PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Duolog merupakan suatu situasi kelompok dua orang atau kelompok kecil
yang masing-masing memperoleh giliran berbicara, tetapi tidak seorang pun
menyimaknya. Kita dapat menemui contoh-contoh duolog sekolah,gereja, mesjid, dan
pemerintah. Walaupun orang-orang dapat terlihat seolah-olah menyimak satu dan
lainnya, tetapi dalam kenyataanya mereka hanya menunggu waktu sampai tiba giliran
bicara. Sementara satu orang berbicara, yang lainnya sibuk berpikir atau merenung,
bukan mengenai sesuatu yang dikemukakan pembicara, tetapi justru mengenai sesuatu
yang akan menjadi responsi mereka nanti. Menurut pendapat Kaplan, suatu duolog
dapat dibandingkan secara baik dengan dua perangkat televisi yang dipasang dalam
saluran-saluran yang berbeda dan keduanya saling berhadapan.
Sebaiknya dialog yang sejati melibatkan penyimakan kepada orang lain seperti
halnya pada diri sendiri.. Dialoq menuntut ancangan atau pendekatan terbuka, suatu
kesudian menaruh perhatian kepada orang lain dan memberi responsi secara sopan
kepada mereka tanpa latihan dan ulangan. Menyimak merupakan suatu sarana penting
dan berguna bagi hubungan-hubungan antar pribadi yang bermakna. Kegunaan dialog
ini sangat terasa dalam kehidupan modern, terlebih dalam bidang politik antarnegara
(adikuasa; seperti anatar Amerika serikat dan Soviet – Rusia). Dalam dialog ini
dibutuhkan benar0benar keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak yang
bermutu tinggi. Salah simak dapat menggagalkan maksud dan tujuan kedua belah
pihak. Oleh karena itu, kedua belah pihak pun menyimak secara kritis dan cermat
(Webb;1975 :126-8).
B. HAKIKAT PERHATIAN.
Ada seorang pakar yang menyarankan bahwa konsep perhatian itu mencakup
berbagai faktor, antara lain :
1. Konsentrasi Mental
2. Kewaspadaan
3. Selektivitas
4. Mencari dan memeriksa
2
5. Aktif dan giat
6. Penataan diri
Berikut ini akan kita bicarakan beberapa di antara teori-teori yang berkenaan
dengan perhatian itu.
a. Teori seleksi responsi
b. Teori saringan
c. Teori seleksi masukan
3
walaupun tidak dapat disangkal adanya persamaan. Ada hal –hal khusus yang menarik
perhatian wanita. Ada hal-hal khusus yang lebih menarik perhatian pria. Pembicara
yang berpengalaman tentu mempertimbangkan hal-hal ini.
Demikianlah telah kita kemukakan beberapa faktor yang dapat memengaruhi
perhatian orang terhadap orang terhadap menyimak. Kalau kita telusuri secara lebih
terperinci, tentu masih banyak lagi faktor lain yang dapat kita tambahkan, bergantung
dari sudut mana kita memandangnya.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ditas dapat kita simpulkan bahwa :
1. kita hendaknya menyadari benar benar bahwa komunikasi lisan yang tepat guna
tergantung kepada pengirim, penerima, dan tanggapan terhadap pesan-pesan
lisan. Selanjutnya penerimaan dan response tergantung pada perhatian. Jadi, tidak
mungkin memisahkan perhatian dari komunikasi efektif
2. Perhatian adalah suatu proses penyeleksian dari berbagai ragam stimuli sebuah
stimulus yang penting bagi sesorang pada saat tertentu.
3. Keterampilan menyimak yang baik sangat sangat pening bagi komunikasi lisan
yang efektif, kita harus mulai sedini mungkin menentukan cara cara khusus untuk
meningkatkan keterampilan ini.
B. Saran
1. Maha siswa dianjurkan untuk dapat memahami materi yang telah diberikan oleh
dosen pembimbing, khususnya mata kuliah menyikak
2. Mahasiswa dianjurkan untuk tidak bermalas- malasan dalam pembuatan tugas,
baik itu tugas individu atau kelompok.
3. Dosen pembimbing diharapkan tidak bosan- bosa mengulang dalam penyampaian
materi
5
DAFTAR PUSTAKA