapun teori yang digunakan
keselamatan, dan (5) Puisi “Di Tangan dalam penelitian ini yaitu teori semiotik
Anak-anak” memiliki makna bahwa yang dikemukakan oleh Charles Sanders
sebuah ide jangan sampai dihalangi oleh Peirce. Peirce (1982) mengemukakan
hal apapun. tentang teori segitiga yang memiliki
Berdasarkan hal tersebut, makna atau triangle meaning yang
penelitian ini penting dilakukan karena terdiri dari tiga unsur utama, yaitu tanda
terdapat beberapa alasan yang (sign), object, dan interpretant. Tanda
berhubungan dengan ketiga penelitian merupakan sesuatu yang berbentuk fisik
terdahulu. Alasan pertama yaitu, pada yang dapat ditangkap oleh panca indera
ketiga penelitian sebelumnya manusia dengan merujuk pada hal lain di
memperlihatkan bahwa teori semiotik luar tanda itu sendiri. Unsur yang dikaji
merupakan teori yang dapat digunakan dalam teori ini yaitu, simbol, ikon, dan
untuk mengkaji puisi dalam gendre indeks. Sumber data yang digunakan
apapun. Oleh karena itu, penelitian ini dalam penelitian ini sendiri adalah
menggunakan teori semiotik agar dapat primer yaitu puisi “Dalam Doaku” karya
mempermudah pembaca dalam Sapardi Djoko Damono yang ditulis
mengetahui apa saja makna secara pada tahun 1989 lalu diterbitkan oleh PT
tersirat yang ditulis pujangga serta dapat Gramedia Pustaka Utama Aggota
mempermudah mengidentifikasi ikon, IKAPI, Jakarta, 2013.
indeks, dan simbol pada puisi “Dalam Teknik pengumpulan data dalam
Doaku” karya Sapardi Djoko Damono. penelitian ini menggunakan teknik
Alasan yang kedua adalah, pada pustaka dan catat disertai dengan
penelitian sebelumnya tidak ada yang beberapa langkah, diantaranya; (1)
membahas mengenai kajian semiotik membaca puisi berjudul “Dalam Doaku”

246 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

karya Sapardi Djoko Damono dengan menerima cahaya pertama, yang


membaca kritis. Penjabaran dari teknik melengkung hening karena
kritis adalah suatu kegiatan yang akan menerima suara-suara
dilakukan secara mendalam, (2)
menganalisis puisi tersebut dengan ketika matahari mengambang tenang di
kajian semiotik, (3) mendefinisikan atas kepala, dalam
secara garis besar pokok utama tema dari doaku kau menjelma pucuk-
puisi tersebut. pucuk cemara yang hijau
Teknik analisis data yang senantiasa, yang tak henti-
digunakan dalam penelitian ini adalah hentinya mengajukan pertanyaan
pembacaan metode hermeneutik. muskil kepada angin yang
Menurut pendapat dari Ratna (2006), mendesau entah dari mana
hermeneutik merupakan suatu
pemanfaatan cara-cara penafsiran dalam doaku sore ini kau menjelma
dengan menyampaikannya dalam bentuk seekor burung gereja yang
analisis yang bertujuan untuk membuat mengibas-ibaskan bulunya
deskripsi, uraian atau bahkan suatu dalam gerimis, yang hinggap di
gambaran yang disajikan secara teratur, ranting dan menggugurkan
faktual, dan aktual yang berkaitan bulu-bulu bunga jambu,
dengan suatu fakta-fakta, sifat-sifat, yang tiba-tiba gelisah dan
serta hubungan antara fenomena yang terbang lalu hinggap di dahan mangga
diteleti. itu

HASIL DAN PEMBAHASAN magrib ini dalam doaku kau menjelma


Secara keseluruhan puisi “Dalam angin yang turun sangat
Doaku” karya Sapardi Djoko Damono perlahan dari nun di sana,
ini mengungkapkan tentang pentingnya bersijingkat di jalan kecil itu,
dalam melaksanakan ibadah bagi umat menyusup di celah-celah jendela
Islam seperti sholat dengan tepat waktu dan pintu, dan menyentuh-
dan tak lupa selalu memanjatkan doa nyentuhkan pipi dan bibirnya di
setelah melaksanankan sholat. Setelah rambut, dahi, dan bulu-bu-
membaca dan memahami dari puisi lu mataku
“Dalam Doaku” karya Sapardi Djoko
Damono ini, peneliti menemukan adanya dalam doa malamku kau menjelma
keterkaitan pemilihan kata pada puisi denyut jantungku, yang
tersebut dengan teori semiotik menurut dengan sabar bersitahan
Peirce (1982) yaitu berupa ikon, indeks, terhadap rasa sakit yang entah
dan simbol yang digunakan pengarang batasnya, yang setia mengusut
untuk menyampaikan suatu makna rahasia demi rahasia, yang tak
secara tersirat kepada pembacanya. putus-putusnya bernyanyi bagi
kehidupanku
DALAM DOAKU
Sapardi Djoko Damono aku mencintaimu, itu sebabnya aku
takkan pernah selesai
dalam doaku subuh ini kau menjelma mendoakan keselamatanmu
langit yang semalaman
tak memejamkan mata, yang Puisi “Dalam Doaku” karya
meluas bening siap Sapardi Djoko Damono menceritakan

247 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

tentang tokoh aku yang merupakan Pada bait ketiga, saat sore hari
pemeluk agama Islam. Tokoh aku selalu cuaca sedang gerimis. Angin yang
beribadah tepat waktu di subuh hari berhembus dengan sedikit kencang pada
(sholat subuh), siang hari (sholat siang hari ternyata menandakan akan
dzuhur), petang hari (sholat azar), senja turunnya hujan di suasana sore ini. Pada
hari (sholat magrib), dan malam hari saat itu, selesai si aku berdoa ia melihat
(sholat isya’). Kata yang digunakan seekor burung gereja yang hinggap di
Sapardi dalam mewakili istilah ranting pohon jambu. Burung gereja
beribadah pada puisi “Dalam Doaku” ini tersebut kehujanan dan tampak gelisah,
benar-benar pintar dalam memilihan lalu burung gereja tersebut berpindah
kata yang membuat puisi ini bersifat hinggap di dahan mangga. Burung gereja
universal. Hal tersebut dikarenakan pada tersebut dapat diibaratkan suatu bantuan
puisi “Dalam Doaku” ini, dapat dibaca dari Allah, dimana Allah akan
oleh siapapun dengan latar belakang memberikan bantuan kepada siapapun
agama selain Islam. Jika pembaca puisi makhluk ciptaan Allah yang
tersebut merupakan pemeluk agama dikehendakinya.
Islam, tentu saja langsung tertuju dengan Pada bait keempat, saat waktu
kata sholat serta berdoa yang merupakan suasana senja (magrib), si aku tak lupa
ritual beribadah kepada Allah dengan untuk kembali berdoa. Ia merasakan
waktu yang telah ditentukan bahwa Sang Pencipta begitu dekat pada
pelaksanaannya. dirinya dengan menjelma menjadi angin
Pada bait pertama, makna dari yang turun sangat perlahan dan dengan
puisi “Dalam Doaku” karya Sapardi hati-hati serta menyusup di celah-celah
Djoko Damono ini menggambarkan jendela dan pintu yang kemudian
tokoh aku yang sedang khusyuk berdoa menyentuh dahi serta bulu mata hingga
pada suasana subuh. Suasana pada saat rambut si aku. Suasana yang tenang dan
itu masih sepi, hening, dan langit yang sepi ini membuat si aku dapat merasakan
begitu bening menandakan untuk siap angin yang menuju ke arahnya. Angin
menerima cahaya pertama dari matahari yang merupakan berkah dari Allah.
pada waktu yang akan menuju ke pagi Pada bait selanjutnya, saat si aku
hari. Si aku yang begitu takjub akan tak lupa untuk berdoa pada malam hari
kebesaran Sang Pencipta yang memiliki (waktu isya’), tiba-tiba ia merasa bahwa
langit dengan begitu indah pada suasana waktunya hidup di dunia ini tak akan
subuh. lama lagi. Hal tersebut dikarenakan si
Pada bait kedua, aku merasakan rasa sakit yang tak
menggambarkan waktu siang hari saat tertahankan di daerah jantungnya.
dzuhur, ketika matahari mengambang Menurut si aku tentang rasa sakit yang
tenang diatas kepala, si aku merasa selama ini ia simpan sendiri dan tak
bahwa Sang Pencipta begitu dekat pernah untuk diobati, cepat atau lambat
dengan dirinya. Tiba-tiba si aku berandai hal tersebut akan membuat dirinya untuk
seakan Sang Pencipta menjelma menjadi menemui ajalnya.
pucuk-pucuk cemara yang selalu hijau, Kajian Semiotik Puisi “Dalam
serta angin-angin yang berhembus Doaku” Karya Sapardi Djoko
memberikan ketenangan di siang hari, Damono Berdasarkan Teori Semiotik
padahal biasanya pada siang hari cuaca Menurut Peirce (1982)
begitu panas. Kehadiran pucuk-pucuk Berikut adalah unsur semiotik
cemara yang hijau tersebut menjadikan yang ada pada puisi “Dalam Doaku”
suasana lebih segar dan sejuk. karya Sapardi Djoko Damono

248 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

berdasarkan teori semiotik menurut Tabel dibawah ini merupakan tanda


Peirce (1982); ikon yang terdapat pada puisi “Dalam
1. Ikon Doaku” karya Sapardi Djoko Damono
Ikon merupakan suatu tanda yang untuk mempermudah dalam memahami
memiliki hubungan antara penanda makna tersirat yang sebenarnya
dengan petanda yang memiliki sifat yang disampaikan pengarang kepada
sama secara ilmiah, dimana hubungan pembacanya.
antara tanda dan acuannya memiliki
suatu kemiripan arti secara ilmiah
(Sobur, 2003).
No Bait dan Ikon Makna
Baris Puisi
1. Bait ke 1 memejamkan Kata ‘memejamkan mata’ merupakan tanda
Baris ke 2 mata yang menandakan dengan menutup mata.
2. Bait ke 1 menerima Kata ‘menerima’ merupakan tanda yang
Baris ke 3 menandakan tentang suatu yang diberikan atau
dikirimi.
3. Bait ke 2 ketika Kata ‘ketika’ merupakan tanda yang
Baris ke 1 menandakan suatu hari atau suatu saat.
4. Bait ke 2 senantiasa Kata ‘senantiasa’ merupakan tanda yang
Baris ke 3 menandakan sesuatu yang tidak pernah putus.
5. Bait ke 3 hinggap Kata ‘hinggap’ merupakan tanda yang
Baris ke 2 menandakan bahwa seeokor burung
bertengger setelah terbang.
6. Bait ke 4 menyusup Kata ‘menyusup’ merupakan tanda yang
Baris ke 3 menandakan tentang suatu yang masuk secara
diam-diam.
7. Bait ke 5 mengusut Kata ‘mengusut’ merupakan tanda yang
Baris ke 3 menandakan tentang perkara, pemeriksaan,
serta mencari keterangan dalam suatu
peristiwa yang belum jelas.

2. Indeks
Indeks merupakan suatu tanda yang Doaku” karya Sapardi Djoko Damono
memperlihatkan adanya keterkaitan untuk mempermudah dalam memahami
secara alamiah antara tanda dan petanda makna tersirat yang sebenarnya
yang berhubungan dengan sebab akibat disampaikan pengarang kepada
(Sobur, 2003). pembacanya.
Tabel dibawah ini merupakan tanda
indeks yang terdapat pada puisi “Dalam
No Bait dan Indeks Makna
Baris Puisi
1. Bait ke 1 menjelma Kata ‘menjelma’ memberikan pemahaman
Baris ke 1 kepada kita tentang mewujudkan diri yang
lahir kembali menjadi manusia dan
sebagainya.

249 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

2. Bait ke 1 meluas bening Kata ‘meluas bening’ memberikan


Baris ke 2 pemahaman kepada kita tentang suatu hal yang
luas dan bersih. Hal tersebut yang
dimaksudkan adalah langit yang terdapat pada
baris ke 1 bait ke 1.
3. Bait ke 1 melengkung Kata ‘melengkung hening’ memberikan
Baris ke 3 hening penggambaran kepada kita tentang suasana di
pagi hari yang masih dalam keadaan sunyi.
4. Bait ke 2 mengambang Kata ‘mengambang tenang’ memberikan
Baris ke 1 tenang pemahaman kepada kita tentang suatu yang
terkatung-katung di udara dengan diam.
5. Bait ke 5 bersitahan Kata ‘bersitahan’ memberikan pemahaman
Baris ke 2 kepada kita tentang sesuatu yang tetap pada
tempatnya atau tidak beranjak.
6. Bait ke 5 rahasia Kata ‘rahasia’ memberikan pemahaman
Baris ke 3 kepada kita tentang sesuatu yang dijaga rapat
dan jangan sampai diketahui oleh siapapun.
7. Bait ke 5 bernyanyi Kata ‘bernyanyi’ memberikan pemahaman
Baris ke 4 kepada kita tentang mengeluarkan suara
bernada atau berlagu dengan lirik ataupun
tidak.
8. Bait ke 6 mencintaimu Kata ‘mencintaimu’ memberikan pemahaman
Baris ke 1 kepada kita tentang menaruh kasih sayang
kepada orang yang disukai.
9. Bait ke 6 keselamatanmu Kata ‘keselamatanmu’ memberikan
Baris ke 2 pemahaman kepada kita tentang seseorang
yang berharap bahwa orang yang ia sukai dapat
terhindar dari bahaya.

3. Simbol
Simbol merupakan suatu tanda yang Doaku” karya Sapardi Djoko Damono
memperlihatkan keterkaitan secara untuk mempermudah dalam memahami
alamiah antara penanda dengan makna tersirat yang sebenarnya
petandanya (Sobur, 2003). disampaikan pengarang kepada
Tabel dibawah ini merupakan tanda pembacanya.
simbol yang terdapat pada puisi “Dalam
No Bait dan Simbol Makna
Baris Puisi
1. Bait ke 1 subuh Kata ‘subuh’ mempunyai makna waktu antara
Baris ke 1 terbit fajar dan menjelang terbit matahari.
2. Bait ke 1 cahaya pertama Kata ‘cahaya pertama’ mempunyai makna
Baris ke 3 matahari yang memancarkan sinarnya pertama
kali pada pagi hari itu.
3. Bait ke 2 muskil Kata ‘muskil’ mempunyai makna sesuatu yang
Baris ke 4 sulit, pelik, maupun sukar.
4. Bait ke 2 mendesau Kata ‘mendesau’ mempunyai makna berbunyi,
Baris ke 4 dimana yang di maksud berbunyi adalah angin

250 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021
KAJIAN SEMIOTIK PUISI “DALAM DOAKU” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO
Aulia Zahra Fadhila, Hidayah Budi Qur’ani

yang berbunyi dari arah yang tidak ketahui


asalnya.
5. Bait ke 4 magrib Kata ‘magrib’ mempunyai makna yang
Baris ke 1 menandakan waktu matahari terbenam.
6. Bait ke 4 nun Kata ‘nun’ mempunyai makna sesuatu yang
Baris ke 2 sulit untuk dijangkau.
7. Bait ke 4 bersijingkat Kata ‘bersijingkat’ mempunyai makna yang
Baris ke 2 berdiri jinjit dengan ujung jari kaki.
8. Bait ke 5 doa Kata ‘doa’ mempunyai makna permohonan
Baris ke 1 atau permintaan kepada Tuhan.
9. Bait ke 5 malamku Kata ‘malamku’ mempunyai makna waktu
Baris ke 1 yang ia lalui setelah matahari terbenam hingga
matahari terbit.

KESIMPULAN Universitas Maritim Raja Ali Haji.


Berdasarkan hasil dan Damono, S. D. (2013). Dalam Doaku.
pembahasan yang diperoleh dari Gramedia Pustaka Utama.
penelitian kajian semiotik puisi “Dalam Esten, M. (1978). Kesusastraan
Doaku” karya Sapardi Djoko Damono Pengantar Teori & Sejarah.
yang menggunakan teori dari Charles Angkasa.
Sanders Peirce, dapat disimpulkan Hasibuan, M. N. S., Hsb, E. R., Hanum,
bahwa (1) setiap puisi dapat dianalisis F., & Harahap, N. J. (2020). Kajian
menggunakan kajian semiotik, (2) semiotik dalam puisi ketika engkau
terdapat pemilihan kata yang bersembahyang karya emha ainun
menggunakan ikon, indeks, dan simbol najib. 8(2), 26–29.
yang digunakan Sapardi untuk Krismatuti, F. (2020). Analisis Semiotik
menyampaikan makna puisi “Dalam Terhadap Kumpulan Puisi Perahu
Doaku” secara tersirat kepada Kertas Karya Sapardi Djoko
pembacanya, dan (3) pada puisi “Dalam Damono. Universitas Widya
Doaku” karya Sapardi Djoko Damono Dharma.
ditemukan sebanyak; (a) 7 ikon yang Peirce, C. S. (1982). Logic as Semiotics:
terdiri atas kata memejamkan mata, The Theory of Sign. Indiana
menerima, ketika, senantiasa, hinggap, Universty Press.
menyusup dan mengusut, (b) 9 indeks Pradopo, R. D. (2010). Beberapa Teori
yang terdiri atas kata menjelma, meluas Sastra, Metode, dan
bening, melengkung hening, Penggunaannya. Pustaka Belajar.
mengambang tenang, bersitahan, Pradopo, R. D. (2012). Beberapa Teori
rahasia, bernyanyi, mencintaimu, dan Sastra. Teori Sastra. Pustaka
keselamatanmu, (c) 9 simbol yang terdiri Belajar.
atas kata subuh, cahaya pertama, muskil, Ratna, N. K. (2006). Teori, metode, dan
mendesau, magrib, nun, bersijingkat, teknik penelitian sastra. Pustaka
doa, dan malamku. Belajar.
Sobur, A. (2003). Semiotika
DAFTAR PUSTAKA Komunikasi. Remaja Rosdakarya.
Amelia, F. (2016). Analisis Semiotik Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Dalam Kumpulan Puisi Love Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Poems Aku Dan Kamu Saduran Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sapardi Djoko Damono.

251 | J u r n a l L I T E R A S I
Volume 5 | Nomor 2 | Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai