Anda di halaman 1dari 3

Deretan morfologik

Ialah suatu deretan atau suatu deretan yang memuat kat-kata yang berhubungan dalam bentuk
dan artinya. Misalnya kita dapai kata kejauhan, untuk mengetahui apakah apakah kata itu
terdiri dari satu morfem atau beberapa morfem, haruslah kata-kata itu dibandingkan dengan
kata-kata lain dalam deretan morfologik. Disamping kejauhan, terdapat menjauhkan,
dijauhkan, terjauh, berjauhan, menjauhi, dijauhi. Jadi deretan morfologiknya sebagai berikut:
Kejauhan
Menjauhkan
Dijauhkan
Terjauh
Berjauhan
Menjauhi
Dijauhi
Jauh
Jadi dapat disimpulkan adanya morfem jauh sebagai unsur yang terdapat pada tiap-tiap
anggota deretan morfologik, hingga dapat dipatikan bahwa kata keajuhan terdiri dari morfem
jauh dan morfem ke-an, menjauhkan terdiri dari forfem-forfem meN-, jauh, dan –kan, terjauh
terdiri dari morfem-morfrm –di, jauh, dan –kan, terjauh terdiri dari morfemter- dan jauh,
berjauhan terdiri dari morfem-morfem meN-, jauh dan –i, dan kata dijauhi terdiri dari
morfem-morfem di-,jauh dan –i.
Deretan morfologik amat berguna dalam penentuan morfem-morfem. Kata terlantar
misalnya, apakah terdiri dari satu morfem atau dua morfem, dapat diketahui dari deretan
morfogik. Kata itu haruslahdibandingkan dengan kata-kata lain yang berhubungan dalam
bentuk dan artinya dalam deretan morfologik.
Terlantar
Mentelantarkan
Ditelantarkan
Ketelantaran
terlantar
Dari dertan morfologik diatas, dapat disimpulkan bahwa kata terlantar hanya terdiri dari satu
morfem. Benar memang daam peristiwa bahasa dijumpai kata lantaran, dan jika terlantar
dibandingkan dengan lantaran, niscaya dapat ditentukan adanya morfem lantar.
Telantar
Lantaran
Lantar
Tetapi secara deskriptif, kedua kata itu hanya memiliki pertalian bentuk; oertalian arti tidak
ada. Mka sesuai dengan apa yang dimaksud dengan deretan morfologik, kedua kata-kata itu
tidak dapat diletakkan dalam satu deretan morfologik, dan juga berarti tidak dapat
diperbandingkan.
Kesimpulannya, kata terlantar hanya terdiri dari satu morfem. Dan kata lantaran dipandang
sebagai kata lain, yang seacara deskriptif tidak dapat diletakkan dalam satu deretan
morfologik dengan kata-kata terlantar, mentelantarkan, ditelantarkan, dan ketelantaran.
Banyak kata yang kelihatannya terdiri dari dua morfem atau lebih, tetai setelah diteliti benar-
benar, pada hakekatnya secara deskriptif hanya terdiri dari satu morfem saja. Misalnya
segala, terlentang, perangai, pengaruh, selamat, petua, jawatan, perempuan, pura-pura , alun-
alun, seperti, kelola, jembatan , dan masih banyak lagi.
Pengenalan morfem
Prinsip-prinsip pengenalan morfem
Prinsip 1
Satuan-satuan yang mempuanyai struktur fonologikdan arti atau makna yang sama
merupakan satu morfem. Satuan baju dalam berbaju, menjahit baju, baju biru, baju batik,
merupakan satu morfem karena satuan itu memiliki struktur fonologik dan arti yang sama.
Demikian pila satuan baca dalam membaca, dibaca, membacakan, dibacakan, pembaca,
pembacaan, terbaca, bacaan, ruang baca: satuan di- dalam dipukul, disuruh, ditulis, diambil,
dibuat dsb.
Satuan ke-an dalam kehujanan dan ke-an dalam kemanusiaan, meskipun keduanya
mempunyai struktur fonologik yang sama, tetapi tidak dapat dimasukkan kedalam satu
morfem karena makna atau arti gramatiknya tidak sama. Satuan ke-an dalam kehujanan
menyatakan makna ‘pasif keadaan’, sedangkan ke-an dalam kemanusiaan menyatakan makna
‘abstraksi, hal’, demikian pula satuan buku dalam buku tebu dan dan dalam ia membacabuku,
di- dalam dipukul dan didalam dimuka, ke-dalam ke-lima dan ke dalam ke sekolah, sedang
dalam Nilainya sedang dan sedang dalam ia sedang belajar, tidak dapat dimasukkan dalam
satu morfem karena arti atau maknanya berbeda, sekalipun artinya sama.
Sesuai dengan prinsip ini, jelaslah bahwa satuan-satuan merupakan satu morfem apabila
mempunyai struktur morfologik dan arti atau makna yang sama. Yang dimaksud dengan
struktur fonologik disini ialah urutan fonem. Satuan-satuan dikatakan mempunyai struktur
fonologik yag sama apabila fonem-fonem dari urutan fonemnya sama. Istilah arti
dimasuksudkan arti leksikal, sedangkan istilah makna dimaksudkan arti gramatik.
Prinsip 2
Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologik yang berbeda merupakan satu morfem
apabila satuan-satuan itu mempunyai arti ata makna yang sama, dan perbedaan makna
fonologiknya dapat dijelaskan secara fonologik.
Satuan-satuan mem-, men-, meny-, meng-, menge-, dan me-. Misalnya pada kata-kata
membawa, mendukung, menyuruh, menggali, mengebom, dan melerai mempunyai makna
yang sama, ialah menyatakan ‘tindakan aktif’. Struktur fonologiknya jeas berbeda. Yang
menjadi masalah disini, ialah apakah perbedaan struktur fonologik satuan-satuan itu dapat
dijelaskan secara fonologik atau tidak. Jika perbedaan itu dapat dijelaskan secara fonologik,
maka satuan-satuan itu merupakan satu morfem atau dengan kata lain, merupakan alomorf
dari morfem yang sama, tetapi sebaliknya, jika oerbedaan itu tidak dapat dijelaskansecara
fonologik, maka satuan-satuan tersebut merupakan morfem sendiri-sendiri.
Dari kata diatas , ialah kata-kata membawa, menduung, menyuruh, menggali, mengebom,
dan melerai, jelaslah bahwa perbedaan struktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-,
menge-, dan me- disebabakan oleh konsonan awal satuan yang mengikutinya. Terdapat mem-
apabila konsonan awal satuan yang mengikutinya berupa /d/, terdapat meny- apabila
konsonan awal satuan yang mengikutinya berupa /s/, terdapat meng- apabila satuan yang
mengikutinya terdiri dari satuan suku, dan terdapat me- apabila konsonan awal satuan yang
mengikutinya berupa /l/. Jadi jelaslah bahwa perbedaan struktur fonologiknya dapat
dijelaskan seacara fonologik, dan karena itu, satuan-satuan tersebut merupakan satu morfem,
atau merupakan alomorf dari morfem yang sama, iaslah morfem meN- . Karena kondisi
satuan yang mengikutinya, morfem ini berubah menjadi mem-, men-, meny, meng-, menge-,
dan me-.

Anda mungkin juga menyukai