Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

JENIS BUNYI BAHASA,SUPRAGMENTAL,DAN SILABEL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fonologi Bahasa
Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Noor Cahaya, M.Pd.

Disusun oleh:

Indah Maharany 2210116320007

Hany Nor Azizah 2210116320012

Nida UI Hasanah 2210116220031

Nur Nikmatul Rizkiah 2210116320011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. Noor Cahaya, M.Pd. atas tugas
yang telah diberikan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca pahami dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen
pengampu dan pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 21 Maret 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Fonetik dalam Studi Linguistik. 3
2.2 Jenis Jenis Bunyi Bahasa 3
2.3 Pengucapan dan letak artikulasi dari masing-masing jenis bunyi bahasa 5
2.4 Perbedaan Bunyi Vokal Dan Bunyi Konsonan 6
2.5 Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengelompokan jenis bunyi bahasa 7
2.6 Apa Pengertian Suprasegmental 8
2.7 Apa Pengertian Silabel 8
2.8 Pengaruh dan Peran Suprasegmental Dalam Bahasa 8
2.9 Jenis-Jenis Silabel Yang Terdapat Dalam Bahasa 9
BAB III PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11
3.2. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 11

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang
produksi, peredaran, dan penerimaan bunyi-bunyi bahasa. Salah satu
bidang kajian dalam fonetik adalah jenis-jenis bunyi bahasa, yang terbagi
menjadi dua, yaitu bunyi vokal dan bunyi konsonan.
Bunyi vokal adalah bunyi yang dihasilkan dengan mengalirkan
udara bebas tanpa hambatan dalam rongga mulut dan tenggorokan,
sedangkan bunyi konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan adanya
hambatan dalam aliran udara.
Dalam fonetik, terdapat beberapa jenis bunyi bahasa yang
dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria, seperti letak artikulasi, cara
artikulasi, dan bunyi nafas atau bunyi suara. Setiap jenis bunyi bahasa
memiliki ciri khas dan cara pengucapan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas secara lebih rinci
mengenai jenis bunyi bahasa dalam fonetik, khususnya bunyi vokal dan
konsonan. Penjelasan akan diberikan mengenai ciri-ciri setiap jenis bunyi
bahasa, letak artikulasinya dalam mulut dan tenggorokan, cara
pengucapan, serta contoh kata dalam bahasa Indonesia yang mengandung
bunyi-bunyi tersebut. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai jenis-jenis bunyi bahasa dalam
fonetik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian fonetik,Suprasegmental dan silabel dalam studi
linguistik?
2. Bagaimana jenis-jenis bunyi bahasa dibagi dalam fonetik?

1
3. Bagaimana pengucapan dan letak artikulasi dari masing masing bunyi
bahasa?
4. Apa kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengelompokan jenis
bunyi bahasa?
5. Bagaimana cara pengucapan dan letak artikulasi dari masing-masing
jenis bunyi bahasa?
6. Bagaimana pengaruh dan peran suprasegmental dalam bahasa?
7. Apa saja jenis-jenis silabel yang terdapat dalam bahasa?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian fonetik, Supragsegmental,dan silabel
dalam studi linguistik.
2. Untuk mengetahui Bagaimana jenis-jenis bunyi bahasa dibagi dalam
fonetik.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara bunyi vokal dan bunyi
konsonan?
4. Untuk mengetahui kriteria-kriteria yang digunakan dalam
pengelompokan jenis bunyi bahasa.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pengucapan dan letak artikulasi
dari masing-masing jenis bunyi bahasa.
6. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh dan peran suprasegmental
dalam bahasa?
7. Untuk mengenai apa saja jenis-jenis silabel yang terdapat dalam
bahasa?
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah menambah wawasan dan bahan
bacaan kepada para oembaca mengenai ilmu bunyi bahasa dalam fonetik.
Dan juga mendapat manfaat dalam hal penambahan ilmu untuk kelompok
dalam menulis makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fonetik dalam Studi Linguistik.
Fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang produksi,
peredaran, dan penerimaan bunyi-bunyi bahasa secara fisik. Dalam studi
fonetik, bunyi bahasa dianggap sebagai entitas fisik yang dapat diukur dan
diamati dalam konteks produksi dan penerimaan suara oleh manusia.
Fonetik bertujuan untuk mempelajari bagaimana bunyi bahasa dihasilkan
oleh penutur, bagaimana bunyi tersebut terdengar dan dipahami oleh
pendengar, serta bagaimana bunyi tersebut direkam dan dianalisis secara
objektif.
Dalam kajiannya, fonetik juga mempelajari tentang berbagai variabel yang
mempengaruhi produksi, peredaran, dan penerimaan bunyi bahasa, seperti
letak artikulasi, cara artikulasi, durasi, intensitas, dan nada.
Dalam kajian linguistik, fonetik sangat penting karena membantu dalam
memahami fenomena-fenomena bahasa secara lebih spesifik dan detil.
Dengan memahami produksi, peredaran, dan penerimaan bunyi bahasa, kita
dapat mempelajari karakteristik dan variasi bahasa yang ada di seluruh dunia,
serta meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi dan memahami
bahasa dengan lebih baik.
2.2 Jenis Jenis Bunyi Bahasa
Dalam fonetik, jenis-jenis bunyi bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bunyi
vokal dan bunyi konsonan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai
keduanya:
1. Bunyi Vokal
Bunyi vokal adalah bunyi yang dihasilkan dengan mengalirkan udara
bebas tanpa hambatan dalam rongga mulut dan tenggorokan. Bunyi vokal
juga sering disebut sebagai bunyi suara atau fonem vokal. Bunyi vokal

3
dihasilkan dengan membuka rongga mulut dan melepaskan suara dari
tenggorokan. Jenis bunyi vokal terdiri dari:
A. Vokal Tunggal, yaitu vokal yang dihasilkan dengan membuka
rongga mulut dan melepaskan suara dari tenggorokan, misalnya
/a/, /i/, /u/.
B. Vokal Diftong, yaitu vokal yang terdiri dari dua bunyi vokal yang
berbeda dan dihasilkan dengan gerakan mulut yang berubah,
misalnya /ai/, /au/.
2. Bunyi Konsonan
Bunyi konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan adanya hambatan
dalam aliran udara. Bunyi konsonan juga sering disebut sebagai bunyi nafas
atau fonem konsonan. Bunyi konsonan dihasilkan dengan menutup atau
menyempitkan saluran udara dalam rongga mulut atau tenggorokan. Jenis
bunyi konsonan terdiri dari:

● Konsonan Letupan, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan menutup dan

melepaskan saluran udara dengan cepat, misalnya /p/, /t/, /k/.

● Konsonan Gesekan, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan meneruskan

aliran udara melalui celah sempit antara dua organ pembentuk suara,
misalnya /s/, /f/, /h/.

● Konsonan Semiburam, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan

meneruskan aliran udara melalui saluran udara yang lebih lebar daripada
konsonan gesekan, misalnya /w/, /y/.

● Konsonan Hidung, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan menutup

rongga mulut dan melepaskan suara melalui hidung, misalnya /m/, /n/,
/ng/.

● Konsonan Lateral, yaitu konsonan yang dihasilkan dengan menutupi

rongga mulut pada bagian tengah dan melepaskan suara melalui sisi
rongga mulut, misalnya /l/.

4
2.3 Pengucapan dan letak artikulasi dari masing-masing jenis bunyi bahasa
Berikut cara pengucapan dan letak artikulasi dari masing-masing jenis
bunyi bahasa:
1. Bunyi Vokal
a. Vokal Tunggal:
/a/: diucapkan dengan membuka mulut lebar-lebar dan melepaskan
suara dari tenggorokan.
/i/: diucapkan dengan membuka mulut sedikit, menggerakkan lidah ke
arah atas dan depan, dan melepaskan suara dari tenggorokan.
/u/: diucapkan dengan membuka mulut sedikit, menggerakkan bibir ke
depan dan melepaskan suara dari tenggorokan.
b. Vokal Diftong:
/ai/: diucapkan dengan membuka mulut lebar-lebar dan menggerakkan
lidah dari posisi depan ke belakang saat melepaskan suara dari
tenggorokan.
/au/: diucapkan dengan membuka mulut lebar-lebar dan menggerakkan
bibir ke arah depan saat melepaskan suara dari tenggorokan.
2. Bunyi Konsonan
a. Konsonan Letupan:
/p/: diucapkan dengan menutup bibir rapat-rapat dan melepaskan
saluran udara dengan cepat.
/t/: diucapkan dengan menutup rongga mulut dengan lidah dan
melepaskan saluran udara dengan cepat.
/k/: diucapkan dengan menutup rongga mulut dengan lidah dan langit-
langit lunak serta melepaskan saluran udara dengan cepat.
b. Konsonan Gesekan:
/s/: diucapkan dengan menempatkan lidah di belakang gigi-gigi depan
dan meneruskan aliran udara dengan sengauan.
/f/: diucapkan dengan menggabungkan bibir bawah dan atas dengan
rapat dan melepaskan aliran udara.

5
/h/: diucapkan dengan mengembangkan rongga mulut dan
memperkecil jarak antara pangkal lidah dan langit-langit lunak.
c. Konsonan Semiburam:
/w/: diucapkan dengan membuka bibir lebar-lebar dan menggerakkan
bibir ke depan.
/y/: diucapkan dengan membuka mulut sedikit dan menggerakkan
lidah ke arah atas dan depan.
d. Konsonan Hidung:
/m/: diucapkan dengan menutup bibir dan memperbolehkan udara
keluar melalui hidung.
/n/: diucapkan dengan menutup rongga mulut dengan lidah dan
memperbolehkan udara keluar melalui hidung.
/ng/: diucapkan dengan menutup rongga mulut dengan lidah dan
langit-langit lunak, dan memperbolehkan udara keluar melalui hidung.
e. Konsonan Lateral:
/l/: diucapkan dengan melepaskan udara melalui sisi lidah di antara
gigi-gigi atas dan bawah.
2.4 Perbedaan Bunyi Vokal Dan Bunyi Konsonan
Perbedaan antara bunyi vokal dan bunyi konsonan adalah sebagai berikut:
1. Artikulasi: Bunyi vokal dihasilkan dengan membiarkan aliran udara
keluar dari tenggorokan dan melalui rongga mulut tanpa adanya
hambatan atau gesekan dari organ-organ bicara. Sementara itu, bunyi
konsonan dihasilkan dengan adanya hambatan atau gesekan dari
organ-organ bicara seperti bibir, lidah, dan langit-langit lunak.
2. Fungsi: Bunyi vokal berfungsi sebagai inti suatu suku kata, sedangkan
bunyi konsonan berfungsi sebagai pengiring atau penguat inti suku
kata.
3. Kombinasi: Bunyi vokal dapat berdiri sendiri sebagai suku kata atau
dapat digabungkan dengan bunyi konsonan untuk membentuk suku
kata. Sementara itu, bunyi konsonan selalu harus digabungkan dengan
bunyi vokal atau diftong untuk membentuk suku kata.

6
4. Pengucapan: Bunyi vokal dihasilkan tanpa adanya hambatan atau
gesekan dari organ-organ bicara sehingga suaranya relatif lebih
panjang. Sementara itu, bunyi konsonan dihasilkan dengan adanya
hambatan atau gesekan dari organ-organ bicara sehingga suaranya
relatif lebih pendek.
2.5 Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengelompokan jenis bunyi
bahasa
Dalam pengelompokan jenis bunyi bahasa, terdapat beberapa kriteria yang
dapat digunakan. Beberapa kriteria tersebut antara lain:
1 Letak artikulasi: Kriteria ini membagi bunyi bahasa berdasarkan letak
artikulasi atau posisi organ-organ bicara dalam menghasilkan bunyi
tersebut. Misalnya, bunyi vokal dihasilkan dengan posisi rongga mulut
yang terbuka dan bibir yang terkulai, sedangkan bunyi konsonan
dihasilkan dengan posisi rongga mulut yang tertutup atau hanya
terbuka sebagian, serta bibir, lidah, dan langit-langit yang bergerak
untuk menghasilkan bunyi.
2 Jenis suara: Kriteria ini membagi bunyi bahasa berdasarkan adanya
getaran pada pita suara dalam menghasilkan suara tersebut. Misalnya,
bunyi vokal dan beberapa jenis konsonan seperti b, d, g, v, z, dan
lainnya, dihasilkan dengan adanya getaran pada pita suara, sedangkan
bunyi konsonan tanpa suara seperti p, t, k, f, s, dan lainnya, dihasilkan
tanpa adanya getaran pada pita suara.
3 Sifat suara: Kriteria ini membagi bunyi bahasa berdasarkan sifat dari
suara yang dihasilkan. Misalnya, bunyi vokal dan beberapa jenis
konsonan seperti m, n, l, dan lainnya, dihasilkan dengan suara yang
bersifat sonor atau resonan, sedangkan bunyi konsonan tanpa suara
seperti p, t, k, f, s, dan lainnya, dihasilkan dengan suara yang bersifat
suram atau tidak resonan.
4 Cara artikulasi: Kriteria ini membagi bunyi bahasa berdasarkan cara
artikulasi atau gerakan organ-organ bicara dalam menghasilkan bunyi
tersebut. Misalnya, bunyi vokal dihasilkan dengan gerakan rongga

7
mulut yang relatif tetap dan posisi bibir yang terbuka, sedangkan
bunyi konsonan dihasilkan dengan gerakan yang berbeda-beda seperti
bibir yang bergerak membentuk bilah, lidah yang bergerak ke arah
gigi atau langit-langit, dan lainnya.
Pengelompokan bunyi bahasa berdasarkan kriteria-kriteria tersebut sangat
penting dalam studi fonetik dan fonologi bahasa, karena dapat membantu
untuk memahami dan menganalisis sistem bunyi bahasa yang kompleks.
2.6 Apa Pengertian Suprasegmental
Suprasegmental adalah aspek-aspek bahasa yang melampaui batas-batas
segmen atau satuan bunyi, seperti suara atau kata. Aspek ini meliputi intonasi,
tekanan, durasi, dan pitch atau nada. Dalam bahasa lisan, suprasegmental
dapat membantu memberikan arti yang lebih kompleks dan nuansa pada
bahasa. Misalnya, intonasi dan tekanan suara yang berbeda dapat
menghasilkan perbedaan arti pada sebuah kalimat atau kata yang sama. Oleh
karena itu, pemahaman dan penggunaan suprasegmental yang tepat sangat
penting untuk memahami dan berkomunikasi dengan baik dalam bahasa lisan.
2.7 Apa Pengertian Silabel
Silabel adalah satuan bunyi yang terdiri dari satu atau beberapa konsonan
diikuti oleh satu vokal atau lebih, atau hanya satu vokal saja. Silabel adalah
satuan terkecil dalam pembagian suku kata dalam bahasa. Setiap kata dalam
bahasa terdiri dari satu atau beberapa silabel. Pengenalan dan pemahaman
silabel sangat penting dalam proses membaca, mengeja, dan memperbaiki
pengucapan suatu kata dalam bahasa. Contoh kata-kata dengan satu silabel
adalah "ma", "ba", dan "ku", sedangkan contoh kata-kata dengan lebih dari
satu silabel adalah "ra-ja", "ke-ma-ren", dan "pen-did-ik".
2.8 Pengaruh dan Peran Suprasegmental Dalam Bahasa
Pengaruh dan peran suprasegmental dalam bahasa sangat penting karena
aspek ini membantu untuk memberikan arti, nuansa, dan emosi dalam bahasa
lisan. Beberapa pengaruh dan peran penting suprasegmental dalam bahasa
adalah:

8
1. Intonasi: Intonasi melibatkan variasi nada atau pitch dalam bahasa lisan.
Penggunaan intonasi yang tepat dapat memberikan informasi tambahan
tentang perasaan, emosi, atau tujuan pembicara. Misalnya, nada yang naik
pada akhir kalimat dapat mengindikasikan pertanyaan, sedangkan nada
yang turun dapat mengindikasikan pernyataan.
2. Tekanan: Tekanan melibatkan penekanan yang diberikan pada suku kata
tertentu dalam kata. Penggunaan tekanan yang tepat dapat mempengaruhi
arti dan pemahaman kata atau kalimat. Misalnya, penekanan pada suku
kata pertama dalam kata "PE-mimpin" akan memberikan arti yang berbeda
dengan penekanan pada suku kata kedua dalam kata "pe-MIMpin".
3. Durasi melibatkan panjang atau pendeknya waktu yang dibutuhkan untuk
mengucapkan suatu suara atau suku kata dalam bahasa. Perbedaan durasi
ini dapat memberikan arti yang berbeda pada kata atau kalimat. Misalnya,
kata "tinggi" dengan "i" yang panjang akan memiliki arti yang berbeda
dengan kata "tinggi" dengan "i" yang pendek.
4. Pitch atau nada: Pitch atau nada melibatkan tinggi-rendahnya suara dalam
bahasa. Perbedaan pitch atau nada dalam bahasa dapat memberikan arti
yang berbeda pada kata atau kalimat. Misalnya, kata "ma" dengan nada
yang rendah dapat memiliki arti yang berbeda dengan kata "ma" dengan
nada yang tinggi.
Dengan memahami dan menguasai penggunaan suprasegmental yang
tepat, pembicara dapat memberikan arti yang lebih tepat dan kompleks
dalam bahasa lisan dan memperbaiki pemahaman dan komunikasi antara
pembicara dan pendengar.
2.9 Jenis-Jenis Silabel Yang Terdapat Dalam Bahasa
Ada beberapa jenis silabel dalam bahasa yang dibedakan berdasarkan
strukturnya, yaitu:
1. Silabel terbuka: Silabel terbuka adalah silabel yang diakhiri dengan vokal.
Contoh: "ma", "ba", "se", "lu", "ti".
2. Silabel tertutup: Silabel tertutup adalah silabel yang diakhiri dengan
konsonan. Contoh: "kat", "rum", "kup", "lim".

9
3. Silabel tertutup dengan vokal pendahulu: Silabel ini memiliki konsonan di
awal dan di akhir silabel, dengan vokal di antaranya. Contoh: "meng-ajar",
"tang-kap", "ber-hasil".
4. Silabel terbuka dengan konsonan pendahulu: Silabel ini memiliki vokal di
awal dan konsonan di akhir silabel. Contoh: "a-nak", "u-tang", "i-solasi".
5. Silabel yang memiliki vokal ganda: Silabel ini memiliki dua vokal
bersebelahan dalam satu silabel. Contoh: "bi-a", "se-ja", "ke-u-ru".
Pengetahuan tentang jenis-jenis silabel ini penting dalam proses belajar
membaca, mengeja, dan memperbaiki pengucapan kata dalam bahasa.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi yang sudah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Fonetik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang bunyi-
bunyi bahasa serta cara artikulasinya. Terdapat dua jenis bunyi bahasa, yaitu
bunyi vokal dan bunyi konsonan, yang memiliki perbedaan dalam artikulasi,
fungsi, kombinasi, dan pengucapan. Dalam pengelompokan jenis bunyi
bahasa, dapat digunakan beberapa kriteria seperti letak artikulasi, jenis suara,
sifat suara, dan cara artikulasi. Pemahaman mengenai sistem bunyi bahasa
yang kompleks sangat penting dalam studi fonetik dan fonologi bahasa.
3.2. Sarann
Perhatikan konteks: Dalam memahami jenis bunyi bahasa, sangat penting
untuk memperhatikan konteks penggunaan bunyi tersebut. Bunyi-bunyi
bahasa tidak selalu memiliki artikulasi dan pengucapan yang sama dalam
setiap kata atau kalimat yang berbeda.

11
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H., Dardjowidjojo, S., & Lapoliwa, H. (2013). Fonologi Bahasa
Indonesia: Teori dan Praktik. Lingua Didaktika: Jurnal Bahasa dan
Pembelajaran Bahasa, 6(2), 165
Suryadi, D. (2017). Fonetik dan Fonologi Bahasa Sunda. Jurnal Humaniora,
8(2), 145
Siregar, S. M. (2018). Analisis Fonetik Fonem /s/ dan /ʃ/ dalam Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Kedua. Kata: Pengantar Studi Bahasa dan
Sastra, 20(2), 97
Sukarno, R. A. (2018). Analisis Kontrastif Fonologi Bahasa Jawa dan
Bahasa Indonesia pada Aspek Bunyi Konsonan. Jurnal Lektur: Jurnal
Bahasa dan Sastra, 2(2), 121.
Rukmi, S. W. (2015). Analisis Intonasi pada Bahasa Indonesia oleh Penutur
Asing. Lingua: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 9(2), 166.
Pranowo, A., & Cahyono, B. Y. (2017). Pembelajaran Suprasegmental pada
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua. Jurnal Bahasa dan Seni, 45(1),
72
Fitrani, F. (2019). Pengaruh Suprasegmental Terhadap Kemampuan
Membaca dan Menulis Siswa Sekolah Dasar. Lentera Pendidikan: Jurnal
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 22(1), 56.
Aziz, A. (2017). Analisis Struktur Silabel Bahasa Indonesia. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2), 87.

12

Anda mungkin juga menyukai