DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................3
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Definisi Belajar...............................................................................................................4
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar........................................................4
C. Cara-Cara Proses Belajar Berlangsung...........................................................................5
D. Tahapan-Tahapan dalam Belajar.....................................................................................7
E. Teori-Teori tentang Belajar.............................................................................................8
F. Cara Belajar yang Baik dan Efisien................................................................................9
BAB III. PENUTUP................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar Psikologi
Belajar. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Belajar.
Dalam makalah ini materi di ambil dari beberapa buku dan sumber lainnya, sehingga bisa
dijadikan rujukan dalam belajar dan menambah ilmu para pembaca.
Tak lupa spenulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari – hari baik secara disadari atau tidak kita pasti mengalami sebuah
kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari lingkungan sekitar. Belajar
mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi semakin baik. Anak – anak kecil pun belajar
bagaimana cara mereka berjalan dan berkomunikasi dengan baik. Sebagai calon pendidik kita
juga dituntut untuk mengetahui tentang arti penting belajar. Karena belajar merupakan masalah
yang pasti dihadapi setiap orang. Oleh karena itu di sini kita akan mengupas lebih dalam tentang
arti dari kata belajar itu sendiri. Yang diharapkan nantinya akan berguna bagi kita para calon
pendidik untuk lebih memahami kegiatan beajar mengajar ini dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari bagi peserta didik kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi belajar?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar?
3. Bagaimana proses belajar itu berlangsung?
4. Bagaimana tahapan dalam belajar?
5. Apa saja teori-teori tentang belajar?
6. Bagaimana cara belajar yang baik dan hasil belajar yang lebih efisien?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui deinisi belajar.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
3. Untuk mengetahui cara-cara keberlangsungan proses belajar.
4. Untuk mengetahui tahapan dalam belajar.
5. Untuk mengetahui macam-macam teori tentang belajar.
6. Untuk mengetahui cara belajar yang baik dan efisien
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Belajar
Banyak ahli yang telah mendefinisikan apa itu belajar, diantaranya adalah definisi yang
diungkapkan oleh :[1]
1. Hilgard dan Bower, bukunya Theories of Learning (1975) mengemukakan. “Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu
yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan,
pengaruh obat dan sebagainya).”
2. Gagne, dalam bukunya The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa : “Belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum
ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
3. Morgan, dalam bukunya Introduction to Psykology (1978) mengemukakan : “Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman .”
4. Witherington, dalam buku Educational Psykology mengemukakan “Belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari proses belajar .[3]
1. Faktor dari luar
a. Lingkungan
1) Alam : keadaan udara , suhu udara , cuaca
2) Sosial : Suasana gaduh , nyanyian
b. Instrumental
1) Kurikulum / bahan pelajaran
2) Guru / pengajar
3) Sarana dan fasilitas
4) Administrasi / manajemen
Dari dua jenis penyesuaian ini sangat berhubungan erat dengan belajar karena belajar
memerlukan proses penyesuaian dan dalam penyesuaian juga dibutuhkan sebuah
latihan-latihan yang erat kaitannya dengan proses belajar. Jadi, sama artinya dengan
adanya simbiosis mutualisme antar keduanya.
3. Belajar dan pengalaman
Mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar tapi tiap-tiap kegiatan dari belajar
berarti juga mengalami. Contoh kegiatan yang bukan belajar adalah mengalami
sesuatu yang menyedihkan dapat menimbulkan apatis dan kesedihan.[6] Jadi, ketika
kita belajar sesuatu itu merupakan pengalaman yang sedang kita dapat dapatkan.
Namun ketika kita mengalami sesuatu, belum tentu itu merupakan sebuah proses
belajar . Di sini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar tentu akan ada
sebuah pengalaman . Yang pengalaman-pengalaman itu apabila dimanfaatkan dengan
baik akan memberikan efek positif pada proses belajar.
Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S-R Bond (Barlow, 1985),
dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase.
a. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh
itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah,
memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam
tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah, atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada
gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
Bagi siswa pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan
bimbingan guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang
tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seorang siswa
menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak ada
penjelasan rinci mengenai cara evaluasi ini, tetapi agaknya analog dengan peristiwa
retrieval untuk merespons lingkungan yang sedang dihadapi.
Menurut Arno F. Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of learning, setiap proses
belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: 1) acquisition (tahap
perolehan/penerimaan informasi); 2) storage (tahap penyimpanan informasi); 3) retrieval
(tahap mendapatkan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai
menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga
menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pila asimilasi antara
pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition
dalam belajar merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan
mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang
siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku
baru yang ia proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu
melibatkan fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang
siwa akan mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia
menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah
upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa
yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman, dan perilaku
tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.
E. Teori – teori Tentang Belajar
1. Connectionism (Koneksinisme)
Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan
eksperimen yang dilakukan tahun 1980-an . Melalui eksperimen ini dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon . Di sini
ditemukan pula adanya 3 hukum yang berlaku dalam proses belajar yaitu law of
effect , law of readiness dan law of exercise .[10]
2. Classical Conditioning (Pembiasaan klasik)
Teori ini berkembang berdasarkan hasil ekspesimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov
(1849-1936) seorang ilmuwan besar Rusia yang mendapatkan Nobel tahun 1909.
Pada dasarnya teori ini merupakan sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan
cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflek. Hasil dari percobaan ini dapat
diambil 2 kesimpulan hukum yaitu law of respondent conditioning dan law of
respondent extinction .[11]
3. Operant Conditioning (Pembiasaan Perilaku Respon)
Teori ini diciptakan oleh Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904) seorang
penganut behaviorisme yang dianggap kontroversi. Respon dalam Operant
Conditioning ini terjadi tanpa didahului stimulus melainkan ditimbulkan oleh efek
reinforcer , merupakan stimulus namun kehadirannya tidak disengaja .Di sini
menghasilkan 2 hukum yaitu law of operant conditioning dan law of operant
extinction .[12]
4. Contigous Conditioning ( Pembiasaan Asosiasi Dekat )
Teori ini mengasumsikan terjadinya peristiwa belajar berdasarkan kedekatan
hubungan antara stimulus dan respons yang relevan . Hanya terdapat satu prinsip di
dalamnya yaitu kontiguitas yang berarti kedekatan antara stimulus dan respons .
Dalam teori ini menjelaskan bahwa peristiwa belajar hanya terjadi sekali bahkan bisa
tidak sama sekali dalam seumur hidup . Jadi dalam teori ini semua bersifat mekanis
dan otomatis .[13]
5. Cognitive Theory (Teori Kognitif )
Teori ini adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang memberi kontribusi sangat
berarti dalam perkembangan psikologi belajar . Di sini belajar pada asasnya adalah
peristiwa mental bukan bersifat jasmaniah meskipun behavioral tampak lebih nyata
dalam hamir setiap peristiwa belajar siswa . Menurut teori ini perilaku belajar bukan
sekedar peristiwa ikatan antara stimulus dan respons melainkan lebih banyak
melibatkan proses kognitif .[14]
6. Social Learning Theory (Teori Belajar Sosial)
Tokoh utama teori ini adalah Albert Bandura , menurutnya tingkah laku manusia
bukan sekedar reflek otomatis antara stimulus melainkan akibat reaksi yang timbul
dari hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri .
Dalam teori ini menekankan pada belajar sosial dan moral . Pendekatannya pada
pembiasaan merespon atau conditioning dan peniruan atau imitation . Conditioning
mengenal adanya dua hal yaitu reward dan punishment , serta dalam imitation
diharapkan guu dan orang tua memainkan peran menjadi contoh perilaku sosial dan
moral .[15]
Menurut Crow and Crow untuk mendapat hasil belajar yang efisien dibutuhkan hal –
hal sebagai berikut :[17]
a. Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti.
b. Usahakan adanya tempat belajar yang memadai.
c. Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental.
d. Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar.
e. Selingilah belajar dengan waktu – waktu istirahat yang teratur.
f. Carilah kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraph.
g. Gunakan metode pengulangan dalam hati.
h. Lakukan metode keseluruhan bila mungkin yaitu membaca buku yang
berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.
i. Usahakan membaca cepat dan cermat.
j. Buat catatan dan rangkuman yang tersusun rapi.
k. Adakan penilaian kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut.
l. Susun dan buat pertanyaan yang tepat llu coba cari jawabannya.
m. Pusatkan perhatian dengan sungguh – sungguh waktu belajar.
n. Pelajari dengan teliti tabel – tabel , grafik – grafik dan bahan ilustrasi lainnya.
o. Biasakan buat rangkuman dan kesimpulan.
p. Buat kepastian untuk melengkapi tugas – tugas belajar itu.
q. Pelajari baik – baik pernyataan yang dibuat oleh pengarang suatu buku sumber.
r. Teliti pendapat beberapa pengarang jika diperlukan.
s. Belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik – baiknya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan sebuah proses yang mampu merubah tingkah laku
seseorang yang memerlukan sebuah proses secara terus menerus. Dalam hal ini
banyak sekali factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar sehingga diperlukan
banyak latihan dan konsentrasi. Kita juga perlu mengetahui berbagai teori-teori
tentang belajar sehingga menambah wawasan kita bagaimana cara belajar yang
mampu membantu kita mendapatkan hasil yang maksimal. Yang sangat diharapkan
setelah kita belajar tidaklah hanya menguasai teorinya saja, tetapi bisa kita
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membuat kehidupan kita lebih
baik.
B. Saran
Belajar merupakan suatu kunci yang paling vital dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Belajar juga merupakan proses bagi manusia untuk menguasai berbagai
kompetensi, keterampilan dan sikap. karena itu, belajar sangat penting bagi
kehidupan manusia. Salah satunya yaitu dengan manusia dapat mengelola informasi
dengan cara berpikir, juga sangat erat kaitannya dengan proses belajar. Terjadinya
proses belajar dilandasi dengan adanya teori belajar. Untuk itu kita perlu
memahami teori belajar yang tepat demi tercapainya suatu pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA