Anda di halaman 1dari 93

PERAN TAHSIN DALAM PERBAIKAN BACAAN

AL-QURAN (STUDI DI MA’HAD AL-JAMI’AH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI)
SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S.1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

ANISA MARINA
NIM: 201190036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2022
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN

‫الر ِحيْم‬
‫الرحْ َم ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ‫ِب‬
Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, sumber segala kebenaran,
sumber ilmu pengetahuan, Yang Maha Penolong hambanya, atas segala nikmat
yang diberikan kepada saya sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini dengan penuh
suka cita dan dukungan orang-orang sekitar.
Maka dari itu saya persembahkan karya ini untuk kedua orang tua saya
Bapak Abdul Somad(Alm) ,Ibu Siti Aisah,Guru-guru Serta Ustadz-Ustadzah yang
senantiasa mendo’akan, mendidik, membimbing, memfasilitasi dengan penuh
keikhlasan dan menunggu keberhasilan saya dengan sabar. Untuk abang dan
kakak saya, Hasannudin, Solihin, Suhada, Junardi, Umu Akikah,dan Ilham
Efendi. Serta teman seperjuanganku Titin Anisa, Rahmi Afriani,dan Sukma Dewi
yang sejak awal berjuang bersama hingga saat ini saling mensupport untuk terus
semangat menyelesaikan pendidikan.
Serta kepada teman-temanku di ma’had al- jami’ah dan PAI 7 A angkatan
2019 yang telah banyak berjasa, berjuang bersama hingga sampai dengan titik
sekarang dalam perjuangan saya di bangku perkuliahan sampai menyelesaikan
skripsi ini.
Akhir kata terimalah bingkisan indah ini sebagai persembahanku, semoga
Allah meridhoi.

vi
MOTO

‫ت ا َنه لَ ُه ْم اَجْ ًرا‬ ّٰ ‫ِي ِلله ِت ْي ِه َي ا َ ْق َو ُم َويُ َبش ُِر ا ْل ُم ْؤ ِم ِن ْينَ اله ِذ ْينَ َي ْع َملُ ْونَ ال‬
ِ ‫ص ِل ٰح‬ ْ ‫اِنه ٰهذَا ا ْلقُ ْر ٰانَ َي ْهد‬
‫َك ِبي ًْر‬
“Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan,
bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.”(QS.Al-Isra’:9)

ُ‫عله َمه‬
َ ‫َخي ُْركُ ْم َم ْن تَعَله َم اْلقُ ْرآنَ َو‬

“Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan
mengajarkannya” ( HR. Bukhari )

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami persembahkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karna
rahmat dan karunianya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
proposal skripsi yang berjudul ‘’Peran Tahsin Dalam Perbaikan Bacaan Al-
Qur’an (Studi Di Mahad Al-Jami’ah Universitas Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi’’. Laporan proposal skripsi ini di susun sebagai syarat untuk mengerjakan
skripsi pada program strata-1 pada program studi Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari
bantuan beberapa pihak, karena itu pada kesempatan kali ini kami ingin
mengucapkan terima kasih pada:
1. Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph.D Selaku rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Fadillah, M.Pd Selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Boby Syefrinando, M. Si Selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Dr. H Salahuddin M.Si Selaku sekretaris Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Habib Muhammad. S.Ag, M.Ag, sebagai pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan
penuh keikhlasan, kesabaran, dan rasa tanggung jawab.
6. Hafiq S,S.Pd.I,M.Pd sebagai pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh
keikhlasan, kesabaran, dan rasa tanggung jawab.
7. Segenap dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
8. STAF Ma’had Al-jami’ah yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis dalam memperoleh data di lapangan.

viii
9. Kakak-kakak dan temen-teman yang telah memberikan saran dan motivasi
dalam penulisan proposal skripsi.
10. Orang tua, saudara,paman dan sahabat atas doa dan semangat yang di
berikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak luput dari
beberapa kekurangan, Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan dan perbaikan sehingga laporan skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan dapat di gunakan untuk penelitian selanjutnya.

Jambi, 14 Desember 2022


Penulis,

Anisa Marina
NIM:201190036

ix
ABSTRAK
Nama :Anisa Marina
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Judul :Peranan Metode Tahsin Perbaikan Bcaan AL-Qur’an (Studi di
Mahad Al-Jami’ah Universitas Uslam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi)

Penelitian ini membahas tentang Peran tahsin dalam perbaikan bacaan Al-Qur’an
Mahasiswa yang di rekkrut untun memperbaiki bacaan di Mahad Al-jami’ah
Universitas Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Mengingat saat ini semakin banyak
mahasiswa yang belum benar dan baik bacaan AL-Qur’an maka peneliti tertarik
meneliti tentang peran tahsin di Mahad Al-Jami’ah Universitas Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses peran tahsin dalam meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an
Mahasiswa di Mahad AL-Jamiah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sumber data primer didapat dari ustadz,
mahasiswa, pengurus rumah Mahad Al-Jami’ah, peristiwa yang terjadi, dan
dokumentasi. Data yang sudah diperoleh selama proses penelitian direduksi untuk
selanjutnya dapat disajikan dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa peran tahsin yang telah dilaksanakan memberikan dampak
positif terhadap kualitas bacaan Al-Qur’an mahasiswa yang cenderung meningkat.
Peranan metode tahsin difokuskan pada bagaimana mahasiswa dapat
menyebutkan huruf sesuai dengan makhrajnya. Selain itu penggunaan ilmu tajwid
juga sangat diperhatikan disini. Terdapat beberapa kendala yang dialami selama
proses peran tahsin baik dari ustadz maupun mahasiswa itu sendiri.

Kata Kunci: Peran, Tahsin, Bacaan Al-Qur’an

x
ABSTRACT
Name : Anisa Marina
Department : Islamic Religious Education
Title : The Role of the Tahsin Method in Improving Al-Qur'an Reading
(Study at Mahad Al-Jami'ah Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
State Uslam University)

This study discusses the role of tahsin in improving Al-Qur'an reading Students
who are recruited to improve reading at Mahad Al-jami'ah University of Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Given that currently there are more and more students
who do not read the Qur'an correctly and well, the researchers are interested in
researching the role of tahsin at Mahad Al-Jami'ah, University of Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. The purpose of carrying out this research was to find out how
the process of tahsin's role in improving the quality of students' reading of the
Koran at Mahad AL-Jamiah Sulthan Thaha Saifuddin State Islamic University
Jambi. This study uses a type of qualitative research. The data collection process
was carried out in three ways, namely through observation, interviews, and
documentation. Primary data sources were obtained from ustadz, students, Mahad
Al-Jami'ah housekeepers, events that occurred, and documentation. The data that
has been obtained during the research process is reduced so that it can then be
presented and conclusions drawn. The results of this study indicate that the role of
tahsin that has been carried out has a positive impact on the quality of students'
Al-Qur'an reading which tends to increase. The role of the tahsin method is
focused on how students can name letters according to their makhraj. In addition,
the use of tajwid knowledge is also very important here. There were several
obstacles experienced during the tahsin role process both from the ustadz and the
students themselves.

Keywords: Role, Tahsin, Al-Qur'an Reading

xi
DAFTAR ISI

PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
MOTO ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
ABSTRACT ....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
Lampiran 1 Instrumen PengumpulanData .......................................................... xv
Lampiran 2 Daftar Key ...................................................................................... xv
Informan Lampiran 3 Dokumentasi .................................................................... xv
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup ..................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A.Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 5
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7


A. Kajian Teoritis ................................................................................... 7
1. Pengertian peran……………………………………………………....8
2. Pengertian Tahsin AL-Qur’an............................................................. 8
3. Pengertian Al-Qur’an ....................................................................... 14
4. Kemampuan Membaca al-Qur’an ..................................................... 15
B. Studi relevan .................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 19


A.Pendekatan dan Desain ..................................................................... 19
B. Setting penelitian dan Subjek Penelitian ........................................... 20
C. Jenis Dan SumberData…………………………………....................21
D.Teknik Pengumpulan Data………………………………………..….22
E. Teknik Analisi Data…………………………….................................23
F. Tenik Pemekriksaan keabsahan data……………..………….............24
G. Jadwal Penelitian ............................................................................ 25

xii
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN...................................................... 28
A. Temuan Umum ................................................................................ 28
B. Temuan khusus ................................................................................ 63

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 65


A.Kesimpulan ...................................................................................... 65
B. Implikasi.......................................................................................... 66
C. Saran ............................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67


LAMPIRAN ..................................................................................................... 70

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 27
Tabel 4. 1 Struktur Organisasi ....................................................................................... 34
Tabel 4. 2 Tenaga Pengajar ........................................................................................... 41
Tabel 4. 3 Keadaan Sarana Dan Prasarana ..................................................................... 42
Tabel 4. 4 Data Pengurus .............................................................................................. 46
Tabel 4. 5 Daftar Key Informan ..................................................................................... 73

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen PengumpulanData
Lampiran 2 Daftar Key imforman
Informan Lampiran 3 Dokumentasi
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. Yang mu’jiz ( dapat melemahkan
orang – orang yang menetangnya ), diturunkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Naas, membaca Al-Qur’an adalah ibadah. Maka dianjurkan bagi seorang
mukmin untuk memperhatikan perkara memperbagus suara saat membaca Al-
Qu’an. Karena bisa lebih khusyu’ untuk hati serta lebih bermanfaat untuk orang
yang mendengarkannya. Demikian pula seorang mukminah, ketika membaca Al-
Qur’an dianjurkan baginya untuk memperbagus suara, membaca dengan tartil,
berusaha memahami maknanya sehingga dia dan orang yang mendengarnya bisa
mengambil manfaat darinya. (Muhammad Sayyid Thantawi,2013: 24) Al-qur’an
merupakan kitab suci umat Islam. Mengajarkan Al-qur’an bisa dilakukan melalui
membaca, menulis dan menghafal. (Awwaliyah, 2019:10).
Membaca Al-Qur’an harus memperhatikan aturan-aturan yang dimiliki
antara lain: Ilmu Tajwid, ilmu Gharib, Makharijul Huruf, serta mampu memahami
dan mengucapkan bacaan panjang ataupun pendek. Jadi, dalam proses
pembelajaran membaca Al-Qur’an, aturan-aturan tersebut harus dipelajari dan
difahami dengan sebenar-benarnya karena bila aturan-aturan tersebut tidak
difahami secara benar, maka bacaan Al-Qur’an juga menjadi salah. Selain itu
yang harus diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an yaitu membaca Al-Qur’an
wajib menggunakan tartil. Sebagaimana perintah Allah SWT dalam surat Al-
Muzammil ayat 4 :
‫علَ ْي ِه َو َرتِ ِل ا ْلقُ ْر ٰانَ ت َ ْرتِي ًْل‬
َ ‫ا َ ْو ِز ْد‬
Artinya : “Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan
perlahan-lahan”. (Q.S Al-Muzammil: 4)
Untuk mengetahui hukum yang terkandung didalam Al-Qur’an tentunya
umat Islam harus mempelajarinya terlebih dahulu yang dimulai sejak usia dini
hingga mereka bisa mengamalkan isi kandungannya, disinilah letak kewajiban
mempelajari Al-Qur’an karena wajib mengamalkannya. Allah menurunkan Al-

1
2

Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengeluarkan umat manusia dari
kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam, sehingga menjadi benar-benar
umat yang baik dan terbaik yang pernah ada di muka bumi ini. Diantara ciri khas
atau keistimewaan yang dimiliki Al-Qur’an adalah ia bisa memberi syafa’at pada
hari kiamat pada orang-orang yang membacanya dan mengkajinya. Al-Qur’an
yang merupakan wahyu Allah Swt yang paling mulia, senantiasa telah
memberikan banyak hikmah dan manfaat bagi kita yang ingin mempelajarinya.
Karena sebagai hamba Allah Swt yang beriman hendaknya menunaikan
kewajiban untuk membaca, mempelajari dan memaknai setiap ayat-ayat Al-
Qur’an. Karena dengan hal itu kita akan mendapatkan banyak manfaat yang
diperoleh dari mempelajari kitab suci Al-Qur’an.(Ahmadi,2013)
Banyak sekali metode dalam membaca Al-Qur’an, seperti metode iqro,
metode tilawah, metode qiroati, dan metode tahsin. Ilmu tahsin ini sebenarnya
kurang lebih sama dengan ilmu tajwid. Hanya saja ilmu tajwid lebih dominan
pada teorinya, sedangkan tahsin pada aplikasinya atau praktiknya. (Ahmad
Syaiful Anam dan Amalia Mu’minah Nailusyifa, 2013:2)
Tahsin berasal dari kata dalam Bahasa Arab hassana-yahassinu-tahsin,
yang berarti baik dan bagus. Kemudian jika dilihat dari kata tahsin itu sendiri,
maka artinya adalah memperbaiki atau membaguskan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, pembelajaran tahsin adalah upaya untuk memperbaiki bacaan
Al-Qur’an agar sesuai dengan kaidah-kaidah hukum tajwid dan berupaya
memperbagus dan memperindah bacaan. (Atifah, Laily, and Pina Pitriana)
tahsin merupakan cara dalam membaca Al-Qur’an yang berfokus pada
menitikberatkan makhroj (tempat keluarnya huruf) serta ilmu tajwid. Tahsin ini
biasa digunakan untuk mempelajari Al-Qur’an melalui seorang guru baik secara
langsung atau berhadapan. Memakaikan Tahsin juga bisa memudahkan dalam
membaca Al-Qur’an, karena dalam model penulisan serta pembelajarannya
menggunakan pendekatan makharijul huruf (tempat keluar huruf), tidak hanya
berdasarkan huruf hijaiyah, sehingga sangat memudahkan dalam mempelajarinya.
Karena dengan mempelajari huruf-huruf yang sama tempat keluarnya, atau
disusun berdasarkan kedekatan bacaannya sehingga memudahkan dalam
3

membaca sesuai hukum tajwid. Jika penyusunan huruf atau bacaan dengan mudah
maka akan memudahkan kita dalam mempelajari dan membaca Al-Qur’an dengan
baik dan benar.
Berdasarkan Observasi awal peneliti, tahsin ini juga di terapkan dalam
pembelajaran Al-Qur’an di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.Namun sebelumnya Ma’had Al-Jami’ah menggunakan
metode Qiro’ati.
Metode Qiro’ati merupakan metode dalam pembelajaran membaca Al-
Qur’an dimana metode ini lebih menekan kan pendekatan keterampilan dalam
proses membaca al qur’an secara cepat dan tepat , baik tajwid maupun makhrijul
huruf nya, sehingga akan di proleh hasil pengajaran yang efektiv dan dapat di
kembangkan sesuai dengan kondisi kemampuan mahasiswa dengan berbagai latar
belakang .
Dengan adanya penerapan metode Qiro’ati ini agar Mahasantri Ma’had
Al-Jami’ah mampu membaca Al-Qur’an secara langsung tanpa harus dieja,
sehingga mahasantri Ma’had Al-Jami’ah tidak hanya mampu membaca bahkan
menghafal Al-Qur’an tetapi juga mudah dalam mengingat apa yang telah di
ajarkan pada mereka. Salah satu pendidikan yang mengelola Al-Qur’an yang
menerapkan Metode Qiro’ati yaitu Ma’had Al-Jami’ah Uin Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Ma’had Al-Jami’ah memiliki target menghafal Al-Qur’an 1 juz yaitu juz
30 yang belum tentu semua mahasantri mampu membaca Al-Qur’an yang berlatar
belakang dari umum dan bukan dari pesantran dengan rentan waktu 2 semester,
metode Qiro’ati ini membantu mahasantri dalam mempermudah membaca Al-
Qur’an agar mampu menghapal Al-Qur’an. Melihat penomena tersebut , maka
akhirnya Ma’had Al-Jami’ah memilih metode Qiro’ati yang dilakukan oleh
pengurus nya sejak tahun 2012. Dalam melaksanakan metode Qiro’ati mahasantri
diwajibkan untuk mengikuti pembinaan secara intensif selama 1 bulan (jangka
pendek). Tujuan dilaksanakan pembinaan tersebut tidak lain untuk memperoleh
hasil yang maxsimal dalam satu tahun tinggal di ma’had.
4

Berdasarkan studi pendahuluan Grand Tour penulis menemukan bebrapa


hal yang perlu di nyatakan:
1. Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI Jambi masih banyak terdapat
membaca Al-Qur’an tidak sesuai kaidaah tajwid
2. Terjadi perbedaan pengajaran metode qiro’ati di lapangan.
3. Melemah nya mahasantri dalam target menghapal Al-Qur’an.
Metode qiro’ati berbeda dengan penerapan pembelajaran metode lainnya.
Perbedaan nya terletak pada system pembelajaran,cara membacanya maupun cara
pengajaran nya. System dan cara membaca al-qur’an pada metode ini yaitu LCTB
( lancer, cepat, tepat dan benar) dan tartil tanpa harus dieja. Kemudian model
pengajaran nya yaaitu dengan menggunakan alat peraga seperti tongkat kayu
sebagai langkah pertama sebelim proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran metode qiro’ati tersebut, mudabbir ma’had al-
jami’ah menyelenggarakan pembelajaran qirao’ati sebelum mahasantri
menghapal, sebagai program unggulan ma’had al-jami’ah. Metode qiro’ati ini di
amanah kan kepada guru yang mengajar tidak untuk diperjual belikan, akan tetapi
untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan dalam bacaan Al-Qur’an untuk
menjaga kemurnian metode qiro’ati. Akan tetapi pada akhir 2019 metode qiroati
sistem pembelajarannya sedikit berbeda di karenakan tidak adanya penerimaan
mahasanti baru di Ma'had Al-Jami'ah yang di sebabkan oleh Covid 19 sehingga
metode qiroati di kombinasikan dengan metode tahsin yang di ajarkan lansung
oleh ustadz Abu Mansyur sebagai penasehat Ma’had Al-Jami’ah kepada
mahasantri yang di rekrut sebagai pengurus(mudabbir/mudabbiroh) asarama
angkatan selanjutyan yang berjumlah 20 putri dan 11 putra, disini mahasantri di
ajarkan cara memperbaiki bacaan Al-Qur’an sekaligus cara mengajarkan metode
ini nanti jika suatu saat Mahad Al-Jami’ah menerima mahasatri baru.
Namun pada Angkatan baru tahun 2020/2021-2021/2022 masih belum
ada penerimaan mahasantri baru alasannya karena sarana dan prasarana yang
tidak memungkinkan,namun Ma'had Al-Jami'ah mengambil kebijakan untuk
5

menerapkan Tahsin yang mana pembelajaran tahsin ini diperuntukan bagi


mahasiswa baru yang mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an.
Dan kelebihan tahsin ini lebih sering digunakan untuk pembelajaran yang
menekankan pada perbaikan bacaan secara praktis. Seorang pembelajar membaca
Al-Quran, sedangkan gurunya menyimak dan memperbaikinya ketika ada
kekeliruan serta mencontohkan bacaan yang benar. Adapun tajwid, lebih sering
digunakan untuk pembelajaran yang menekankan pada pemahaman teoritis dalam
persoalan makharijul huruf, sifat huruf, dan hukum tajwid.
Pada saat penerimaan Mahasiswa baru dilakukan ujian lisan setelah
pendaftaran ulang , salah satu ujian itu ialah mambaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar dan apabila terdapat mahasiswa dalam membaca Al-Qur’an kurang baik,
tidak fasih dalam melafadzkan Al-Qur’an, maka mahasiswa tersebut di
rekomendasikan untuk mengikuti pembalajaran tahsin Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi hanya 2 kali
pertemuan dalam seminggu yang dimulai pada bulan April 2022 yaitu hari libur
kuliah sabtu dan minggu,dan mahasiswa tersebut tidak tinggal di asrama.
Terdapat sebanyak 455 mahasiswa yang di rekomendasikan untuk
mengikuti pembelajaran itu, baik putra maupun putri, Akan tetapi pada
pelaksanaannya dari 455 mahasiswa yang di rekomedasikan hanya terdapat 168
mahasiwa yang melaksanakan rekomendasi tersebut untuk mengikuti pembelajran
tahsin di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negri Sultan Saifuddin
Jambi.Dengan tenaga ajar berjumalah 8 orang yang terdiri dari 5 ustadz dan 3
ustadzah.
Bedasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul ‘’Peran Tahsin Dalam Perbaikan Bacaan Al-Qur’an
(Studi Di Mahad Al-Jami’ah Universitas Sulthan Thaha Saifuddin Jambi’’

B. Fokus Penelitian
Fokus Penelitian ini hanya tentang peran tahsin Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah Universitas Islam Negri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
6

C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang tersebut yang hendak
penulis jadikan rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran tahsin dalam pembelajaran Al-Quran di Ma’had Al-Jami’ah
UIN STS Jambi?
2. Apa kendala dalam pelaksanaan tahsin pembelajaran Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah UIN STS Jambi?
3. Bagaimana hasil akhir dari tahsin pembelajaran Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah UIN STS Jambi?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui peran tahsin dalam pembelajaran Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah UIN STS Jambi.
b. Mengetahui apa kendala dalam pelaksanaan tahsin pembelajaran Al-Qur’an di
Ma’had Al-Jami’ah UIN STS Jambi.
c. Mengetahui hasil akhir dari tahsin pembelajaran Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah UIN STS Jambi.
2. Kegunaan penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
terutama dalam hal:
a. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi strata satu
(S1). Dalam Prodi Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Dan
Keguruan UIN STS Jambi.
b. Untuk memberikan penjelasan tentang peran tahsin dalam pembelajaran Al-
Qur’an di Ma’had Al-Jami’ah UIN STS Jambi.
c. Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dari Prodi
Pendidikan Agama Islam fakutas tarbiyah UIN STS Jambi.
d. Untuk memberikan kontribusi kepada lembaga pendidikan di ma’had al-
jami’ah UIN STS Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Peran
Peran berarti sesuatu yang dimainkan atau dijalankan.(Departemen
pendidikan agama,2014) Peran disefinisikan sebagai sebuah aktivitas yang
diperankan atau dimainkan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan atau
status sosial dalam organisasi.
Peran menurut terminology adalah seperangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh yang berkedudukan dimasyarakat. Dalam bahasa inggris peran
disebut “role” yang definisinya adalah “person’s task or duty in undertaking”.
Artinya “tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan”.
Peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan peranan merupakan tindakan
yang dilakukan oleh seorang dalam suatu peristiwa
Peran adalah aktivitas yang dijalankan seseorang atau suatu
lembaga/organisasi. Peran yang harus dijalankan oleh suatu lembaga/organisasi
biasanya diaturdalam suatu ketetapan yang merupakan fungsi dari lembaga
tersebut. Peran itu ada dua macam yaitu peran yang diharapkan (expected role)
dan peran yang dilakukan (actual role). Dalam melaksanakan peran yang
diembannya, terdapat faktor pendukung dan penghambat.
Peran menurut Koentrajaraningrat, berarti tinkahlaku individu yang
memutuskan suatu kedudukan tertentu, dengan demikian konsep peran menunjuk
kepada pola perilaku yang diharapakan dari seseorang yang memiliki status/posisi
tertentu dalam organisasi atau sistem. Menurut Abu Ahmadi peran adalah suatu
kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan
berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi
sosialnya.(Syamsir dan torang,2014:86)
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran merupakan
aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

7
8

Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian peran


adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau
sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan
tertentu. Berdasarkan hal hal diatas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan
dengan Tahsin terutama pada Cara perbaikan bacaan Al-Qur’an yang penulis teliti
yaitu Peran Tahsin, peran tidak berarti sebagai hak dan kewajiban individu
melainkan merupakan tugas dan wewenang Tahsin itu sendiri.

2. Pengertian Tahsin AL-Qur’an

a. Tahsin Al-Qur’an
Bacaan Al-Qur’an berbeda dengan bacaan tulisan manapun di dunia ini,
karena isinya merupakan kalam Allah SWT yang begitu sucinya dan sangat indah
balaghahnya yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara
terperinci, yang berasal dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui.Karena itu membacanya tidak lepas dari adab yang bersifat Zhahir
ialah secara tartil. Makna tartil dalam bacaan adalah secara teratur, berurutan,
pelan-pelan dan perlahan-lahan, memperjelas hukum dan harakatnya, menyerupai
permukaan gigi yang rata dan tersusun rapi(Musradinur dkk, 2021: 1-2).
Kata tahsin berasal dari kata hassana-yuhassinu-tahsiinan yang berarti
memperbaiki, mempercantik, membaguskan, atau menjadikan lebih baik daripada
sebelumnya. Jadi, segala aktivitas yang menunjukkan makna memperbaiki atau
memperindah atau membaguskan itu disebut tahsin (Ibnu Rusyd, 2019: 15).
Adapun tujuan menguasai metode tahsin adalah untuk menjaga lidah dari
kesalahan membaca Al-Qur’an. Kesalahan tersebut berkaitan dengan bunyi huruf
maupun kaidah-kaidah tajwid (Ibnu Rusyd, 2019: 16).
Kata tahsin memiliki makna yang sama dengan istilah tajwid yang berasal
dari kata jawwada, yujawwidu, tajwidan yang berarti membaguskan (Al-Fadhli,
2019: 32). Sedangkan secara istilah tajwid adalah mengeluarakan setiap huruf dari
makhraj (tempat keluar) nya dengan memberikan haq dan mustahaqnya (Abdur
Rauf, 2020:9). Haq huruf yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf
atau seperti sifat al-jahr, isti’la, dan lain sebagainya. Haq huruf meliputi sifat-sifat
9

huruf dan tempat-tempat keluar huruf. Mustahaq huruf yaitu sifat yang sewaktu-
waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu, seperti; idzhar, ikhfa, iqlab, idgham,
qalqalah, ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan lain- lain (Muhammad,
2015:159). Walaupun istilah tajwid dan tahsin merujuk pada pengertian yang
sama, namun dalam praktik pembelajarannya, sebagian ulama membedakan kedua
istilah tersebut. Perbedaan itu dijelaskan oleh M. Laili Al-Fadhli sebagai berikut:
Istilah tahsin lebih sering digunakan untuk pembelajaran yang
menekankan pada perbaikan bacaan secara praktis. Seorang pembelajar
membaca Al-Quran, sedangkan gurunya menyimak dan memperbaikinya
ketika ada kekeliruan serta mencontohkan bacaan yang benar. Adapun
tajwid, lebih sering digunakan untuk pembelajaran yang menekankan
pada pemahaman teoritis dalam persoalan makharijul huruf, sifat huruf,
dan hukum tajwid(Al- Fadhli, 2019:32).

Hal serupa juga dijelaskan oleh Ahmad Syaiful Anam dalam Rohmadi
(2020:65) bahwa ilmu tahsin sebenarnya hampir sama dengan ilmu tajwid.
Bedanya terletak pada penempatannya, yakni tajwid lebih dominan pada teori,
sedangkan tahsin pada praktiknya.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengertian tahsin yaitu cara yang digunakan untuk memperbaiki bacaan Al-
Qur’an agar sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ditentukan sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam membaca Al-Qur’an. Dan
perbedaan antara tahsin dan tajwid terlihat pada pelaksanaannya dimana tahsin
lebih menekankan pada praktik sedangkan tajwid lebih kepada pendalaman teori.
b. Unsur-unsur dalam Tahsin
Adapun unsur-unsur yang terdapat pada tahsin yaitu:
1) Makharijul Huruf
Pengertian Makharijul huruf secara bahasa dijelaskan oleh M. Laili Al-
Fadhli sebagai berikut: “Makhrij merupakan bentuk jamak dari makhraj yang
berarti “tempat keluar”. Jadi makharij berarti “tempat-tempat keluar”.
Adapun al-huruf merupakan bentuk jamak dari al-harf yang secara bahasa
berarti “ujung sesuatu”. Adapun secara istilah berarti suara yang keluar dari
tempat keluar muhaqqaq (tentu) atau muqaddar (tidak tentu)” (Al-Fadhli,
2020:3).
10

Secara istilah, makharijul huruf berarti tempat keluarnya huruf yang


merupakan titik berakhirnya suara (disukunkan) padanya. Sehingga bisa
membedakan huruf yang satu dengan yang lainnya (Isham Muflih al-
Qudat,2021: 29).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa makharijul huruf ialah tempat- tempat
yang menjadi keluarnya huruf-huruf Hijaiah. Dengan kata lain, huruf-huruf
Hijaiah harus dibentuk, dibunyikan, dan dikeluarkan dari tempat-tempat
tersebut. Tujuannya ada dua. Pertama, dengan menguasai makharijul huruf,
dapat membantu terhindar dari kesalahan pengucapan huruf. Kedua, dengan
menguasai makharijul huruf maka akan mampu membedakan antara bunyi
huruf yang satu dengan bunyi huruf yang lain (Ibnu Rusyd, 2019:55). Secara
umum, makharijul huruf dikelompokkan menjadi 5 tempat, yaitu:
a) Rongga (al-jauf)
b) Tenggorokan (al-halq)
c) Lidah (al-lisan)
d) Dua bibir (asy-syafatain)
e) Rongga hidung (al-khaisyum) (Isham Muflih al- Qudat,2021: 30).
2) Shifatul Huruf
Secara bahasa, sifat berarti apa-apa yang melekat pada sesuatu, baik itu
inderawi ataupun maknawi yang menjadikan ciri terhadapnya.
Sedangkan yang dimaksud shifatul huruf secara istilah adalah cara yang
tampak pada suatu huruf saat keluar dari makhrajnya, yang dengannya ia bisa
dikenali; baik berupa jahr, hams, syidah, qalqalah, atau lainnya (Al-Fadhli,
2020:47). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sifat huruf berarti sesuatu yang
tampak dan mengiringi huruf- huruf hijaiyah saat diucapkan dari tempatnya.
Tujuan menguasai sifat huruf adalah agar huruf yang diucapkan semakin
sempurna cara dan bunyinya. Artinya, huruf tersebut terdengar sesuai dengan
keasliannya (Ibnu Rusyd, 2019:65-66). Huruf yang makhrajnya sudah tepat
belum tentu benar kecuali jika sudah sesuai dengan sifat aslinya (Ibnu Rusyd,
2019: 31). Secara umum sifat huruf hijaiyah terbagi menjadi dua, yaitu shifat
11

lazimah (memiliki lawan kata) dan shifat ‘aridhah (tidak memiliki lawan
kata) (Ibnu Rusyd, 2019:66).
3) Ilmu Tajwid
Secara bahasa tajwid berarti memperbaiki dan membaguskan bacaan.
Sedangkan secara istilah tajwid adalah memperbaiki bacaan Al-Qur’an dalam
bentuk mengeluarkan dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang
dimilikinya, baik sifat yang asli maupun yang ada setelahnya (Lutfi, 2012:
88).
H. Subhan Nur dalam bukunya yang berjudul Orang yang Pintar
Membaca Al-Qur’an tanpa Pendidikan mengatakan bahwa tajwid adalah
memperbagus bacaan atau membuat bagus. Ilmu tajwid adalah suatu teknik
dalam membaca Al-Qur’an sesuai dengan maksud menghindari kesalahan
lisan dalam mengucapkan huruf-huruf Al- Qur’an (Sudiarjo, 2015: 25).

c. Pelaksanaan Tahsin
Langkah-langkah dalam penggunaan tahsin dijelaskan oleh Rohmadi
(2020:64) sebagai berikut:
1) Sebelum memulai kegiatan tahsin, santri terlebih dahulu membaca do’a
bersama-sama
2) Ustadzah menjelaskan materi tahsin yang akan dipelajari
3) Ustadzah membacakan ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan materi
yang sedang dijelaskan
4) Ustadzah mengaharahkan santri untuk mengikuti bacaan ayat yang telah
dicontohkan
5) Terakhir ustadzah mendengarkan sekaligus mengoreksi setiap bacaan santri
Adapun strategi untuk melaksanakan penggunaan metode tahsin dapat
dilakukan dengan cara (Fitriani & Hayati, 2020:19):
1) Privat/Sorogan
Privat dapat diartikan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan
dengan cara satu persatu membaca di hadapan ustadzah.
2) Klasikal Individual
12

Klasikal adalah pembelajaran secara bersama-sama (massal) dalam suatu


kelompok atau kelas.
3) Klasikal Baca Simak (KBS)
Strategi klasikal baca simak merupakan strategi mengajar dengan cara
bersama-sama yang kemudian dilanjutkan dengan mengajar secara individu,
tetapi disimak oleh ustadzah dan santri lainnya. Pembelajaran dimulai dari
pokok bahasan yang paling rendah kemudian bertahap secara berurutan sampai
kepada pokok bahasan yang tinggi. Apabila ada salah seorang santri yang
membaca maka yang lain menyimak, sehingga apabila santri melakukan
kesalahan dalam membaca Al-Qur’an santri yang lain serta ustadzah bisa
langsung menegurnya.

d. Tujuan Tahsin
Dalam proses pelaksanaan pendidikan tentulah memiliki tujuan yang ingin
dicapai sebagai bukti bahwa pendidikan tersebut terlaksana dengan baik. Adapun
tujuan dari pelaksanaan tahsin adalah sebagai berikut (Ariyanti, 2016,: 24):
1) Menjaga dan memelihara isi kandungan, kemurnian, kesucian Al- Qur’an
baik itu dari cara membaca yang sesuai dengan kaidah tajwid sebagaimana
bacaan Rasulullah saw.
2) Mengajarkan ilmu bacaan Al-Qur’an yang benar dengan menggunakan cara
yang benar pula. Agar memiliki tujuan yang selaras yang sesuai dengan apa
yang diharapkan dan dapat diterapkan secara nyata, maka dengan adanya
metode tahsin diharapkan dapat mengajarkan ilmu bagaimana cara membaca
Al-Qur’an dengan baik sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.
3) Memperhatikan kembali dalam mengajarkan Al-Qur’an agar setiap pendidik
tidak sembarangan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Al-Qur’an
juga mempunyai kaidah tertentu dalam mengurangi kesalahan yang akan
berakibat dosa bagi para pembacanya, maka dari itu para pengajar Al-Qur’an
harus berhati-hati dalam membaca Al-Qur’an sehingga kesalahan-kesalahan
itu bisa diatasi.
Urgensi tahsin terletak pada bagaimana seorang muslim mampu
melafalkan setiap huruf dan setiap kalimat dalam Al-Qur’an dengan lancar dan
13

benar serta terhindar dari kesalahan-kesalahan yang mengubah makna maupun


kesalahan-kesalahan yang tidak sesuai dengan kebiasaan ahlul Qur’an. Bagaimana
mungkin seorang muslim acuh dalam membaca kalam-Nya dengan sekehendak
hatinya tanpa menghiraukan hak dan mustahak setiap huruf dalam Al-Qur’an
(Amaliah dkk, 2021:11). Tujuan utama mempelajari ilmu tahsin adalah menjaga
lidah dari kesalahan ketika membaca Al-Qur’an. Dan kesalahan dalam membaca
Al- Qur’an ada dua macam (Muhammad, 2015:160-161):
1) Al-Lahnul Jaliy
Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik di kalangan awam maupun
para ahli tajwid.
2) Al-Lahnul Khafiy
Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara umum, kecuali oleh orang
memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan membaca Al-Qur’an.

e. Manfaat Tahsin
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari membaca Al-Qur’an
secara baik dan sempurna (tahsin). Di antaranya berikut ini (Ibnu Rusyd, 2019:16-
23):
1) Makna Al-Qur’an lebih mudah dihayati
Dengan memperbaiki bacaan Al-Qur’an sesuai dengan kaidahnya, maka
itu akan membuat si pembaca maupun yang mendengarkan lebih mudah
memahami dan menghayati makna yang terkandung dalam sebuat ayat yang
dibaca dengan jelas dan benar.
2) Pahala yang diperoleh sangat banyak
Banyak sekali dalil yang menerangkan tentang pahala bagi seseorang
yang membaca Al-Qur’an. Di antaranya ialah hadits yang dituturkan oleh
Aisyah berikut ini:
َ ‫ارةَ ْب ِن أ َ ْوفَى ع َْن‬
‫س ْع ِد ب ِْن ِهش ٍَام‬ َ ‫ع ْن ُز َر‬ َ َ‫س ِل ُم ْبنُ إِب َْرا ِهي َم َح هدثَنَا ِهشَا ٌم َو َه هما ٌم ع َْن قَت َا َدة‬
ْ ‫َح هدثَنَا ُم‬
‫سله َم قَا َل اله ِذي يَقْ َرأ ُ ا ْلقُ ْرآنَ َوه َُو َما ِه ٌر ِب ِه َم َع ال ه‬
‫سفَ َر ِة‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ع َْن عَائِشَةَ ع َْن النه ِبي‬
ِ ‫علَ ْي ِه فَلَهُ أ َجْ َر‬
‫ان‬ ْ َ‫ا ْل ِك َر ِام ا ْلبَ َر َر ِة َوالهذِي يَ ْق َر ُؤهُ َوه َُو ي‬
َ ‫شت َ ُّد‬
14

Telah menceritakan kepada Kami Muslim bin Ibrahim, telah menceritakan


kepada Kami Hisyam dan Hammam dari Qatadah dari Zurarah bin Aufa dari
Sa’d bin Hisyam dari Aisyah dari Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang
membaca Al-Qur’an dan ia pandai membacanya maka ia bersama para malaikat
yang mulia, dan orang yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia mengalami
kesulitan dalam membacanya maka baginya dua pahala.” (HR. Abu Daud No.
1242).
3) Digolongkan orang yang paling mulia
Salah satu cara agar seseorang mendapatkan derajat manusia yang
mulia di sisi Allah SWT. adalah dengan memperbaiki bacaan Al- Qur’an.
Orang yang bagus bacaan Al-Qur’annya dan bisa mengajarkannya kepada
orang lain yang masih kesulitan dan belum lancar membaca Al-Qur’an.
Sesuai dengan hadits berikut:
َ‫سلَ ِمي ِ ع َْن عُثْ َمان‬ ُّ ‫ع ْب ِد ال هرحْ َم ِن ال‬ َ ‫ع ْلقَ َم َة ب ِْن َم ْرث َ ٍد ع َْن أ َ ِبي‬ ُ ‫َح هدثَنَا أَبُو نُ َعي ٍْم َح هدثَنَا‬
َ ‫س ْف َيانُ ع َْن‬
ُ‫ع هل َمه‬ َ ‫سله َم ِإنه أ َ ْف‬
َ ‫ضلَكُ ْم َم ْن ت َ َعله َم ا ْلقُ ْرآنَ َو‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫عفهانَ قَا َل قَا َل النه ِب ُّي‬
‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ب ِْن‬
”Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari Alqamah bin Martsad dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Utsman
bin ‘Affan ia berkata, Nabi saw. bersabda, “Orang yang paling utama di antara
kalian adalah seorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari No. 5028)

3. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an yaitu kitab suci yang diwahyukan oleh allah kepada nabi
Muhammad SAW. Sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan
kehidupannya, menurut harfiah, qur’an itu berarti bacaan. Al-qur’an berisi pesan-
pesan ilahi untuk umat manusia yang disampaikan melalui nabi Muhammad
SAW. Pesan-pesan tersebut tidak berbeda dengan risalah yang dibawa oleh nabi
adam, nuh, Ibrahim dan rasul-rasul lainnya sampai kepada nabi isa AS. Risalah itu
ialah mentauhidkan allah SWT. Konsep ketuhanan yang diajarkan al-qur’an tidak
berbeda dengan konsep nabi dan rasul yang allah telah utuskan di dunia ini.
15

Hanya persoalan hukum atau syariat sajalah yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan situasi dan kondisi di mana nabi diutus. (Kadar M. Yusuf, 2010: 163).

4. Kemampuan Membaca al-Qur’an


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dibuat oleh WJS.
Poerwadarminta sebagaimana yang dikutip oleh Teti, Euis, dan Husni (Nurhayati
dkk, 2018: 2) bahwa kemampuan mempunyai kata dasar mampu yang berarti
kuasa (sanggup melakukan sesuatu). Sedangkan membaca memiliki makna
melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu.
Menurut Chaplin, ability berarti kemampuan, kecakapan, ketangkasan,
bakat kesanggupan yang merupakan daya untuk melakukan suatu perbuatan.
Kemampuan merupakan kesanaggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil
latihan atau praktek (Mulyasa, 2005:69).
Membaca adalah suatu proses dimana pikiran tanpa bantuan apa-apa selain
kata-kata dalam bacaan itu dapat meningkatkan pemahaman. Untuk mencapai
tingkat mengerti dalam kegiatan membaca diperlukan keterampilan-keterampilan
tertentu. Selain itu latihan juga diperlukan untuk mendukung keterampilan
tersebut. Moh. Sholeh Hamid dalam (Hidayat dkk, 2018:79) menjelaskan bahwa
membaca adalah pintu untuk membuka cakrawala yang lebih luas dan jendela
dunia untuk melakukan pengembangan dan perubahan ke arah yang baik. Dengan
membaca lebih banyak buku maka akan terus meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kecerdasan melalui kegiatan membaca tersebut. Membaca
adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis dan
melafalkan atau mencernanya di dalam hati. Pada hakikatnya, membaca adalah
proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang
dituliskannya (Fatkhiyah dkk, 2020:9).
Sedangkan Al-Qur’an secara bahasa berasal dari kata qara’a – yaqra’u –
qiratan – waquranan yang berarti sesuatu yang dibaca (Munawir & Fairuz,
2007:699). Secara istilah Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang disampaikan
oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. untuk disampaikan kepada
umat manusia tanpa ada perubahan (Anshori, 2013:17-18).
16

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an


merupakan suatu kesanggupan untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an
secara tepat sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan. Terampil dalam
membaca Al-Qur’an menjadi kemampuan paling besar yang harus dikuasai oleh
umat Islam. Langkah awal untuk lebih mendalami Al-Qur’an adalah dengan cara
mampu membacanya dengan baik dan benar. Terlebih lagi terhadap Al-Qur’an
karena ibadah penting dalam Islam adalah sholat, membutuhkan keterampilan
membaca Al-Qur’an saja sudah dinilai sebagai suatu ibadah.
Berbicara mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an berarti berbicara
masalah ilmu tajwid, karena ilmu tajwid merupakan ilmu yang membidangi
aturan-aturan membaca Al-Qur’an (Siregar, 2018:17). Masalah yang termasuk
dalam kajian ilmu tajwid yaitu makharij al-huruf, sifat al-huruf, ahkam al-huruf,
ahkam al-maddi wa al-qasr, dan ahkam al-waqf wa al- ibtida’ (Siregar, 2018:18).
Mahmud Yunus dalam (Fatkhiyah dkk, 2020:10) berbendapat bahwa fasih
berarti berbicara dengan terang, fasih, petah lidah. Fasih dalam membaca Al-
Qur’an maksudnya terang atau jelas dalam pelafalan atau pengucapan lisan ketika
membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an adalah suatu ilmu yang mengandung
seni, seni baca Al-Qur’an. Berbeda dengan kitab lainnya, Al-Qur’an ini
mempunyai banyak keistimewaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata peningkatan berasal dari kata
tingkat yang berarti susunan yang berlapis-lapis, sedangkan kata peningkatan
berarti proses, cara pembuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dan sebagainya).
Peningkatan disini mengandung maksud usaha atau proses meningkatkan hasil
kefasihan membaca Al-Qur’an dengan lafal yang baik sesuai dengan tajwid dan
makhraj yang benar (Fatkhiyah dkk, 2020:10).
Tingkatan kefasihan di dalamnya terdapat tartil dalam membaca Al-
Qur’an. Bacaan Al-Qur’an berbeda dengan bacaan apapun, karena isinya
merupakan kalam Allah yang ayat-ayatnya disusun dengan rapih dan dijelaskan
secara terperinci, yang berasal dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui. Karena itu membacanya tidak lepas dari adab yang bersifat zahir
maupun batin. Diantara adabnya yang bersifat zahir ialah secara tartil. Dengan
17

demikian kefasihan membaca Al-Qur’an adalah kemampuan melisankan atau


dalam hati, mengeja atau dengan melafalkan apa yang tertulis dari kalam Allah
dengan terang, lancar serta fasih.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas bacaan Al-
Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Faktor Guru
Guru yang akan mengajarkan ilmu Al-Qur’an haruslah memiliki
persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Qur’an serta dapat
membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik
b. Rajin dan tekun dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT serta sopan
santun dan memiliki akhlak terpuji
c. Berpendidikan atau mengetahui ilmu Al-Qur’an Apabila syarat-syarat di atas
tidak dimiliki oleh guru maka sangatlah sulit untuk mengembangkan kualitas
bacaan Al-Qur’an santri. Karena dalam hal ini guru mempunyai peran yang
sangat penting yakni sebagai pemandu dan juga pelaku dalam proses
implementasi metode tahsin.
2. Faktor Siswa
Faktor siswa dipengaruhi oleh banyak keragaman yang ada diantara
mereka seperti dari segi karakteristik dan intelektual yang mereka miliki.
Selain itu bakat, minat, dan motivasi yang mereka miliki juga sangat
mempengaruhi kualitas bacaan Al-Qur’an mereka (Halil, 2019:14).
a. Sarana dan Prasarana
Faktor ini juga sering menjadi masalah dalam pembelajaran, sebab
tidak semua lembaga pendidikan mampu menyediakan sarana dan prasarana
untuk mendukung keberhasilan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dalam pembelajaran.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan keadaan disekitar santri atau tempat belajar
yang dijadikan sebagai informasi tentang sesuatu yang sedang dipelajari
18

(Sitepu, 2014:185-186). Dari beberapa penjelasan yang sudah dipaparkan


sebelumnya, seseorang dapat dikatakan mampu membaca Al-Qur’an secara
tepat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Mampu mengenal, merangkai dan membunyikan huruf dan harakat dengan
benar (Siregar, 2018:19)
2) Mengetahui tempat keluarnya huruf-huruf Hijaiyah beserta sifat-sifatnya
3) Mengetahui apa-apa saja yang mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam
membaca Al-Qur’an
4) Mampu membedakan bacaan panjang dan bacaan pendek
5) Memahami hukum bacaan nun mati dan mim mati
6) Memahami penggunaan tanda waqaf yang berarti mengetahui dimana dapat
berhenti dan memulai kembali jika bacaan akan dilanjutkan (Siregar,
2018:19)

B. Studi relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan
pembahasan pada tema peranan metode tahsin dalam pembelajaran al-quran di
ma’had al-jami’ah universitas islam negri sultan thaha saifuddin jambi.
1. Penelitian ini dilakukan oleh Agus Dwi Prasojo mahasiswi UIN Raden Intan
Lampung fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan 2018, yang berjudul “Penggunaan
metode tahsin terhadap kemampuan membaca Al- Quran Hadits kelas V di
MIMA IV Sukabumi Bandar Lampung”. Membahas bagaimana dalam
menggunakan metode tahsin bisa meningkatkan peserta didik dalam membaca Al-
Quran bagi pada kelas V di MIMA IV Sukabumi Bandar Lampung.
Penelitian ini berpacu pada siklus (perencanaan) setiap pertemuannya.
Relevansinya dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang metode
Tahsin dalam membaca Al-Quran. Sedangkan perbedaanya yaitu penelitian yang
dilakukan peneliti di ma’had al-jami’ah universitas islam negri sultan thaha
saifuddin jambi bukan di MIMA.
2. Penelitian dengan judul “Pelaksanaan kegiatan tahsin AlQuran dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran mahasiswa di Ma’had Sunan
Ampel Al-Aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang”
19

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2015 oleh Mahasiswa Dedi Indra
Setiawan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Membahas proses pelaksanaan
tahsin dan kendala dalam tahsin Al-Quran Ma’had Sunan Ampel Al-Aly
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini Tahsin
lebih menekankan pada memperdalam teori Al-Quran seperti tajwid, makharijul
huruf dan pembahasan lagu dalam membaca Al-Quran. Relevansinya dengan
penelitian ini sama-sama meneliti tentang Tahsin dalam membaca Al-Quran
sedangkan perbedaannya adalah posisi tempat dan di Ma’had Sunan Ampel Al-
Aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang lebih ke
memperdalam teori sedangkan peneliti lebih ke praktik
3. Penelitian Rumainur (2018) IAIN Samarinda dengan judul “Efektivitas
Metode At-Tartil dalam Pembelajaran Tahsin Al- Qur’an Mahasiswa Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam di Kalimantan Timur” Tujuan dilaksanakannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivan suatu metode untuk membantu
proses pembelajaran di suatu perguruan tinggi Persamaan Peneliti sama- sama
meneliti tentang metode yang berkaitan dengan masalah tahsin Al-Qur’an,
Perbedaan Peneliti membahas penggunaan metode tahsin secara umum sedangkan
Rumainur membahas penggunaan metode at-tartil pada pembelajaran tahsin Al-
Qur’an
BAB III
METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Desain


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk
memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya
menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini
berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung
beradsarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan dan kemudian
dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan lainnya sebagai upaya untuk
memberikan solusi tentang peran tahsin al-Qur'an dalam, lokasi Penelitian ini
dilakukan di Ma’had Al-Jami'ah Universitas Islam Negri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
"Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap
suatu situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar,
dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data
yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah" (Satori & Komariah,
2020:32).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan
yang dilakukan dengan maksud untuk memahi suatu kejadian seperti perilaku,
motivasi, tindakan, dan lain sebagainya dan dituangkan dalam bentuk data
deskriptif berupa kata-kata dan bahasa.
Pendekatan kualitatif bertitik tolak dari fenomenologis yang menekankan pada
pemahaman makana tingkah laku manusia sebagaimana yang dimaksud oleh
pelakunya sendiri. Pandangan fenologis tidak mengakui bahwa peneliti tahu apa
makna sesungguhnya suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh orang-
orang yang sedang diteliti. Kuswarno menjelaskan tujuan fenomenologi
sebagaimana yang dikutip oleh Yoki Yusanto (2019:10) adalah untuk
mempelajari bagaimana fenomena dialami dalam kesadaran, pikiran, dan
dalamtindakan, seperti bagaimana fenomena tersebut bernilai atau diterima secara
estetis. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bersifat
deskriptif dimana metode ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran

20
21

secara akurat serta memahami berbagai hal mengenai Peranan metode tahsin
dalam memperbaiki bacaan Al-Qur'an bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi melalui kegiatan observasi, wawancara, serta
dokumentasi untuk mengumpulkan berbagai sumber data yang dibutuhkan dalam
penulisan penelitian yang kemudian dapat diubah dalam bentuk kata-kata sebagai
hasil laporan penelitian (Jawhuri, 2016:211).
Adapun dasar pertimbangan pemilihan metode ini terdiri dari beberapa
pertimbangan, yaitu: penyesuaian metode kualitatif lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda, metode kualitatif menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden, dan yang terakhir
metode kualitatif lebih peka dan bisa menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
(Moleong, 2018:5).
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro
Jambi. pemilihan Ma’had Al-Jami’ah tersebut sebagai tempat penelitian,
didasarkan atas pemikiran bahwa fokus permasalahan penelitian yang akan
menjadikan objek ini relevan dengan keadaan pokok permasalahan penelitian ini.
Alasan praktis pemilihan lokasi tersebut juga didasarkan beberapa pertimbangan,
yaitu:
Keterjangkauan lokasi penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga
maupun efisiensi waktu.Sistuasi sosial sebelum mendapatkan izin formal,
memasuki lokasi ini peneliti telah mengadakan komunikasi informal dengan pihak
Ma’had Al-Jami’ah sehingga dapat izin secara informal. Waktu penelitian yang
dilakukan peneliti di Ma’had Al-Jami’ah adalah dari tanggal 1 Agustus 2022
sampai 12 Desember 2022.
2. Subjek penelitian
Penelitian kualitatif tidak dikenal konsep “keterwakilan contoh/sample
dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi (Sanafiah Faisal,1990: 38)
22

Untuk memperoleh hasil yang ideal maka penentuan sample dan informan
ditentukan oleh empat faktor; derajat kesimpulan, proposisi yang dikehendaki
dalam penelitian ini, rencana analisa, tenaga, biaya, dan waktu. Atas berbagai
pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang akan dijadikan
sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:
a. Ustadz, (Guru) yang mengajar Di Ma'had Al-Jami'ah universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
b. Beberapa Mahasiswa/i di lingkungan Ma'had Al-Jami'ah universitas Islam
Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang mengikuti pembelajaran yang
dipilih secara acak.
Adapun teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini
menggunakan cara snow ball sampling. Snow ball sampling adalah “proses
penyebaran sample yang seibarat bola salju, yang mulanya kecil, kemudian
semakin membesar dalam proses “Bergulir menggelindir”. (Sanafiah Faisal,
1990:38) Sebagai subjek utama yaitu Asatidz (Pendidik) yang mengajar dan
sebagai respondennya mahasiswa yang mengikuti pembelajaran di Ma'had Al-
Jami'ah Universitas Islam Negri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
C. Jenis Dan Sumber data
1. Jenis data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati
dan dicatat untuk pertama kalinya. (Lexy J. Moleong, 2004:20) Data primer
yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data tentang pelaksanaan
pembelajaran metode tahsin Al-Qur’an terhadap mahasiswa baru di Ma'had Al-
Jami'ah universitas Islam Negri Saifuddin Jambi .
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. (Lexy J. Moleong, 2004:91)
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai
23

gambaran umum tentang keadaan di Ma’had Al-Jama'ah Universitas Islam


Negri Sultan Thaha Saifuddin Jambi seperti :
1) Historis dan geografis
2) Struktur organisasi
3) Keadaan ustadzah, dan santriwati
4) Keadaan sarana dan prasarana
2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh.(Amirul Hadi, 1998:122)
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan dokumentasi
meliputi:
a. Sumber data berupa manusia, yakni Para pengajar (Ustadz dan Ustadzah) dan
Mahasiswa baru yang mengikuti Pembelajaran.
b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi proses belajar-mengajar
c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip dokumentasi
resmi yang berhubungan dengan keberadaan Ma'had Al-Jami'ah universitas
Islam Negeri Sultab Thaha Saifuddin Jambi, baik Mahasiwa yang mengikuti
pembelajaran dan sistem pembelajarannya.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan alat indera.
(Suharsimi Arikunto, 2006: 156) Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data yang mana secara langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan
dengan penerapan dan proses pembelajaran Al-Qur'an dengan medote tahsin di
Ma'had Al-Jami'ah universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi,
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara.” (Suharsimi Arikunto, 2006:158)
Metode ini gunanya untuk memperoleh data melalui wawancara langsung secara
terpimpin antara peneliti dengan orang yang memberikan informasi.
3. Dokumentasi
24

Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-


variabel yang merupakan catatan manuskrif, buku, surat kabar, majalah, notulen
rapat, prasasti, legger agenda dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2006: 231)
Dokumentasi penulis gunakan sebagai Instrumen utama untuk memproleh semua
data-data yang berhubungan dengan gambaran umum tentang kemampuan baca
Al-Qur’an santri di Ma’had Al-Jami'ah universitas Islam Negri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, seperti:
a. Historisdan geografis
b. Struktur Organisasi
c. Keadaan Asatidz/zah.
d. Keadaan sarana dan prasarana
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data, maka penulis menggunakan analisis data
kualitatif. Data kualitatif ini akan dianalisis dengan:
1. Analisis Domain
Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek
penelitian. Data diperoleh dari grand tour. Hasilnya berupa gambaran umum
tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam
analisis ini informasi yang diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan,
namun menemukan domain-domain atau katagori dari situasi sosial yang
diteliti.(Sugiono, 2021:450) Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis
data yang diperoleh dari lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu
mengenai peranan pembelajaran tahsin Al-qur’an Guru dalam membina
kemampuan baca Al-qur’an di Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Analisis Taksonomi
Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain-
domain atau kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang
dipilih oleh peneliti ditetapkan sebagai fokus penelitin. Perlu diperdalam lagi
melalui pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan secara terus
25

menerus melalui pengamatan. Wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga


data yang terkumpul menjadi banyak. Oleh karena itu pada tahap ini diperlukan
analisis lagi yang disebut dengan taksonomi. (Sugiono, 2021:459) Analisis
taksonomi ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan
penelitian secara garis besarnya yaitu mengenai peran Pembelajaran tahsin al-
Qur'an di Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
3. Analisis Komponensial
Pada analisis komponensial yang dicari untuk diorganisasikan dalam
domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki
perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat
triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap
elemen akan dapat ditemukan. (Sugiono, 2007:359-360) Ada delapan langkah
yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1) memilih domain yang akan
dianalisis, 2) mengidentifikasikan seluruh kontras yang telah ditemukan, 3)
menyiapkan lembar paradigma, 4) mengidentifikasikan dimensi kontras yang
memiliki dua nilai, 5) menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat
menjadi satu, 6) menyiapkan pernyataan kontras untuk ciri yang tidak ada, 7)
mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data, dan 8) menyiapkan
paradigma lengkap. (Lexy J. Moleong, 2004:306-307).
Analisis komponensial ini digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu: mengenai peranan
pembelajaran Al-Qur’an yang diterapkan di Ma’had Al-Jami'ah Universitas Islam
Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Diskusi dengan Teman Sejawat
Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari
responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti
dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
26

2. Perpanjangan Waktu Peneliti


Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi Data
Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini menggunakan triangulasi
dengan sumber membandingkan dan mengecek balik derajat
keperayaan/informasi yang diperoleh melalui waktu penelitian kualitatif.
Triangulasi dengan metode menurut Moleong adalah: pertama,
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan penyidik memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data atau dengan cara membandingkan hasil pekerjaan seorang
analis dengan analis lainnya. Sedangkan, triangulasi dengan teori dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu secara induktif dan secara logika. (Lexy J. Moleong,
2004:306-307) Hal ini dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang berpendidikan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

G. Jadwal Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
penelitian sebagai berikut:
27

Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian

Tahun 2021-2022

SEPTEMBER

DESEMBER
OKTOBER
AGUSTUS
JUNI
No Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1 X
Judul
Pembuatan
2 X X
Proposal
Perbaikan
3 Proposal Dan X
Seminar
Surat Izin
4 X
Riset
Pengumpulan
X X X
5 Data
Pengolahan
6 Dan Analisis X X X
Data
Bimbingan
7 Dan X
Perbaikan

8 Agendaa Dan X
Ujian Skripsi

9 Perbaikan X
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum
1. Historis
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai
perguruan tinggi agama terbesar di propinsi Jambi diharapkan mampu
memberikan layanan yang bermutu kepada penggunanya, sehingga dapat
meningkatkan mutu layanan pendidikan, peningkatan kualitas lulusan, serta
peningkatan kiprah lulusan atau alumni Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi di tengah-tengah masyarakat.
Sejarah Berdirinya Ma’had Al-jami’ah Pada masa kepemimpinan Rektor
Profesor Mukhtar masa jabatan beliau terinisiasilah mendirikan Ma’had atau
asrama Mahasiswa yang berdiri pada tahun 2007 dan mulai beroperasi pada tahun
2008 yang disebut Ma’had Al-Jami’ah Al-Ali pada masa itu waktu awal
Berdirinya.Maka lebih populer orang menyebutnya Ma’had Ali. Jadi Ma’had Al-
Jami’ah itu adalah Pesantren yang ada khusunya di perguruan tinggi.
Perkembangan Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yaitu Ma’had Al-Jami’ah mampu untuk merealisasikan
semua program kerja secara integral dan sistematis sejalan dengan visi dan misi
UIN STS Jambi. adapun perkembangan di ma’had al-jami’ah berupa
a. Perkembangan pada Organisasi Pengurus (Staf) dan Dosen Ma’had Al-Jami’ah.
b. Perkembangan pada Lembaga Pengurus Asrama (La-Pasma) Ma’had al-
Jami’ah.
c. Keadaan Mahasiswa Ma’had Al-Jami’ah Dari Tahun 2008-2021.
d. Proses Pengekrutan Mahasiswa Dima’had Al-jami’ah.
e. Perkembangan Program
Ma’had Dalam Peningkatan Kompetensi Keterampilan (minat / bakat).
f. Takrim An-najihin.
g. Entrepreneurship.Universitas Islam Negeri Sulthan

28
Dalam mewujudkan keinginan dimaksud, maka salah satu lembaga studi
yang dianggap relevan dan dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
mendirikan Ma’had al-Jami’ah di lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, lembaga Ma’had al-Jami’ah ini diharapkan dapat berperan efektif dalam
berbahasa asing (Arab dan Inggris). Dan pendalaman kompetensi basic agama
seperti mengahafalkan al-qur’an juz 30 bagi mahasiswa atau mahasantri yang
tinggal di asrama Ma’had Al-Jami’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Dalam mewujudkan keinginan dimaksud, maka salah satu lembaga studi
yang dianggap relevan dan dapat meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
mendirikan Ma’had Al-jami’ah di lingkungan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, lembaga Ma’had Al-Jami’ah ini diharapkan dapat
berperan efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan
kompetensi kemampuan berbahasa asing (Arab dan Inggris).Dan pendalaman
kompetensi basic agama bagi mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.(Dokumentasi, Ma’had
Al-Jami’ah tahun 2020). Adapun yang menjadi dasar hukum pelaksanaan Ma’had
Al-Jami’ah ini adalah :
1. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
2. Undang-undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
5. Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia tentang Statuta
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. (Dokumentasi,
Ma’had Al-Jami’ah tahun 2022).
Yang menjadi alasan dibentuknya Program Ma’had Al-Jami’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi antara lain:
Pertama, menjawab tuntutan lokal dan tantangan global. Disadari bahwa
pada awal dekade delapan puluhan telah tumbuh dan berkembang lembaga
pendidikan agama tingkat menengah atas seperti Madrasah Aliyah Negeri atau
Swasta dan Pondok Pesantren dengan berbagai coraknya, ”Tradisional dan
Modern”. Namun keberadaan kedua model lembaga pendidikan tersebut dengan
berbagai perubahan materi yang diajarkan berdampak pada kelulusan yang
keilmuannya tidak mendalam.Berbeda dengan lembaga yang pernah diperankan
oleh lembaga-lembaga pendidikan sejenis pada masa sebelumnya.Kendala itu
berimplikasi terhadap semakin langkanya figur ulama yang memenuhi kualifikasi
sebagai panutan umat, sekaligus sebagai tokoh terkemuka di bidang agama,
khususnya untuk wilayah propinsi Jambi.
Di sisi lain, lembaga-lembaga pendidikan umum maupun agama memang
mampu mencetak sarjana-sarjana muslim yang mahir dan menguasai ilmu
pengetahuan kontemporer maupun teknologi modern, namun tidak didukung
dengan ilmu-ilmu keislaman yang mendasar dan memadai, sehingga tidak mampu
membuat keselarasan dan keseimbangan antara tuntutan kemajuan zaman dan
prinsip ajaran agama. Konsekuensinya, gagasan, pemikiran dan solusi yang
mereka tawarkan dalam pemecahan berbagai permasalahan umat tidak
mempunyai pijakan yang kuat dari kaidah-kaidah keagamaan.
Dalam kompleksitas inilah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi merasa
terpanggil dan ikut bertanggung jawab untuk menemukan solusi yang tepat bagi
pemecahan masalah dimaksud dengan mencetak kader–kader yang memiliki basis
ilmu–ilmu keagamaan tradisional dan menguasai ilmu pengetahuan kontemporer
secara seimbang.
Untuk itu UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akan melakukan
pendekatan-pendekatan yang bersifat multi disipliner agar melahirkan
ulamaulama yang intelek profesional atau intelek profesional yang ulama. Selain
berkiprah di bidang pendidikan tinggi, UIN Sulthan ThahaSaifuddin Jambi juga
tidak terlepas dari tantangan globalisasi yang ditandai dengan semakin
kompleksnya masalah kehidupan umat dewasa ini dan munculnya tantangan
kehidupan masa depan.
Tantangan dimaksud telah meniscayakan UIN untuk eksis dan
memerankan diri sebagai salah satu lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam
yang mampu berdiri sejajar dengan lembaga Pendidikan Tinggi lainnya dalam
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagai pusat peradaban Islam. Hal itu
mungkin saja dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas program pengajaran di
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, juga dengan melakukan kerja sama dalam
berbagai kegiatan akademik dan non akademikdengan beberapa lembaga
pendidikan tinggi lainnya, baik yang berskala nasional
maupun internasional.
Sejalan dengan tuntutan era globalisasi yang ditandai dengan semakin
tingginya kompetisi dalam berbagai lapangan kehidupan, penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan mutlak diperlukan. Dalam keikutsertaan kompetisi
dimaksud, semua pihak selain dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir, juga dituntut untuk memiliki pengetahuan keagamaan yang
mendalam, sehingga melahirkan para generasi yang memiliki moralitas yang
handal, mempunyai etos kerja yang tinggi dan bekerja secara profesional.
Dalam hal ini Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi akan
berbuat semaksimal mungkin untuk memenuhi tuntutan lokal dan menjawab
tantangan global dengan meningkatkan kualitas ilmu-ilmu keagamaan, juga
dengan membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di era
modernisasi seperti ilmu pengetahuan manajemen, ekonomi, politik, hukum,
komputer dan keterampilan berbahasa asing, khususnya bahasa Arab dan bahasa
Inggris.
Kedua, bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai sumber
keilmuan.Penguasaan bahasaArab dan bahasa Inggris bagi mahasiswa sebuah
perguruan tinggi merupakan prasyarat mutlak dalam pengkajian ilmu-ilmu
keislaman maupun umum. Terkait dengan hal itu, sebagian besar mahasiswa yang
masuk ke Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi berasal dari
tamatan Madrasah Aliyah Negeri/Swasta dan Pondok Pesantren maupun sekolah
umum yang pada umumnya kualifikasi kemampuan mereka di bidang bahasa
Arab maupun bahasa Inggris belum memadai dan kurang menggembirakan, hal
ini berimplikasi pada rendahnya kemampuan mereka dalam mempelajari dan
menguasai ilmu-ilmu keislaman maupun umum dari sumber-sumber asalnya
secara langsung dalam menyelesaikan jenjang pendidikan S1 di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. (Wawancara Dengan Libra Khusayni
Selaku Kemahasantrian, 2020)
Berdasarkan kedua tuntutan di atas, juga dengan melihat banyaknya gedung
kampus Telanai yang kosong dapat dijadikan asrama sementara yang dapat
menampung kurang lebih 1000 orang mahasiswa baru, maka pada tanggal 1
September 2007 terbentuklah kepengurusan Program Ma’had Al-Jami’ah melalui
surat keputusan rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
nomor: IN/12/R/SK/HM.01/2257. Dengan demikian Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi memandang bahwa pendirian Ma’had Al-Jami’ah
dirasakan sangat urgen untuk merealisasikan semua program kerjanya secara
integral dan sistematis sejalan dengan visi dan misi Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.(Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020)
2. Program Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Program yang dimaksudkan di sini adalah segala hal yang berkenaan
dengan penyelenggaraan program dan segala aktivitas di Ma’had Al-Jami’ah
dalam mencapai visi dan misinya. Program-program tersebut adalah:
implementasi pemblajaran qiro’ati Pembelajaran Bahasa Arab dan Inggris,
Bimbingan Qiro’ah & Tahfidz Al- Qur’an juz 30, Bimbingan Ibadah, Peningkatan
Kompetensi Keterampilan(minat / bakat), pembekalan IT, Usbu’Ta’aruf dan
yangb terakhir Takrim Al-Najihin (perpisahan mahasdsantri)
3. Visi Dan Misi Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
a. Visi
Terciptanya sentral pemantapan iman dan taqwa sebagai wadah
terbentuknya Intelektual yang, dinamis, kreatif dan inovatif.
b. Misi
1) Mengantarkan mahasiswa agar memiliki kemantapan aqidah, akhlak mulia,
keluasan ilmu dan keterampilan profesional.
2) Memberikan keterampilan berbahasa Arab dan Inggris.
3) Memperdalam pengetahuan dan memahami makna al-Qur’an dan hadits
dengan baik dan benar.
4. Tujuan
a. Terciptanya suasana yang kondusif bagi pengembangan kepribadian yang
memiliki kemantapan iman dan taqwa, keagungan akhlak, dan kedalaman ilmu
pengetahuan.
b. Terwujudnya suasana yang kondusif bagi kegiatan keagamaan.
c. Terbentuknya bi’ah lughawiyah dan language environment (lingkungan Bahasa
Arab dan Inggris).
d. Terciptanya lingkungan yang kondusif bagi pengembangan minat dan bakat.
e. Terciptanya pola pengelolaan yang efektif dalam membaca, menghafal dan
memahami Al-Qur’an
5. Lokasi Ma’had Al-jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Ma’had Al Jamiah adalah suatu lembaga atau intansi pendidikan yang
dikelola oleh sebuah lembaga perguruan tinggi Islam yang ada di provinsi Jambi.
Ma’had Al-jamiah terletak di kawasan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi yaitu Mahasantri putra berada di kampus mandalo Simpang
Sungai Duren sedangkan Mahasantri putri di kawasan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi kampus Telanaipura.
6. Pengelola Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulhan Thaha
Saifuddin Jambi
Struktur Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi Tahun 2019-2020 Struktur Organisasi
Tabel 4. 1 Struktur Organisasi

REKTOR

PROF. DR. H. SU’AIDI. MA. P.hD

MUDIR

DRS.LAHMUDIN, M.Ag

BENDAHA SEKRETARIS STAF SEKRETARIS

LIBRA KHUSYAINI, S.IP H.ABU MANSHUR M ,LC,M.HI ARDIANSAH,S.HUM

DEVISI KEMAHASANTRIAN DEVISI AKADEMIK DEVISI TAHFIZ

LIBRA KHUSYAINI, S.IP H. ZULFADLI, LC SITI PATIMAH, LC

DEVISI UMUM STAF AKADEMIK STAF TAHFIZ

ANDES SAPUTRA SE.SY KHOLIKUL ROZIK, LC ARDIANSAH S.HUM

STAF KEMAHASANTRI AN STAF AKADEMIK DEVISI IBADAH

SHELVI ANNISA Nst, S.PD.I HENDRA M.PD.I H.BAKRI HUSEIN, LC

(Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2021)


A. Unsur Organisasi Ma’had Al-Jami’ah beserta tugasnya
Mengacu pada Surat Keputusan rektor
No:in.08/R/SK/KP.07.6/2256/2013,tentang pengurus Ma’had Al-Jami'ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, maka struktur Ma’had
terdiri dari: (Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2020).
1. Pelindung, adalah Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi yang bertugas menetapkan garis-garis besar pengelolaan Ma’had
sehingga Ma’had menjadi bagian yang integral dari sistem akademik institut.
2. Pembina, adalah para wakil Rektor (WR) yang bertindak sebagai supervisor
dan evaluator terhadap kinerja pengurus Ma’had secara keseluruhan.
3. Mudir/Direktur Ma’had, adalah yang secara spesifik dipandang sebagai
orang yang memiliki kompetensi keilmuan keagamaan dan
mendedikasikannya terhadap peserta didik, serta mempunyai kompetensi
dalam manajemen kepengurusan, yang ditunjuk langsung oleh Rektor sebagai
kepala pusat Ma’had Al-Jami’ah, kemudian ditetapkan dalam surat Keputusan
rektor (SK Rektor), yang bertugas sebagai :
a) Penanggung jawab atas segala penyelenggaraan program dan pengelolaan di
Ma’had Al-Jami’ah,
b) pengambil kebijakan atas segala kepentingan Ma’had berdasarkan hasil rapat
pimpinan (RAPIM).
c) Mengadakan evaluasi kinerja pengurus dan menegur bagi yang tidak
melaksanakan tugas pokok dengan baik dan yang tidak absen bila mana perlu.
4. Sekretaris/Staf Bidang Administrasi (ketatausahaan), memiliki fungsi
membantu mudir dalam penyelenggaraan program Ma’had dan melaksanakan
fungsi manajerial terutama dalam bidang administrasi, yang tertuang dalam
tugas-tugas pokok sebagai berikut:
a. Membantu Direktur dalam mengondisikan program kerja tiap bidang
b. Mencatat dan mengarsipkan surat keluar dan surat masuk
c. Mengumpulkan dan mengarsipkan data base pengurus Ma’had dan tenaga
dosen.
d. Menyelenggarakan rapat pimpinan sesuai arahan direktur Ma’had bilamana
perlu yang dihadiri oleh direktur/kepala pusat, sekretaris, staf, staf bidang,
musyrif, pengurus asrama yang dipandang perlu.
e. Mengatur penjadwalan rapat koordinasi, rapat pimpinan, evaluasi dan rapat
umum minimal tiap semester sekali, dengan berkoordinasi bersama direktur.
f. Mengatur penjadwalan dan memimpin rapat umum bersama staf dan staf
bidang.
g. Mengevaluasi program kerja tiap bidang bersama pimpinan sekurang-
kurangnya sekali dalam semester.
5. Staf pengelola keuangan (Bendahara) adalah penanggungjawab atas
jalannya sirkulasi keuangan Ma’had Al-Jami’ah yang memiliki fungsi
membantu mudir dalam pelaksanaan dan pengelolaan keuangan, maka diatur
dalam tugas-tugas pokok sebagai berikut:
a. Menyiapkan pengajuan Rancangan anggaran belanja (RAB) Ma’had al-
Jami’ah dalam setahun bersama pimpinan
b. Bekerja sama dengan semua bendahara dalam lingkungan Ma’had dan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi bilamana diperlukan
c. Berkoordinasi dengan bagian pengelola keuangan Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
d. Membuat laporan sirkulasi keuangan kepada pimpinan Ma’had bilamana
diperlukan.
e. Membuat laporan tutup buku tiap akhir tahun akademik
6. Staf bidang kemahasantrian berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap
pendataan dan perkembangan mahasantri, terhadap pembinaan mentalitas,
kepemimpinan dan keorganisasian, untuk itu maka tugas pokoknya:
a. Memberikan motivasi dan bimbingan berorganisasi dan berkreasi dalam upaya
menggali dan mengembangkan potensi mahasantri dalam mengekspresikan
jiwa seni,olah raga dan minat bakat lainnya.
b. Bekerja sama dengan Musyrif, pengurus asrama (mudabbir) dalam
memberikan bimbingan kedisiplinan
c. Membuat diagram perkembangan jumlah mahasantri perbulan dan sekurang-
kurangnya data awal dan akhir semester
d. Membuat catatan penilaian kepribadian mahasantri setiap akhir semester,
bekerja sama dengan Musyrif dan pengurus asrama
e. Membuat diagram fluktuasi pelanggaran berat mahasantri tiap satu semester.
f. Memberikan motivasi dan evaluasi, terhadap kinerja dan tanggung jawab
musyrif dan pengurus asrama minimal sebulan sekali
g. Mengkoordinir proses rekrutment pengurus asrama (Mudabbir) sebelum akhir
periode kepengurusan lama
h. Memastikan pelaksanaan musyawarah kerja (MUKER) tahunan La-PASMA
dan pergantian pengurus
i. Bekerjasama dengan bagian akademik dalam menyelenggarakan Usbu’ Ta’aruf
bagi mahasantri baru
j. Memastikan disiplin dan aktivitas asrama berjalan dengan baik
k. Mengkoordinir perizinan keluar dan masuk mahasantri
l. Menentukan masa awal dan akhir liburan mahasantri sesuai dengan kalender
akademik.
m. bekerja sama dengan bidang lain.
7. Staf bidang Akademik adalah penanggung jawab atas hal-hal yang berkenaan
dengan aktivitas akademik dan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Memastikan pendataan dan pengarsipan mahasantri tiap tahun akademik dan
memastikannya melalui data base
b. Penanggung jawab atas penyiapan sistem pendidikan dan pengajaran baik
konsep maupun teknis operasionalnya.
c. Menyusun Kalender akademik tahunan
d. Menyiapkan materi pengajaran bahasa Arab, Inggris dan mendistribusikannya
e. Mengembangkan materi bahasa dengan referensi kitab-kitab yang berbahasa
Arab maupun Inggris sekurangnya sekali dalam setahun
f. Mengadakan kompetisi bidang bahasa (Arab/ Inggris) antar kelas sekurang-
kurangnya sekali dalam semester
g. Menyelenggarakan Placement Test dalam masa Usbu’ Ta’aruf mahasantri baru
h. Mengevaluasi dan apresiasi pembelajaran dan prestasi mahasantri tiap akhir
periode dalam acara takrim al-Najihin.
i. Menegakkan kedisiplinan mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar
serta memberikan sanksi akademik bagi mahasantri yang melanggar
j. Melakukan koordinasi kerja wali kelas, team teaching dosen dalam
memberikan bimbingan kepada mahasiswa di dalam pembelajaran
k. Menyelenggarakan ujian tahapan atau evaluasi, mulai dari menentukan Minggu
tenang sampai masa liburan.
l. bekerja sama dengan bidang lain
8. Staf bidang Tahfidz adalahpenanggungjawab atas pengelolaan Al-Qur’an dan
tahfiz mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dan sertifikasi tahfiz Juz ‘Amma
mahasiswa strata satu dan pasca sarjana, untuk itu maka tugas pokoknya:
a. Menyusun program tahfidz mahasantri dalam tiap semester
b. Menyediakan buku tahfidz dan pembimbing tahfiz
c. Mengkoordinir proses sertifikasi tahfidz juz 'Amma mahasiswa pasca sarjana
dan mahasiswa semester atas Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
d. Menyelenggarakan pengembangan kompetensi mahasiswa dalam metode
pembelajaran Al-Qur’an
e. Menyelenggarakan kompetisi berkala musabaqah hifdzil Qur’an sekurang-
kurangnya sekali dalam satu semester
f. Menyelenggarakan evaluasi hafalan mahasantri tiap akhir semester
g. Memotivasi mahasantri untuk menghafal al-Qur’an dan menyangsi bagi yang
tidak menghafal sesuai yang telah ditetapkan.
h. Mengontrol pengabsenan tasmi’ dan merekapnya tiap ujung minggu untuk
tambahan nilai ujian akhir semester.
i. Membina mahasantri yang kurang mampu membaca al-Qur’an secara lebih
komprehensif
j. Menyelenggarakan peringatan Hari Besar Islam
k. Bekerja sama dengan bidang lain.
9. Staf bidang Ibadah adalah penanggungjawab atas penanaman nilai-nilai
spiritual serta penciptaan tradisi ibadah bagi semua unsur di Ma’had. dengan
tugas pokok:
a. Menyusun jadwal PAMI (pengajian maghrib dan isya) mahasantri Ma’had Al-
Jami’ah
b. Memotivasi mahasantri dalam pelaksanaan ibadah ritual serta shalat-shalat dan
puasa sunnah
c. Membina para calon imam shalat fardhu maupun khatib dan bilal tarawih dan
Jum’at
d. Menyelenggarakan praktek penyelenggaraan mayit (Tajhizul Mayyit) sekurang-
kurangnya sekali setiap periode / semester
e. Mengkoordinir peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
f. Bekerja sama dengan bidang lain

10. Staf bidang Multimedia (IT) penanggungjawab terhadap hal-hal yang


berkenaan dengan teknologi dan multimedia dalam lingkungan Ma’had al-
Jami’ah. Adapun tugas pokoknya yaitu:
a. Meng-updatewebsite secara berkala dan continue
b. Mengelola dan mengusahakan berjalannya warnet dan rental komputer bagi
mahasantri
c. Pembina dan Pencetak kader-kader dalam bidang IT Ma’had Al-Jami’ah
d. Mengadakan pelatihan/ pengenalan IT minimal sekali dalam satu semester
e. Menjaga, memelihara sarana dan prasarana komputer Ma’had Al-Jami’ah
f. Berusaha membuka link-link networking internal maupun eksternal kampus
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
g. Mengusahakan penyediaan peralatan Audio dan laboratorium bahasa khusus
Ma’had Al-Jami’ah
h. Mengadakan kursus pengenalan software dan hardware bagi mahasantri
secara berkala dan kontinu.
i. Bekerja sama dengan pengelola PUSKOM dalam hal yang berkenaan dengan
IT (Information Technology)
j. Mengatur waktu pemakaian warnet dan aktifasi hot spot di kalangan
mahasantri
11. Staf bidang umum adalah sebagai penanggung jawab atas sarana dan
prasarana Ma’had Al-Jami’ah. Adapun tugas pokoknya yaitu:
a. Memastikan kelengkapan sarana pembelajaran kelas Ma’had al-Jami’ah
b. Memastikan kelengkapan dan menjaga inventaris Ma’had al-Jami’ah
c. Mendata dan mencatat inventaris Ma’had Al- Jami’ah serta menjaga dan
merawatnya.
d. Melatih dan memotivasi pengurus asrama dalam menumbuh kembangkan
rasa memiliki (sense of belonging) mahasantri dalam menjaga fasilitas dan
inventaris Ma’had.
e. Memastikan kesiapan dan menentukan pembagian kamar tempat tinggal
mahasantri lama dan baru.
f. Menentukan penggunaan ruangan tiap gedung dan penempatan para pengurus
asrama
g. Memastikan kelancaran sarana penerangan dan pengairan Ma’had Al-Jami’ah
h. Mengontrol,memastikan kebersihan serta kenyamanan gedung dan
lingkungan Ma’had Al-Jami’ah bekerja sama dengan Musyrif
12. Staf-stafmembantu bidang masing-masing dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya.
13. Musyrif berfungsi sebagai pembimbing yang mendedikasikan dirinya
sebagai tauladan bagi mudabbir dalam proses pembinaan disiplin dan
pembelajaran di dalam lingkungan Ma’had Al-Jami’ah. Adapun tugas
pokoknya yaitu:
a. Mengontrol, membimbing dan mengarahkan mudabir dalam melaksanakan
rutinitas harian seperti ibadah, kepribadian, pergaulan terutama dalam
melaksanakan program kerja La- PASMA
b. mengawasi disiplin mahasantri termasuk ibadah dan bahasa, bekerja sama
dengan semua staf bidang, terutama bidang kemahasantrian
c. Mengontrol dan menegur mahasantri yang tidak menghafal dan menyetorkan
hafalan juz ‘Amma
d. Mengkoordinir perizinan dalam pembelajaran kelas bahasa kurikuler
mahasantri
14. Mudabbir adalah senior pendamping yang telah dikaderkan sejak awal
menjadi mahasantri, sebagai pembinaan lanjutan di Ma’had Al-Jami’ah yang
diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Secara umum diamanahkan
membantu Musyrif dalam pengawasan pembinaan dan pendidikan dalam
lingkungan Ma’had Al-Jami’ah, namun lebih khusus sebagai pengurus
organisasi yang diatur dalam AD/ART lembaga Pengurus Asrama Ma’had
Al-Jami’ah (La PASMA).
15. Tenaga Pengajar
Kedaan Dosen Ma’had Al-Jami’ah UIN STS Jambi
Tabel 4. 2 Tenaga Pengajar

Tempat &
Bidang Jenis
No Nama S2/Tt Tanggal
Ajar Kelamin
Lahir
Kemingkin
H. Abu Mansur Magister Hukum
Bahasa g Dalam,
1 al-Muhtaridi, Islam (IAIN STS Laki-Laki
Arab 01 Agustus
Lc. M.HI JAMBI/2009)
1973
Hukum Keluarga
Jambi, 19
Bahasa Dunia Islam
2 H. Zulfadli, Lc Laki-Laki September
Arab (IAIN STS
1976
Jambi/)
Lumban
Shelvi Annisah Bahasa PGMI IAIN Perempua
3 Dolok, 25
Nasution, S.Pd.I Arab STS Jambi n
Mei 1991
Magister
Jambi, 20
Bahasa Pendidikan
4 Hendra, M.Pd.I Laki-Laki November
Inggris Islam (IAIN STS
1980
JAMBI/2012)
Jambi, 18
Edi Susanto, Bahasa PBI IAIN STS
5 Laki-Laki November
S.Pd Inggris Jambi
1985
Studi Qur'an
H. Bakri Husin, Bahasa Tanjung, 11
6 (IAIN STS Laki-Laki
Lc Arab April 1982
Jambi/)
Pelawan,
Bahasa Perempua
7 Siti Patimah, Lc LIPIA Jakarta 20 April
Arab n
1987
Sembubuk,
Ardiansah, Bahasa SKI Adab IAIN
8 Laki-Laki 19 Januari
S.Hum Inggris STS Jambi
1993
Suko Rami,
Libra
Bahasa IP Adab IAIN 24
9 Khusyaini, Laki-Laki
Inggris STS Jambi September
S.Hum
1991
Ramin, 22
Alif Rahman Bahasa PBI IAIN STS
10 Laki-Laki Oktober
Hakim, S.Pd Inggris Jambi
1992
Benteng
Managemen
Merukam,
Beben Hartina, Bahasa Pendidikan Perempua
11 08
S.Pd Inggris Islam (IAIN STS n
Desember
Jambi/)
1988
(Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun 2022).

16. Sarana Dan Prasarana


Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar serta minat dan bakat
Mahasantri , Ma’had Al Jamiah memiliki beberapa sarana dan prasarana yang
berguna untuk memperlancar kegiatan tersebut sebagai berikut
Keadaan Sarana Prasarana Ma’had Al-Jami’ah UIN STS Jambi
Tabel 4. 3 Keadaan Sarana Dan Prasarana

NO INVENTARIS JUMLAH KET TEMPAT

1 Mesin Air Keong 3 Unit 1 Rusak Mendalo

2 AC Kantor 3 Unit 3 Rusak Mendalo


3 Komputer 12 Unit 3 Rusak Mendalo

4 Infocus 1 Unit Rusak Mendalo

5 Tedmon 6 Unit Kurang baik Mendalo

7 Mesin Genset 1 Unit Baik Mendalo

8 Bak Penampungan Air 2 Unit Kurang baik Mendalo

9 Menara Tedmon 4 Unit Rusak Mendalo

10 Parkiran 1 Tempat Kurang baik Mendalo

11 Lemari File 1 Unit Kurang Mendalo


Baik

12 Filling Cabinet 2 Buah Baik Mendalo

13 Meja Staf 8 Unit Baik Mendalo

14 Kursi Mudir 1 Unit Baik Mendalo

15 Kursi Kantor 24 Buah Baik Mendalo

16 Jam Dinding 1 Unit Baik Mendalo

17 White Board 3 Buah Baik Mendalo

18 Printer 3unit 2 Rusak Mendalo

19 Loudspeaker 4 Unit 3 Rusak Mendalo

20 Lampu Jalan 7 Unit 5 Rusak Mendalo

21 Gedung Rusunawa 2 Gedung Kurang Mendalo


Baik

22 Kantor 1 Gedung Baik Mendalo


23 Rumah Mudir 1Bangunan Baik Mendalo

24 Rumah Coujple 1Bangunan Baik Mendalo

25 Rumak Pusaka 1Bangunan Baik Mendalo

26 Dapur Umum 1Bangunan Baik Mendalo

27 Lapangan Putsal 1 Buah Baik Mendalo

28 Lapangan Basket 1 Buah Kurang baik Mendalo

31 Lapangan Tenis Meja 1 Buah Baik Mendalo

32 Lapangan Badminton 1 Buah Baik Mendalo

33 Kamar Mandi 12 Pintu Rusak Mendalo

(Dokumentasi, Sekretaris Ma’had Al-Jami’ah 2022)


17. Program Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
Program yang dimaksudkan di sini adalah segala hal yang berkenaan
dengan penyelenggaraan program dan segala aktivitas di Ma’had Al-Jami’ah
dalam mencapai visi dan misinya. Program-program tersebut yaitu: Pembelajaran
Bahasa Arab dan Inggris, Bimbingan Qiro’ah & Tahfidz Al-Qur’an, Bimbingan
Ibadah, Peningkatan Kompetensi Keterampilan (minat / bakat), pembekalan IT,
Usbu’ Ta’aruf, Takrim Al- Najihin.(Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun
2020).
18. Lembaga Pengurus Asrama Ma’had Al-Jami’ah (La PASMA)
Lembaga Pengurus Asrama Ma’had al-Jami’ah (La PASMA) merupakan
salah satu bagian dari lembaga resmi Ma’had Al-Jami’ah. La PASMA
berorientasi pada pembinaan karakter dan mentalitas dan mempunyai jalur
koordinatif dibawah Musyrif dan Kemahasiswaan yang meliputi bidang keilmuan,
minat dan bakat dan sekaligus sebagai wadah kreativitas dan aktualitas potensi
diri mahasiswa dalam berbahasa Arab dan Inggris sebagai bekal untuk
menghadapi perkembangan zaman yang semakin global dan kompetitif.
Karena itu, La-PASMA berusaha mendeskripsikan nilai-nilai dasar dan
cita-cita lembaga sebagai salah satu wadah penanaman budaya aktif, kreatif dan
inovatif serta mentalitas yang penuh tanggung jawab dan berkepribadian islami,
berpengetahuan luas dan multy talent.(Dokumentasi, Ma’had Al-Jami’ah tahun
2020).
a) Tujuan La PASMA
1. Mengakomodir potensi minat dan bakat mahasiswa baru (mahasiswa
semester I dan II) untuk dikembangkan dan dibina selama satu tahun.
2. Memperkenalkan bahasa Arab dan Inggris kepada mahasiswa-mahasiswa
lewat kegiatan sehari-hari, olah raga, minat bakat dan kegiatan ekstra
lainnya.
3. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat kreatifitas dan spritual sebagai
penunjang pembekalan seperti pembelajaran bahasa Arab dan Inggris,
Tahfidz juz ‘Amma, Ibadah Praktis dan ilmu yang berkaitan dengan jurusan
masing-masing mahasiswa.

b) Bentuk Kegiatan
1. Kegiatan yang dilaksanakan La PASMA terdiri atas kegiatan pokok dan
penunjang
2. Kegiatan pokok adalah semua kegiatan dalam pelaksanaan program kerja
dan tertuang dalam AD/ART La-PASMA, baik penguasaan bahasa Arab
dan Inggris, hafalan Juz Amma, Ibadah Praktis maupun kompetensi
keilmuan lainnya.
3. Kegiatan penunjang adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara
kondisional sesuai, seperti perlombaan antar tingkat atau kelas mahasantri,
seminar bahasa, perlombaan lainnya (Pidato dua bahasa, LCC, Olah raga,
Musabaqoh tilawahdan hifzil Quran) dan lainnya.
c) Sifat Kegiatan
1. Kegiatan ini merupakan bagian dari seluruh kegiatan kurikuler
perkuliahan bahasa Arab dan Inggris ,Tahfidz serta pembinaan dan
pelatihan Ibadah Praktis di Ma’had Al-Jami’ah.
2. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (semester I dan II) yang tinggal di
Ma’had Al-Jami’ah tiap tahun akademik.
d) Struktur bagan dan data lembaga pengurus Ma’had Al-Jami’ah (La-
PASMA)

Bagan Struktur kepengurusan La-PASMA 2021-2022 Ma’had Al-Jami’ah


Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Data pengurus Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri Sulthan


Thaha Saifuddin Jambi 2019/2020
Tabel 4. 4 Data Pengurus

NO NAMA JABATAN FAK/JUR


NURUL
1 Ketua Umum FD / BPI
LATIPATUNNASIHA
2 WAFIQ AZIZAH Sekretaris Umum FD / KPI
3 NITA NURMUTIARA Bendahara Umum FS / HPI
Mudabbiroh(pengurus
4 ARINI ALFA KHAIRIN FD / BPI
asrama)
SEPTRIYA
Mudabbiroh(pengurus
5 ROCHMAWATI FD / BPI
asrama)
ASMARITA
S.MUSTIRATUL Mudabbiroh(pengurus
6 ADAB/BSA
PADLIYAH asrama)
Mudabbiroh(pengurus
7 TITIN ANISA FTK/PAI
asrama)
ANDIK MARYAM Mudabbiroh(pengurus
8 FEBI/AKUN
SAPUTRI asrama)
Mudabbiroh(pengurus
9 INAYATI FTK / MTK
asrama)
Mudabbiroh(pengurus
10 LILIANA FS/IP
asrama)
Mudabbiroh(pengurus
11 MULYANA SAPUTRI FITK / PBA
asrama)
Mudabbiroh(pengurus
12 TARTILA FITK/ PBA
asrama)
Mudabbiroh(pengurus
13 ANISA MARINA FITK/ PAI
asrama)
(Dokumentasi, Sekretaris Umum La-PASMA, 2022)
Tabel 4.5 Data mahasiswa
DATA PEMBELAJARAN AL-QUR'AN MAHASISWA
MA'HAD AL-JAMI'AH UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2022
No. NAMA L/P FAK JUR
1 ABDUL HARIS L FS IP
2 ADAM WHISNU SAPUTRA L FS IP
3 AHMAD PARHAN L FS IP
4 AL AZMI L FS IP
5 ALIFH AKBAR RAFSANJANI L FS IP
6 ALMIKO L FEBI PS
7 ALPIN NABA POHAN L FD KPI
8 BAHARUDDIN L FD KPI
9 BASO AHMAD AMIRUDDIN L FD MD
10 BEDRIYANTO L FD JI
BIFAL RAHMATANZA MIRWAZI
11 L FS IP
PUTRA
12 DARUSSALIM L FS HTN
13 DEVID ARIYANSAH L FD JI
14 FADLAN MAULANA L FD KPI
15 IHWANG SYAPUTRA L FD KPI
16 KMS ILHAN NAWAWI L FD JI
17 M. ADI ALIT L FS IP
18 M.IKZA L FS IP
19 M.REZA AL-FALAH L FS IP
20 MIFTAHUDIN YAHYA L FS IP
21 MUHAMAD FIQRI ALKAUTSAR L FD JI
22 MUHAMAD SUTARDY L FEBI PS
23 MUHAMMAD GARIN HAIKAL L FS HES
24 MUHAMMAD RIZKY L FST SIF
25 MUHAMMAD ROBBI IKHSANI L FTK TB
26 MUHAMMAD TAUFIK AZHARI L FST SIF
27 OKTA HARLANDANA L FTK TBI
28 RANDI SAPUTRA L FS IP
29 RENDI APRIYADI L FEBI PS
30 RIDWAN L FEBI ES
31 SULTAN L FD KPI
32 TIO RACHMAD MERIANTO L FTK TM
33 WAFIQ ADLI FADLULLAH L FS IP
34 WILLY RIFDA ALFAJRI L FTK PGMI
35 ADE IRMA SURYANI P FEBI AS
36 ADIANANDA IKSANTI P FD KPI
37 ADWINA YUNISA JULIYANTI P FS IP
38 AGNES MAHESA PUTRI P FST KIM
39 AGUSTINA P FS IP
40 AGUSTINA GEBINDA P FS HES
41 AJENG SRIMURTI P FTK PIAUD
42 AMELINA PUSPA DISA P FS IP
43 ANDIENI SALSABILLA PUTRI P FS IP
44 ANJENI JAYA PUTRI P FS IP
45 ASRIDAYANTI P FS IP
46 AULIA PUTRI P FD KPI
47 AULIA UMMAYROH P FTK PGMI
48 DEA ANGGRAINI ARMI P FD JI
49 DELTA OKTA ANGGRAINI P FS HPI
50 DEVI RAHMAWATI P FS IP
51 DEWI ARIYATI P FTK PIAUD
52 DEWI WULAN DARI P FST KIM
53 DEWI YULIANI P FEBI ES
54 DIAH AYU HAPSARI P FTK PAI
55 DIAH AYU PRAMESTI P FS IP
56 DINDA ADINDA P FTK PIAUD
57 DINDA OKTA P FTK PGMI
58 EKA OKTAVIANA PUTRI P FD KPI
59 ELPIRA P FAH BSA
60 ELVIA YUSLIANA P FD KPI
61 FADILLA AZ ZAHRA P FTK PIAUD
62 FERA DILA NINGSIH P FTK TB
63 GRESIA LASMARITO P FS PM
64 HALIMAH TUSSYAH DIAH P FS IP
65 HERPY AMALIA PUTRI P FTK TB
66 HESA GUSANTRI P FEBI ES
67 ICE SULIS MAYANI P FTK PIAUD
68 ICHA GUSTI P FEBI ES
69 INTAN RIZKIANA P FEBI AS
70 IRMA AGUSTINA P FEBI PS
71 IRNA SAPITRI P FEBI ES
72 JULIA ZURAIDA P FTK PAI
73 JULIANITA PUTRI P FEBI PS
74 KAMISAH P FTK PIAUD
75 KARLA VIXTURIA P FEBI PS
76 MARISA DINA OFTAVIA P FTK PGMI
77 MEGA MULYANI P FS IP
78 MELAN SARI P FST SIF
79 MELINDA MARETTIAWARNI P FS IP
80 MELLA RAHMAWATI P FTK PIAUD
81 MIRNA P FS HES
82 MONIKA WULAN SAPUTRI P FD JI
83 MUTIARA FAJAR SEPTIA P FEBI AS
84 NABILA PUTRI MARETA P FST SIF
85 NENI CARLINA P FAH BSA
86 NIKEN LEGOWO P FTK PGMI
87 NIKEN WIJAYANTI P FD KPI
88 NILAM SARI BR. SEMBIRING P FTK PAI
89 NUR DEVIA FITRI P FS HPI
90 NURANIZA HANUM P FEBI AS
91 NURUL AINI P FD KPI
92 NURUL FITRI WAHYUNI P FS HPI
93 NURUL KHOIRIYAH P FEBI PS
94 NURUL SAFIKA P FAH SI
95 OKTAFIA P FTK PIAUD
96 OLAAYUOKTAVIANI P FEBI ES
97 PITDIAWATI P FS PM
98 PUTRI AZZAHRA P FEBI PS
99 RANTI ASLINUR P FS IP
100 RATISHA RAHMANIA P FAH BSA
101 REGINA ADINDA PUTRI P FTK PIAUD
102 REZKI P FEBI AS
REZKI KURNIA SHOLEHATI NALA
103 P FST SIF
PUTRI
104 RIHA DATUL AISI P FEBI ES
105 RIKKE WAHYUNI P FTK TB
106 RINA WALANDA P FTK PGMI
107 RISTA SUPRIATI P FTK PGMI
108 RITA P FEBI PS
109 SAFIRA FAJRI HASIBUAN P FS HPI
110 SAFNA ARDIANTI P FEBI PS
111 SALSABILA AZRIANI P FS HES
112 SAMSIDAR P FD KPI
113 SELVIA BELASARI P FEBI ES
114 SHAMILA ANISA PUTRI P FTK PIAUD
115 SINTIA NOVITA YUSUF P FEBI ES
116 SINTIA TRY RIZKY P FST SIF
117 SITI KHODIJAH P FD KPI
118 SITI PUSPITA PINARINGSIH P FTK PIAUD
119 TANTI WIDIA LESTARI P FTK TB
120 TASYA AYU NINGSIH P FTK TB
121 TIARA VLIYA NUR KHARISMA P FEBI AS
122 TIARA YUNITA P FTK PGMI
123 TRI SAPITRI P FTK PGMI
124 ULIMA AL ZENA P FTK TB
125 UPIT KHOFIFAH P FTK PGMI
126 VIDYA DWI YANTI P FTK PGMI
127 VIOLIN ANANTA P FTK PAI
128 VYRHA NUR MEITAMI P FD KPI
129 WAHIDATUN KAROMAH P FST KIM
130 WINDHA AFRIYANTI HARAHAP P FTK PGMI
131 WINDY MARDHATILAH P FTK PIAUD
132 YERI SINTIA P FTK PAI
133 YETI NURWANA KANEDI PUTRI P FTK PAI
134 YULIANA P FTK PGMI
135 YULINA PUTRI P FD MD
136 YUNITA P FEBI ES
137 YUSNITA PUTRI P FS IP
138 JULI HARDIAN L FD KPI
139 HISYAM ZAKY ZAIDAN L FST KIM
140 SUHADA KURNIAWAN L FD KPI
141 ARDIANSA SYAPUTRA P FEBI ES
142 ASIH AMELIA PUTRI P FST SIF
143 NURSINTA P FST KIM
144 SEPTI MIFTAHUR RAHMA P FD KPI
145 RIRIN ROSIANA P FEBI MKS
146 AMELINA PUSPA DISA P FS IP
147 ANDIENI SALSABILLA PUTRI P FS IP
148 DINDA OKTA P FTK PGMI
149 LIA APRIANTI P FST SIF
150 ARIFDA ASFIANI P FEBI ES
151 DINA MEIRANDA P FEBI PS
152 VANIA KHAIRUNNISA RIZAL P FTK PIAUD
153 HELNI SILFIA NINGSIH P FS IP
154 MEILTIA ATIKA P FTK PGMI
155 FAIZAH MAHDIYAH ARDITA P FST KIM
156 DEVITA DWI PUTRI P FST KIM
157 SYAFITRI INDAHYANTI P FD KPI
158 YESSY AMALIA P FD KPI
159 ILHAM PRAMUDIAH L FEBI MKS
160 M. FIRDAUS L FEBI ES
161 SANDI ALFADRI L FS HES
162 MUHAMMAD PUPU RAMADHAN L FEBI ES
163 EMILIA PUTRI P FS HES
164 PATIMAH PUTRIANI P FTK PGMI
165 NUR QOMARIYAH P FS HES
166 NURUL FADILLA P FEBI PS
167 NESTIA MAYANDI P FTK MPI
168 SUCI ZURIATI P FST SIF
(Dokumentasi, Sekretaris Ma’had Al-Jami’ah 2022)
B.Temuan Khusus
Hasil penelitian ini di peroleh melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data dari
sekretaris ma’had, kemahasantrian, mudabbiroh dan mahasiswa sebagai
responden penelitian.hasil dari penelitian di jabarkan di bawah ini sesuai dengan
yang diperoleh dari hasil kepada responden.
1. Peran Tahsin Dalam Perbaikan Bacaan AL-Qur’an di Ma’had AL-
Jami’ah UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Pembelajaran Tahsin di Ma’had Al-Jami’ah dilakukan 2 kali pertemuan
dalam seminggu yaitu di hari libur kampus. Peran tahsin di Ma’had Al-Jami’ah
ini terpokus pada perbaikan bacaan AL-Qur’an mahasiswa UIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI yang di rekkrut dari tes masuk peneriman
kampus pada bulan April 2021, konsep baru tahsin ini fokus pada
pengklasifikasian kualitas bacaan Mahasiswa, Mahasiswa dibagi dalam beberapa
Kelompok, Pertama Kelompok A yaitu kelompok Mahasiswa yang sudah
mempunyai bacaan baik. Kedua, kelompok B yang mempunyai bacaan baik
tetapi masih terdapat beberapa kesalahan dalam pengimplementasian tajwid dan
makhorijul huruf. Ketiga, Kelompok C yang diisi para Mahasiswa yang
menbutuhkan pembelajaran Ilmu Tajwid dan perbaikan Makhorijul huruf secara
intensif. Terakhir, kelompok D yang diisi oleh para Mahasiswa yang
membutuhkan pembelajaran khusus yaitu pengenalan bacaan perhuruf,
pembelajaran tajwid dan makhorijul huruf.
Berdasarkan Hasil wawancara dengan ustadz Abu Mansur selaku
penasehat dan pengajar tahsin di mahad AL-Jami’ah UIN SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI :
“Pelaksanaan tahsin di Mahad AL-Jami’ah UIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI itu lebih terpokus bagaimana
mahasiswa bisa memperbaiki bacaan AL-Qur’an sesuai dengan
makharijul huruf sesuai dengan hukum tajwid dan panjang
pendek dalam membacanya sebagai syarat kelulusan akhir
kampus”.(Wawancara 15 November 2022).
Observasi yang peneliti laksanakan di UIN SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI memfokuskan pada bagaimana Mudabbiroh menerapkan
penggunaan tahsin pada setiap bacaan Al-Qur’an Mahasiswa untuk
meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an mereka mulai dari makharijul huruf,
tanda waqaf serta pengunaan hukum nun mati dan mim mati. Adapun kegiatan
penerapan tahsin dilaksanakan setiap kegiatan halaqoh berlangsung ketika
semua Mahasiswa menyetorkan hafalan Al- Qur’an mereka secara bergantian
kepada mudabbiroh. Pada saat melaksanakan observasi awal, peneliti melihat
bahwa ada beberapa Mahasiswa yang mendapat teguran dari Mudabbiroh karena
terlalu terburu-buru ketika membacakan ayat ayat Al-Qur’an sehingga membuat
mereka kurang sempurna dalam menyebutkan huruf sesuai dengan kaidahnya,
hal ini justru sangat berbeda dengan metode yang di tetapkan saat sebelum
Covid 19,sekarang Mahad Al-Jami’ah menetepakan metode sesui dengan
kondisi sekarang adanya yaitu kombinasi antara metode Qiroati dan tahsin.
(Observasi, 27 Novenber 2022).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang sudah dijelaskan di atas
terlihat bahwa peranan metode tahsin yang dilaksanakan di Mahad Al-Jami’ah
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI diharapkan dapat meningkatkan
kualitas bacaan Al-Qur’an mahasiswa menjadi lebih baik sesuai dengan apa
yang sudah di ajarkan oleh ustadz ustadzahnya.
a. Persiapan
Suatu kegiatan akan berjalan dengan dengan lancara apabila telah
direncanakan atau dipersiapkan sebelumnya. Persiapan yang baik akan
memberikan peluang besar untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Sebelum
melaksanakan pembelajaran, biasanya santri bersama-sama membaca do’a
terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bersama Ustadz Ardi
berikut ini:
“Sebelum memulai pembelajaran biasanya saya buka dengan
mengucapkan salam, membaca Al-Fatihah, kemudian do’a
sebelum belajar kemudian dilanjutkan dengan membaca satu surah
yang sudah di hafal secara bersama setelah mendengar ustadz/
ustadzah secara berulang-ulang kemudian lansung di tes satu-satu
bacaan dari masing-masing mahasiswa.” (Wawancara, 16
November 2022)
b. Halaqoh
Halaqoh yang berarti lingkaran,kalimat halqoh min al-nas artinya
kumpulan orang duduk, halqoh sendiri dikenal dalam berbagai istilah, ada yang
menyebut nya usaha(keluarga), karna metode halaqoh ini bersipat
keleluargaan. Dan ada juga yang menyebutnya dengan liqo’ sedangkan dalam
bahasa jawa ini lebih dikenal dengan wetonan atau bendongan. Halaqoh adalah
sebuh istilah yang berhubungan degan dunia pendidikan khusus ny pendidikan
di dunia islam(tarbiyah islamiah).
Istilah halaqoh ini biasanya di gunakan oleh sekelompok kecil muslim
yang belajar mengkaji ilmu islam khusus nya membaca al-qur’an atau belajar
metode qir’ati, dari sini lah metode yang di gunakan ma’had aljamiah mengajar
kan metode baca qur’an(qiro’ati) dengan membentuk kelompok kelompok
dalam mempelajari metode qiro’ati. Jumlah peserta didik dalam kelompok
tersebut berkisar 8-12 orang.
Pendidkan melalui system halaqoh ini mengembangkan program yang
berkelanjutan sehingga memperoleh interksi secara intensip, hal ini bertujuan
agar semua pembelajaran tersimak dengan baik dan peserta didik cepat bisa
menguasai cara membaca alqur’an dengan metode tersebut. Dengan cara ini
peserta didik atau mahasantri ma’had aljami’ah mengamati dan mendengarkan
secara seksama saat mudabbir menjelaskan atau saat mengajar.
Sesuai hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terkait mengenai
pembelajaran Tahsin (halaqoh) dengan Ustad abu mansur Selaku penasehat
ma’had al-jami’ah, beliau menyatakan bahwa:
Metode halaqoh ini digunakan atau diterapkan untuk memudahkan tenaga
pendidik(mudabbir) saat mengajar mahasantri di ma’had al-jami’ah hal ini
merujuk pada latarbelakang pendidikan mahasantri, sehingga terdapat
perbedaan dalam pemahaman pembelajaran. Mahasantri dikelompokkan
menjadi 3 klasifikasi, yang pertama tidak bisa membaca alquran atau buta
aksara yang kedua mengenal aksara tetapi tidak bisa membaca al qur’an
dengan baik dan benar, panjang pendek dan makhrijul hurufnya masih
banyak yang salah dan yang ketiga bisa membaca dengan baik dan
benar.(Wawancara, 15 November 2022)
Sejauh ini sejak pertama kali diterapkannya penggunaan tahsin untuk
meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an Mahasiswa UIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI banyak perubahan yang mereka rasakan
terutama bagaimana cara menyebutkan huruf sesuai dengan makharijul
hurufnya terutama pada huruf yang memiliki bunyi yang hampir sama seperti
‫ ش‬,‫ س‬,‫ ث‬selain itu huruf ‫ ك‬dan ‫ ق‬sering salah diucapkan apabila memiliki
harakat seperti pada kata ‫ ق ْلب‬yang seharusnya dibaca qolbun memiliki arti
hati tetapi apabila dibaca kalbun maka artinya menjadi anjing. Jika Mahasiswa
membaca Al-Qur’an dengan tidak teliti tidak mustahil hal demikian bisa saja
terjadi ketika mereka membaca ayat Al-Qur’an dan tentu saja ini akan
berakibat fatal karena penyebutan huruf yang salah memberikan arti yang salah
pula pada ayat yang sedang dibacakan.
Jika dikelompokkan, ada dua jenis kesalahan yang sering kali terjadi
ketika seseorang membaca Al-Qur’an. Di antaranya adalah lahn al-jali dan lahn
al-khafi. Berikut ini penjelasan mengenai keduanya:
a. Lahn Al-Jali Lahn
Artinya kesalahan, sedangkan jail artinya tampak jelas. Lahn al-jali adalah
kesalahan yang terjadi secara jelas pada lafal sehingga mempengaruhi
kesempurnaan tata cara bacaan. Dikatakan jelas, karena kesalahan itu dapat
diketahui oleh mulai tingkatan orang biasa hingga ulama atau pakar Al-Qur’an.
Salah dalam pengucapan lafal dan merubah huruf atau harokat maka akan
merusak makna ayat Al- Qur’an(Isham Muflih al-Qudhat,2021: 6). Diantara
kesalahan-kesalahan yang tergolong lahn al-jali adalah sebagai berikut:
1) Bergantinya satu huruf kepada huruf yang lain

ْ ‫ ا ْلم ْغ‬dibaca ‫ضوب‬


Contoh: ‫ضوب‬ ْ ‫ا ْلم ْق‬
2) Berubahnya harakat yang satu kepada kepada harakat yang lain
Contoh: ‫ ل ْم يل د‬dibaca ‫ل ْم يل د‬
3) Menambah atau mengurangi huruf
Contoh: ‫ م ْن كا ن‬dibaca ‫ان كان‬
ْ ‫م‬
4) Menghilangkan tasydid
Contoh: → inn-na-maa (bacaan benar) → i-na-maa (bacaan salah)
5) Menambah tasydid
Contoh: ‫ → مٰ الك‬maa-li-ki (bacaan benar) → maa-li-kki (bacaan salah)
6) Menghilangkan bacaan Panjang menjadi pendek
Contoh: ‫ → ا ْلكتا ب‬al-ki-taa-bu (bacaan benar) → al-ki-ta-bu (bacaan salah)
b. Lahn al-khafi Lahn
seperti yang sudah disebutkan di atas memiliki arti kesalahan, sedangkan
khafi artinya samar. Lahn al-khafi adalah kesalahan yang terjadi secara samar
dan mempengaruhi kesempurnaan tata cara bacaan Al-Qur’an. Dikatakan
samar, karena kesalahan itu hanya dapat diketahui oleh ulama atau pakar Al-
Qur’an. Diantara kesalahan-kesalahan yang tergolong lahn al-khafi adalah
sebagai berikut:
1) Tidak sempurna dalam pengucapan harakat, baik fathah, kasrah, maupun
dhammah.
Contoh: → bi-idz-ni (bacaan benar) → be-edz-ne (bacaan salah)
2). Terlalu banyak pantulan pada kata yang seharusnya tidak memantul
ْ ‫ → س‬sit-run (bacaan benar) → sit-te’-run (bacaan salah)
Contoh: ‫ت ر‬
3) Tidak sempurna dalam pengucapan ghunnah (dengung)
Contoh: → inn-na-maa (bacaan benar) → i-na-maa (bacaan salah)
4) Memanjangkan bacaan secara berlebihan
Contoh: ‫قو ل‬
ْ ‫ → ي‬ya-quu-lu (bacaan benar) → ya-quuu-lu (bacaan salah)
5) Terlalu berlebihan menggetarkan huruf ra’
Contoh: ‫ي ر‬
ْ ‫ → قد‬qa-diir (bacaan benar) → qa-diirrr (bacaan salah)
Demikianlah beberapa kesalahan dalam membaca Al-Qur’an yang sering
kali terjadi atau dilakukan oleh banyak orang di tengah masyarakat saat ini.
Ada baiknya ketika membaca Al-Qur’an lebih memperhatikan setiap hukum
bacaan agar terhindar dari kesalahan-kesalahan yang akan berakibat fatal.
Berikut tips agar terhindar dari kesalahan-kesalahan saat membaca Al-Qur’an:
1) Mengenal dasar huruf hijaiyah
2) Mengenal tanda baca (harakat)
3) Mengenal bacaan tajwid Al-Qur’an
4) Belajar secara sungguh-sungguh dan rajin
5) Mengetahui isyarat tanda baca
6) Latihan atau praktik membaca Al-Qur’an
7) Menyiapkan waktu untuk belajar membaca Al-Qur’an
8) Cari guru mengaji
Berkaitan dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tahsin
dapat digunakan untuk membantu semua orang agar terhindar dari kesalahan-
kesalahan saat membaca Al-Qur’an karena pada peran tahsin memiliki unsur
diantaranya makharijul huruf, shifatul huruf, dan ilmu tajwid. Berikut hasil
wawancara peneliti dengan Nurul Latifatun Nasiha berkaitan dengan pengaruh
dari peran tahsin untuk meningkatkan kualitas bacaan Al- Qur’an Mahasiswa:
“Menurut saya selama melaksanakan pembelajaran perbaikan bacaan Al-
Qur’an dengan menggunakan tahsin ini cukup memberikan pengaruh yang
baik dalam hal peningkatan kualitas bacaan Al-Qur’an Mahasiswa. Bisa
dikatakan untuk peningkatan kualitas bacaan Al-Qur’an Mahasiswa ini
meningkat sekitar 70-80%. Perubahan yang terjadi terlihat pada bagaimana
mereka dapat menyebutkan huruf sesuai dengan makhraj dan sifatnya serta
penggunaan ilmu tajwid untuk membedakan setiap hukum bacaan.”
(Wawancara, 28 November 2022)
Hal serupa juga disampaikan oleh beberapa Mahasiswa berdasarkan
hasil wawancara berikut ini:
“Pengaruh yang saya rasakan sejak menerapkan tahsin itu pada
bagaimana saya bisa membedakan bunyi huruf dan menyebutkannya
berdasarkan dengan makhraj dan shifatnya.” (Wawancara dengan Rina
Walanda, 28 November 2022)

“Dengan tahsin saya jadi bisa mengetahui dimana saya harus


memberhentikan bacaan Al-Qur’an saya pada suatu ayat dan
melanjutkannya kembali atau biasa disebut dengan waqaf.” (Wawancara
dengan Windy Mardhatilah, 28 November 2022) “

Sejauh ini saya merasakan pengaruh yang luar biasa. Saya jadi bisa
membedakan huruf berdasarkan makhraj dan shifatnya serta membedakan
panjang pendek setiap bacaan Al-Qur’an saya.” (Wawancara dengan Andi
Maryam saputri, 28 November 2022).
Observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa setiap pelaksanaan
halaqoh santri sudah dapat membacakan setiap ayat Al- Qur’an dengan baik
sesuai dengan makhraj dan shifatul hurufnya, hanya saja untuk penggunaan
hukum mad ada beberapa santri yang masih mendapatkan teguran karena kurang
memanjangkan bacaan mad jaiz dan mad arid lissukun seperti contoh
bimaaungzila hanya dibaca dua harakat yang seharusnya dibaca
bimaaaaaungzila sebanyak lima harakat. Tetapi hal ini tidak selalu terjadi karena
jika sudah diingatkan mereka segera memperbaiki dan tidak mengulanginya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti laksanakan
dapat disimpulkan bahwa Peran tahsin yang diterapkan di Mahad Al-Jami’ah
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI memberikan pengaruh yang
positif untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an Mahasiswa menjadi lebih
baik lagi. Selain itu bagi Mudabir/mudabiroh Mahad AL-Jami’ah dengan
memperbaiki bacaan Al-Qur’an berarti Mahasiswa juga turut memperbaiki tata
cara berbincang dengan ayat-ayat Allah. Beliau mengibaratkan ketika seseorang
berbicara dengan orang yang lebih tua saja perlu memperhatikan cara bicaranya
untuk menghormati mereka yang lebih tua. Sedangkan yang Mahasiswa baca
adalah kitabullah, ayat yang langsung diturunkan oleh Allah melalui perantara
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. untuk diajarkan kepada umat
manusia. Maka mereka yang membaca kitabullah harus lebih menjaga kualitas
bacaan Al-Qur’an supaya jangan sampai terjadi kesalahan yang berakibat pada
kesalahan makna dalam Al-Qur’an.
2. Kendala dalam pelaksanaan tahsin dalam perbaikan bacaan AL-Qur’an
di Ma’had Al-Jami’ah UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Ketika pelaksanaan suatu kegiatan tentu terdapat kendala yang membuat
kegiatan itu tidak bejalan sempurna. Kendala yang dihadapi pun beragam
berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksakan. Dalam pelaksanaan tahsin di
Mahad Al-Jamiah UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI terdapat
beberapa kendala baik yang dialami oleh Ustadz/ustadzah maupun oleh
Mahasiswa.Berikut penjelasan berkaitan dengan faktor penghambat dalam
pelaksanaan tahsin:

1). Belum optimal mengaplikasikan teori


Berdasarkan hasil observasi yang peneliti laksanakan, peneliti melihat
masih ada beberapa Mahasiswa yang dikoreksi bacaan Al-Qur’annya
disebabkan karena berbagai macam hal, diantaranya karena santri belum
sepenuhnya menerapkan tahsin pada setiap bacaan Al-Qur’an mereka
sehingga membuat proses Peran tahsin tidak berjalan secara maksimal. Ustadz
H. Abu Mansur al-Muhtaridi, Lc. M.HI juga berpendapat demikian
sebagaimana hasil wawancara berikut ini:
“Kendala untuk memaksimalkan tahsin pada setiap bacaan Al-
Qur’an santri ini dirasakan ketika mereka belum sepenuhnya
mengaplikasikan ilmu yang sudah mereka pelajari ke dalam setiap
bacaan Al-Qur’an mereka. Mereka semua itu sudah memahami
teori yang berkaitan dengan tahsin dan ilmu tajwid tetapi ketika
mempraktekannya itu semua ada yang tidak mereka terapkan
seperti yang sering terjadi kesalahan membaca hukum mad
(panjang pendek bacaan Al- Qur’an) dan penyebutan mahkrojul
huruf yang hampir sama penyebutan nya”.(Wawancara, 15
November 2022)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan


terlihat bahwa kendala yang terjadi saat proses Penerapan tahsin di Mahad Al-
Jami’ah UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI terjadi karena Mahasiswa belum bisa mengaplikasikan ilmu yang
sudah mereka pelajari berkaitan dengan tahsin pada setiap bacaan Al- Qur’an
mereka. Kurang optimalnya Penerapan tahsin tentu saja menjadi penghambat
berjalannya proses peran tahsin hal ini bisa terjadi karena kurangnya
kedisiplinan Mahasiswa untuk menerapkan ilmu mereka dalam praktek
bacaannya.
Hasil wawancara peneliti dengan ustad abu Mansur mengenai kendala
dan hambatan yang di alami mahasantri dan mudabbir yaitu:
“Kurang nyamotivasi untuk menguasai alquran dengan baik dari
mudabbir, kurangnya kedisplinan, Kurang nya pasilitas yang
memadai, kurangnya kecukupan waktu yang ideal dan Kurang
sinergi pengaturan waktu”. (wawancara,15 November 2022).
Selanjuat saya mewawancarai ustad libra khusaini s.ip selaku
kemahasantrian putra ma’had al jami’ah uin jambi
“Salah satu paktor utama yaitu tidak semua mahasiswa bersal dari
pesantren atau sekolah islam sehingga sulit untuk mereka
memahami atau menerima pembelajaran tersebut dan juga
motivasi dari Mahasiswa itu sendiri kurang dalam mewujudkan
keingannya dalam belajar metode qiro’ati”(Wawancara,1
Desember 2022).
selanjutnya hasil wawancara dengan bagian akademisi ma’had al-
jami’ah uin jambi dengan Ustadz Ardiansah, S.Hum
“kendala yang kami hadapi dalam peran tahsin ini antara lain yaitu
kurangnya waktu saat pembelajaran berlangsung karna proses
pembelajaran diambil saat waktu libur kampus(sabtu dan
minggu),sedangkan tidak semua mahasiswa berasal dari kelas yang
sama,sering terjadinya bentrokan dengan jam kampus,jadi kami
sebagai tenaga ajar semaksimal mungkin mencari waktu luang
untuk membeli pengajaran dalam satu semester”. (wawancara, 16
November 2022)
Berikut hasil wawancara peneliti dengan Agustin berkaitan dengan
kendala dari peran tahsin:
“Kalo saya sedikit terhambat pada saat pembelajaran makharijul
huruf terutama saat menyebutkan huruf ‫ ع‬dan ‫ خ‬sehingga ketika
sedang membaca Al-Qur’an dan bertemu dengan huruf tersebut
harus membuat saya lebih berhati-hati menyebutkannya.”
(Wawancara,5 Desember 2022)
Hal berbeda disampaikan oleh Ulima Alzena berkaitan dengan
kendala peran tahsin:
“Kalo saya itu sulit membedakan penggunaan mad apakah itu 2
harakat, 4 harakat, atau bahkan 6 harakat. Jadi terkadang kalo mad
jaiz harus dibaca 5-6 harakat kami cuma baca 4 harakat. Kalo lagi
belajar sama Ustadz biasanya itu langsung diperbaiki supaya tidak
keliru lagi.” (Wawancara, 5 Desember 2022)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
kendala yang dihadapi santri berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
mereka. Kurang disiplinnya santri untuk selalu membaca Al-Qur’an secara
benar sesuai dengan tahsin yang sudah mereka pelajari juga menjadi salah
satu faktor yang menghambat kemampuan mereka untuk cepat menguasai
metode tahsin untuk memperbaiki bacaan Al- Qur’an mereka. Selain itu
membaca Al-Qur’an dengan tingkatan hadr juga membuat mereka lalai
dalam tahsin pada setiap bacaan Al-Qur’an mereka. Seperti yang diketahui
bahwa ketika membaca Al-Qur’an terdapat empat tingkatan kecepatan yang
dijelaskan berikut ini:
1) Tartil
Tartil berarti membaca Al-Qur’an secara lambat dan tenang dengan
memperhatikan setiap makhroj dan shifatul hurufnya serta memahami
makna ayatnya pula.
2) Tahqiq
Membaca Al-Qur’an secara tahqiq sama halnya dengan membaca
secara tartil tetapi cara membaca secara tahqiq biasanya hanya
digunakan ketika kegiatan belajar mengajar karena membaca secara
tahqiq sedikit diperlambat agar memperjelas bacaan Al-Qur’an yang
sedang diajarkan.
3) Tadwir
Membaca secara tadwir lebih dikenal dengan membaca secara sedang
atau tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat. Tingkat bacaan
tadwir ini terletak diantara tartil dan hadr.
4) Hadr
Hadr berarti membaca Al-Qur’an secara cepat tetapi masih tetap
memperhatikan hukum-hukum bacaannya terutama makhroj dan shifatul
hurufnya.
Berdasarkan pemaparan di atas terlihat bahwa membaca Al-Qur’an
secara hadr berarti membaca dengan tingkatan yang paling cepat dimana
pembaca dituntut untuk dapat membaca Al-Qur’an secara cepat tetapi
juga harus tetap memperhatikan hukum setiap bacaannya. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa santri belum terbiasa membaca Al-Qur’an
secara cepat sehingga ketika mereka menggunakan tingkatan hadr untuk
membaca Al-Qur’an membuat mereka jadi tidak teliti untuk
memperhatikan setiap hukum bacaan Al-Qur’annya.
2). Kurangnya sarana pendukung Faktor lain
Yang menjadi kendala terlaksananya Peran tahsin di Mahad Al-Jami’ah
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI adalah kurangnya sarana dan
prasarana pendukung untuk mengajarkan materi yang berkaitan dengan metode
tahsin seperti tidak adanya kelas khusus sehingga pembelajaran diadakan di
gazebo-gazebo,masjid dan LCD proyektor. LCD proyektor tentu saja sangat
diperlukan untuk membantu ustadzah menyampaikan materi berupa video
pembelajaran agar dapat disaksikan langsung oleh semua Mahasiswa. Selain itu,
dengan adanya LCD proyektor juga bisa menambah variasi belajar Mahasiswa
agar tidak jenuh jika hanya mendengarkan materi pembelajaran hanya dari
Ustadz/ ustadzah saja.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya juga bahwa sarana yang
tersedia pada suatu lembaga pendidikan haruslah sarana yang benar-benar
diperlukan untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar sehingga dengan
adanya sarana tersebut diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan
pembelajaran secara maksimal. Selain itu sarana pendukung lain yang sudah
tersedia juga harus dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga apabila terjadi
suatu kendala sarana pendukung ini bisa digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran.
3. Hasil akhir dari Peran tahsin perbaikan bacaan Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah UIN STS Jambi.
Hasil merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu yang dikerjakan oleh
seseorang. Begitu juga halnya sama Peran tahsin yang diterapkan di ma’had al-
jami’ah UIN STS Jambi.
Divisi tahfidz ma’had al-jami’ah UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI Jambi mengatakan:
“Hasil dari peran tahsin dalam perbaikan bacaan Al-Qur’an ini
secara kuantitas yaitu mahasiswa mampu membaca al-qur’an
dengan baik dan mampu menghafalkannya sesuai target,
sedangkan secara kualitas mahasiswa mampu berinteraksi dengan
al-qur’an maksudnya adab mereka terhadap al-qur’an dan adab
bagaimana jika mereka telah menjadi penghafal qur’an. Banyak
kita lihat sekarang yang menghafal al-qur’an masih merokok dan
tidak ada batasan dengan wanita, nah dengan adanya program ini
kita ingin memperbaiki mindset anak muda untuk lebih
memperbaiki akhlak mereka.” (wawancara, 1 Desember 2022).
Salah seorang dosen penguji mengatakan:
“Kita sangat senang bila mahasiswa peserta ujian dapat menghafal
mencapai target, dengan adanya tahsin ini membuat penguji tidak
banyak menyalahkan kesalahan-kesalahan kecil dalam pelapalan
Al-Qur’an mahasiswa bukan hanya itu kita juga mengharapkan
mereka menghafal bukan hanya sebatas kuliah di sini saja namun
mereka akan menambah hafalan tersebut, nanti nya mereka akan
merasakan sendiri setelah ingin masuk perguruan tinggi lainnya,
saat terjun langsung ke masyarakat dan ketika setelah berkeluarga
betapa dahsyat nya berkah menghafal al-qur’an”. (wawancara, 1
Desember 2022).
Salah satu mahasiswa yang ikut kelas pembelajaran perbaikan Al-
Qur’an(PPQ) dengan menggunakan tahsin mengatakan:
“Saya sangat senang dan berterimakasih dalam mengikuti kelas
pembelajaran perbaikan bacaan Al-Qur’an(PPQ) ini,karna sejauh
ini saya sudah belajar semaksimal mungkin dan mengaplikasikan
tahsin dalam perbaikan bacaan Al-Qur’an saya,dan lidah saya tidak
terlalu kelu lagi dalam pelafalan,saya juga akhirnya lulus ujian
tahfiz sebagai syarat ujian akhir kampus”.(Wawancara, 1
Desember 2022).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dirumuskan bahwa hasil yang
dicapai dari adanya Peran tahsin dalam perbaikan bacaan Al-Qur’an adalah
tercapainya target lembaga kampus bahwa mahasiswa mampu menghafal al-
qur’an juz 30 (surah at-takatsur-surah an-nas) untuk syarat kelulusan, mahasiswa
mampu berinteraksi dengan qur’an dan mahasiswa dapat mempergunakan
ilmunya untuk kehidupan sehari-hari Jika mahasiswa itu rajin dalam mengikuti
kelas pembelajaran perbaikan Al-Qur’an(PPQ).

Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah peneliti laksanakan
berkaitan dengan peran tahsin maka dapat diketahui bahwa:
1. Peran tahsin yang dilaksanakan di Ma’had Al-Jami’ah UIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI berjalan dengan lancar dimana proses kegiatan
dimulai dengan pembukaan, kegiatan inti, dan terakhir yaitu penutup. Pada saat
pelaksanaan pembelajaran pengajar diharapkan sudah memiliki perencanaan
pembelajaran mulai dari pembukaan hingga selesainya pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran berjalan sesuai tujuan yang sudah ditentukan. Nana
Sudjana (2006, hlm. 61) menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran adalah
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran dengan cara
mengkordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga arah kegiatan,
isi kegiatan, cara menyampaikan materi, serta pelaksanaan evaluasi menjadi
jelas dan sistematis. Pada akhir pembelajaran, ustadzah harus selalu
melaksanakan evaluasi berkaitan dengan materi yang sudah diajarkan saat itu
maupun sebelumnya supaya materi yang sudah dipelajari tidak berlalu begitu
saja.
Selain itu dengan adanya evaluasiUstadz/ ustadzah akan lebih mudah
mengetahui sejauh mana santri dapat memahami pembelajaran. Proses evaluasi
meliputi dua langkah yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Menilai adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Guru sebelum
melakukan evaluasi juga harus melakukan pengukuran dan penilaian terhadap
siswanya (Arikunto, 2011 : 3).
4. Faktor penghambat bisa terjadi dimana saja baik yang berasal dari dalam
maupun luar. Faktor penghambat penerapan tahsin yang dilaksanakan di
Ma’had Al-Jami’ah UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI terjadi karena beberapa sebab seperti belum optimalnya
menerapkan teori, dan sekarang, kurang memadai sarana dan prasarana yang
tersedia. Apabila itu bisa cepat diatasi tentu tidak akan mempengaruhi proses
penerapan tersebut tetapi apabila dibiarkan tentu akan menjadi masalah serius
yang harus diberikan perhatian ekstra.
5. Hasil akhir dari tahsin perbaikan bacaan Al-Qur’an di Ma’had Al-Jami’ah
UIN STS Jambi Alhamdulillah sudah mencapai target yang diinginkan
dirkomrndasikan ikut ujian bagi bacaan Al-Qur’an nya sudah sesuai dengan
kaedah ilmu tajwid dan sudah banyaknya mahasiswa kelas pembelajaran
perbaikan Al-Qur’an(PPQ) yang lulus ikut ujian tahfiz sebagai syarat akhir
kelulusan kampus.
BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas mengenai Peran
tahsin dalam meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an santri di Mahad Al-
Jami’ah UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBBI maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran tahsin yang dilaksanakan di Mahad Al-Jami’ah difokuskan pada
bagaimana santri dapat mengaplikasikan tahsin pada setiap bacaan Al-Qur’an
mereka sehingga mereka terbiasa untuk membaguskan bacaan Al-Qur’annya
terutama dalam hal makharijul huruf dan ilmu tajwid sehingga mencapai target
untuk mengikuti ujian tahfiz sebagai syarat akhir ujian kampus.
2. Faktor penghambat dalam peran tahsin di Mahad Al-Jami’ah UIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI terletak pada santrinya dimana mereka belum
bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah mereka pelajari. Selain itu santri juga
kurang disiplin untuk membaca Al-Qur’an secara tartil sehingga membuat
mereka kurang teliti untuk memperhatikan setiap hukum bacaan dalam ayat-
ayat Al-Qur’an. Selain itu sarana dan prasarana yang belum tersedia sesuai
dengan kebutuhan selama proses pembelajaran juga menjadi salah satu
penghambat proses peran tahsin di Mahad Al-Jami’ah UIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI.
3. Hasil akhir dari Peran tahsin perbaikan bacaan Al-Qur’an di Ma’had Al-
Jami’ah UIN STS Jambi Alhamdulillah sudah mencapai target yang diinginkan
dirkomrndasikan ikut ujian bagi bacaan Al-Qur’an nya sudah sesuai dengan
kaedah ilmu tajwid dan sudah banyaknya mahasiswa kelas pembelajaran
perbaikan Al-Qur’an(PPQ) yang lulus ikut ujian tahfiz sebagai syarat akhir
kelulusan kampus.

65
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang sudah peneliti jelaskan di atas, maka dapat
diperoleh implikasi sebagai berikut:

1. Diharapkan bagi Mahad Al-Jami’ah yang ingin meningkatkan kualitas bacaan


Al-Qur’an santrinya dapat menerapkan tahsin ini
2. Diharapkan Ustadz/ustadzah dapat memilih strategi penyampaian materi yang
menarik dan mengelola kelas dengan baik sehingga dapat meningkatkan minat
mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran
3. Diharapkan Mahasiswa dapat mengaplikasikan tahsin pada setiap bacaan Al-
Qur’an mereka baik itu ketika membaca Al-Qur’an, sholat, dzikir, dan lain
sebagainya

C. Saran
1. Kepada Civitas Kampus agar lebih memperhatikan keadaan mahad Al-Jamiah
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2. Kepada Ustadz/ustadzah yang mengajarkan tahsin ada baiknya jika ada buku
panduan yang sama sehingga materi yang akan disampaikan bisa lebih
terstruktur dan terlaksana dengan lebih baik

3. Kepada semua Mahasiswa yang belajar di Mahad Al-Jamiah UIN SULTHAN


THAHA SAIFUDDIN JAMBI untuk dapat menerapkan tahsin yang sudah
diajarkan oleh ustadzah sehingga apa yang sudah diajarkan tersebut tidak
terlewat begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rauf, A. A. 2020. Pedoman Dauroh Al-Qur’an Panduan Ilmu Tajwid
Aplikatif. Markaz Al-Qur’an.
Ahmad Syaiful Anam dan Amalia Mu’minah Nailusyifa.2013. Pengantar Ilmu
Tahsin.Surakarta: Yuma Pustaka
Ahmadi.1992.Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan.yogyakarta :Aditiya
Media
Al- Muaddib, 3, 19. Sitepu, B. P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Raja
Grafindo Persada.
Al-A'zami, M.M.2005. Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi,
terj.Jakarta: Gema Insani Press
Al-Fadhli, M. L. (2019). Syarh Tuhfatul Athfal Penjelasan Hukum Tajwid dan
Dasar-Dasar Tajwidul Huruf. Nur Cahaya Ilmu.
Amaliah, S., Mujahidin, E., & Rahman, I. K. (2021). Implementasi Kurikulum
Tahsin Al-Qur’an untuk Remaja di Ma’had Kareem Bil-Qur’an. Tadbir
Muwahhid, 5.
Amirul, Hadi dan Haryanto.(1998). Metodologi Penelitian Pendidikan untuk IAIN
dan Ptain Semua Jurusan Komponen MKK. Bandung : Pustaka Setia.
AMZAH. Hidayat, S., Maya, R., & Sarifudin, A. (2018). Implementasi Metode
At-Tahsin dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an pada
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Hunafa Anak Shaleh dan
Shalehah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. Prosiding Al-
Hidayah, 1.
Anshori. (2013). Ulumul Qur’an. PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. (2011). Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Bumi
Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ariyanti, L. F. (2016). Implementasi Metode Tahsin dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an di SMP Negeri 4 Ungaran Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2016/2017. Pendidikan, 6.
Awwaliyah Mursyida, dkk. (2019). Metode menghafal al-Qur’an pada anak usia
dini di tahfidz center darul hufadz kota padang, Journal on early
childhood, Vol 2 (2)
Departemen Pendidikan Nasional(2014), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif (dasar-dasar dan aplikasi).
Malang: Ya3 Malang.
Fatkhiyah, Suklani, & Iwan.(2020). Pengaruh Program Tahsin Al-Qur’an
terhadap Tingkat Kefasihan Membaca Al-Qur’an Remaja Usia 13-15
Tahun Majelis Darussalam RT 15 RW 04 Desa Lungbenda Kecamatan
Palimanan Kabupaten Cirebon. Pendidikan Agama Islam, 5.
Fitriani, D. I., & Hayati, F. (2020). Penerapan Metode Tahsin untuk
Meningkatkan Kemampuan Bacaan Al-Qur’an Siswa Sekolah
Menengah Atas. Pendidikan Islam Indonesia.
Ibnu Rusyd, R. M. (2019). Panduan Praktis & Lengkap Tahsin Tajwid Tahfizh
untuk Pemula. Laksana.
Isham Muflih al-Qudhat(2021). Panduan Lengkap Belajar Ilmu Tajwid Otodidak
PT.Rene Torus Indonesia
Jawhuri, M. (2016). Penggunaan Metode Drill dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur'an Siswa di SMK Dewantoro Purwosari. Al-Murabbi.
Lutfi, A. (2012). Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits. Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad Quraish Shihab.(1994).Membumikan Al-Qur‟an.Bandung: Mizan
Muhammad, M. (2015). Pembelajaran Tahsin wa Tahfidzul Al-Qur’an bagi
Santri Aliyah di Pesantren Ummul Aiman Samalanga Kabupaten
Bireun. At Tarbiyah, 1.
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosda Karya.
Munawir, A. W., & Fairuz, M. (2007). Kamus Al-Munawair Indonesia-Arab
Lengkap. Pustaka Progresif.
Musradinur, Harnedi, J., & Saputra, E. (2021). Upaya Guru Tahsin dalam
Meningkatkan Kualitas Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an di SMP IT
Cendikia Takengon. Pemikiran Pendidikan, 11.
Nurhayati, T., Nurunnisa, E. C., & Husni. (2018). Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia Dini Melalui Penerapan
Metode Iqra’. Tarbiyah Al-Aulad, 3, 2.
Padang. Atifah, Laily, and Pina Pitriana. (2021). Meningkatkan Motivasi Belajar
Al-Quran pada Anak Melalui Metode Tahsin. PROCEEDINGS UIN
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 1.62
Rohmadi. 2020. Aplikasi Metode Tahsin untuk Belajar Al-Qur’an dalam
Pendampingan Kelompok Perempuan di Kelurahan Kutaraya
Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 9, 65.
Satori, D., & Komariah, A. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif. ALFABETA.
Siregar, I. (2018). Penerapan Metode Iqro’ dan Pengaruhnya terhadap
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Murid MDA Muhammadiyah Bonan
Dolok.
Sudiarjo, A. (2015). Aplikasi Pembelajaran Ilmu Tajwid, Waqof dan Makharijul
Huruf Berbasis Android. STMIK Global, 5.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syamsir, Torang(2014) Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya &
Perubahan Organisasi), Bandung: Alfabeta,
Ummi Hani’ Farihah,(2021), UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN
MEMBACA Al QUR’AN INDAH DENGAN METODE TILAWATI,
Volume 8 Nomor.1
Yusanto, Y.(2019). Ragam Pendekatan Penelitian Kualitatif. Scientific
Communication, 1, 10.
Yusuf, K. M. (2016). Studi Al Qur’an.
LAMPIRAN 1
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan masalah


pada penelitian yang berjudul “Peranan Metode Tahsin Dalam Perbaikan
Bacaan Al-Quran (Studi Di Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi)“.Berikut daftar pertanyaan wawancara untuk
menjawab rumusan masalah :
1. Bagaimana peranan metode tahsin dalam pembelajaran Al-Quran di Ma’had
Al-Jami’ah UIN STS Jambi?
2. Apa kendala dalam pelaksanaan metode tahsin pembelajaran Al-Qur’an di
Ma’had Al-Jami’ah UIN STS Jambi?
3. Bagaimana hasil akhir dari metode tahsin pembelajaran Al-Qur’an di Ma’had
Al-Jami’ah UIN STS Jambi?
Daftar pertanyaan :

Wawancara Untuk Pimpinan Mahad Al-jamiah

1. Ada berapa Ustadz/Ustadzah yang mengajar di Mahad Al-jamiah?


2. Bagaimana peran ustadz,ustadzah dalam memeperbaiki bacaan Al-Quran?
3. Bagaimana keberhasilan ustadz/ustadzah dalam memeperbaiki bacaan Al-
Quran?
4. Bagaimana kondisi proses pembelajaran di Mahad AL-jamiah sekarang?

wawancara untuk guru PPQ


1. Apa saja peran ustadz/ustadzah dalam memperbaiki bacaan Al-Quran
mahasiswa?
2. Bagaimana minat mahasiswa untuk memperbaiki bacaan Al-Quran di
Mahad Al-jamiah?
3. Bagaimana penilaian yang ustadz/ustadzah berikan untuk mahasiswa
dalam memperbaiki bacaan Al-Quran?
4. Faktor penghambat apasaja yang mempengaruhi dalam memperbaiki
bacaan Al-Quran mahasiswa?
5. Upaya apa saja yang ustadz/ustadzah lakukan dalam memperbaiki bacaan
Al-Quran?
6. Apa saja kendala dan solusi ustadz/ustadzah dalam memperbaiki bacaan
Al-Quran?
7. Apakah Tahsin yang ustadz/ustadzah gunakan mampu memperbaiki
bacaan Al-Quran mahasiswa?
8. Apa alasan ustadz/ustadzah merubah metode pengajaran di Mahad AL-
jamiah dari metode Qiroati ke tahsin?
9. Bagaimana hasil perubahan metode pembelajaran AL-Quran yang sudah
di lakukan?

wawancara TU

1. Apa tujuan didirikan Mahad AL-jami’ah?


2. Apa visi dan misi dibentuknya Mahad Al-jami’ah?
3. Kapan Mahad Al-jami’ah didirikan?
4. Sejak beridiri dari sekarang sudah berapa kali terjadi pergantian pimpinan
Mahad Al-jami’ah?

wawancara untuk mahasiswa


1. Menurut adik bagaimana pembelajaran Al-Quran di Mahad Al-jami’ah
ini?
2. Apakah adik suka dengan tahsin yang diterapkan disisni?
3. Apakah ada kendala yang adik rasakan dalam pembelajaran Al-Quran
,seperti minsalnya timbul rasa malas atau ngantuk?
4. Apakah adik terpaksa dalam mengikuti pembelajaran AL-Quran ini karna
tuntutan kampus?

DATA OBSERVASI
Teknik pengumpulan data dilakukan menjangkau data-data yang dimungkinkan
untuk diamati secara mendalam dengan teknik observasi tersebut,peneliti
melakukan hal-hal berikut:
1. Peneliti mendatangi tempat yang di observasi.
2. Peneliti mengamati hal-hal yang berhubungan dengan peran Tahsin di Ma’had
Al-jami’ah UIN SULTHAHAN THAHASAIFUDDIN JAMBI
DATA DOKUMENTASI
1. Historis dan Geografis ma’had al-jamiah uiversitas islam negri sulthan thaha
safuddin jambi
2. Struktur Organisasi ma’had al-jami’ah uiversitas islam negri sulthan thaha
safuddin jambi
3. Keadaan ustad dan mahasantri ma’had al-jamiah uiversitas islam negri sulthan
thaha safuddin jambi
4. Keadaan sarana dan prasarana ma’had al-jamiah Universitas islam negri
sulthan thaha safuddin jambi
LAMPIRAN 2
DAFTAR KEY INFORMAN
Tabel 4. 5 Daftar Key Informan

NO NAMA KETERANGAN

1 DRS.LAHMUDIN, M.Ag Mudir

2 H. Abu Mansur al-Muhtaridi, Lc. M.HI Pengajar Tahsin

3 Libra Khusyaini, S.Hum Pengajar Tahsin

4 Ardiansah, S.Hum Pengajar Tahsin

5 Nurul Pengurus

6 Windy Mardhatilah Mahasiswa

7 Ulima Al Zena Mahasiswa

8 Aulia Ummayroh Mahasiswa

9 Rina Walanda Mahasiswa

10 Agustina Mahasiswa
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
Wawancara mudir Wawancara Ustadz

Wawancara Ustadz Wawancara Pengurus

Wawancara Mahasiswa Wawancara Mahasiswa

Wawancara Mahasiswa Proses Belajar


Kegiatan subuh Pengurus Proses Pembelajaran
LAMPIRAN 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(CURRICULUM VITAE)
Nama : Anisa Marina
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Salam Buku, 04 Juni 2002
Pekerjaan : MAHASISWA
Alamat email : anisamarina9@gmail.com
No kontak : 082373712839

Pengalaman- pendidikan formal

1.SD : SD 145/VI Salam Buku 1


2.MTS : MTSN 1 merangin
3.MAN : MAN 1 merangin
4.UIN : UIN STS JAMBI

pengalaman organisasi

1. Anggota OSIM Bidang Pendidikan MAN 1 MERANGIN Tahun ajaran


2017/2018
2. (La_Pasma) Lembaga Pengurus asrama Ma’had Al-Jami’ah UIN STS
JAMBI 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai