Anda di halaman 1dari 12

PEMBLAJARAN MORFEM DAN ALOMORF

DALAM BAHASA INDONESIA

Oleh:Yenny Puspita,M.Pd.

Abstrak

Makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang pengenalan morfem dan alomorf.Istilah


morfem dan alomorf merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan.Sebab,dalam
pengkajian morfem,variasi bentuk morfem-morfem (alomorf)juga dibicarakan.Kedua istilah
yang masuk dalam tataran morfologi ini,bagi sebagian besar orang yang berkecimpung
dalam dunia bahasa,merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi.

Kata kunci:morfem,alomorf,morfologi

I.PENDAHULUAN pada awal abad kedua puluh.


Sebelumnya,kaum tradisional tidak
Walaupun konsep dan istilah
mengenal konsep maupun istilah morfem
morfem sudah menjadi ”makanan” sehari-
karena morfem bukan merupakan satuan
hari,agaknya tidak berlebihan jika kita
dalam sitaksis dan tidak semua morfem
perlu lebih mengenal morfem dan alomorf
mempunyai makna filosofis
itu.Adalah benar jika ada sebagian orang
(Chaer,1994:147).Anggapan itu akhirnya
yang beranggapan bahwa mengenal
ditinggalkan.Bahkan saat ini,istilah
morfem dan alomorf itu bukanlah hal yang
morfem(dan alomorf)sudah menjadi
sulit.Namun,tidak salah pula jika ada
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
orang yang menganggap bahwa mengenal
kajian morfologi.
dan menidentfikasi morfem itu bukanlah
hal yang mudah.Oleh Karena itu,tidaklah Dalam mengidentifikasikan
salah jika kita kembali memberikan morfem,memang tidaklah sulit
perhatian terhadap apa dan bagaimana menentukan unsur langsung suatu satuan
sebenarnya morfem dan alomorf itu. itu hanya terdiri dari dua satuan saja.Yang
menjadi persoalan ialag bagaimanakah
Istilah morfem sendiri sebenarnya
menentukan unsur langsung suatu satuan
baru diperkenalkan oleh kaum strukturalis
apabila satuan itu terdiri dari dua satuan
atau lebih.Selain itu,adakah cara mudah dilihat dari arti katanya adalah satuan
mengenal i morfem dan alomorf,cara bahasa (bentuk) yang mempunyai arti.
mengidentifikasikannya,dan apa saja
Satuan (bentuk)yang dimaksud
klasifikasinya? Disamping itu,hal yang
dalam pengertian morfem itu ialah, ”satuan
juga perlu dibutuhkan bagaimanakah
gramatikal terkecil dalam sistematika
hubungan morfem dengan kata ,yang
bahasa (Verhar, 1991:8), satuan yang tidak
merupakan satuan tertinggi dalam tataran
mempunyai satuan lain sebagai unsurnya
morfologi.
(ralan,1987:32), yaitu satuan atau “bentuk
Pembicaraan, mengenai morfem yang, jika dipotong lagi, tidak mempunyai
dan alomorf itu cukup penting untuk makna” (Alwi,dkk,1998:28). Pendapat
ditampilkan sebab, di samping menambah senada dikemukakan alwasilah (1993:111)
pengetahuan (teoretis)tentang morfem dan yang mendukung pengertian morfem
alomorf, dapat membantu memudahkan sebagai “satu satuan bentuk terkecil yang
pengajaran morfologi pada umumnya dan mempunyai arti”. Selanjutnya, Hockett
pembentukan kata pada khususnya. dalam tarigan (1988:6) juga
mengemukakan, “morfem adalah unsur
Tulisan ini diharapkan dapat
yang terkecil yang secara individual
bermanfaat sebagi salah satu bahan
mengandung pengertian dalam ujaran
masukan dalam pengajaran
sesuatu bahasa”. Jadi, dari uraian di atas
morfologi,morfem dan alomorf.Selain itu,
dapat dikemukakan bahwa morfem ialah
tulisan ini diharapkan juga dapat
satuan dramatik terkecil bahasa yang
dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya
mempunyai arti dan tidak dapat dibagi
guru(dosen)bahasa Indonesia dalam
menajdi satuan (bentuk) yang lebih kecil
pengajaran morfem dan alomorf itu.
satu lagi.

II.PEMBAHASAN
2.2 Satuan Gramatik
2.1 Pengertian Morfem
Satuan gramatik ialah satuan-
Kata morfem (berpadanan dengan satuan yang mengandung arti, baik arti
morpheme dalam bahasa Yunani morphe leksikal maupun arti gramatikal
yang berarti “bentuk” form) dan ema (Ramlan,1987:27). Satuan-satuan itu ialah
(sebagai akhiran) yang berarti ‘yang wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan
mengandung arti’. Jadi, morfem, jika morfem. Jika di urutkan dari atas kebawah
secara hirarkis, keenam satuan gramatik itu 2.3.1 Deretan Morfologik
dapat dilihat pada gambar di bawah ini Yang dimaksud dengan deretan
morfologik ialah suatu daftar yang memuat
Wacana
kata-kata yang saling berhubungan, baik
Kalimat
dalam bentuk maupun artinya (Ramlan
Klausa
1987:34). Sebagai contoh, kata
Frasa
berdatangan. Terdapat pula kedatangan,
Kata
didatangkan, mendatangkan, didatangi,
Morfem
mendatangi, datangkan, datangi,
pendatang, dan datang. Jadi, deretan
Dari hirarki itu tampak jelas bahwa morfologiknya adalah sebagai berikut
morfem merupakan satuan gramatik Berdatangan
terkecil. Artinya, satuan gramatik yang Kedatangan
paling kecil yang diselidiki dalam tataan Didatangkan
morfologi, sedangkan satuan terbesar nya Mendatangkan
ialah kata. Satuan gramatik yang lain Didatangi
dibicarakan dalam tataran sintakis. Mendatangi
Datangkan
2.3 Identifikasi Morfem
Datangi
Chaer (1994:147-149) menjelaskan Pendatang
cara mengidentifikasi sebuah bentuk Datang
adalah morfem atau bukan dengan.
Berdasarkan perbandingan kata-
1) Melihat kesamaan arti dan
kata yang tertera dalam deretan morfologik
kesamaan bentuknya.
di atas, dapatlah disimpulkan adanya
2) Mengetahui atau mengenal
bentuk yang sama dan mempunyai arti
maknanya.
yang sama, yaitu bentuk datang. Olrh
Cara itu dikenal istilah deretan karena itu, bentuk datang adalah sebuah
morfologik (Ramlan,1987:34-36). Selain morfem sehingga dapat dipastikan bahwa:
itu mengidentifikasi morfem juga dapat
dilakukan melalui hirarki bahasa (Ramlan, Kata berdatangan terdiri dari morfem
1987:44-49) atau hirarki kata (Tarigan, {datang} dan morfem {ber-an}
1988:21-23). Kata kedatangan terdiri dari morfem
{datang} dan morfem {ke-an}
Kata didatangkan terdiri dari morfem {di}, dibandingkan dengan lantaran seolah-olah
{datang} dan morfem {kan} dapat ditetukan adanya morfem lantar.
Kata mendatangkan terdiri dari morfem Terlantar
{meN-}, {datang}, dan {-kan} Lantaran
Kata didatangi terdiri dari morfem {di-}, Lantar
{datang}, dan {-i}
Kata mendatangi terdiri dari morfem Namun, secara deskriptif, kedua
{meN-}, {datang}, dan {-i} kata itu hanya memiliki pertalian bentuk,
Kata datangkan terdiri dari morfem tidak memiliki pertalian arti. Meskipun
{datang} dan morfem {-kan} bentuk berulang-ulang dalam deretan
Kata datangi terdiri dari morfem {datang} diatas, tetapi bentuk lantatar itu bukanla
dan morfem {-i} sebuah morfem karena tidak ada
Kata pendatang terdiri dari morfem {peN-} maknanya (Chaer,1994:149). Oleh karena
dan morfem {datang} itu, sesuai dengan apa yang dimaksud
dengan dereetan morfologik, kedua kata
Deretan morfologik sangat berguna itu tidak pula diperbandingkan. Banyak
dalam penentuan morfem-morfem. Kata kata yang kelihatanya terdiri dari dua
terlantar misalnya, apakah terdiri dari satu morfem atau lebih, tetapi setelah benar-
morfem atau dia morfem, kata terlantar benar diteliti, pada hakikatnya kata itu
haruslah dibandingkan dengan kata-kata hanya terrdiri dari satu morfem saja,
yang dihubungkan dalam bentuk artinnya, miasalnya segala, telentanng, perangai,
seperti terlihat dalam deretan morfologik pengaruh,selamat, pura-pura, alun-alun,
berikut kura-kura, jembatan, dan masih banyak
lagi.
Terlantar
Menelatarkan 2.3.2 Hirarki
Ditelantarkan
Ketelantaran terlantar Bila dalam deretan morfologik
dapat ditentukan morfem-morfem dalam
Dari deretan morfologik diatas, satuan, dalam hirarki kata (Ramlan
dapat disimpulkan bahwa kata terlantar menyebutnya Hirarki Bahasa) pada
hanya terdiri dari satu morfem. Adalah prinsipnya dibicarakan mengenai unsur
benar dalam peristiwa berbahasa dijumpai langsung yang membentuk kata itu.
kata lantaran, dan jika terlantar Sebagai contoh kata berdatangan terbentuk
dari unsure langsung me- dan rayakan daripadanya ialah pemikir atau pikiran.
terbentu dari unsure langsung k-an kata Berdasarkan taraf pertama, kata pemikiran
mengadili terbentuk dari unsure meN- dan mungkin terdiri dari pemikiran dan –an,
–I Bila dibuat dalam bentuk diagram, satu- mungkin pula terdiri dari pemikir dan –an
satunya itu terlihat seperti berikut ini. dan mungkin pula terdiri dari pem- dan
pikiran akan tetapi dari taraf kedua yaitu
Berdatangan merayakan factor arti , jelaslah bahwa pemikiran
terbentuk dari peN- dan –an dan piker
ber-an me sebsb pemikirran mengandung arti
datangan rayakan abstrraksi dari cara memikir Contoh lain
yang berbeda ialah kata mengembalikan.
raya kan Di samping mengembalikan terdapat
mengabil dan mengembalikan berdasarkan
mengadili taraf kedua, yaitu factor arti,
memungkinkan pula kita berpendapat
meN demikian jadi, kata mengembalikan
adili mungkin terdiri dari unsure langsung
mengambil dan –kan mungkin pula
Dalam kenyataannya, menentukan terbentuk dari unsur langsung meN- dan
unsure langsung itu tidaklah semudah yang ambilkan. Dengan demikian, satuan yang
dibayangkan, apabila satuan yang diselidki satu tingkat lebih kecil daripadanya ialah
itu hanya terdiri dari dua satuan, dengan mengambil dan ambilkan.
mudah dapat ditentukan bahwa kedua
2.4 pengenalan morfem
satuan itu merupakan unsure langsungnya.
Akan tetapi, apabila satuan itu terdiri dari Ramlan (1987:36-44)
tiga satuan atau lebih. Haruslah mengemukakan enam prinsip yang saling
diperhatikan dua taraf berikut ini. melengkapi untuk memudahkan
Taraf 1: dicari kemungkinan adanya satuan pengenalan morfem.tarigan (1988:11)
yang satu tingkat lebih kecil daripada bahkan memuji prinsip-prinsip itu karena
satuan yang sedang diselidiki. dapat memberikan jawaban yang sangat
Taraf 2: diselidiki arti leksial dan arti baik dan terperinci untuk mengetahui
tramatik satuan itu. bagaimana cara mengenal morfem dengan
Sebagai contoh, kata pemikiran. mudah.aneka prinsip pengenalan morfem
Satuan yang satu tingkat lebih kecil
yang di kemukakan itu ialah sebagai Prinsip 3
berikut.
Satuan-satuan yang mempunyai struktur
Prinsip 1 fonologik yang berbeda,sekalipun
perbedaan nya tidak dapat dijelaskan
Satuan-satuan yang mempunyai struktur
secara fonologik,masih dapat dianggap
fonologik dan arti atau makna yang sama
sebagai satu morfem apabila mempunyai
merupakan satu morfem.
arti atau makana yang sama, dan
Contoh: mempunyai distribusi yang komplementer.

Satuan baju dalam berbaju,baju Contoh:


biru,menjahit baju,baju boneka.
Satuan ber-,be-,bel- pada kata
Satuan didalam berdua ,bekerja.satuan ber-,dan be-
disimak,dibaca,dijual,ditatap,dirangkau,dir merupakan satu morfem karena perbedaan
angkul,dibawa,dicubit. struktur fonologik nya dapat di jelaskan
secara fonologik.berbeda dengan-bel-yang
Prinsip 2
hanya terdapat pada kata belajar.pada
Satuan-satuan yang mempunyai struktur satuan-satuan lain di pakai ber-,atau be-
fonologik yang berbeda merupakan satu ,dan sebaliknya pada satuan ajar tidak
morfem apabila satuan itu mempunyai arti pernah digunakan ber-, atau be-.hal ini
atau makna yang sama, asalkan perbedaan tidak dapat di jelaskan secara
itu dapat dijelaskan secara fonologik. fonologik.meskipun begitu, bel-
,merupakan satu morfem dengan ber-
Contoh:
karena mempunyai makna yang sama dan
Satuan men-,mem-,meny-,meng-,menge- mempuyai distribusi yang komplementer
,dan me-, pada kata-kata dengan morfem {ber-}.
mendarat ,membius,menyongsong,mengus
ik,mengelas,dan melamar mempunyai arti
atau makna yang sama yaitu menyatakan Prinsip 4
tindakan aktif,walaupun struktur fonologik
Apabila dalam deretan struktur,suatu
nya jelas berbeda.
satuan berparalel dengan satuan ke
kosongan maka kekosongan itu merupakan
morfem, ialah yang disebut morfem zero.
Contoh: berhubungan ,sedangkan satuan lagi dalam
kalimat dua (A) dan (B) merupakan
Dalam bahasa indonesia terdapat deretan
morfem yang berbeda karena lagi dalam
struktur sebagai berikut.
kalima dua (A) berarti’berulang
1) Bibi menggoreng ikan terjadi’,sedangkan lagi dalam kalimat dua
2) Bibi menyapu halaman (B) berarti’sedang dilaksanakan ‘ .
3) Bibi menjahit baju
4) Bibi membeli sayur Prinsip 6
5) Bibi masak nasi Setiap satuan yang dapat dipiasahkan
6) Bibi makan roti merupakan morfem .
7) Bibi minum es Contoh:
Satuan
Ketujuh kalimat itu berstruktur berbicara,bicarakan,pembicaraan.jelas
spo.Predikat berupa verba transitif. Pada bahwa berbicara terdiri dari satuan ber-dan
kalimat satu , dua, tiga,dan empat, verba bicara,satuan bicarakan terdiri dari satuan
transitif itu ditandai oleh adanya men- bicara dan –kan ,dan satuan pembicaraan
.kekosongan itu merupakan morfem, yang terdiri dari satuan pen-an dan bicara . oleh
disebut morfem zero. karena itu , satuan beri ,-kan, pen- an,dan
bicara masing-masing merupakan morfem
Prinsip 5 sendiri sendiri.
Satuan satuan yang mempunyai struktur
fonologik yang sama mungkin merupakan 2.5. klasifikasi morfem
satu morfem, mungkin pula merupakan Morfem lazimnya dibedakan atas morfem
morfem yang berbeda , bergantung pada bebas (free morpheme ) dan morfem
arti yang dikandungnya. terikat (bond morpheme)
Contoh: (verhaar,1991:52).disamping itu , ada pula
1) (A)adik sedang duduk morfem utuh dan morfem terbagi , morfem
(B)duduk orang itu sangat sopan. segmental , dan morfem supra
2) (A)tangan adik luka lagi segmental,morfem beralomorf zero,dan
(B)ayah sedang bekerja. morfem bermakna leksikal dan tidak
bermakna leksikal (chaery 1994:151-162).
Satuan duduk dalam kalimat satu
(A) dan (B) merupakan morfem yang sama
karena mempunyai arti leksikal yang
2.5.1 Morfem Bebas dan Morfem 4) Bentuk-bentuk seperti –ku,(ku-),kau-(-
Terikat kau),-mu,-nya,-lah (klitik) agak sukar di
tentukan statusnya; apakah terikat atas
Morfem bebas dapat berdiri sendiri , yaitu bebas.Alasannya, klitik dalam pertuturan
dapat berdiri sebagai suatu kata , selalu melekat dalam bentuk lain, tetapi
misalnnya cinta , sayang, ilmu, meja dapat di pisahkan. Sebagai contoh, klitika-
sedangkan morfem terikat tidak dapat ku dalam konstruksi bukuku dapat
berdiri sendiri, tetapi selalu dirangkaikan dipisahkan menjadi buku baruku.contoh
dengan satu atau lebih morfem lain lain, klitika-lah dalam konstruksi dialah
menjadi satu kata. semua afiks merupakan yang datang dapat di pisahkan dari kata
morfem terikat. misalnnya men-,ber-,di- dia , misalnya menjadi dia sajalah yang
,ke-,-kan,-wan,ber-kan,ke-an. datang.
Berkenaan dengan morfem terikat itu ,
perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini . 2.5.2.Morfem Utuh dan Morfem
1) Bentuk-bentuk seperti juang, rangkak, Terbagi
temu, henti, alir, baur, abai (pokok kata) Morfem utuh (contitnuous
juga termasuk morfem terikat.bentuk morpheme) dan morfem terbagi
bentuk afiks, tidak dapat muncul dalam (disconniinuous morpheme ) di bedakan
pertuturan tanpa terlebih dahulu berdasarkan bentk formal yang di miliki
mengalami proses morfologis, seperti morfem itu; apakah merupakan satu
afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. kesatuan yang utuh atau meerupakan
2) Bentuk-bentuk seperti renta (yang bagian yang terpisahkan atau bagian
hanya muncul dalam tuan renta), morfem lain
kerontang (yang hanya muncul dalam Semua morfem dasar bebas, seperti
kering kerontang), gulita (yang hanya {baju},{sepatu},{Koran},{catik},{sungai}
muncul dalam gelap gulita) juga termasuk termasuk morfem utuh, bagitu pula dengan
morfen terikat. Bentuk-bentuk itu di sebagian morfem terikat,seperti
namakan morfen unik karena dapat {ter},{ber},{alir},{rangkak},dan {juang}.
muncul dalam pasangan tertentu. Morfem terbagi adalah morfem
3) Bentuk-bentuk seperti ke, dari, pada, di, yang terdiri dari dua bagian yang
dan, kalau, jika, atau, lalu, tetapi (preposisi terpisah,yang berjauhan secara
dan konjungsi) secara morfologis termasuk linier.semua konfiks adalah termasuk
morfen bebas, tetapi secara sintaksis morfem terbagi. Sebagai contoh ,{ber-/-
termasuk bentuk terikat. kan}pada kata berlandaskan,{ber-/-an}
pada kata berjauhan, {ke-/-an} pada kata berupah kekosongan. Sebagai
kemanusian,{se-/-nya} pada kata contoh,perhatikan data berikut ini!
selanjutnya,{per-/-an}pada kata 1) Ia menjahid baju.
perdamaian,dan {pe-/an}pada kata 2) Ia membaca buku.
perlarian. selain itu infiks juga termasuk 3) Ia menulis surat.
morfem terbagi. Misalnya, intiks {-el}, 4) Ia makan roti.
pada kata telunjuk, infiks {-em-} pada kata 5) Ia minum susu.
gemetar, dan infiks [-er-} pada kata 6) Ia masak nasi.
serabut . infiks –infiks tersebut telah Pada kalimat 1-3 predikatnya verba
membagi morfem utuh {tunjuk}menjadi transitifnya di tandai adanya meN-,
morfem terbagi {t-/-unjuk}, morfem utuh sedangkan pada kalimat 4-6 predikat verba
{g-/-etar}, dan morfem utuh {sabut} transitifnya tidak di tandai adanya meN-,
menjadi morfem terbagi {s-/-abut-}. (kosong). Kekosongan inilah yang di sebut
morfem beralomorf Zero.
2.5.3 Morfem Segmental dan Morfem
Suprasegmental 2.5.5 morfem bermakna leksikal dan
Morfem segmental adalah morfem morfem tidak bermakna leksikal
yang di bentuk oleh fonem-fonem Morfem bermakna leksikal adalah
segmental; semua morfem yang berwujud morfem yang secara inheren telah
bunyi, seperti morfem {lihat},{dia},{lagi}, memiliki makna pada dirinya sendiri,
dan {ber}, sedangkan morfem tanpa perlu ber proses dulu dengan
suprasegmental adalah morfem yang di morfem lain, seperti
bentuk oleh unsure-unsur suprasegmental, {aku},{baju},{kelinci},dan {pohon}.
seperti tekanan,nada,ritme,dan Sebaliknya , morfem tidak bermkna
sebagainya.dalam bahasa Indonesia leksikal adalah morfem yang belum
tampak nya tidak ada morfem memiliki makna apa-apa pada dirinya
suprasegmental ini. sendiri sebelum bergabung dengan morfem
lain dalam suatu proses, orfologis. Sebagai
2.5.4 morfem beralomorf Zero contoh ialah morfem-morfem afiks,seperti
Morfem beralomorf zero atau nol {ber-},{meN-},{-lan}, {ke-/-an}, dan
(lambangnya berupa 0) adalah morfem sebagainya.
salah satu alomorf nya tidak berwujud
bunyi segmental dan tidak pula berupa 2.6 morfem dan kata
prosodi (unsure supra segmental), tetapi
Kata adalah unsure yang lebih wujudnya berbeda, tetapi mewakili fungsi
besar, atau unsure bahasa yang satu tingkat dan makna yang sama (alwi dkk.., 1998).
lebih tinggi dari pada morfem. Sebuah kata Morf dan alomorf merupakan dua
dapat berupah sebuah morfem, tetapi buah nama untuk sebuah bentuk yang
sebuah morfem belum tentu sebuah kata. sama. Morf adalah nama untuk semua
Sebuah kata mungkin di bentuk oleh bentuk yang belum di ketahui statusnya,
Satu,dua,tiga morfem atau lebih .jadi, sedangkan alomorf adalah nama untuk
sebuah kata dapat di bentuk oleh beberapa bentuk tersebut kalo sudah di ketahui
morfem,namun sebuah morfem belum status morfemnya.
tentu sebuah kata.sebagai contoh, kata Pembicaraan mengenai alomorf
gelas merupakan satu kata dan juga satu terkait erat dengan morfofonemik. Artinya,
morfem, yakni morfem teikat {ber-}. Dan fariasi morfem timbul sebagai akibat
morfum bebas {jalan}.morfem {ber-} bertemunya morfem lain. Untuk lebih
bukan merupakan kata. Contoh lain, kata jelasnya berikut ini disajikan morfem dan
memperbesar terdiri dari morfem terikat almorfemnya didalam bentuk table:
{men-} dan bentuk dasar yang berupa kata
morf morf Fonem awal/ Keteranga
perbesar; perbesar terdiri dari morfem
em em n
{per-} dan morfem bebas {besar }.
{me Mem /b.f.p/ Fonem/p/l
2.7 morf dan alomorf
N-} - /d,s,t/ uluh
Betuk-bentuk me-,mem-,meny-
{peN ;pem Fonem
,meng-,menge-,dan me- masing-masing di
-} - /t/luluh
sebut morf, yang semuanya meruakan
Men- /c,j,s,S/ Fonem
alomorf dari morfem {meN-} (me-nasal,N
;pen/ Vokal dan /s/khusus
besar melambangkan nasal). Begitu pula
konsonan/h,g, bentuk
dengan dari morfem{peN-}. Di samping
k,y/eka suku dasar
itu, ada pula morf ber-,be-,dan bel-
Men /j,,r,w,y,n/ Bahasa
merupakan alomorf dari morfem {ber-}.
y- asing
Dari uraian itu dapat di simpulkan bahwa
;peny Fonem/s/l
alomorf adalah bentuk-bentuk realisasi
- uluh
yang berlainan dari morfum yang sama,
Men
yang merupakan perwujudan konkret (di
g-
dalam pertuturan) dari sebuah morfem
;peng
(chaer,1994:150).dengan kata lain, alomorf
-
adalah anggota satu morfem yang
pembicaraan tentang alomorf terkait erat
dengan kaidah morfofonemik.
Men
Bila kita ingin mengenali konsep
ge-
morfem dan alomorf dengan
;peng
baik,pengetahuan teoritis mengenai kedua
e-
hal itu memang sangat diperlukan. Dengan
Me-
demikian, pemahaman mengenai keduanya
;pe-
menjadi lebih mudah.
Ber Hampir semua Sangat
fonem, kecuali produktif

DAFTAR PUSTAKA
Be- /r/suku
pertama Alwi, Hasan dkk. 1999. Tata bahasa buku
berakhir Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Bel- dengan /r/ Pustaka.
Sangat
Alwasilah, A. Chaeder. 1993. Linguistik
tidak
suatu pengantar. Bandung:
produktif
Angkasa.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik umum,


III. SIMPULAN
Jakarta: Rineka Cipta.
Morfem sebagai satuan gramatik
Parera, Jos Daniel. 1994: Morfologi
terkecil memberikan kontribusi yang
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.
sangat besar dalam hal pembentukan kata.
Perhatian terhadap konsep morfem telah Ramlan. 1987. Morfologi: Suatu Tinjauan

menggeser kedudukan kata dalam tata Deskriptif. Yogyakarta; CV

tingkat unit bahasa. Karyono.

Dalam pengkajian Subyakto, Sri Utami dan Nababan. 1992.

morfem,dibicarakan pula tentang alomorf. Psikoloinguistik: Suatu Pengantar.

Justru alomorflah yang merupakan Jakarta: PT. gramedia.

perwujudan konkret (di dalam pertuturan)


Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran
dari sebuah morfem. Di samping itu
Morfologi. Bandung: Angkasa.
Verhaar. J.W.M. 1991. Pengantar
Linguistik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai