Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR-UNSUR BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:
Dr. Sulistiyana S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Cenna Atiayni NIM: 2210116120010


2. Emira Naisya Imani NIM: 2210116320006
3. Leny Marlindawati NIM: 2210116320009
4. Nida Ul Hasanah NIM: 2210116220031
5. Nur Hikmatul Rizkiah NIM: 2210116320011
6. Salsabila Amalia NIM: 2210116220007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah belajar dan pembelajaran tentang prinsip-prinsip dan
unsur-unsur belajar dan pembelajaran ini dengan tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata kebahasaannya.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami sangat menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang prinsip-prinsip dan


unsur-unsur pada belajar dan pembelajaran ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 02 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Metode Penulisan......................................................................................2

1.4 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.5 Manfaat Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian..................................................................................................3

2.2 Prinsip pada Belajar dan Pembelajaran.....................................................4

2.3 Unsur pada Belajar dan Pembelajaran.......................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

3.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah pembelajaran dengan pengertian belajar sangat berhubungan erat
antara satu sama lain. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi secara
bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru ataupun tanpa adanya kegiatan
mengajar dan pembelajaran formal lainnya. Sedangkan mengajar meliputi
segala hal yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya. Bermoral dan
dapat membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas
mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk
mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Sementara itu pembelajaran
adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

Selain dari belajar dan pembelajaran ini, adapun prinsip-prinsip belajar


yang harus diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran dan juga unsur-
unsur apa saja yang ada pada belajar dan pembelajaran yang akan dibahas di
dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Apa yang dimaksud dengan belajar?
1.1.2 Apa yang dimaksud dengan pembelajaran?
1.1.3 Apa yang dimaksud dengan prinsip belajar?
1.1.4 Apa saja prinsip-prinsip yang terkait dengan proses belajar dan
pembelajaran?
1.1.5 Apa saja unsur-unsur yang terkait dengan proses belajar dan
pembelajaran?
1.3 Metode Penulisan
Data-data yang kami gunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal
dari berbagai literatur keperpustakaan yang berkaitan langsung dengan
permasalahan yang kami bahas pada makalah ini. Ada beberapa jenis referensi
yang kami gunakan, seperti referensi dari jurnal karya ilmiah edisi online,
artikel ilmiah yang juga membahas mengenai materi yang kami bawa, serta
buku cetak dan buku online yang mencakup pembahasan materi dari
kelompok kami.

1.4 Tujuan Penulisan


1.4.1 Mengetahui lebih dalam mengenai pengertian belajar.
1.4.2 Mengetahui lebih dalam mengenai pengertian pembelajaran.
1.4.3 Mengetahui lebih dalam mengenai pengertian prinsip belajar.
1.4.4 Mengetahui lebih dalam apa saja bagian dari prinsip-prinsip yang
terkait dengan proses belajar dan pembelajaran.
1.4.5 Mengetahui lebih dalam apa saja bagian dari unsur-unsur yang terkait
dengan proses belajar dan pembelajaran.

1.5 Manfaat Penulisan


1.3.1 Memberikan informasi mengenai pengertian belajar.
1.3.2 Memberikan informasi mengenai pengertian pembelajaran.
1.3.3 Memberikan informasi mengenai pengertian prinsip belajar.
1.3.4 Memberikan informasi mengenai prinsip apa saja yang terkait pada
proses belajar dan pembelajaran.
1.3.5 Memberikan informasi mengenai unsur apa saja yang terkait pada
proses belajar dan pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan


secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Proses
ini bersifat aktif dan diharapkan menjadi bekal yang permanen.
Respon dari belajar merupakan alat untuk mengukur kemampuan dan
keberhasilan seseorang. Mengkaji mengenai definisi belajar ini
adapula definisi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Kimble (1961: 6), belajar adalah perubahan yang relatif


permanen di dalam behavioral potentionality (potensi behavioral)
sebagai akibat dari reinforced practice (praktik yang diperkuat).
b. Menurut Mayer (1982: 1040) menyebutkan bahwa belajar adalah
menyangkut adanya perubahan perilaku yang relatif permanen
pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman.
c. Menurut Gagne, belajar merupakan sebuah sistem yang di
dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga
menghasilkan perubahan perilaku.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah usaha sadar


yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku, baik
melalui sebuah pelatihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-
aspek kognitif, afektif, dan psikomoterik untuk memperoleh tujuan
tertentu.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

3
Kata Pembelajaran berasal dari kata belajar yang mendapat awalan
“pem” dan akhiran “an” yang menunjukkan bahwa ada unsur dari luar
(eksternal) yang bersifat “intervensi” agar terjadinya sebuah proses
belajar. Jadi, pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh
faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang
belajar. Hakikat pembelajaran secara umum di lukiskan Gagne dan
Briggs, adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar.

2.2 Prinsip pada Belajar dan Pembelajaran


Prinsip belajar adalah suatu hubungan yang terjadi antara siswa dengan
guru agar siswa mendapat motivasi belajar yang berguna bagi dirinya sendiri.
Adapun pembahasan yang mengemukakan mengenai prinsip-prinsip belajar
yang disarikan oleh Rothwall (1961), sebagai berikut:

2.2.1 Prinsip Kesiapan (Readiness)

Proses belajar ini dipengaruhi oleh kesiapan peserta didik, yang


dimana maksud dari kesiapan atau readiness ini merupakan suatu
kondisi yang memungkinkan mereka dapat belajar. Berkenaan dengan
hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu
tugas khusus. Apabila seorang peserta didik belum siap untuk
melaksanakan suatu tugas dalam belajar, maka ia akan mengalami
kesulitan atau mudah putus asa. Yang termasuk pada kesiapan ini
yaitu adanya kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan
faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

2.2.2 Prinsip Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah suatu kondisi dari peserta didik untuk


memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan tersebut, dan
memelihara kesungguhan. Secara alami, anak-anak memiliki rasa

4
ingin tahu yang tinggi. Motivasi juga memiliki peranan yang sangat
penting dalam kegiatan pembelajaran. Seseorang akan berhasil dalam
belajar kalau keinginan belajar itu timbul dalam dirinya sendiri.
Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu:

a. Mengetahui apa yang akan dipelajari,


b. Memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari.

Dari kedua hal diatas menjadi unsur motivasi yang menjadi dasar
permulaan yang baik untuk belajar. Seseorang yang mempunyai
motivasi yang cukup besar, maka ia dapat berbuat tanpa memerlukan
sebuah motivasi dari luar dirinya, itulah yang disebut dengan motivasi
intrinsik atau tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan. Begitu pun sebaliknya, apabila motivasi intrinsiknya
kurang ataupun kecil, maka dia memerlukan adanya motivasi dari luar
yang dalam hal ini disebut dengan ekstrinsik atau tenaga pendorong
yang ada di luar. Biasanya motivasi ekstrinsik ini datangnya berasal
dari guru, orang tua, teman, buku-buku, dan sebagainya. Dan dari
kedua motivasi diatas tadi pun juga memerlukan adanya keberhasilan
dari proses pembelajaran, namun yang memegang peranan penting
tersebut adalah peserta didik itu sendiri.

2.2.3 Prinsip Persepsi dan Keaktifan

Persepsi merupakan interpretasi mengenai situasi yang hidup.


Setiap individu akan melihat dunianya dengan caranya sendiri yang
tentu saja berbeda dengan yang lain. Persepsi ini nantinya akan
memengaruhi perilaku tiap individu. Seorang guru akan dapat
memahami peserta didik lebih baik jika ia peka terhadap bagaimana
cara seseorang melihat situasi tertentu.

Menurut Thomas M. Risk dalam Zakiah Daradjat, “teaching is


theguidance of learning experiences.” Yang artinya mengajar adalah

5
proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman tersebut akan
didapatkan peserta didik melalui keaktifannya dalam bereaksi
terhadap lingkungannya. Termasuk juga pada pembelajaran, peserta
didik diminta untuk selalu aktif ketika proses pembelajaran
berlangsung. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
dengan kegiatan psikis yang susah diamati.

2.2.4 Prinsip Tujuan dan Keterlibatan Langsung

Tujuan belajar merupakan sasaran khusus yang hendak dicapai


seseorang. Prinsip keterlibatan langsung merupakan hal yang penting
dalam sebuah pembelajaran. Jika pmbelajaran sebagai aktivitas
mengajar dan belajar, maka guru harus terlibat langsung begitu juga
dengan peserta didik. Prinsip keterlibatan langsung ini mencakup
keterlibatan langsung secara fisik maupun non fisik. Dengan adanya
arahan mengenai prinsip ini akan membuat peserta didik merasa
dirinya penting dan berharga di dalam kelas sehingga dia bisa
menikmati jalannya proses pembelajaran. Edgar Dale dalam Dimyati
mengatakan bahwa, “belajar yang baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung.” Pembelajaran dengan pengalaman yang
langsung ini bukan hanya sekedar duduk di dalam kelas saja ketika
guru menjelaskan pelajaran, tetapi bagaimana cara peserta didik dapat
terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Dari kegiatan
pembelajaran yang diterapkan guru berarti adalah sebuah pengalaman
belajar bagi peserta didik.

2.2.5 Prinsip Perbedaan Individual

Proses pengajaran memperhatikan perbedaan individual dalam


kelas sehingga akan mempermudah dalam mencapai tujuan belajar
yang tinggi. Pembelajaran yang hanya memerhatikan satu tingkat
sasaran saja akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik.
Karena itu, seorang guru perlu memahami latar belakang, emosi,

6
dorongan dan kemampuan individu dan menyesuaikan materi
pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-aspek tersebut.

Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah-sekolah saat ini


masih cenderung berlangsung secara klasikal yang artinya seorang
guru menghadapi 30-40 orang peserta didik dalam satu kelas. Guru
pun masih juga menggunakan metode yang sama kepada seluruh
peserta didik dalam kelas tersebut. Bahkan, mereka memperlakukan
peserta didik secara merata tanpa memperhatikan latar belakang sosial
budaya, kemampuan, atau segala perbedaan yang melekat pada tiap
individu peserta didik. Untuk dapat memberikan bantuan agar peserta
didik dapat mengikuti pembelajaran yang disajikan oleh guru, maka
guru harus benar-benar dapat memahami seperti apa ciri-ciri para
peserta didik tersebut. Selain itu, guru juga harus mampu mengatur
kegiatan pembelajaran, mulai dari sebuah perencanaan, proses
pelaksanaan sampai dengan tahap terakhir yaitu penilaian atau
evaluasi, sehingga peserta didik secara total dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik tanpa perbedaan yang berarti walaupun dari
latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda.

2.2.6 Prinsip Transfer dan Retensi

Transfer adalah kemampuan untuk memindahkan atau


mengaplikasikan ke tempat lain. Sedangkan retensi adalah
kemampuan untuk menyimpan sesuatu yang dipelajari peserta didik
ke dalam memori yang suatu saat akan dapat dikeluarkan apabila
dibutuhkan. Jika berkaitan dengan belajar, transfer berarti kemampuan
untuk mengaplikasikan informasi yang telah diterima peserta didik,
yang berhasil disimpan ke dalam memori ke dalam situasi nyata yang
dihadapi. Prinsip retensi dan transfer ini memiliki hubungan yang erat
dalam belajar. Apa yang dipelajari peserta didik akan dipahami lalu
diingat dan jika suatu ketika menghadapi situasi yang menuntut

7
penyelesaian yang relevan maka peserta didik dapat mengeluarkan
informasi yang sudah tersimpan tersebut. Apa pun yang dipelajari
peserta didik dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam
situasi yang lain.

2.2.7 Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan


konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah
yang selanjutnya membentuk perilaku baru. Proses belajar kognitif
itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut
berbagai aktivitas mental seperti berpikir, menalar, menilai, dan
berimajinasi.

2.2.8 Prinsip Belajar Afektif

Proses belajar afekif berkaitan dengan bagaimana seseorang


memberikan reaksi terhadap stimulus atau lingkungan yang dihadapi
untuk menghubungkan dirinya dengan pengalaman yang baru. Belajar
afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap individu.

2.2.9 Prinsip Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia


mampu mengendalikan ragawinya. Belajar psikomotor mengandung
aspek mental dan fisik.

2.2.10 Prinsip Evaluasi

Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk


menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu
terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai.
Evaluasi mencakup kemampuan individu mengenai penampilan,
motivasi belajar, dan kesiapan untuk belajar.

8
2.3 Unsur pada Belajar dan Pembelajaran
Hamalik (2011: 50) mengatakan bahwa unsur-unsur yang terkait dalam
proses belajar terdiri dari:

2.3.1 Motivasi Siswa

Motivasi adalah sebuah dorongan yang nantinya akan


menyebabkan terjadinya suatu perbuatan ataupun tindakan tertentu.
Dengan adanya sebuah motivasi, akan mampu mendorong peserta
didik agar tingkat belajarnya meningkat dengan diiringi rasa
penasaran yang tinggi juga.

2.3.2 Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting


mendapat perhatian dari guru. Dengan adanya bahan belajar, maka hal
ini nantinya dapat mempermudah seorang guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran di dalam kelas.

2.3.3 Alat Bantu Belajar

Alat bantu belajar merupakan alat yang dapat digunakan untuk


membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar, sehingga
kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Contohnya seperti
buku yang menjadi alat peserta didik dalam menambah pengetahuan.

2.3.4 Suasana Belajar

Suasana belajar ini sangat penting untuk berlangsungnya sebuah


proses pembelajaran. Karena dengan suasana yang menyenangkan,
maka akan menumbuhkan rasa gairah belajar seseorang. Begitu juga
sebaliknya, apabila suasana belajar terlihat monoton, maka peserta
didik akan merasa jenuh dan bosan ketika ingin belajar.

2.3.5 Kondisi Subjek Belajar

9
Kondisi subjek belajar menentukan kegiatan dan keberhasilan
belajar. Siswa dapat belajar secara efektif dan efisien jika berbadan
sehat, memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan
kegiatan belajar, memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang
bertalian dengan pelajaran, serta memiliki minat belajar yang tinggi.

Adapun menurut dari Rifa’i dan Ani (2012: 68) mengatakan bahwa unsur-
unsur dalam belajar, yaitu sebagai berikut:

a. Pembelajar, yaitu meliputi peserta didik, pembelajar, dan warga


belajar.
b. Rangsangan (stimulus), yaitu sesuatu yang merangsang pengindraan
pembelajar agar mampu belajar secara optimal.
c. Memori, yaitu berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar
sebelumnya.
d. Respon, yaitu tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori yang
diamati pada akhir proses belajar sehingga dapat menghasilkan
perubahan pada perilaku seseorang.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu


proses pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik apabila semua unsur
tersebut terpenuhi.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara
sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Prinsip belajar adalah
suatu hubungan yang terjadi antara siswa dengan guru agar mendapat motivasi
belajar yang berguna bagi dirinya sendiri. Ada 10 prinsip pembelajaran
menurut Rothwall (1961). Dan ada pula unsur-unsur menurut Hamalik (2011:
50) yaitu diantaranya, motivasi siswa, bahan belajar, alat bantu belajar,
suasana belajar, dan kondisi subjek belajar. Rifa’i dan Ani (2012: 68) juga
mengatakan bahwa unsur-unsur dalam belajar, yaitu pembelajar, rangsangan
(stimulus), memori, dan respon. Dari beberapa pendapat yang dijabarkan
maka suatu proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila terpenuhi
unsur-unsur pembelajarannya.

3.2 Saran
Kami berharap agar para mahasiswa bisa mengetahui lebih banyak lagi
mengenai proses pembelajaran yang bisa saja suatu saat nanti kalian terapkan
ketika menjadi seorang guru. Banyak prinsip dan unsur yang bisa kalian
ketahui lebih banyak melalui mata kuliah Belajar dan Pembelajaran ini
sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

11
DAFTAR RUJUKAN

Arfani, L. (2016). Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran.


Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 94-95. Diakses pada 03 Maret 2023
melalui http://jta.ejournal.unri.ac.id:7680/index.php/JPB/article/view/5160

Faizah, S. N. (2017). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. At-Thulab, 176-179.


Diakses pada 03 Maret 2023 melalui
http://www.journalfai.unisla.ac.id/index.php/at-thulab/article/view/85.

Satriawan, D. (2016). Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa


pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Pasundan 2 Bandung.
UNPAS. Diakses pada 03 Maret 2023 melalui
http://repository.unpas.ac.id/9898/5/BAB%2011.pdf.

Jayanto, Y. S. (2021). Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Literasi


Nusantara.

Prof. Dr. H. Karwono, M. d. (2019). Belajar dan Pembelajaran serta


Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Suardi, M. (2021). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Media Sains Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai