Anda di halaman 1dari 14

Makalah

LANGKAH- LANGKAH DESAIN PEMBELAJARAN


DICK AND CAREY

DI

OLEH :
Kelompok :

NAMA : Trusina
: T. Mutaqin
: Yuliza
SEM/UNIT : 4/1
PRODI : PAI
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia

yang tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan

baik,shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw.

pembawa risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat

manusia didunia dan diakhirat.

Makalah ini membahas tentang “Langkah- Langkah Desain

Pembelajaran Dick and Carey ”. Saya sadar bahwa penyusun makalah ini

sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari ini saya sangat mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para

pembaca khususnya mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal yang baik dan

diterima disisi Allah SWT. Amiin.

Sigli, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................ 3
A. Model Desain Dick And Carey................................................ 3
B. Langka-Langkah Desain Instruksional Model Dick and
Carey........................................................................................ 4
C. Karakteristik, kelebihan serta kekurangan Model pembelajaran
Dick and Carey........................................................................ 8

BAB III : PENUTUP................................................................................. 10


A. Kesimpulan.............................................................................. 10
B. Saran........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya
sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai
disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang
strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai
ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk
berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem,
desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan system
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar
(Muliartha, 2011).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah
pengembangan pembelajaran secara sistematis untuk memaksimalkan keefektifan
dan efisiensi pembelajaran. Kegiatan mendesain pembelajaran diawali dengan
menganalisis kebutuhan siswa, menentukan tujuan pembelajaran,
mengembangkan bahan dan aktivitas pembelajaran, yang didalamnya mencakup
penentuan sumber belajar, strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
media pembelajaran dan penilaian (evaluasi) untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembelajaran. Hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
tingkat efektivitas, efisiensi dan produktivitas proses pembelajaran (Muliartha,
2011).
Setiap desain sistem pembelajaran memiliki keunikan dan perbedaan dalam
langkah-langkah dan prosedur yang diterapkan. Perbedaan pemahaman terletak
pada istilah-istilah yang digunakan. Namun demikian, model-model desain
tersebut memiliki dasar prinsip yang sama dalam upaya merancang program
pembelajaran yang berkualitas. Sujarwo (2012), berpandangan bahwa seorang
perancang program pembelajaran tidak dapat menciptakan program pembelajaran
yang efektif, jika hanya mengenal satu model desain pembelajaran. Perancang
program pembelajaran hendaknya mampu memilih desain yang tepat sesuai
dengan situasi atau setting pembelajaran yang spesifik. Untuk itu diperlukan
adanya pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang model-model desain
sistem pembelajaran dan cara mengimplementasikannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas permasalah ini dapat dirumuskan menjadi:
1. Desain Dick and Carey
2. Langkah-langkah Desain Dick and Carey

C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk Mengkaji Desain Pembelajaran Dick and Carey
2. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Desai Pembelajaran Dick and
Carey
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Desain Dick And Carey


Model desain pembelajaran yang dikemukan oleh Dick and Carey (2005)
dalam Pribadi (2009), telah lama digunakan untuk menciptakan program
pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Model ini dikembangkan
berdasarkan pada penggunaan pendekatan system atau system approach terhadap
komponen-komponen dasar dari desain system pembelajaran yang meliputi
analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985)
dalam Muliartha (2011), Model ini termasuk ke dalam model procedural. Model
yang dikembangkan didasarkan pada penggunaan pendekatan sistem terhadap
komponen-komponen dasar desain pembelajaran yang meliputi analisis desain
pengembangan, implementasi dan evaluasi. Adapun komponen dan sekaligus
merupakan langkah-langkah utama dari model desain pembelajaran yang
dikemukakan oleh Dick and Carey (2009) dalam Muliartha (2011).
Condu
ct
Instru Revise
ctiona Instru
l ction
Analys Desig
is Devel n and
Devel op Condu
Identif Write Devel
op and ct
y Perfor op
Instru Select Forma
Instru manc Assess
ctiona Instru tive
ctiona e ment
l ctiona Evalua
l Objec Instru
Strate l tion of
Goals tives ments
Analyz gy Mater Instru Desig
e ials ction n and
Learn Condu
ers ct
and Summ
Conte ative
xts Evalua
Gambar 1: Model Dick and Carey, (2009) tion
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah-langkah. Setiap langkah
sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok
sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada
model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas dan tidak terputus
antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, sistem yang
terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari
satu urutan ke urutan berikutnya.

B. Langka-Langkah Desain Instruksional Model Dick and Carey


Perancangan Instruksional menurut sistem pendekatan model Dick and
Carey terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses
pengembangan dan perencanaan tersebut (Dick and Carey, 1996). Berikut adalah
langkah pengembangan desain Instruksional menurut dick dan carey :
1. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran (Identity Instructional Goal).
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa
dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program
pembelajaran. Tujuan pembelajaran mungkin dapat diturunkan dari daftar
tujuan, dari analisis kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan
(needs assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar
pebelajar, dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (Job
Analysis), atau dari persyaratan lain untuk pembelajaran baru.
2. Melakukan Analisis Intruksional (Conduct Instructional Analysis).
Analisis Intruksional yakni menentukan kemampuan apa saja yang
terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisa
topik atau materi yang akan dipelajari. Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan
pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah
terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan
keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior
(perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh siswa untuk memulai
pembelajaran.
Menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik atau materi yang
akan dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan peta konsep akan
menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah
diidentifikasi.
3. Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks Pembelajaran (Analyze
Learners and Contexts).
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang
perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga
dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki mahasiswa. Analisis
paralel terhadap siswa dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa
tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan
siswa yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan
berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan
tempat keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah langkah awal yang
penting dalam strategi pembelajaran.
4. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (Write Performance Objectives).
Berdasarkan analisis pembelajaran dan pernyataan tentang tingkah laku
awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Menuliskan tujuan
unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran
dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa
yang dapat dilakukan oleh siswa setelah mereka menerima pembelajaran.
Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran.
Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-
keterampilan yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria
pencapaian unjuk kerja.  Komponen ini bertujuan untuk menguraikan tujuan
umum menjadi tujuan yang lebih spesifik pada tiap tahapan pembelajaran. Di
tiap tahapan akan ada panduan pembelajaran dan pengukuran performansi
pembelajar.

5. Mengembangan Instrumen Penilaian (Develop Assessment Instruments).


Pengembangan instrument penilaian didasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, mengembangkan
produk evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa melakukan tujuan
pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang
tergambar dalam tujuan pembelajaran dan penilaian yang di minta.
6. Mengembangan Strategi Pembelajaran (Develop Instructional Strategy).
Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity),
penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback,
pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi
pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media
pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik siswa
yang menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk
memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.
7. Mengembangan atau Memilih Bahan Ajar (Develop and Select Instructional
Materials).
Mengembangkan dan memilih bahan ajar, produk pengembangan ini
meliputi petunjuk untuk siswa, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi
pembelajaran meliputi: petunjuk untuk tutor, modul untuk siswa, transparansi
OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh.
Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran,
materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.
8. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (Design and Conduct
Formative Evaluation of Instruction).
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi data
tersebut. Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang
dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan
dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada
tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil
(small group) dan uji lapangan (field evaluation). Setiap jenis penilaian
memberikan informasi yang berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam
meningkatkan pembelajaran. Teknik serupa dapat diterapkan pada penilaian
formatif terhadap bahan atau pembelajaran di kelas.
9. Melakukan Revisi Terhadap Program Pembelajaran (Revise Instruction).
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data
dari evaluasi formatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dianalisis
serta diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari evaluasi formatif
dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang
dihadapi siswa dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya
hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.
Revisi harus menjadi bagian konstan dalam proses design. Revisi
dilakukan berdasarkan hasil dari tiap komponen model ini. Pada tahap ini,
data dari evaluasi dugaan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya
diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan
yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula
masukan dari hasil implementasi dari pakar/validator. Mungkin saja tahapan-
tahapan pembelajaran kurang efektif dalam pencapaian tujuan akhir, atau
aktifitas, media, dan penugasan yang telah ditentukan tidak membantu dalam
memperoleh tujuan.
10. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design And Conduct
Summative Evaluation).
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi puncak terhadap program
pembelajaran yang telah dirancang, setelah program tersebut dilakukan
evaluasi formatuf dan dilakukan revisi-revisi terhadap produk, maka evaluasi
sumatif dilakukan. Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk
menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi
dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas dengan evaluasi
sumatif.
Kesepuluh langkah desain yang dikemukakan diatas merupakan sebuah
prosedur yang menggunakan pendekatan system dalam mendesain sebuah
program pembelajaran. Setiap langkah dalam desain system pembelajaran ini
memiliki keterkaitan satu sama lain. Output yang dihasilkan dari suatu
langkah akan digunakan sebagai input bagi langkah yang lain.
Model desain system pembalajaran yang dikemukan oleh Dick dkk. (2005)
dalam Pribadi (2009), mencerminkan proses desain yang fundamental. Model ini
dapat digunakan dalam dunia bisnis, industry, pemerintahan, dan pelatihan. Model
desain ini juga telah banyak digunakan untuk menghasilkan program
pembelajaran berbasis computer seperti pada program Computer Assisted
Learning dan program multimedia. Oleh karena itu model disen pembelajaran ini
bersifat sangat rinci dan komperhensif pada langkah analisis dan juga langkah
evaluasi.

C. Karakteristik, kelebihan serta kekurangan Model pembelajaran Dick and


Carey
a. Karakteristik Model Dick and Carey
1) Dalam penerapan model ini, setiap komponen bersifat penting dan tidak
boleh ada yang dilewati
2) Penggunaan model ini mungkin akan menghalangi kreatifitas instructional
designer professional
3) DC Model menyediakan pendekatan sistematis terhadap kurikulum dan
program design. Ketegasan model ini susah untuk diadaptasikan ke tim
dengan banyak anggota dan beberapa sumber yang berbeda.
4) Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk
unit, modul, atau lesson.

b. Kelebihan dari Model Dick and Carey adalah


1) Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
2) Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan
3) Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci,
sehingga mudah diikuti
4) Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan
hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat
dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum
kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen
setelahnya
5) Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup
semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

c. Kekurangan dari Model Dick and Carey adalah


1) Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
2) Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai
dengan langkah-langkah tersebut
3) Tidak cocok diterapkan dalam e learning skala besar
4) Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan
revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
5) Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran
maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak
nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah yaitu Identifikasi Tujuan
(Identity Instructional Goal), Melakukan Analisis Pembelajaran (Conduct
Instructional Analysis), Analisis Karakteristik Tingkah Laku Awal dan
Karakteristik Siswa (Analyze Learners and Contexts), Merumuskan Tujuan
Performansi (Write Performance Objectives), Pengembangan Alat Penilaian
(Develop Assessment Instruments), Pengembangan Strategi Pembelajaran
(Develop Instructional Strategy), Pengembangan atau Memilih Materi
Pembelajaran (Develop and Select Instructional Materials), Merancang dan
Melaksanakan Evaluasi Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of
Instruction), Revisi Pembelajaran (Revise Instruction) dan Merancang dan
Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design And Conduct Summative Evaluation).

B. Saran
Model pembelajaran Dick & Carey harus digunakan secara sistematis jika
ingin menerapkannya dalam proses belajar mengajar oleh karena itu sebaiknya di
pelajari setiap langkah-langkah penerapan modelnya agar tidak terjadi kesalahan
karena akan mempengaruhi kreatifitas pembelajaran. Kritik dan saran yang
membangun tentunya sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini karena
masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anagnostopoulo, Kyriaki. 2002. Designing to Learn and Learning to Design: an


overview of instructional design models. LTSN Generic centre. Middlesex
University.

Dick, W. and Carey, L. 1996. The Systematic Design of Instruction (4nd Ed).
Glecview, Illionis: Scot, Foresman and Company.

Muliartha, I Wayan. 2011. Model Desain Pembelajaran (Dick & Carey)


Teknologi Pembelajaran. Undiksha.

Morrison, Gary R., Steven M. Ross, & Jerrold E. Kemp. (2004). Design effective
instruction, (4th Ed.). New York: John Wiley & Sons.

Pribadi, Benny. A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Dian Rakyat.


Jakarta.

Sujarwo, 2012. Desain Sistem Pembelajaran. PLS FIP UNY. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai