Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk dapat berinteraksi dengan orang lain.
Bangsa Indonesia memiliki bahasa persatuan yakninya bahasa Indonesia.Banyak
masyarakat Indonesia berbicara dalam bahasa Indonesia, tetapi masih dengan
lafalatau intonasi bahasa daerahnya. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan makna
yang berakibat gagalnya komunikasi. Oleh sebab itu dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar diajarkan cara menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar agar seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi makna bahasa dalam berkomunikasi,


antara lain lafal, intonasi, bunyi atau yang lebih dikenal dengan fonem. Sesuai
dengan yang dikemukakan Achmad (2014:1) bidang ilmu bahasa yang paling kecil
adalah bunyi-bunyi bahasa yang disebut fonem. Bidang yang mengkaji tentang
fonem disebut fonologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dalam makalah ini dijelaskan beberapa hal
berkaitan dengan :

1. Apa yang dimaksud dengan morfologi?


2. Apa yang dimaksud dengan morfem?
3. Apa yang dimaksud dengan morfem bebas?
4. Apa yang dimaksud dengan morfem terikat?
5. Apa yang terjadi pada proses morfologi?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :

1. Menjelaskan pengertian morfologi


2. Menjelaskan pengertian morfem
3. Menjelaskan mengenai morfem bebas
4. Menjelaskan mengenai morfem terikat
5. Menjelaskan proses morfologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Morfologi
Morfologi merupakan salah satu cabang dari linguistik umum, morfologi
dan semantik merupakan tingkatan paling tinggi dalam linguistik. Secara etimologi
morfologi berasal dari kata “morf” yang berarti “logi” yang berarti ilmu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) menyatakan .
Menurut Abdul Chaer (2008), menyatakan dalam kajian linguistik
morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata.
Menurut Arifin dan Junaiyah (2009), morfologi adalah ilmu bahasa tentang
seluk-beluk bentuk kata.
Menurut Verharr (1997), morfologi adalah bidang linguistik yang
mempunyai susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.
Dapat kita simpulkan bahwa hakikat morfologi adalah ilmu dalam bidang
linguistik yang mempelajari proses pembentukan kata.
.
B. Morfem
Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema”
yang berarti membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil
yang dapat membedakan arti.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:319) menyatakan morfem
adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil
dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.
Menurut Abdul Chaer, morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang
mempunyai makna.
Menurut Kridalaksana, morfem adalah satuan bahasa terkecil yang
maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna
yang lebih kecil.
Menurut Keraf, morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam
pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya.
Dapat kita simpulkan bahwa morfem merupakan unsur paling kecil yang
membentuk kata. Morfem berfungsi membedakan kata jamak, kata masa lampau,
dan sebagainya.

2
Untuk mengidentikasi sebuah morfem perlu dilakukan perbandingan satuan
bentuk kata dengan bentuk-bentuk satuan kata yang lain. Jika pengidentifikasian
menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkan dengan kata dasar
disebut dengan morfem. Contohnya : morfem -an, -di, me-, ter. –lah jika
digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata-kata baru yaitu makanan,
dimakan, memakan, termakan, makanlah. Kata-kata tersebut memiliki makna baru
dan berbeda dengan kata dasarnya, makan.
Morfem dapat diklasifkasikan berdasarkan; kemungkinannya sebagai kata,
kedudukannya dalam pembentukan kata, banyaknya alomorf, proses morfemis,
jenis fonem yang menyusunnya, dan macam maknanya. Beberapa hasil klasifikasi
tersebut adalah morfem bebas dan morfem terikat.

C. Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata.
Contoh : orang, mata, tidur, makan, rumah, dan bagus.
Morfem bebas dapat berupa kata dasar dan berupa pokok kata.
1. Berupa kata dasar
Kata pulang, makan, saya, minum, pergi, tidur dan sebagainya berupa kata
dasar yang telah mengandung makna leksikal walaupun tidak dibentuk oleh
morfem lain.

2. Berupa pokok kata


Berupa morfem yang tidak dapat berdiri sendiri namun secara gramatik
memiliki sifat kebebasan. Contohnya pada kata “berhenti” terdiri atas dua
morfem yaitu “ber” dan “henti”. Dalam tuturan biasa bentuk “henti” tidak
pernah dipakai. Bentuk itulah dinamakan pokok kata. Contoh lain: temu, jabat,
main, juang, dan lain-lain.

D. Morfem Terikat
Morfem terikat adalah morfem yang selalu melekat pada morfem lain.
Semua afiks (imbuhan) dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat. Contohnya
pada morfem “ter” yang tidak mempunyai makna. Dalam kata “terjatuh” morfem
“ter” mempunyai makna yang berarti tidak di sengaja.
Morfem terikat terdiri atas afiks, yaitu :

3
1. Prefiks atau awalan
Adalah imbuhan yang berada di depan kata dasar. Contoh :
ber- teman berteman
per- segi persegi
di- lipat dilipat
me- gali menggali
ter- tawa tertawa
ter- gapai tergapai
se- ikat seikat

2. Infiks atau sisipan


Adalah imbuhan yang berada di tengah kata dasar. Contoh :
-el- getar geletar
-el- tunjuk telunjuk
-em- kelut kemelut
-em- getar gemetar
-in- kerja kinerja
-er- gigi gerigi

3. Sufiks atau akhiran


Adalah imbuhan yang berada di akhir kata dasar. Contoh :
-kan ambil ambilkan
-kan hadap hadapkan
-an makan makanan
-an karang karangan
i penuh enuhi
i hindar hindari

4. Konfiks atau awalan dan akhiran


Adalah imbuhan yang berada sekaligus pada awal dan akhiran kata dasar.
Contoh :
ke-an ahli keahlian
pe-an temu penemuan
se-nya ada seadanya

4
per-an gaul pergaulan
per-an tengkar pertengkaran
di-i awal diawali
ber-an hambur berhamburan

E. Proses Morfologi
Menurut Cahyono (1995), proses morfologis dapat dikatakan sebagai proses
pembentukan kata dengan menghubungkan morfem satu dengan morfem lainnya
yang merupakan bentuk dasar. Proses morfologi diantaranya :
1. Pengafiksan
Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata disebut afiks atau
imbuhan. Contoh : berbaju, menemukan, ditemukan, jawaban.
Berdasarkan letak morfem terikat dan morfem bebas pembubuhan dapat dibagi
menjadi empat, yaitu :
 Pembubuhan depan (prefiks)
 Pembubuhan tengah (infiks)
 Pembubuhan akhir (sufiks)
 Pembubuhan terbelah atau awalan-akhiran (konfiks)
2. Reduplikasi
Merupakan pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian,
baik disertai variasi fonem maupun tidak. Contoh : berbulan-bulan, satu-satu,
seseorang, compang-camping, sayur-mayur
3. Penggabungan atau pemajemukan
Merupakan proses pembentukan kata dari dua morfem bermakna leksikal.
Contoh : sapu tangan, rumah sakit.
4. Perubahan Intern
Merupakan perubahan bentuk morfem yang terdapat dalam morfem itu sendiri.
Contoh dalam bahasa Inggris:

Singular Plural
Foot Feet
Mouse Mice
5. Suplisi
Merupakan proses morfologis yang menyebabkan adanya bentuk sama sekali

5
baru. Contoh dalam bahasa Inggris:

Go Went
Sing Sang
6. Modefikasi kosong
Merupakan proses morfologis yang tidak menimbulkan perubahan pada
bentuknya tetapi konsepnya saja yang berubah. Contoh : read-read-read

BAB III

6
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa morfologi
adalah ilmu dalam bidang linguistik yang mempelajari proses pembentukan kata.
Dan morfem merupakan unsur paling kecil yang membentuk kata yang berfungsi
untuk membedakan makna atau arti. Morfem dapat diklasifkasikan berdasarkan;
kemungkinannya sebagai kata, kedudukannya dalam pembentukan kata, banyaknya
alomorf, proses morfemis, jenis fonem yang menyusunnya, dan macam maknanya.
Beberapa hasil klasifikasi tersebut adalah morfem bebas dan morfem terikat.

Ilmu-ilmu bahasa dalam fonologi terbagi atas fonetik dan fonemik.Dan


fonem terdiri atas tiga jenis yaitu fonem vokal, fonem konsonan, dan fonem
diftong.

B. Saran
Berdasarkan isi makalah di atas dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Teruslah mempelajari ilmu tentang bahasa agar lebih memahami bidang ilmu
bahasa tersebut.
2. Pelajarilah berbagai makalah tentang bahasa agar ilmu pengetahuan yang
didapat lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai