Anda di halaman 1dari 12

ALIRAN STRUKTURAL AMERIKA

21 June 2014 - dalam Umum Oleh ayu-candra-fib12

Munculnya Aliran Struktural Amerika


Menurut Samsuri (1998: 49) aliran struktural Amerika diawali oleh
pemikiran

Ferdinand

De

Saussure

pada

abad

ke-20

dengan

pandangan barunya yang membahas bahasa secara sinkronik atau


membandingkan bahasa pada satu kurun waktu. Pembahasan ilmu
bahasa tersebut kemudian berkembang dari Eropa hingga ke benua
Amerika yang lebih dikenal dengan nama Linguistik Struktural.
Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting pada
era ini adalah Bloomfield yang melandasi teorinya berdasarkan
psikologi

behaviorisme.

Menurut

Behaviorisme

ujaran

dapat

dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar


kejadiannya.

Behaviorisme

menolak

konsep

mentalis

yang

ditawarkan oleh Chomsky yang menyatakan bahwa bahasa muncul


karena dipikirkan, menurut Behaviorisme bahasa muncul karena ada
stimulus dan respon. Bloomfield berusaha rnenjadikan linguistik
sebagai suatu ilmu yang besifat empiris, ia menginginkan studi
linguistik menjadi suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dengan
menggunakan data empirik dalam penelitiannya.
Menurut Chaer (2003: 359) faktor lain penyebab berkembangnya
aliran struktural Amerika adalah banyaknya bahasa Indian yang
belum diuraikan unsurnya secara sinkronik, karena cara historis
atau diakronik kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya
sebab sejarah bahasa Indian sedikit sekali yang mengetahui atau
bahkan tidak ada sama sekali.

Tokoh Strukturalisme Amerika dan Konsep Pemikiran


Aliran strukturalisme Amerika dipelopori oleh tiga tokoh yaitu Franz
Boas, Edward Sapir, dan Leonard Bloomfield. Berikut latar belakang
tokoh dan konsep pemikirannya:
1. Franz Boas
Boas merupakan salah seorang tokoh pelopor perkembangan
linguistik struktural Amerika. Boas memulai karir akademiknya
dibidang fisika dan geografi kemudian berlanjut pada bidang ilmu
antropologi. Selanjutnya melalui antropologi, ia mulai menyentuh
penyelidikan

bahasa-bahasa.

Boas

dalam

Samsuri

(1988)

berpendapat bahwa di antara aspek-aspek kebudayaan yang dapat


dipelajari dengan baik, bahasa merupakan sarana yang sangat tepat
untuk

mempelajari

kebudayaan

itu

dengan

jelas.

Boas

memfokuskan kajian pada bahasa-bahasa indian di Amerika Utara


sejak tahun 1880. Boas juga mendirikan sekolah penelitian linguistik
kemudian hasil penelitiannya diterbitkan dalam judul Handbook of
American Indian Languages. Boas termasuk golongan deskriptif
karena menaruh perhatian besar pada penguraian struktur-struktur
bahasa, utamanya bahasa Indian (di luar bahasa Indo-Eropa yang
juga menjadi objek kajian). Kaum

deskriptif ini membangun

keabstrakan teori-teori bahasa.


Boas berhasil mengubah anggapan bahwa sifat dasar bahasa
berasal dari Eropa. Boas juga menanamkan faham relativisme
bahasa, yaitu tidak ada satu bahasa yang menjadi bahasa ideal dan
dijadikan sebagai tolok ukur bahasa-bahasa yang lain. Bahasa
manusia itu selalu mengalami perubahan. Tidak ada bahasa yang
lebih unggul dari bahasa lainnya, masing-masing memiliki kategori
logis tertentu. Misalnya, pada bahasa Kwakiutl (bahasa British

Columbia), ada keharusan menggunakan penanda kepunyaan


pada setiap kata.Jadi seseorang hanya dapat berkata cintaku (my
love); atau cintanya (his love) dan tidak boleh cinta saja. Contoh
lain dalam bahasa Inggris, terdapat perbedaan bentuk tunggal
(singular) dan jamak (plural).
Boas setuju dengan pendekatan Ferdinand De Saussure dalam
masalah fonetik, yaitu pendekatan yang berhubungan dengan sifatsifat dasar sistematik bunyi bahasa. Sesungguhnya jumlah bunyi
tidak terbatas, namun penutur suatu bahasa memilih sejumlah
tertentu

bunyi

yang

diperlukan

sesuai

yang

digunakan

oleh

bahasanya. Misalnya bunyi / t / yang terdapat pada bahasa Jawa dan


bahasa Bali. Bunyi / t / yang diucapkan oleh penutur bahasa Jawa
akan berbeda apabila bunyi itu diucapkan oleh penutur bahasa Bali.
Bagi Boas, bahasa hanya merupakan tuturan, yakni komunikasi
dengan menggunakan oleh kelompok kelompok bunyi yang
dihasilkan oleh alat alat artikulasi, Samsuri (1988).
Konsep pemikiran Boas dibagi menjadi tiga, yaitu (1) kategori
gramatikal yang mengatakan bahwa setiap bahasa masing-masing
memiliki sistem fonetik dan gramatikal serta sesuai dengan apa
yang ingin diungkapkannya. Contoh kata bulan.Kata bulan bisa
memiliki arti ganda jika tidak diletakkan dalam konteks kalimat.
Dengan demikian, menurut Boas kalimat adalah unit dasar bahasa.
(2) pronomina atau kata ganti. Kata ganti diri baik orang pertama,
kedua, maupun ketiga pada intinya adalah konsep diri sendiri dan
bukan diri sendiri. Kata ganti bukan diri sendiri dibagi menjadi orang
yang diajak bicara dan yang dibicarakan. Contoh: Kita berlari pagi.
Pada kalimat di atas dapat mengandung makna orang yang
berbicara, orang yang diajak bicara, dan orang yang dibicarakan. (3)

kata kerja. Menurut Boas, kategori verbal dibagi menjadi person,


number, tenses, mood, dan voice yang bersifat arbitrer. Maksudnya
tidak semua bahasa memiliki kategori verbal yang sama dengan
bahasa Indo-Eropa karena setiap bahasa memiliki ciri khas masingmasing. Jadi tidak ada induk bahasa.
2. Edward Sapir
Edward Sapir adalah seorang Yahudi Jerman, tinggal di Amerika
Serikat ketika umur 5 tahun. Ia belajar di Unversitas Columbia dan
mata kuliah utamanya adalah filologi bahasa Jerman. Ia banyak
menerbitkan artikel-artikel mengenai aspek-aspek linguistik bahasabahasa Indo-Eropa, bahasa-bahasa klasik Cina Gweabo dan juga
bahasa-bahasa Afrika. Penelitian utamanya adalah tentang bahasabahasa India Amerika.Salah satu karyanya dalam bukunya yang
berjudul Language (1921). Edward Sapir membuat batasan
terhadap bahasa, yaitu Languange is a puraly human and noninstinctive method of comunikating ideas, emotions and desires by
means of a system of volutarily produced symbols bahasa adalah
suatu metode yang semata-mata digunakan oleh manusia dan tidak
bersifat naluri yang digunakan mengkomunikasikan ide, perasaan
dan keinginannya dengan menggunakan sistem lambang secara
sukarela (Dinnen, 1967: 221). Dari batasan tersebut memunculkan
garis konsepsi mengenai bahasa, yaitu: Bahwa makna bahasa
dihubungkan dengan gambaran visual, tingkat pemahaman, atau
rasa hubungan terhadap kesesuaian antara tuturan dan makna.
Konsep pemikiran Edward Sapir, yaitu:
Pertama, unsur-unsur tuturan, yaitu: radikal, unsur-unsur gramatikal,
kata, dan kalimat. Unsur radikal dan gramatikal mempunyai
kesejajaran makna dengan morfem, ia tidak menggunakan istilah

fonem melainkan istilah morf bunyi atau seperangkat bunyi yang


mengandung makna. Edward Sapir membagi tiga pandangan
terhadap bentuk-bentuk linguistik, yaitu:
1. Hubungan antara bentuk-bentuk linguistik (sama dengan
morfem, kata, dan kalimat).
2. Proses gramatik antara lain seperti afiksasi atau modifikasi.
3. Konsep gramatikal.
Edward Sapir berpendapat bahwa objek kajian linguistik adalah
bunyi dan urutan-urutan bunyi yang memiliki fungsi refensial
pembaca. Edward Sapir melakukan analisis untuk memperlihatkan
hubungan antara unsur-unsur bahasa dan ia menggunakan rumusrumus yang bersifat matematik, seperti: huruf kapital (A), huruf kecil
(a), tanda kurung ( ), tanda tambah (+), dan (o). A = radikal. Edward
Sapir membagi radikal menjadi 2, yaitu:
Bentuk bebas dilambangkan dengan A (hamot = tulang) dan bentuk
terikat dilambangkan atau dapat imbuhan disimbolkan dengan (A)
(hortus- hort + us = kebun), imbuhanya sendiri disimbulkan dengan
(b), seperti contoh dalam bahasa inggris sing yang dapat dibentuk
dengan -s, -ing, dan sebagainya, maka dapat ditulis sebagai berikut:
Sing

- A + (o)

Singing

- A + (b)

Sings

- A + (b)

Singular

- (A) + (b)

Fire engine

A+B

Kedua,

bunyi

bahasa

membandingkan

serta

dari

berbagai

membuat

bahasa

yang

kemudian

perbedaan-perbedaan

dari

padanya. Sapir lebih mementingkan hubungan struktural dari bunyibunyi tersebut. Tetapi ia kurang mementingkan persamaan dan
perbedaan fonetiknya, akan tetapi pola-pola di mana bunyi atau
perbedaan bunyi yang cocok.
Ketiga, bentuk bahasa dalam satu bahasa merupakan suatu sistem
acuan yang sempurna. Terdapat dua bentuk pengertian yang
menyangkut tentang bentuk bahasa, yaitu:

Konsep dasar yang telah diberikan oleh suatu bahasa.

Metode formal (konsep dasar yang dihubungkan kemudian


dimodifikasi).

Keempat, bahasa-ras-kebudayaan. Sebagai seorang antropologi


Sapir berusaha mengungkapkan hubungan antara ciri-ciri rasialsi
penutur dengan kebiasaan kebahasaan mereka, bahwa bahasa itu
digunakan dengan corak kebudayaan yang diungkapkan oleh
bahasa tersebut. Tidak ada hubungan mutlak antara bangsa dan
bahasa, namun sering terdapat hubungan pararel antara bahasa
dan kebudayaan. Oleh sebab itu bahasa tidak dapat dipisahkan dari
kebudayaan dan morfologi linguistik yang memiliki hubungan yang
sangat mutlak. Aspek fikiran dan cara berfikir manusia dapat
dipengaruhi oleh bahasa mereka. Menurut Sapir dan Whorf,
pengalaman manusia tak mungkin tercipta tanpa bahasa dan
hakekat kandungan bahasa itu sama, yaitu ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang bersifat intuitif akan dibentuk dan dipolakan
sesuai dengan bahasa penuturnya.
3. Leonard Bloomfield

Menurut Samsuri (1988: 56-57) Leonard Bloomfield adalah seorang


ahli bahasa Amerika yang paling besar sumbangannya dalam
menyebarluaskan prinsip dan metode Strukturalisme Amerika. Ia
berkeinginan keras untuk menjadikan studi linguistik sebagai suatu
disiplin

ilmu

yang

berdiri

sendiri

dengan

pendekatan

ilmiah

matematik sehingga ia termasuk dalam kelompok empirisme aliran


psikologi behavioris. Berbeda dengan Edward Sapir dan Franz Boas
yang menyebarkan pemikirannya dengan tulisan dan ajaran,
Leonard

Bloomfield

lebih

berpengaruh

besar

dengan

tulisan-

tulisannya. Buku yang ditulis oleh Bloomfield antara lainintroduction


to the study of language (1914), language (1933), An Introduction to
linguistic

science(1914).

Buku An

Introduction

to

linguistic

science merupakan buku yang berdasarkan bukunya yang pertama,


hanya saja dasar pemikirannya kemudian diubah karena pengaruh
behaviorisme yang ia minati.
Samsuri (1988:57) menyatakan bahwa Bloomfield merumuskan
pandangannya tentang penggunaan bahasa dengan rumus stimulus
(rangsangan) dan respon (tanggapan) yang dirumuskan dengan
formula:
R - - t . . . r - -T
R = rangsangan atau stimulus bagi pembicara
t = tanggapan atau respon dari pembicara untuk berbicara berupa
tuturan praktis
r = rangsangan yang menyebabkan seseorang pendengar berbicara
T = respon pendengar menanggapi pembicara

Ketika seseorang berbahasa ada stimulus dan respon, keduanya


harus ada dan tidak akan terjadi jika tidak ada salah satu bagiannya.
Misalnya si A lupa mengembalikan buku kepada si B, ketika A
bertemu

timbul

stimulus

yang

dipicu

oleh

kelupaan

mengembalikan buku dan terjadilah respon yang membuatnya


berbicara dengan si B. Dari rumusan sebelumnya, Bloomfield
menyatakan bahwa tuturan bahasa itu penting karena mengandung
makna dan makna dianggap penting karena adanya tuturan
praktis. Linguistic formatau arti suatubentuk bahasa adalah situasi
dimana

si

pembicara

menyebutkannya

dan

tanggapan

yang

ditimbulkannya dari pendengar bahasa itu terdiri dari sejumlah


isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai
bentuk-bentuk linguistik. Menurut Bloomfield arti dari bentuk
tuturan dapat ditentukan jika memberikan pengetahuan secara
ilmiah.Bloomfield menganggap tidak mungkin menemukan pola-pola
dalam beberapa bahasa yang berlaku pula dalam bahasa lain.
Teori

utama

Bloomfield

adalah

menguraikan

secara

eksplisit

metode-metode yang tepat untuk memerikan atau menstrukturkan


bentuk bahasa. Menurut Samsuri (1988:57-58) Bloomfield membuat
istilah bentuk terikat atau bound form dan bentuk bebas atau free
form dalam

morfem.

atau constituent, konstituen

Mengenalkan
akhir

istilah

atau final

konstituen

constituent, dan

konstituen langsung atau immediate constituent. Menurut Chaer


(2003:71) setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang
dibentuk oleh fonem-fonem. Misalnya, kata pemukulan terdiri atas
empat fonem [p] [u] [k] [u] [l] dengan bentuk terikat pukul, dan
bentuk bebas pe-an. Menurut Bloomfield, makna sebuah morfem
adalah sememe atau kumpulan morfem suatu bahasa adalah
leksikon bahasa itu sendiri, tetapi leksikon tidak dapat menerangkan

semua makna bahasa dan makna bahasa sebagian ditentukan oleh


bentuk atau form. Ada empat cara menyusun bentuk atau form:
1. Urutan atau order
2. Penggunaan morfem sekunder atau modulation
3. Modifikasi fonetik atau phonetic modification
4. Selection yaitu bantuk yang berbeda memberikan makna yang

berbeda pula
Morfem adalah satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna
dari bentuk leksikon, contohnya dalam kalimat Amat menerima
hadiah, terdapat morfem Amat, me- ,terima, hadiah. Frase adalah
unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau
lebih, contohnya dalam kalimat Adik saya sudah mandi, terdapat
dua buah frase , yaitu frase adik saya dan frase sudah mandi. Kata
adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk
bebas ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas, misalnya pukul,
pemukul,dan pukulan adalah kata, sedangkan pe- dan an bukan
kata melainkan afiks, tetapi termasuk morfem. Kalimat
ujaran

yang

tidak

merupakan

bagian

dari

ujaran

adalah

lain

dan

merupakan satu ujaran yang maksimum, misalnyaAmat duduk di


kursi, Amat melihat gambar, dan ibu dosen itu cantik. Dalam
analisisnya,

Bloomfield

berusaha

memenggal-menggal

bagian

bahasa itu serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagianbagian itu. Jadi, kita akan melihat bagian-bagian itu mulai dari
fonem, morfem, kata, frase, kalimat. Berikut bagannya:
Membaca buku humor di kamar tidur
Buku humor di kamar tidur
Buku humor Di kamar tidur
Buku humor di
Nenek membaca

Kamar tidur
kamar

Tidur

Bloomfield juga membagi grammar yang dikelompokkan menjadi


tiga kelas, yaitu:
1. Tipe kalimat, seperti kalimat berita dan kalimat tanya.
2. Konstruksi yang dinamakan syntax jika konstituannya bebas,

danmorfologi jika konstituennya terdiri dari bentuk terikat.


3. Substitution atau subsitusi, yaitu apabila bentuk grammar itu

merupakan suatu bentuk penggantian konvensional terhadap


salah satu kelas dari bentuk lain.
Fonetik Bloomfield banyak terbatas dalam mengkaji kata-kata saja,
tetapi kemudian konsep pemikirannya telah dikembangkan sehingga
istilahsecondary

phonemes atau

fonem

kedua

berkembang

menjadisuprasegmental phonemes atau fonem suprasegmental.


Persamaan konsep pemikiran dari ketiga tokoh tersebut terlihat
pada pembahasan mengenai kata dalam tataran morfem, tetapi
juga mengulas mengenai bunyi dan sintaksis (gramatika bahasa).
Perbedaan konsep pemikiran dari ketiga tokoh tersebut terlihat pada
pengaruh ilmu dasar mereka, Franz Boas dan Edward Sapir memiliki
dasar ilmu antropologi sehingga pembahasan ilmu kebahasaannya
dihubungkan dengan kebudayaan dan rasial penutur bahasa,
sedangkan
behaviorisme

Leonard

Bloomfield

sehingga

kajian

lebih

dipengaruhi

bahasanya

psikologi

menghasilkan

teori

stimulus dan respon.Selain itu Franz Boas mengungkapkan bahwa

kalimat adalah unsur terkecil dari bahasa, sedangkan Bloomfield


morfem. Pembahasan konsep Bloomfield lebih luas daripada Franz
Boas dan Edward Sapir, misalnya pada kelas kata Bloomfield lebih
banyak mengklasifikasikan daripada Franz Boas.

Kelebihan dan Kekurangan Analisis Struktural Amerika


Dalam perkembangannya, setiap aliran pasti mempunyai kelebihan
dan kekurangan dalam mengkaji bahasa.Adapun kelebihan dan
kekurangan analisis aliran strukturalisme Amerika adalah:
1. Kelebihan
1. Aliran structural amerika berhasil mengilmiahkan ilmu bahasa
yang sebelumnya kurang mendapat perhatian, utamanya
dalam hal penggunaan data empirik dalam penelitian
penelitian bahasa yang dilakukannya.
2. Aliran

ini

berhasil

menguraikan

konsep

baru

mengenai

morfologi secara detail.


3. Aliran

ini

bahasa)secara

mampumemerikan
sinkronis,

terutama

(menguraikan
bahasa

Indian

unsur
yang

sebelumnya belum pernah dikaji secara sinkronik.


4. Konsep tata bahasa Bloomfield sangat berpengaruh, bahkan
menjadi salah satu panutan dalam dunia ilmu kebahasaan
sampai sekarang.
5. Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari fonem, morfem,
dan sampai pada kalimat.
2. Kekurangan

1. Konsep pemikiran aliran struktural amerika dalam bidang


bunyi, sintaksis, dan semantik kurang dikaji secara mendalam,
karena fokus pembahasannya secara detail hanya pada katakata.
2. Analisis berdasarkan Bloomfield kelihatan mudah, tetapi tidak
jelas mengapa setiap langkah harus terdiri atas dua konstituen,
tidak lebih.
3. Aliran ini sama sekali tidak menyinggung dan mengkaji bahasa
secara diakronik.

Anda mungkin juga menyukai