Anda di halaman 1dari 8

71

BEBERAPA TEORI DAN PENDEKATAN SEMANTIK


Herlina Ginting1, Adelina Ginting2
*1 Penulis 1
*2 Penulis 2

Fakultas Ilmu Budaya USU, Herlinaginting7@gmail.com dan FKIP UNIKA ST. Thomas adelinaginting57@gmail.com

Abstrak
Tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan pengertian semantik, beberapa
teori dan pendekatan. Data dikumpulkan dari pendapat beberapa ahli linguistik.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan yaitu menulusuri
pengertian semantik, teori dan pendekatan semantik dari beberapa buku-buku
linguistik. Hasil penelitian menyimpulkan ada beberapa pendapat tentang semantik
behavioris, semantik generatif, semantik struktural, semantik deskriptif, semantik
leksikal, semantik logika, semantik gramatikal, dan semantik historis.
Kata Kunci: Teori, Pendekatan, Semantik
Abstract
The purpose of this study is to describe the semantics definitions, theories and
approaches. The data was collected by some linguists’ theory. Data collecting was
done by library research which is exploring the semantics definitions, theories and
approaches by some linguistics books. The results concluded that there are several
theories about behavioral semantics, generative semantics, structural semantics,
descriptive semantics, lexical semantics, logical semantics, grammatical semantics,
and historic semantics.
Keywords: Theory, Approach, Semantics

I. Pendahuluan semantic dalam ilmu linguistik. Pernyataan


Chomsky sangat menggugah para pengamat
Pada buku kedua Chomsky yang terbit bahasa semakin memperhatikan semantik
pada 1965 menyatakan bahwa semantik adalah sebagai satu tatanan dalam linguistik.
komponen dalam linguistik yang dapat
Semantik merupakan salah satu cabang
disejajarkan dengan komponen lain, seperti:
linguistik. Semantik dalam bahasa Inggris
fonologi dan sintaksis. Untuk menentukan
disebut semantics. Kata semantics berasal dari
sebuah makna dalam kalimat ditentukan oleh
bahasa Yunani yaitu dari kata sema (kata
komponen semantik. Oleh karena itu,
benda) yang berarti ‘tanda; semelon (kata
Chomsky mengatakan betapa pentingnya
kerja) berarti ‘menandai’. Istilah semantic
ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019
72

sudah ada pada abad ke-17. Misalnya dalam Dalam Ensiklopedia Britanika (Encyclopedia
kelompok kata semantics philosophy. Istilah Britanica Vol. 20, 1965:313) yang
ini kemudian lebih diperkenalkan lagi oleh terjemahannya “Semantik adalah studi tentang
oraganisasi fisiologi Amerika (American hubungan antara suatu proses mental atau
Philological Association) Pada atahun 1894 symbol dalam aktivitas bicara (Pateda,
yang berjudul Reflected meanings a point in 1996:7).
semantics. Dibandingkan dengan cabang
Verhaar juga mengatakan (1983:124)
linguistic alinnya, seperti : fonologi, morfologi
“Semantik berarti teori makna atau teori arti”
dan sintaksis maka semantic ini adalah cabang
(Pateda, 1996:7)
yang paling tertinggal. Hal ini dapat dipahami
karena dalam semantic untuk membicarakan Dari pendapat di atas dapat kita lihat
makna banyak yang harus dipecahkan. bahwa semantik ini ilmu atau cabang linguistik
yang memeplajarai makna. Sekarang, apa yang
Apakah yang dimaksud dengan semantik?
dimaksud dengan makna? Seperti yang
Berikut ini diuraikan beberapa pendapat dari
dikemukakan sebelumnya, jika membicarakan
para ahli.
makna banyak hal yang harus dipecahkan.
“Semantik adalah bidang linguistic yang Salah satu diantaranya adalah pengertian
mempelajarai hubungan antara tanda-tanda makna itu sendiri.
linguistic dengan hal-hal yang ditandainya atau
(a) Conceptual theory
dengan kata lain bidang studi dalam linguistic
yang mempelajari makna dalam bahasa” Menurut teori ini makna adalah mental
(Chaer, 1994:2) image si pembicara dari subjek yang dia
bicarakan.
“Semantik adalah bagian dari tata bahasa yang
memiliki makna dalam bahasa tertentu, (b) Reference atau Corrsepondence theory
mencari asal mula dan perkembangan dari arti
suatu kata” (Kraf) Menurut teori ini bahwa makna adalah
hubungan langsung antara simbol-simbol
“Semantik adalah 1. Bagian struktur bahasa linguistic dengan acuannya.
yang berhubungan dengan makna ungkapan
dan juga dengan struktur makna suatu wicara. (c) Contextual theory
2. System dan penyelidikan makna dan arti
Teori ini berusaha menerangkan makna
dalam suatu bahasa atau bahasa pada
kata-kata dengan perantaraan sanding kata
umumnya” (Kridalaksana, 1993:193).
(collocation) yang biasa ditemukan.
“Semantik adalah cabang linguistik yang Sebagai contoh kata tentara. Kata ini
mengkaji dan meniliti makna dari satuan- dijelaskan dengan perantaraan sanding kata
satuan vokalbuler yang mengacu pada yang umum dipakai atau berkaitan dengan
hubungan makna antara satuan-satuan kata tentara itu, seperti: perang, garis
dimaksud” (Ridwan, 2002:61) depan, komandan, kopral, pistol, jarak
tembak, parit, pertahanan dan sebagainya.
Leherer (1974:1) mengatakan “Semantik Dengan kata-kata ini kosa kata tentara
adalah studi tentang makna” (Pateda, 1996:6). memang lebih erat dibandingkan dengan
kosa kata seperti rujak cuka, ternak itik
ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019
73

atau tuan profesor dan sebagainya. Contoh- Teori ini mencoba menyimpulkan makna-
contoh ini membentuk yang disebut makna dasar dari kalimat dan lalu
collocational seis atau perangkat sanding mentransformasikan makna-makna ini ke
kata. Kesulitan dalam teori ini adalah tidak dalam ujaran/kalimat nyata (performance).
sistematikanya dalam menangani data. (Alwasilah, 1983:145-146).
Dengan demikian collocation ini dirasa
tidak merupakan jajahan linguistik, tapi II. Pembahasan
lebih cocok dijelajahi para ahli psikologi
dan retorika Para linguist membahas
semantic dari berbagai sudut pandang.
. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dalam bidang makna
(d) Field theory sehingga timbullah bermacam-macam
teori semantk.
Teori ini menafsirkan kaitan makna antara
anggota-anggota dalam kesatuan bidang A. Semantik Behavioris
semantick tertentu.
Aliran behavioris
(e) Componential analysis theory dikembangkan oleh J.B. Watson.
Aliran ini menganut sikap umum yaitu:
Teori ini mempelajarai bagaimana
seperangkat kata atau istilah terbentuk dari 1) Tidak selalu yakin dengan istilah-
ciri-ciri semantik umum. Atau dengan kata istilah bersifat mentalistis berupa
lain, menganalisis seperangkat kata-kata mind, concept, dan indra.
yang berhubungan ke dalam komponen 2) Tidak ada perbedaan esensial antara
terkecil dari maknanya, seperti paman tingkah laku manusia dan tingkah
kepada komponen laki-laki, ayah, dan laku hewan.
sebagainya. Dengan analisis ini kita bisa 3) Mementingkan faktor belajar dan
mempelajari bagaimana para penutur kurang yakin dengan faktor-faktor
bahasa menggunakan seperangkat kosa hewan.
kata untuk mengklasifikasikan objek 4) Mekanismenya atau
dengan mengacu kepada parameter tertentu determinasinya.
dari makna (parameter adalah ciri
pemerlain atau penentu). Menurut Polmer dan Pavlov
dalam penelitiannya, semantik
(f) Combinaterial Semantics atau behavioris dipengaruhi oleh psikologi.
Semotactics Paham aliran behavioris secara umum
ditandai dengan hubungan antara
Teori ini menyelidiki arti leksis dari setiap rangsangan dan reaksi yang
butir kata juga penyusunan sintaksisnya. digambarkan dengan

(g) Generative Semantics S R

ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019
74

Makna berada diantara stimulus bantuan kaidah sintaksis dasar, kaidah


dan respon. Makna ditentukan oleh proyeksi, dan kaidah fonologi seperti
situasi yang berarti ditentukan oleh pernah diajarkan oleh Chomsky pada
lingkungan sehingga makna hanya mereka. Oleh karean itu sintaksis
dapat dipahami jika ada data yang dalam semantik sebaiknya diselidiki
diamati. Misalnya seorang ibu berkata secara bersamaan karena keduanya
“Mam…. Mam…..” dan bersamaan adalah satu. Struktur semantic itu
dengan ini si ibu menyuapkan makanan berupa ikatan tidak berkala antara
ke dalam mulut bayi. Karena hal ini predikat dengan seperangkat argument
dilakukan secara berualng-ulang maka dalam suatu proposisi. Struktur logika
si bayi dapat memahami kegiatan itu dapat digambarkan seperti berikut.
memasukkan makanan ke dalam mulut
dan mnegunyah sesuatu disebut makan.
Contoh lain misalnya: seorang anak
yang mengadahkan tangannya kepada
seorang ibu, kemudian si ibu itu
memberikan sesuatu maka bila ada
yang mengamatinya maka ia dapat
memahami anak tersebut sedang
meminta. Maka dapat disimpulkan Preposisi
pemahaman makna diperoleh melalui
peroses pengamatan.

B. Semantik Generatif Predikat Argumen Argumen

Semantik generatif ini


dipelopori oleh murid-murid Adik Makan Nasi
Chomsky antara lain (Lakoff, Postal,
Mecauly dan Kiparsky) mereka
memisahkan diri dari kelompok Atau dapat
Chomsky menjelang dasawarsa tujuh digambarkan Pred (Arg1,
puluhan. Pemisahan diri itu didasarkan Arg2) atau makan (adik, nasi).
pada rasa ketidakpuasan terhadap guru
mereka. Chomssky berpendapat bahwa Argumen adalah segala sesuatu
semantik mempunyai eksistentsi yang yang dibicarakan, sedangkan predikat
berbeda dengan sintaksis, dan struktur itu semua yang menunjukkan
batin tidak sama dengan struktur hubungan, perbuatan, sifat,
semantic. Sementara menurut Lokoff keanggotaan, dan sebagainya. (Lihat
dan teman-temannya bawwa struktur Chaer, 1994:368-370).
semantik dan untuk menghubungkan Kemudian Lyons
keduanya cukup dengan kaidah menggambarkan teori semantic
transformasi saja. Bukan dengan generatif ini sebagai berikut:

ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019
75

- Nilai linguistik mencakup dua


T- SS R- PR segi yaitu segi konseptual ialah
SI rules
rules konsep atau pikiran yang belum
konkrit.
- Ada dua nosi yang berkaitan
Keterangan: dengan konspetual yaitu
SI = Semantic Interpretations signifikasi dan isi.
- Tiga macam nosi tentang arti
T- rules = Transformation rules (1) Nilai linguistik yaitu arti
SS = Surface Structure linguistik yang didefenisikan
sebagai suatu totalitas dari
R-rules = Phonological rules system lambing linguistik.
PR = Phonological Representation (2) Signifikasi yaitu arti referensial
dari lambing-lambang
Jadi, teori semantic generatif linguistik
lebih banyak membicarakan makna (3) Isi (content) yaitu arti yang
yang muncul dalam kalimat. didefenisikan sebagai jumlah
kesluruhan dari nilai linguistic
dan signifikasi.
C. Semantik Struktural
Semantik struktural (Lihat
Aliran struktural dipelopori oleh Kridalaksana, 2001:194) adalah:
Ferdinand De Saussure (1857-1913). Ia
mengemukakan pendapatnya untuk 1. Istilah umum untuk pendekatan
mengembangkan linguistik sebagai kepada semantik yang menekankan
sains, seperti: hubungan makna antara kata atau
kelompok kata dan bukan pada
a. Perbedaan la langue, la parok, la aspek konseptual atau referensi dari
lawgage makna,
b. Pengembangan linguistik diakronis 2. Penyelidikan antar hubungan
dan sinkronis makna berdasarkan pada anggapan
c. Lambing linguistic seperti arti bahwa perbedaan makna ini jelas
psikis mempunyai dua bagian yang batasannya tergantung dari kontras-
tak terpisahkan yaitu: konsep kontras relative yang ada dalam
(signifie) dan inti bunyi (singifiant) bahasa.
Konsep = Signifie = Lambang
linguistik Para linguis struktural
Inti bunyi = significant (linguistic beranggapan bahwa apda unsur fonem
sign) tidak ada makna tetapi dapat
d. Hubungan assosiatif dan membedakan makna. Contoh /c/ dan /j/
sintagmatis => kalau beridiri sendiri dia tidak
e. Nilai linguistik, isi dan signifikasi bermakna seperti cari dan jari maka /c/
dan /j/ sudah berfungsi membedakan

ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019
76

arti pada unsur morfem ada yang Misalnya kata basis yang
bermakna dan ada yang hanya maknanya: 1. alas, dasar, 2. garis alas
mengakibatkan makna (munculnya pada segitiga, 3. pangkalan perang
makna); pada unsur kata memang ada dimana serangan dilakukan. Pateda
yang disebut makna leksikal: pada (1996) membahas semantik leksikal
unsur frasa ada makna; yaitu makna menjadi beberapa bagian yaitu: 1.
frasa itu sendiril pada unsur klausa Pengertian makna, 2. makna dalam
terdapat makna yaitu makna klausa itu kata, 3. Perubahan makna, 4. Sekitar
sendiri; pada unsur kalimat terdapat makna
makna yaiut makna gramatikal; dan
Pateda (1985) membahas
pada unsur wacana terdapat makna
makna dalam kata terdiri dari:
wacana (Pateda, 1996:77).
(1) Makna dalam leksem
D. Semantik Deskriptif
(2) Makna panduan leksem
Semantik deskriptif (3) Maknakata bebas
membicarakan makna yang sekarang (4) Bentuk yang mengakibatkan makna
berlaku. Makna kata ketika kata itut (5) Makna kata berimbuhan
untuk pertama sekali muncul tidak lagi (6) Makna kata berulang
diperhatikan. Misalnya: (7) Makna kata majemuk
(8) Makna kata terikat konteks kalimat
Kata pura dalam bahasa
(9) Makna akronim
Indonesia bermakna ‘tempat beribadat
(10) Makna singkatan
bagi umat Hindu Dharma’ dan bukan
(11) Makna bentuk yang diplesetkan
bermakna lain misalnya dalam bahasa
Minangkabau yaitu: Sedangkan perubahan makna terdiri dari:
a. Pundi-pundi dari kain; kantung; (1) Akibat perubahan lingkungan
dompet (2) Akibat perubahan pertukaran
b. Bursa tanggapan indera
c. Dana dan juga bukan kata pura yang (3) Akibat gabungan leksem
bermakna istana (4) Akibat tanggapan pemakai bahasa
(5) Akibat assosiasi
E. Semantik Leksikal (6) Akibat perubahan bentuk
(7) Perluasan makna
Semantik leksikal adalah kajian
(8) Pembatasan makna
semantik yang lebih meluas apda
(9) Melemahkan makna
pembahasan sistem makna yang
(10) Kekaburan makna
terdapat dalam kata. Semantik leksikal
(11) Lambing tetap acuan berubah
memperhatikan makna yang terdapat di
(12) Makna tetap lambing berubah
dalam kata itu sendiri. Kamus sangat
membantu dalam pencarian makna Pada sekitar makna membahas tentang:
suatu kata.
(1) Ambiguitas
(2) Hoponimi
ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019
77

(3) Hiperhimi Semantik gramatikal adalah


(4) Polisemi kajian semantik mengenai makna yang
(5) Sinonimi terdapat dalam suatu kalimat. Verhaar
(6) Entuk (1983:9) mengatakan “Semantik
(7) Makna dalam peribahasa dan ungkapan gramatikal lebih sulit dianalisis”.
(8) Makna dalam gaya bahasa Misalnya : Daerah itu aman dan masih
(9) Hubungan mkana terkendali. Munculnya kata terkendali
(10) Makna dalam pemakaian di akhir kalimat di atas mengubur
(11) Medan makna makna aman dalam suatu kalimat. Kata
F. Semantik Logika terkendali artinya huru-hara, gangguan
keamanan, masih dapat dikendalikan.
Lyons (I, 1997:139)
Dengan demikian makna kata aman
mengatakan “semantik logika adalh
berubah karena kata itu berada dalam
cabang logika modern yang berkaitan
satuan kalimat.
dengan konsep-konsep dan notasi
simbolik dalam analisis bahasa. H. Semantik Historis
Semantik logika mengkaji sistem
Semantik historis mengkaji
makna yang dilihat dari logika seperti
Sistem makna dalam rangkaian waktu
yang dalam matematika yang mengacu
bukan perubahan bentuk kata. Contoh:
kepada pengkajian atau penafsiran
Kata juara, dahulu bermakan pengatur
ujaran, terutama yang dibentuk dalam
pesta atau hakim apda waktu
sistem logika (Pateda 1996:75).
menyambung ayam, kini makna hakim
Semantik logika membahas makna
pada waktu menyambung ayam telah
proporsi yang dibedakan dari kalimat,
dilupakan orang dan sekarang lebih
sebab kalimat yang berbeda dalam
banyak dihubungkan dengan orang
bahasa yang sama dapat saja diujarkan
yang mendapat peringkat teratas dalam
dalam proporsi yang sama, sebaliknya
pertandingan dan perlombaan.
sebuah kalimat dapat diujarkan dalam
dua atau lebih proporsi. Proporsi boleh III. KESIMPULAN
benar, boleh salah dan lambing disebut
variable proposisional dalam semantik Para linguis membaas semantik
logika. Misalnya p,q,r, dapat berupa dari berbagai sudut pandang. Hal ini
dilakukan untuk mencapai makna yang
- Negasi yang dilambangkan mereka (orang lain) butuhkan. Oleh
dengan p,-q,-r karena itu, kita dapat menemukan
- Konjungsi yang dilambangkan berbagai teori semantik seperti;
dengan –p dan –q atau p-&q semantik behavioris, semantik
- Implikasi yang dilambangkan generatif, semantik struktural, semantik
dengan p=>q deskriptif, semantik leksikal, semantik
- Eqivalen yang dilambangkan logika, semantik, gramatikal, semantik
dengan p=q historis.

G. Semantik Gramatikal Daftar Bacaan

ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019
78

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku


Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arifin, Zenal dan S. Amran Tasai. 2002.
Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika
Pressindo
Badudu, J. S. 1983. Bahasa Yang Baik dan
Benar. Jakarta: Gramedia
Chaer, Badul dan Ceeri Agustina. 2001.
Sosiolingistik. Jakarta: Rineka Cipta
Efendi, Rustam Amir. 2005. “Catatan
Kuliah”. Medan: USU
Kridalaksana, Hari Murti. 1982. Fungsi dan
Sikap Bahasa. Ende, Flores: Nusa Indah
Kridalaksana, Hari Murti. 2001. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Koelan. 1998. Filsafat Bahasa, Masalah dan
Perkembangannya. Yogyakarta: Paradigma
Moeliono, Anthon M. 1991. Santun Bahasa.
Jakarta: Gramedia
Sumarsono dana Paina Partana. 2004.
Sosiolingiustik. Jakarta: Sabda
Tollefson, James W. 1991. Planning
Language, Planning Inequality. London:
Longman
Trudgill, Peter. 1975. Accent Dialect and The
School. London: Edward Arnold Ltd

ISSN 15421-71667
Volume 2 Nomor 2 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai