Soal
(5.1) Morfem
1. Apa yang dimaksud dengan morfem itu? Coba anda cari dari sumber lain
mengenai definisi morfem, atau penjelasan mengenai morfem itu!
2. Mengapa istilah dan konsep morfem tidak dikenal dalam linguistik
tradisional? Jelaskan!
Jawab:
1. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relative stabil
dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.
Definisi morfem dari beberapa sumber :
a. morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil yang tidak mempunyai
satuan lain selain unsurnya (Ramlan, 1983:26)
b. morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil yang mengandung arti,
yang tidak mempunyai kesamaan baik dalam bentuk maupun dalam arti
dengan bentuk-bentuk yang lain (Sitinoan 1984:64)
c. morfem ialah satuan bentuk terkecil yang mempunyai arti (Alwasila,
1983:10)
d. morfem yaitu semua bentuk baik bebas maupun terkait yang tidak dapat
dibagi kedalam bentuk terkecil yang mengandung arti (Bloch dan Trager
dalam prawiramusantri, 1985:127)
e. morfem adalah komplosit bentuk pengertian yang terkecil yang sama atau
mirip yang berulang (Samsuri, 1982:170) yang dimaksud berulang disini
yaitu kehadirannya berkali-kali dalam tuturan.
f. Bloomfiled (1933 : 161) mendefinisikan morfem sebagai "
a. linguistic from which
b. bears no partial phon etic-semantic resm blance to any other from, is a
simple from or morpheme". ( maksud pertanyaan itu, " 1 bentuk
lingual yang sebagiannya tidak mirip dengan bentuk lain manapun
secara bunyi maupun arti dalam bentuk tunggal atau morfem").
Bahasa B
Jawan :
1. Untuk menentukan sebuah satuan bentuk adalah morfem atau bukan, kita
harus membandingkan bentuk tersebut didalam kehadirannya dengan
bentuk-bentuk lain. Kalau bentuk tersebut ternyata bias hadir secara
berulang-ulang dengan bentuk lain, maaka bentuk tersebut adalah sebua
morfem.
2. Kali pada kedua kalimat diatas tidak mempunyai makna yang sama, maka
kedua “kali” itu bukanlah morfem yang sama. Pada kalimat pertama “kali”
disana menyatakan arah dan tujuan, sedang pada kalimat yang kedua “
kali” tersebut mempunyai makna kata pembantu dari kata sebelumnya
yang menyatakan derajat atau tingkatan.
3. Bahasa A
Dalam kaitannya dengan morfem bebas atau terikat, kata ‘kaye’ termasuk
kategori termasuk kategori morfem bebas. Karena ‘kaye’ merupakan kata
yang bias berdiri sendiri tanpa bantuan lain ( kemunculannya dapat
muncul sendiri dalam pertuturan).
Dalam kajian morfem utu atau terbagi, kata ‘kayezi’, ‘pakaye’ dan
‘pakayezi’ termasuk morfem terbagi karena terdiri dari dari dua bagian
morfem yang terpisa.
Jika dikaitkan dengan morfem beralomorf zero, contoh kata disini juga
beralomorf seperti kata jamak ‘kayezi’ bentuk jamak dari ‘kaye’, bentuk
jamak ‘pakayezi’ dari dasar ‘pakaye’ dan bentuk jamak ‘makapakayezi’
dari dasar ‘makapakaye’ bentuk jamaknya berupa "-".
Bahasa B
Dalam kaitannya dengan morfem bebas atau terikat, kata ‘ko.ma’, ‘ko.ya,
dan ‘pey’ termasuk kategori morfem bebas. Katena merupakan kata yang
bias berdisi sendiri tanpa bantuan lain (kemunculannya dapat muncul
sendiri dalam pertuturan).
Dalam kajian morfem utuh atau terbagi, kata ‘iko.ma’, ‘inko.ma’,
‘angko.ma’, ‘iko.ya’, ‘inko.ya’, ‘angko.ya’, ‘ipey’, ‘inpey’, dan ‘anpey’
termasuk morfem terbagi karena terdiri dari dua bagian morfem yang
terpisa.
Jawab :
1. a. Alomorf adalah istilah linguistic untuk variasi bentuk suatu morfem karena
pengaru lingkungan yang dimasukinya. Variasi ini terjadi pada perubahan
bunyi (fonologis) tanpa perubahan makna. Alomorf adalah nama bentuk yang
sudah diketahui bentuknya. Contoh bentuk Alomorf pada morfem me-(me-,
mem-, men-, meny-, meng-, mengge-) serta ber- (ber-, be-, dan bel-)
b. Alomorf adalah perwujudan kongkret (didalam pertuturan) dari sebuah
mofem. Jadi, setiap morfem tertentu mempunyai alomorf, entah satu, entah
dua, atau juga enam buah.
2. 1) Alomorf me-
Alomorf me- terbentuk jika bertemu dengan kata yang berhuruf awal r, w,
m, n, ng, ny.
Contoh :
rasa-merasa
wajib-mewajibkan
nanti-menantiakan
nyanyi menyanyi
2) alomorf mem-
Alomorf mem- terbentuk jika bertemu dengan kata yang ber huruf awal
b,p,f, dan v. contoh :
buru-memburu
foto-memfoto
pisah-memisah
vonis-memvonis
3) alomorf men-
Alomorf mem- terbentuk jika bertemu dengan kata yang ber huruf awal c, d, j,
sy, dan t. contoh :
catan-mencatat d
atang-mendatangi
tendang-menendang
syukur-menyukuri
4) alomorf meng-
Alomorf mem- terbentuk jika bertemu dengan kata yang ber huruf awal a, i, u,
e, o, g, h, dan k. contoh :
asu- mengasu
usir- mengusir
5) alomorf mengge-
Alomorf mem- terbentuk jika bertemu dengan kata dasar yang terdiri dari satu
suku kata. Contoh:
Cat- mengecat
lap-mengelap
6) alomorf meny-
Alomorf meny- terbentuk jika bertemu dengan kata yang ber huruf awal s.
contoh :
Sapu- menyapu
sikat-menyikat
1. Jelaskan yang dimaksud dengan morfem bebas dan morfem terikat! Beri
contoh dari bahasa yang menjadi program studi anda, atau dari bahasa lain
yang anda kenal!
2. Sebutkan mana morfem bebas dan mana morfem terikat yang terdapat pada
kalimat berikut!
a. Dia menumpang bus antar kota dari sana.
b. Mereka menyesal telah melakukan perbuatan tercela itu.
3. Daftarkan semua bentuk dasar terikat yang ada dalam bahasa indonesia! (anda
dapat mencarinya di dalam kamus).
4. Jelaskan yang dimaksud dengan klitika! Apa bedanya proklitika dan
enklitika? Beri contoh!
5. Perhatikan kembali uraian pada 5.1.3.3. lalu jelaskanlah secara singkat yang
dimaksud dengan morfem suprasegmental itu!
6. Apa yang dimaksud dengan morfem beralomorf zero? Jelaskan dan beri
contoh! (lihat uraian 5.1.3.4).
7. Bentuk-bentuk seperti juang, abai, henti, dan lena dalam bahasa indonesia
termasuk morfem bermakna leksikal atau bukan? Jelaskan secara singkat!
Jawab :
1. 1) morfem bebas adalah morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat
muncul dalam pertuturan. Dalam bahasa Indonesia, misalnya, bentuk pulang,
makan, ruamah, dan bagus adalah termasuk morfem bebas. Kita dapat
menggunakan morfem- morfem tersebut tanpa harus terlebih dahulu
menggabungkannya dengan morfem lain
2) morfem terkait dalah morfem yang tenpa digabung duluh dengan morfem
lain tidak dapat muncul dalam pertuturan. Semua afiks dalam bahasa
Indonesia adlah morfem terkait
b. contoh kedua diatas, kata-kata yang masuk wilayah morfem bebas berupa
kata mereka saja karena kata tersebut dapat hadir dalam penuturan tanpa
kemunculan morfem lain. Sedangkan kata yang termasuk morfem terikat
berupa kata menyesal, melakukan, perbuatan, dan tercelah, yang berasal dari
kata sesal, laku, buat, dan cela, tidak bias berdiri sendiri setelah melakukan
proses afiksasi.
3. 1) bentuk terikat dari bilangan angka bahasa sansekerta : eka-, dewi-, tri-,
catur-, panca-, sapta-, dasa-, dan sebagainya.
2) bentuk terikat dari awalan satuan : kilo-, mega-, tera-, giga-, senti-,
mikro-, dan sebagainya.
3) bentuk dasar terikat dari bahasa lain : a-, adi-, anti-, e-(dengan tanda
hubung), ekstra-, hiper-, juru-, ko-, kontra-, inter-, intra-, maha-, manca-,
mara-, multi-, nara-, non-, pan-, pasca-, per-, peri-, pra-, pro-, purna-, sub-,
super-/supra-, swa-, tuna-, tele-, wira-, dan sebagainya.
6. Morfem beralomorf zero atau nol yaitu morfem yang salah satu alomorfnya
tidak berwujud bunyi sekmental maupun berupa prosodi (unsur
suprasekmental, melainkan berupa “kekosongan”).
7. Kata juang, abai, henti, dan lena termasuk kata leksikal. Kata-kata tersebut
dapat merupakan identitas leksikal jika mengalami proses afiksasi,
reputlikasi, atau komposisi.
Jawab :
1. a. Morfem dasar adalah morfem yang dapat menjadi dasar dalam satu proses
morfologi. Misalnya : morfem (beli dan makan).
b.Bentuk dasar ialah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi
dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. Kata berpakaian, misalnya,
terbentuk dari dasar pakaian dengan afiks ber-, selanjutnya kata pakaian
terbentuk dari bentuk dasar pakai dengan afiks –an .
d. Akar (root) digunakan untuk menyebut yang tidak dapat di analisis lebih
jauh lagi. Artinya, akar itu adalah bentuk yang tersisa setelah semua bentuk
afiksnya, baik afiks infleksional maupun afiks derivasionalnya
ditanggalkannya.
e. Bentuk kutip (citation from) adalah kata yang di daftar sebgai entri di
dalam kamus lazim
3. Yang dimaksud dengan derajat kebebasan mofem dasar dalam bahasa Indonesia
adalah derajat yang membagi tiap kata berdasarkan potensi kemunculannya
dalam pertuturan. Derajat morfem dasar ini dibagi menjadi tiga, yaitu, morfem
bebas, morfem yang kebebasannya dipersoalkan dan morfem terikat.
1. Carilah definisi mengenai kata dari berbagai sumber! Lalu bandingkan satu
dengan yang lainnya, dan tariklah satu kesimpulan dari definisi-definisi itu!
2. Pengertian kata menurut kriteria arti dan ortografi banyak menimbulkan
masalah. Coba jelaskan!
3. Mengapa para linguist strukturalis, seperti Bloomfield dan pengikutnya, tidak
pernah menyiasati hakikat kata secara serius? Jelaskan!
4. Jelaskan pernyataan “kata merupakan bentuk yang kedalam mempunyai
susunan fonologi stabil yang tidak berubah, dan keluar mempunyai
kemungkinan mobilitas di dalam kalimat” !
5. Menurut Ferhaar, bentuk-bentuk mengajar, diajar, dan kauajar bukanlah
merupakan tiga buah kata yang berbeda, melainkan hanya merupakan sebuah
kata yang sama. Coba jelaskan!
6. Jelaskan yang dimaksud dengan leksem seperti yang diuraikan pada akhir
subbab 5.2.1!
Jawab :
1. 1) Pengertian kata menurut KBBI V adalah unsur bahasa yang diucapkan atau
ditulis yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang
dapat digunakan dalam berbahasa.
2) KBBI 1997 memberikan beberapa definisi mengenai kata :
a. elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa.
b. konfersasi, bahasa.
c. morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai
bentuk yang bebas.
d. unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem
(contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).
Definisi dari KBBI diatas bisa diartikan sebagai leksem yang bias menjadi
lemah atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu
arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi
ketiga dan keempat bias diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan
morfem.
Jadi, kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti
danterdiri dari satu atau lebih morfem.
2. Istilah kata seringkita dengar dan sering kita gunakan. Malah barang kali kata
kata ini hampir setiap hari dan setiap saat selalu kita gunakan dalam segalah
kesempatan dan atau segalah keperluan. Namun kalau ditanya apakah kata
itu? Maka jawabannya barang kali tidak semudah menggunakannya. Para
lingguis yang sehari-hari bergelut dengan kata ini, hingga dewasa ini, kiranya
tidak perna mempunyai kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang
disebut kata itu.
Para tatabahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata
berdasarkan arti dan ortografi. Menurut mereka kata adalah satuan bahasa
yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh
dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. Dalam kajian bahasa arab dikatakan
“kata-ta dalam bahasa arab biasanya terdiri dari tiga huruf”. Pendekatan arti
dan otografi dari gtatabahasa tradisional inilah yang banyak menimbulkan
masalah. Kata-kata seperti sikat, kucing, dan spidol memang bisa dipahami
sebagai satu kata; tetapi bentuk-bentuk seperti matahari, tiga puluh, dan luar
negeri apakah sebuah kata, ataukah dua bua kata, bias diperdebatkan orang.
Pendekatan otografi untuk bahasa-bahasa yang menggunkan huruf latin, bias
dengan mudah dipahami, meskipun masih timbul persoalan. Pendekatan
otografi ini agagk sukar diterapkan 8untuk bahasa yang tidak menggunakan
huruf latin, sebab, misalnya bagaimana kita bias menentukan spasi pada
aksara cina, jepang, atau juga aksara arab.
3. Para tatabahasawan sruktural, terutama penganut aliran bloomfield, tidak lagi
membicarakan kata sebagai satuan linggual; dan menggantikannya dengan
satuan yang disebut morfem. Mereka membahas morfem ini dari berbagai segi
dan pandangan. Tetapi tidak perna mempersoalkan apakah kata itu. Batasan
kata yang dibuat blomfield sendiri, yaitu kata adalah satuan bebas terkecil (a
minimal free from) tidak perna diulas atau dikomentari, seolah-olah batasan
itu sudah bersifat final. Para lingguis setelah bloomfield juga tidak menaru
perhatian khusus terhadap konsep kata. Malah tata bahasa generative
transformasi, yang dicetuskan dan dikembangkan oleh Chomsky, meskipun
menyakatakan kata adalah dasr analisis kalimat, hanya menyajikan kata-kata
itu dengan simbol-simbol V (verba), N (nomina), A (ajektif), dan sebagainya.
Tidak dibicarakannya hakikat kata secara khusus oleh kelompok bloomfield
dan pengikutnya adalah karena dalam bahasa, mereka melihat hierarki bahasa
sebagai: fonem, morfem, dan kalimat. Belanda dengan tatabahasa tradisioanal
yang melihat hierarki bahasa sebagai: kata dan kalimat.
4. Batasan kata yang umum kita jumpai dalam bernbagai buku linguistic Eropa
adalah bahwa kata merupakan bentuk yang kedalam mempunyai susunan
fonologis yang stabil dan tidak berubah, dan keluar mempunyai kemungkinan
mobilitas didalam kalimat. Batasan tersebut menyiratkan dua hal. Pertama,
bahwa setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak
dapat berubah, serta tidak dapat diselipi atau disilang oleh fonem lain. Jadi,
misalnya, kata sikap, urutan fonemnya adalah /s/, /i/, /k/, /a/, dan /t/. urutan itu
tidak dapat diubah misalnya menjadi /s/, /k/, /a/, /i/, dan /t/. atau diselipi
fonem lain, misalnya /s/, /k/, /i/, /u/, /k/, /a/, dan /t/. kedua koma setiap kata
mempunyai kebebasan beroindah tempat didalam kalimat, setiap kata
mempunyai kebebasan berpindah tempat didalam kalimat, atau tempatnya
dapat di isi atau digantikan oleh kata lain; atau juga dapat dipisahkan dari kata
lain.
5. Bentuk-bentuk mengajar, pengajar, pengajaran, pelajaran, dan ajaran adalah
limah buah kata yang berlainan. Kalau deretan kata-kata yang terakhir disebut
lima buah kata yang berlainan tentu tidak menjadi persoalan, meskipun kita
barang kali tidak tahu sebabnya. Namun kalau deretan kata perta dikatakan
limah buah fariandari sebuah kata yang sama, tentu menjadi persoalan; dan
kita pun perlu mengetahui alasannya mengapa disebut demikian.
Dalam bahasa-bahasa berfleksi, seperti bahasa latin,bahasa arab, bahasa italia,
dan bahasa inggris, setiap kategori kata (Verba, Nomina, Ajektifa, dan
sebagainya) biasanya mempunyai sebuah bentuk yang sesuai dengan fungsi
gramatikal atau sintaksis kata itu. Fhaar mengatakan bentuk mengajar, diajar,
kuajar, terajar, dan ajarlah adalah lima buah farina dari sebuah kata yang sama
perbedaan bentuknya adalah sesuai dengan kedudukan bentuk-bentuk tersebut
didalam jenis kalimat yang berbeda: mengajar untuk kalimat aktif transitif;
diajar untuk kalimat pasif berlaku ornag ketiga; kuajar untuk kalimat pasif
berpelaku orang kedua; terajar untuk kalimat pasif yang menyatakan selesai;
dan ajarlah untuk kalimat imperatif lalu, kalau bentuk mengajar, pengajar,
pengajaran, pelajaran, dan ajaran dikatakan adalah lima buah kata yang
berbeda adalah karena memang kelima kata itu memili identitas leksikal yang
berbeda.
6. Leksem adalah satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari berbagai
bentuk kata. Leksem adalah studi lingguitik untuk menyatakan leksem selalu
mengghunakan huruf besar.
Jawab :
1. Dalam sebuah bacaan bahasa Indonesia, terkandung banyak unsur bahasa yang
berkaitan dengan makna kata dan ruang lingkubnya. Juga penggunaan gaya
bahasa yang berhubungan dengan ungkapan dan bentuk-bentuk pemakaiannya.
Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu kalimat.
Tanpa kata, tidak mungkin ada kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan
peranan yang berbeda sesuia dengan kelas kata atau jenis katanya. Maka dari
itu, dibuatlah klasifikasi kata.
2. a.para tatabahasawan tradisional menggunakan kriteria makna dari kriteria
fungsi. Kriteria makna digunakan untuk mengidentifikasi kelas verba, nomina,
akjektifa; sedangkan kriteria fungsi dugunakan untuk mengidentifikasikan
preposisi, kunjungsi, adverbial, pronominal, dan lai-lain. Begitulah, menurut
tatabahasawan tradisional ini, yang disebut verba adalah kata yang menyatakan
tindakan atau perbuatan; yang disebut nomina adalah kata yang menyatakan
benda atau yang dibedakan ; dan yang disebut kenjungsi adalah kata yang
bertugas atau berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, kata bagaian
taua bagian kalimat yang satu dengan bagianyang lain.
Pratatabahasawan strukturalis membuat klasifikasi kata berdasarkan distibusi
kata itu dalam suatu struktur atau kotruksi. Misalnya, yang disebut nomina
adalah kata yang dapat distribusi di belakang kata bukan; atau dapa mengisi
kontruksi bukan…. Jadi koma kata-kata seperti buku, pensil, dan nenek adalah
termasuk nomina, sebab dapat berdistribusi dibelakang kata bukan itu yang
termasuk ferba adalah kata yang dapat berdistribusi dibelakang kata tidak, atau
dapat mengkontruksi tidak…. Jadi koma kata kata seperti makanan, minuman,
lari adalah termasuk kelas ferba. Karena dapat berditribusi dibelakang kata tidak
itu. Lalu, yang disebut ejektifa adalah kata-kata yang dapat berditribusi
dibelakang kata sangat, atau dapat mengisi kotruksi kata sangat…. Jadi koma
kata-kata seperti merah, nakal, dan cantik dalah termasuk ejektifa karena dapat
berditribusi dibelakang kata sangat itu.
b.Di penjelasan tatabahasawan tradisional, rumusan verba,nomina, dan
konjungsi sepertti diatas untuk bahasa-bahasa berfleksi mungkin tidak terlalu
menumbulkan masalah, sebab ada ciri-ciri morfologis yang menandai secara
formal, akan kelas-kelas kata tersebut. Tetapi untuk bahasa lain, misalnya
bahasa Indonesia, ternyata menimbulakan masalah, sebaba ciri morfologi bahasa
Indonesia ternyata tidak dapat menolong untuk menentukan kelas-kelas kata itu.
Berbeda dengan bahasa inggris, misalnya; dalam bahasa ingggris semua kata
yang berakhiran dengan -tion sudah pasti nomina, dan yang berakhiran dengan –
iy adalah adverbial. Dalam bahasa Indonesia, kata yang berprefiks ter-belum
tentu termasuk ferba, sebab ada juga yqang termasuk nomina seperti terdakwa
dan tertuduh, malah adverbial dalam bahasa Indonesia tidak memiliki ciri-ciri
morfologis.
Kriteria yang digunakan para tatabahasawan strukturalis dewasa ini, untuk
telaah bahasa Indonesia, banyak diikuti orang karena dianggap lebih baik dan
lebih konsisten kriteria yang digunakan tatabahasawan tradisional. Namun,
sebenarnya kriteria yang digunakan para tatabahasawan strukturalis ini juga
banyak menimbulkan persoalan. Misalnya, kalau dapat berdistribusi dengan
katasangat menjadi ciri ejektifa, maka kata-kata seperti berhasil, memalukan,
menolong, dan pemalu juga termasuk kelas ejektifa, sebab keempat itupun dapat
berdistibusi dengan kata sangat. Jadi, kriteria distribusi ini tampaknya persoalan
penggolongan kata belum selesai (untuk bahasa Indonesia).
3. menurut saya jika kata memalukan, berhasil, dan pemalu berbentuk seperti
demikian, kata tersebut berkelas seperti morfologisnya memalukan termasuk
verba transitiv, berhasil verba intasitive dan pemalu termasuk nomina. Namun
jika sebelumnya kata tersebut tidak mengalami proses morfologis maka bias
dikatakan ketiganya termasuk kata sifat.
4. Kata kunci, rantai, gerja, dan pahat bias berkelas ganda nomina dan verba
seperti kata drink hal ini dikarenakan konfersi yakni proses pembentukan kata
menjadi kata baru tanpa merubah unsur sekmental.
5. Klasifikasi kata yang dibuat oleh ramblan dilakukan dengan menggolongkannya
secara formal. Kata formal merupakan bentuk kata sifat dari kata form yang
berarti bentuk atau wujud. Jadi penggolongan secara formal maksudnya
penggolongan jenis kata yang dilakukan ramblan ini berdasarkan struktur
fonologi dan gramatik sebab struktur fonologi bahasa Indonesia yang berupa
unsur supra sekmental tidak ada yang berfungsi mengubah atau membedahkan
golongan kata. Pendekatan berdasarkan unsur gramatik pun tidak meliputi
semua unsur, melaikan hanya sruktur sintaksis struktur morfologi diabadikan
struktur sintaksis ini meliputi fase klausa, dan kalimat. Itulah yang dijadikan
dasar pemikiran Ramlan dalam klasifikasi kata.
Jawab :
(5.3.1) Afiksasi
Jawab :
1. a. Afiks adalah pembubuhan afiks pada dasar atau bentuk dasar dapat berupa :
1) Akar, yakni bentuk terkecil yang tidak dapat disekmentasikan lagi
(meja, beli, makan, go, write, sing).
2) Berupa bentuk kompleks, seperti terbelakang = keterbelakangan,
berlaku = memberlakukan, dan sebagainya.
3) Dapat juga berupa fase, seperti ikut serta =keikut sertaan, instri
simpanan = istri simpanannya, dan sebagainya.
b.Konflik adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama
berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua berposisi pada akhir
bentuk dasar, yang keduanya sebagai satu kesatuan dan pengimbuhannya
dilakukan secara sekaligus.
c. Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam
proses penggabungan dua buah unsur.
Bag = bags
Me + patuh + i = mempatuhi
(5.3.2) Reduplikasi
Jawab :
5. Pengulangan kata mereka dan kata kita pada contoh diatas, dalam kajian
reduplikasi dimaksudkan karena selain bersifat pradikmatic juga bersifat
derivasional sehingga jika terdapat kata mereka-mereka dan kata-kata dalam
bahasa Indonesia tidak dapat dikatakan salah karena reduplikasi juga bersifat
derivasional.
6. gabungan kata serti rumah sakit jika diredupliksikan ada dua cara, yakni
reduplikasi penu dan parsial : jika berupa reduplikasi penuh maka yang terjadi
adalah rumah sakit-rumah sakit, dan jika dibuat reduplikasi parsial akan
menjadi rumah-rumah sakit.
(5.3.3) Komposisi
Jawab :
1. Jelakan yang dimaksud dengan proses konfersi dalam pembentukan kata! Beri
contoh!
2. Apakah yang dimaksud dengan modifikasi internal dalam pembentukan kata?
Jelaskan!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan proses suplesi dalam pembentukan kata! Beri
contoh dari bahasa yang anda kenal!
Jawab :
1. Konfersi sering juga disebut derivasi zero transmutasi, dan trans posisi,adalah
proses pembentukan kata dari sebuh kata menjadi kata kain tanpa perubahan
unsur sekmental.
2. Modifikasi internal (sering disebut juga penambahan internal atau perubahan
internal) adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur
(yang biasanya berupa vokal) kedalam morfem yang berkerangka tetap ( yang
biasanya berupa konsonan).
3. Ada sejenis modifikasi internal lain yang disebut suplesi. Dalam proses
suplesi perubahannya sangat eksrim karena ciri-ciri bentuk dasar tidak atau
hampir tidak tampak lagi. Boleh dikatakan bentuk dasar berubah total.
Misalnya, bentuk kata lampau dari kata bahasa inggris go yang menjadi went;
atau verba be yang menjadi was dan were; juga bentuk must yang menjadi had
to
(5.3.5) Pemendekan
Jawab :
1) pengekalan huruf awal dari sebuah leksem, atau huruf-huruf awal dari
sebuah gabungan leksem. Misalnya : l (liter), r (radius), h (haji), kg
(kilogram), km (kilometer), dpr (dewan perwakilan rakyat), ui
(unversitas Indonesia).
4) pengekalan dua, tiga, atau empat huruf petama dari sebuh leksem
misalnya : As (asisten), Ny (nyonya), Okt (oktober)
c. Akronim adalah hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat dilafalkan
sebagai kata. Wujud pemendekannya dapat berupa pengekalan huruf-huruf
pertama, beberapa pengekalan suku-suku kata dari gabungan leksem, atau
bias juga secara tak beraturan. Misalnya : abri (Angkatan bersenjata republik
Indonesia), juklak (petunujuk pelaksanaan), inpre (instruksi presiden),
wagub (wakil gubernur), wakuncar (waktu kunjungan pacar).
3. kependekan berupa pengekalan satu atau dua suku pertama dari bentuk yang
dipendekan itu.
Jawab :
1. inflektif tertutub tidak membentuk kata baru, dan tidak dapat dikatakan proses
produktif, sedangkan derifasi terbuka, dapat membentuk kata baru dengan
proses tersebut.
2. Proses morfologis yang prosuktif ialah dapat tidaknya proses pembentukan
kata terutama afiksasi, reduplikasi, dan komposisi digunakan berulang-ulang
secara relative tak terbatas.
3. Mekipun kaidah mengizinkan untuk terbentuknya suatu kata, namun dalam
kenyataan berbahasa bentuk-bentuk tersebut tidak terdapat. Umpamanya
dalam bahasa Indonesia ada bentuk memperbaiki, tetapi tidak ada *
memperbetuli.
4. Tidak adanya sebuh bentuk yang seharusnya ada (karena menurut kaidah
dibenarkan) disebut blocking venimena ini terjadi karena adanya bentuk lain
yang menyebabkan tidak adanya bentuk yang dianggap seharusnya ada.
Dalam bahasa Indonesia khasus blocking ini dapat kita lihat dari contoh
berikut.
Nomina Verba
Gergaji Menggergaji
Pahat Memahat
Cangkul Mencangkul
Tombak Menombak
(5.4) Morfofonemik
Jawab :