Andi Sutisno
Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon
Abstrak
Salah satu sifat bahasa yakni bersifat dinamis. Kedinamisan bahasa dapat diartikan bahwa
bahasa akan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya pengguna bahasa itu sendiri
yakni manusia. Salah satu perkembangan bahasa adalah berkembangnya kosakata-kosakata
yang ada dalam bahasa itu sendiri. Perkembangan kosakata dapat juga dilihat dalam karya
sastra. Sejarah sastra Indonesia mencatat beberapa periodisasi sastra dalam sastra Indonesia,
termasuk angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru. Kedua angkatan tersebut merupakan
tonggak awal dimulainya sastra modern dalam sejarah sastra Indonesia. Perkembangan
kosakata dalam bahasa Indonesia bukan tidak mungkin ditemukan juga dalam karya-karya
sastra yang muncul pada kurun waktu kedua angkatan tersebut. Pertanyaannya kemudian
adalah signifikankah perkembangan kosakata bahasa Indonesia yang muncul dalam karya-
karya sastra pada kedua angkatan tersebut, terutama novel. Novel merupakan teks naratif
yang memungkinkan pengarang banyak menggunakan kosakata. Oleh karena itu,
perkembangan kosakata dalam bahasa Indonesia dapat dengan mudah ditemukan dalam
novel, termasuk dalam novel-novel yang muncul pada periode angkatan Balai Pustaka dan
Pujangga Baru.
Kata kunci: kosakata, novel, angkatan balai pustaka, angkatan pujangga baru
1
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
dan istilah ini terjadi karena kebutuhan novel tersebut didasarkan pada fakta
sosial akibat adanya perkembangan zaman bahwa kedua novel tersebut merupakan
dan pemikiran yang semakin luas. Kondisi novel-novel populer atau menarik
tersebut berlaku hampir pada setiap perhatian pada zamannya masing-masing.
periodisasi sastra. Seperti kita ketahui
bersama bahwa dalam sejarah sastra B. PEMBAHASAN
Indonesia dikenal istilah angkatan. Istilah Novel sebagai salah satu bagian
angkatan di sini berarti suatu usaha dari sastra mengalami berbagai perubahan
pengelompokkan sastra dalam masa dari masa ke masa. Penelitian novel
tertentu. Pengelompokan ini berdasar atas menjadi semakin beranekaragam.
ciri khas dan tahun karya yang dihasilkan Demikian pula dalam hal penggunaan
pada masa itu. bahasa. Ragam yang digunakan semakin
Salah satu ciri yang membedakan kaya sesuai dengan perkembangan zaman.
antarangkatan adalah dalam penggunaan Dapat dikatakan bahwa karya sastra yang
kosakata, sebagai contoh pada angkatan hadir dengan tidak mengikuti
Balai Pustaka dan angkatan Pujangga perkembangan masyarakat maka karya
Baru. Karya-karya sastra pada angkatan sastra akan menjadi bacaan yang
Balai Pustaka hampir semua mengalami ketinggalan zaman, tidak akan menarik
penyensoran dari pemerintahan Kolonial, untuk dibaca. Karya sastra memang
karena isinya dianggap dapat senantiasa berubah dan bersifat dinamis.
membangkitkan semangat perjuangan, Untuk mengumpulkan data, maka
sedangkan karya-karya sastra pada penulis membaca dua buah novel, yaitu
angkatan Pujangga Baru telah lepas dari Salah Asuhan (mewakili Balai Pustaka)
penyensoran tersebut. dan Anak Perawan di Sarang Penyamun
Selain karena adanya masalah (mewakili Pujangga Baru). Setelah
penyensoran tersebut, kesulitan untuk membaca kedua novel tersebut, penulis
memahami arti maupun maksud dari menemukan ada beberapa kosakata yang
kosakata dan istilah yang digunakan pada mengalami perkembangan dalam rentan
karya sastra kedua angkatan itu menjadi waktu kedua angkatan itu. Kosakata
dasar penulis untuk melakukan penelitian tersebutlah yang dijadikan data dalam
dengan judul ”Perkembangan Kosakata penelitian ini, di mana data-data itu
dalam Bidang Sastra dari Periode Balai kemudian dianalisis.
Pustaka hingga Pujangga Baru. 1. Kosakata yang sering digunakan
Agar pembahasan dalam penelitian dalam novel angkatan Balai Pustaka
ini tidak meluas, maka penulis Setelah penulis membaca novel
membatasinya hanya pada perkembangan Salah Asuhan (selanjutnya ditulis SA), ada
kosakata dalam novel di Indonesia mulai beberapa kosakata dan istilah yang sering
dari periode angakatan Balai Pustaka digunakan pengarang novel tersebut dalam
hingga Pujangga Baru. Adapun novel yang menyampaikan ceritanya. Agar lebih
dijadikan sebagai bahan penelitian adalah mudah dipahami, penulis sajikan kosakata
novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis tersebut dalam bentuk tabel dengan disertai
yang mewakili Balai Pustaka dan novel artinya maupun penggalan dalam novelnya
Anak Perawan di Sarang Penyamun karya serta penyajiannya pun disusun secara
Sutan Takdir Alisjahbana yang mewakili alfabetis.
angkatan Pujangga Baru. Pemilihan kedua
2
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TABEL KOSAKATA
NO. KOSAKATA PENGGALAN NOVEL ARTI
1 Acap kali ”Apakah ibumu acap kali menyebut-nyebut sering
ayahmu?” (SA, 2002:238).
2 Alamat ”…Entah alamat apa yang sudah datang pada diriku, pertanda
aku tak dapat mengatakannya; tetapi perasaanku
sudah lain…” (SA, 2002:116).
3 Alangannya ”… karena jika sebenarnya aku tak suka, apakah halangannya
alangannya buat berkata serupa itu dari sekarang?”
(SA, 2002:138).
4 Alpa Sebenarnya ia sudah banyak alpa dalam salah
menyekolahkan Corrie, …(SA, 2002:10)
5 Amat ”Oh, ruangan di dalam jantung Tuan Hanafi amat sangat
luas”…(SA, 2002:7).
6 Andamannya …hampir-hampir tak kuasa menahan rambut hitam keindahannya
dan keriting dari andamannya (SA, 2002:5).
7 Arlojinya Antara semenit ia mengeluarkan arlojinya yang Jam tangan
setiap kali disangkanya mati (SA, 2002:141).
8 Baharulah Lama benar antaranya sesudah itu baharulah Corrie barulah
berkata-kata pula, …(SA, 2002:14).
9 Banyak benar ”Kawin campuran itu sesungguhnya banyak benar banyak sekali
rintangannya, …(SA, 2002:14).
10 Belaka …, sedang ahli rumahnya yang lain hanyalah berguna semata/saja
buat menyediakan hidangan belaka (SA, 2002:114).
11 Bendi Di muka, bendi sudah menanti dan tidak lama andong
antaranya, berangkatlah ibu dengan anak ke stasiun
Padang (SA, 2002:247).
12 Berahinya Masing-masing menyatakan ‘cinta berahinya yang nafsu
tidak terhingga’ dengan rupa-rupa caranya (SA,
2002:11).
13 Berhandai-handai ”…Disini bukanlah tempat buat berhandai-handai. berbicara
..”
(SA, 2002:239).
14 Berjurai-jurai Beberapa helai rambut itu keluarlah juga dari berumbai-
genggaman tangguk sutera, hingga berjurai-jurai umbai
pada pipi dan batang lehernya (SA, 2002:5).
15 Bermalam ”…, dan malam ini kita hendak bermalam di rumah menginap
mamakmu ini” (SA, 2002:249).
16 Bersenda Nyonya Brom bertanya sambil bersenda (SA, bercanda
2002:6).
17 Bilamana …, melainkan dinantikanlah oleh orang tua itu saat apabila
ketika yang baik, bilamana Hanafi sendiri
menunjukkan laku hendak bertutur (SA, 2002:252).
18 Bujang - ”Tidak, hanya…engkau bujang, aku gadis, - Perjaka
sesama manusia kita telah menetapkan pelbagai
undang-undang yang tidak tersurat, …
(SA, 2002:2).
- …, karena yang kelihatan olehnya itu ialah - pembantu
bujangnya dahulu, … (SA, 2002:237).
19 Cawak Corrie meraba tangannya yang sedang mengenggam lesung
surat kabar itu dan dengan senyum yang mat manis,
yang menimbulkan cawak pada pipi kirinya, … (SA,
3
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2002:5).
20 Cengcongnya ”Banyak benar cengcongnya, Rapiah!...” (SA, omong
2002:120).
21 Dahulu ”Kalau demikian baiklah kita pulang dahulu ke dulu
kampung. Di sana sama-sama kita memikirkan apa
yang baik dilakukan buat di masa yang akan datang”
(SA, 2002:246).
22 Didamari …, lalu didamari tempat tidur itu sampai ke selat- diterangi,
selat kasurnya (SA, 2002:121). diberi cahaya
23 Dikau, Engkau - ”…, tapi engkau pun akan dijauhkan pula, dan kau, kamu
dipandangnya akan dikau sudah ‘tersesat’ “ (SA,
2002:19).
- ”Hai, Hanafi! Apakah engkau hendak
menunjukkan, bahwa surat kabar itu lebih
mengikat hatimu daripada keadaanku di sini?”
(SA, 2002:5).
24 Dimasygulkan Yang sangat dimasygulkan pada Hanafi ialah, karena disedihkan
ialah laki-laki yang pertama kali dapat menimbulkan
gelombang yang sehebat itu di dalam kalbunya, …
(SA, 2002:38).
25 Diparadamkannya ”…Kalau-kalau ada kelakuan kita yang bersalahan dimatikannya
nampak olehnya, lalu ‘diparadamkannya’ saja”
(SA, 2002:123).
26 Enggan Meskipun ia enggan bergaul dengan orang banyak, malas
… (SA, 2002:236).
27 Esok ”Petang esok, pukul lima, Cor!” (SA, 2002:8). besok
28 Galib ”…Maka adalah pekerjaan atau perbuatan yang luar lumrah, lazim
biasa, yang tiada galib dilakukan orang, …” (SA,
2002:2).
29 Hal ihwal …, supaya yang didatangi itu mengetahui hal ihwal hal tentang
Hanafi, jadi tidak akan salah terima dan tidak akan
terkejut kelak (SA, 2000:249).
30 Hardik …, keraslah hardik dan perintahnya di dapur, buat bentak
menyuruh rebus barang-barang yang dibawanya itu
(SA, 2002:258).
31 Hendak …, belum boleh dikatakan hendak bermain, … (SA, mau
2002:1).
32 Insaf Entahlah, ia sendiri pun belum insaf (SA, 2002:12). sadar
33 Jikalau ”Dan jikalau sekiranya ia ada, …” (SA, 2002:6). jika
34 Jua ”Biasa jua kanak-kanak berlaku demikian di dalam juga
tidurnya Rapiah” (SA, 2002:115).
35 Karib Tapi hidup bergaulan menjadi suami-istri ada lebih akrab
dalam lebih karib dan lebih sulit, … (SA, 2002:243).
36 Kemenakannya …, dan datang menemui kemenakannya bermaksud keponakannya
hendak menjemput menjadi menantu, … (SA,
2002:31).
37 Kongkongan …, karena dari kecil hidupnya itu adalah dalam kungkungan
kongkongan (SA, 2002:134).
38 Kutilik Acap kali kutilik ketika perangainya tengah-tengah kulihat
malam (SA, 2002:115).
39 Laksana Buah tutur mentuanya itu bagi Rapiah adalah laksana bagaikan
4
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
5
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TABEL KOSAKATA
NO. KOSAKATA PENGGALAN NOVEL ARTI
1 Acap kali Sering pula terjadi perkelahian yang hebat antara sering kali
penyamun dan yang disamun dan ketika yang
demikian acap kali terjadi pembunuhan yang
ngeri, …(APSP, 2002:2).
2 Akal Mendengar kabar itu terpikir sekali kepadanya ide
sebuah akal yang pasti segera akan
menyampaikan cita-cita yang telah lama
diidamkannya itu (APSP, 2002:74).
3 Ayapan Tiga puluh pedati sengaja pergi ke Lahat untuk makanan
menjemput dan di beberapa tempat di tengah
jalan didirikan tempat perhentian, lengkap
dengan ayapan dan santapan (APSP, 2002:116).
6
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
7
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
8
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
9
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
10
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
11
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
12
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
f. Pada novel Balai Pustaka ditemukan dihitung pakai jari. Kosakata yang diganti
kata ”petang” (SA, 2002:249), itu adalah: ”Bendi” menjadi”Pedati”,
sedangkan pada novel angkatan ”Berahinya” menjadi ”Birahi”, ”Damar”
Pujangga Baru ditemukan kata ”parak menjadi ”Pelita”, ”Jua” menjadi ”Juapun”,
siang” (ASPS, 2002:28). Kedua kata ”Muka” menjadi ”Balai”, ”Petang”
tersebut memiliki makna yang sama menjadi ”Parak siang”, ”Sebagai” menjadi
yaitu merujuk pada ”senja”. ”Selaku/Serupa”, ”Sembilu menjadi
g. Pada novel Balai Pustaka ditemukan ”Sedu”, dan ”Tertambat” menjadi
kata ”sebagai” (SA, 2002:252), ”Tertawan”. Perlu diketahui, walaupun
sedangkan pada novel angkatan kosakatanya diganti tapi artinya masih
Pujangga Baru ditemukan kata ”selaku, tetap sama saja dengan kosakata
serupa” (ASPS, 2002:24). Kedua kata sebelumnya.
tersebut memiliki makna yang sama Dengan demikian, sudah tidak
yaitu merujuk pada ”seperti”. adanya penyensoran terhadap novel yang
h. Pada novel Balai Pustaka ditemukan muncul pada angkatan Pujangga Baru tidak
kata ”sembilu” (SA, 2002:235), terlalu berpengaruh terhadap
sedangkan pada novel angkatan perkembangan kosakata dalam novel. Hal
Pujangga Baru ditemukan kata ”sedu” tersebut dikarenakan kosakata-kosakatanya
(ASPS, 2002:111). Kedua kata tersebut tidak jauh berbeda dengan kosakata yang
memiliki makna yang sama yaitu digunakan dalam novel angkatan Balai
merujuk pada ”perih”. Pustaka yang pada waktu itu masih ada
i. Pada novel Balai Pustaka ditemukan penyensoran.
kata ”tertawan” (SA, 2002:11),
sedangkan pada novel angkatan
Pujangga Baru ditemukan kata PUSTAKA RUJUKAN
”tertambat” (ASPS, 2002:118). Kedua Abdul, Rani Supratman, dan Yani
kata tersebut memiliki makna yang Maryani. 2010. Intisari Sastra
sama yaitu merujuk pada ”terpikat”. Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Alisjahbana, Sutan Takdir. 2002. Anak
C. PENUTUP Perawan di Sarang Penyamun.
Perkembangan kosakata dalam Jakarta: Balai Pustaka.
novel dari Balai Pustaka hingga Pujangga Lubis, Mochtar. 1997. Sastra dan
Baru, secara umum dapat dikatakan tidak Tekniknya. Jakarta: Yayasan Obor
terlalu berarti. Sebagai bukti, masih Indonesia.
banyaknya kosakata-kosakata yang sama Luxemburg, Jan Van, dkk. 1989.
yang digunakan dalam novel-novel kedua Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta:
angkatan tersebut. Kosakata-kosakata sama Gramedia.
tersebut, ialah: acap kali, baharu, belaka, Mahayana, Maman S, Oyon Sofyan. 1991.
bermalam, esok, hardik, hendak, insaf, Ringkasan dan Ulasan Novel
karib, laksana, masak, membubung, molek, Indonesia Modern. Jakarta:
sejurus, sekalian, sekonyong-konyong, Grasindo.
selekas-lekasnya, surut, dan penggunaan Maryani, Yani, dan Mumu. 2010. Intisari
kata ’benar’ untuk menunjukkan arti Bahasa dan sastra Indonesia.
‘sekali’, banyak benar (Balai Pustaka) dan Jakarta: Rineka Cipta.
jarang benar (Pujangga Baru). Moeis, Abdul. 2002. Salah Asuhan.
Kemudian, bukti lainnya adalah Jakarta: Balai Pustaka.
pergantian kosakata dari angkatan Balai
Pustaka ke Pujangga Baru yang masih bisa
13
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
14