Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah Psikologi Konseling dan Psikoterapi

ANALISIS FILM GOOD WILL HUNTING DENGAN TEORI PERSON CENTERED THERAPY OLEH CARL
ROGERS

Disusun Oleh:

Dian Nita Sari - 705180134

KELAS

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

2021
Dalam mempelajari psikologi konseling dan psikoterapi, ada sebuah film yang sangat
membuka wawasan kita tentang salah satu teknik konseling dan terapi dalam psikologi yang
berdampak besar pada kehidupan seseorang yaitu, Good Will Hunting (1997). Good Will
Hunting adalah sebuah film pada tahun 1997 yang menceritakan kisah seorang pria berusia 20
tahun yang bekerja sebagai cleaning service di kampus Massachusetts Institute Technology,
tapi ia memiliki kemampuan matematika yang superior hanya dengan membaca buku
dibandingkan dengan seluruh civitas academica pada fakultas tersebut. Namun, sangat
disayangkan bahwa Will dikisahkan memiliki permasalahan psikologis pada film tersebut,
sehingga ia kurang dapat memaksimalkan potensi hebatnya di bidang matematika.

Good Will Hunting (1997) menitikberatkan pada cerita saat Will melakukan proses
konseling dalam menghadapi permasalahan psikologisnya bersama Sean. Sean adalah
psikolog terakhir yang menangani Will dalam proses konselingnya karena psikolog-psikolog
sebelumnya menyatakan ketidaksanggupan melanjutkan proses konseling pada Will akibat
sikap Will yang enggan untuk diterapi dan malah mempermainkan keadaan pada saat konseling
Bersama psikolog sebelumnya. Di sini tampak pada awalnya Sean berseteru dengan Will juga
karena Will mempermainkan kehidupan pribadinya dengan istrinya. Namun, singkat cerita pada
akhirnya Sean mau untuk melanjutkan proses konseling dengan Will.

Sean sebagai seorang psikolog yang menangani Will dapat dianalisis menggunakan
Pendekatan Humanistic dan menggunakan Metode Non-directive atau disebut Person
Centered Therapy (PCT) yang teorinya dikemukakan oleh Carls C. Roger. Jenis terapi PCT
pada film tersebut bertujuan untuk membantu Will dengan menekankan pada understanding
dan caring oleh Sean untuk Will dapat berfungsi secara penuh (fully functioning) dan
bertumbuh. Tujuan PCT tersebut pun tercapai dan dapat ditinjau dari pertemuan ke 7 konseling
Will (pada menit ke 1 jam 53 menit), yang menceritakan bahwa konseling sudah selesai setelah
will merasa dirinya lega dan memberikan kabar bahwa ia akhirnya menerima pekerjaannya
pada bidang matematika.

Adapun proses yang dilakukan oleh Sean sebagai konselor Will yang dikaitkan dengan
teori PCT yakni, sebagai berikut.

Beginning: Awal
Pertemuan 1 ( menit ke 38) – Sean Menyapa Will dengan menanyakan kabar Will, berusaha
untuk berkomunikasi dan membangun hubungan yang baik (positive self-regard) dengan Will
dengan menanyakan kesukaannya apa, dan konseling pertama dilakukan dalam sebuah
ruangan. Namun Sean menerima resistensi klien (penolakkan) karena Will mempermainkan
Sean dengan kejeniusannya. Sean tetap membangun hubungan baik dengan Will meskipun
ditanggapi dengan kasar dan pasif oleh Will. Lama kelamaan Will pun merasa dipercaya,
apalagi setelah melihat pertengkaran Sean dengan profesor Lambeau, dimana Sean membela
mati – matian Will. Walau demikian Sean masih saja sulit untuk mengungkit masa lalu Will,
karena Will selalu berkilah dan membalik pertanyaan jika ditanya. Kondisi yang diperlukan pada
saat ini adalah kontak secara psikologis antara Sean dan Will, namun ada pembicaraan
secara mendalam. 

Namun Sean pun tak pantang menyerah, ia menggunakan teknik proyeksi dengan
menceritakan suatu masalah yang dialami klien yang lain dan dirinya sendiri. Kondisi yang
diperlukan pada Will saat ini adalah Incongruence – klien akan pada masa yang sangat
sensitif, rapuh, takut, cemas, stress, dll. (klien harus mengalami ini). Kondisi tersebut dapat
terlihat pada saat Will terjebak, ia tidak bisa lagi menahan air mata dan emosinya ketika akar
permasalahan dari perilakunya selama ini terbongkar (menjadi terbuka). Ternyata Will
mengalami child abuse (kekerasan dan penganiyaan pada masa kecilnya oleh ayahnya)
sehingga mengalami trauma dan terbawa pada perilakunya saat dewasa. Will kecil merasa
pantas dihukum karena ia memang patut disalahkan.

Experiental Awaraness: Pengalaman Kesadaran


Pada proses ini, Sean pun menekan Will dengan mengulang – ulang akar permasalahan
Will yaitu terus mengatakan kalimat “itu bukan salahmu”. Proses penekanan kata “itu bukan
salahmu” itu membuat Will mengalami pengalaman yang meningkatkan kesadaran hingga
pemahaman. Pemahaman untuk tidak menyalahkan orang lain atau pun dirinya sendiri &
meningkatkan tanggung jawab. Kondisi yang dialami Will saat proses ini adalah Congruence
& Genuiness, yaitu Will mulai menyadari dirinya yang rapuh dan helpless. Ketika Will telah
mengeluarkan dirinya yang rapuh, cemas dan lain-lain, Sean mendorong Will untuk
menemukan dirinya yang asli.

The Fully functioning: Keberfungsian Sepenuhnya


Sehingga Will dapat bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara
menerima masa lalunya sebagai suatu yang bukan kesalahan dirinya, menerima dirinya yang
asli, dan apa adanya (Fully Functioning). Hal ini diperlukan kondisi ketulusan, empati, dan
penerimaan dari Sean (Unconditional positive regard/acceptance, Empathy, Acceptance)
dalam hubungan terapetik dengan Will untuk percaya dengan diri sendiri

Keberhasilan dari terapi Teknik PCT ini yaitu adanya perubahan dalam diri Will baik
karena rapport yang telah dibangun bersama, maupun sifat dan sikap dari Sean sebagai
konselor atau terapis seperti yang telah disebutkan diatas. Perubahan yang dialami Will adalah
konsekuen atas masa lalu pahitnya atas penganiyayaan dari ayahnya. Kemudian, penerimaan
klien terhadap sosok orang lain dan potensi dirinya dalam bidang pekerjaan matematika
mengalami peningkatan, padahal sebelum menjalani terapi klien merasa sulit untuk menerima
orang lain dan cenderung untuk antisosial atau menghindar dari interaksi dengan orang lain.

Dan beberapa perubahan yang telah disebutkan diatas juga nampak dalam diri Will
Hunting setelah menjalani proses konseling dan terapi bersama dengan Sean. Akhirnya Will
Hunting menjadi dirinya sendiri yang autentik dan menjadi seorang manusia yang berfungsi
sepenuhnya (fully functioning person) seperti yang dikemukakan oleh Carl Rogers. Akhirnya,
Will menerima tawaran pekerjaannya dan akhirnya mengikuti pacarnya Skylar ke California dan
menerima cinta tulus dari orang lain, setelah sebelumnya sempat menolaknya atau defensive.

Anda mungkin juga menyukai