Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH CARA BELAJAR YANG BAIK

Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah :

Pengantar Pendidikan

Disusun oleh :

Elis Nurul Fatonah

(1 B) Pendidikan Bahasa Inggris

NIM 13221020

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut

2014-2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan segala nikmatnya kepada
hamba-hambanya dan oleh karena itu makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baik walaupun dalam penulisan ini masih begitu banyak kekurangan.
Saya ucapakan rasa terima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu
memberi semangat dalam menuntut ilmu sehingga memberikan semangat
motivasi dalam menuntut ilmu.

Saya sebagai penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh sekali
dari kesempurnaan, baik dari isi maupun penyajian.Untuk itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menuju
kesempurnaan dalam penulisan makalah ini.Semoga hadirnya makalah yang
sederhana ini memberi manfaat untuk pembaca dan terutam untuk penulis.

Garut, 8 Januari 2014

Elis Nurul Fatonah

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1-2
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3-31


A. Pengertian Belajar
B. Masalah-masalah mengenai cara belajar
C. Faktor- faktor kesulitan belajar
D. Cara-cara belajar yang baik
E. Pedoman umum untuk belajar
F. Evaluasi Belajar dan Pembelajaran

BAB III PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32


Kesimpulan
Daftar pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru,


dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa. Untuk dapat membelajarkan siswa, salah satu cara
yang dapat ditempuh oleh guru ialah dengan menerapkan pendekatan
perlahan, cara belajar yang baik.

Dapatkah Anda membayangkan, apa yang terjadi jika tak tercipta suasana
menyenangkan dalam proses belajar mengajar? Ya, siswa akan bosan dan
tujuan dari penanaman ilmu oleh pengajar tak akan tercapai. Bagaimana
menciptakan suasana belajar yang baik? Dalam makalah ini, penulis akan
mencoba membahas beberapa tips sebagai panduan untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan demi terciptanya keberhasilan proses
belajar-mengajar dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?
2. Apasajakah masalah-masalah yang dialami para mahasiswa mengenai cara belajar ?
3. Apasajakah factor-faktor kesulitan dalam belajar ?
4. Bagaimanakah cara-cara belajar yang baik ?
5. Apa saja pedoman umum untuk belajar ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar kita mengetahui pengertian belajar, alat perlengkapan belajar serta persiapan-
persiapan dalam belajar.
2. Agar kita mengetahui masalah-masalah yang dialami Mahasiswa.
3. Agar kita mengetahui factor-faktor kesulitan dalam belajar.
4. Agar kita mengetahui cara-cara belajar yang baik.
5. Agar kita mengetahui pedoman umum untuk belajar.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BELAJAR

Suatu pendapat mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan fisik atau badaniyah. hasil yang
dicapai adalah serupa perubahan-perubahan dalam fisik itu, misalnya : dapat berlari,
mengendarai mobil dan sebagainya.
Sebaliknya pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan rohaniah. Hasil
belajar yang dicapai adalah perubahan-perubahan dalam jiwa seperti memperoleh
pengertian tentang bahasa dan sebagainya.
Ahli Pendidikan modern merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : Belajar adalah
suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Dari definisi diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa Belajar adalah proses perubahan
di dalam diri manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia,
maka tidaklah dapat dikatakan bahwa padanya telah berlangsung proses belajar.
Tentu saja kita menginginkan agar perubahan yang terjadi dalam diri kita adalah
perubahan yang berebcana dan bertujuan. Kita belajar dengan suatu tujuan yang lebih dulu
kita tetapkan.
Beberapa Prinsip Belajar adalah sebagai berikut :
1. Belajar harus bertujuan dan terarah
2. Belajar memerlukan bimbingan
3. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh
pengertian-pengertian.
4. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat
dikuasai.
5. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara
murid dengan lingkungannya.
6. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan
7. Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan kedalam bidang praktek
sehari-hari.
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan
belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di
laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang
kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi
penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
3

Definisi Belajar Menurut Para Ahli


Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan,
daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi belajar menurut beberapa ahli:
# Gagne (The Conditions of Learning 1977)
Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman
atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang
bersifat naluriah.
# Arno F. Wittig ( Psychology of Learning 1981 )
Perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu
organisme sebagai hasil belajar.
# James Patrick Chaplin ( Dictionary of Psychology 1985 )
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama Belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
Rumusan kedua Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya
latihan khusus.
# Hintzman, Douglas L ( The Psychology of Learning and Memory 1987 )
Suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

B. MASALAH-MASALAH MENGENAI CARA BELAJAR

Pada umumnya para mahasiswa atau pelajar banyak mengalami masalah cara belajar,
disamping masalah-masalah lain yang menyangkut keadaan jasmani, keadaan keuangan
dan sebagainya,
Menurut penelitan C.C. Wrenn dan Reginald Bell mengenai masalah-masalah pokok
mahasiswa di Perguruan tinggi di Amerika, ternyata ada tiga hal yang sering terdapat pada
mahasiswa yaitu :
1) Kesukaran dalam mengatur pemakaian waktu belajar
2) Ketidaktahuan mengenai ukuran-ukuran baku yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan
tugas-tugas.
3) Kebiasaan membaca yang lambat.
Dari jumlah mahasiswa yang diselidiki itu ternyata ada 58% termasuk golongan 1,
selanjutnya 32% termasuk golongan 2, sedangkan 30% dari jumlah mahasiswa termasuk
golongan 3.
4

Suatu penyelidikan lain yang dilakukan oleh R.L. Mooney dan Mary Alice Price mengenai 11
macam masalah mahasiswa, ternyata ada 2 kesukaran yang paling banyak dialami
mahasiswa, yaitu :
1) Tidak tahu bagaimana cara belajar efektif (Don’t know how to study effective)
2) Tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik (Umable to concentrate well)
Masih banyak penelitian-penelitian lainnya di Amerika serikat yang secara jelas
mencantumkan metode-metode belajar sebagai salah satu masalah-masalah yang dihadapi
oleh para mahasiswa.

C. FAKTOR- FAKTOR KESULITAN BELAJAR

Ada dua faktor yang menyebabkan kesulitan dalam belajar yaitu :


1. Factor Indogen
a. Factor Biologis
Factor biologis ialah factor yang berhubungan dengan jasmani mahasiswa. Factor ini
misalnya Kesehatan, cacat badan.
b. Factor yang psychologis
Factor psychologis adalah factor yang berhubungan dengan rohaniah. Termasuk dalam
factor ini adalah : Intelligensi (kecerdasan), perhatian, Minat, bakat dan emosi.
2. Factor Exogen
Selain factor endogen, ada pula factor yang dating dari luar (exogen) yang macamnya lebih
banyak. Factor itu meliputi factor keluarga, kampus dan masyarakat.
a. Lingkungan Keluarga
Factor ini meliputi factor orang tua (memdidik), suasana rumah (gaduh atau tudak gaduh),
dan factor ekonomi keluarga

b. Lingkungan Kampus
Lingkungan kampus kadang-kadang juga menjadi factor hambatan bagi mahasiswa.
Misalnya : cara penyajian pelajaran yang kurang baik, hubungan dosen dengan mahasiswa
yang urang baik, hubungan antara mahasiswa dengan mahasiswa kurang menyenagkan,
alat-alat belajar dikampus yang tidak seba lengkap dan jam-jam kuliah yang kurang baik.

c. Lingkungan Masyarakat
Termasuk lingkungan masyarakat yang dapat menghambat kemajuan belajar anak ialah :
Mass Media (boiskop-bioskop, televise, dll), teman bergaul yang memberikan pengaruh
tidak baik, adanya kegiatan-kegianat dalam masyarakat, dan corak kehidupan tetangga.
5
Adapun faktor kesulitan dalam proses belajar yang lainnya adalah ketenangan,
kesabaran, kasih sayamg, dan kebetahan siswa dalam kelas. Selama ini sering kita jumpai di
kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, saat guru menerangkan beberapa murid
asyik bercerita dengan temanya, berjalan-jalan, atau bermain sendiri.
Tentu saja hal seperti diatas bisa membuat guru merasa tersinggung dan tidak
dihormati. Tetapi mungkin juga guru merasa cuek,terserah yang penting sudah
melaksanakan kewajibannya. Pengalaman seperti itu merupakan hal menarik untuk
disimak. Sebagai guru kreatif, inovatif dan profesionaltentu kita tidak ingin mengalami hal-
hal seperti itu. Sebaiknya kita belajar dan terus belajar supaya peristiwa tersebut tidak
menimpa kita sebagai guru.
Pembelajaran yang menonton termasuk salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya
permasalahan dikelas adalah guru yang selalu menonton dalam mengajar. Mereka hanya
menyampaikan pengetahuan secara sepihak tanpa berusaha melibatkan mental psikologi
anak.
Dalam Kegiatan Belajar mengajar (KBM). Guru hanya memposisikan anak secara
pasif. Siswa hanya dipersiapkan menerima ilmu pengetahuan dari guru yang menggunakan
metode ceramah dengan program 30 CH (duduk,dengar,diam,catat, dan hafal). Seperti kita
ketahui siswa adalah makhluk unik, sehingga pendidik harus memiliki pemahaman
terhadap kebutuhan peserta didiknya. Sebagai guru profesional sudah selayaknya
berusaha meningkatkan penguasaan materi pembelajaran dengan beberapa pendekatan
yang bisa memberikan hasil belajar yang optimal.
Siswa usia SD berada pada fase paling kreatif dalam hidup manusia karena mereka
dalam usi bermain. Kenyataanya sejak pagi hingga siang, mereka harus belajar di kelas
dengan kondisi tersiksa, mereka tidak boleh bicara, tapi harus duduk rapi, tangan di meja
melihat bapak ibu guru menyampaikan materi. Oleh karena itu, seorang guru yang
profesional harus bisa mencari dan menggunakan metode yang sesuai, sehingga suasana
belajar di kelas tanpa tekanan,paksaan.

6
D. CARA-CARA BELAJAR YANG BAIK

Sebelum mulai belajar seorang mahasiswa perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Ada
lima syarat yang perlu dipenuhi dalam persiapan ini, yaitu :
1. Kondisi Jasmani
Kesehatan jasmani mutlak diperlukan dalam studi. Karena itu pelajar hendaklah berusaha
menekan gangguan kesehatan semaksimal mingkin. Kalau memeng harus belajar dalam
keadan jasmani kurang sehat seperti sedang influenza, pusing, badan kurang enak dan
sebagainya, maka ia harus minum obat lebih dahulu sebelum mulai belajar. Kesehatan
adalah mahkota yang sangat mahal harganya. Makan, istirahat, tidur, olahraga, rekreasi dan
lain-lain harus diatur sebaik mungkin sehingga badan selalu tetap segar, bersemangat,
bergairah dan senantiasa siap untuk belajar dan bekerja.

2. Kondisi Rohani
Selain kesehatan jasmani yang baik, mahasiswa harus memiliki ketenangan jiwa dan
fikiran. Rasa benci, dendam, takut, kahwatir, cemas, irihati dan sejenisnya harus di buang
jauh-jauh. Disampin sifat-sifat tersebut tidak baik juga dapat mengurangi ketenangan jiwa.
Ia dituntut dapat menciptakan pergaulan yang baik, pergaulan yang menyenangkan dan
menggembirakan ia harus pandai-pandai memilih sahabat yang baik, tahu perasaan orang
lain dan mau diajak musyawarah, belajar dan bekerja bersama.
3. Tempat
Untuk belajar hendaklah mahasiswa memilih tempat yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan. Tempat itu harus bersih, udara yang selalu berganti, sinar matahari bias masuk
terutama di pagi hari, ada penerangan yang cukup, tidak terlalu lemah dan menyilaukan
dan diusahakan sinar dating dari arah belakang atau samping sebelah kiri. Tempat harus
teratur rapi, jauh dari segala gangguan dan lain-lain. Pendek kata kalau anda atau ada
orang lain masuk ke tempat belajar itu merasa tergugah hatinya untuk belajar.

4. Suasana
Suasana belajar erat sekali dengan tempat belajar. Kalau tempat baik maka suasana pun
menjadi baik. Suasana belajar dapat diciptakan dan diperbaiki. Seorang mahasiswa dapat
menciptakan suasana yang lebih baik daripada sebelumnya apabila mau bertindak.

5. Waktu
Kapankah seorang mahasiswa harus belajar, pagi, sore siang atau malam ? sebenarnya dia
sendirilah yang tahu jawabanya yang pasti. Hanya saja dianjurkan dan sebaiknya ia belajar
sewaktu kondisi dan suasana memungkinkan. Tentunya ia harus belajar diwaktu-waktu
memiliki kesegaran dan kejernihan otak/pikiran serta dapat berkonsentrasi penuh.

6. Alat-alat
Berikut ini alat-alat yang seharusnya dimiliki oleh setiap mahasiswa, sedang alat-alat lain
yang berupa alat-alat tambahan tergantung pada keperluan masing-masing. Alat-alat itu
antara lain :

7
a. Buku-buku : buku pelajaran, buku catatan, kasykul dan lain-lain. Map atau tas untuk
membawa buku.
b. Alat-alat tulis

Adapun persiapan lainnya sebelum kita belajar, yaitu:


1. Berdoalah sebelum belajar.
2. Murnikan niat jadikan menuntut ilmu sebagai ibadah.
3. Hilangkanlah kata “akan” dari hidup anda, dan jangan menunda-nunda.
4. Waspadalah dengan sugesti-sugesti yang negative, seperti, “aku gagal”, atau, “pelajaran
yang sulit”.
5. Harus yakin diri sendiri, kalo kita bisa.
6. Percayalah tentang pentingnya ilmu dan mempelajarinya.
7. Waspadalah dengan teman yang kurang baik dan membuang-buang waktu.
8. Aturlah buku tulis dan belajar anda.
9. Kerjakan pekerjaan rumah dan ulangilah setiap hari.
10. Makanlah makanan yang sehat, dan jauhi makanan instant.
11. Jangan pernah belajar di saat merasa lelah.
12. Ikuti program pembelajaran disekolah dengan baik.
13. Buat jadwal belajar mulai sekarang, dan fokuslah pada satu hal.
14. Belajar kelompok, bahas soal saling bantu.
15. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
16. Atur suhu udara senyaman mungkin.
17. Pasang tulisan di depan pintu kamar “jangan diganggu! Lagi belajar nih!!”
18. Silent HP agar konsentrasi belajar tidak terganggu.
19. Dengarkan musik-musik yang enak didengar, kalau bisa musik instrumental, supaya
kita tidak ikut bernyanyi. Dan jangan musik rock.
20. Kalau bisa, jangan belajar sambil tiduran diatas kasur, tujuannya agar tidak gampang
ngantuk karena bersandar pada bantal.
21. Sediakan cemilan ringan jika mulai bosan.
22. Jangan ragu bertanya pada teman, guru, atau siapa saja yang lebih mengerti tentang
materi yang anda pelajari.

8
Adapun cara belajar lainnya diantaranya :
A. Menciptakan Suasana Belajar di Kelas yang Menyenangkan
Salah satu hal yang harus dikedepankan dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk
membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa
canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya,
pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan
siswa. Beberapa tips yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan:
1. Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik
Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru
maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai
pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang
akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya,
akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam
mendengarkan.
2. Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa Anda.
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan
memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa
karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga
enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar,
membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa
merasa sedang ingin didengarkan.

9
3. Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik
Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak
pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4. Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau
pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat
anak didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu
dijawab oleh siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk
berbicara.
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah
berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga,
ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak
merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau
"tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki.Gunanya adalah untuk
mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda
menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka
ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri.
Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang
menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah
memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato
dalam kelas.

10
Selain itu, keakraban antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar
bagi siswa. Jika hal ini terjalin suasana belajar akan lebih santai dan siswa akan lebih
mudah menangkap pelajaran. Siswa tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak
mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara
bertanya. Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta
didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun
antara peserta didik dengan peserta didik yang lain. Khusus dalam melakukan
pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berfikir
peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik.
Penguasaan terhadap semua ketrampilan mengajar di atas harus utuh dan terintegrasi,
sehingga diperlukan latihan yang sistematis, misalnya melalui pembelajaran mikro.
Seluruh sekolah yang bertaraf nasional dan internasional, jumlah siswa dibatasi dalam
setiap kelas maksimal 32 siswa. Hal ini ditetapkan agar guru bisa lebih mudah memberikan
pelajaran dengan baik dan siswa juga akan mudah menangkap yang nantinya akan
mendapatkan hasil yang baik pula. Selain itu juga bagian sarana dan prasarana disekolah
akan lebih mudah menyediakan alat praktikum sesuai dengan jumlah siswa seperti
komputer, alat praktik IPA, peralatan olahraga, labor bahasa dan lain-lain. Dan juga guru
menyampaikan materi pembelajaran dikelas dengan menggunakan alat multimedia. Bagi
guru yang kreatif mereka membuat animasi karikatur dalam pembelajaran sehingga siswa
tidak merasa jenuh.Bagian kurikulum juga harus memikirkan bagaimana agar siswa juga
dapat menerima pembelajaran dengan baik dengan cara menyusun jadwal pelajaran
dengan rapi. Dalam satu hari siswa jangan diberikan pelajaran yang berumus, harus
diselingi dengan mata pelajaran yang lainnya.

11
Mengajar Menggunakan Bahasa Cinta
Untuk membuat suasana belajar dikelas menyenangkan dan menarik minat siswa
untuk belajr lebih giat, maka guru harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis
dengan siswa. Karena siswa itu sendiri sebagai manusia yang memiliki rasa cinta jangan
sampai membuat julukan negatif pada seorang guru gara-gara selalu marah dan berteriak
Bahasa cinta merupakan salah satu kunci sukses bagi semua guru untuk
membangun sebuah hubungan yang indah dengan siswaagar tercipta suasana
menyenangkan. Seorang guru dapat membangun hubungan yang indah dengan siswa jika
mau berbuat.
1. Mengakui kesalahan yang pernah dilakukan
Guru adalah sosok yang di kagumi, dihormati, sehingga akan menjadi sangat
memalukan baginya untuk mengakui kesalahan yang mungkin telah di perbuat kepada
para siswanya. Kewibawaan seorang guru akan terlihat dari apa yang telah ia lakukan.
Sikap mengakui kesalahan dan mau minta maaf menunjukkan kebersihan hati seseorang .
2. Pujian untuk meningkatkan motivasi belajar
Jangan pelit memberi pujian kepada siswa atas keberhasilan yang di capai. Setiap
usaha yang telah dia lakukan dalam pembelajaran tenyata mampu meningkatkan motivasi
belajar dengan memberi pujian berarti seorang guru sedang menumbuhkan kepercayaan
diri pada siswanya.
3. Memberi kesempatan berfikir kreatif
Menanyakan dan memberikan pilihan kepada siswa dalam proses pembelajaran
akan membuat siswa berlatih mengambil keputusam sendiri tanpa ada paksaan. Siswa
akan terdidik untuk berpikir kreatif dalam mencari pemecahan suatu masalah.
4. Mau menghargai orang lain
Kata terimah kasih merupakan ungkapan yang bermakna luas, ketika seorang siswa
mampu mengatakan terimah kasih baik kepada teman atau gurunya berarti dia memiliki
kepekaan bahwa apa apa yang telah berhasil ia dapatkan bukan semata-mata kehebatanya
sendiri melainkan ada orang lain yang turut membantu. Dari sinilah siswa dapat belajar
untuk menyadari bahwa bekerja sama merupakan hal yang sangat baik untuk di lakukan.

12
Dengan bahasa cinta, hubungan yang kaku antara guru dan murid sudah saatnya di
ubah menjadi hubungan yang harmonis penuh kasih sayang. Dengan demikian akan
mencetak calon-calon generasi yang unggul di masa mendatang.

B. Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik


Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip
belajar orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui penjelajahan
(eksplorasi) dan suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya kreatif mendesain
lingkungan belajar agar tercipta suasana yang menyenangkan atau dalam istilah Gordon
Dryden disebut orkestrasi lingkungan belajar. Lalu apa yang perlu disiapkan?
Pertama, desainlah ruang kelas yang dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria.
Misalnya menambah gambar-gambar di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga,
ruangan yang bersih, aneka hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan
pencahayaan ruangan yang memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi
dari proses belajar banyak berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap
materi pelajaran tanpa memikirkannya secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar
harus dirangsang sedemikian rupa agar responsif.
Kedua, Bila perlu ciptakan suasana kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan
hiasan-hiasan dinding.
Ketiga, siapkan musik pengiring ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan
tugas-tugas yang sebelumnya telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik
klasik yang direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh atmosfer kelas harus benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan,
apalagi ancaman.
Stocwell (seorang pelatih pendidikan terkemuka di Eropa) menjelaskan bahwa poster
berwarna di dinding yang didesain dengan baik sangatlah penting karena merangsang
periferal otak. Kehadirannya yang konstan di ruang kelas menyampaikan isinya di memori
otak walaupun tidak disadari oleh anak. Stocwell juga menjelaskan tentang psikologi
warna.

13
Merah adalah warna peringatan, biru melambangkan kesejukan, kuning warna
kecerdasan, hijau dan coklat mempunyai efek menentramkan, hangat dan ramah. Poster
yang baik dapat membuat kesan di memori jangka panjang, menciptakan gambaran
memori yang dapat dipanggil kembali jika dibutuhkan, walaupun tidak pernah dipelajari
secara sadar.

C. Langkah Inovatif untuk Menggairahkan Nafsu Belajar Siswa


Sering kita temukan di lapangan bahwa kondisi persekolahan kita, khususnya Sekolah
Dasar, dikelola apa adanya dan ala kadarnya. Terutama hal yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan sekolah dan keadaan ruangan kelas. Seperti
terlihat pada kondisi ruang kelas yang ditata monoton dan konvensional, dengan tampilan
apa adanya seperti tampak pada pengecatan dinding sekolah atau pun ruangan kelas yang
kebanyakan dicat dengan warna putih polos, kuning polos, dan warna–warna lain yang
serba polos. Ini sudah lumayan bagus, artinya kondisi kelas yang demikian sudah terlihat
bersih.
Gambar–gambar yang dapat menciptakan nuansa keindahan dan nuansa lain dari suatu
kegiatan dan kebiasaan yang bersifat konvensional jarang kita temukan. Memang kita
sadari bahwa eksistensi persekolahan di negara kita tercinta ini cukup bervariasi, mulai
dari yang tidak layak pakai mungkin karena dinding mau roboh, genteng yang mau
berjatuhan, plafon banyak yang jebol, dan siap untuk berjatuhan dan berbagai kondisi lain
yang sangat memprihatinkan. Kita berharap kondisi yang sedemikian parah semacam ini
segera dibenahi dan ditangani. Karena bagaimana bisa kita menciptakan suatu lingkungan
yang indah kalau kondisinya saja sangat memprihatinkan.
Namun tidak berarti bahwa komunitas yang ada pada sekolah yang ada pada kondisi
yang demikian menjadikan guru dan warga sekolahnya menjadi kehilangan kreatifitas
untuk menciptakan hal–hal yang inovatif demi terciptanya lingkungan belajar yang indah,
asri dan elok dipandang mata sehingga pada akhirnya tercipta suasana yang
menyenangkan.

14
Bab ini mengacu pada adanya suatu inovasi, yaitu bagaimana mengoptimalkan kondisi
kelas (classical conditioning) dan penciptaan lingkungan sekolah agar dapat dipakai dan
dimanfaatkan, dan dioptimalkan sehingga merupakan bagian yang tidak terpisahkan atau
merupakan bagian yang integral dengan kegiatan pembelajaran. Artinya ruangan kelas
jangan hanya menjadi dinding pembatas yang membatasi siswa di ruang kelas pada satu
sisi, dengan lingkungan di luar kelas pada sisi lain. Demikian pula dengan lingkungan
sekitar sekolah, terutama dinding–dinding sekolah jangan hanya menjadi benda mati yang
menjadi dinding pemisah antara lokal yang satu dengan lokal yang lain, atau menjadi
pembatas antara lingkungan sekolah sendiri dengan lingkungan luar sekolah.
Langkah inovatif yang dapat dilakukan adalah bagaimana eksistensi dinding–dinding
kelas yang pada dasarnya benda mati tersebut menjadi bermakna dan berbicara terhadap
siswa pada khususnya dan bagi seluruh warga sekolah pada umumnya. Yang menjadi
pertanyaan adalah bagaimana menciptakan dinding–dinding sekolah dan ruang–ruang kelas
yang mati ini menjadi lebih hidup, menjadi bermakna, dan pada akhirnya dapat
menggairahkan nafsu belajar siswa?
Jawaban dari pertanyaan di atas tidak lain adalah diperlukan suatu langkah kreatifitas
dari seorang guru, dan hal ini tentunya merupakan suatu langkah inovatif yang pada
kenyataannya akan berbeda dengan kondisi realita dan mayoritas yang ada di lapangan
saat ini. Pada kebanyakan orang dan pada kebanyakan guru bisa saja hal ini dianggap
kegiatan yang mengada–ada. Namun justru di sinilah letak nilai inovatif itu sendiri muncul,
sebab kegiatan yang bersiafat inovatif akan dirasakan hal yang asing oleh orang lain, sebab
hal semacam itu sebelumnya jarang atau bahkan mungkin belum ada.
Pertanyaan yang mungkin timbul yaitu bagaimana, dan kreatifitas semacam apa yang
dapat membedakan kondisi ruang kelas dan kondisi lingkungan sekolah konvensional
dengan kondisi ruang kelas dan lingungan sekolah yang disentuh dengan nuansa kreatifitas
sehingga memiliki nuansa estetis dan bermakna bagi siswa? Kegiatan ini merupakan suatu
keniscayaan untuk dilakukan oleh guru di lapangan, yaitu dengan memberikan sentuhan–
sentuhan seni pada dinding–dinding ruang kelas, gedung, dan pagar sekolah. Sentuhan seni
itu berupa penuangan warna-warna ceria, serasi dan kolaborasi beberapa warna pada
dinding kelas atau pun dinding sekolah.
15
Tidak hanya sampai di sini di samping pemaduan beberapa warna ceria yang relevan
dengan dunia anak, kita juga harus mengisi ruang–ruang yang kosong dari dinding
tersebut, dengan lukisan yang sengaja dibuat oleh guru, bersifat monumental dan bernilai
estetis. Di samping itu dapat dipadukan gambar-gambar yang bervariasi dan relevan
dengan pembelajaran. Relevan dengan pembelajaran maksudnya gambar yang dituangkan
merupakan upaya untuk mendekatkan anak dengan materi pelajaran yang dipelajari pada
kelas tertentu, misalnya pada pelajaran IPA, ada meteri-materi tertentu yang bisa berupa
sajian gambar yang menarik siswa bila dituankan pada dinding sekolah, seperti : gambar
gerhana, solar sistem, simbiosis, pertumbuhan tumbuhan, cara–cara perkembangbiakan,
dan lain–lain.
Demikian juga seperti materi pelajaran IPS seperti gambar tipe –tipe hewan: Asiatis ,
Peralihan, Australis, dan gambar bendera dan lambang ASEAN, merupakan gambar yang
sangat menarik bagi siswa. Apabila materi semacam ini disajikan berupa lukisan atau
gambar yang menarik pada dinding sekolah, materi tersebut pada akhirnya bukan
merupakan hal yang asing bagi siswa. Sebab setiap hari dan setiap saat siswa dapat
mengamati dan melihatnya. Hal itu dimaksudkan supaya dinding sekolah dan ruang kelas
menjadi suatu yang integral dengan kegiatan pembelajaran bernuansa estetis dan
menyenangkan. Lukisan yang tertuang harus menciptakan nuansa dan nilai keindahan
artinya bila kita memandang lukisan itu dapat tercipta suasana batin yang damai,
menyejukkan kalbu. Kondisi semacam ini akan memiliki dampak psikologis yang sangat
dalam bagi penikmat lukisan tersebut khususnya siswa, yaitu dapat memberikan nuansa
rekreatif yang dapat menciptakan suasana relaksasi bagi otot–otot syaraf yang tegang
stress dan semacamnya. Hanya saja hal yang harus diperhatikan yaitu tata letak dan
penempatan dari lukisan itu sendiri. Lukisan hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga
eksistensinya tidak memecahkan konsentrasi siswa pada saat menerima pembelajaran.
Hal semacam ini memang berbeda dan dapat menghapus cara–cara lama dalam
memanfaatkan ruangan kelas pada khususnya dan lingkungan sekitar agar lebih bermakna
dan menyenangkan bagi siswa untuk tetap berada di dalamnya.

16
Sehingga dengan kondisi kelas yang semacam ini siswa dan guru atau siapa saja yang
masuk ke kelas ini beranggapan dan merasa bahwa kelasku adalah istanaku, atau dia
beranggapan bahwa sekolahku adalah sorgaku.
Penciptaan ruang kelas dan lingkungan sekolah yang sedemikian rupa memang
memerlukan kerja ekstra, sebab tidak semua guru dapat melukis. Apabila hal itu terjadi
tentu perlu mengundang orang yang pandai melukis. Upaya–upaya seperti yang telah
dipaparkan oleh penulis tidak lain adalah suatu kiat agar siswa tidak bosan di sekolah,
siswa lebih bergairah dalam pembelajaran yang pada akhirnya tentunya tercapainya
prestasi siswa yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

D. Syarat-syarat Menciptakan Suasana Belajar yang Baik


Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila mana kita ingin menciptakan suasana
belajar yang baik. Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah suasana dimana
proses belajar dapat berjalan sebaik mungkin. Syarat - syarat itu adalah seperti berikut :

 Murid harus mengalami kemajuan


 Murid harus menghargai pelajaran yang disajikan
 pengajar harus memperoleh kepuasan karenanya

Bila ketiga hal tersebut diatas sudah dapat terpenuhi maka satu syarat terpenting untuk
proses belajar dapat dipenuhi juga. Dengan suasana yang baik pengajar akan merasa
senang dan akan berusaha menyajikan pelajaran sebaik - baiknya. Di lain pihak murid pun
akan merasa puas dan mempunyai motivasi untuk menghayati serta memikirkan secara
kritis hal yang diuraikan oleh pengajar.tetapi kalo suasana belajar tidak baik, maka proses
belajar mengajar pun tidak akan memperoleh hasil yang terbaik. Jangan pernah percaya
bahwa mengajar itu adalah seni yang tidak dapat dipelajari. Siapa saja yang berminat akan
dapat untuk mempelajarinya. Keterampilan - keterampilan tersebut dapat disamakan
dengan keterampilan mengetik, menulis atau mengendarai mobil.Tujuan terpenting dari
kegiatan mengajar adalah penyampaian ilmu.

17
E. Belajar Menyenangkan di Luar Kelas
Salah satu kendala dalam pembelajaran adalah rasa bosan.Entah itu terjadi pada siswa
atau guru. Ketika rasa bosan sudah mempengaruhi proses belajar mengajar, ada beberapa
hal yang dilakukan siswa. Misalnya :

 Ngobrol dengan teman sebangku via memo. Seolah-olah siswa tersebut mencatat
hal penting yang disampaikan guru. Pada kenyataannya mereka sedang asik
berbincang tentang hal yang lebih menarik (musik, film, gossip, bahkan tak jarang
membicarakan guru yang sedang mengajar).
 Menggambar. Hal kedua yang sering dilakukan siswa ketika bosan dengan suasana
belajar yang itu-itu saja.
 SMSan, FB-an, dll.

Tentunya sangat tidak menyenangkan jika seorang guru mengetahui anak didiknya
berperilaku seperti itu.Dalam hati sudah merasa bahwa upaya menyampaikan pelajaran
sudah maksimal.Namun kenyataannya masih ada pula siswa yang merasa bosan.Dalam hal
ini jangan menyalahkan siswa saja. Guru pun harus intropeksi diri, sudah tepatkah cara
saya dalam menyampaikan pelajaran. Toleransi akan kondisi siswa sangat dibutuhkan
ketika rasa bosan sudah melanda.
Salah satu cara mengatasi hal ini adalah belajar di luar kelas. Semua cara harus tepat
guna. Usahakan ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas, materi yang akan
disampaikan bukanlah materi yang membutuhkan konsentrasi penuh. Contohnya dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.Materi pembuatan dan pembacaan puisi sangat bagus
diajarkan di luar kelas.Menciptakan suasana belajar di luar kelas tidak lah sulit.

 Pilih materi yang ringan, yang bisa diselingi dengan permainan dan candaan.
 Pilih waktu dan suasana yang mendukung. Misalnya pada jam terakhir dan langit
sedang tidak mendung.
 Bagi siswa dalam kelompok=kelompok kecil supaya lebih terkondisikan.
 Mulai proses pembelajaran dengan berbagi ide dengan siswa.

18
Perlu diketahui tidak semua materi pelajaran dapat dibawa ke luar kelas. Jadi sesuaikan
dengan situasi dan kondisi. Baik itu kondisi cuaca, materi, siswa, dan guru.

F. Peran Guru dan Orang Tua dalam Menciptakan suasana Belajar yang Menyenangkan
Rasa senang dalam belajar adalah masalah suasana hati. Ini diperoleh melalui
perlakukan guru dan orang tua melalui dorongan dan motivasi mereka. Sebenarnya yang
diperlukan oleh siswa dalam belajar adalah rasa percaya diri. Maka tugas orang tua dan
guru tentu saja menumbuhkan rasa percaya diri mereka.. Dari pengalaman hidup, kita
sering menemukan begitu banyak anak yang ragu-ragu atas apa yang mereka pelajari,
sehingga mereka perlu didorong dan diberi semangat lewat kata – kata dan perlakuan.
Jika anak merasa kurang percaya diri, maka anak perlu dibantu. Coba menemukan hal
hal positif pada dirinya dan pujilah dia agar rasa percaya dirinya bisa datang. Komentar -
komentar positif dapat membangkitkan percaya diri mereka. Orang belajar memang
tergantung pada faktor fisik (suasana lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan
faktor sosiologi atau lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Rasa senang
dalam belajar dapat tercipta jika terjalin keakraban antara guru dan siswa. Keakraban
antara guru dan siswa sangat menentukan keberhasilan belajar bagi siswa. Jika hal ini
terjalin suasana belajar akan lebih santai, lebih bisa mengungkapkan idenya sehingga lebih
kreatif, anak akan lebih termotivasi ikut belajar sehingga siswa akan lebih mudah
menangkap pelajaran. Anak tidak akan merasa sungkan bertanya jika mereka tidak
mengerti karena salah satu jalan membuat siswa cepat mengerti adalah dengan cara
bertanya.
Menciptakan suasana akrab dengan siswa bukanlah hal yang sulit. Guru perlu
menciptakan suasana bahwa pada saat belajar, guru dan siswa sedang belajar. Bahwa pada
saat itu mereka juga didengar ide, pendapat dan kreatifitasnya, guru akan menjadi
pengarah dan fasilitator mereka dalam belajar. Dan guru perlu bersikap adil terhadap
siapapun, artinya siswa perlu diperhatikan sesuai porsinya. Misalnya anak yang pintar
perlu diarahkan untuk lebih memperhatikan temannya yang kurang pintar. Anak yang
nakal perlu diaktifkan untuk lebih berperan dalam proses belajar misalnya dengan
menunjuk anak tersebut untuk membantu menertibkan teman – temannya.
19
Guru menegur dan marah juga harus pada tempatnya dan ada alasannya. Dan salah satu
cara untuk menciptakan suasana akrab dengan anak adalah berusaha untuk mengenal
mereka satu persatu.
Senyum guru juga merupakan salah satu penyemangat belajar bagi siswa. Cukup
banyak ruang kelas proses belajar mengajarnya kurang dihiasi oleh senyum tulus guru.
Kecuali senyum jengkel yang akan membuat kelas dan sekolah kehilangan rasa senang. Apa
lagi kalau sekolah/ kelas juga selalu diguyur oleh tindakan menekan, tindakan
mengancam dan tindakan meremehkan pribadi siswa, dimana pada akhirnya siswa
menjadi malas, masa bodoh dan tidak punya kreativitas sama sekali. Guru yang cuma
mengejar target kurikulum, sekedar tugas mengajar, dan mengabaikan perasaan anak didik
akan membuat guru tersebut (juga mata pelajarannya) menjadi sangat tidak menarik,
kreatifitas anak didik akan tidak berkembang.
Lingkungan belajar melibatkan orang-orang, perilaku, gagasan, dan suasana hati. Untuk
memaksimalkan dorongan alamiah dalam diri anak, lingkungan belajarnya harus
memenuhi beberapa persyaratan. Anak membutuhkan lingkungan yang menanggapi
perilakunya. Lebih cepat dan lebih konsisten tanggapan yang diberikan kepadanya, maka
lebih cepat ia akan belajar. Persyaratan utama yang lain adalah kebebasan. Anak merasa
tidak aman bila tidak ada batasannya. Dengan memberikan batasan tertentu, anak cukup
leluasa untuk menyelidiki. Untuk menumbuhkan semangat kemandirian pada anak anda
dan kemampuan untuk mengambil inisiatif, berikan dia kesempatan untuk memilih apa
yang anda berdua ingin lakukan atau pelajari.
Anak anda juga memerlukan lingkungan yang dapat membantu mengembangkan
imajinasinya. Bantulah anak dengan membacakan buku-buku yang penuh imajinasi dan
bercerita menurut versi anda sendiri. Dengan demikian, anak akan tahu bahwa tidak
semua cerita bersumber dari buku dan ia pun dapat mengarang ceritanya sendiri. Ingat,
memberikan contoh adalah guru terbaik. Semakin anda tunjukkan kepada anak bahwa
anda suka membaca dan menulis, dan bahwa anda sangat senang dan berminat dalam
belajar, semakin besar keinginan anak untuk mencontoh anda. Anak tertarik untuk meniru
anda bila bersama-sama melakukan yang anda kerjakan.

20
Libatkan anak dalam membahas berita di halaman depan surat kabar, atau sempatkan
untuk menjelaskan isi buku yang sedang anda baca.
Akhirnya, ingatlah bahwa anda tidak dapat memaksa anak untuk ikut dalam
pengalaman belajar, dan jangan pernah mencobanya. Bila anda memandang proses belajar
belajar dengan cara yang sama dengan anak anda, yaitu sebagai suatu permainan yang
berkelanjutan, hidup dan menarik, maka anda berdua pasti akan menikmatinya.

G. Strategi Belajar yang Efektif dan Efisien

Cara belajar efektif adalah cara belajar yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar,
baik dari segi metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan belajar
efesien adalah cara belajar yang meminimalkan usaha tetapi mendapatkan hasil yang
maksimal. Yang diminilkan disini juga berupa waktu, tempat, sarana dan prasarana belajar
dan lain-lain. Biasanya seseorang belajar tidak terlalu lama, tetapi sangat menguasai materi
tersebut, karena orang tersebut kemungkinan mempunyai cara efisien dalam belajar, selain
metode yang mereka gunakan dalam belajar. Yang perlu diingat disini adalah, tidak ada
orang pintar atau bodoh dalam belajar, yang ada hanyalah orang malas, dan tak tahu cara
belajar yang baik.
Dibawah ini adalah cara belajar yang efektif dan efisien:
1. Jangan paksa belajar pada satu kegiatan
Bagi warga belajar yang istiqomah (rutin) belajar, ia akana meluangkan waktu setiap hari
meskipun sebentar untuk mengulang pelajaran, latihan atau sekedar membaca materi
pokok pelajaran. Kebiasaan ini sangat baik, jika dilakukan setiap hari. Hal itu, lebih baik
ketimbang belajar satu sesi menjelang ujian, atau semester. seperti kata pepatah: “Sedikit
demi sedikit lama-lama menjadi bukit.”
2. Saat mau belajar memiliki rencana
Rencana belajar maksudnya adalah memiliki jadwal-jadwal belajar di luar sekolah. Buatlah
jadwal belajar harian, mingguan jam demi jam. Lalu usahakan dengan tegas, dan tepati
semua jadwal yang kamu buat. Bagi warga belajar yang tidak teratur, biasanya tidak
sebagus yang memiliki rencana dan rutin belajar.
3. Tepati rencana belajar sebagai kebiasaan
Memiliki jadwal belajar itu bagus, yang terpenting dari itu adalah meneptai kegiatan jadwal
belajar itu sesuai waktu yang ditetapkan dengan rutin dan menjadi kebiasaan. Misalnya,
setiap malam jam 20.00 – 21.00 Wib. Nah, jika ini rutin dilakukan, maka kamu akan lebih
fokus dan menikmati proses belajar sebagai bagian dari jam tubuh kamu seperti juga
makan dan ibadah. Dampak dari semuanya, secara psikologis akan lebih tenang, fresh dan
percaya diri serta lebih produktif.
4. Memiliki tujuan khusus di setiap kegiatan belajar
Tujuan khsusus dalam setiap sesi belajar itu maksudnya agar saat mau belajar sudah siap
mau menyelesaikan problem apa, atau hendak memahami sesuatu yang dicari.

21
Nah, dengan demikian, cobalah kamu mengatur tujuan belajar yang kamu lakukan itu
setiap hari secara spesifik pada masalah yang telah disusun.

Ini akan membantu sekali pada keseluruhan topi pelajaran yang diajarkan di sekolah.
5. Sekali-kali jangan menunda belajar
Kebanyakan pelajar (warga belajar) ada yang suka dan tidak suka dalam mata pelajaran.
Dampaknya, jika kamu tidak suka dengan pelajaran tersebut akan mudah menunda belajar,
dan lebih memilih kegiatan lain.
Nah, warga belajar yang berhasil, biasanya tidak pernah menunda sesi belajar meski sibuk
sekalipun. Jika kamu melakukan penundaan, maka masalah akan bertumpuk-tumpuk dan
ini menjadi penyebab kegagalan dalam belajar. Jadi, sekali-kali jangan menunda belajar!
6. Dahulukan pelajaran yang paling sulit
Karena pelajaran yang sulit butuh konsentrasi tinggi, usaha dan mental pelajar, maka
dahulukan dan jadikan perhatian yang utama. Nah, jika kamu memulai dengan yang sulit-
sulit, percaya atau tidak, ini akan mengantarkan kamu menjadi pelajar yang meningkat dan
sangat akan sangat efektif bagi kelangsungan pembelajaran kamu.
7. Selalu mengulang catatanmu sebelum mulai mengerjakan tugas
Pastikan kamu mengulang atau membaca terlebih dahulu catatan yang dimiliki sebelum
mengerjakan tugas. Karena itu, buatlah catatan yang baik selama mengikuti pelajaran di
kelas. Karena hal ini akan membantu untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang
harus diselesaikan. Jadi, pastikan kamu tahu persis bagaimana mengerjakan tugas utama
itu dengan benar.
8 gangguan selama belajar. Jangan biarkan ada
Hal yang bisa menenangkan itu perlu dicari. Karena itu, carilah tempat belajar yang aman
dari gangguan. Sebab, saat kamu terganggu, maka ini akan mengganggu konsentrasi belajar
dan ini sungguh mengganggu beljar kamu.
9. Ikuti belajar kelompok dengan efektif
Percaya atau tidak, belajar kelompok dengan efektif akan membawa banyak keuntungan.
Seperti mendapat bantuan teman, menyelesaikan tugas dengan cepat, memahami konsep
dengan tepat dan bisa berbagi pengetahuan dengan teman-teman lainnya. Masih ingatkah
pepatah, “Dua kepala lebih baik daripada satu kepala?”. Jadi, gunakan pepatah ini untuk
belajar. Lalu mana kelompok belajar yang tidak efektif? yaitu mereka yang minim dari
persiapan dan strategi belajar.
10. Catat ulang setiap tugas, dan materi setiap minggu terakhir
Ada pengalaman yang bagus dari kebiasaan para pelajar yang sukses yaitu mereka selalu
setiap akhir pekan mengulang catatannya. Kenapa begitu? Karena dengan mengulang
catatan setiap akhir minggu, maka satu sisi dia lebih menguasai pelajaran selama seminggu,
dan akan mempersiapkan materi apa saja yang belum dikuasai pada minggu berikutnya
sehingga kamu akan lebih siap menerima konsep-konsep baru dalam pelajaran pada
minggu berikutnya.
11. Hindari Belajar Berlebihan
Ternyata sesuatu yang berlebihan tidaklah bagus, begitu juga dalam belajar, seperti jika
waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap.

22
Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar
hingga larut malam / begadang atau membuat contekan.

Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman
akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
12. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian, karena dengan
mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun
juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan
kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya.
13. Disiplin Dalam Belajar
Kedisiplinan memang perlu diterapkan dalam belajar, seperti disiplin waktu dan disiplin
dalam berkonsentrasi pada pelajaran. Dengan adaya sifat disiplin dalam diri Anda, dapat
dipastikan pelajaran yang Anda lakukan dapat efektif dan efisien.
14. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Ada pepatah Malu bertanya sesat di jalan, ternyata pepatah ini benar, terlebih jika dalam
pelajaran. Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua.
Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah
secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya.
15. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting
karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau
ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil
dimengerti. Jika Anda sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri
sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban.
Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.

H. Gaya Belajar dan Prinsip Belajar

23
a.) Gaya Belajar Efektif
- Gaya Belajar Visual
Gaya belajar dengan cara melihat,membayangkan dan memperhatikan
(bersih,cantik,jelek,besar,jernih dll)
- Gaya Belajar Audio
Gaya belajar dengan cara mendengar (nada,irama,suasana heboh,suasana gaduh dll)
- Gaya Belajar Kinesthetic
Gaya belajar dengan cara bergerak, merasa,menyentuh, menggengam,
menangkap,menekan (dingin,kasar,tebal,tipis dll)

b.) Prinsip Belajar


Berikut ini disajikan sepuluh prinsip belajar yang semestinya diketahui oleh seorang
trainer dan juga mesti disadari oleh seseorang yang ingin belajar lebih efektif. Item-item
berikut disarikan dari buku “The Trainer’s Handbook, Mitchell, 1987“ :
1. Mempelajari apa yang siap untuk dipelajari.
2. Kita pelajari yang terbaik dari apa yang pernah kita lakukan.
3. Kita belajar dari Kesalahan.
4. Kita belajar lebih mudah terhadap sesuatu yang kita kenal.
5. Kita menyukai adanya perbedaan sense dalam belajar.
6. Kita belajar secara metodik dan sistematik.
7. Kita tidak dapat mempelajari sesuatu yang tidak dimengerti.
8. Kita belajar melalui latihan.
9. Kita belajar lebih baik ketika kita mengetahui kemajuan kita.
10. Kita menanggapi dengan lebih baik ketika apa yang kita pelajari disajikan secara unik
terhadap setiap orang.

Rogers : Dalam bukunya Freedom to Learn , ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip


belajar humanistik yang penting, diantaranya ialah :
1. Manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.
2. Belajar yang signifikan terjadi apabila Subject mater dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri.
3. Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri
dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
4. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
6. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
7. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggung jawab terhadap proses belajar itu.
8. Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan
maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

24
9. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas lebih mudah dicapai
terutama siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengeritik dirinya sendiri dan penilaian
diri orang lain merupakan cara kedua yang penting.

10. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan
penyatuannya ke dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.

Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui adalah :


1. Prinsip perhatian dan Motivasi
Dalam proses pembelajaran, perhatian memiliki peranan yang sangat penting sebagai
langkah awal dalam memicu aktivitas-aktivitas belajar. Motivasi berhubungan erat dengan
minat, siswa yang memiliki minat lebih tinggi pada suatu mata pelajaran cenderung lebih
memiliki perhatian yang lebih terhadap mata pelajaran tersebut akan menimbulkan
motivasi yang lebih tinggi dalam belajar.motivasi dalam belajar merupakan hal yang sangat
penting juga dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Prinsip Keaktifan
Belajar pada hakekatnya adalah proses aktif dimana seseorang melakukan kegiatan secara
sadar untuk mengubah suatu perilaku, terjadi kegiatan metrespon terhadap setiap
pembelajaran.
3. Prinsip Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Prinsip ini berhubungan prinsip aktivitas, bahwa setiap individu harus terlibat secara
langsung untuk mengalaminya, bahwa setiap kegiatan pembelajaran harus melibatkan diri
( setiap individu ) terjun mengalaminya.
4. Prinsip Pengulangan
Teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk pentingnya prinsip pengulangan dalam
belajar, antara lain bisa dicermati dari dalil-dalil belajar yang dikemukan oleh Edward L.
Thorndike ( 1974 – 1949 ) tentang law of lerning, yaitu “ law of effect, law of exercise and
law of readiess “
5. Prinsip Tantangan
Implikasi lain adanya bahan belajar yang dikemas dalam suatu kondisi yang menantang
seperti mengandung masalah yang perlu dipecahkan, siswa aka tertantang untuk
mempelajariny. Dengan kata lain pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa
untuk turut menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi akan
menyebabkan siswa berusaha mencari dean menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip
dab generalisasi tersebut.
6. Prinsip Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapat hasil yang baik.
Apalagi hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik
bagi usaha belajar selanjutnya.

25
Balikan yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui pengamatan melalui metode-
metode pembelaran yang menantang, seperti Tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode
penemuan dan yang sejenisnya akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan
bersemangat.
7. Prinsip perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam belajar, yaitu bahwa proses belajar yang terjadi pada setiap
individu berbeda satu dengan yang lain baik secara fisik maupun psikism, untuk itu dalam
proses pembelajaran mengandung implikasi bahwa setiap siswa harus dibantu untuk
memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan
pelayanan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa itu sendiri.

E. PEDOMAN UMUM UNTUK BELAJAR

1. Persiapan Belajar
a. PersiapanMental
Masalah mental memiliki peran tersendiri dalam mendukung kesuksesan belajar
Anda.Karenanya, bayangkan, hasil ujian yang baik agar Anda merasa bahagia dan nyaman
dalam belajar.Berpikirlah positif.Yakinlah, Anda mampu menyelesaikan semua pelajaran
dengan baik.Teknik belajar yang baik adalah dengan memasang mental Juara. Seorang
juara akan selalu berjuang hingga titik darah penghabisan, tanpa peduli hasil akhir yang
akan ia dapatkan.
b. PersiapkanFisik
Jika fisik tidak prima, maka Anda tidak mungkin bisa belajar dengan efektif. Sebelum mulai
belajar, Anda bisa melakukan senam ringan, untuk memberikan efek ketenangan pada
psikis Anda.Anda juga bisa mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi sebelum belajar.
Anda juga bisa mandi terlebih dahulu, agar lebih bersemangat dalam belajar. Fisik yang
bugar, menjadi bagian teknik belajar yang efektif.
c. TentukanyanginginAndaPelajari
Pastikan Anda mempelajari mata pelajaran yang tepat. Jika Anda akan menghadapi ujian,
jangan sampai Anda tidak mendapatkan informasi mengenai bab yang akan diujikan. Akan
sangat fatal hasilnya jika Anda mempersiapkan yang bukan sesungguhnya diujikan, karena
keteledoran Anda. Sebaik apapun teknik belajar yang Anda gunakan, jika tidak didukung
keakuratan informasi materi yang diujikan, maka hasilnya tidak akan optimal.
d. Berdoa
Hal ini akan melatih konsentrasi dan menumbuhkan keyakinan diri sebelum melakukan
sesuatu. Bahkan, keyakinan menjadi satu faktor pendukung kesuksesan, yang mendukung
teknik belajar yang lain.
2. Sikap Mahasiswa Yang Baik

Dasar utama mahasiswa dalam mencapai teknik belajar yang baik ialah memiliki sikap
rohani dan kesediaan mental. Tanpa kesediaan mental para mahasiswa taakan dapat
bertahan tanpa berbagai kesukaran dan jerih payah di Perguruan Tinggi.

26
Adapun sikap mental yang perlu diusahakan oleh setiap mahasiswa meliputi 4 segi yaitu :

a. Tujuan Belajar
Seseorang yang belajar harus diarahan suatu cita-cita tertentu. Biasanya tujuan belajar
diperguruan tinggi ini bersambung pula dengan tujuan hidupnya. Apakah kelak ingin
menjadi seorang pendidik, seorang insiyur, seorang dokter, atau ahli hukum. hal ini akan
merupakan suatu pendorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Tanpa tujuan
tertentu, semangat belajar seorang mahasiswa akan mudah padam dan tidak mengarah.
Perlu diketahui, bahwa belajar akan mendatangkan banyak manfaat. Menurut Ir. Arijo
dalam bukunya “Pedoman Belajar”, belajar berarti:
1. Memperkuat kedudukan ekonomi di kemudian hari
2. Menciptakan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam masyarakat
3. Menimbulkan kepuasan bagi diri sendiri karena bertambahnya ilmu.

b. Minat
Setelah mulai belajar, hendaknya mahasiswa benar-benar menaruh minat terhadap
pelajaran yang diikuti. Suatu pelajaran apat dipelajari dengan baik apabila ada pemusatan
(konsentrasi) perhatian terhadap pelajaran itu. Dan minat merupakan salah satu factor
yang memungkinkan konsentrasi itu. Coba perhatikan seorang yang sedang memancing
ikan atau bermain catur, ia akan duduk berjam-jam karena ia mempunyai minat besar
terhadap pekerjaan itu.
Selain itu pemusatan fikiran, minat juga dapat menimbulkan kegembiraan dalam usaha
belajar. Kegembiraan akan memperbesar daya kemampuan belajar, dan tidak mudah
menjadi lupa. Sebaliknya belajar dengan perasaan tida gembira akan membuat pelajaran
itu terasa sangat berat.

c. Kepercayaan pada diri sendiri


Setiap mahasiswa harus yakin, bahwa ia memiliki kemampuan untuk berhasil dalam
studinya. Ia harus yakin pula bahwa ia pasti dapat mengikuti kuliah atau pelajaran yang
baik.
Dalam ujian-ujian hendaknya ditempuh dengan kepercayaan yang penuh. Janganlah
merasa ragu-ragu dan gentar menghadapinya. Walaupun kadang-kadang ujian itu memeng
sukar, tetapi asal disertai persiapan belajar yang cukup, akan dapat dikerjakan dengan
baik.
Karena itu kepercayaan diri sendiri perlu dipupuk dan dikembangkan dengan jalan belajar
yang tekun. Hendaknya mahasiswa insyaf bahwa tidak ada pelajaran yang sulit, kalau ia
mau belajar dengan giat, jika terdapat hal-hal yang sulit dan tidak mengerti, jangan terus
bertanya pada orang lain, tetapi berusalah sendiri lebih dulu. Pekerjaan rumah (PR) perlu
dicoba diselesaikan sendiri, jangan bertanya. Jika ini semua dapat dilaksanakan dengan
baik, kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri pasti akan tumbuh.

27
d. Keuletan
Banyak orang yang memulai suatu pekerjaan, tetapi yang dapat sampai selesai hanyalah
sedikit.

Demikian pula dalam soal balajar, banyak mahasiswa tiap tahun masuk perguruan tinggi,
tetapi yang dapat menyelesaikan pelajarannya tidaklah banyak. Kalau ada tentamen/ujian
tidak lulus, ia kemudian kecewa dan akhirnya keluar ia tidak ulet dalam usahanya.
Oleh karena itu setiap mahasiswa harus mempunyai keuletan, baik jasmani maupun
rohani. Dengan keuletan rohani akan membuat seorang mahasiswa berani menghadapi
segala kesulitan dan tidak mudah putus asa.

3. Sopan Santun Mengikuti Kuliah


1. Berpakain yang pantas dan hormat. Mahasiswa adalah pelajar yang sudah dewasa harus
dapat membedakan antara baik dan tidak baik, sopan dan tidak sopan. Seorang mahasiswa
bukanlah seorang Hipis yang berpakaian seenaknya sendiri, menuntut kebebasan yang
tidak wajar. Seorang Mahasiswa bukan seorang seni yang bermode dan berambut
gondrong dan pula bukan seorang crossboy.
2. Masuklah diruang kuliah 10 menit sebelum dosen yang bersabgkutan dating memasuki
ruangak kuliah. Kalau anda terlambat dating, sedang kulia sudah dimulai, masuklah
keruang kuliah melalui pintu depan seraya mengetuk pintu terlebih dahulu.
3. Usahakan agar setiap ada kuliah anda dapat mengikuti secara teratur dan tertib, jangan
mengandalkan catatan kuliah orang lain, daftar hadir akan mempengaruhi prestasi dan
penilaian Dosen.
4. Pada waktu dosen menjelaskan mata kuliah, setiap mahasiswa harus memusatkan
perhatian yang baik guna memperlancar proses belajar.
5. Kalau seorang dosen bertanya, jawablah dengan penuh keberanian dan keyakinan
bahwa jawaban itu benar. Pertanyaan dari dosen tersebut merupakan kebiasaan yang baik
dan positif, karena bagi mahasiswa dapat menarik keuntungan.
6. Buatlah suatu catatan kuliah yang teratur, catatan ini sangat penting karena dalam
perkuliahan sering dijelaskan dengan contoh-contoh, peragaan-peragaan gambar-gambar
dan skema.
7. Jangan meningalkan tempat duduk sebelum dosen tersebut meninggalkan ruang kuliah.
8. Jangan membiasakan merokok sambil kuliah walaupun dosen bersabgkutan tiak
menegurnya karena menyebabkan polusi udara dalam ruang kuliah.
9. Didalam ruangan kuliah jangan memakai tutup kepala dan jaket kulit.
10. Jagalah interaksi yang positif antara mahasiswa dan dosen seperti hubungan anak dan
bapak, bukan sebagai penerima ilmu dan pemberi ilmu.

4. Belajar Dengan Tekun Dan Hemat Tenaga

Setiap pekerjaan apapun akan berhasil dengan baik jika dikerjakan dengan teratur. Lebih-
lebih dalam hal belajar. Pokok pangkal pertama dari cara belajar yang baik adalah
keteraturan.

28
Pengetahuan dari teknik-teknik belajar yang baik umumnya berupa unsure-unsur untuk
bekerja secara teratur. Hanya dengan belajar teratur seorang mahasiswa akan memperoleh
hasil yang baik, misalnya :
a. Ia harus mengikuti kuliah secara teratur
b. Ia harus membaca buku secara teratur
c. Catatan kuliah harus disusun secara teratur
d. Alat-alat belajar harus dipelihara secara teratur dan sebagainya.
Asas keteraturan dalam belajar ini harus menjadi tindakan mahasiswa setiap harinya. Para
mahasiswa harus belajar dengan baik setiap hari.

5. Disiplin Dan Bersemangat


Disamping belajar secara teratur dan hemat tenaga mahasiswa hendaknya juga belajar
secara disiplin. Pada umumnya mahasiswa dihinggapi penyakit bermalas-malasan, ingin
mencari gampangnya saja kalau perlu tidak usah belajar tapi dapat lulus. Gangguan ini
hanya dapat diatasi kalau seorang mahasiswa mempunyai disiplin. Belajar secara teratur
baru dapat dijalankan, jika mahasiswa berdisiplin menaati rencana kerja tertentu.
Diantara factor yang menyebabkan seseorang memiliki semangat tinggi :
1. Tertarik dan cinta kepada yang dihadapi.
2. Mempunyai tujuan dan target yang hendak di capai.
3. Keinginan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
4. Adanya rasa persaingan dan perlombaan sehingga masing-masing pihak berkeinginan
untuk melebihi atau mengungguli pihak lain.
5. Adanya harapan dari orang lain dan ia sendiri ingin menggembirakan dan
membahagiakan orang yang mengharapkannya itu.
6. Karena menjadi atasan atau pucuk pimpinan.
7. Ingin meniru orang-orang maju dan sukses.
8. Mengerjakan pekerjaan atas pilihan dan kemauan sendiri lebih-lebih kalau itu
merupakan bakat atau hobinya.
9. Mengerjakan pekerjaan yang melangsungkan hidup atau mengancam kebahagiannya.
10. Memiliki energi /tenaga yang banyak dan kepercayaan diri bahwa ia sanggup dan
mampu mengerjakan pekerjaan yang sedang dihadapi.
11. Mempunyai cita-cita dan ada sesuatu yang sangat diharapkan sehingga ia dapat
memusatkan perhatian pada pekerjaan itu.

6. Konsentrasi
Dari seorang yang belajar dituntt konsentrasi dan kebulatan perhatian yang sepenuh-
penuhnya. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan
mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi dalam belajar
berarti pemusatan pikiran terhadap sesuatu mata pelajaran dengan mengenyampinkan
pelajaran-pelajaran yang lain.
Adapun sebab-sebab mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi itu antara lain :
1. Kurang minat terhadap mata pelajaran.
2. Banyak urusan-urusan yang sering mengaggu perhatian.

29
3. Adanya gangguan-gangguan suara keras.
4. Adanya gangguan kesehatan atau terlalu letih.

Adapun cara mengatasi dan mengembangkan kemampuan konsentrasi antara lain :


1. Harus berminat terhadap mata pelajaran.
2. Harus mempunyai ruang khusus untuk belajar.
3. Meja belajar hendaklah bersih dari segala benda yang tidak bersangkut paut dengan
mata pelajaran yang dihadapi.
4. Hilangkan urusan-urusan kecil yang selalu mengganggu pikiran, sehingga bebas dari
segala ketegangan-ketegangan kecil yang selalu menganggu.
5. Alat tulis dan kertas merupakan alat yang sangat berguna untuk membantu menciptakan
konsentrasi.
6. Adakan istirahat sebentar jika sudah terasa jemu dan letih, agar pikiran jernih kembali.
7. Usahakan agar badan selalu sehat.
Barang siapa telah terlatih dalam soal konsentrasi akan sanggup belajar juga, walaupun
pesawat radio diputar keras, walaupun anak-anak hiruk pikuk.

7. Istirahat Dan Tidur


Kita tidak bias mengetahui secara pasti apa sebenarnya tidur itu. Kita hanya mengetahui
bahwa tidur adalah suatu kebiasaan dan suatu keadaan istirahat yang sudah menjadi
khaliqah hidup manusia.
Untuk dapat tidur dengan enak dan tenang usahakanlah agar tidak ada organ yang
tertekan, peredaran darah tak terhalang, pernapasan lancer dan leluasa dan otot kulit
muka tidak mengkerut. Dengan kata lain seluruh organ tubuh dapat mencapai
pengenduran yang sempurna, tidak ada ketegangan ataupun sisa ketegangan sama sekali.

8. Pelajaran Dan Watak

Belajar bukan saja soal “Know How”, melainkan juga sikap hidup dan watak.Banyak orang
yang berpembawaan, namun tak pernah mencapai sesuatu, karena mereka enggan melatih
diri dalam sifat-sifat watak yang tertentu.Jika kita hendak belajar, maka kita memerlukan
sifat-sifat watak tettentu. Sifat-sifat mana yang kita butuhkan ketika henda belajar ?
1. Kerajinan dan Ketekunan
2. Kesabaran
3. Kesetiaan (tidak terburu-buru)
4. Keberanian (keberanian berpendapat, mengoreksi pendapat orang lain, menlakukan
penyelidikan secara luas dan mendalam.
5. Kejujuran dan Ketelitian

30
F. EVALUASI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1. Evaluasi Hasil Belajar


Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran,
dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.

2. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar diarahkan pada
komponen-komponen system pembelajaran.

3. Pengartian, kedudukan dan syarat-syarat umum evaluasi


a. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal telah dimilik oleh
siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru. Pengertian ini menunjukan bahwa
pengukuran bersifat kuantitatif.

b. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan


Menurut Schwartz dkk, penilaian adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan
penentuan arti atau kaidah suatu pengalaman. Pengalaman adalah pengalaman yang
diperoleh berkat proses pendidikan. Proses tersebut tampak pada perubahan tingkah laku
atau pola kepribadian siswa

c. Syarat-syarat Umum Evaluasi


Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau criteria sebagai
berikut:
1. Memiliki validitas
2. Mempunyai reliabilitas
3. Objektivitas
4. Efisiensi
5. Kegunaan/kepraktisan

31
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini kami dapat menarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran
ditemukan adanya dua pelaku, guru berinteraksi dengan siswa, yang keduanya mencapai
tujuan pembelajaran atau sasaran belajar yang serupa.Setelah mempelajari makalah ini,
penulis dapatmengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam membangkitkan semangat belajar
siswa.
2. Guru harus menciptakan suasan yang menyenangkan saat belajar di kelas agar siswa
tidak bosan.
3. Rasa percaya diri sangat dibutuhkan oleh siswa dalam belajar.
4. Suasana belajar merupakan factor utama dalam mencapai sasaran pembelajaran.
5. Belajar juga bisa dilakukan di luar kelas untuk mengganti suasana, agar tidak
membosankan.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Syamsuddin, Abin. 2000. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja R.

Ahmadi, Abu, 1991, Teknik Belajar Yang Efektif, Semarang: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud

www.google.co.id

32

Anda mungkin juga menyukai