Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan melalui
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. sedangkan hadits merupakan
ucapan dan tindakan atau perbuatan Nabi SAW selama hidupnya yang menjadi
panutan untuk umat Islam. Al-Qur’an juga dijadikan sebagai landasan berbagai
ilmu pengetahuan, hal ini karena kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber dalam
segala bidang kehidupan. Sedangkan hadist adalah penguat dari ayat Al-Qur’an.
Selain itu, pada ayat Al-Qur’an dan hadits terdapat hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan.
Pada dasarnya filsafat sebagai mother of science, hal ini karena kedudukan
dari filsafat mampu memunculkan ilmu-ilmu pengetahuan. Pokok kajian dari
filsafat adalah pendidikan, karena pada pendidikan itu harus bergabung dengan
filsafat pendidikan agar mampu memecahkan suatu masalah pada bidang
pendidikan. Akan tetapi pada filsafat pendidikan ini hanya masih keduniawian dan
bersifat umum. Sedangkan pada filsafat pendidikan Islam, mampu memecahkan
segala masalah yang terdapat pada pendidikan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan
hadits.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas berkaitan tentang
bagaimana Al-Qur’an dan hadist bisa menjadi sumber filsafat pendidikan Islam?.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sumber-sumber teks dalam filsafat pendidikan Islam ?
2. Apa saja pendekatan yang dilakukan pendidikan Islam secara tekstual ?
3. Bagaimana distingsi dari filsafat pendidikan Islam dengan filsafat
pendidikan ?

1
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber-sumber Teks dalam Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam sebagai studi tentang pandangan para filosof dari
aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah kependidikan dan
bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia
Muslim dan umat Islam. Filsafat pendidikan Islam juga merupakan penggunaan
dan penerpan metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan masalah-

2
3

maslah umat Islam yang kemudian akan memberikan jawaban, arah dan tujuan
yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.1
Menurut pandangan Abuddin Nata yang menyebutkan bahwa Filsafat
Pendidikan Islam bukanlah filsafat pendidikan yang bercorak liberal, bebas, dan
tanpa batas etika, sebagimana yang dijumpai pada filsafat pendidikan umumnya.
Sedangkan Filsafat Pendidikan Islam itu sendiri adalah filsafat pendidikan yang
berdasarkan ajaran islam dan atau dijiwai oleh ajaran islam.
Filsafat pendidikan Islam berdasarkan agama Islam berarti sumber utama
ajaran Islam yaitu al-Quran dan al-Sunnah. Kedua sumber itu dapat juga
dikatakan sebagai sumber normatif yang senantiasa dijadikan landasan bagi
filsafat pendidikan.
Al-Quran sebagai sumber normatif filsafat pendidikan Islam yang pertama
dan utama yang merupakan hudan bagi kehidupan manusia. Hal ini tercantum
dalam surah an-Nahl ayat 89. Meskipun al-Quran bukan kitab pendidikan, tetapi
di dalamnya terdapat ayat-ayat yang mengandung istilah-istilah yang berkenaan
dengan pendidikan. Misalnya lima ayat dari surat al-Alaq2:
ِ َّ ِّ‫ا ْقرأْ بِاس ِم رب‬
َ ُّ‫ ا ْقَرأْ َو َرب‬-٢- ‫نسا َن ِم ْن َعلَ ٍق‬
- ‫ك اأْل َ ْكَر ُم‬ ِ
َ ‫ َخلَ َق اإْل‬-١- ‫ك الذي َخلَ َق‬َ َ ْ َ

٥- ‫نسا َن َما مَلْ َي ْعلَ ْم‬ ِ َّ ِ ِ َّ ِ َّ


َ ‫ َعل َم اإْل‬-٤- ‫ الذي َعل َم بالْ َقلَم‬-٣
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-alaq: 1-5).
Kata-kata membaca, mengajar, pena dan mengetahui jelas hubungannya
dalam pengertian ayat di atas, yaitu serat sekali dengan pendidikan yang di
dalamnya terdapat imu pengetahuan. Dalam ayat tersebut terkandung pula rahasia
penciptaan manusia, siapa yang menciptakannya dan dari apa ia diciptakan.
Selanjutnya ayat itu datang bukan dalam bentuk pernyataan saja melainkan dalam

1
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 128.
2
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam (Jogjakarta: ar Ruzz Media, 2011), 33-34.
4

bentuk perintah, tegasnya perintah bagi setiap manusia muslim untuk mencari
ilmu pengetahuan dalam konsep pendidikan.3
Allah dalam konsep filsafat pendidikan Islam merupakan pendidik yang
Maha Agung, yang bukan hanya mendidik mausia,melainkan juga makhuk
seluruhnya. Oleh karena itu, filsafat al-Quran tentang pendidikan bersifat
menyeluruh dan terpadu, mengandung perkembangan dan perubahan. Menyeluruh
dalam arti meliputi wujud keseluruhannya. Terpadu artinya memadukan antara
yang meterrial dan spiritual, antara dunia dan akhirat. Filsafat al-Quran
mengandung perkembangan dan perubahan maksudnya mengajak untuk
meningkat ke arah yang lebih baik dan sempurna.4
Percaya bahwa pentingnya ilmu pengetahuan (makrifah) menjadi salah
satu tujuan pokok. Manusia berusaha untuk membina dan membentuknya melalui
pendidikan dan pengajaran. Pendidikan sebagai salah satu alat kemajuan dan
ketinggian bagi manusia dan masyarakat keseluruhan untuk pembinaan dan sikap
individu dan pembinaan pada kemajuan teknologi dan industri yang sesuai dalam
masyarakat. Oleh karena itu, dalam al-Quran menjelaskan keutamaan dan
pentingnya ilmu pengetahuan.5

ِ ِ‫ين َآمنُوا إِ َذا قِيل لَ ُك ْم َت َف َّس ُحوا يِف الْ َم َجال‬


‫س فَافْ َس ُحوا َي ْف َس ِح اللَّهُ لَ ُك ْم َوإِ َذا‬ ِ َّ
َ ‫يَا أَيُّ َها الذ‬
َ
ٍ ‫قِيل انْ ُشزوا فَانْ ُشزوا يرفَ ِع اللَّه الَّ ِذين آمنُوا ِمْن ُكم والَّ ِذين أُوتُوا الْعِْلم درج‬
‫ات َواللَّهُ مِب َا‬ َ ََ َ َ َْ َ َ ُ َْ ُ ُ َ

ٌ‫َت ْع َملُو َن َخبِري‬


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (al-Mujadalah: 11).

3
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 44.
4
Suharto, Filsafat., 35.
5
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang,
1979), 260-261.
5

Firman Allah dalam al-Quran juga menjelaskan ilmu tumbuh-tumbuhan,


benda padat, hewan dan anthropologi yang semua itu masuk dalam ilmu sains.6
ٍ ‫السم ِاء ماء فَأَخرجنَا بِِه مَثَر‬
‫ات خُّمْتَلِفاً أَلْ َوانُ َها َو ِم َن اجْلِبَ ِال ُج َد ٌد‬ ِ ‫َن اللَّه أ‬
َ َ َ َّ ‫أَمَلْ َتَر أ‬
ْ َ ْ ً َ َ َّ ‫َنز َل م َن‬
ِ ِ ‫ َو ِم َن الن‬-٢٧- ‫ود‬ ِ
ٌ ‫اب َواأْل َْن َع ِام خُمْتَل‬
‫ف‬ ِّ ‫َّو‬
َ ‫َّاس َوالد‬
ِ
ُ ‫ف أَلْ َوانُ َها َو َغَراب‬
ٌ ‫يب ُس‬ ٌ ِ‫ب‬
ٌ ‫يض َومُحٌْر خُّمْتَل‬
ِِ ِ ِ ِ
ٌ ‫ك إِمَّنَا خَي ْ َشى اللَّهَ م ْن عبَاده الْعُلَ َماء إِ َّن اللَّهَ َع ِز ٌيز َغ ُف‬
٢٨- ‫ور‬ َ ‫أَلْ َوانُهُ َك َذل‬-
Artinya: “Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari
langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian
(pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang
takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya
Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun”. ( QS. Fathir: 27-28).
ٍ ِ
‫الس َماء‬ ٌ ِ‫َصلُ َها ثَاب‬
َّ ‫ت َو َف ْرعُ َها يِف‬ ْ ‫ب اللّهُ َمثَالً َكل َمةً طَيِّبَةً َك َش َجر ٍة طَيِّبَة أ‬
َ ‫ضَر‬ َ ‫أَمَلْ َتَر َكْي‬
َ ‫ف‬
ِ ‫ال لِلن‬
‫َّاس لَ َعلَّ ُه ْم َيتَ َذ َّك ُرو َن‬ ُ ‫ض ِر‬
َ َ‫ب اللّهُ األ َْمث‬ ٍ ‫ ُت ْؤيِت أُ ُكلَ َها ُك َّل ِح‬-٢٤-
ْ َ‫ني بِِإ ْذ ِن َرِّب َها َوي‬

٢٥--
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (QS. Ibrahim: 24-25).
Dasar filsafat pendidikan Islam sesuai ayat di atas mengandung berbagai makna,
a. Tidak mengandung pertentangan dengan akidah Islam
b. Dapat diterima oleh akal sehat yang selaras dengan fitrah manusia

6
Ibid., 263.
6

c. Mengandung prinsip yang tujuannya untuk mengatur misalnya dalam


hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan segala yang ada dalam jagat
raya ini dan unsur-unsur material, binatang, tumbuhan, spiritual.
d. Dasar tersebut yang akan mempersiapkan manusia untuk kehidupan dunia
dan akhirat.7
ِ ‫وعلَّم آدم األمْس اء ُكلَّها مُثَّ عرضهم علَى الْمالئِ َك ِة َف َق َال أَنْبِئويِن بِأَمْس ِاء هؤ‬
‫الء إِ ْن ُكْنتُ ْم‬ َُ َ ُ َ َ ْ ُ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ
‫ني‬ِِ
َ ‫صادق‬
َ
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang
yang benar!" (QS. Al-Baqarah: 31).
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa untuk memahami segala sesuatu tidak
cukup hanya memahami apa, bagaimana, serta manfaat bendanya saja, namun
juga harus memahami sampai hakikat terdalam dari benda tersebut.8
Sementara itu, Sunnah sebagai sumber normatif kedua senantiasa
memberikan perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan. Rasulullah
merupakan figur seorang pendidik yang besar.9 Dalam suatu hadis Rasulullah
SAW telah menganjurkan untuk menuntut ilmu. Hadist tersebut sebagai berikut:

‫ال‬ َ َ‫صالِ ٍح َع ْن أَيِب ُهَر ْيَر َة ق‬


َ َ‫ال ق‬ ِ ‫َح َّد َثنَا أَمْح َ ُد بْ ُن يُونُس َح َّد َثنَا َزائِ َدةُ َع ْن اأْل َْع َم‬
َ ‫ش َع ْن أَيِب‬ َ
‫ب فِ ِيه ِع ْل ًما إِاَّل َس َّه َل‬ ُ ُ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َما ِم ْن َر ُج ٍل يَ ْسل‬
ُ ُ‫ك طَ ِري ًقا يَطْل‬
ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ
ِ ْ ‫اللَّه لَه بِِه طَ ِريق اجْل ن َِّة ومن أَبطَأَ بِِه عملُه مَل يسر‬
ُ‫ِع بِه نَ َسبُه‬ ْ ُ ْ ُ ََ ْ ْ ََ َ َ ُ ُ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan
kepada kami Zaidah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang
laki-laki yang meniti jalan untuk mencari ilmu melainkan Allah akan

7
Muhammad as Said, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2011), 8.
8
Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 26.
9
Suharto, Filsafat., 35.
7

mempermudah baginya jalan menuju Surga. Dan barangsiapa yang lambat


amalannya maka nasabnya tidak akan memberinya manfaat." (HR. Abu Daud:
3158).10

‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ٍ


َ ِّ ‫اج َع ْن َعطَاء َع ْن أَيِب ُهَر ْيَرةَ َع ْن النَّيِب‬ ُ ‫َخَبَرنَا احْلَ َّج‬
ْ ‫يد أ‬ َ ‫َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن يَِز‬
‫ال َم ْن َكتَ َم ِع ْل ًما َي ْعلَ ُمهُ َجاءَ َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة ُملَ َّج ًما بِلِ َج ٍام ِم ْن نَا ٍر‬ َ َ‫َو َسلَّ َم ق‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yazid, dia berkata;
telah mengabarkan kepada kami Al Hajjaj dari 'Atho` dari Abu Hurairah dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa
menyembunyikan ilmu yang ia ketahui, maka pada hari kiamat ia akan datang
dalam keadaan dicambuk dengan cabuk dari api." (Imam Ahmad - 10082).
Dari hadist dapat diambil kesimpulan bahwa Rasulullah SAW mewajibkan
umatnya untuk mengadakan pendidikan dan pengajaran. Selain itu hadist tersebut
menjelaskan balasan bagi orang yang tidak mengadakan pendidikan dan
pengajaran.11
Pada intinya apa yang menjadi pendidikan Rasulullah melalui Sunnahnya
memiliki dua fungsi yaitu:
1. Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat di dalam al-Quran,
dan sekaligus menerangkan hal-hal yang tidak termaktub di dalamnya.
2. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah bersama
para sahabatnya, perlakuannya terhadap anak didik, dan bagaimana
Rasulullah menanamkan keimanan ke dalam jiwa mereka.12
B. Pendekatan Filsafat Pendidikan Islam Secara Tekstual
Menurut Jaalaluddin dan Usman Said adalah: pada garis besarnya ada dua
metode pokok dalam mempelajari filsafat pendidikan Islam, yakni :
1. Pendekatan terhadap wahyu
2. Pendekatan terhadap sejarah.
Pendekatan wahyu merupakan pendekatan dalam mengkaji konsep-konsep
wahyu secara filosofis dan analitis, sedangkan pendekatan sejarah dilakukan
melalui pengkajian hasil pemikiran ulama ( cendekiawan ) Islam dimasa silam.13

10
Lidwa pusaka-software, Kitab 9 Imam, www.lidwapusaka.com.
11
Nur Uhbiyati, Ilmu, 28.
12
Suharto, Filsafat., 36.
13
Abd.Aziz, Filsafat Pendidikan Islam ( Surabaya : eLKAF, 2006 ), 17.
8

Pada filsafat Islam dalam memecahkan problema pendidikan Islam


( problema pendidikan yang dihadapi umat Islam ) dapat menggunakan metode-
metode antara lain :
1. Metode spekulatif dan kontemplatif yang merupakan metode utama dalam
setiap cabang filsafat. Dalam sistem filsafat Islam disebut tafakkur. Baik
kontemplatif maupun tafakkur, adalah berpikir secara mendalam dan
dalam situasi yang tenang, sunyi, untuk mendapatkan kebenaran tentang
hakikat sesuatu yang dipikirkan. Dan oleh karenanya berkaitan dengan
masalah-masalah yang abstrak, misalnya hakikat hidup menurut Islam,
hakikat iman, Islam, sifat Tuhan, takdir, malaikat dan sebagainya.
2. Pendekatan normatif. Norma, artinya nilai, juga berarti aturan atau hukum-
hukum. Norma menunjukkan, keteraturan, suatu sistem. Nilai juga
menunjukkan baik buruk, berguna tidak bergunanya sesuatu. Norma juga
akan menunjukkan arah gerak sesuatu aktivitas.
Menurut filsafat Islam, sumber nilai adalah Tuhan dan semua
bentuk norma akan mengarahkan manusia kepada Islam. Pendekatan
normatif dimaksudkan adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan
dalam kehidupan nyata, dalam filsafat Islam bisa disebut sebagai
pendekatan syar’iyah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan
tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh menurut syari’at Islam.
Obyeknya adalah berkaitan dengan tingkah laku dan amal perbuatan
metode ijtihad dalam fiqh seperti istihsan, maslahah mursalah, al’adah
muhakkamah, adalah merupakan contoh-contoh metode normatif ini dalam
sistem filsafat Islam.
3. Analisa konsep yang juga disebut sebagai analisa bahasa. Konsep berarti
tangkapan atau pengertian seseorang terhadap sesuatu obyek. Pengertian
seseorang selalu berkaitan dengan bahasa, sebagai alat untuk
mengungkapkan pengertian tersebut. Pengertian tentang sesuatu obyek
dirumuskan dalam bentuk definisi yang menggunakan bahasa atau kelimat
tertentu. Kata-kata, kalimat dan bahasa pada hakikatnya merupakan
kumpulan dari pengertian-pengertian, dari konsep-konsep. Konsep
seseorang tentang suatu obyek berbeda antara satu dengan lainnya, dan
9

konsep inipun dibatasi oleh waktu dan tempat, Al-Qur’an dan hadis-hadis
Nabi adalah juga menggunakan bahasa manusia, yang berarti juga
merupakan kumpulan dari konsep-konsep yang bisa dimengerti oleh
manusia. Dalam sistem filsafat Islam, menafsirkan dan juga menta’wilkan
ayat-ayat Al-Qur’an, atau analisa bahasa. Ajaran Islam penuh dengan
konsep-konsep filosofis tentang hidup dan kehidupan manusia, seperti
iman, Islam, Ihsan, amal saleh, takwa, bahagia, dan sebagainya. Semuanya
adalah menjadi problema pendidikan Islam.
4. Pendekatan historis. Histori artinya sejarah, yaitu mengambil pelajaran
dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Suatu kejadian atau peristiwa dalam
pandangan kesejarahan terjadi karena hubungan sebab akibat, dan terjadi
dalam suatu setting situasi kondisi dan waktunya sendiri-sendiri. Dalam
sistem pemikiran filsafat, pengulangan sejarah ( peristiwa sejarah ) yang
sesungguhnya tidak mungkin terjadi. Peristiwa sejarah berguna untuk
memberikan petunjuk dalam membina masa depan. Dengan demikian
peristiwa-peristiwa sejarah banyak manfaatnya untuk pendidikan. Ayat-
ayat Al-Qur’an banyak menganjurkan untuk mengambil pelajaran dari
sejarah. Dalam sistem filsafat Islam, penggunaan Sunnah Nabi SAW
sebagai sumber hukum, penelitian-penelitian akan hadis-hadis yang
menghasilkan pemisahan antara hadits palsu dan hadis shahih, pada
hakikatnya merupakan contoh praktis dari penggunaan analisa historis
dalam filsafat pendidikan Islam.
5. Pendekatan Ilmiah terhadap masalah aktual, yang pada hakikatnya
merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berpikir rasional,
empiris dan eksperimental yang telah berkembang pada masa jayanya
filsafat dalam Islam. Pendekatan ini tidak lain adalah merupakan realisasi
dari ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa :

Firman Allah SWT


10

‫ات ِّمن َبنْي ِ يَ َديِْه َو ِم ْن َخ ْل ِف ِه حَيْ َفظُونَهُ ِم ْن أ َْم ِر اللّ ِه إِ َّن اللّهَ الَ يُغَِّيُر َما بَِق ْوٍم َحىَّت‬
ٌ َ‫لَهُ ُم َعقِّب‬
- ‫يُغَِّي ُرواْ َما بِأَْن ُف ِس ِه ْم َوإِ َذا أ ََر َاد اللّهُ بَِق ْوٍم ُسوءاً فَالَ َمَر َّد لَهُ َو َما هَلُم ِّمن ُدونِِه ِمن َو ٍال‬

١١
Artinya :Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya
atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan
suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah Menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.“ ( Q.S. Al-Ra’d: 11)
Usaha mengubah keadaan atau nasib, tidak mungkin bisa
terlaksana kalau seseorang tidak memahami permasalahan-permasalahan
aktual yang dihadapimya. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk
mengubah dan mengarahkan keadaan atau nasib tersebut. Dan ini adalah
merupakan problema pokok filsafat pendidikan Islam masa sekarang.
6. Dalam sistem pendidikan Islam, pernah pula berkembang pendekatan yang
sifatnya komprehensif dan terpadu, antara sumber-sumber naqli, akli dan
imani, sebagimana yang nampak dikembangkan oleh Al-Ghazali. Menurut
Al-Ghazali, kebenaran yang sebenarnya, yaitu kebenaran yang diyakininya
betul-betul merupakan kebenaran. Kebenaran yang mendatangkan
keamanan dalam jiwa, bukan kebenaran yang mendatangkan keragu-
raguan. Untuk mencapai kebenaran yang benar-benar diyakini, harus
melalui pengalaman dan merasakan. Pendekatan ini, lebih mendekati pola
berpikir yang empiris dan intuitif. 14
C. Distingsi filsafat pendidikan Islam dalam filsafat pendidikan
Pada dasarnya filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan
secara mendalam sampai ke akar-akarnya, sistematis, dan universal mengenai
pendidikan. Perenungan tersebut untuk mengkoordinasi tentang pendidikan atau
sejumlah prinsip, kepercayaan, konsep, asumsi, dan premis yang ada hubungan
14
Zuhairini, Filsafat., 131-134.
11

eratnya dengan praktek pendidikan yang ditentukan dalam bentuk yang lengkap-
melengkapi, bertalian dan selaras yang berfungsi sebagai teladan dan pembimbing
bagi usaha pendidikan dan proses pendidikan dengan seluruh aspek-aspeknya dan
bagi politik pendidikan di dalam suatu negara. Filsafat dalam hubungannya
dengan pendidikan tentunya mencoba mempertanyakan persoalan-persoalan
pokok pendidikan. Persoalan-persoalan pendidikan itu antara; Apa hakikat
pendidikan itu? Apa tujuan pendidikan itu? bagaimana proses pendidikan itu
dilakukan? Bagaimana dan siapa yang dididik itu? Pertanyaan-pertanyaan ini
merupakan persoalan pendidikan yang perlu dijawab oleh filsafat. Filsafat dengan
pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya merupakan dua hal
yang tak dapat dipisahkan, filsafat dan pendidikan saling menunjang satu sama
lain.15
Sedangkan perkembangan filsafat ( pemikiran filsafat ) dalam dunia Islam,
telah menghasilkan berbagai macamn alternatif jawaban terhadap berbagai macam
pertanyaan-pertanyaan hakiki problema hidup dan kehidupan manusia tersebut.
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan manusia dengan
Tuhan tentang keyakinan dan kepercayaan hidup, telah menimbulkan ilmu kalam.
Pertanyaan-pertanyaan tentang dekatnya hubungan manusia dengan Tuhan,
tentang kembali pada Tuhan, menimbulkan ilmu tasawuf, ilmu fiqh, adalah
merupakan kodifikasi dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang apa
dan bagaimana nilai-nilai dan norma-norma kehidupan dan tingkah laku. Dan
jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang alam semesta dan
hubungan manusia dengan alam semesta dan lingkungannya, menghasilkan
berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu tersebut berhasil dikembangkan
dalam dunia Islam, dengan menggunakan metode yang khas Islami, yaitu metode
ijtihad. Ijtihad adalah menggunakan segenap daya akal dan potensi manusiawi
lainnya untuk mencari kebenaran dan mengambil kebijaksanaan dengan
bimbingan Al-Qur’an dan Sunah Nabi SAW.16
Dalam hubungan ini dapat memberi kesan bahwa filsafat pendidikan Islam
sama dengan filsafat pada umumnya. Dalam arti bahwa filsafat pendidikan Islam
mengkaji tentang berbagai masalah yang ada hubungannya dengan pendidikan,
15
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta : Kemenag, 2012 ), 17.
16
Zuhairini, Filsafat., 126.
12

seperti manusia sebagai subjek dan objek pendidikan, kurikulum, metode,


lingkungan, guru, dan sebagainya. Bedanya dengan filsafat pendidikan pada
umumnya bahwa di dalam filsafat pendidikan Islam semua masalah kependidikan
tersebut selalu didasarkan kepada ajaran Islam yang bersumberkan al-Qur’an dan
al-Hadits. Dengan kata lain bahwa kata Islam yang mengiringi kata filsafat
pendidikan itu menjadi sifat, yakni sifat dari filsafat pendidikan tersebut.17
Berbagai pendapat para ahli mencoba merumuskan pengertian filsafat
pendidikan Islam. Muzayyin Arifin, misalnya mengatakan bahwa filsafat
pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan
yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam tentang hakikat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing
menjadi manusia Muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam.
Filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai studi tentang pandangan
filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah
kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia Muslim dan Umat Islam. Di samping itu filsafat
pendidikan Islam, juga merupakan studi tentang penggunaan dan penerangan
metode dan sistem filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan
umat Islam, dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap
pelaksanaan pendidikan umat Islam. Filsafat pendidikan Islam merupakan aplikasi
dari filsafat Islam untuk mengkaji dan menelaah semua persoalan pendidikan.
Jadi, yang menjadi bahan kajian dalam filsafat pendidikan Islam tidak hanya
menyangkut persoalan pendidikan, tetapi terlebih dahulu harus dikaji apa yang
menjadi isi filsafat Islam. Filsafat Islam harus membahas hakikat realitas, hakikat
pengetahuan, dan hakikat nilai.18

17
Moch Tolchah, Filsafat Pendidikan Islam: Konstruksi Tipologis dalam Pengembangan
Kurikulum,” Tsaqafah “, Vol.II , No.2, ( November 2015 ), 384.
18
A. Heris, Filsafat., 19.
13

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulakan:
1. Sumber teks filsafat pendidikan Islam yaitu al-Quran dan al-Sunnah.dalam
al-Quran sumber teksnya terdapat pada surat al-Alaq: 1-5, surat al-
Mujadalah: 11, surat Fathir: 27-28, surat Ibrahim: 24-25, surat Al-
Baqarah: 31. Sedangkan sumber teks pada hadisnya terdapat dalam hadist
Abu Daud: 3158, hadistImam Ahmad – 10082.
2. Pendekatan filsafat pendidikan secara tekstual meliputi pendekatan
spekulatif dan kontemplatif , pendekatan normatif, pendekatan analisa
konsep, pendekatan historis, pendekatan Ilmiah, pendekatan komprehensif
dan terpadu.
3. Filsafat pendidikan Islam mempunyai keterkaitan dengan filsafat
pendidikan. Filsafat pendidikan Islam merupakan aplikasi dari filsafat
Islam untuk mengkaji dan menelaah semua persoalan pendidikan.
Selanjutnya filsafat pendidikan Islam dapat membentuk pendidikan yang
khas, yang sesuai dengan prinsip dan nilai Islaminya.

12
14

DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.


Toto Suharto. Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: ar Ruzz Media, 2011.
Zainuddin Ali. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany. Falsafah Pendidikan Islam,
Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Muhammad as Said. Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2011.
Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997.
Lidwa pusaka-software, Kitab 9 Imam, www.lidwapusaka.com.
Abd.Aziz. Filsafat Pendidikan Islam, Surabaya : eLKAF, 2006.
A. Heris Hermawan. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kemenag, 2012.
Moch Tolchah. Filsafat Pendidikan Islam: Konstruksi Tipologis dalam
Pengembangan Kurikulum,” Tsaqafah “, Vol.II , No.2, November
2015.

Anda mungkin juga menyukai