Dosen Pengampu :
Achmad Fahrizal Zulfani M. Pd.i
Disusun Oleh :
Ahmad Sholeh Khudin (20192405454)
Mokh. Fatkhur Rohman Wachid (20192405555)
M. Ni’amulloh (20192405455)
Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas ridho dan karunia-Nya kami selaku penulis, dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul , Objek, Subjek dan Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
PAI . Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
PAI, serta teman-teman. Selanjutnya kami berharap agar makalah ini dapat berguna di kemudian hari,
atau sebagai referensi pembelajaran berikutnya, dan apabila terdapat salah kata ataupun penulisan, kami
mohon maaf sebesar-besarnya.
Kami juga tidak menutup diri terhadap kritik maupun saran yang ingin diutarakan pembaca.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua, sekalian dan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan .................................................................................................................................... 4
A. Objek Evaluasi......................................................................................................................... 6
B. Subjek Evaluasi........................................................................................................................ 7
A. Simpulan .................................................................................................................................. 15
B. Saran........................................................................................................................................ 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan. Dengan perkembangan
zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir
pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh
dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Ahira, 2010).
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini dikarenakan salah satu
cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai siswa adalah dengan tes. Penilaian
merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas
pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem
penilaian yang baik dan tidak bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran
tentang kualitas pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan
strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan motivasi
untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Oleh karena itu, penulis membahas dalam makalah ini
mengenai Pengertian, Objek, Subjek dan Alat-Alat Evaluasi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
2. Menjelaskan apa saja objek evaluasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. OBJEK EVALUASI
Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau
proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator)
ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk
mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga
segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output. Ditilik dari segi input ini maka obyek dari evaluasi
pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu:
1. Aspek kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan
tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga
dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya peserta didik tidak
akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk
dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing calon peserta didik dalam mengikuti program tertentu. adapun alat yang biasa dipergunakan
dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test).
2. Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya
dalam tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu
terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka
secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan
tertentu. evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian seseorang adalah
dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).
3. Aspek sikap
Sikap pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau
gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap sseorng adalah hal yang sangat
penting. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai atau di evaluasi terlebih dahulu bagi calon peserta
didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.
Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi maka obyek dari evaluasi pendidikan itu meliputi :
6
b. Metode mengajar dan teknik penilaian
d. System administrasi
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian
atau prestasi belajar yang berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah mereka terlibat dalam
proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan.
B. SUBJEK EVALUASI
Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam
bidang pendidikan. Berbicara tentang subyek evaluasi pendidikan di sekolah kiranya perlu dikemukakan
disini bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai subyek evaluasi pendidikan itu akan sangat bergantung
pada, atau ditentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi
tersebut. Jadi subyek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.
Dalam kegiatan Evaluasi pendidikan dimana sasaran evalusinya adalah prestasi belajar siswa,
maka subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. jika evaluasi
yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau
petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh
pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang. Adapun apabila sasaran
yang di evaluasi adalah kepribadian peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan
dengan menggunakan instrument berupa test yang sifatnya baku. Maka subyek evaluasinya tidak bisa lain
kecuali seorang psikolog.
Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan objek evaluasi itu sendiri. Jadi, jika objek tersebut
tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup
evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dapat ditinjau dari berbagai perspekttif,
yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, serta kompetensi.
Menurut Benyamin S. Bloom, dkk hasil belajar dapat di kelompokkan ke dalam tiga domain ,yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun rincian domain tersebut, antara lain:
7
Pengetahuan (knowledge) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa mengetahui adanya
konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja yang dapat di
gunakan, antara lain: mengidentifikasi, membuat garis besar, menyusun daftar dll.
Pemahaman (comprehension) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa memahami atau
mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan dan dapat memanfaatkannya. Kata kerja yang dapat
digunakan antara lain menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh dll.
Penerapan (application) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menggunakan ide-
ide umum, metode, prinsip, dan teori dalam situasi yang baru dan konkret. Kata kerja yang digunakan
diantaranya mengungkapkan, mendemonstrasikan, menunjukkan dll.
Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menguraikan suatu
situasi atau keadaan tertentu ke dalam komponen pembentuknya. Kata kerja yang digunakan diantaranya
menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan dll.
Sintesis (synthesis) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menghasilkan sesuatu
yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasilnya bisa berupa tulisan, rencana atau
meanisme. Kata kerja yang digunakan diantaranya menyusun, menggolongkan, menggabungkan dll.
Evaluasi (evaluation) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik dapat mengevaluasi
suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasaran kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan
diantaranya menilai, membandingkan, menduga dll.
Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal Theory into Practice, aspek
kognitif dibedakan atas enam jenjang yang diurutkan sebagai berikut:
a. Mengingat (remembering)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar
“mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan
aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini
mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat. Kata operasional
mengetahui yaitu mengutip, menjelaskan, menggambar, menyebutkan, membilang, mengidentifikasi,
memasangkan, menandai, dan menamai.
b. Memahami (understanding).
c. Menerapkan (applying).
8
Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau
mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural.
Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini
mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan. Kata kerjanya
melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai,
menyelesaikan, dan mendeteksi.
d. Menganalisis (analyzing).
e. Mengevaluasi (evaluating).
Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua
macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik. Kata kerjanya
yaitu menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, dan menyalahkan.
f. Mencipta (creating).
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga
macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan
memproduksi. Kata oprasionalnya yaitu merancang, membangun, merencanakan, memproduksi,
menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan menggubah.
yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta
didik sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian darinya
dalam membentu nilai dan tingkah laku. Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan, yaitu:
Kemauan menerima (receiving) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik peka terhadap
eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kata kerja yang digunakan diantaranya menanyakan,
memilih, menggambarkan dll.
· Kemauan menanggapi atau menjawab (responding) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik tidak hanya peka terhadap suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara.
Penekanannya pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan.
Kata kerja yang digunakan diantaranya membaca, mengemukakan, mendiskusikan dll.
· Menilai (valuing) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menilai suatu objek,
fenomena atu tingah laku secara konsisten. Kata kerja yang digunakan diantaranya melengkapi,
menerangkan, mengusulkan dll.
9
· Organisasi (organization) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menyatukan nilai
yang berbeda, memecahkan masalah. Kata kerja yang digunakan diantaranya mengubah, mengatur,
membandingkan dll.
· Menjadi pola hidup yaitu kemampuan seseorang untuk menerapkan setiap yang dipelajari dalam
tindakan sehari-hari.
yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerak tubuh atau bagiannya. Kata kerja yang
digunakan harus sesuai dengan kelompok ketrampilan masing-masing, yaitu:
· Meniru merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya
walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari keterampilan itu. Contoh kata kerja operasional yang
biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur,
mnyesuaikan, dan sebagainya.
· Memanipulasi merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan seperti yang diajarkan,
dalam arti mampu memilih yang diperlukan. Kata kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek ini
adalah menempatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya.
· Pengalamiahan merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-hal yang diajarkan (sebagai
contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh
kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.
· Artikulasi merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih
komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang
biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan,
dan sebagainya.
Berdasarkan taksonomi Bloom di atas, maka kemampuan peserta didik dibagi menjadi dua, yaitu tingkat
tinggi dan tingkat rendah. kemampuan tingkat rendah terdiri atas pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi,
sedangkan kemampuan tingkat tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi dan kreatifitas.
· Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar, yaitu target yang harus dikuasai peserta didik
dalam setiap pokok atau bahasan.
· Isi atau materi pembelajaran, yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau pokok bahasan beserta
perinciannya dalam setiap bidang studi.
10
· Metode pembelajaran, yaitu cara guru menyampaikan materi pelajaran, seperti metode ceramah,
tanya jawab diskusi dll.
· Media pembelajaran yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru dalam menyampaikan
isi atau materi pelajaran. Media dibagi menjadi 3, yaitu media audio, media visual, media audio-visual.
· Sumber belajar, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar.
Penilaian proses dan hasil belajar, baik menggunakan tes ataupun non tes.
· Kegiatan, yang meliputi jenis kegiatan, prosedur pelaksanaan, sarana pendukung dll.
· Peserta didik, terutama peran peserta dalam kegiatan belajar, keaktifan, kesulitan belajar dll.
c. Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
3. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif Penilaian Proses dan Hasil Belajar
e. Keterampilan
Sesuai Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, maka ruang lingkup penilaian berbasis kelas adalah
sebagai berikut:
Kompetensi ini pada hakikatnya ialah pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek
atau subjek mata pelajaran tertentu.
Rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran yang lebih spesifik.
11
Kompetensi ini merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik melalui seluruh rumpun
pelajaran dalam kurikulum.
d. Kompetensi Tamatan
Kompetensi ini merupakan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Objek Evaluasi Hasil Belajar PAI yaitu semua sasaran evaluasi yang meliputi aspek Kemampuan
,Aspek Kepribadian ,Aspek Sikap .Subjek Evaluasi Pembelajaran PAI adalah pelaku evaluasi seeperti
guru,kepala sekolah ataupun dosen Ruang Lingkup Evaluasi Hasil Belajar yaitu domain hasil belajar,
sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, serta kompetensi.
B. SARAN
Demikian telah di uraikan beberapa point evaluasi semoga makalah ini ada manfaatnya bagi para
pembaca sekalian. Pemakalah juga menyadari kelemahan dan kekurangan ,dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
- Hiidayati, Arina Syarifa. 2012. Standar, Ruang Lingkup dan Manfaat Evaluasi Pembelajaran.
[Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/9097 7509/Makalah-Standar-Ruang-Lingkup-Dan-
Manfa-at-Evaluasi-Pembelajaran
- Miftah, Ayip. 2011. Kemampuan Kognitif menurut Revisi Taksonomi Bloom. [Online]. Tersedia:
http://ayip7miftah.wordpress.com/2022/03/30/ kemampuan-kognitif-menurut-revisi-taksonomi-bloom
- Muliya, Deka. 2012. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. [Online]. Tersedia:
http://degk-dmbio.blogspot.com/2022/04/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan.html
- Muzakki, Mohammad. 2011. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. [Online].
Tersedia: http://blog.um.ac.id/zakydroid88/ 2022/03/30/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-
psikomotorik
14