Anda di halaman 1dari 96

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

(SKI)
MADARASAH ALIYAH KELAS X SEMESTER GENAP

Oleh:

Siti Magfiroh
Khoirun Nisa’, M.Pd

Penerbit :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH

ii
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran


hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin
Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

iii
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
Penulis:
Siti Magfiroh
Khoirun Nisa’, M.Pd

ISBN:

Perancang Sampul:
Shidqul Wafa

Penata Letak:
Nurul Aini

Pracetak dan Produksi:


Tim UNWAHA Press

Penerbit:
LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Redaksi:
Jl. Garuda 9, Jombang, Indonesia

Telp: 0321 853533


e-mail: lppm@unwaha.ac.id
http://www.unwaha.ac.id

Cetakan Pertama, tahun 2020


i–ix + 46 hlm, 15.5 cm x 23.5 cm

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


All Rights Reserved

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan


cara apapun tanpa seizin tertulis dari penerbit.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT


yang senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya. Sholawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan pada Rasululah Muhammad SAW
beserta keluarga dan Ahlul Bait sehingga penulis dapat
menyelesaikan buku sesuai waktu yang telah ditetapkan, dengan
judul “SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)”.
Buku ini sebagai luaran untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar
sarjana Pertanian (S1) di Fakultas Agama Islam Universitas KH. A.
Wahab Hasbullah Jombang.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan buku ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
sebab itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan nasehat dan do’a.
2. KH. Wafiul Ahdi S.H M.Pd selaku Dekan Fakultas Agama
IslamUniversitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang dan juga
sebagai pembimbing.
3. Muhammad Sa’ad Ibnu Maqfin, M.Pd.I
4. Khoirun Nisa’, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing.
5. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam Universitas KH. A. Wahab
Hasbullah Jombang.
6. Semua teman-teman seangkatan yang selalu memberikan
semangat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian luaran buku ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan, dan besar harapan penulis semoga buku ini
dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

Jombang, 03 Februari 2021

Penulis

v
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt.
yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan yang tak
ternilai harganya kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
luaran hasil PPL yang berupa buku ajar “Sejarah Kebudayaan
Islam” ini. Atas kritik dan saran perbaikan tersebut penulis
sampaikan terima kasih yang tiada terhingga. Semoga hasil luaran
buku ajar ini dapat melengkapi khasanah ilmu pengetahuan yang
lebih komprehensif. Namun demikian, segala kesalahan yang ada
tetap menjadi tanggung jawab penulis. Dalam penulisan buku ini
penulis banyak mendapat bantuan dan masukan dari para guru
tempat saya PPL, Dosen Pembimbing PPL, dan Teman-teman
seangkatan yang selalu siyap siaga untuk membantu dan saling
bekerja sama untuk mengerjakan agar selesai sesuai dengan
tempo hari pengumpulannya.
Atas segala bantuan tersebut penulis sampaikan terima
kasih. Terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan terutama
kepada Di samping itu, terujudnya buku ini juga karena Do’a dan
restu kedua orang tua saya yang selalu mensuport segala apa yang
saya lakukan selagi itu bermanfaat dan baik. Atas segala bantuan
dan pengertian berbagai pihak di atas, penulis sampaikan terima
kasih. Semoga Allah swt. membalas segala kebaikan tersebut
dengan pahala yang setimpal. Semoga karya ini dapat bermanfaat
untuk pengembangan potensi anak bangsa di masa-masa yang
akan datang, tidak hanya sebagai kajian aspek kognitif tetapi
mampu merasuk pada aspek afektif para pembacanya. Amiin

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................ vii
BAB 1 PERKEMBANGAN ISLAM MASA KHULAFAURRASYIDIN
............................................................................................... 1
A. Pendahuluan............................................................................. 1
B. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq................................. 2
C. Masa Khalifah Umar Bin Khathab..................................... 12
D. Masa Khalifah Usman Bin Affan........................................ 21
E. Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib....................................... 25
F. Rangkuman................................................................................ 29
G. Latihan/soal.............................................................................. 32
H. Daftar Referensi....................................................................... 37

BAB 2 PERADABAN ISLAM DAULAH UMAYYAH DI DAMASKUS


............................................................................................... 39
A. Pendahuluan............................................................................. 39
B. Sejarah Lahirnya Daulah Umayyah di Damaskus....... 39
C. Khalifah-Khalifah Berprestasi Daulah Umayyah di
Damaskus................................................................................... 42
D. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Daulah
Umayyah di Damaskus.......................................................... 54
E. Kemundurann dan Runtuhnya Daulah Umayyah di
Damaskus................................................................................... 59
F. Rangkuman................................................................................ 60
G. Latihan/soal.............................................................................. 61
H. Daftar Referensi....................................................................... 65

BAB 3 PERADABAN DAULAH UMAYYAH DI ANDALUSIA...... 66


A. Pendahuluan............................................................................. 66
B. Sejarah Lahirnya Daulah Umayyah di Andalusia........ 66
C. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Daulah
Umayyah di Andalusia........................................................... 69
D. Kemunduran Daulah Umayyah di Andalusia............... 76
E. Rangkuman................................................................................ 78
F. Latihan......................................................................................... 78
G. Daftar Referensi....................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 84
GLOSARIUM.............................................................................................. 85

vii
viii
BAB 1

PERKEMBANGAN ISLAM MASA KHULAFAURRASYIDIN

A. Pendahuluan

Rasulullah Saw diutus ke dunia ini mempunyai


dua tugas yang harus dilaksanakan yaitu: pertama,
menyampakan risalah Allah Swt, yang dengannya
beliau dipilih untuk menyampaikan kepada umat
manusia. Dalam hal ini beliau seolah dipandang sebagai
legislator syariat yang diberi mandat oleh Allah Swt.
Kedua, menjadi imam kaum muslimin yang
menyatukan mereka, mengajak dan mengarahkan
mereka kepada kebaikan dan menjauhkan dari
keburukan, serta menjadi hakim pemutus berbagai
persoalan diantara mereka berdasarkan hukum yang
diwahyukan kepadanya, kemudian beliau menjadi
pelaksana dari hukum-hukum tersebut. Dengan
wafatnya beliau, maka tugas pertama telah usai, dan
menjadi tanggung jawab para sahabatnya untuk
meneruskan tugas yang kedua, menjadi imam kaum
muslimin.

Khalifah adalah jabatan tertinggi dalam


kepemimpinan Islam pasca Rasulullah Saw. Mereka
dipilih oleh masyarakat melalui musyawarah. Seorang
khalifah wajib menjalankan kepemimpinannya sesuai
dengan Al-Qur’an dan Hadits. Tugas khalifah selain
sebagai kepala negara, juga menjabat sebagai panglima
pasukan Islam yang memiliki kewenangan luas dalam
hal pemerintahan. Dalam sejarah, tugas Nabi
Muhammad SAW sebagai kepala pemerintahan dan
kepala negara diemban oleh empat sahabatnya.
Keempat penggantinya inilah yang dikenal dengan
sebutan Khulafaurrasyidin. Secara kebahasan,
Khulafaur Rasyidin berarti para khalifah yang
mendapat petunjuk. Keempat khalifah tersebut adalah
Abu Bakar As-Shiddiq (632-834 M), Umar bin Khathab
(634-644 M), Usman bin Affan (644-656 M), dan Ali bin
Abi Thalib (656-661 M).
B. MASA KHALIFAH ABU BAKAR AS-SHIDIQ
a. Mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar dilahirkan dua tahun setelah


Tahun Gajah yang bertepatan dengan tahun
kelahiran Rasulullah Saw. nama asli Abu Bakar
adalah Abdullah, dan diberi julukan Abu Bakar
(Bakar adalah nama unta yang masih muda). Nama
lengkapnya adalah Abu Bakar bin Abu Quhafah bin
Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr.
Ayahnya bernama Usman, Quhafah bin Amir. Dan
ibunya bernama Ummul Khair, yang juga anak
paman Abu Quhafah sendiri. Beliau dilahirkan pada
tahun 568 M atau 55 tahun sebelum hijrah. Jika
diurutkan silsilah keturunanya, Abu Bakar masih
memiliki hubungan kekeluargaan dengan Nabi
Muhammad SAW sampai dengan ka’ab bin luai.
Nama aslinya, sebelum masuk Islam adalah Abdul
Ka-bah. Setelah masuk Isla, Nabi SAW memberi
nama Abdullah.

Nama Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan


gelar yang hanya dimiliki oleh Abu Bakar. Arti
perkata nama Abu Bakar yaitu: Abu yang artinya
Bapak, Bakar artinya dengan segera dan Ash-
Shiddiq yaitu yang sangat membenarkan. Diberi
gelar Abu Bakar karena beliau masuk Islam dengan
segera setelah mendapatkan berita akan kenabian
Muhammad SAW. Sedangkan diberi gelar Ash-
Shiddiq karena beliau sangat membenarkan atau
sangat percaya semua yang berkaitan dengan
pengalaman dan ucapan Nabi Muhammad SAW.

Pada masa jahiliyah Abu Bakar adalah teman


akrab Rasulullah Saw yang selalu bersama-sama
mencari Tuhan dan tetap konsisten dengan akhlak
mulia. Abu Bakar sering menemani Rasulullah Saw
dalam perjalanan dagang ke Negeri Syam, demikian
juga ketika seorang pendeta yang menyampaikan
tanda-tanda kenabian kepada Abu Thalib dalam
sebuah perjalanan dagang ke Negeri Syam, Abu
Bakar turut serta dalam rombongan tersebut.
Saat dewasa, Abu Bakar menjadi penduduk
Quraisy yang sangat banyak pengetahuannya,
khususnya tentang sejarah dan peninggalan masa
lalu. Dia pun menjadi saudagar yang kaya raya,
berakhlak mulia, dan selalu menepati janji. Abu
Bakar dikenal sebagai orang yang cerdas, bijaksana
dan lemah lembut. Sejak memasuki usia balig beliau
tidak pernah menyembah berhala, Abu Bakar sangat
menyadari betapa batil dan semerawutnya
kehidupan beragama di Makkah kala itu.
Dalam jiwanya terdapat keberanian bagai singa
yang dapat menggoncang orang yang berusaha
menggoyangkan keimanannya.

Ketika Rasulullah Saw dimuliakan dengan


kerasulannya, Abu Bakar menjadi Assabiqunal
Awwalun tanpa keragu-raguan sedikitpun dalam
hatinya, sampai-sampai Rasulullah Saw berkata :
“Tidaklah aku mengajak seseorang memeluk Islam
melainkan dirinya dihinggapi keragu-raguan,
berbeda halnya dengan Abu Bakar”. Ketika
Rasulullah Saw diisrakan dari Masjidil Haram
menuju Masjidil Aqsa, orang-orang
mempertanyakan kebenaran peristiwa itu, bahkan
banyak diantara mereka yang mendustakan
Muhammad, tapi tidak demikian dengan Abu Bakar,
beliaulah orang yang pertama mempercayai
peristiwa itu dan mengimaninya hingga beliau
diberi gelar Ash-Shiddiq. Dalam peristiwa hijrah ke
Madinah, Abu Bakar mendapat kehormatan
menemani Rasulullah Saw dan menjadi salah
seorang yang berada dalam gua.

Setelah memeluk Islam Abu Bakar selalu


bersama dengan Nabi saw dan memiliki peran
penting dalam dakwah Nabi di Mekkah, adapun
peran Abu Bakar antara lain:

1. Berdakwah kepada para sahabat sekatnya untuk


meyakini kebenaran ajakan Nabi Muhammad
SAW
2. Mengorbankan seluruh harta dan jasanya untuk
menegakkan agama Islam
3. Selalu percaya terhadap segala ucapan dan
perbuatan Nabi SAW
4. Mendampingi perjalanan Hijrah Nabi SAW ke
Yatsrip/Madinah dan menjaga Nabi SAW
Dalam sejarah peperangan membela Islam,
Abu Bakar selalu ikut serta, tidak ada satu
pertempuran pun yang tidak diikutinya. Abu Bakar
menjadi pemegang ar-rayah dalam perang Tabuk.
Dalam periode madinah setiap peperangan Abu
Bakar selalu tampil misalnya pada sat perang
Badar, dan perang Uhud. Abu Bakar juga
diperintahkan oleh Rasulullah Saw untuk
memimpin rombongan haji pada tahun kesembilan
hijriyah. Ketika Rasulullah Saw sakit, Abu Bakar
diperintahkan oleh beliau menggantikannya
menjadi imam sholat.
b. Pengangkatan Abu Bakar as-Shiddiq
Tatkala tersiar kabar tentang meninggalnya
Rasulullah Saw, kaum muslimin diliputi
kebimbangan tentang siapa pengganti pemimpin
mereka. Banyak diantara mereka yang tidak
mempercayai berita tersebut dan menganggap
bahwa Rasulullah Saw belum meninggal. Dalam
keadaan seperti ini Abu Bakar berseru kepada
seluruh kaum muslimin dengan pidatonya: “Wahai
sekalian manusia, barangsiapa yang menyembah
kepada Muhammad, maka Muhammad telah
meninggal dunia. Dan barangsiapa yang
menyembah Allah, maka Allah tidak pernah akan
mati selamanya”.

Abu Bakar kemudian membacakan firman


Allah QS. Ali Imran (3) : 144.

‫ت ِم ْن قَ ْبلِ ِه الرُّ ُس ُل ۗ اَفَ ۟ا ِٕٕىِ ْن َّماتَ اَوْ قُتِ َل‬


ْ َ‫َو َما ُم َح َّم ٌد اِاَّل َرسُوْ ٌۚ !ۚل قَ ْد خَ ل‬
‫هّٰللا‬
‫ا َۗو َس يَجْ ِزى‬-ًٔ‫َّض َّر َ َش ْئـ‬ ُ ‫ا ْنقَلَ ْبتُ ْم ع َٰلٓى اَ ْعقَابِ ُك ْم ۗ َو َم ْن يَّ ْنقَلِبْ عَلى َعقِبَ ْي ِه فَلَ ْن ي‬
ٰ
ٰ
َ‫ُ ال ّش ِك ِر ْين‬ ‫هّٰللا‬
“Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul;
sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah
jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke
belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah
sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada
orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran [3] : 144)
Dengan mendengar pidato Abu Bakar
tersebut, kaum muslimin menyadari bahwa
Rasulullah Saw benar telah meninggalkan mereka,
dan jika bukan karena kebesaran jiwa Abu Bakar,
mungkin kaum muslimin tidak bisa menerima
kenyataan tersebut. Kebimbangan selanjutnya
adalah tentang siapakah sosok yang dapat
menggantikan kepemimpinan Rasulullah Saw. Saat
itu, kaum Anshar terbagi menjadi dua golongan
besar, Aus dan Khazraj. Mereka berkumpul di
Saqifah Bani Saidah (sebuah Balai Irung atau tempat
pertemuan) bermaksud memilih pengganti
Rasulullah Saw dari kalangan mereka dengan
menunjuk Saad bin Ubadah. Kaum Anshar merasa
berhak atas jabatan itu karena merekalah yang
menolong kaum muslimin ketika hijrah ke Madinah.

Pertemuan di Saqifah Bani Saidah tersebut


didengar oleh kaum Muhajirin. Maka Abu Bakar,
Umar diikuti sahabat yang lainnya menuju Saqifah
Bani Saidah. Muhajirin dan Anshar merasa berhak
atas kepemimpinan itu, maka Abu Bakar berkata:
“Baik kami dari golongan Muhajirin maupun kalian
golongan Ansor merupakan saudara satu agama
yang senantiasa menyeru kepada kebaikan
melawan kebatilan. Jika kalian menyebutkan
tentang kebaikan-kebaikan yang telah kalian
lakukan, memang begitulah kenyataannya”.

Saat itu Abu Bakar bermaksud


mempersilahkan kepada kaum Muhajirin dan
Anshar untuk memilih diantara Umar bin Khathab
dan Abu Ubadah menjadi pemimpin mereka, namun
Umar bin Khathab berkata “Bukalah tanganmu
Wahai Abu Bakar, bukankah Rasulullah Saw telah
menyuruhmu menjadi imam sholat bagi kaum
muslimin ? Jika Rasulullah Saw sudah percaya
kepadamu mengenai soal agama, maka kami akan
mempercayai engkau untuk urusan keduniaan, kami
serahkan urusan kepemimpinan ini kepada engkau,
engkaulah orang kedua yang berada dalam gua
waktu itu, dan engkaulah orang yang paling dicintai
Rasulullah Saw dari pada kami. Kemudian Umar
membai‟at Abu Bakar diikuti kaum muslimin.
Dengan demikian, selesai dan sempurnalah
pemba‟iatan Abu Bakar, karena mayoritas kaum
muslimin membai’atnya, dimana para sahabat
terkemuka saat itu berada di Madinah, kecuali Ali
bin Abi Thalib yang sedang mengurus jenazah
Rasulullah Saw.

Masa kepemimpin Abu Bakar yang sangat


singkat yaitu 2 tahun 3 bulan 10 hari digunakan
untuk menata kembali aqidah kaum muslim
setelah tergoncang dengan kepergian Rasulullah
Saw. Abu Bakar wafat pada 21 Jumadil Akhir tahun
13 H/ 22 Agustus 634 M. setelah menderita sakit
selama kurang lebih 15 hari lamanya. kemudian
beliau dimakamkan di kamar Aisyah, disamping
makam Rasulullah Saw.
c. Substansi dan Strategi Dakwah Abu Bakar as-
Shiddiq
Sifat dan sikap Abu Bakar Ash-Shidiq tidak
berubah meskipun beliau sudah menjadi khalifah.
Masa kepemimpinan Abu Bakar yang singkat
banyak dihabiskan untuk mengatasi masalah-
masalah yang muncul akibat wafatnya Rasulullah
Saw.
Berbagai hal yang dilakukan Abu Bakar
dalam kepemimpinannya tidak lain adalah ingin
mewujudkan stabilitas dan membangun kembali
masyarakat muslim yang bersatu. Ketika beliau
memerintah, beliau menunjukkan sebagai khalifah
besar. Beberapa prestasi yang ditorehkan sebagai
hasil usaha keras beliau dapat diperhatikan
sebagai berikut:
a. Memerangi orang murtad
Pemerintahan Abu Bakar As-Shidiq pernah
digonceng persoalan disintegrasi
(memisahkan diri), yaitu beberapa suku
bangsa Arab dari Hijaz dan Nejed menyatakan
melepaskan diri dari sistem dan kekuasaan
kekhalifahan resmi bagi umat Islam itu. Bentuk
pembangkangan tersebut misalnya menolak
membayar zakat dan tidak mengakui sistem
pemerintahan Islam. Ada pula yang bahkan
kembali pada Agama lama yaitu menyembah
berhala. Suku-suku tersebut beralasan bahwa
mereka hanya loyal terhadap perjanjian
dengan Nabi Muhammad SAW sehingga
dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW tidak
ada lagi alasan untuk tetap loyal kepada Islam.
Abu Kabar sangat memahami sifat
kesukuan yang sangat kuat cenderung kepada
pemimpinnya karena memang bangsa Arab
terkenal memiliki sifat kesukuan yang sangat
tinggi. Mereka sangat egois dan selalu merasa
bahwa suku mereka adalah yang tertinggi.
Dampak dari kuatnya sifat paternalistik itu
maka ketika pemimpin mereka memeluk
Islam, rakyatnya juga Islam semua. Padahal
kalau memeluk Islam para pemimpin itu akan
kehilangan pengaruh dalam masyarakat
mereka karena pemimpin suku harus tunduk
dengan aturan Islam. Hal ini juga dapat
menyebabkan adanya gerakan murtad
(Riddah), apalagi tingkat keimanan mereka
masih lemah.
Hal itu tentu menimbulkan gangguan dan
ancaman bagi persatuan dan stabilitas
pemerintahan karena gerakan itu terjadi
hampir di seluruh negeri di Jazilah Arab.
Menghadapi keadaan yang berbahaya tersebut,
Khalifah Abu Bakar As-Shidiq menunjukkan
sikap tegasnya. Misalnya dalam ucapannya
bahwa andai saja zakat itu seutras tali unta,
tetapi mereka tidak mau menunaikannya,
mereka akan tetap diperangi. Meski demikian
Khalifah Abu Bakar As-Shidiq berpesan kepada
para penglima agar tetap mengedepankan
pendekatan dakwah untuk memperoleh
kemenangan dan kedamaian.
Dengan ketegasan Khalifah Abu Bakar As-
Shidiq, banyak di antara mereka yang berfikir
untuk melawan sehingga mereka tunduk lagi
kepada pemerintahan Islam, selebihnya
mereka ada yang memilih perang dari pada
harus berdamai dengan pasukan Islam. Para
pembangkang itu dipimpin oleh para Nabi
Palsu.
Dikatakan sebagai nabi palsu karena
mereka mengangkat dirinya sebagai Nabi
untuk menghancurkan Islam. Para Nabi palsu
itu antara lain:
1. Aswad Al-Ansi
2. Tulaihah bin Khawailid Al-Asadi
3. Malik bin Nuwairah
4. Musailamah Al-Kazab
Aswab Al-sani adalah pemimpin suku
Badui di Yaman, mereka berhasil merebut
Najram dan Sana dari kekuasaan Islam.
Pemberontakan Aswab Al-ansi segera
ditangani oleh Khalifah Abu Bakar As-Shidiq
dengan mengirimkan Zubair bin Awwam
untuk menghancurkan mereka. Ketika Zubair
bin Awwam untuk menghancurkan mereka.
Ketika Zubair bin Awwam tiba di Yaman,
Aswad Al-Ansi telah terbunuh ditangan
gubernur Yaman, pasukan Islam kembali
berhasil menguasai Yaman.
Tulailah bin Khuwailid Al-Asadi juga
mengaku dirinya sebagai Nabi, para
pengikutnya berasal dari Bani Asad, Bani
ghatafan, dan Bani Amir. Khalifah Abu Bakar
As-Shidiq segera tanggap kemudian
memerintahkan Khalid bin Walid untuk
memimpin pasukan dan memerangi mereka.
Pertempuran yang terjadi di dekat sumur
Buzakkah itu akhirnya berhasil dimenangkan
oleh pasukan Muslim.
Malik bin Nuwairah yang menguwasai Bani
Yarbu dan Bani Tamim, tidak lagi mengakui
kebenaran Islam, sepeninggalan Rasulullah
SAW. Setelah upaya damai tidak ditanggapi,
kecuali menantang perang maka pasukan
Khalid bin Walid bergerak menuju
perkampungan mereka. Malik bin Nuwairah
mati terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Hal itu membuat pasukan musuh bercerai
berai dan banyak juga yang melarikan diri
keluar daerah.
Musailamah Al-Kazab adalah nabi palsu
yang mendapat pengikut dari Bani Hanifah di
Yamamah. Ia mengawini Sajah yang juga
mengaku sebagai nabi, tetapi berasal dari
agama Kristen. Suami Istri itu kemudian
berhasil membentuk pasukan besar yang
berkekuatan 40.000 orang. Menghadapi
pasukan besar itu, Khalifah Abu Bakar As-
Shidiq segera memerintahkan Ikrimah bin
Abu Jahal dan Syurahbil bin Hasanah untuk
menghancurkan mereka.
Pada pertempuran itu pasukan dibawah
pimpinan Ikrimah terdesak, tetapi tak
berselang lama pasukan muslim pimpinan
Khalid bin Walid datang tepat waktu sehingga
serangan terbalik. Pasukan Muslim bertempur
tanpa mengenal takut didasari jihad fi
sabilillah. Akhirnya psukan kaum
pemberontak itu dipukul mundur, lebih dari
10.000 orang dari pasukan murtad terbunuh,
termasuk sang nabi palsu Musailamah Al-
Kazab.
Perang melawan pasukan Musailamah Al-
Kazab ini termasuk yang terbesar selama
memerangi kaum pemberontak yang disebut
perang Yamamah. Dalam perang itu kaum
muslim banyak yang sahid, termasuk para
penghafal Al-Qur’an.
Pasukan Muslim yang telah menyelesaikan
tugas perang Yamamah dan memporak-
porandakan pasukan Musailamah Al-Kazab,
kemudian melanjutkan perjalanan ke Bahrain,
Oman, dan Yaman, di tempat-tempat tersebut,
pasukan muslim juga memerangi kaum yang
murtad dan berhasil mengalahkan mereka.
Seluruh perang melawan pemberontak
yang murtad tersebut disebut perang Riddah
karena memerangi kaum yang murtad.
Pasukan Muslim berhasil memenangi seluruh
pertempuran. Dengan kemenangann itu maka
kewibawaan Islam kembali naik. Akhirnya
seluruh kaum Jazirah Arab menyatakan tunduk
dengan aturan Islam.
b. Kodifikasi Al-Qur’an
Kodifikasi Al-Qur’an merupakan upaya
keras Khalifah Abu Bakar As-Shidiq sehingga
dapat memberi manfaat sampai sekarang.
Dengan usaha itu kita akhirnya dapat
mengenal adanya Mushaf Al-Qur’an. Sebelum
dilakukan pengumpulan Al-Qur’an, mushaf
bertebaran diberbagai tempat dan tertulis
diberbagai benda. Pengumpulan mushaf ini
dilakukan khalifah Abu Bakar karena atas
usulan dari sahabat Umar bin Khathab yang
ketika itu beliau menjadi penasehat utama
Khalifah Abu Bakar As-Shidiq.
Usulan pertama sempat di tolak oleh
Khalifah Abu Bakar As-Shidiq karena sudah
menjadi kebiasaan bahwa tidak akan
melangakahi selain yang dicontohkan oleh
Nabi SAW, dengan dalih ini Khalifah Abu Bakar
As-Shidiq enggan melaksanakan saran itu.
Kemudian dengan alasan yang sangat
kuat Khalifah Abu Bakar As-Shidiq bersedia
mewujudkan pengumpulan ayat-ayat Al-
Qur’an. Kemudian Khalaifah Zaid bin Tsabit
untuk memimpin pengumpulan ayat-ayat Al-
Qur’an karena pada zaman Nabi, Zaid bin
Tsabit selalu menulis wahyu yang turun
kepada Rasulullah Saw. Setelah ditulis oleh
Zaid bin Tsabit kemudian dihafalkan oleh para
sahabat akan tetapi ada juga sahabat yang
menulisnya kembali dipelepah kurma,
bebatuan, atau tulang belulang untuk diajarkan
atau disampaikan kepada kaum muslimin yang
jauh dari jangkauan informasi.
Setelah proyek besar itu selesai,
mushaf tersebut disimpan oleh Khalifah Abu
Bakar As-shidiq untuk pegangan kaum
muslimin diseluruh penjuru dikemudian hari.
Sepeninggalan Khalifah Abu Bakar As-shidiq
mushaf tersebut disimpan oleh Hafsah Binti
Umar putri Umar bin Khathab yang juga
termasuk istri Nabi SAW.
c. Perluasan Wilayah Islam
Setelah menyelesaikan urusan perang
dalam negeri, Abu Bakar berkonsentrasi
merealisasikan cita-cita Rasulullah Saw
mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Syiria
dibawah pimpinan Usamah. Selain itu Abu
Bakar menugaskan empat orang panglima
yang berkonsentrasi mempersiapkan ekspedisi
militer ke Syam. Beliau mengirimkan lima
pasukan dengan tugas sebagai berikut:
1. Abu Ubaidah Ibn Jarrah, sahabat yang
dijuluki amin hadzihi al-ummah (orang
terpercaya dari umat Islam)
dikirimkan ke Himsh dan Humah
2. Yazid bin Abu Sufyan dikirim ke
Damaskus
3. Syurahbil ibn Hasanah dikirim ke
Yordania
4. Amr bin Ash dikirim ke Palestina
5. Ikrimah ibn Abu Jahal, pasukannya
ditugaskan untuk selalu siap siaga
menyokong keempat devisi diatas bila
membutuhkan bantuan.
Khalifah Abu Bakar As-Shidiq menekankan
kepada para panglima untuk menghindari
peperangan sebelum upaya damai dilakukan.
Hal-hal yang ditekankan oleh Khalifah Abu
Bakar As-Shidiq ketika dakwah didaerah baru
yakni:
1. Diajak untuk memeluk Islam, sehingga
mendapatakan perlindungan jiwa dan
hartanya
2. Tidak memaksakan untuk memeluk
Islam, kalau tidak mau maka harus
membayar Jizyah (pajak perlindungan
yang sangat ringan) dengan begitu
maka mereka akan terlindungi baik
jiwa maupun hartanya
3. Apabila jalan damai tidak mau, maka
jalan peperangan yang akan
dilaksanakan
Dengan ketiga pedoman itu, para
pendakwah disambut hangat oleh penduduk
didaerah baru tersebut. Tak bisa dipungkiri
bahwa daerah lain juga sangat menanti-nanti
akan kedatangan Islam karena kepenatan oleh
keadaan yang biasanya. Hal ini bisa dibuktikan
bahwa Islam itu sebagai rahmat bagi seluruh
alam benar-benar menjadi kenyataan.
C. MASA KHALIFAH UMAR BIN KHATHAB
a. Biografi Umar bin Khathab
Umar bin Khathab lahir 13 tahun setelah
kelahiran Rasulullah Saw. Beliau lahir pada tahun
40 SH, dikota Makkah. Nama lengkapnya Umar bin
Khathab bin Nufail bin Adi bin Kaab bin Luay. Ayah
beliau adalah Naufail bin Abdil Uzza dari suku Bani
Adi sedangkan ibunya yaitu Hantamah binti Al-
Mughiroh.
Umar merupakan salah satu sahabat yang
sangat pemberani, kuat pendirian, dan pembela
Nabi SAW. Umar menghabiskan separuh dari
perjalanan hidupnya pada masa jahiliyah. Ia
tumbuh pada masa itu, sebagaimana anak-anak
Quraisy lainnya. Ia mengungguli anak-anak
Quraisy lainnya karena ia termasuk orang yang
mau belajar dan pandai baca tulis. Sejak kecil ia
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang
keras. Sebelum masuk Islam Umar sudah terbiasa
menyelesaikan berbagai sengketa di kalangan
bangsa Arab. Umar terkenal sebagai orang yang
bijaksana, bicaranya fasih, penyantun,
argumentasinya kokoh dan gigih mempertahankan
segala sesuatu yang sudah menjadi tradisi suku
Quraisy berupa ritual peribadatan dan sistem
sosial.
Beliau dididik menjadi sosok yang yang
memiliki kemuliaan dan keberanian, tidak segan
menyatakan kebenaran. Ketika Rasulullah Saw
diangkat menjadi Nabi, Umar berusia 27 tahun.
Pada awalnya dia tidak mau menerima kebenaran
risalah ini, hingga ia memusuhi Islam sampai
banyak kaum muslim menderita akibat ulahnya.
Ketika terjadi peristiwa hijrah ke Habasyah, Umar
melihat kaum muslim sangat memegang teguh
keyakinannya, dan begitu siap menanggung beban
penderitaaan karenanya, bahkan kalaupun harus
berpisah dengan tanah kelahirannya.
Semua itu mendorong dirinya untuk
membuka hati mendengar seruan dakwah Islam.
Terdapat banyak pendapat tentang bagaimana
Umar bin Khathab masuk Islam, semua itu tidak
lepas dari doa Rasulullah Saw. “Ya Allah,
mulaikanlah Islam dengan orang yang paling
Engkau cintai dari kedua orang ini, dengan Abu
Jahl bin Hisyam atau dengan Umar bin al-
Khathab”. (HR.at-Tirmidzi). Doa Rasulullah Saw
inilah yang menjadi faktor utama Umar masuk
Islam. Keislaman Umar bin Khathab membuat
Islam semakin kuat, dakwah Rasulullah Saw yang
semula dilakukan dengan sembunyi-sembunyi
lambat laun dilakukan dengan terang-terangan.
Rasulullah Saw melihat telah tiba saatnya untuk
berdakwah secara terang-terangan. Dengan
keislaman Umar bin Khathab mempunyai
pengaruh antara lain:
a. Semangat dan keberanian Umat Islam dalam
berdakwah
b. Umat Islam tidak takut menampakkan ke Islamannya
didepan umum
c. Islam semakin kokoh kuat, setidaknya terlindung dari
gangguan kaum Quraisy
Dalam suatu kesempatan Ibnu Mas’ud
menyatakan bahwa masuknya Umar bin Khathab
kedalam Islam merupakan pembukaan, hijrahnya
merupakan suatu kemenangan, dan
kepemimpinannya adalah rahmat.
Dakwah Islam telah kuat dan dapat
membela dirinya sendiri. Beliau keluar dari Darul
Arqam bersama kaum muslimin dengan
membentuk duabarisan. Satu barisan dipimpin
oleh Umar bin Khathab dan satu barisan lagi
dipimpin oleh Hamzah bin Abdul Muthalib. Tatkala
orang-orang Quraisy melihat Umar dan Hamzah
memimpin barisan kaum muslimin, mereka
terlihat sangat bersedih dan terpukul, kesedihan
yang belum pernah dialami oleh kaum kafir
Quraisy, saat itulah Rasulullah memberikan gelar
AlFaruq (pembeda antara yang haq dan yang
bathil).
Ketika ada perintah hijrah ke Yatsrib, kaum
muslim melakukan perjalanan secara diam-diam
karena takut mendapat serangan, Umar bin
Khathab menyatakan dengan terang-terangan
bahwa dia akan berhijrah, seraya berkata
“barangsiapa yang menginginkan ibunya
kehilangan anaknya, temuilah aku dibalik lembah
ini”. Umar pun berangkat hijrah tanpa ada yang
membuntuti. Umar pun tiba di Madinah dan
menjadi pembantu setia Rasulullah Saw.
b. Pengangkatan Umar bin Khathab
Ketika Abu Bakar menderita sakit dan
merasa sakitnya semakin parah, beliau
mengumpulkan beberapa orang pemuka sahabat.
Di hadapan mereka Abu Bakar mengatakan,
“kalian telah melihat keadaanku seperti ini, aku
kira sakit yang aku derita kali ini akan
mengantarkanku kepada ajalku. Karenaanya,
hendaklah kalian memilih orang-orang yang paling
kalian cintai untuk menjadi pemimpin kalian. Bila
kalian memilihnya selagi aku masih hidup, maka
yang demikian itu lebih baik agarkalian tidak
berselisih sepeninggalku”. Inilah yang disebut
sebagai wilayatul ahdi. Manusia senantiasa merasa
bahwa diri mereka mampu menjadi khalifah dan
lebih berhak untuk itu, karena itu, jika orang-orang
dibiarkan begitu saja tanpa ada pesan atau wasiat
pengangkatan seseorang menjadi khalifah, maka
kesatuan dan persatuan yang telah terwujud bisa
terancam berserakan. Para sahabat
bermusyawarah, namun tidak ada satu orang
sahabat pun yang bersedia dipilih dan pada
akhirnya mengembalikan sepenuhnya kepada Abu
Bakar.
Dalam hal ini kemudian Abu Bakar
memanggil sahabatnya, Abdurrahman bin Auf dan
Usman bin Affan serta beberapa sahabat yang lain
untuk dimintai pendapat tentang sosok Umar bin
Khathab. Merekapun sependapat bahwa Umar bin
Khathab adalah orang yang tepat untuk menjadi
khalifah selanjutnya.
Ketika pendapat sudah bulat, Abu Bakar
memanggil Usman bin Affan dan mendiktekkan
wasiat kepadanya: “BismilLahirrahmanirrahim.
Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhafah kepada
kaum muslim. Amma Ba‟du; sesungguhnya aku
telah menunjuk Umar bin Khathab sebagai
penggantiku yang akan memimpin kalian. Maka
hendaklah kalian mendengar dan mematuhi dia.
Hendaklah kalian berbuat kebajikan. Bila dia
berlaku adil, maka itulah dugaan dan batas
pengetahuanku mengenai dia. Bila dia bertindak
aniaya, maka setiap orang akan memperoleh
balasan dari dosa yang telah diperbuatnya. Aku
hanya menghendaki kebaikan dan aku tidak
mengetahui perkara yang ghaib”. Sesungguhnya
aku telah menunjuk Umar bin Khathab untuk
memimpin kalian, maka dengar dan taatilah, kaum
muslimin menjawab, “Kami mendengar dan kami
Taat”.
Umar mulai memegang ke-Khalifahan pada
hari Selasa 22 Jumadil Tsani tahun 13 H,
bertepatan dengan 13 Agustus tahun 634 M. Umar
bin Khathab wafat 3 Dzulhijjah tahun 23 H, dengan
masa kepemimpinan 10 tahun 6 bulan 10 hari.
c. Substansi dan Strategi Dakwah Umar bin Khathab
Pada masa pemerintahan Umar bin
Khathab gelombang ekspansi semakin meningkat.
Setelah Damaskus berhasil dikuasai, setahun
kemudian Syiria jatuh dalam kekuasaan Islam.
Dengan menggunakan Syiria sebagai basis
pertahanan, ekspansi berhasil diteruskan hingga
ke Mesir dibawah pimpinan Amr bin Ash dan ke
Iraq dibawah pimpinan Saad bin Abi Waqash.
Dengan demikian pada masa kepemimpinan Umar
bin Khathab wilayah kekuasaan Islam sudah
meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syiria, sebagian
besar wilayah Persia dan Mesir. Selain perluasan
wilayah, Umar bin Khathab melakukan beberapa
strategi kepemimpinannya dengan beberapa hal
berikut:
a. Memperluas Wilayah
Masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq
sudah melakukan peluasan wilayah
akan tetapi para pakar sejarah
menyimpulkan bahwa kejayaan Islam
yang sebenarnya yaitu pada masa
khalifah Umar bin Khathab. Pada masa
ini wilayah Islam sangat luar biasa
sehingga dikenal dengan sebagai masa
Futuhat Al-Islamiyah. Daerah Islam
menyebar hingga Suriah, Persia, dan
Mesir.
Keberhasilan menguasai Suria
merupakan awal kemajuan
perekonomian Islam karena pada masa
itu pusat perdagangan yang sangat
penting berada di Suria. Pusat-pusat
daerah perdagangan Suria yang
dikuasai oleh bangsa Romawi Timur
(Bizantium) antara lain Yordania,
Yerusalem, Hims, dan Autiokia. Selain
kepentingan perekonomian Khalifah
Umar bin Khathab menguasai Suria
juga untuk kepentingan politik karena
berada dibawah kekuasaan bangsa
Romawi yang beragama Kristen.
Kota Damaskus telah dikuasai oleh
kaum muslimin sejak khalifah Abu
Bakar As-Shidiq. Pasukan Muslimin ini
dipimpin oleh Khalid bin Walid dan
beberapa perwira dengan gagah berani
naik keatas benteng kemudian turun
dan membuka pintu gerbang. Akhirnya
kota Damaskus dapat dikuasai oleh
Muslimin dengan sangat mudah. Meski
sudah menguasai daerah kota
Damaskus kaum muslimin dilarang
mengadakan perampasan perang.
Dengan runtuhnya kota Damaskus
kaum Muslimin dapat menguasai
seluruh kota yang ada disuriah.
Masa khalifah Umar bin Khathab
pernah terjadi perang besar antara
kaum muslimin dengan pasukan persia
yang merupakan bentuk kekaisaraan
dan sangat berpengaruh dalam
berpolitikan dikawasan lain, selain
kekuatan besar yaiu kekaisaran
Bizantium. Kekaisaran Persia terkenal
dengan dinasti Sasania. Adapun derah
yang menjadi bawahan antara lain
Gassan dan Negeri Hirak didaratan
Irak.
Khalifah Umar bin Khathab
memerintahkan Khalid bin Walid
untuk merapat kesuria dan pada
akhirnya kaum muslim bisa menguasai
Gassan dan Hirah, peperangan ini
dikenal dikenal dengan perang Hafir.
Setelah itu kekuasaan suria diberikan
kepada Musanna bin Haritsah.
Kemudian dengan keberanian orang-
orang Persia mengadakan serangan
kepada tentara Musanna bin Haritsah
yang disebut dengan perang Jembatan.
Perang ini terjadi pada tanggal 26
November 634 M. Tentara muslim
mengalami kuwalahan dengan
kehilangan 6.000 pasukan dari jumlah
9.000 pasukan. Berita ini membuat
Khalifah Umar bin Khathab terpukul
dan bersedih kemudian segera
menyusun kekuatan baru untuk
mengadakan serangan balik kepada
pasukan Persia. Dirasa kekuatan sudah
kuat kemudian berangkat untuk
membantu Musanna bin Haritsah.
Tentara persia dipimpin oleh Mehran.
Peperangan dimenangkan oleh kaum
muslimin akan tetapi Musanna bin
Haritsah harus sahid dimedan perang.
Khalifah Umar bin Khathab
mengutus Amru bin Ash untuk
memimpin kaum muslimin untuk
memperluas wilayah dakwah didaerah
Mesir. Dengan sekitar 4.000 kaum
muslimin Amru bin Ash berangkat ke
Mesir dengan membawa pesan
perintah dari Khalifah Umar bin
Khathab.
Pada pendudukan pertama kaum
muslimin sudah menguasai kota Al-
Farama di daerah Mesir bagian Timur.
Kemudian menguasai Benteng Babilon
yang melalui perjuangan yang begitu
besar. Dengan berjalannya waktu kaum
muslimin berhasil menguasai sebagian
besar daerah Mesir.
Karena kekuasan Islam yang begitu
luas mencapai wilayah-wilayah lain
misalnya Afrika Utara, Armenia dan
Eropa Timur Khalifah Umar bin
Khathab membagi menjadi beberapa
provinsi dan mendudukan gubernur
diprovinsi tersebut. Gubernur Kufah
yaitu Amru bin Ash dan kekuasaan
daerah Mesir diserahkan oleh
Muawiyah bin Abu Sofyan.
b. Menata Administrasi dan Keuangan
Pemerintah
Untuk menata dibidang
administrasi dan keuangan Khalifah
Umar bin Khathab membentuk Baitul
Mal yang khusus untuk mengurus
Keuangan dan kekayaan negara yang
meliputi pemerintah pusat dan
provinsi-provinsi. Selain itu Khalifah
Umar bin Khathab membentuk Dewan
Perang yang mengurusi administrasi
pertahanan dan keamanan negara.
Pengelolahan Baitul Mal Khalifah
Umar bin Khathab menganggarkan
untuk kesejahteraan rakyat dengan
membentuk santunan kepada mereka
yang disesuaikan dengan lamanya
masuk Islam sehingga seluruh rakyat
merasakan keadlian dan kemakmuran.
c. Penetapan Kalender Hijriah
Untuk membedakan kebudayaan
Islam dengan non Muslim maka
Khalifah Umar bin Khathab
menetapkan kalender Hijriah. Agar
masyarakat tidak lagi menggunakan
kalender yang dahulu-dahulu
digunakan yaitu kalender Masehi.
Dengan penetapan kalender hijriah
ini ada sebagian kaum muslimin yang
menginginkan kalender Islam dimulai
dari pertama kalii Nabi Muhammad
Saw diangkat sebagai Rosul. Ada juga
yang berpendapat bahwa awal
kalender Hijriah ini dimulai pertama
kali ketika Nabi Muhammad Saw lahir.
Akan tetapi dengan pertimbangan yang
sangat kuat Khalifah Umar bin Khathab
memilih permulaan tahun itu didasari
atas peristiwa Hijrah Nabi Muhammad
Saw dari Makkah ke Madinah. Dengan
alasan bahwa keberhasilan berawal
dari dakwah Islam dan sekaligus
sebagai penanda perbedaan antara
adanya dua periode dakwah Islam
yaitu periode Makkah dan Madinah.

D. MASA KHALIFAH USMAN BIN AFFAN


a. Biografi Usman Bin Affan
Usman bin Affan lahir di Makkah 5 tahun
setelah Tahun Gajah, ada juga pendapat yang
mengatakan beliau lahir di Thaif, usia Usman
lima tahun lebih muda dari Rasulullah Saw.
Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin
Abu al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin
Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Nasabnya
bertemu Rasulullah Saw pada Abdul Manaf.
Usman termasuk golongan orang-orang Islam
yang masuk pertama kali Islam disampaikan
oleh Nabi SAW atau Assabiqunal Awwalun.
Usman masuk Islam setelah Ali bin Abi Thalib
dan Zaid bin Haris. Usman bin Affan termasuk
kabilah Ummah dari suku Quraisy. Gelar yang
beliau sandang yaitu Dzun Nuraini Wal Hijrotain
yang berarti mempunyai dua cahaya dan hijrah
dua kali.
Dikatakan mempunyai dua cahaya karena
beliau dinikahkan dengan dua putri Nabi yaitu
Rukayah, setelah Rukayah wafat kemudian Nabi
menikahkan Usman bin Affan dengan Umi
Kulsum adiknya Rukayah. Adapun dua kali
hijrah yaitu hijrah ke Habsyi dan Hijrah ke
Madinah. Usman bin Affan yaitu sahabat Nabi
yang tekenal dermawan akan kekayaannya
selain itu juga sholeh, jujur, baik hati, dan
pedagang yang jujur. Pada masa jahiliyah,
Usman bin Affan termasuk manusia terkemuka
di kabilahnya; dia orang terkenal, hartawan,
sangat pemalu, halus tutur bahasanya, dicintai
dan sangat dihormati kaumnya. Usman bin Affan
sama sekali belum pernah bersujud kepada
berhala dan tidak pernah melakukan perbuatan
keji.
Sebelum masuk Islam pun beliau tidak
pernah meminum khamr dan sejenisnya. Usman
sangat memelihara pandangannya, ia juga
menguasai ilmu yang berkembang di Arab masa
jahiliyah. Usman menekuni dunia perdagangan
yang diwarisi dari ayahnya, sehingga hartanya
dapat berkembang dan menempatkan posisinya
dalam daftar tokoh-tokoh Bani Umayyah yang
diperhitungkan di Suku Quraiys secara
keseluruhan.
Pada peristiwa peristiwa perang Tabuk di
mana waktu itu umat Islam sangat
membutuhkan biaya untuk mencukupi
perlengkapan dan kebutuhan untuk berperang,
Usman bin Affan menyumbangkan 940 unta dan
enam puluh ekor kuda untuk menggenapi
jumlah seribu. Usman juga menyumbangkan
10.000 dinar untuk membiayai pasukan usra
(pasukan muslim dalam Perang Tabuk yang
berarti pasukan dalam kesusahan). Usman telah
banyak menginfakkan hartanya untuk dakwah
Islam, termasuk waktu itu membeli sumur
dengan hartanya, lalu mendermakannya kepada
kaum muslimin.
b. Pengangkatan Usman Bin Affan
Akhir masa pemerintahan Umar bin
Khathab diwarnai dengan penikaman yang
dilakukan oleh Abu Lu’luah budak dari Mughirah
bin Syu’bah. Setelah peristiwa penikaman itu
Umar merasa ajalnya semakin dekat, maka ia
meminta untuk menunjuk khalifah
penggantinya. Metode pemilihan khalifah baru
yang digagas oleh Umar bin Khathab adalah
musyawarah yang dilakukan oleh orang-orang
terbatas. Umar bin Khathab memilih enam orang
shabat Rasulullah yang kesemuanya pantas
untuk menjadi pemimpin.
Umar juga menetapkan cara pemilihan,
masanya, jumlah suara yang cukup untuk
memilih khalifah, keputusan majlis, cara
pemilihan ketika suara imbang, dan
memerintahkan kepada para pasukan untuk
mengawasi jalannya pemilihan, mencegah
kekacauan dengan cara tidak memperbolehkan
orang yang tidak berkepentingan untuk masuk
atau mendengar pembahasan majlis. Majlis ini
dikenal dengan Ahhlul Halliwal-Aqdi. Enam
orang sahabat ini terdiri dari; Ali bin Abi Thalib,
Utman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Saad bin
Abi Waqash, Zubair bin Awwam, dan Thalhah
bin Ubaidillah. Khalifah Umar bin Khathab
antara menentukan calon khalifah sebagaimana
dilakukan Abu Bakar dan antara tidak
menentukan sebagaimana dilakukan Rasulullah
Saw.
Umar menentukan enam orang dan
meminta mereka untuk menentukan siapakah
yang dipilih menjadi khalifah diantara mereka.
Setelah bermusyawarah diantara ke enam
sahabat maka terpilihlah Usman bin Affan
sebagai khalifah selanjutnya. Usman bin Affan
dibai‟at menjadi khalifah pada hari Senin 28
Dzulhijjah tahun 23 H, dan mulai menjalankan
tugas kekhalifahannya pada bulan Muharam
tahun 24 H. Usman bin Affan wafat pada 18
Dzulhijjah tahun 35 H bertepatan dengan 20 Mei
656 M setelah menjadi khalifah selama kurang
lebih 12 tahun.
c. Substansi dan Strategi Dakwah Usman bin Affan
Selama kurang lebih 12 tahun masa
pemerintahannya banyak terjadi gejolak
internal terutama masa terakhir masa
pemerintahannya. Beberapa hal yang terjadi dan
menjadi strategi kepemimpinan Usman bin
Affan;
a. Renovasi Masjid Nabawi
Pembangun masjid Nabawi ini
dilakukan pada masa kholifah Umar
bin Khathab akan tetapi Usman bin
Affan kemudian merenovasi dan
diperluas. Kemudian ditambah dengan
keindahan corak kebudayaan Islam
ketika itu.
b. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa pemerintahan Khalifah
Usman bin Affan daerah kekuasaan
menjadi sangat luas hingga ke Afrika,
Cyprus, dan Konstatinopel. Daerah
tersebut dikelilingi oleh lautan luas,
kemudian Muawiyah bin Abu Sofyan
selaku gubernur agar pemerintah
daerah dapat menguasai lautan.
Usulan ini diterima hangat oleh
Khalifah Usman bin Affan karena hal
itu sangat rasional dengan menguasai
lautan akan dapat menjaga keamanan
secara kuat. Dengan kekuatan angkatan
laut ini dapat berperan dalam dakwah
dan perkembangan Islam diseluruh
dunia. Misalnya ke bagian Eropa dan
juga Indonesia
c. Perluasan Wilayah
Perluasan daerah pada masa
pemerintahan Khalifah Usman bin
Affan sangat dioptimalkan hal ini
terbukti dengan keberhasilan pasukan
muslimin yang dipimpin oleh Said bin
Ash dan Huzaifah bin Yaman
menaklukan Azerbaijan dan wilayah
Armenia yang dipimpin oleh Salam bin
Robiah Al-Bahiy. Hal ini menjadi kabar
baik bagi penduduk karena mereka
telah lama menunggu kedatangan
Islam dan keluar dari pemerintahan
Romawi.
d. Kodifikasi Mushaf Al-Qur’an
Pada Khalifah Abu Bakar As-Shidiq
juga melakukan pembukuan Al-Qur’an
yang mana hasil pembukuan tersebut
disimpan oleh Istri Rasulullah Saw
yaitu Hafsah binti Umar putri dari
Umar bin Khathab.
Pada masa Khalifah Usman bin
Affan melakukan pembaharuan dengan
pertimbangan bahwa kemungkinan
akan terjadi suatu perbedaan metode
pembelajaran Al-Qur’an terutama pada
susunan surat-surat dan pelafalannya
karena wilayah kekuasaan Islam yang
semakin sangat luas sehingga daerah-
daerah pelosok kemungkinan besar
tidak bisa tersentuh.
Maka Khalifah Usman bin Affan
segera membentuk kepanitiaan untuk
menyusun Al-Qur’an yang diketuai oleh
Zaid bin Tsabit dan beranggotakan
Abdullah bin Zubair dan Abdulrahman
bin Haris.
Panitia ini bertugas menyusun
ulang surat-surat Al-Qur’an kemudian
dibukukan dalam bentuk buku yang
disebut Mushaf. Kemudian jika terjadi
perbedaan dalam pembacaan maka
yang ditetapkan dalam mushaf adalah
bacaan yang berdialek Quraisy karena
wahyu Al-Qur’an turun kepada Nabi
yang berkebangsaan Quraisy. Hasil ini
dinamakan Al-Mushaf. Kumpulan
mushaf ini disalin menjadi 4. Mushaf
yang asli disimpan di Madinah (disebut
Mushaf Al-Imam atau Mushaf Usmani)
selainnya dikirim di Makkah, Suriaj,
Basrah dan Kuffah.
Naskah yang asli dijadikan
pedoman untuk penyalinan Al-Mushaf
berikutnya didaerah-daerah yang
belum ada. Apabila salinan mushaf
daerah tidak sama dengan mushaf yang
asli maka dianggap tidak sah. Tetapi,
hingga sekarang masih terdapat
perbedaan pendapat dalam membaca
Al-Qur’an keadaan ini dimaklumi dan
dibenarkan apabila didukung oleh
riwayat yang mutawatir.

E. MASA KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB


a. Biografi Ali Bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib lahir pada hari Jumat 13
Rajab tahun 600 M di kota Makkah. Nama
lengkapnya adalah Ali bin Abi Thalib ibn Abdil
Muthalib ibn Hasyim ibn Abdi Manaf ibn Qushay
ibn Kilab ibn Murrahi bin Ka’ab ibn Lu’ay. Sejak
kecil sudah sangat dekat dengan Nabi sehingga
Ali termasuk orang-orang yang awal masuk
Islam atau Assabiqunal Awwalun dan bisa
dikatakan bahwa Ali termasuk kelompok remaja
atau anak-anak yang pertama kali masuk Islam.
Sifat yang menjadi ciri khas Ali yaitu rendah hati,
jujur, dan sholeh. Setelah dewasa Ali menikah
dengan putri Rosulullah SAW yaitu Sayyidah
Fatimah Az-Zahro bin Muhammad SAW
memiliki dua putra yaitu Hasan dan Husein.
Pada awal dakwah Rasulullah Saw, Ali
selalu mengikuti kemanapun Rasulullah Saw
pergi termasuk ketika harus sembunyi-
sembunyi melakukan sholat di lembah-lembah
Makkah. Ali juga rela mempertaruhkan jiwanya
untuk Rasulullah Saw ketika pada malam hijrah
ke Yasrib beliau menggantikan tidur di
pembaringan Rasulullah Saw. Dari segi
keilmuan, Ali bin Abi Thalib termasuk ulama dan
hakim terkemuka dikalangan sahabat, hingga
salah satu gelar yang disematkan kepadanya
adalah babulilmi (pintunya ilmu).
Para sahabat senior banyak yang
berkonsultasi kepada Ali mengenai masalah-
masalah keilmuan yang mereka hadapi, keluasan
dan kedalaman ilmu yang dimiliki oleh Ali tidak
diragukan lagi. Dalam sebagian besar perang
Rasulullah Saw, ia selalu bertugas membawa
panji-panji perang. Keberanian,
kepahlawanannya, dan kepiawaiannya tak ada
tandingannya sehingga diberi julukan asadullah
(singa Allah). Ali ikut serta dalam perang Badar
maupun perang-perang lainnya, hanya saja pada
peristiwa perang Tabuk, Ali tidak ikut serta
karena mendapat tugas dari Rasulullah Saw
untuk menjaga keluarga beliau dan
menggantikannya memimpin kota Madinah.
Sepeninggal Rasulullah Saw, Ali menjadi
tempat para sahabat meminta pendapat.
Meskipun tegas dan keras dalam setiap
pertempuran, tetapi beliau memiliki sifat
penyayang yang luar biasa. Beliau tak segan-
segan menyedekahkan makanan yang
seharusnya diperuntukkan bagi keluarganya.
Ketika Abu Bakar, Umar bin Khathab dan Usman
bin Affan menjadi khalifah, mereka tak segan
untuk meminta pendapat dari Ali tentang suatu
persoalan dan sebelum mengambil suatu
Tindakan.
Pada periode madinah Khalifah Ali bin Abi
Thalib sangat jelas dalam berbagai peristiwa
antara lain: tidak pernah ketinggalan dalam
berbagai perang besar bersama Nabi Saw. Ali
adalah seorang pemuda yang gagah berani, pada
perang Uhud pada tahun 3 H Ali kembali
menunjukkan kegagahannya melawan
tantangan para pemuka Quraisy, kemudian pada
perang Khandak atau perang parit ketika itu
pasukan Quraisy sudah hampir menyerah tapi
pemuda yang bernama Amer menyeberangi
parit dan menantang pasukan muslimin
kemudian Ali bin Abi Thalib turun untuk
menghadapi Amer dan dapat membunuh
lawannya yang sombong itu.
b. Pengangkatan Ali Bin Abi Thalib
Ketika terjadi pengepungan atas khalifah
Usman bin Affan oleh para pemberontak, Ali bin
Abi Thalib meminta dua orang putranya Hasan
dan Husain untuk menjaga khalifah Usman,
namun akhir dari pengepungan itu adalah
meninggalnya Usman bin Affan Pasca peristiwa
itu, para sahabat berkumpul dan mengutarakan
pendapat mereka kepada Ali bin Abi
Thalib,“Usman telah tiada dan umat
membutuhkan pemimpin, sampai saat ini tidak
ada seorangpun yang pantas menjadi pemimpin
umat Islam selain engkau, dan tak ada juga
seorangpun yang lebih senior dalam Islam dan
lebih dekat dengan Rasulullah Saw selain
engkau”.
Ali menolak penunjukan itu, dan beliau
belum mengambil tindakan apapun. Sementara
keadaan semakin kacau dan menghawatirkan
sehingga Ali raguragu untuk mengambil
keputusan dan tindakan. Mereka terus
mendesak Ali untuk bersedia menjadi khalifah
dan mengingatkan keadaan yang lebih buruk
akan terjadi jika Ali tidak bersedia menjadi
khalifah. Akhirnya Ali bin Abi Thalib bersedia
dan dibai’at menjadi khalifah pada tanggal 24
Juni tahun 656 M di Masjid Nabawi. Setelah
bai’at terlaksana, Ali pun berpidato dan
berpesan kepada kaum muslimin “Allah telah
menurunkan al-Qur‟an sebagai petunjuk untuk
membedakan yang baik dari yang buruk. Karena
itu, lakukanlah kebaikan dan tinggalkan
keburukan”.
Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib
penuh dengan gejolak, hal ini dipicu oleh konflik
internal yang muncul silih berganti, sehingga
menghambat pemerintahannya. Gejolak ini juga
yang mengakibatkan pada subuh tanggal 17
bulan Ramadhan 40 H Ali bin Abi Thalib ditikam
oleh Ibnu Muljam, pada 20 Ramadhan beliau
meninggal dan dimakamkan di Kufah. Beliau
meninggal dalam usia 63 tahun dan menjadi
khalifah selama 4 tahun 9 bulan.
c. Substansi dan Strategi Dakwah Ali Bin Abi
Thalib
Masa pemerintahan Ali bin Abi thalib yang
singkat dihabiskan untuk meredam beberapa
pemberontakan yang terjadi. Ada dua
pemberontakan yang terjadi pada masa Ali bin
Abi Thalib yang dikenal dengan perang Jamal
(antara Ali dan Aisyah) dan perang Siffin (antara
Ali dan Muawiyah). Beberapa strategi dan
ketetapan Ali bin Abi Thalib :
a. Mengganti Pejabat yang kurang cakap
Pada masa pemerintahan Khalifah
Ali bin Abi Thalib merupakan pencetus
pembentukan sistem pemerintahan
yang efektif dan efisien. Salah satu yang
beliau lakukan yaitu mengganti pejabat
yang kurang menunjukkan prestasi
dalam bekerja. Kebanyakan pejabat
yang diganti yaitu dari keluarga Usman
sendiri bani Umayyah hal ini semakin
mempertajam kebencian kepada
Khalifaj Ali bin Abi Thalib.
b. Membenahi Keuangan Negara (Baitul
Mal)
Langkah pertama yang diambil
oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib yaitu
dengan memecat pejabat yang korupsi
dan menyita harta dari hasil korupsi
tersebut. Harta hasil korupsi tersebut
di masukkan ke Baitul Mal untuk
dikelola secara profesional untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
c. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Dalam Memajukan Bidang Ilmu
Bahasa Khalifah Ali bin Abi
Thalib memerintahkan Abu Aswad ad
Dualim untuk mengembangkan pokok
pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang
mempelajarai tata bahasa Arab.
d. Bidang Pembangunan
Dalam bidang pembangunan masa
pemerintahan khalifah Ali bin Abi
Thalib sangat di perhatikan terutama
didaerah kuffah untuk menjadi pusat
kebudayaan Islam. Yaitu sebagai pusat
ilmu Tafsir, ilmu Hadits, ilmu Nahwu
dan berbagai macam ilmu pengetahuan
yang lainnya.

F. Rangkuman
1. Khalifah Abu Bakar As-Shidiq

Abu Bakar dilahirkan dua tahun setelah Tahun


Gajah yang bertepatan dengan tahun kelahiran Rasulullah
Saw. nama asli Abu Bakar adalah Abdullah, dan diberi
julukan Abu Bakar (Bakar adalah nama unta yang masih
muda). Nama lengkapnya adalah Abu Bakar bin Abu
Quhafah bin Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr.
Ayahnya bernama Usman, Quhafah bin Amir. Dan ibunya
bernama Ummul Khair, yang juga anak paman Abu
Quhafah sendiri. Beliau dilahirkan pada tahun 568 M atau
55 tahun sebelum hijrah.

Proses terpilihnya Khalifah Abu Bakar As-Shidiq


yaitu ketika seluruh kaum muslimin berkumpul ditmepat
yang bernama Saqifah Bani Sa’idah yang mana disitu
melakukan musyawarah membahas Khalifah selanjutnya
setelah wafatnya Nabi. Akan tetapi terjadi perdebatan
antara kaum Anshor dan kaum Muhajirin tentang siapa
pemimpin yang nantinya akan di bai’at. Kemudian Abu
Bakar memberikan usulan bahwa pemimpin selanjutnya
yaitu dari kaum Muhajirin yang lebih awal memeluk
agama Islam. Abu Bakar mengusulkan dua nama yaitu
Umar Bin Khathab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Spontan
keduanya menolak usulan dari Abu Bakar dan menunjuk
Abu Bakar sebagai pemimpin kemudian disetujui oleh
seluruh kaum Anshor dan Muhajirin. Akhirnya terpilihlah
Khalifah Abu Bakar sebagai Khalifah setelah wafatnya
Nabi SAW.

Substansi dan Strategi Dakwah Abu Bakar as-


Shiddiq yaitu dengan menumpas orang-orang yang
mengaku sebgai Nabi palsu, memerangi suku-suku yang
tidak mau membayar zakat karena perjanjian mereka
membayar zakat hanya kepada Nabi SAW sehingga setelah
wafatnya Nabi mereka merasa bebas untuk membayar
zakat, memberantas pemberontakan dari orang-orang
murtad dan menolak hukum Islam, menugasi Zait bin
Tsabit untuk menulis Al-Qur’an kembali, memperluas
wilayah penyebaran agama Islam ke: Hiroh dijadikan
pusat pertahanan dan ibu kota diluar Arab, Anbar dan
Persia, Daumatul Jandal, Firad dan Kazima (Mazar),
Yarmuk dan Syam (pernah dikuasai oleh tentara Romawi),
Syiria (Usman bin Zaid x Raja Herakhis di Yarmuk).

Peninggalan-peninggalan Khalifah Abu Bakar


yaitu: Mushaf Al-Qur’an, Daerah kekuasaan Islam yang
semakin luas dan sikap keteladanan beliau, anatara lain
teguh pendirian, selalu semangat, tekad dan selalu
berpegang pada kebenaran dan berkorban jiwa harta demi
membela kewibawaan Islam.

2. Masa Khalifah Umar bin Khathab

Umar bin Khathab lahir 13 tahun setelah kelahiran


Rasulullah Saw. Beliau lahir pada tahun 40 SH, dikota
Makkah. Nama lengkapnya Umar bin Khathab bin Nufail
bin Adi bin Kaab bin Luay. Ayah beliau adalah Naufail bin
Abdil Uzza dari suku Bani Adi sedangkan ibunya yaitu
Hantamah binti Al-Mughiroh.
Umar mulai memegang ke-Khalifahan pada hari
Selasa 22 Jumadil Tsani tahun 13 H, bertepatan dengan 13
Agustus tahun 634 M. Umar bin Khathab wafat 3
Dzulhijjah tahun 23 H, dengan masa kepemimpinan 10
tahun 6 bulan 10 hari.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khathab


substansi dan strategi dakwah yang dibuat yaitu:
memperluas wilayah, menata administrasi dan keuangan
pemerintah, dan penetapan kalender hijriah.

3. Masa Khalifah Usman bin Affan

Usman bin Affan lahir di Makkah 5 tahun setelah


Tahun Gajah, ada juga pendapat yang mengatakan beliau
lahir di Thaif, usia Usman lima tahun lebih muda dari
Rasulullah Saw. Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan
bin Abu al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi
Manaf bin Qushay bin Kilab. Nasabnya bertemu Rasulullah
Saw pada Abdul Manaf.

Akhir masa pemerintahan Umar bin Khathab


diwarnai dengan penikaman yang dilakukan oleh Abu
Lu’luah budak dari Mughirah bin Syu’bah. Setelah
peristiwa penikaman itu Umar merasa ajalnya semakin
dekat, maka ia meminta untuk menunjuk khalifah
penggantinya. Metode pemilihan khalifah baru yang
digagas oleh Umar bin Khathab adalah musyawarah yang
dilakukan oleh orang-orang terbatas. Umar bin Khathab
memilih enam orang shabat Rasulullah yang kesemuanya
pantas untuk menjadi pemimpin. Akhirnya Usman bin
Affan terpilih menjadi Khalifah selanjutnya.

Selama kurang lebih 12 tahun masa


pemerintahannya banyak terjadi gejolak internal terutama
masa terakhir masa pemerintahannya. Beberapa hal yang
terjadi dan menjadi strategi kepemimpinan Usman bin
Affan; merenovasi masjid Nabawi, pembentukan angkatan
laut, perluasan wilayah dan kodifikasi mushaf Al-Qur’an.

4. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib


Ali bin Abi Thalib lahir pada hari Jumat 13 Rajab
tahun 600 M di kota Makkah. Nama lengkapnya adalah Ali
bin Abi Thalib ibn Abdil Muthalib ibn Hasyim ibn Abdi
Manaf ibn Qushay ibn Kilab ibn Murrahi bin Ka’ab ibn
Lu’ay. Ali bin Abi Thalib bersedia dan dibai’at menjadi
khalifah pada tanggal 24 Juni tahun 656 M di Masjid
Nabawi. Masa pemerintahan Ali bin Abi thalib yang
singkat berikut beberapa strategi dan ketetapan Ali bin
Abi Thalib : mengganti pejabat yang kurang cakap,
membenahi keuangan negara (Baitul Mal), memajukan
ilmu bidang bahasa, dan bidang pembangunan.

G. Latihan/Tugas

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e


pada jawaban yang benar !

1. Masa Khulafaur Rasyidin dimulai pada tahun...


a. 632 M
b. 636 M
c. 638 M
d. 643 M
e. 645 M
2. Apa arti kata Khulafaur Rasyidin itu ...
a. Para khalifah yang adil
b. Para khalifah yang sederhana
c. Para khalifah pengganti Rosul
d. Para khalifah yang berjasa
e. Para khalifah yang mendapat petunjuk
3. Setelah wafatnya Rosulullah, pemilihan khalifah
selanjutnya dilaksanakan pada saat ...
a. Setelah Rosulullah dimakamkan
b. Ketika Rosulullah terakhir kali sholat berjamaah
c. Setelah Rosulullah wafat, sebelum dimakamkan
d. Rosulullah belum wafat
e. Pada saat Rosulullah dimakamkan
4. Peristiwa pemilihan Khalifah pertama dijelaskan
dalam kitab Hadits riwayat Bukhari juz ....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
5. Dalam sidang apa Abu Bakar As-shidiq terpiih jadi
Khalifah ...
a. Daumatul Janndal
b. Roudhatul Thalibin
c. Tsaqifah bani Saidah
d. Tsaqifah Islamiyah
e. Darul Arqam
6. Selain Umar bin Khathab, yang diusulkan Abu Bakar
As-Shidiq untuk menjadi pemimpin selanjutnya
setelah wafatnya Nabi SAW yaitu....
a. Usman bin Affan
b. Abu Ubaidah bin Jarrah
c. Ali bin Abi Thalib
d. Sa’ad bin Abi Waqas
e. Khaziyah bin Zaid
7. Kepanitiaan yang dibentuk Khalifah Umar bin
Khathab Guna memilih penggantinya, khaifah Umar
bin Khathab membentuk kepanitiaan yang
beranggotakan....
a. dua orang
b. tiga orang
c. empat orang
d. lima orang
e. enam orang
8. Baitul Mal terbentuk pada masa kekhalifahan ...
a. Umar bin Khatab
b. Abu Bakar As-Shidiq
c. Usman bin Affan
d. Ali bin Abi Thalib
e. Hasan bin Ali
9. Strategi Khalifah Usman bin Affan yang belum
pernah dilakukan oleh khalifah-khalifah
sebelumnya yaitu membentuk pasukan ...
a. Infantri
b. Kaveleri
c. Kepolisian
d. Laut
e. Darat
10. Pembenahan agar efektif dan efisien yang dilakukan
oleh khalifah Ali bin Abi Thalib adalah dengan
cara ...
a. Menambah gaji pegawai
b. Mengurangi gaji pegawai
c. Mengganti pejabat yang kurang cakap
d. Menambah pejabat dibeberapa wilayah
e. Menambah bangunan perkantoran
11. Daerah Eropa Timur menjadi wilayah Islam ketika
masa khalifah...
a. Usman bin Affan
b. Umar bin Khathab
c. Ali bin Abi Thalib
d. Muawiyah bin Abi Sofyan
e. Abu Bakar As-Shidiq
12. Tonggak kemajuan perekonomian Islam di masa
khalifah Umar bin Khattab ditandai dengan
dikuasainya pusat perdagangan yang semula dijajah
bangsa Romawi Timur, yakni....
a. Mekah
b. Madinah
c. Suriah
d. Mesir
e. Kufah
13. Masa Futuhat Al-Islamiyah adalah pada masa
kepemimpinan khalifah....
a. Umar bin Khattab
b. Hasan bin Ali
c. Ali ibn Abi Thalib
d. Usman bin Affan
e. Abu Bakar Ash-Shidiq
14. Wilayah Islam meliputi India ketika masa
pemerintahan khalifah....
a. Ali bin Abi Thalib
b. Abu Bakar As Sidiq
c. Umar bin Khattab
d. Usman bin Affan
e. Umar bin Abdul aziz
15. Sikap tegas Abu Bakar As Sidik tercermin dalam
ucapannya terhadap orang yang ingkar zakat, yakni
akan tetap ditindak kalau tidak menunaikannya
meskipun zakat itu hanya....
a. seutas tali domba
b. seutas tali kud
c. seutas tali onta
d. seutas tali lembu
e. seutas tali kerbau
16. Kekuasaan yang dijalankan khalifah Abu Bakar as
Shidiq kurang lebihnya sama seperti masa
Rasulullah Saw yang bersifat sentralistik, beliau
selalu mengajak para sahabat untuk....
a. bekerja sendiri sendiri
b. bergotongroyong
c. bekerjasama
d. bermusyawarah
e. saling membantu
17. Umar bin Khattab adalah sosok yang berani
mengutarakan pendapatnya di depan Rasulullah
Saw tentang Islam. Seperti turunnya surah Al
Maidah:90 adalah karena Umar meminta Rasulullah
Saw untuk melarang....
a. Berjudi
b. Berperang
c. Berzina
d. membunuh orang
e. minum khomr dan bermabuk-mabukan
18. Di bidang kebahasaan, khalifah Ali bin Abi Thalib
ingin agar Al Qur’an dirumuskan tata bahasanya
sehingga umat Muslim non Arab bisa membaca Al
Qur’an dngan baik. Untuk mengurus hal tersebut
beliau menunjuk .…
a. Abu Aswad Ad Duali
b. Abu Musa Al Asy’ari
c. Abdullah bin Zubair
d. Zaid bin Haritsah
e. Zaid bin Tsabit
19. Salinan mushaf asli Al Qur’an di masa khalifah
Usman bin Affan terkenal dengan nama....
a. Mushaf Al Qur’ani
b. Mushaf Al Imam/Utsmani
c. Mushaf Madinah
d. Mushaf Nabawiyah
e. Mushaf Kufah
20. Dalih Mu’awiyah menolak membaiat Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah pengganti Usman bin Affan
adalah....
a. Pengganti harus melalui Pemilihan Umum
b. Ingin menjadi khalifah berikutnya
c. Ali bin Abi Thalib bukan orang yang tepat
d. Menuntut agar menemukan pembunuh Usman
bin Affan dan mengadilinya lebih dahulu
e. Tidak menyukai sosok Ali bin Abi Thalib

Istilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

1. Seorang Yahudi yang berhasil menyusup dan mengadu


domba umat Islam sehingga menyebabkan kerusuhan
dan mengakibatkan terbunuhnya khalifah Usman bin
Affan adalah ...
2. Dengan adanya fitnah yang sangat dahsyat yang
dihembuskan kaum munafik akhirnya terjadilah
perselisihan antara Ali bin Abi Thalib dan Aisyah yang
menybabkan terjadinya perang ...
3. Yang bukan keteladanan dari Khulafaur Rasyidin
adalah ...
4. Yang bukan ibrah dari kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin adalah ...
5. Prinsip pertama dakwah Khulafaur Rasyidin dalam
rangka memperluas wilayah jangkauan Islam yaitu ...
6. Penasehat utama khalifah Abu Bakar As Sidiq yang
menyarankan pengumpulan mushaf Al Qur’an adalah ...
7. Khalifah yang pertama kali mendirikan pengadilan
untuk memisahkan kekuasaan yudikatif dengan
eksekutif adalah ...
8. Badan yang mengawasi pasar, timbangan, takaran, tata
tertib, dan kebersihan di masa khalifah Umar bin
Khattab disebut ...
9. Kunci utama hancurnya kekaisaran Bizantium di tanah
Arab adalah kemenangan kaum Muslimin dalam perang
...
10. Salah satu yang mengaku nabi dan berasal dari agama
Kristen di masa khalifah Abu Bakar As Siddiq adalah ...

Jawablah Pertanyaan Berikut dengan jelas !

1. Uraikan bagaimana proses pengangkatan khalifah Abu


Bakar As-Shidiq sebagai khalifah pengganti Nabi SAW...
2. Bagaimana proses penetapan kalender Hijriah dimasa
Khalifah Umar bin Khathab ...
3. Bagaimana perbedaan pengkodifikasian Al-Qur’an pada
masa khalifah Usman bin Affan dengan Ali bin Abi
Thalib ...
4. Sebutkan daerah-daerah mana saja yang berhasil
dikuasai oleh masa khalifah Ali bin Abi Thalib ...
5. Jelaskan proses Substansi dan Strategi Dakwah Usman
bin Affan ...

H. Referensi

Al-Qur’anul Karim
Nurkholis Madjid, 2007, Islam Agama Universal,
Yogyakarta, pustaka pelajar.diakses dari pada hari rabu,
3 februari 2021 jam 22.45 WIB
http://akitephos.wordpress.com/sejarah
Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul
Hikmah Sejarah Kebudayaan Islam, 2021
Tsuroyya, elfa. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI, 2020
BAB 2

PERADABAN ISLAM DAULAH UMAYYAH


DI DAMASKUS

A. Pendahuluan

Salah satu orientasi pemerintahan Daulah


Umayyah adalah pengembangan wilayah kekuasaan.
Orientasi ini tidak kemudian melupakan kemajuan
kemajuan dalam bidang yang lain, perkembangan ilmu
pengetahuan berjalan dengan sangat pesat.

Demikian juga perkembangan dalam bidang


seni arsitektur, salah satu kemajuan seni arsitektur
yang dicapai pada masa Daulah Umayyah adalah
berdirinya Masjid Umayyah di Damaskus dan Masjid
Baitul Maqdis di Yerussalem atau yang terkenal dengan
Kubah al-Sakha yang didirikan pada masa
pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.

B. SEJARAH LAHIRNYA DAULAH UMAYYAH DI DAMASKUS

Daulah Umayyah merupakan Daulah Islam


pertama yang didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan
pada tahun 40 H. Berdirinya daulah ini mengalami proses
perjalanan yang cukup panjang, sejak akhir masa
pemerintahan Ali bin Abi Thalib ketika itu Muawiyah bin
Abi Sufyan menjabat sebagai gubernur Syam dan
keinginannya untuk menjadi gubernur di Damaskus
sampai kemudian memperoleh estafet kepemimpinan dari
Hasan bin Ali. Secara singkat dapat dijelasakan proses
berdirinya Daulah Umayyah sebagai berikut:

a. Perang Shiffin
Akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib
diwarnai dengan serangkaian pemberontakan. Ikhwal
muncul pemberontakan berasal dari ketidakpuasan
sekelompok masyarakat atas sikap Ali bin Abi thalib
terhadap para pembunuh Usman bin Affan. Dari
peristiwa itu muncullah perang Jamal yang diprakarsai
oleh beberapa sahabat diantaranya Thalhah bin
Ubaidillah, Zubair bin Awam dan juga Aisyah Ra..
Perang Jamal berakhir dengan damai. Kebijakan Ali bin
Abi Thalib yang mengganti beberapa gubernur yang
diangkat oleh Usman bin Affan sedikit banyak
menimbulkan gejolak di beberapa wilayah.
Muawiyyah sebagai gubernur Syam waktu itu
termasuk yang terkena imbas dari kebijakan Ali bin
Abi Thalib, Muawiyah tidak mau melepaskan
jabatannya sebagai Gubernur Syam sebelum Ali bin
Abi Thalib menghukum para pembunuh Usman.
muawiyah merupakan politikus yang sangat licin dam
mempunyai ambisi yang sangat luar biasa begitu
besar. Perangainya yang lemah lembut dan tidak
segna-segan mengelurkan hartanya, membuatnya
menjadi politius yang disegani dan memiliki banyak
sekutu.
Sementara Ali bin Abi Thalib sebagai seorang
khalifah menganggap berhak memecat Muawiyah dan
belum saatnya menghukumi para pembunuh Usman
dengan alas an meredam gejolak umat Islam yang
sedang dalam masa transisi. Masing-masing pihak
bersikukuh dengan sikapnya, hingga muncullah
perang Siffin. Perang Siffin sendiri berlangsung selama
beberapa hari pada bulan Dzulhijjah tahun 36 H. dan
pada saat pasukan Ali bin Abi Thalib yang dipimpin
oleh Aystar mulai menampakkan tanda-tanda
kemenangan, muncullah beberapa orang dari pihak
Muawiyyah mengangkat Mushaf Al-Qur‟an sebagai
tanda perdamaian.
b. Tahkim
Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya
pasukan Ali bin Abi Thalib menerima tawaran damai
tersebut dengan pertimbangan agar tidak bertambah
lagi korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Kedua
belah pihak bersepakat untuk mengembalikan
keputusan kepada kitabullah dan menunjuk utusan
masing-masing pihak untuk mengadakan
perundingan. Dari pihak Ali bin Abi Thalib ditunjuklah
Abu Musa al-Asy‟ari dan dari pihak Muawiyah
ditunjuklah Amr bin Ash. Mereka bersepakat dengan
sebuah perjanjian Tahkim yang salah satu
keputusannya adalah sepakat untuk genjatan senjata
dan memutuskan untuk mengembalikan persoalan
umat kepada kitabullah.
Ketika tiba saat yang ditentukan kedua belah pihak
berkumpul untuk memutuskan perdamian dikalangan
umat Islam, dengan masing-masing kubu membawa
400 pasukan. Mereka berkumpul disebuah tempat
bernama Daumatul Jandal, tepatnya di Adzruh. Abu
Musa Al-Asy‟ari diberi kesempatan oleh Amr bin Ash
untuk menyampaikan pidatonya di hadapan pasukan:
“saudara-saudara kami telah mengkaji persoalan ini,
maka kami tidak melihat keputusan yang paling tepat
dan paling bisa menghindarkan kekacauan sekarang
ini yang sama-sama disepakati olehku dan oleh Amr
selain satu saja, kita mencopot Ali dan Muawiyah dari
jabatannya, hadapilah urusan ini dan angkatlah orang
yang menurut kalian berhak menjadi kepala Negara
kalian”.
Abu Musa mundur dari mimbar dan kemudian
Amr bin Ash maju dan berdiri di mimbar, lalu
menyampaikan pidatonya: “Abu Musa telah
menyampaikan pernyataan seperti yang telah kalian
dengar tadi, dia telah mencopot sahabatnya (Ali bin
Abi Tholib), dan akupun mencopot sahabatnya itu
seperti yang dia lakukan. Dan aku kokohkan
kedudukan sahabatku, karena dialah ahli waris
Usman, dan pihak yang paling berhak menggantikan
kedudukan Usman.
Demikianlah pada akhirnya tahkim tidak dapat
memuaskan kedua belah pihak terutama dari pihak Ali
bin Abi Thalib dan para pendukungnya, walaupun
pihak Muawiyah tidak mendapatkan dukungan dari
kubu Ali namun paling tidak dalam keputusan tersebut
terdapat pernyataan bahwa kekuasaan tidak lagi
berada di tangan Ali dan kemudian diserahkan kepada
kaum Muslim untuk memilih pemimpin yang mereka
inginkan, dan pada saat itu Muawiyah memiliki
pasukan yang cukup besar yang dipilihnya, dan tidak
ada seorangpun yang bisa menandingi kekuatannya,
sehingga keinginannya untuk menjadi khalifah kaum
muslim pun semakin besar.
Dengan putusan Tahkim tersebut, posisi
Muawiyah menjadi kuat, dia dibai‟at menjadi khalifah
oleh penduduk Syam dan berturut-turut dia mencari
kekuatan dukungan dari Mesir dan memberangkatkan
pasukan ke beberapa wilayah yang dikuasai Ali bin Abi
Thalib. Kekecewaan pun muncul dari pendukung Ali
yang kemudian keluar dari golongan Ali dan
menamakan dirinya sebagai golongan Khawarij.
c. Amul Jamaah
Setelah Ali bin Abi Thalib wafat atas kekejaman
Khawarij, maka dibai‟atlah Hasan bin Ali menjadi
Khalifah selanjutnya. Hasan bin Ali memiliki
pandangan yang tepat terkait beberapa kondisi yang
ada di sekelilingnya, dia melihat tentaranya tidak bisa
dipercayainya, musuhnya sedemikian kuat watak dan
tekadnya. Selain itu Hasan sendiri tidak menyukai
kekacauan dan lebih menginginkan persahabatan dan
perdamaian bagi kaum muslim.
Maka dia tidak memiliki pilihan yang lebih bijak
untuk diri dan umatnya selain turun dari jabatannya,
membuat perjanjian damai dengan sejumlah syarat
yang dapat disetujui oleh kedua belah pihak, lalu dia
menuliskan pembai‟atannya kepada Muawiyah, dan
menyerahkan kota Kufah kepada Muawiyah pada
akhir Rabi‟ul awal tahun 41 H. Ketegangan pun
mereda dan kaum muslim menyebut tahun itu sebagai
Amul Jamaah (tahun persatuan).

C. KHALIFAH-KHALIFAH BERPRESTASI DAULAH


UMAYYAH DI DAMASKUS
Kekuasaan Daulah Umayyah berlangsung selama
kurang lebih 90 tahun, selama kurun waktu itu Daulah
Umayyah dipimpin oleh 14 orang khalifah, yaitu ::
1. Muawiyah Bin Abu Sufyan (661-680M)
2. Yazid bin Muawiyah (680-683M)
3. Muawiyah bin Yazid (683-683M)
4. Marwan bin Hakam (683-685M)
5. Abdul Malik bin Marwan (685-705M)
6. Al-Walid bin Abdul Malik (705-715M)
7. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717M)
8. Umar bin Abdul Aziz (717-720 M)
9. Yazid bin Abdul MAlik (724-743M)
10. Hisyam bin Abdul Malik (724-743M)
11. Walid bin Yazid (743-744M)
12. Yazid bin Walid (744-745M)
13. Ibrahim bin Walid (744-744M)
14. Marwan bin Muhammad (745-750M)

Tidak semua khalifah cakap dan sukses menjadi


seorang pemimpin, diantara khalifah yang dianggap
sukses dan membawa kepada kemajuan Daulah
Umayyah di Damaskus diantaranya yaitu: Khalifah
Muawiyah bin Abu Sufyan, Khalifah Abdul Malik bin
Marwan, Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Khalifah
Umar bin Abdul Aziz.

1. Muawiyah Bin Abu Sufyan (661-680M)


Nama lengkapnya Abu Abdurrahman
Muawiyah bin Abu Sufyan. Ibunyya Hindun
ibnt Rubai’ah ibnt Abd Syam. Sebagaimana
disebutkan di bagian pendahuluan bahwa
Muawiyah seorang politisi ulung dan pendiri
dinasti Umayyah. Ia pantas disebut raja
terbesar bani Umayyah karena jasa-jasanya
dalam membangun fondasi dinasti Umayyah
sehingga sanggup bertahan sampai 91 tahun.
Dalam diri Mu’awiyah seni berpolitik
berkembang hingga tingkatan yang mungkin
lebih tinggi tinimbang (dibandingkan dengan:
penulis) khalifah-khalifah lainnya. Menurut
para penulis biografinya, nilai utama yang ia
miliki adalah al-hilm, kemampuan luar biasa
untuk mengunakan kekuatan hanya ketika
dipandang perlu dan, sebagai gantinya, lebih
banyak menggunakan jalan damai. Kelembutan
yang sarat dengan kebijakan, yang ia gunakan
agar tentara meletakkan senjata dan membuat
kagum musuhnya, sikapnya yang tidak mudah
marah dan pengendalian diri yang sangat
tinggi, membuatnya mampu menguasai
keadaan.
Pada masa pemerintahnnya, ekpansi
wilayah islam diteruskan meliputi dua wilayah
utama, yaitu wilayah barat dan wilayah Timur.
Di wilayah Barat, kepulauan Jarba di Tunisia,
kepulauan Rhodesia, kepulauan Kreta, dan
kepulauan Ijih dekat Konstantinopel dapat
ditaklukan. Bahkan penaklukan sampai ke
daerah Maghrib Tengah (Aljazair). Uqbah ibn
Nafi adalah panglima perang yang paling
terkenal di wilayah ini. Di kawasan Timur,
sebagian daerah-daerah di Asia Tengah dan
wilayah Sindh dapat ditaklukan di bawah
kepemimpinan Abdullah ibn Ziyad.
Kesuksesan Muawiyah ini karena disokong
oleh orang-orang yang berada di sekelilingnya,
yaitu Amr ibn Ash (Gubernur Mesir), Al-
Mughirah (Gubernur Kufah), dan Ziyad ibn
Abihi (Gubernur Basrah). Ketiga orang ini para
politisi ulung yang menjadi andalan Muawiyah.
Selain ketiga orang tersebut, Muawiyah
juga sangat dibantu oleh orang-orang Suriah.
Mereka masyarakat yang sangat patuh dan
setia kepadanya. Mereka berhasil dicetak oleh
Muawiyah menjadi kekuatan militer yang
berdisiplin tinggi dan terorganisir.
Beberapa keberhasilan Muawiyah selain
perluasan daerah islam.
a. Pencipataan stabilitas nasional. Pada masa
pemerintahannya, tidak ada
pemberontakan yang berarti kecuali
letupan-letupan kecil saja.
b. Pendirian departemen pencatatan
adiminstrasi negara, termasuk pembuatan
stempel pertama kali dalam sejarah
pemerintahan islam.
c. Pendirian pelayanan pos untuk
menghubungkan wilayah-wilayah
kekuasaan dan untuk melakukan
konsolidasi diantara pemimpin-pemimpin
wilayah tersebut. Pelayanan ini
diantaranya menggunakan kuda dan
keledai.
d. Pembangunan departemen pemungutan
pajak. Departemen ini mendorong
kesejahteraan dan stabilitas ekonomi
masyarakat.
e. Membentuk Diwanul Hijabah
f. Membentuk Diwanul Barid
g. Membentuk Diwanul Kharraj
h. Memindahkan ibu kota kekhalifahan
Daulah Umayyah dari Madinah ke
Damaskus,
Suriah.
Muawiyah meninggal pada bulan April
tahun 679 M/60 H. Dunia telah mencatatkan
namanya sebagai pemimpin yang paling
berpengaruh pada jamannya. Ia telah
membangun fondasi kekuasaan yang sangat
kokoh. Kelak para penerusnya melanjutkan
cita-citanya dengan bertumpu pada fondasi
yang sudah dibangunnya.
2. Marwan bin Hakam (683-685M)
Marwan diangkat menjadi khalifah
keempat setelah Muawiyah ibn Yazid
mengundurkan diri. Ia memerintah hampir
satu tahun. Pada saat pemerintahannya,
posisinya goyah karena mayoritas masyarakat
lebih mempercayai Abdullah bin Zubair
sebagai pemimpin yang sah. Sehingga hal ini
menyebabkan dualisme kepemimpinan, yaitu
kepemimpinannya yang berpusat di Suria,
Damaskus dan kepemimpinan Abdullah ibn
Zubair yang berpusat di daerah Hijaj (makkah
dan Madinah).
Pada masa Khalifah Usman bin Affan
Marwan menjabat sebagai kepala lembaga
sekretariat yakni ad-Dawawin yang
mempunyai kewenangan sangat menentukan
dalam setiap keputusan khalifah. Pada masa
Muawiyah menjadi khalifah, Marwan menjabat
sebagai Gubernur Madinah. Marwan adalah
orang yang berjiwa besar dan mempunyai cita-
cita yang tinggi, ia hanya menjabat selama 9
bulan. Berikut ini kebijakan-kebijakan Marwan
bin Hakam :
a. Meredam gerakan-gerakan di berbagai
wilayah yang menghambat stabilitas
pemerintahannya, diantaranya gerakan
Abdullah bin Zubair di Hijaz, Gerakan
Mus‟ah bin Zubair di Palestina, gerakan-
gerakan di Syam yang hendak mengangkat
Khalid bin Yazid sebagai khalifah
b. Mengangkat putranya Abdul Aziz sebagai
Gubernur di Syam
c. Mengembalikan kedudukan orang-orang
suku di Jazirah Arab kedalam
kekuasaannya
d. Mengalahkan gerakan Khawarij dan Syi‟ah
3. Abdul Malik bin Marwan (685-705M)
Setelah Yazid bin Muawiyah diangkat oleh
ayahnya sebagai khalifah, Abdullah bin Zubair,
salah satu tokoh yang menolak membait Yazid,
lari ke Makkah dan membaiat dirinya sebagai
Raja. Setelah Yazid meninggal dunia maka Ibnu
Zubair semakin berkuasa, apalagi raja
Muawiyah II yang ditunjuk menggantikan
Yazid sakit-sakitan dan mengundurkan diri.
Kekuasaa Ibnu Zubair semakin luas. Ia
berkuasa dari tahun 64 sampai 73 H.
Di pihak Dinasti Umayyah sendiri, setelah
kematian Marwan bin Hakam, putranya yang
bernama Abdul Malik dibait menggantikan
ayahnya pada tahun 65 H. Namun penggantian
ini belum sepenuhnya legal, sebab Ibnu Zubair
masih berkuasa. Oleh karena itu, seteleh Ibnu
Zubair terbunuh pada tahun 73 H, maka sejak
itu Abdul Malik resmi menjadi khalifah kelima
Dinasti Umayyah pada tahun 65 H di Syam dan
Mesir, ia berkuasa dalam rentang waktu 21
tahun. Pada saat Muawiyah menjadi Khalifah,
Abdul Malik bin Marwan pernah diangkat
sebagai gubernur di Madinah meski saat itu ia
baru berusia 16 tahun. Beliau belajar agama
dari para Fuqaha, ulama dan ahli Zuhud,
pernah meriwayatkan hadits darii Jabir, Abu
Sa‟id al Khudri, Abu Hurairah dan Ibnu Umar.
Banyak orang yang belajar dan mengambil
ilmu darinya karena kefaqihannya. Abdul
Malik adalah orang yang kokoh pendiriannya
dan tidak mudah goyah dalam keadaan
apapun. Ia mengatur roda pemerintahan
dengan penuh amanah dan selalu menjaga
stabilitas keamanan, pada masanya kehidupan
kaum muslimin beradadalam kedamaian,
banyak negeri yang berhasil ditaklukkan.
Abdul Malik dianggap sebagai pendiri
kedua Dinasti Umayyah. Hal ini disebabkan ia
mampu membangun kembali kebesaran
dinasti Umayyah setelah hampir punah pada
jaman raja Muawiyah II sampai menjelang
kematian Ibnu Zubair. Ia juga diberi gelar
Abdul Muluk, karena empat putranya menjadi
penerusnya sebagai raja dinasti Umayyah.
Abdul Malik mulai menjadi khalifah Ia
meninggal pada tahun 86 H/705 M dan
memerintah secara resmi selama 13 tahun.
Diantara beberapa kebijakan Abdul Malik bin
Marwan :
a. Mencetak uang dinar menggantikan uang
Byzantium dan Sasania
b. Melakukakan Arabisasi arsip-asrip dan
catatan administrasi negara dari bahasa
Persia dan Yunani ke dalam Bahasa Arab.
4. Al-Walid bin Abdul Malik (705-715M)
Walid bin Abdul Malik adalah putra dari
Abdul Malik bin Marwan, ia diangkat menjadi
khalifah pada tahun 86 H. Walid memiliki
daerah kekuasaan yang sangat luas karena
mewarisi kerajaan Malik bin Marwan, ayahnya.
Pada masanya banyak melakukan ekspansi ke
beberapa wilayah yang sekaligus menjadi
kebijakan dan strateginya dalam
memimpin,diantaranya :
a. Penaklukan Andalusia dibawah pimpinan
Gubernur Musa bin Nusair, panglima
perang Tharif dan juga panglima perang
Thariq bin Ziyad.
b. Penaklukan wilayah Kashgar dibawah
komando pimpinan Khurasan, Qutaibah
bin Muslim al-Bahili yang pernahmenjabat
gubernur Irak, Persia dan Khurasan.
c. Penaklukan Negeri Sind dibawah komando
Muhammad bin Qasimats-Tsaqafi.
d. Mengembangkan seni kebudayaan
sehingga menjadi karya seni bercorak
Islam dan menjadi kebudayaan tertinggi
kala itu.
e. Membangun rumah sakit, panti jompo,
panti asuhan, dan gedung pemerintahan
serta mendirikan madrasah-madrasah.
Merenovasi Masjidil Haram, mengadakan
perbaikan makam Rasulullah Saw, serta
merenovasi Masjid Nabawi dan Masjid Umawy
di Damaskus.
5. Umar bin Abdul Aziz (717-720 M)
Umar bin Abdul Azis dilahirkan di Halwan,
Mesir pada 61 H, ia adalah cicit dari Umar bin
Khathab. Sejak kecil ia sering mendengar kisah
tentang kehebatan kakeknya yaitu Umar bin
Khathab, hal itu menginspirasi dirinya untuk
bisa seperti sang kakek.
Diantaranya, ia melakukan komunikasi
politik dengan semua kalangan, termasuk
kaum Syiah sekalipun. Ini tidak dilakukan oleh
saudara-saudaranya sesama raja dinasti
Umayyah. Ia banyak menghidupkan tanah-
tanah yang tidak produktif, membangun
sumur-sumur dan masjid-masjid. Yang tidak
kalah pentingnya, ia juga melakukan reformasi
sistem zakat dan sodaqoh, sehingga pada
jamannya tidak ada lagi kemiskinan.
Pada masa pemerintahnnya, tidak ada
perluasan daerah yang berarti. Menurutnya,
ekspansi islam tidak harus dilakukan dengan
cara imprealisme militer, tapi dengan cara
dakwah. Oleh karena itu, ia mengirim para
mubalig ke daerah kekuasaan islam, yang
otoritas agamanya bukan islam.
Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai
khalifah selama kurang lebih 2 tahun 5 bulan.
Beberapa kebijakan-kebijakan Umar bin Abdul
Aziz:
a. Mengupayakan pengumpulan hadis untuk
dipilih antara hadis shahih dan palsu dan
menunjuk Imam Muslim bin Syihab az-Zuhri
sebagi koordinatornya. Berkat usaha
ini, tercapailah pembukuan hadits
b. Menghentikan pemungutan pajak dari mualaf
dan memangkas pajak dari orang Nasrani,
kebijakan ini membuat orang-orang
berbondong untuk memeluk Islam
c. Menghidupkan kembali ajaran al-Qur‟an dan
as-Sunnah
d. Menetapkan hukum berdasarkan Syari‟at
Islam dengan tegas
e. Memindahkan sekolah kedokteran dari
Iskandariah (Mesir) ke Antioka dan Harran
(Turki)
f. Mengutus delegasi untuk mengawasi kinerja
para gubernur di berbagai daerah agar
selalu menerapkan keadilan dan kebenaran
dalam memimpin.
g. Mengganti kedudukan gubernur yang tidak
taat agama.
Akan tetapi diantara lima pemimpin diatas
yang dianggap memiliki kemajuan yang sangat
luar biasa atau memiliki banyak prestasi pada
masa pemerintahannya, beberapa pemimpin
lainnya juga memiliki prestasi yang tidak kalah
baik diantaranya yaitu:
6. Yazid bin Muawiyah (680-683M)
Namanya Yazid ibn Muawiyah ibn Abu
Sufyan. Ia khalifah kedua dinasti Umayyah yang
dibait langsung oleh ayahnya untuk
menggantikannya. Pembaiatan ini menjadi yang
pertama kali terjadi dalam sistem politik islam dan
semakin mempertegas sebuah sistem
pemerintahan turun temurun (Monarki) Dinasti
Umayyah.
Mayoritas masyarakat membaitnya, namun
Ibnu Umar, Ibnu Abu Bakar, Ibnu Abbas, Ibnu
Zubair, dan Husen ibn Ali tidak mau membaitnya.
Namun karena dipaksa untuk membait, tokoh-
tokoh tersebut kecuali ibn Zubair dan Husen
akhirnya membait Yazid sebagai pemimpin
pemerintahan.
Kecuali sedikit penaklukan di daerah
Afrika dan moralitasnya yang sangat buruk, tidak
ada yang menonjol dari diri seorang Yazid. Malah
pada masa pemerintahnya, terjadi dua tragedi
yang sangat mencoreng sejarah Islam.
Pertama, tragedi Karbala memerah. Pada
waktu itu, seorang panglima Yazid yang sangat
bengis, yang bernama Ubaidillah ibn Ziyad dan
pasukannya mencegat rombongan Husen beserta
pengikutnya di Karbala. Pasukan Ziyad membunuh
Husen dan pengikutnya dengan cara yang sangat
sadis. Kepala Husen diserahkan kepada
pemimpinnya, Yazid ibn Abu Sufyan.
Kedua, peristiwa Hurrah dan penghalalan
Madinah. Peristiwa ini terjadi karena Abdullah ibn
Zubair tidak mau membait Yazid. Ibnu Zubair
malah mengumumkan pencopotan Yazid di
madinah dan membait dirinya sendiri sebagai
pemimpin pemerintahan. Yazid pun mengirimkan
pasukan untuk menumpas kelompok Ibnu Zubair.
Ratusan sahabat Ibnu Zubair dan anak-anak
meninggal dunia. Yazid menghalalkan
pertumpahan darah untuk membasmi
pemberontakan.
Yazid meninggal dunia pada tahun 64 H /
683 M dengan masa kepemimpinan selama dua
tahun. Ia telah menjadi contoh buruknya moralitas
seorang pemimpin pemerintahan islam.
7. Muawiyah bin Yazid (683-683M)
Khalifah ketiga Dinasti Umayyah ini tidak
banyak diceritakan sejarah. Hal ini dikarenakan
pemerintahannya yang sangat pendek. Ia
menggantikan ayahnya sebagai raja. Namun ia
mengundurkan diri karena sakit. Ia meninggal
pada tahun pengangkatannya sebagai raja ketiga
Dinasti Umayyah.

8. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717M)


Sulaiman diangkat oleh ayahnya, Abdul
Malik untuk menjadi pemimpin pemerintahan
islam setelah Walid mangkat. Ia saudara laki-laki
Walid. Namun, Walid telah bersekongkol untuk
menurunkan Sulaeman dari jabatannya dan
menggantikannya dengan anaknya, yaitu Yazid II.
Namun Sulaiman ternyata menunjuk anak
pamannya, Umar ibn Abdul Aziz untuk
menggantikanya.
Tidak banyak yang bisa dijadikan sebagai
bukti kemajuan pemerintahannya, kecuali
keputusannya untuk menunjuk Umar bin Abdul
Aziz sebagai penggantinya. Keputusannya itu
menjadi karya Sulaeman yang paling hebat. Ia
meninggal pada tahun 99 H/ 717 M.
9. Yazid bin Abdul MAlik (724-743M)
Konsepsi pemerintahan yang telah
dibangun Umar “dihancurkan” oleh cara
kepemimpinan Yazid II. Ia memperkaya diri dan
suka menghambur-hambrukan uang untuk
memenuhi hasrat duniawinya. Badri Yatim
menjelaskan karakter khalifah kesembilan Dinasti
Umayyah ini.
Penguasa yang satu ini terlalu gandrung
kepada kemewahan dan kurang memperhatikan
kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya
hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada
jamannya berubah menjadi kacau. Dengan latar
belakang dan kepentingan etnis politis,
masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap
pemerintahan Yazid bin Abdul Malik. Kerusuhan
terus berlanjut hingga masa pemerintahan
Khalifah berikutnya, Hisyam bin Abdul Malik.
Yazid memerintah selama hampir empat
tahun. Kepemimpinannya buruk dan diwarnai oleh
adanya konfrontasi dari masyarakat. Tidak ada
kemajuan yang layak dicatat dalam sejarah. Ia
meninggal dunia pada tahun 105 H/742 M.
Selanjutnya kepemimpinan dipegang oleh
saudaranya, Hisyam ibn Abdul Malik.
10. Hisyam bin Abdul Malik (724-743M)
Badri Yatim memasukan Hisyam sebagai
salah satu dari lima khalifah besar Dinasti
Umayyah, selain Muawiyah ibn Abu Sufyan, Abdul
Malik ibn Marwan, Walid ibn Abdul Malik, dan
Umar ibn Abdul Aziz.
Philip K.Hiiti dalam bukunya memasukan
Hisyam sebagai negarawan ketiga dan terakhir
Dinasti Umayyah setelah Muawiyah ibn Abu
Sufyan dan Abdul Malik. Hal ini karena pada masa
pemerintahnnya, terjadi perbaikan-perbaikan
administrasi dan menghidupkan tanah-tanah yang
mati.
11. Walid bin Yazid (743-744M)
Penerus Hisyam, Walid bin Yazid tidak
mampu mengembalikan pemerintahan menjadi
lebih baik. Malahan keadaan pemerintahan
menjadi lebih buruk. Alasannya, selain musuh
semakin kuat, ia juga meniru gaya hidup ayahnya,
Yazid ibn Abdul Malik. Dia banyak menciptakan
permusuhan.
Oleh karena itu, saudara sepupunya, Yazid
ibn al-Walid-yang kelak menjadi pengganti Walid-
memerintahkan untuk mencopot Walid dari
jabatannya. Setelah hampir tiga tahun
memerintah, Walid pun dibunuh oleh pasukan
Yazid ibn al-Walid dan ia mengantikan kedudukan
Walid.
12. Yazid bin Walid (744-745M)
Pada masa jabatannya, pemerintahan
semakin kacau. Pemberontakan di mana-mana.
Keluarga khalifah pun sudah terpecah. Akhirnya
Yazid III meninggal dunia akibat penyakit tha’un
setelah memerintah selama enam bulan.
13. Ibrahim bin Walid (744-744M)
Dia hanya memerintah selama 70 hari.
Oleh karena itu, ada yang tidak memasukannya
sebagai salah satu khalifah Dinasti Umayyah. Pada
masanya, tanda-tanda kehancuran Dinasti
Umayyah semakin jelas. Perpecahan diantara
keluarga semakin terbuka. Ia dituntut oleh
Marwan bin Muhammad bin Marwan untuk
mempertanggung jawabkan kematian Walid II
yang dibunuh oleh Yazid III, kakak Ibrahim. Ia
melarikan diri dari Damaskus. Marwan sampai ke
Damaskus dan dibaiat sebagai khalifah terakhir
Dinasti Umayyah Jilid I.
14. Marwan bin Muhammad (745-750M)
Setelah dibait sebagai raja, ia mencoba
memperbaiki keadaan pemerintahan yang sudah
kacau balau. Ia mencoba menjalankan roda
pemerintahan yang sudah lemah. Namun roda
pemerintahan sudah sangat rusak, sehingga
pemerintahan bukan menjadi baik, malah menjadi
hancur.
Pada masa ini kekuatan kaum
pemberontak yang diantaranya diwakili oleh kaum
khawarij dan keturunan Abbas ibn Abdul Mutholib
semakin kuat. Malah kelompok Abbasiyah ini
berani memproklamirkan berdirinya Dinasti
Abbasiyah pada tahun 129 H/ 446 M, yang
dipimpin oleh Ibrahim. Marwan berhasil
menagkap dan membunuhnya. Namun pengganti
Ibrahim, Abu al-Abbas as-Shaffah lebih kuat dan
didukung oleh kaum Syiah dan Khurasan.
Pada tahun 131 H / 748 M, terjadilah
pertempuran besar antara pasukan as-Shoffah dan
Marwan di sungai Zab. Marwan melarikan diri dan
terbunuh pada tahun 132 H. Pada tahun ini pula,
tepatnya hari Kamis, tanggal 30 Oktober, as-
Shaffah dibait menjadi khalifah  pertama Bani
Abbasiyah. Ia berhasil merebut kekuasaan
pemerintahan dari tangan Dinasti Umayyah.

D. PERKEMBANGAN PERADABAN DAN ILMU


PENGETAHUAN DAULAH UMAYYAH DIDAMASKUS

Berbagai kebijakan yang diambil semasa


pemerintahan Daulah Umayyah di Damaskus sedikit
banyak berdampak kepada kemajuan dalam berbagai
bidang. Muawiyyah dan keturunannya tidak saja dikenal
sebagai pahlawan dalam ekspansi besarbesaran dunia
Islam, tetapi juga dikenal sebagai pembaharu, baik
dalam bidang politik, ekonomi, kemasyarakatan dan
ilmu pengetahuan. Berbagai kebijakan penting pada
masa Daulah Umayyah antara lain :

1. Penduduk-penduduk diluar Jazirah Arab sangat


memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis
dan kronologis tentang Islam, dan ilmu-ilmu yang
berkembang saat itu; hadis, tafsir, fiqh, usul fiqh,
ilmu kalam, Tarikh dan lain sebagianya. Untuk
kepentingan itu maka mulai dikembangkan ilmu-
ilmu agama tersebut melalui terjamahan dan
berbagai karya lainnya.
2. Menetapkan Bahasa Arab sebagai bahasa Umat, dan
berlaku bagi pengembangan administrai
pemerintahan maupun keilmuanlainnya.
3. Mengangkat keturunan orang-orang Arab sebagai
pemimpin di seluruh wilayah yang berhasil mereka
taklukkan.
Dari sekian banyak khalifah yang berkuasa pada
masa dinasti Umayyah hanya beberapa khalifah saja yang
dapat dikatakan khalifah besar yaitu Muawiyah ibn Abi
Soyan, Abd al Malik ibn Marwan, Al Walid ibn Abdul Malik,
Umar bin Abdul Aziz dan Hasyim ibn abd al Malik. Pada
awalnya pemerintahan Dinasti Umayyah bersifat
demokrasi lalu berubah menjadi feodal dan kerajaan.
Pusat pemerintahannya bertempat di kota Damaskus, hal
itu hal ini dimaksudkan agar lebih mudah memerintah
karena Muawiyah sudah begitu lama memegang
kekuasaan di wilayah tersebut serta ekspansi territorial
sudah begitu luas.

Perkembangan peradaban masa Daulah Umayyah


mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Khalifah
Muawiyah bin Abu Sufyan sampai pemerintahan Hisyam
bin Abdul Malik (660 M – 743 M). kemajuan-kemajuan
tersebut meliputi berbagai bidang sebagai berikut :

1. Bidang Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan semakin berkembang
setelah bangsa-bangsa Persia, Syiria, dan negeri
lainnya masuk Islam. Terjadi akulturasi budaya
dan perkawinan silang diantara mereka. Pada
masa ini ada dua aspek ilmu pengetahuan yang
berkembang
yaitu: ilmu pengetahuan agama dan ilmu
pengetahuan umum. Kedua ilmu pengetahuan itu
semakin berkembang setelah Daulah Umayyah
berhasil menguasai Spanyol, Afrika Utara,
Palestina, Semenanjung Arabia, daerah Rusia dan
kepulauan yang terdapat di Laut Tengah, Chyprus,
Rhoders dan sebagian Sicillia.
2. Bidang Ekonomi dan Adminitrasi Pemerintahan
Dengan meluasnya wilayah yang ditaklukkan,
maka memungkinkan eksploitasi potensi ekonomi
dan sumber daya alam semakin besar. Keadaan itu
berimbas kepada semua biaya oprasional di setiap
propinsi dipenuhi dari pemasukan lokal, seperti
untuk urusan adminstrasi lokal, belanja tahunan
negara, gaji pasukan, dan berbagai bentuk layanan
masyarakat dan sisanya dimasukan kedalam kas
negara.Daulah Umayyah sudah membentuk
organisasi ketatanegaraan meliputi :
a. An-Nidhamus Siyasi; yaitu organisasi politik
yang meliputi kekhalifahan berubah dari
sistem syura‟ menjadi system monarki. Al-
Kitabah atau Sekretaris Negara terdiri dari
Kitabur Rasail, Kitabul Kharraj, Kitabul Jundi,
Kitabus Syurtah dan yang baru adalah al-
Hijabah (pengawal khalifah)
b. An-Nidzamul Idari; Organisasi Tata Usaha
Negara terdiri dari Ad-Dawawin, yaitu kantor
pusat yang bertugas mengurus tata usaha
negara yang terdiri dari Diwanul Kharraj,
Diwanul Rasail, Diwanul Mustagilat al-
Mutanawiyah dan Diwanul Katibi.
c. An-Nidzamul Mal; organisasi keuangan
d. An-Nidzamul Harbi; organinasi pertahanan
e. An-Nidzamul Qadha‟i; organisasi kehakiman
3. Bidang Pembangunan
Kota Pusat peradaban Daulah Umayyah di
Damaskus terletak di beberapa kota sebagai
berikut:
a. Kota Damaskus Damaskus menjadi pusat
pemerintahan Islam sejak masa kekhalifahan
Muawiyah bin Abu Sufyan. Pada masa itu
Damaskus menjadi kota paling besar dan
paling
megah di wilayah pemerintahan Islam. kota
Damaskus memiliki delapan pintu gerbang
yang dilengkapi dengan menara tinggi,
sehingga jika akan mengunjunginya, menara-
menara itu sudah terlihat dari kejauhan. Pada
masa AlWalid kota Damaskus dipercantik lagi
dengan berbagai fasilitas umum sehingga
menjadi buah bibir pada masa itu.
b. Kota Qairawan Kota Qairawan dibangun oleh
gubernur Afrika Utara Uqbah bin Nafi al-Fihri
yang diangkat oleh Muawiyah bin Abu Sufyan.
Uqbah membangun Qairawan sebagai benteng
perlindungan bagi pasukan tentara kaum
muslimin dan harta kekayaannya dari
serangan musuh, Qairawan yang letaknya jauh
dari pantai menjadikan kaum muslimin merasa
aman dari serangan tentara Romawi.
4. Bidang Pendidikan
Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kedokteran Ahli kedokteran pada masa Daulah
Umayyah adalah Abu al-Qasim al Zahrawi.
Beliau dikenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu
penyakit telinga, dan pelopor ilmu penyakit
kulit. Karyanya yang terkenal berjudul al-
Ta’rif li man Ajaza an al Ta’lif yang pada abad
XII diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan
dicetak ulang di Genoa (1497 M). Buku
tersebut menjadi rujukan di
universitasuniversitas terkemuka di Eropa, di
dunia Barat Abu al Qasim dikenal dengan
sebutan Abulcasis.
b. Sejarah Salah satu tokoh terkenal dalam
bidang sejarah antara lain; Abu Bakar bin
Umar,
atau nama lainnya ibn Qithiyah dengan
karyanya berjudul Tarikhh iftitah alAndalus.
Abu Marwan Abdul Malik bin Habib dengan
karyanya yang terkenal berjudul al-Tarikh.
c. Bahasa dan Sastra Tokoh terkenal pada masa
ini antara lain; Abu Amir Abdullah, karyanya
dalam bentuk prosa berjudul Risalah al Awabi
wa al Zawawi, Kasyf al Dakk wa Azar alSyakk
dan Hanut Athar. Ali al-Qali, karyanya yang
terkenal al-Amali dan alNawadir. Abu Amr Ibn
Muhammad dengan karyanya al „Aqd al Farid.
d. Kimia Ahli kimia terkenal pada masa ini adalah
Abu al-Qasim Abbas ibn Famas, beliau
mengembangkan ilmu kimia murni dan kimia
terapan yang merupakan dasar bagi ilmu
farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu
kedokteran.
e. Ilmu-ilmu Naqli Ilmu-ilmu Naqli ini meliputi:
ilmu qira‟at, ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu fikih,
ilmu nahwu, ilmu bahasa dan kesusastraan.
Dalam ilmu qira‟at pada masa ini
termasyhur tujuh bacaan Al-Qur‟an yang
terkenal dengan istilah Qira‟ah Sab‟ahyang
kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan,
yaitu cara bacaan yang dinisbatkan kepada
cara membaca yang dikemukakan oleh tujuh
orang ahli qira‟at. Ahli ilmu Tafsir pada masa
ini adalah Ibnu Abbas, ahli ilmu Hadits
Muhammad bin Syihab az-Zuhri, Hasan Basri.
Sementara itu ahli ilmu Nahwu dan
merupakan penyusun buku ilmu Nahwu yang
pertama adalah Abu Aswad adDualy, beliau
belajar kepada Ali bin Abi Thalib sehingga
beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa
bapak ilmu nahwu adalah Ali bin Abi Thalib.
Pada akhir periode Umayyah melahirkan
sejumlah mujtahid dan muncul dua tokoh
imam madzhab yaitu Imam Abu Hanifah di
Kuffah dan Imam Malik di Madinah. Sementara
Imam Syafi‟i dan Imam Hambali lahir pada
masa pemerintahan Abbasiyah.
5. Bidang Arsitektur
Salah satu orientasi pemerintahan Daulah
Umayyah adalah pengembangan wilayah
kekuasaan. Orientasi ini tidak kemudian
melupakan kemajuan-kemajuan dalam bidang
yang lain, perkembangan ilmu pengetahuan
berjalan dengan sangat pesat. Demikian juga
perkembangan dalam bidang seni arsitektur, salah
satu kemajuan seni arsitektur yang dicapai pada
masa Daulah Umayyah adalah berdirinya Masjid
Umawy di Damaskus dan Masjid Baitul Maqdis di
Yerussalem atau yang terkenal dengan Kubah al-
Sakha yang didirikan pada masa pemerintahan
Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Disamping itu
beberapa peninggalan seni arsitektur menunjukan
ketinggian peradaban pada masa itu, misalnya;
Masjid Agung di Kufah, Masjid Batu Karang, Istana
Aljaferia di Saragosa dan lain-lain.
6. Bidang Militer
Pada masa ini kemajuan militer bangsa
Arab telah mencapai kemajuan signifikan. Mereka
mempelajari berbagai ilmu kemiliteran dari
banyaknya ekspedisi militer yang meraka lakukan
termasuk dari metode militer Romawi. Muawiyah
melakukan perubahan besar dan menonjol di
dalam pemerintahannya dengan mengandalkan
angkatan daratnya yang kuat dan efisien.
7. Bidang Pemisah Kekuasaan
Pemisahan kekuasaan antara kekuasaan
agama (Spiritual power) dengan kekuasaan politik
(temporal power). Muawiyah bukanlah seorang
yang ahli dalam soal-soal keagamaan, maka
masalah keagamaan diserahkan kepada para
ulama.
8. Bidang Sosial dan Budaya
Pada masa ini orang-orang Arab
memandang dirinya lebih mulia dari segala bangsa
bukan Arab, bahkan mereka memberi gelar
dengan “Al Hamra”.
9. Bidang Seni dan Sastra
Ketika Walid ibn Abdul Malik berkuasa
terjadi penyeragaman bahasa, yaitu semua
administrasi negara harus memakai bahasa Arab.
10. Bidang Seni Rupa
Seni ukir dan pahat yang sangat
berkembang pada masa itu dan kaligerafi sebagai
motifnya.

E. KEMUNDURAN DAN RUNTUHNYA DAULAH UMAYYAH


DI DAMASKUS
Dinasti Umayyah mengalami kemajuan yang
pesat hanya pada dasawarsa pertama kekuasaannya,
sedangkan pada tahun berikutnya sudah mengalami
kemunduran. Kemajuan yang terjadi pasa masa
pemerintahan Muawiyah sampai kepada Hisyam.
Adapun beberapa faktor penyebab kemunduran dinasti
umayyah adalah:

1. Sistem pergantian khalifah melalui garis


keturunan. Pengaturannya tidak jelas sehingga
menyebabkan persaingan yang tidak sehat di
lingkungan keluarga kerajaan
2. Adanya gerakan oposisi dari pendukung Ali dan
Khawarij baik yang dilakukan secara terbuka
maupun secara tertutup. Hal ini banyak
menyedot perhatian pemerintah ketika itu;
3. Timbulnya permasalahan sosial yang
menyebabkan orang non Arab dan suku Arabia
Utara sehingga Dinasti Umayyah kesulitan untuk
menggalang persatuan dan kesatuan
4. Sikap hidup mewah di kalangan keluarga istana
dan perhatian terhadap masalah keagamaan
sudah berkurang
5. Adanya kekuatan baru yang digalang oleh
keturunan al Abbas ibn Abd al Muthalib
sehingga menyebabkan keruntuhan kekuasaan
Dinasti Umayyah.
Gerakan ini didukung penuh Bani Hasyim dan
golongan Syiah serta kaum Mawali yang di nomor
duakan ketika pemerintahan Bani Umayyah.58
Dengan demikian dapat menjadi pengalaman bagi
setiap pemerintahan yang tidak baik lambat atau
cepat tetap akan runtuh. Sebuah sistem yang telah
dibangun dengan tidak baik akan menghasilkan
produk yang tidak baik juga.

F. Rangkuman

Sejarah berdirinya Daulah Umayyah di Damaskus


melalui tiga tahapan yaitu, perang Shiffin, Tahkim dan
Amul Jamaah.
Daulah Umayyah di Andalusis berkuasa dari tahun
661 M sampai 750 M dan dipimpin oleh 14 khalifah.
Pada masa Daulah Umayyah di Damaskus
perkembangan yang paling mencolok adalah
perkembangan dalam bidang politik dan militer, selain
perkembangan bidang administrasi pemerintahan dan
ilmu pengetahuan. Dengan kemajuan ini, umat Islam
berhasil melakukan ekspansi hingga ke Spanyol.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa ini
antara lain: bidang ilmu pengetahuan, bidang ekonomi dan
administrasi pemerintahan, bidang pendidikan, bidang
arsitektur dan bidang militer secara besar kemajuan yang
dicapai oleh masa Daulah Umayyah.
Sebab-sebab runtuhnya Daulah Umayyah di
Damaskus antara lain: ketidak puasan kaum Mawali atas
beberapa kebijakan Daulah Umayyah, terjadinya
pertentangan antara suku Arab Utara dan suku Arab
Selatan, konflik-konflik internal, dan menguatnya
kekuatan Abbasiyah keturunan Bani Hasyim.

G. Latihan/Tugas

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e


pada jawaban yang benar !

1. Untuk melaksanakan perundingan perdamaian (tahkim),


kelompok muawiyah bin abu sufyan memilih...
a. Abdullah bin zubeir
b. Amru bin ash
c. Talhah bin ubaidillah
d. Abdullah bin amr
e. Umar bin Abdul Aziz
2. Setelah dilantik sebagai khalifah pada bulan rabiul akhir
tahun 41 H, Muawiyah menetapkan pusat pemerintahan
kerajaan daulah bani umayyah berada di ...
a. Damaskus
b. Makkah
c. Bagdad
d. Kuffah
e. Yasrib
3. Ditinjau dari silsilah keturunannya, usman bin affan dan
muawiyah adalah...
a. Usman paman muawiyah
b. Usman kakek muawiyah
c. Keduanya cucu umayyah
d. Muawiyah keponakan usman
e. Muawiyah adik Usman
4. Setelah imam ali ra. Wafat terjadilah sebuah perjanjian
damai di persia (ammul jamaah) antara mu’awiyah bin
abu sufyan dengan putra khalifah ali ra. Yang bernama...
a. Ali bin abi thalib
b. Hasan bin ali
c. Husein bin ali
d. Abdullah bin ali
e. Umar bin khatab
5. Alasan mendasar yang menyebabkan muawiyah bin abu
sufyan enggan membaiat ali bin abi thalib sebagai khalifah
adalah...
a. Sakit hati karena dipecat dari jabatannya sebagai
gubernur
b. Muawiyah ingin menjadi khalifah
c. Menuntut kedaulatan penuh atas syam
d. Menuntut hukuman atas pembunuhan usman
e. Muawiyah ingin menjadi gubernur
6. Pertempuran yang terjadi selama 40 hari pada tahun
657M antara kelompok ali dengan kelompok muawiyah
disebut perang...
a. Ahzab
b. Badar
c. Siffin
d. Hunain
e. Jamaah
7. Dinasti umayyah memegang kekuasaan islam selama 90
tahun, dengan khalifah pertama yaitu..
a. Ibrahim bin al walid
b. Marwan bin muhammad
c. Marwan bin hakam
d. Muawiyah bin abi sufyan
e. Umar bin Abdul Aziz
8. Pada masa umar bin abdul aziz ilmu pengetahuan
mengalami puncak keemaasan. Beliau sering
mendatangkan para ulama dan fuqaha ke istana untuk
mengupas berbagai disiplin ilmu antara lain yaitu...
a. Wasil bin ata
b. Imam al ghazali
c. Yahya Nawawi
d. Ibnu al-muqaffa
e. Hasan bin Ali
9. Seorang khalifah bani Umayyah yang sangat religius,
demokratis, dan mementingkan persatuan umat...
a. Al-Walid bin Abdul Malik
b. Abdul Malik bin Marwan
c. Hisyam bin Abd malik
d. Umar bin Abdul Aziz
e. Hasan bin Ali
10. Putra mahkota yang pertama kali diperkenalkan khalifah
Muawiyah dari dinasti Bani Umayyah adalah...
a. Yazid bin walid
b. Ja’far bin Muawiyah
c. Yazid bin Muawiyah
d. Muawiyah bin yazid
e. Umar bin Abdul Aziz 
11. Sebelum menjabat sebagai khalifah, muawiyah bin abu
sufyan pernah menjabat sebagai...yaitu di masa khalifah
usman bin affan
a. Gubernur madinah
b. Gubernur kufah
c. Gubernur syiria
d. Gubernur Makkah
e. Gubernur Bagdad
12. Muawiyah bin abu sufyan merupakan salah satu sahabat
rasulullah saw. Yang aktif sebagai penulis wahyu dan
perawi hadits, dia masuk islam ketika di laksanakannya...
a. Fathul Makkah
b. Perjanjian aqabah I
c. Perjanjian aqabah II
d. Perjanjian hudaibiyah
e. Perjanjian bundar
13. Pada masa khalifah abu bakar yaitu khalifah pertama dari
khulafaurrasyidin, muawiyah bin abu sufyan pernah
dikirim untuk menaklukan....
a. Mesir
b. Kufah
c. Syiria
d. Syam
e. Bagdad
14. Tahun kelahiran khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah...
a. Tahun 60 H
b. Tahun 61 H
c. Tahun 62 H
d. Tahun 63 H
e. Tahun 64 H
15. Untuk melakukan negosiasi perdamaian (tahkim),
kelompok muawiyah bin debu sufyan memilih...
a. Abdullah bin zubeir
b. Amru bin ash
c. Talhah bin ubaidillah
d. Abdullah bin amr
e. Umar bin Abdul Haris
16. Daulah Bani Umayah berkuasa selama kurang lebih 90
tahun, yaitu dari tahun ...
a. 40 - 132 H (660 - 750 M)
b. 41 - 133 H (661 - 751 M)
c. 42 - 134 H (662 - 752 M)
d. 43 - 135 H (663 - 753 M)
e. 45 – 134 H (664 – 756 M)
17. Nama Bani Umayah diambil dari nama nenek moyang
mereka yang bernama ...
a. Abu Sufyan
b. Muawiyah bin Abi Sufyan
c. Umayah bin Abddul Manaf
d. Umayah bin Abdus Syams
e. Umayyah bin Syams
18. Setelah Yazid (Gubernur di Damaskus) meninggal, jabatan
gubernur di Damaskus diganti oleh ...
a. Muawiyah
b. Abdu Syams
c. Amr bin Ash
d. Abu Sufyan
e. Umar bin Abdul Aziz
19. Kesepakatan antara Hasan bin Ali dan Muawiyah
berkaitan dengan kekhilafahan terjadi pada tahun ...
a. 40 H (660 M)
b. 41 H (661 M)
c. 42 H (662 M)
d. 43 H (663 M)
e. 45 H (664 M)
20. Pada masa Yazid bin Muawiyah terjadi tragedi sejarah
kelam yaitu terbunuhnya cucu Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang beranama ...
a. Hasan bin Ali
b. Husein bin Ali
c. Zainal Abidin
d. Fatimah Az-Zahra
e. Umi Kulsum
Istilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

1. Muawiyah bin Yazid (Muawiyah II) cuma menjabat


sebagai khalifah sangat sebentar yaitu selama ...
2. Setelah Yazid bin Muawiyah meninggal khalifah dijabat
oleh ...
3. Meninggalnya cucu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam pada masa Yazid bin Abi Sufyan terjadi di ...
4. Putra Muawiyah yang bernama Yazid berkuasa di
pemerintahan Daulah Bani Umayah selama kurang lebih ...
5. Sistem pemerintahan Daulah Bani Umayah adalah ...
6. Sebelum meninggal Muawiyah telah mengangkat anaknya
sebagai putra mahkota, yaitu ...
7. Pemerintahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua periode,
yaitu periode....
8. Khalifah pertama Bani Umayyah adalah....
9. Daulah Bani Umayah berdiri setelah wafatnya Khalifah ...
10. Pendiri Daulah Bani Umayah adalah ...

Jawablah Pertanyaan Berikut dengan jelas !

1. Jelaskan secara singkat berdirinya Daulah Bani Umayyah!


2. Jelaskan sifat-sifat kepribadian Muawiyyah!
3. Sebutkan beberapa nama Khalifah dari Bani Umayah!
4. Bagaimana penyebaran agama Islam pada masa Daulah
Bani Umayyah?
5. Sebutkan prestasi-prestasi yang berhasil diraih oleh
Daulah Bani Umayah

H. Referensi

Al-Qur’anul Karim
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:
Hidakarya Agung, 1992), h. 33
Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul
Hikmah Sejarah Kebudayaan Islam, 2021
Tsuroyya, elfa. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI, 2020

BAB 3

PERADABAN ISLAM DAULAH UMAYYAH DI ANDALUSIA

A. Pendahuluan

Spanyol merupakan wilayah bagian Romawi


yang sempat dikuasai oleh pasukan Gothic dengan
berbagai kelaliman yang dilakukan. Pasukan Gothic
yang semena-mena terhadap penduduk spanyol
menjadikan mereka rindu akan kedamaian dan
ketentraman, ini menjadi salah satu faktor pasukan
Islam dengan mudah menguasai Spanyol. Sehingga
pada masa pemerintahan

Daulah Umayyah di Damaskus, Spanyol berhasil


ditaklukkan. Penaklukan Spanyol merupakan peristiwa
penting dalam perjalanan sejarah umat Islam,
khususnya pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid
bin Abdul Malik. Bagaimana perkembangan Islam pasca
penaklukan Spanyol, mari kita simak bersama.

B. SEJARAH LAHIRNYA DAULAH UMAYYAH DI


ANDALUSIA

Masuknya Islam ke Andalusia menjadi kabar baik


bagi perkembangan Islam sekaligus menjadi awal
masuknya Islam ke beberapa wilayah lainnya seperti
Cordoba, Granada dan Toledo, ibukota pemerintahan
Spanyol. Penaklukkan Andalusia ini terjadi pada masa
pemerintahan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (705-715
M) yang merupakan khalifah ke enam Daulah Umayyah di
Damaskus. Jatuhnya Andalusia dan beberapa kota penting
di negeri itu, membuka jalan baru bagi upaya umat Islam
untuk menyebarkan Islam ke seluruh Eropa. Secara
singkat dapat dijabarkan proses lahirnya Daulah Umayyah
di Andalusia sebagai berikut :

1) Penaklukan Andalusia
Sebelum Islam masuk ke Andalusia, Islam
sudah telebih dahulu berkembang di Afrika Utara.
Afrika Utara dijadikan sebagai salah satu provinsi
dari Daulah Umayyah di Damaskus. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada masa
Khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M).
Pada perkembangan selanjutnya ditunjuklah Musa
bin Nusair sebagai gubernur di Afrika Utara.
Sebelum dikuasai Islam, kawasan Afrika Utara
telah menjadi basis kekuasaan Kerajaan Romawi,
yaitu kerajaan Gothic.
Setelah kawasan Afrika Utara benar-benar
dapat dikuasai Islam dan menyatakan
kesetiaannya terhadap pemerintahan Musa bin
Nusair, umat Islam mulai memusatkan
perhatiannya untuk menaklukan Andalusia.
Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu
loncatan bagi pasukan muslim untuk menaklukan
Andalusia. Proses penaklukan Andalusia melalui
tahapan yang sangat panjang. Musa bin Nusair
sebagai Gubernur Afrika Utara mengutus Tharif
bin Malik untuk menyelidiki
keadaan Andalusia saat itu. Tharif membawa
pasukan perang dan 500 pasukan berkuda dan
melintasi selat yang terletak diantara Maroko dan
Benua Eropa.
Dalam ekspedisi ini Tharif dibantu oleh
Raja Julian dengan menaiki empat buah kapal
milik Raja Julian, dan sukses tanpa perlawanan
yang berarti.
Melihat keberhasilan Tharif bin Malik dan
pasukannya, maka Musa Bin Nusair kembali
melakukan ekspedisi ke Spanyol dengan
membawa pasukan dalam jumlah yang lebih besar,
yaitu 7000 ribu pasukan di bawah pimpinan
Thariq bin Ziyad. Pasukan Thariq bin Ziyad
sebagian besar terdiri dari suku Bar-bar yang
didukung oleh Musa bin Nusair dan orang-orang
Arab yang dikirim oleh Khalifah Walid bin Abdul
Malik.
Thariq bin Ziyad membawa pasukannya
menyebrangi selat yang kemudian terkenal
dengan selat Gibraltar (Jabal Thariq). Thariq
berhasil dengan gemilang dan berturut-turut
berhasil menaklukan berbagai wilayah penting di
Eropa seperti Cordoba, Granada dan Toledo
(ibukota kerajaan Gothic saat itu). Dengan
ditaklukkannya Andalusia, maka periode pertama
Pemerintahan Daulah Umayyah Andalusia
dimulai, dengan pusat pemerintahan di
Damaskus. Periode pertama ini Andalusia berada
di bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Khalifah Daulah Umayyah yang masih
berpusat di Damaskus.
Pada periode pertama ini, situsai politik dan
perekonomian belum tertata dengan baik.
Sering terjadi konflik internal yang
mengakibatkan melambatnya kemajuan di segala
bidang. Konflik internal yang terjadi disebabkan
antara lain oleh perbedaan etnis dan golongan
juga terdapat perbedaan pandangan antara
khalifah yang berpusat di Damaskus dengan
Gubernur Afrika Utara. Periode pertama ini,
Islam di Andalusia belum memasuki kegiatan
pembangunan dalam bidang peradaban dan
kebudayaan.
2) Peran Abdurrahman I
Keruntuhan Daulah Umayyah di Damaskus
dan digantikan oleh Daulah Abbasiyah di Baghdad,
menyisakan satu orang keturunan dari Daulah
Umayyah yaitu Abdurrahman I yang bergelar ad-
Dakhil. Abdurrahman ad-Dakhil berhasil lolos dari
kejaran tentara Bani Abbasiyah yang berhasil
menaklukkan Daulah Umayyah di Damaskus.
Islam mulai babak baru dengan datangnya
Abdurrahman ad-Dakhil ke Andalusia.
Abdurrahman mengambil kekuasaan di Andalusia
pada masa Gubernur Yusuf al-Fihr. Ia kemudian
memproklamirkan berdirinya Daulah Umayyah di
Andalusia sebagai kelanjutan dari Daulah
Umayyah di Damaskus.
Oleh ahli sejarah periode ini disebut
dengan periode kedua pemerintahan Daulah
Umayyah, periode kedua ini terjadi antara tahun
755-912 M. Pada periode ini umat Islam dibawah
kekuasaan para Amir dan mulai memperoleh
kemajuan, baik dalam bidang politik maupun
peradaban. Amir pertama pada periode kedua ini
adalah Abdurrahman ad-Dakhil. Ia berhasil
membawa kegemilangan Islam dan sukses
mendirikan masjid Cordoba dan sekolah-sekolah
di kota-kota besar Andalusia.

C. PERKEMBANGAN PERADABAN DAN ILMU


PENGETAHUAN MASA DAULAH UMAYYAH DI
ANDALUSIA

Abdurrahman ad-Dakhil berhasil meletakkan


sendi dasar yang kokoh bagi tegaknya Daulah Umayyah
di Andalusia. Selama kurang lebih 32 tahun masa
pemerintahannya ia mampu mengatasi berbagai
tekanan dan ancaman dari dalam negeri maupun
serangan dari luar. Karena ketangguhannya itu ia
dijuluki Rajawali Quraisy. Daulah Umayyah di Andalusia
yang dipelopori oleh Abdurrahman Ad-Dakhil berhasil
mengalami masa kejayaan selama kurun waktu tujuh
setengah abad (756 1492 M) dengan amir-amir sebagai
berikut :

1. Abdurrahman Ad-Dakhil (756-788M)


2. Hisyam bin Abdurrahman (788-796M)
3. Al-Hakim bin Hisyam (796-822M)
4. Abdurrahman al-Ausath (822-852M)
5. Muhammad bin Abdurrahman (852-886M)
6. Munzir bin Abdurrahman (886-912M)
7. Abdurrahman an-Nasir (912-961M)
8. Hakam al-Muntasir (961-976 M)
9. Hisyam II (976-1009M)
10. Muhammad II (1009-1010 M)
11. Sulaiman (1013-1016 M)
12. Abdurrahman IV (1016-1018 M)
13. Abdurrahman V (1018-1023M)
14. Muhammmad III (1023-1025M)
15. Hisyam III (1027-1031 M)

Amir-amir tersebut berkuasa dengan pembagian


beberapa periode, dimana periode pertama dimulai
sejak Andalusia dikuasai pada masa Daulah Umayyah
berpusat di Damaskus. Penguasa Andalusia pada
periode kedua adalah, Abdurrrahman Ad-Dakhil,
Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausatth,
Muhammad bin Abdurrahman, Munzir bin Muhammad
dan Abdullah bin Muhammad.

Pada periode kedua ini, Daulah Umayyah


mengalami kemajuan dalam berbagai bidang.

Periode ketiga berlangsung mulai dari


pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar an-Nasir.
Pada periode ini penguasa mulai memakai gelar
khalifah, khalifah yang memimpin pada periode ketiga
ini adalah Abdurrahman an-Nasir, Hakam II dan Hisyam
II. Pada perode ini Daulah Umayyah Andalusia
mengalami puncak kejayaan menyaingi peradaban
Daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman an-Nasir
membangun Universitas Cordoba dilengkapi dengan
perpustakaan yang mempunyai koleksi ribuan buku,
pembangunan kota berlangsung sangat cepat,
masyarakat mendapatkan kesejahteraan dan
kemakmurannya.

Periode keempat terjadi antara tahun 1013-


1086 dimana mulai terlihat melemah karena terpecah-
pecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil (Mulk
at Thawaif) di bawah pemerintahan raja-raja golongan
yang berpusat di Seville. Munculnya Mulk at Thawaif ini
sangat berpengaruh terhadap eksistensi Daulah
Umayyah.

Periode kelima berlangsung dari tahun 1086


1248, pada periode ini muncul kekuatan yang dominan
yaitu Daulah Murabithun yang berasal dari Afrika Utara
yang sedikit banyak membantu umat Islam di Andalusia
dari serangan orang-orang Kristen.

Periode keenam berlangsung dari tahun 1248-


1492, pada periode ini kekuasaan Islam hanya di daerah
Granada yaitu di bawah kekuasaan Bani Ahmar.
Peradaban ini dibangun kembali sehingga sempat
mengalami kemajuan seperti pada pemerintahan
Abdurrahman an-Nasir. Namun secara politik jangkauan
daulah ini hanya berkuasa di wilayah yang sangat kecil,
sehingga berakhirlah kekuasaan Daulah Umayyah di
Andalusia pada periode keenam. Selama kurang lebih
tujuh setengah abad Daulah Umayyah di Andalusia
(Spanyol) berkuasa, banyak prestasi dan kemajuan yang
sudah dicapai, bahkan pengaruhnya membawa Eropa
kepada kemajuan.

Puncak kejayaan Islam di Andalusia


terjadi pada periode ketiga (912-1013 M) dimulai dari
pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar an-Nasir,
pada periode ini Islam di Andalusia mencapai puncak
kejayaan dan kemajuan, menyaingi kejayaan Daulah
Abbasiyah di Baghdad. Kemajuan-kemajuan tersebut
antara lain :

1. Ilmu Pengetahuan dan Sains


Spanyol adalah kota yang subur,
kesuburannya mendatangkan penghasilan
ekonomi yang tinggi dan banyak
menghasilkan pemikir-pemikir berkualitas.
Masyarakat muslim Spanyol merupakan
masyarakat yang majemuk terdiri dari
berbagai komunitas, antara lain; al-
Muwalladun (orang Spanyol yang masuk
Islam), Barbar (orang Islam yang berasal
dari Afrika Utara), ash-Shaqalibah
(penduduk daerah antara Konstantinopel
dan Burgaria yang menjadi tawanan Jerman
dan kemudian
dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen
Muzareb yang berbudaya Arab. Semua
komunitas itu memberikan saham
intelektual terhadap terbentuknya
lingkungan budaya Andalusia yang
melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra dan
pembangunan fisik
di Spanyol. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
sains yang dicapai pada masa ini, antara
lain :
a. Filsafat
Atas inisiatif Hakam II, karya-
karya ilmiah dan filsafat diimpor dari
Timur dalam jumlah besar, sehingga
Cordoba dengan perpustakaan dan
universitasnya yang lengkap mampu
menyaingi kemajuan Daulah
Abbasiyah di Baghdad. Tokoh
pertama dalam sejarah Filsafat
Spanyol adalah Abu Bakar
Muhammad ibn asSayigh yang lebih
dikenal dengan Ibnu Bajah, ia tinggal
di Granada dengan karyanya yang
terkenal Tadbir al-Mutawahid.
Pada masa itu di Timur ada
alFarabi dan Ibnu Sina. Tokoh kedua
adalah Abu bakar Ibnu Tufail yang
berasal dari Wady sebuah kota kecil
di Timur Granada, ia banyak menulis
masalah filsafat, astronomi dan juga
kedokteran. Karya filsafatnya yang
terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Tokoh lain yaitu Ibu Rusyd dari
Cordoba, yang menjadi ciri khas dari
Ibnu Rusyd adalah kecermatannya
dalam menggeluti masalah-masalah
menahun tentang keserasianfilsafat
dan agama. Karya-karyanya yang
terkenal adalah Mabadi Falasifah,
Kulliyat, Tafsir Urjuza, Kasfu Afillah.
Selain ahli filsafat, ia juga
seorang ahli Fikih dengan karya
besarnya Bidayah al-Mujtahid, dan
karya dalam bidang kedokteran
dengan judul al-Hawi.
b. Sains
Dalam hal sains pada masa ini
banyak bermunculan ilmu-ilmu
seperti; kedokteran, matematika,
kimia, astronomi, dan geografi.
Abbas ibn Fams terkenal sebagai ahli
dalam ilmu kimia dan astronomi
sekaligus sebagai orang yang
pertama kali menemukan pembuatan
kaca dari batu. Ahmad bin Ibas ahli
dalam bidang obat-obatan, dalam
ilmu Geografi ilmuwan yang terkenal
adalah Ibu Jubair yang menulis
tentang Negeri-negeri Muslim
Mediterania dan Sicilia. Ibnu Batutah
juga salah satu ilmuwan yang
terkenal hingga Samudra Pasai dan
Cina. Dalam bidang matematika,
melalui buku terjemahan karya
Ibrahim al Fazari, seorang pakar
matematika bernama Nasawi
berhasil memperkenalkan angka-
angka India seperti 0,1,2 hingga 9,
hingga angka-angka India di Eropa
lebih dikenal
dengan angka Arab. Para ahli dalam
bidang kedokteran antara lain :
1. Thabib ibn Qurra‟ ia dianggap
sebagai bapak ilmu Kimia
2. Ar-Razi atau Razes, karyanya
yang terkenal dalam bidang
penyakit campak dan cacar yang
diterjemahkan dalam bahasa
latin
3. Ibnu Sina, di Eropa disebut
dengan Avicena, selain sebagai
filosof juga seorang dokter dan
ahli musik. Karyanya yang
terkenal adalah Shafa, Najat,
Sadidiya, Danes Nomeh dan al-
Qanuun fi at-Thib (buku tentang
kedokteran yang diterjemahkan
kedalam bahasa latin).
c. Fiqih
Dalam bidang fikih, Islam di
Spanyol menganut Madzhab Maliki
yang diperkenalkan pertama kali
oleh Ziyad bin Abd ar Rahman. Dalam
perkembangannya dipegang oleh
seorang Qadhi yaitu Ibnu Yahya. Ahli-
ahli Fiqh lainnya adalah Abu Bakar
ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Said al-
Baluthi dan Hazm.
d. Sejarah
Orang yang pertama kali
mengemukakan teori perkembangan
sejarah adalah Ibnu Khaldun melalui
karyanya yang berjudul
Muqaddimah. Buku ini menjadi
tumpuan studi ilmuwan-ilmuwan
barat, beliau juga merupakan
perumus filsafat sejarah. Karya-karya
Ibu Khaldun mampu memberikan
sumbangan dan pengaruh dalam
pemikiran-pemikiran ilmuwan barat.
Ahli sejarah lainnya adalah
Yahya bin Hakam seorang penyair
yang dikenal dengan al-Gazzal, juga
Abu Bakar Ibn Muhammad yang
terkenal dengan Ibn al-Quthiyah
dengan karyanya berjudul Tarikh
Iftitah alAndalus memiliki nilai
tersendiri, karena penafsirannya
mengenai peristiwa-peristiwa di
Spanyol yang sebelumnya tidak
diketahui oleh orang Arab.
2. Peradaban dan Pembangunan
Banyaknya peninggalan monumental
yang hingga sekarang masih bisa dilihat,
menjadi saksi sejarah akan perhatian yang
sangat besar dari pemerintahan Daulah
Umayyah Andalusia terhadap kemajuan
pembangunan fisik, salah satunya adalah
sebagai berikut :
a. Cordoba
Cordoba merupakan ibu kota
Spanyol sebelum Islam, yang kemudian
dikuasai oleh Daulah Umayyah. Kota ini
dibangun dan diperindah. Taman dan
jembatan dibangun dengan indah di atas
sungai yang mengalir di tengah kota. Di
sekitar ibukota berdiri istana-istana
megah yang semakin mempercantik kota
Cordoba. Di Cordoba dibangun masjid
raya Cordoba, ada juga Istana Damsyik
disana. Keindahan Cordoba semakin
nyata manakala fasilitas-fasilitas umum
dibangun dengan rapih dan dilengkapi
dengan saluran air yang panjangnya
mencapai 80 km. Terdapat juga Al-Qasr
al-Kabir yang didalamnya terdapat
gedung-gedung istana yang megah,
Rushafat, merupakan Istana yang
dikelilingi oleh taman yang berada
disebelah barat laut Cordoba.
b. Granada
Granada merupakan pusat
pertahanan terakhir umat Islam di
Spanyol. Arsitektur bangunannya sangat
terkenal di seluruh Eropa. Disana
terdapat Istana al-Hambra yang indah
dan megah merupakan pusat dan puncak
ketinggian arsitektur di Spanyol kala itu.
Kisah tentang kemajuan seni arsitektur
terlihat juga dengan bangunan istana-
istana megah lainnya seperti, Istana al-
Gaza, Menara Girilda, alZahra kota satelit
di bukit Sierra Monera, kota ini
dilengkapi dengan masjid tanpa atap dan
air mengalir ditengah masjid sangat unik
dan indah. Kemajuan yang dicapai di
Andalusia bukan datang dengan tiba-
tiba, melainkan banyak faktor yang
menjadi pendukungnya, yaitu:
1. Heterogenitas komposisi
masyarakat di Andalusia
mendorong terciptanya iklim
intelektual yang maju. Islam
datang dengan semangat
toleransi yang begitu tinggi,
dengan semangat itu telah
mengakhiri kezaliman
keagamaan yang sudah
berlangsung sebelumnya.
2. Adanya semangat kesatuan
budaya Islam yang timbul pada
pemikiran ulama dan para
ilmuwan.
3. Persaiangan antara Mulk at-
Tawaif (kerajaan-kerajaan kecil)
justru menyebabkan
perkembangan peradaban di
sekitar Cordoba. Semuanya
bersaing ingin menandingi
Cordoba dalam hal ilmu
pengetahuan, satra, seni dan
kebudayaan.
4. Adanya dorongan dari para
penguasa yang mempelopori
kegiatan ilmiyah, sehingga
muncul ilmuwan-ilmuwan yang
kompeten dalam bidangnya.

D. KEMUNDURAN DAULAH UMAYYAH DI ANDALUSIA


Masyarakat Andalusia masih menganggap
kehadiran Islam di negara mereka merupakan
ancaman dan juga penjajah bagi mereka, keadaan ini
memperkuat nasionalisme masyarakat Kristen
Andalusia. Akhirnya setelah kurun waktu tujuh
setengah abad Daulah Umayyah berkuasa mulai
mengalami masa kelemahan, disamping faktor
diatas ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
runtuhnya Daulah Umayyah di Andalusia:
1. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
Tidak adanya peraturan tentang pola
pemilihan dan pengalihan kepemimpinan
menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli
waris. Sistem monarki membuat masing-masing
ahli waris merasa berhak untuk menjabat sebagai
pemimpin setiap ada kekosongan kepemimpinan.
Karena faktor itulah muncul kerajaan-kerajaan
dan kekuatan kecil di sekitar Andalusia,
munculnya Muluk at-Tawaif ini juga yang
memperparah keadaan sehingga Granada sebagai
pusat kekuasaan Islam terakhir di Andalusia, jatuh
ketangan Ferdinand dan Isabella.
2. Tidak adanya Ideologi
Pemersatu Orang-orang pribumi enggan
untuk menerima para muallaf menjadi bagian dari
mereka. Akibatnya kelompok etnis non Arab sperti
etnis Salvia dan Barbar sering menggrogoti dan
merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan
dampak besar terhadap sejarah sosial dan
ekonomi negeri tersebut, ini menunjukan tidak
adanya ideologi yang memberi makna persatuan,
disamping juga tidak adanya figur yang menjadi
pengaut idiologi tersebut.
3. Keterpurukan Ekonomi
Kegigihan para penguasa mengembangkan
ilmu pengetahuan dan sedikit mengabaikan
perkembangan perekonomian mengakibatkan
timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan
berpengaruh terhadap perkembangan politik dan
militer.
4. Terasing
Islam di Andalusia bagaikan negeri kecil
yang terpencil dan terasing, ia jarang
mendapatkan perhatian dan bantuan kecuali dari
Afrika Utara. Hal ini mengakibatkan tidak ada yang
membantu membendung kebangkitan Kristen di
wilayah Andalusia. Kekuatan Kristen inilah yang
lambat laun mulai menggrogoti Islam di Andalusia.
E. Rangkuman

Daulah Umayyah di Andalusia didirikan oleh


Abdurrahman ad-Dakhil yang merupakan keturunan dari
Khalifah Daulah Umayyah di Damaskus.

Penaklukan Andalusia sudah berlangsung sejak


masa pemerintahan Daulah Umayyah di Damaskus,
tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid bin
Abdul Malik (705-715M) dengan peran Gubernur Afrik
Utara Musa bin Nusair dan bantuan panglima perang
Tharif bin Malik diteruskan oleh Thariq bin Ziyad.

Thariq bin Ziyad membawa pasukannya


menyebrangi Selat Giblaltar yang sekarang dikenal dengan
Jabal Thariq dan berhasil dengan gemilang menaklukan
berbagai wilayah di Eropa seperti Cordoba, Granada, dan
Toledo.

Daulah Umayyah di Andalusia berkuasa selama


kurang lebih tujuh setengah abad (756-1492 M) yang
terbagi menjadi enam periode pemerintahan Islam,yaitu :

a. Periode pertama (711-755M)


b. Perode kedua (755-912M)
c. Periode ketiga (912-1013M)
d. Periode keempat (1013-1086M)
e. Periode kelima (1086-1248M)
f. Periode keenam (1248-1492 M)
Perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan yang pesat, diantaranya adalah
dalam bidang; Filsafat, Sains, Ilmu Fikih dan Sejarah.

F. Latihan/Tugas
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada
jawaban yang benar !

1. Dinasti yang merupakan pertahanan terakhir kejayaan


Islam di Andalusia ialah Dinasti ...
a. Iran
b. Saljuk
c. Ahmar
d. Murabithun
e. Muwahhidun
2. Berikut ini kota-kota penting yang berhasil ditaklukkan
oleh Thariq bin Ziyad dan pasukannya pada masa-masa
awal masuknya Islam di Andalusia ...
a. Sevilla, Granada, dan Toledo
b. Cordoba, Granada, dan Toledo
c. Cordoba, Granada, dan Tidore
d. Cordoba, Granada, dan Madrid
e. Cordoba, Granada, dan Barcelona
3. Musa bin Nushair dan pasukannya berhasil
menaklukkan beberapa wilayah di Andalusia berikut
ini, kecuali ...
a. Merida
b. Sevilla
c. Kamora
d. Sidonia
e. Cordoba
4. Tempat pertama kali Thariq bin Ziyad dan pasukannya
mendarat dan menyiapkan pasukan ialah di sebuah
gunung yang dikenal dengan nama ...
a. Jabal Nur
b. Jabal Sinai
c. Jabal Uhud
d. Jabal Marwa
e. Jabal Thariq (Gibraltar)
5. Masuknya Islam ke Andalusia bukan sebagai penjajahan
militer, tetapi sebagai futuh islami berperadaban yang
pengaruhnya menyebar hingga ke ...
a. Barat Asia
b. B. Barat Eropa
c. Barat Afrika
d. Utara Afrika
e. Utara Eropa
6. Panglima perang Islam yang sangat populer dalam
penaklukan Andalusia ialah ...
a. Khalid bin Walid
b. Thariq bin Ziyad
c. Abdurrahman bin Auf
d. Abdurrahman bin Mubarak
e. Hamzah bin Abdil Muthalib
7. Panglima perang Islam yang mula-mula merintis masuk
ke Andalusia ialah Tharif bin Malik yang kemudian
dilanjutkan ekspansinya oleh ...
a. Khalid bin Walid
b. Thariq bin Ziyad
c. Musa bin Nushair
d. Abdurrahman bin Mubarak
e. Hamzah bin Abdil Muthalib
8. Meskipun menghadapi banyak rintangan dan hambatan,
jadinya Islam sanggup masuk ke Andalusia pada tahun ...
a. 710 M
b. 711 M
c. 712 M
d. 713 M
e. 714 M
9. Islam mulai memasuki Andalusia pada masa Khalifah Al-
Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari ...
a. Bani Abbasiyyah
b. Bani Umayyah
c. Bani Fatimiyyah
d. Bani Seljuk
e. Kekhilafan Turki Utsmani
10. Kondisi sosial masyarakat Andalusia menjelang
penaklukan Islam sangat memprihatinkan. Masyarakat
terpolarisasi ke dalam tiga kelas, yaitu kelas 1, 2, dan 3.
Kelas 1 ialah kelas Penguasa. Berikut ini yang bukan
termasuk golongan kelas penguasa ialah ...
a. Raja
b. Pangeran
c. Pembesar istana
d. Pemuka agama
e. Tuan tanah kecil
11. Pengadilan tertinggi pada masa daulah umayyah
adalah...
a. Asy-syurthah
b. An nadhar fil madhaliim
c. Masharif baitul mal
d. Al-dharaib
e. As-syatiri
12. Sistem yang dipakai dalam pemerintahan bani umayyah
bersifat...
a. Theokratis
b. Demokratis
c. Monarci heridities
d. Monarci konstitusional
e. Centralisasi
13. Dalam sistem pemerintahan, dinasti umayyah
membentuk lembaga-lembaga pemerintahan yang
terdiri dari 5 lembaga yang membidangi bagian tertentu
antara lain yaitu, kecuali...
a. Organisasi politik
b. Organisasi pendidikan
c. Organisasi keuangan
d. Organisasi ketentaraan
e. Organisasi Militer
14. Pada masa Bani Umayyah telah ditetapkan adanya
beberapa sekretaris Negara, diantaranya Katib As
Syurthah, ialah...
a. Sekretaris Urusan Kepolisian
b. Sekretaris Urusan Kehakiman
c. Sekretaris Urusan Keuangan
d. Sekretaris Urusan Ketentaraan
e. Sekretaris Urusan kemiliteran
15. Ibukota sebagai pusat pemerintah dinasti bani umayyah
berada dikota...
a. Damaskus
b. Basrah
c. Madinah
d. Syam
e. Yasrib
16. Dimasa kekuasaan Daulah Umayyah sekretaris yang
mengurusi masalah persuratan adalah...
a. Katib al-kharraj
b. Katib al-qadhi
c. Katib al-mali
d. Katib ar-risail
e. Katib ar-rasyidi 
17. Ad dawawin adalah badan yang mengurus tata usaha
pemerintahan yang terdiri dari, kecuali...
a. Diwanul kharraj
b. Diwanul rasail
c. Diwanul mustaghilat al mutanawi’ah
d. Diwanul harbi
e. Diwanul subhi
18. Barid adalah organisasi diadakan dalam islam dan
mengurusi masalah...
a. Kepolisian
b. Tentara/militer
c. Perdagangan
d. Pos
e. Perekonomian
19. Panglima perang yang memimpin perluasan wilayah
islam dan menyebrang sampai ke Spanyol adalah...
a. Abdullah bin Umar
b. Musa bin Nushair
c. Tharif bin Malik
d. Thariq bin Ziyad 
e. Tsabit
20. Gubernur madinah yang bertugas mengumpulkan dan
membukukan hadis ialah...
a. Amr bin ash
b. Imam al zuhry
c. Ibnu juraij
d. Abu bakar bin Muhammad
e. Tharif bin Malik

Istilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat !

1. Dalam perjalanan sejarahnya daulah Umayyah mengalami


kemunduran pada masa kekuasaan ...
2. Nama selat Gibraltar diambil dari nama seorang panglima
perang Islam ternama yaitu ...
3. Pada masa Bani Umayyah organisasi negara terdiri dari
lima antara lain An-Nidhamul Harbi ialah ...
4. Di masa kekuasaan Daulah Umayyah sekretaris yang
mengurusi masalah persuratan adalah ...
5.  Ad-Dawawin adalah badan yang mengurus tata usaha
pemerintahan yang terdiri dari ...
6. Daulah Umayyah membagi daerah Mamlakah Islamiyah
kepada lima wilayah besar yang terkenal dengan
sebutan ...
7. Barid adalah organisasi diadakan dalam Islam dan
mengurusi masalah ...
8. Suatu kewajiban yang harus dibayar oleh warga negara
pada masa Daulah Umayyah adalah ...
9. Pengadilan tertinggi pada masa Daulah Umayyah adalah ...
10. Sebutkan / jelaskan perkembangan bidang keagamaan
pada masa Dinasti Umayyah ...

Jawablah Pertanyaan Berikut dengan jelas !

1. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Daulah Umayyah


lemah dan membawanya kepada kehancuran, sebutkan !
2. Di masa Daulah Umayyah terdapat jabatan baru yang
bernama al-Hijabah, jelaskan!
3. Masharif Baitul Mal atau saluran uang keluar di masa
Daulah Umayyah digunakan untuk ...
4. Kekuasaan kehakiman di masa Daulah Umayyah dibagi
menjadi tiga, sebutkan!
5. Sebutkan tujuan dibangunnya armada laut Islam oleh
Daulah Umayyah

G. Referensi

Al-Qur’anul Karim
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002), Cet-13,h. 48-49
Samsul Nizar (ed), Sejarah Pendidikan Islam:
Menelusurti Jejak Era Rasullah Sampai Indonesia , (Jakarta:
Kencana, 2007), cet-1, h. 62
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta:
Hidakarya Agung, 1992), h. 33
Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul
Hikmah Sejarah Kebudayaan Islam, 2021
Tsuroyya, elfa. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI, 2020

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Anwar, Ahmad Masrul. Joernal. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pendidikan Islam Pada Masa Daulah Umayyah. diakses
dari pada hari rabu, 3 februari 2021 jam 22.45 WIB
Ajid Thohir, 2004, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia
Islam, Melacak akar-akar Sejarah, Sosial, Politik, dan
Budaya Umat Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Team Guru Bina PAI Madrasah Aliyah, Modul Hikmah Sejarah
Kebudayaan Islam, 2021
Tsuroyya, elfa. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Direktorat KSKK
Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI, 2020
GLOSARIUM

Khalifah : merupakan kata lain dari pemimpin


Jazirah : Tanah yang menjorok kelaut seakan-akan
seperti pulang semenanjung
Hanif : Yang benar dan lurus
As- : Sekelompok sahabat Nabi SAW yang paling
Sabiqunal pertama masuk Islam
Awwalun
Nejus : Seorang penguasa (raja) Kristen di Habsyah
(Ethiopia) yang menerima umat Islam ketika
hijrah kenegaranya
Isra : Perjalanan Nabi SAW pada sepertiga malam
dari masjidil haram ke Masjidil Aqsa
Mi’raj : Naiknya Nabi SAW dari Masjidil Aqsa ke
Sidrotul Muntaha (Al-Arsy)
Amul Huzni : Tahun Kesedihan
Yasrib : Kota tua di Arab
Diskriminasi : Perbedaan perlakuan terhadap seseorang
berdasarkan perbedaan materi atau fisik
Kabilah : Suku atau kaum yang berasal dari satu
keturunan
Fathu : Penaklukan Kota Makkah terjadi pada tahun
Makkah ke 8 hijriyah
Muhajirin : Para sahabat Rasuluullah Saw yang
mengikuti hijrah dari kota Makkah ke
Madinah
Khulafaur : Para pemimpin pengganti yang mendapat
Rasyidin petunjukdari Allah Swt
Tsaqifah : Sebuah tempat pertemuan atau balai irung
bani Saidah milik Bani Saidah yang pernah digunakan
dalam proses pemilihan Khalifah Abu Bakar
As-Shidiq
Saad bin : Kandidat khalifah dari kaum Anshar
Ubadah
Dewan : Lembaga pemilihan khalifah yang dibentuk
Enam (Ahlul oleh Khalifah Umar bin Khatab yang bertugas
Halli mealakukan seleksi para
Wal Aqdi) kandiadat yang akan menjadi khalifah
Tahkim : Penyelesaian konflik antar Ali dan Muawiyah
Nizhamus : Lembaga atau organisasi politik, seperti
Siyasi jabatan khalifah, kitabah, dan hijabah
Diwan al- : Departemen Pajak
Kharraj
Mawali : Kaum muslim non Arab
Monarchi : Sistem kekuasaan dengan penunjukan
Hereditas pemimpin
berdasarkan garis keturunan
Peradaban Kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir
batin
Peninggalan : Barang sisa (bekas, reruntuhan, dan
sebagainya) dari zaman Dulu
Mulk at : Raja-raja dan amir-amir yang memerintah
Thawaif wilayah Islam di
Spanyol

Anda mungkin juga menyukai