PROSES MORFOLOGI
BENTUK DASAR, PEMBENTUKAN KATA, HASIL PROSES
PEMBENTUKAN KATA, DAN MAKNA GRAMATIKAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Morfologi
YOGYAKARTA
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kepada
kami sehingga makalah ini selesai dibuat. Kami juga terima kasih kepada semua pihak
yang ikut serta dalam proses pembuatan makalah tentang Proses Morfologi ini.
Terlebih khusus terima kasih kepada semua anggota kelompok yang dengan cara
masing-masing telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini. Terimakasih pula
kami ucapkan kepada Bapak Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku dosen pengampu mata
kuliah Morfologi.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat membantu semua pihak untuk
lebih memahami Peoses Morfologi tentang bentuk dasar, pembentukan kata, hasil
pembentukan kata, dan makna gramatikal. Namun, pada proses pembuatan makalah
ini, kami yakin ada begitu banyak kekurangan, baik dalam bentuk maupun isinya. Oleh
karena itu, kami sangat membutuhkan masukkan dari para pembaca untuk
mengembangkan isi dari makalah ini agar lebih baik kedepannya. Lebih daripada itu,
kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dari semua pihak.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Proses morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah
bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan (dalam
proses reduplikasi), penggabungan (dalam proses komposisi), pemendekan (dalam
proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam proses konversi) (Chaer, 2008:25).
Proses morfologis menurut Samsuri (1985:190) adalah cara pembentukan kata-kata
dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain.
Bentuk dasar menurut kamus linguistik (2008:33) adalah bentuk dari sebuah
morfem yang dianggap paling umum dan paling tidak terbatas. Menurut Ramlan
(2009:49) bentuk dasar ialah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi
dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Kata berpakaian misalnya terbentuk dari
kata dasar pakaian dengan afiks ber-; selanjutnya kata pakaian terbentuk dari bentuk
dasar pakai dengan afiks -an. Kata berkesudahan terbentuk dari bentuk dasar
kesudahan dengan afiks ber-, dan selanjutnya kata kesudahan terbentuk dari bentuk
dasar sudah dengan afiks ke-an.
Dari yang telah disinggung di atas bahwa bentuk dasar ialah satuan baik tunggal
maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan satuan yang lebih besar (Ramlan
2009:49). Bentuk dasar yang berformem tunggal di sebut monomorfemik. Bentuk
dasar monomorfemis sangat banyak dan tidak terbatas, misalnya, tulis, baca,karang,
jauh, sudah, jatuh, dan lain-lain. Bentuk dasar yang kompleks disebut dengan
polimorfemis. Contohnya adalah bentuk dasar kata pelajar adalah belajar karena
makna gramatikal pelajar adalah ‘orang yang belajar’.
Komponen kedua dalam proses morfologi adalah alat pembentuk kata. Sejauh
ini alat pembentuk kata dalam proses morfologi ada lima yaitu:
a. Afiksasi
1. Awalan (Prefiks)
Prefiks adalah proses afiiksasi dimana afiksnya terletak pada awal kata
bentuk dasar. Contoh prefiks:
2. Sisipan (Infiks)
Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar
(Alwi, dkk, 2003:32). Pembubuhan infiks dalam pembentukan kata adalah
dengan menyisipkan infiks tersebut di antara konsonan dan vocal pada suku
pertama kata dasar. Contoh infiks:
3. Akhiran (Sufiks)
alamiah
hadirat
politikus
organisasi
4. Gabungan (Konfiks)
Konfiks adalah gabungan afiks yang berupa prefiks (awalan) dan sufiks
(akhiran) yang merupakan satu afiks yang tidak terpisah-pisah. Artinya, afiks
gabungan itu muncul secara serempak pada morfem dasar dan bersama-sama
membentuk satu makna gramatikal pada kata bentukan itu (Keraf, 1984:115).
Contoh konfiks:
5. Simulfiks
b. Reduplikasi
1) Pengulangan Seluruh
Pengulangan seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar tanpa
perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan
afiks. Contoh:
buku = buku-buku
kamar = kamar-kamar
rumah = rumah-rumah
desa = desa-desa
persatuan = persatuan-persatuan
kampus = kampus-kampus
2) Pengulangan Sebagian
Pengulangan sebagian adalah pengulangan dari sebagian bentuk
dasarnya. Bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya. Kebanyakan
bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks.
Berupa bentuk tunggal hanya kata lelaki yang terbentuk dari bentuk
dasar laki, kata tetamu dibentuk dari bentuk dasar tamu; kata beberapa
dibentuk dari kata dasar berapa. Apabila bentuk dasar berupa bentuk
kompleks, bentuknya sebagai berikut:
a) Bentuk meN-, misalnya
mengambil → mengambil-ambil
melambaikan → melambai-lambaikan
membaca → membaca-baca
b) Bentuk di-, misalnya
ditarik → ditarik-tarik
ditanami → ditanam-tanami
dikemas → dikemas-kemasi
c) Bentuk ber-, misalnya:
berjalan → berjalan-jalan
bermain → bermain-main
bersiap → bersiap-siap
d) Bentuk ter-, misalnya:
terbatuk → terbatuk-batuk
tersenyum → tersenyum-senyum
terbalik → terbalik-balik
e) Bentuk ber-an, misalnya:
berlarian → berlari-lariaan
berjauh → berjauh-jauhan
f) Bentuk -an, misalnya:
minuman → minum-minuman
makanan → makan-makanan
g) Bentuk ke-, misalnya:
kedua → kedua-dua
ketiga → ketiga-tiga
keempat → keempat-empat
3) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan Afiks
Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya
pengulangan itu terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan dan
bersama-sama mendukung satu fungsi. Contoh:
hitam → kehitam-hitaman
luas → seluas-luasnya
tinggi → setinggi-tingginya
4) Pengulangan dengan Perubahan Fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem adalah pengulangan bentuk
dasar dengan disertai perubahan fonem. Kata ulang yang
pengulangannya termasuk golongan ini sebenarnya sangat sedikit.
Contoh:
gerak → gerak-gerik
bolak → bolak-balik
serba → serba-serbi
lauk → lauk-pauk
c. Komposisi
d. Akronomisasi
e. Konversi
Proses morfologi atau proses pembentukan kata mempunyai dua hasil yaitu
bentuk dan makna gramatikal. Bentuk dan makna gramatikal merupakan dua hal yang
berkaitan erat; bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna gramatikal merupakan isi
dari wujud fisik atau bentuk itu.
Wujud fisik dari hasil proses afiksasi adalah kata berafiks, disebut juga kata
berimbuhan, kata turunan, atau kata terbitan.
Wujud fisik dari proses reduplikasi adalah kata ulang, atau disebut juga bentuk ulang.
Wujud fisik dari hasil proses komposisi adalah kata gabung, disebut juga gabungan
kata, kelompok kata, atau kata majemuk.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami bahas di Bab II, kami mengambil kesimpulan
bahwa proses morfologi adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar
melalui proses afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan akronomisasi. Bentuk dasar adalah
bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi itu. Bentuk dasar dalam
pembentukan kata mengalami proses morfologi yaitu: afiksasi, reduplikasi, dan
komposisi. Hasil dari proses pembentukan bentuk dasar melalui proses morfologi
adalah sebuah kata baru. Hasil dari bentuk dasar yang mengalami proses afiksasi adalah
kata berafiks yang disebut juga kata berimbuhan. Hasil dari proses reduplikasi adalah
kata ulang, dan hasil dari proses komposisi adalah kata gabung. Kata-kata baru yang
merupakan hasil dari pembentukan kata memiliki makna gramatikal. Makna
gramatikal adalah makna baru yang muncul karena proses morfologi yang
menghasilkan kata baru dengan makna yang berbeda dari bentuk dasarnya.
3.2 Saran