Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mata Kuliah Workshop dan Pengenalan Dunia Kerja Semester Genap

ANALISIS MAKNA DAN ETOS KERJA PADA TOKOH PAHLAWAN WANITA


RADEN AJENG KARTINI DITINJAU DARI NOVEL HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
KARYA ARMIJN PANE

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

Natasya Fizriyani - 705180081


Gusti Fira Annisa - 705180087
Inez Girlasa Pangestika - 705180118
Debora Patricia Resmanuella - 705180128
Dian Nita Sari - 705180134

KELAS Y5

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2021
1. Biografi Singkat Raden Ajeng Kartini

R.A Kartini merupakan sosok yang memperjuangkan hak perempuan di Indonesia sehingga
dikenal sebagai tokoh pejuang emansipasi wanita. Beliau lahir pada tanggal 21 April 1879 di
Jepara, Jawa Tengah dari keluarga bangsawan Jawa yang terpandang. Tanggal kelahiran
beliau diperingati sebagai hari nasional (Hari Kartini). Bentuk perjuangan beliau ditunjukkan
melalui sastra untuk membebaskan perempuan yang terkungkung pada budaya patriarki. Ide
dan pemikiran yang tertuang dalam surat-suratnya yang dikumpulkan menjadi sebuah buku
yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

2. Analisis Makna Kerja Raden Ajeng Kartini

Kartini memang terlahir dari keluarga bangsawan, namun itu tidak menjadikan dirinya
sebagai perempuan yang lemah dan tidak memiliki cita-cita. Sehingga, Kartini mewujudkan cita-
citanya dengan bekerja menjadi guru agar perempuan bisa bersekolah, membaca, dan menulis.
Kemudian, Kartini membuka sebuah lahan untuk para perempuan dapat belajar membaca dan
menulis yang diajari langsung oleh Kartini. Dengan menyalurkan ilmunya tersebut, Kartini telah
melakukan dan menghasilkan suatu hal yang positif dan bermakna bagi kaum perempuan
lainnya dan hal tersebut membuat dirinya merasa penuh, setara dengan laki-laki, hingga
menjadi berharga karena telah bekerja sebagai guru untuk keadilan bagi perempuan.
3. Analisis Etos Kerja Raden Ajeng Kartini
a. Kerja adalah rahmat
"Kartini masuk kalangan anak orang yang berpangkat, yang menjadi teladan pada
rakyat kebanyakan, yang berharap- harap supaya, (Bendoronya) hendaklah menjadi rahmat,
menjadi tempat orang banyak berlindung, menjadi pohon yang rindang tempat orang banyak
bernaung, daripada panas matahari” (Pane, 2008). Di dalam kutipan tersebut dapat dilihat
bahwa beliau memiliki etos kerja adalah rahmat yaitu beliau merasa bersyukur karena beliau
merupakan keturunan bangsawan yang ingin sekali memajukan perempuan-perempuan yang
ada di Indonesia. Sehingga, Kartini mampu menggapai cita-cita dan ketulusan tingginya agar
perempuan-perempuan di Indonesia dapat memiliki status pendidikan yang tinggi.
b. Kerja adalah amanah
“Ingin hati saya berkenalan dengan seorang ‘anak gadis modern’, gadis yang berani,
yang sanggup tegak sendiri, gadis yang saya sukai dengan hati jantung saya, anak gadis yang
melalui jalan hidupnya dengan langkah yang tangkas, dengan riang suka hati, tetap gembira
dan asyik, yang berdaya upaya bukan hanya untuk keselamatan bahagia dirinya sendiri saja,
melainkan juga untuk masyarakat yang luas besar itu, yang ikhtiarnya pun akan membawakan
bahagia kepada banyak sesamanya manusia.” (Pane, 2008). Kutipan tersebut menjelaskan
bahwa Kartini dengan sikap tegas, riang, gembira, suka berbagi dan suka membantu itu
memiliki etos kerja adalah amanah. Amanah pada Kartini dapat ditinjau dari caranya bekerja
dengan penuh tanggung jawab terhadap masyarakat luas agar dapat lebih bahagia karena
amanah adalah titipan berharga yang dipercayakan, sehingga perlu adanya sikap tanggung
jawab.
c. Kerja adalah panggilan
“Dalam hatinya meribut pikiran, di dalam sanubarinya berkobar-kobar semangat
mendurhaka, melawan keadaan yang menambat dan mengalangi dia dan kawannya
perempuan. Dia wajib menempuh jalan yang baru. Jalan mana, belum nyata benar kepadanya.
Di dalam hati dan pikirannya masih gelap saja, tetapi dia wajib, hal itu tahulah dia.” (Pane,
2008). Dari kutipan tersebut menggambarkan bahwa sanubari Kartini menolak keadaan yang
menghambat dan menghalangi kaum perempuan untuk menempuh jalan baru dan kesempatan
untuk bersinar. Adapun kerja bersifat panggilan bagi Kartini adalah datang dari sanubari atau
hati nuraninya tersebut yang secara tulus membantu kesetaraan gender tanpa mengharapkan
balasan atau pamrih. Sehingga, Kartini terpanggil untuk melakukan perbuatan baik karena
hatinya menginginkannya bukan dari perintah atasan, keluarga atau orang lain.
4. Kesimpulan
Tokoh R.A Kartini memusatkan perhatiannya pada perempuan di Indonesia yang hak-
haknya belum mendapatkan keadilan. Sehingga tergerak hati beliau untuk mewujudkan
keadilan hak-hak maupun cita-cita perempuan melalui bekerja sebagai guru. Pengajaran ini
dilakukan Kartini supaya mereka memperoleh banyak kesempatan untuk meningkatkan kualitas
dirinya, dan ini merupakan makna kerja bagi R.A Kartini. Di samping itu, etos kerja yang
tertanam dalam diri beliau dalam setiap pergerakannya, yakni: kerja adalah rahmat, kerja
adalah amanah, dan kerja adalah panggilan. Hal tersebut tercermin dari perbuatan yang
ditunjukkan beliau dari pribadinya yang tulus dan bersyukur dalam bekerja serta dapat
bertanggung jawab.
5. Daftar Pustaka

Mustikawati, C. (2015). Pemahaman emansipasi wanita: Studi hermeneutika makna

emansipasi wanita dalam pemikiran R. A. Kartini pada buku habis gelap terbitlah terang. Jurnal
Kajian Komunikasi, 1(3), 65-70. Diunduh dari https://media.neliti.com/media/publications/102920-
ID-pemahaman-emansipasi-wanita.pdf
Pane, A. (2008). Habis Gelap Terbitlah Terang. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai