Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATA KULIAH MORFOLOGI

ANALISIS AFIKS DENGAN METODE IA, IP, DAN WP


Dosen Pengampu: Yayuk Eny Rahayu, M.Hum

Disusun oleh:
1. Mayang Purbosari (192012411018)
2. Alfian Gilang P (19201241021)
3. Ardila Maharani Yunisa
4. In’am Ulya Muna (19201241036)
5. Yuni Lestari (19201241038)
6. Theresia Niken (19201244045)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih
kepada Ibu Yayuk Eny Rahayu, M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah
Morfologi dan juga teman-teman PBSI A 2019.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Yogyakarta, 11 November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap hari manusia tidak terlepas dari bahasa dan kata. Kata digunakan
untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kata-kata yang kita
gunakan sehari-hari, lazimnya berada dalam rangkaian kalimat dan terdiri atas
bermacam-macam bentuk. Kata dalam bahasa Indonesia dipelajari secara khusus
dalam cabang bahasa yang disebut morfologi. Morfologi ialah satu cabang
linguistik yang perlu dikuasai oleh para calon ahli bahasa.Morfologi adalah ilmu
tentang morfem (satuan bentuk bahasa terkecil yang memiliki makna relatif) dan
kombinasinya. Morfologi termasuk salah satu studi kebahasaan (linguistik) yang
mengkaji kata atau leksikon suatu bahasa.
Secara bahasa, morfologi dapat dipelajari sebagai ilmu yang mempelajari
seluk-beluk bahasa secara ilmiah atau scientific. Seperti halnya disiplin ilmu
pengetahuan lain, ilmu bahasa (morfologi) berssifat umum, maksudnya tidak
hanya terikat pada satu bahasa, tetapi melibatkan berbagai macam bahasa yang
ada Morfologi memiliki cabang-cabang di bawahnya yang lebih khusus mengkaji
satu permasalahan tertentu. Misalnya, morfologi leksikalis, morfologi semesta,
morfologi semiotis, dsb.
Untuk memahami bagaimana kata dikaji dalam morfologi, para ahli
bahasa memiliki beberapa model penyajian. Dalam morfologi, terdapat beberapa
model penyajian yang sering digunakan oleh para peneliti bahasa atau ahli-ahli
bahasa. Model-model tersebut adalah IP (item and process), IA (item and
arrangement), dan WP (word and paradigm). Dari ketiga model tersebut, model
penyajian word and paradigm atau WP merupakan model penyajian yang paling
tua yang digunakan sebagai kerangka. Hal ini dapat kita temui dalam gramatika
bahasa-bahasa klasik. Model IP adalah model yang kerap digunakan kaum Neo-
Bloomfield yang memiliki landasan filsafat positivisme, dan model ini merupakan
salah satu proses yang cocok untuk menyajikan morfologi bahasa Indonesia.
BAB II
ISI

A. Pengertian Morfologi
Banyak para ahli yang telah memberikan pengertian morfologi.
Mulyana (2007: 5), menyatakan bahwa istilah „morfologi‟ diturunkan dari
bahasa Inggris morphology, artinya cabang ilmu linguistik yang
mempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal.
Dulu, ilmu ini lebih dikenal dengan sebutan morphemics, yaitu studi
tentang morfem. Namun, seiring dengan perkembangan dan dinamika
bahasa, istilah yang kemudian lebih populer adalah morfologi. Verhaar
(1996: 97), menyatakan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang
mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal,
sedangkan Samsuri (1988: 15), mendefinisikan morfologi sebagai cabang
linguistik yang mempelajari struktur dan bentuk-bentuk kata. Berdasarkan
beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa morfologi
merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari bentuk dan proses
pembentukan kata. Proses pembentukan kata tersebut dapat berpengaruh
terhadap perubahan bentuk kata dan juga terhadap golongan dan arti kata.
Istilah morfologi dapat dirunut sebagai unsur-unsur Yunani Kuno
yang diperkenalkan dalam dunia ilmiah pertama kali oleh J.W. Goethe
pada tahun 1817, khususnya dalam bidang biologi. August Schleicher
memperkenalkan kemudian istilah tersebut ke dalam dunia linguistik.
Dalam dunia linguistik, istilah morfologi belum terlalu tua, akan tetapi
sudah dikenal dan dipraktekkan dalam ketatabahasaan setiap negara.
Morfologi sendiri dapat diartikan salah satu bidang linguistik yang
mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya (Harimurti, 2001:
142). Morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik. Secara
bahasa, dapat dipelajari sebagai ilmu yang mempelajari seluk-beluk bahasa
secara ilmiah atau scientific. Seperti halnya disiplin ilmu pengetahuan
lain, ilmu bahasa (morfologi) bersifat umum, maksudnya tidak hanya
terikat pada satu bahasa, tetapi melibatkan berbagai macam bahasa yang
ada (bahasa manusia).morfologi juga memiliki cabang-cabang dibawahnya
yang lebih khusus mengkaji satu permasalahan tertentu. Misalnya,
morfologi leksikalis, morfologi semesta, morfologi semiotis, dsb.
B. Proses Morfologi
Pengertian proses morfologi ada beberapa macam. Sudaryanto
(1992: 15) menjelaskan bahwa proses morfologis merupakan proses
pengubahan kata dengan cara yang teratur atau keteraturan cara
pengubahan dengan alat yang sama, 10 menimbulkan komponen maknawi
baru pada kata hasil pengubahan, kata baru yang dihasilkan bersifat
polimorfemis. (Ramlan, 1987: 51) menyatakan bahwa proses morfologi
ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan
bentuk dasarnya. Samsuri (1988: 190), mendefinisikan proses morfologis
sebagai cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem
yang satu dengan yang lain. Proses morfologi tentu berlaku pada setiap
bahasa. Pada bahasa Indonesia, proses pembentukan kata terdiri atas tiga
proses, yaitu proses afiksasi, proses pengulangan, dan proses
pemajemukan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa proses morfologi adalah proses pembentukan kata dari bentuk dasar
menjadi kata baru melalui suatu proses, yaitu proses afiksasi, proses
pengulangan, dan proses pemajemukan. Dalam pembentukan kata kerja,
proses morfologi yang terjadi adalah afiksasi dan reduplikasi. Proses
pemajemukan tidak membentuk kata kerja.
C. Pengertian Kata
Nurlina, dkk. (2004: 8), menyebutkan kata (word), yaitu satuan
bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau
gabungan morfem. Menurut Chaer (1994: 162), kata adalah satuan bahasa
yang memiliki satu pengertian ; atau kata adalah deretan huruf yang diapit
oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. Kata dapat juga disebut
morfem bebas. (Ramlan, 1987 : 33) menyatakan bahwa kata merupakan
dua macam satuan, ialah satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai
satuan fonologik, kata terdiri dari satu atau beberapa 11 suku, dan suku itu
terdiri dari satu atau beberapa fonem. Dari penuturan diatas dapat
disimpulkan bahwa kata merupakan satuan terbesar dari morfologi.
Menurut (Tarigan, 1985 : 19) kata terbagi menjadi dua macam, yaitu kata
dasar dan dasar kata. Kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal
atau permulaan sesuatu kata kompleks. Dasar kata adalah satuan, baik
tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan
yang lebih besar atau kompleks. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut
di atas dapat disimpulkan pengertian kata adalah satuan bebas yang
dibatasi oleh spasi pada kedua sisinya yang mempunyai arti
D. Pengertian Afiksasi
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk
dasar tunggal maupun kompleks. Misalnya mengimbuhahkan ber- pada
bentuk dasar komunikasi menjadi berkomunikasi, buat menjadi berbuat,
tanggungjawab menjadi bertanggung jawab, bekas menjadi berbekas,
sepeda motor menjadi bersepeda motor. Pengimbungan meN- pada bentuk
dasar coba menjadi mencoba, adu menjadi mengadu,
pertanggungjawabkan menjadi mempertanggungjawabkan.
Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan
kata, hal tersebut terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa
bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi ialah merupakan proses dalam
pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau
menambahkan unsur selainnya.
Afiksasi merupakan unsur yang lekatkan dalam pembentukan kata
dan dalam lingistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan
pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa
merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat
ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992). Ahli
lain juga menyampaikan, afiks adalah bentuk terikat yang apabila
ditambahkan ke dalam bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya
(Kridalaksan, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah
bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang bisa diberi afiks
apapun (Samsuri, 1988).

E. Teori Hocket
Hocket mengemukakan tiga macam cara menganalisis bahasa,
yakni: (a) words and padigm, (b) item and arrangement, dan (c) item and
process (Matthew, 1978: 18).
a. Words and padigm (WP)
Analisis ini menggunakan dasar deretan paradigmatic sebagai alat untuk
menetukan unsure bahasa. deretan paradigmatic adalah deretan struktur
sejenis secara pertikal. Dengan deretan ini dapat ditetapkan unsur-unsur
bahasa yang dicari, misalnya fonem, morfem, kata, frasa, klausan,
kalimata, dan sebagainya. Dari ketiga model dalam teori hocket, model
penyajian WP merupakan model yang paling tua yang digunakan sebagai
kerangka.
Contoh:

Pangka Bentuk Dasar Orang yang- Proses Hal/Tempa Hasil


l t
Cari Mencari Pencari Pencarian - Carian
Bagi Membagi Pembagi Pembagian - Bagian
Kerja Bekerja Pekerja Pekerjaan - Kinerja
Perintah Memerintah Pemerintah - - Perintah
Lapor Melapor Pelapor Pelaporan - Laporan
Atur Mengatur Pengatur Pengaturan - Aturan
Jalan Berjalan Pejalan Perjalanan Jalanan -
Tahan Menahan Penahan Penahanan - Tahanan
Pasar Memasarkan - Pemasaran Pasar -

b. Item and process (IA)


Analisis ini menggunakan landasan deretan sintagmatik sebagai alat untuk
menentukan bentuk gramatik yang dicari. Deretan sitagmatik adalah
deteran bentuk-bentuk gramatik secara horizontal untuk membentuk
struktur yang lebih besar. Apabilah telah diketahui bahwa makna sibur
adalah “mereka pergi” dan makna bur adalah “pergi”, maka dapat
dipastikan bahwa bentuk si berarti “mereka”. hal ini dapat disimpulkan
karena si dan bur merupakan deretan sintagmatik. Analisis AI in biasanya
dipakai untuk melengkapi analisis WP sehingga kesimpulan akhir lebih
cepat diperoleh. Jika hanya analisis WP secara murni saja yang dipakai,
jalan ke kesimpulan akhir akan cukup panjang.
Contoh:

Kata Analisis IA

Mencari MeN + cari


Sistem : meN+ dasar
Makna : melakukan pencarian
Makna KBBI : Berusaha mendapatkan
(menemukan, memperoleh)
Membagi MeN+ bagi
Sistem + MeN + dasar
Makna : Melakukan aktivitas bagi
Makna KBBI : Menceraikan
(memecahkan, memisahkan, membelah)
menjadi beberapa bagian (yang sama)
 

Kinerja Er + Kerja
Sistem : Er + Dasar
 Makna : Hasil dari sesuatu yang
dikerjakan
Makna KBBI : Sesuatu yang dicapai

Pemerintah Er + perintah
Sistem : er + dasar
Makna : orang yang memerintah
Makna KBBI : Sistem menjalankan
wewenang dan kekuasaan mengatur
kehidupan sosial, ekonomi, dan politik
suatu negara atau bagian-bagiannya

Laporan Lapor + An
Sistem : Dasar + An
Makna : Hal yang dilaporkan
Makna KBBI : Segala sesuatu yang
dilaporkan

Aturan Atur + An
Sistem : Dasar + An
Makna : Hal yang mengatur
Makna KBBI : Cara (ketentuan, patokan,
petunjuk, perintah) yang telah ditetapkan
supaya diturut

Perjalanan Per-an + jalan


Sistem : Per-an + Dasar
Makna : Proses menjalani sesuatu
Makna KBBI : Kepergian (perihal
bepergian) dari suatu tempat dan
sebagainya ke tempat dan sebagainya
yang lain
Mempertahankan Per-kan + MeN + Tahan
Sistem : Per-kan + MeN + Dasar
Makna : Melakukan aktivitas menahan
Makna KBBI : Mengusahakan supaya
tetap tidak berubah dari keadaan semula
Pembelajaran Pembelajaran : pe+be+ajar+an
Sistem : pe+be+dasar+an
Makna: proses melakukan aktivitas
belajar mengajar

c. Item and process (IP)


Analisis ini menggunakan pendekatan proses. Pengertian proses di sisni
dibedakan dengan prosede. proses adalah cara terjadinya suatu konstruksi
gramatik secara diakronik, sedangkan prosede adalah cara terjadinya
konstruksi gramatik secara sinkronik. Pembentukan kata berjalan yang
berasal dari ber dan jalan pada dasarnya bukan “proses” morfologis
melainkan “prosede” morfologis, sebab kejadian tersebut berupa peristiwa
sinkronik (Uhlenbeck, 1982: 25).
Berdasarkan pendapat Uhlenbeck di atas, berarti selama ini telah terjadi
salah kaprah yang kita anggap sebagai proses morfologis teryata bukan
proses morfologis, melainkan prosede morfologis. Atau dengan kata lain
kita tidak dapat membedakan konsep proses dan prosede.
Model IP adalah model yang kerap digunakan kaum Neo-Bloomfield yang
memiliki landasan filsafat positivisme, dan model ini merupakan salah
satu proses yang cocok untuk menyajikan morfologi bahasa Indonesia.

Contoh:

KATA ANALISIS IP

Mencari MeN + Cari


Makna : Melakukan aktivitas cari
Makna KBBI : Berusaha
mendapatkan (menemukan,
memperoleh)
Membagi MeN + Bagi
Makna : Melakukan aktivitas bagi
Makna KBBI : Menceraikan
(memecahkan, memisahkan,
membelah) menjadi beberapa
bagian (yang sama)

Kinerja Er + Kerja
Makna : Hasil dari sesuatu yang
dikerjakan
Makna KBBI : Sesuatu yang
dicapai

Pemerintah Pe-me +memerintah


Makna : orang yang memerintah
Makna KBBI : Sistem
menjalankan wewenang dan
kekuasaan mengatur kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik suatu
negara atau bagian-bagiannya
Laporan Lapor + An
Makna : Hal yang dilaporkan
Makna KBBI : Segala sesuatu
yang dilaporkan

Aturan Atur + An
Makna : Hal yang mengatur
Makna KBBI : Cara (ketentuan,
patokan, petunjuk, perintah) yang
telah ditetapkan supaya diturut

Perjalanan Per-an + menjalankan


Makna : Proses menjalani sesuatu
Makna KBBI : Kepergian (perihal
bepergian) dari suatu tempat dan
sebagainya ke tempat dan
sebagainya yang lain
Mempertahankan Memper-kan + Menahan
Makna : Melakukan aktivitas
menahan
Makna KBBI : Mengusahakan
supaya tetap tidak berubah dari
keadaan semula

Pembelajaran Pe+be+pelajaran
Sistem : pe+be+dasar+an
Makna: proses melakukan
aktivitas belajar mengajar

BAB III
PENUTUP
Penentuan ancangan (pendekatan) yang digunakan untuk tata kerja
di dalam mengkaji sebuah kata dan proses pembentukannya (proses
morfologisnya) memerlukan perhatian yang seksama. Pada pembentukan kata
terdapat afiksasi, Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar
tunggal maupun kompleks. Untuk memahami bagaimana kata dapat dikaji dalam
bahasa, analisis kata dengan pendekatan IP (item and process), IA (item and
arrangement), dan WP (word and paradigm)bisa diterapkan.
Analisis WP atau word and paradigm, Analisis ini menggunakan dasar
deretan paradigmatic sebagai alat untuk menetukan unsure bahasa. deretan
paradigmatic adalah deretan struktur sejenis secara pertikal. Pendekatan atau
analistis IA, analisis ini menggunakan landasan deretan sintagmatik sebagai alat
untuk menentukan bentuk gramatik yang dicari. Sedangkan, Pendekatan IP,
Analisis ini menggunakan pendekatan proses. Pengertian proses di sisni
dibedakan dengan prosede. proses adalah cara terjadinya suatu konstruksi
gramatik secara diakronik, sedangkan prosede adalah cara terjadinya konstruksi
gramatik secara sinkronik

DAFTAR PUSTAKA
B, Karno Ekowardono. Kata Sebagai Satuan Sentral Kajian Morfologi:
Ancangan Dasar Morfologi Struktural. FPBS IKIP: Semarang.
Tersedia di https://akutidakjugakau.blogspot.com/2010/08/model
penyajian-morfologi.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020.

Harimurti, Kridalaksana. 1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.


Jakarta: Gramedia. Tersedia di
https://akutidakjugakau.blogspot.com/2010/08/model-penyajian
morfologi.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020.

M, Ramlan. 1978. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: U.P.


Karyono. Tersedia di
https://akutidakjugakau.blogspot.com/2010/08/model-penyajian
morfologi.html. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai