Anda di halaman 1dari 21

REKAYASA IDE

MK. ALIRAN LINGUISTIK


PRODI S1 SI-FBS

Skor Nilai :

ALIRAN LINGUISTIK
(Aliran Linguistik Tradisional)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
KELOMPOK 2
KELAS NON-DIK B 2018
Dosen Pengampu : Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum

Calvine Williams NIM. 2183210017


Chindy Kana Br Tarigan NIM. 2182210026
Putri Anisa Ramadhani NIM. 2183210027
Riza Saibani Annisa NIM. 2182210014
Selvina Yunike Tamba NIM. 2183210018

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas Tugas Rekayasa Ide tepat pada waktunya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Abdurrahman Adisaputera,


M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Aliran Linguistik yang merupakan
matakuliah wajib yang diselenggarakan di seluruh Jurusan Program Studi Sastra
Indonesia. Didalamnya membahas dasar-dasar teoritis berupa pembekalan mengenai
“Aliran Linguistik” yang nantinya akan dijadikan bekal mahasiswa/i untuk mengkaji di
kehidupan sosial pada pembahasan matakuliah selanjutnya.

Karena sifatnya membantu, maka seyogyanya mahasiswa/i yang lain dapat melengkapi
makalah ini dengan bahan bacaan materi yang lain sehingga akan membantu dan
memahami materi yang sebelumnya telah disajikan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penyusun nantikan. Semoga pembuatan makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi.

Medan, 2 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Makalah ............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran Linguistik Tradisional ............................................ 6
B. Sejarah Aliran Linguistik Tradisional ................................................... 6
C. Tokoh – Tokoh Aliran Linguistik Tradisional ................................... 14
D. Ruang Lingkup Aliran Linguistik Tradisional ................................... 15
1. Ciri-Ciri Khusus dan Umum Aliran Tradisional ......................... 15
2. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Tradisional .......................... 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 20
B. Rekomendasi/Saran .................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberadaan bahasa merupakan keniscayaan bagi manusia, karena bahasa merupakan
salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Hal ini dikarenakan, hanya manusialah
yang memiliki bahasa. Jadi, sudah seharusnya disyukuri apa yang telah dikaruniakan
oleh sang pencipta kepada kita, yaitu bahasa. Bahasa sebagai salah satu alat
komunikasi menunjukkan peran pentingnya didalam kehidupan manusia. Manusia
tanpa bahasa akan menimbulkan pesan yang akan disampaikan menjadi terhambat,
dikarenakan tidak adanya kesesuaian atau pemahaman antara penutur dan penutur
suatu bahasa. Pemahaman bahasa atau lebih khususnya linguistik kini berperan penting
dan menjadi fokus utama agar proses berkomunikasi menjadi lebih mudah.

Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang
dari luar tampak sangat rumit, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi
para pemula (Chaer,2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah
melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Salah satunya aliran tradisional yang
menganalisis bahasa berdasarkan filsafat daan semantik. Untuk memahami lebih jauh
bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional didalam aliran tradisional yang telah
melalui masa yang sangat panjang, maka dari itu kita harus mempelajarinya
terbentuknya tata bahasa tradisional ini mulai zaman yunani sampai lahirnya linguistik
modern sekitar akhir abad ke 19.

Selain linguistik tradisional, banyak aliran-aliran linguistik akan menimbulkan


permasalahan tersendiri bagi pemahaman dan pengetahuan para pengguna bahasa.
Salah satu dari sembilan aliran linguistik adalah aliran linguistik tradisional. Oleh
karana itu berdasarkan paparan diatas dan dikarenakan sebagai tugas mata kuliah
Linguistik Umum, maka kami membahas mengenai Linguistik Tradisional.

4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian aliran linguistik tradisional ?
2. Bagaimanakah latar belakang munculnya aliran linguistik tradisional ?
3. Apakah ciri-ciri aliran tradisioanal ?
4. Siapakah tokoh aliran tradisional ?
5. Apakah keunggulan dan kelemahan dari aliran tradisional ?

C. Tujuan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian aliran linguistik tradisional,
2. Mendeskripsikan latar belakang munculnya aliran linguistik tradisional,
3. Mendeskripsikan ciri-ciri aliran linguistik tradisional,
4. Mendeskripsikan tokoh aliran linguistik tradisional, serta
5. Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan dari aliran linguistik tradisional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran Linguistik Tradisional


Aliran linguistik tradisioanl sama dengan aliran fungsional yaitu kumpulan-kumpulan
penjelasan dan aturan gramatik yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu.
Istilah tradisional dalam linguistik sering dipertentangkan dengan istilah struktural.
Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik,
sedangkan tata bahasa structural menganalisis bahasa berdasarkan struktur dan ciri-
ciri formal yang ada dalam bahasa. Dalam merumuskan kata kerja misalnya tata
bahasa tradisional mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau
kejadian, sedangkan tata bahasa struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang
berdistribusi dengan frase “dengan…” (Chaer, 2003:333).
Istilah tradisional sering dipertentangkan dengan istilah struktural, sehingga dalam
pendidikan formal ada istilah tata bahasa tradisional dan tata bahasa struktural. Kedua
jenis tata bahasa ini banyak dibicarakan sebagai dua hal yang bertentangan, sebagai
akibat dari pendekatan keduanya yang tidak sama terhadap hakikat bahasa.
Terbentuknya tata bahasa tradisional telah melalui masa yang sangat panjang, dari
zaman ke zaman, mulai zaman Yunani sampai menjelang munculnya linguistik
modern sekitar akhir abad ke-19.

B. Sejarah Aliran Linguistik Tradisional


Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan dibicarakan akan dibicarakan
berikut ini :
1. Zaman Yunani ( abad ke 2-5 SM)
Studi bahasa pada zaman yunani mempunyai sejarah yang sangat panjang, yaitu
dari lebih kurang abad ke-5 SM. Sampai lebih kurang abad ke-2 M. jadi, kurang
lebih sekitar 600 tahun. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan
para linguis pada waktu itu adalah (1) pertentangan antara fisis dan nomos, dan (2)
pertentangan antara analogi dan anomali. Beberapa kaum atau tokoh yang
mempuyai peranan besar dalam studi pada zaman yunani yaitu :

6
a. Sophis
Muncul pada abad ke-5 sebelum masehi mereka terkenal dalam studi bahasa,
antara lain:
1) Melakukan kerja secara empiris.
2) Melakukan kerja secara pasti dengan mengunakan ukuran-ukuran tertentu.
3) Sangat mementingkan petorika dalam studi bahasa.
4) Membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna.
Salah seorang tokoh sophis, phytagoras membagi kalimat menjadi kalimat
narasi tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, do’a dan
undangan. Tokoh lain Gorgias menbicarakan gaya bahasa.
b. Plato (429-347 Sebelum Masehi)
Plato dalam studi bahasa terkenal, karena memperdebatkan analogi dan
anomaly, membuat batasan bahasa, bahwa bahasa adalah pernyataan pikiran
manusia dengan perantara onomata dan rhemata, dan membedakan kata dalam
onoma (nama dalam bahasa sehari-hari dan nomina/atau nominal dalam tata
bahasa, dan subjek) dan rhema (ucapan dalam bahasa sehari-hari, verba dalam
tata bahasa, dan predikat).
Dalam studi bahasa terkenal karena:
1) Memperdebatkan analogi dan anomali bukunya diolog, juga
mengemukakan masalah bahasa alami dan bahasa konvensial.
2) Menyadarkan batasan bahasa yang berbunyi: bahasa adalah meyatakan
pikiran manusia dengan perantara onomata dan rhemata.
3) Orang yang pertama kali membedakan kata dalam onoma dan rhema.
Onoma (bentuk tunggalnya onomata) berarti nama dalam sehari-hari
nomina, nominal dalam istilah bahasa, subjek dalam hubungan subjek
logis, sedangkan rhema berarti ucapan sehari-hari, verba dalam istilah
bahasa, prediket dalam hubungan predikat logis keduanya merupakan
anggota logis,yaitu kalimat atau klausa.
c. Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi)
Aristoteles membagi kata dalam tiga kelas kata, yaitu anoma, rhema, dan
syndesmoi. Syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam
hubungan sintaksis. Syndesmoi itu lebih kurang sama dengan preposisi dan
konjungsi yang sekarang kita kenal. Aristoteles juga membedakan jenis
kelamin kata (gender) menjadi tiga, yaitu maskulin, feminin, dan neutrum.
7
Kaum Stoik adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada permulaan
abad ke-4 SM. Dalam studi bahasa kaum stoik, terdapat kajian yang terkenal,
antara lain karena:
1) membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata
bahasa,
2) menciptakan istilah khusus dalam studi bahasa,
3) membedakan tiga komponen utama dari studi bahasa, yaitu :
a) tanda, simbol, sign, atau semainon,
b) makna, apa yang disebut smainomen/lekton,
c) hal-hal di luar bahasa yakni benda-benda atau situasi,
d) membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian fonologi
tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang
mengandung makna,
e) membagi jenis kata menjadi empat yaitu kata benda, kata kerja,
syndesmoi, dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis
kelamin dan jumlah, dan
f) membedakan kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta
kata kerja aktif dan pasif.
Dalam studi bahasa terkenal karena:
1) Menambahkan satu kelas lagi yaitu syndesmoi. Menurutnya ada tiga
macam kelas kata yaitu onoma, rhema,dan syndesmoi. Syndesmoi yaitu
kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam hubung sintaksis (sama
dengan reposisi dan konjungsi), dan
2) Membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga yaitu, maskulin
feminin, dan neutrum.
d. Kaum Stoik (abad ke 4 Sebelum Masehi)
Studi bahasa pada zaman Yunani mempunyai sejarah yang sangat panjang,
yaitu dari lebih kurang abad ke-5 SM. Sampai abad ke-2 M. Jadi kurang lebih
sekitar 600 tahun. Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada
waktu itu adalah :
1) pertentangan antara fisis dan nomos, dan
2) pertentangan antara analogi dan anomaly.
(Chaer, 2003:333).

8
Fisis (alami) mempunyai prinsip abadi dan tidak dapat diubah dan ditolak,
sedangkan nomos (konvensi) beranggapan bahwa bahasa bersifat
konvensi, makna dari sebuah kata diperoleh dari hasil tradisi atau
kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.
Pertentangan analogi dan anomali menyangkut masalah bahasa itu sesuatu
yang teratur atau tidak teratur. Kaum analogi antara lain Plato dan
Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Keteraturan
bahasa itu tampak, misalnya dalam bahasa Inggris : Boy-Boys.
Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur.
Ini dibuktikan dengan kata dalam bahasa Inggris child menjadi children,
bukannya childs (Chaer, 2003:334). Dari studi bahasa kaum Yunani
dikenal nama beberapa kaum atau tokoh yang mempunyai peranan besar
dalam studi bahasa, yaitu kaum Sophis, Plato, Aristoteles, Kaum Stoik, dan
kaum Alexandrian.
Kaum Shopis Adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada
permula abad ke-4 SM, terkenal karena:
1) Membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata
bahasa.
2) Menciptakan istilah-istilah kuhsus untuk studi bahasa.
3) Membedakan komponen utama dan studi bahasa yaitu:
a) tanda, simbol,sign atau semainon,
b) makna, apa yang disebut semainomen atau lekton,
c) hal-hal di luar bahasa yakni benda atau situasi.
4) Membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian dari fonologi
tetapi tidak bermakna dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang
mengandung makna.
5) Membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata
kerja, syndesmoi dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis
kelamin dan jumlah.
6) Membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tidak
komplet, serta kata kerja aktif dan kata kerja pasif.
Kaum Sophis melakukan kerja empiris, menggunakan ukuran tertentu,
mementingkan retorika dalam studi, dan membedakan kalimat berdasarkan
isi dan makna. Salah seorang tokoh Sophis adalah Protogaros. Protogaros

9
membagi kalimat menjadi: kalimat tanya, jawab, perintah, laporan, doa,
dan undangan. Tokoh lain, Georgias, membicarakan gaya bahasa.
e. Kaum Alexandrian
Kaum alexandrian menganut paham analogi dalam studi bahasa, dari mereka
kita mewarisi sebuah buku tata bahasa yang bisebut tata bahasa dionysius
thrax .Buku itu sering disebut tata bahasa tradisonal jadi cikal bakal tata
bahasatradisonal berasal dari buku dionysius thrax.
Kaum ini menciptakan buku Dionysius Thrax yang menjadi cikal bakal tata
bahasa tradisional. Semasa dengan zaman Alexandrian, di India hidup seorang
sarjana Hindu yang bernama Panini, telah menyusun kurang 4.000 pemerian
tentang struktur bahasa Sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang
masih dipakai linguistik modern. Karena itulah Panini dianggap sebagai one
of greatest monuments of the human intelligence oleh Leonard Bloomfield.

2. Zaman Romawi ( abad ke 2-5 SM)


Zaman Romawi merupakan kelanjutan dari zaman Yunani. Tokoh pada zaman
Romawi yang terkenal antara lain, Varro (116-27 SM) dengan karyanya, De
Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae. Varro
dalam bukunya yang berjudul De Lingua Latina masih membahas masalah analogi
dan anomali seperti pada zaman Stoik di Yunani. Buku De Lingua Latina terdiri
dari 25 jilid. Buku ini dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi,
sintaksis.Tata bahasa Priscia dianggap sangat penting karena merupakan buku tata
bahasa Latin paling lengkap yang dituturkan pembicara aslinya dan teori-teori tata
bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan bahasa secara
tradisional.
Studi bahasa pada zaman romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman yunani,
sejarah jatuhnya Yunani, dan munculnya zaman Romawi:
a. Varro dan “de lingua latina”
Dalam buku De Lingua Latina, Varro masih memperdebatkan masalah
analogi dan anomali buku ini dibagi dalam bidang-bidang etimologi,
morfologi, dan sintaksis.
1) Etimologi, adalah cabang lingustik yang meyelidiki asal usul kata beserta
artinya, dan perubhan bunyi misalnya, kata duellum menjadi belum yang

10
artinya perang. perubahan makna misalnya kata hostis yang semula berarti
orang asing kemudian menjadi musuh.
2) Morfologi, adalah cabang lingustik yang mempelajari kata dan
pembentukannya menurut Varro kata adalah bagian dari ucapan tidak
dapat dibedakan lagi, yang nerupakan bentuk minimum. Varro membagi
tiga kelas kata latin dalam empat bagian, yaitu :
a) Kata benda, termasuk kata sifat yakni kata yang berinfleksi kasus,
b) Kata kerja, kata yang membuat peryatan yang berinfleksi tense,
c) Partisipel, kata yang menghubungkan (dalam sintaksis kata benda dan
kata kerja) berinfleksi kasus dan tense, dan
d) Adverbium, kata yang mendukung (anggota bawah dari kata kerja)
tidak berinfleksi.

Tentang kasus dalam bahasa latin menurut Varro ada enam, yaitu
1) nominativus, yaitu bentuk primer atau pokok,
2) genetivus, yaitu bentuk yang menyatakan kepunyaan,
3) dativus, yaitu bentuk yang menyatakan menerima,
4) akusativus, yaitu bentuk yang menyatakan objek,
5) vokatikus, yaitu bntuk sebagai sapaan atau panggilan, dan
6) ablativus, yaitu bentuk yang menyatakan asal.
b. Institutiones Grammaticae atau Tata Bahasa Priscia
Buku ini sangat penting karena :
1) merupakan buku tata bahasa latin yang paling lengkap yang dituntukan
oleh pembicarakan aslinya, dan
2) teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak utama pembicaran
bahasa secara tradisonal.
Berapa segi yang dibicarakan dalam buku ini:
1) fonologi, dalam bidang ini pertama-tama dibicarakan tulisan atau huruf
yang disebut “litterae”.Litterae adalah bagian terkecil dari bunyi yang
dapat dituliskan.nama huruf-huruf itu disebut figuerae, sedangkan nilai
bunyi itu disebut potestas,
2) morfologi, dalam bidang ini dibicarakan mengenai dictio atau kata. Kata
adalah bagian yang minimum dari sebuah ujaran dan harus diartikan
terpisah dalam makna sebagai satu-kesatuan.

11
3) sintaksis, membicarakan tata susun kata yang berseleras dan menunjukan
kalimat itu selesai.

3. Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh
para filsuf skolastik. Pada zaman pertengahan ini, yang patut dibicarakan dalam
studi bahasa antara lain adalah peranan Kaum Modistae, Tata Bahasa Spekulativa,
dan Petrus Hispanus (Chaer, 2003: 341). Kaum Modistae menerima analogi
karena menurut mereka bahasa itu bersifat reguler dan universal. Mereka
memperhatikan secara penuh akan semantik sebagai penyebutan definisi bentuk-
bentuk bahasa, dan mencari sumber makna, maka dengan demikian
berkembanglah bidang etimologi pada zaman itu. Tata Bahasa Spekulativa
merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa Latin ke dalam filsafat
skolastik. Menurut Tata Bahasa Spekulativa, kata tidak secara langsung mewakili
alam dari benda yang ditunjuk. Petrus Hispanus, memasukkan psikologi dalam
analisis makna bahasa, membedakan nomen atas dua macam yaitu nomen
substantivum dan nomen edjektivum, membedakan semua bentuk yang menjadi
subjek/predikat dan bentuk tutur lainnya.
Yang dibicarakan dalam studi bahasa pada zaman ini antara lain :
a. Peranan Kaum Modistae
Masih membicarakan pertentang fisis dan nomos dan pertentangan antara
analogi dan anomali. Mereka menerima konsep analogi karena menurut
mereka bahasa itu bersifat leguler dan bersifat universal.
b. Tata Bahasa Spekulativa
Menurut tata bahasa spektulativa kata tidak secara langsung mewakili alam
dari benda yang ditunjuk. Kata hanya mewakili hal adanya benda itu dalam
berbagai cara, modus, substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya.
c. Perus Hispanus
Perannya dalam linguistik :
1) Memasukkan psikologi dalam analisis makna bahasa. Membedakan antara
signifikasi utama dan konsignifikasi yaitu pembedaan pengertian pada
bentuk akar dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan.
2) Membedakan nomen atas dan macam, yaitu nomen substan tivum dan
nomen adjectivum, dan

12
3) Membedakan partes dan orationes categoremetik dan syntategorematik.

4. Zaman Renaisans
Zaman Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad
modern. Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang
menonjol yang perlu dicatat, yaitu sebagai berikut :
a. Sarjana-sarjana pada waktu itu menguasai bahasa Latin, Ibrani, dan Arab,
b. Bahasa Eropa lainnya juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasaan,
penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.
Dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad modern.
Dalam sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans yang menonjol:
a. Penguasaan bahasa oleh sarjana-sarjana pada waktu itu (Latin, Yunani, Ibrani,
Arab).
b. Selain bahasa Yunani, Latin, Ibrani, dan Arab, bahasa-bahasa Eropa lainnya
juga mendapat perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa,
dan malah juga perbandingan.Bahasa Ibrani dan bahasa Arab banyak di
pelajari orang pada akhir abad pertengahan. Kedua bahasa itu diakui resmi
pada akhir abad ke-14 di Universitas Paris. Linguistik Arab berkembang pesat
karena kedudukan bahasa Arab sebagai bahasa Kitab Suci agama Islam, yaitu
Qur’an, menurut pendapat kebanyakan Ulama Islam tidak boleh di
terjemahkan ke dalam bahasa lain. Ada 2 aliran Linguistik Arab:
1) Aliran Basra (mendapat pengaruh konsep dari zaman Yunani), dan
2) Aliran Kufah (menganut paham anomali).

5. Menjelang Lahirnya Linguistik Modern


Masa antara lahirnya linguistik modern dengan masa berakhirnya zaman renaisans
terdapat satu tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa. Tonggak
yang sangat penting itu adalah dinyatakannya adanya hubungan kekerabatan
antara bahasa Sansekerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman
lainnya yang telah membuka babak baru sejarah linguistik, yakni dengan
berkembangnya studi linguistik bandingan atau linguistik historis komparatif,
serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistik terlepas dari masalah filsafat
Yunani Kuno.

13
Bila disimpulkan, pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan
bahwa:
a. Bahasa yang disusun tata bahasanya dideskripsikan dengan mengambil
patokan-patokan dari bahasa lain, terutama bahasa Latin.
b. Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara perspektif, yakni benar atau salah.
c. Persoalan kebahasaan seringkali dideskripsikan dengan melibatkan logika.
d. Penemuan-penemuan terdahulu cenderung untuk selalu dipertahanka.
(Chaer, 2003:345).
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai bapak Linguistik Modern. Masa antara
lahirnya linguistik modern dengan masa berakhirnya zaman reneisans ada satu
tonggak yang sangat penting dalam sejarah studi bahasa. Tonggak yang dianggap
sangat penting itu adalah dinyatakannya adanya hubungan kekerabatan antara
bahasa sansekerta dengan bahasa-bahasa Yunani, Latin, dan bahasa Jerman
lainnya.

C. Tokoh – Tokoh Aliran Linguistik Tradisional


1. Dionysius Thrax
adalah seorang ahli tata bahasa Helenistik dan murid dari Aristarchus dari
Samothrace. Ia lama dianggap penulis teks tata tulis terawal tentang bahasa
Yunani
a. Lahir: 170 SM, Aleksandria, Mesir
b. Meninggal: 90 SM, Rodos, Yunani
c. Buku: Techne Grammatike, Gramática ; Comentarios antiguos
2. Plato
adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues
dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di
dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi
oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles.
a. Lahir: 21 Mei 429 SM, Athena klasik
b. Meninggal: Athena, Yunani
c. Aliran: Platonisme
d. Gagasan penting: Teori Bentuk atau Teori Ide, Idealisme Platonik, Realisme
Platonik, hyperuranion, metaxy, khôra

14
e. Film: The War That Never Ends, Die Nacht, Socrate, Le banquet, dsb.
f. Terpengaruh oleh: Socrates, Pythagoras, Herakleitos, Parmenides, Protagoras,
Zeno dari Elea, Gorgias
3. Aristoteles
(bahasa Yunani: 'Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang
filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander Agung. Ia menulis tentang
berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika,
politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi.
Aristoteles, adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari
Alexander Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk
fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan
zoologi.
a. Lahir: 19 Juni 384 SM, Stagira, Yunani
b. Meninggal: 7 Maret 322 SM, Khalkis, Yunani
c. Pendidikan: Akademi Platonik (367 SM–347 SM)
d. Pasangan: Pythias
e. Anak: Nicomachus, Pythias
f. Terpengaruh oleh: Plato, Socrates, Epikuros, Demokritos, dsb.

4. Ruang Lingkup Aliran Linguistik Tradisional


1. Ciri-Ciri Khusus dan Umum Aliran Tradisional
a. Ciri Khusus Aliran Linguistik Tradisional
1) Bahasa itu universal,
2) Kajian bahasa bertujuan menemukan kaidah-kaidah berpikir,
3) Tujuan belajar bahasa ialah kemampuan intelektual,
4) Bahasa induk atau Protobahasa ialah Latin dan Gerik,
5) Tata bahasa itu universal,
6) Kalimat ialah seperangkat kata-kata yang mengandung pikiran yang
lengkap dan bermakna utuh,
7) Perbedaan bahasa itu hanya kekecualian,
8) Kalimat dapat dianalisis dalam bentuk subjek, predikat, objek, pelengkap,
keterangan berdasarkan fungsi-fungsi logikanya, dan

15
9) Terdapat 10 kategori jenis kata yaitu kata; benda kerja, keadaan,
keterangan, ganti, bilangan, depan, sambung, sandang, dan seru.

b. Ciri Umum Aliran Linguistik Tradisional


Tata bahasa tradisional menurut Abdul Chaer (2003: 333) menganalisis
bahasa berdasarkan filsafat dan semantik. Dalam merumuskan kata kerja,
misalnya, tata bahasa mengatakan kata kerja adalah kata yang menyatakan
tindakan atau kejadian. Ciri-ciri aliran tradisional menurut Soeparno (2002:
44) adalah sebagai berikut :
1) Bertolak dari Pola Pikir secara Filosofis
Ada dua hal yang menjadi bukti bahwa aliran Tradisional menggunakan
landasan/pola pikir filsafat ialah banyaknya pembagian jenis kata yang
bersumber dari onoma-rhema produk Plato dan onoma-rhema-syndesmos
produk Aristoteles; dan penggunaan istilah subjek dan predikat yang
sampai saat ini menjadi materi utama dalam pembelajaran bahasa di
sekolah.
2) Tidak Membedakan Bahasa dan Tulisan
Teori ini mencampuradukkan pengertian bahasa (dalam arti yang
sebenarnya) dan tulisan (perwujudan bahasa dengan media huruf). Dengan
demikian, secara otomatis juga mencampuradukkan pengertian bunyi dan
huruf. Sebagai bukti seorang ahli bahasa mencampuradukkan pengertian
tersebut dapat dibaca pada kutipan “Antara vocal-vokal itu, huruf a adalah
yang membentuk lubang mulut yang besar, i yang kecil, e biasanya
terbentuk di dalam mulut sebelah muka, dan o di belakang sebelah ke
dalam” (Mees dalam Soeparno, 2002: 44).
3) Senang Bermain dengan Definisi
Ciri ini merupakan pengaruh dari cara berpikir secara deduktif. Semua
istilah diberi definisi terlebih dahulu kemudian diberi contoh, yang
kadang-kadang hanya ala kadarnya. Teori ini tidak pernah menyajikan
kenyataan-kenyataan bahasa yang kemudian dianalisis dan disimpulkan.
Yang paling utama adalah memahami istilah dengan menghapal definisi
yang dirumuskan secara filosofis.
4) Pemakaian Bahasa Berkiblat pada Pola/Kaidah

16
Ketaatan pada pola ini diwarisi sejak para ahli tata bahasa tradisional
mengambil alih pola-pola bahasa latin untuk diterapkan pada bahasa
mereka sendiri. Kaidah bahasa yang telah mereka susun dalam suatu
bentuk buku tata bahasa harus benar-benar ditaati oleh pemakai bahasa.
Setiap pelanggaran kaidah dinyatakan sebagai bahasa yang salah atau
tercela. Pengajaran bahasa di sekolah mengajarkan bahasa persis yang
tercantum di dalam buku tata bahasa. Praktik semacam itu mengakibatkan
siswa pandai dan hafal teori-teori bahasa akan tetapi tidak mahir berbicara
atau berbahasa di dalam kehidupan masyarakat. Tata bahasa yang mereka
pakai itu biasa disebut tata bahasa normative dan tata bahasa preskriptif.
5) Level-level Gramatik Belum Ditata Secara Rapi.
Level (tataran) yang terendah menurut teori ini adalah huruf. Level di atas
huruf adalah kata, sedangkan level yang tertinggi adalah kalimat. Menurut
teori ini, huruf didefinisikan sebagai unsure bahasa yang terkecil, kata
didefinisikan sebagai kumpulan dari huruf yang mengandung arti,
sedangkan kalimat didefinisikan sebagai kumpulan kata yang mengandung
arti lengkap.
6) Tata Bahasa Didominasi oleh Jenis Kata (Part of Speech)
Ciri ini merupakan ciri yang paling menonjol di antara ciri-ciri yang lain.
Hal ini dapat dimengerti Karena masalah penjenisan kata merupakan aspek
linguistik yang paling tua dalam sejarah kajian linguistik.

2. Kelebihan dan Kekurangan Aliran Tradisional


a. Keunggulan
1) Teori tradisional lebih tahan lama karena pola pikir aliran ini bertolak dari
pola pikir filsafat.
2) Aliran ini berkiblat pada bahasa tulis baku, maka keteraturan penggunaan
bahasa bagi para penganutnya amat dibangggakan.
3) Aliran tradisional mampu menghasilkan generasi yang mempunyai
kepandaian dalam menghafal istilah karena salah satu ciri aliran ini senang
bermain dengan definisi.
4) Aliran tradisional menjadikan penganutnya memiliki pengetahuan tata
bahasa yang cukup tinggi karena pemakaian bahasa berkiblat pada pola
atau kaidah.
17
5) Aliran ini telah memberikan kontribusi besar terhadap penegakan prinsip:
“yang benar adalah benar walaupun tidaka umum, dan yang salah adalah
salah walaupun abanyak pengikutnya”.
b. Kelemahan
1) Teori tradisional belum bisa membedakan bahasa dan tulisan sehingga
pengertian antara bahasa dan tulisan masih kacau.
2) Teori ini tidak pernah menyajikan kenyataan bahasa yang kemudian
dianalisis dan disimpulkan, yang paling utama adalah memahami istilah
dengan menghafal definisi yang dirumuskan secara filosofis.
3) Pemakaian bahasa berkiblat pada pola atau kaidah sehingga siswa pandai
dan hafal teori-teori bahasa akan tetapi tidak mahir sama sekali berbicara
atau berbahasa didalam kehidupan masyarakat.
4) Level-level gramatikalnya belum rapi hanya tiga level yang secara pasti
ditegakkan, yakni huruf, kata, dan kalimat.
5) Pemerian bahasa menggunakan pola bahasa latin yang sangat berbeda
dengan bahasa Indonesia.
6) Pemerian bahasa berdasarkan bahasa tulis baku padahal bahasa tulis baku
hanya merupakan sebagian dari ragam bahasa yang ada.
7) Permasalahan tata bahasa masih banyak didominasi oleh permasalahan
jenis kata (part of speech), sehingga ruang lingkup permasalahan masih
sangat sempit.
8) Objek kajian hanya sampai dengan level kalimat, sehingga tidak
memungkinkan menyentuh aspek komunikatif.

KEUNGGULAN KEKURANGAN

1. 1. Lebih tahan lama karena bertolak dari 1 . Belum membedakan bahasa dan tulisan
pola pikir filsafat sehingga pengertian bahasa dan tulisan
masih kacau
2. 2. Keteraturan penggunaan bahasa sangat 2 . Teori ini tidak menyajikan kenyataan
dibanggakan karena berkiblat pada bahasa bahasa yang kemudian dianalisis dan
baku disimpulkan
3. 3. Mampu menghasilkan generasi yang 3 . Pemakaian bahasa berkiblat pada
mempunyai kepandaian dalam menghafal pola/kaidah sehingga meskipun pandai

18
istilah karena aliran ini senang bermain dalam teori bahasa tetapi tidak mahir
dengan defenisi dalam berbahasa di masyarakat
4. 4. Menjadikan para penganutnya 4 . Level gramatikalnya belum rapi karena
memiliki pengetahuan tata bahasa karena hanya ada 3 level yaitu : huruf, kata, dan
pemakaian bahada berkiblat pada pola kalimat
atau kaidah
5. 5. Aliran ini memberikan kontribusi besar 5 . pemerian bahasa menggunakan pola
terhadap pergerakan prinsip yang benar bahasa latin yang sangat berbeda dengan
bahasa Indonesia
6 . Permasalahan tata bahasa masih
banyak didominasi oleh permasalahan
jenis kata (Part of speech), sehingga ruang
lingkup masalah masih sangat sempit
7 . Objek kajian hanya sampai level
kalimat sehingga tidak komunikatif

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tahap perkembangan bahasa terdiri atas tahap spekulasi, klasifikasi, dan rumusan
teori. Aliran tradisional baru mencapai tahap spekulasi dan klasifikasi.
2. Ciri-ciri aliran tradisional bertolak dari pola pikir secara filosofis, tidak
membedakan bahasa dan tulisan, senang bermain dengan definisi, pemakaian
bahasa berkiblat pada pola/kaidah, level-level gramatik belum ditata secara rapi,
tata bahasa didominasi oleh jenis kata (part of speech).
3. Aliran tradisional memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain bisa membedakan
bahasa dan tulisan sehingga pengertian antara bahasa dan tulisan masih kacau,
peletakan level-level gramatikal yang belum rapi, dan lain sebagainya.
4. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik.
Dalam merumuskan kata kerja, misalnya, tata bahasa tradisional mengatakan kata
kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau kejadian.

B. Rekomendasi/Saran
1. Makalah tentang aliran tradisional ini hendaknya dapat menjadi sumber belajar
untuk mengadakan pengkajian aliran ini di masa mendatang.
2. Makalah ini masih terbatas pada pembahasan tentang sejarah, ciri-ciri, keunggulan
dan kelemahan aliran tradisional, pada pengkajian selajutnya diharapkan lebih
mendalam dan lebih luas.
3. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan jurnal ini, untuk itu
penulis mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran
demi kemajuan penulisan jurnal selanjutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul.2003. Linguistik Umum.Jakarta: Rineka Cipta
Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Samsuri. 1981. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana
………... 2005. Aliran Linguistik. Yogyakarta: Diktat Mata Kuliah (tidak diterbitkan)
Puspitorini, Dwi.dkk.2005. sebuah tinjaun pragmatis terhadap profil kebahasaan. Dalam kajian
humaniora,vol.9.2, desember 2005 : (46-56)
Miles, Matthew B., dkk. 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode
Baru, Terjemahan Tcecep Rohendi Rohidi, Jakarta: Universitas Indonesia
Press .
Soeparno. 2003. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Verhaar, J.W.M. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press .

21

Anda mungkin juga menyukai