Judul Peran Psikoterapi Transpersonal dalam Pemulihan dan
Peningkatan Kesehatan Mental pada Korban Gempa Jurnal Jurnal Psikologi Kesehatan Volume & Halaman Vol. 01 Hal. 1-14 Tahun 2010 Penulis Endang Fourianalistyawati Reviewer Sinthia Tirtasari 1871041066 (G) Tanggal 8 April 2020
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengarahkan subjek
mencapai tahap kesadaran tertinggi atau ASC (altered state of consciousness) terhadap kondisi subjek sehingga dapat bersikap dengan tepat untuk mencapai kesembuhan.
Subjek Penelitian Subjek merupakan seorang laki-laki yang berusia 38
tahun berinisial FU
Metode Penelitian Metode penelitian di lakukan dengan teknik visualisasi
Variabel Dependen bahwa transpersonal merupakan cabang ilmu psikologi yang membahas keadaan dan proses pengalaman manusia secara lebih mendalam dan luas, serta memiliki dimensi spiritual. Asumsi umum dalam psikologi transpersonal adalah pengalaman transpersonal melibatkan kesadaran yang lebih tinggi pada diri individu, yang mengungkap potensialitas tertinggi individu, dan menggunakan metode yang terlibat dalam pencapaian inspirasi.
Cara & Alat Dengan teknik visualisasi, afirmasi, dan release dan alat mengukur Variabel ukurnya dengan melihat perubahan subjek dalam Dependen bersikap secara perspektif dan objektif.
Definisi Operasional Berdasarkan peta masalah dan kebutuhan bantuan
Variabel Independen psikologis dari divisi kesehatan mental Crisis Center Universitas Gadjah mada (2004), kondisi korban gempa rawan mengalami gangguan kesehatan mental, mulai dari gangguan penyesuaian, trauma pasca bencana, gangguan afektif, hingga masalah dalam psikososial. Langkah-langkah Pemberian terapi pada klien FU diberikan sebanyak tiga Terapi kali. Pada pertemuan awal yaitu proses anamnesa dan terapi awal di pertemuan kedua. Pemberian psikoterapi transpersonal pada klien dimulai dengan menanyakan terlebih dahulu tempat kenyamanannya, dimana jika berada di tempat tersebut klien merasakan kenyamanan. Selanjutnya sesuai dengan tujuan klien datang terapi, maka ditetapkan afirmasi klien berdasarkan tujuannya tersebut. Sebelum mulai sesi terapi, klien dilatih untuk mengatur nafas menggunakan pernafasan perut, hingga pernafasannya mulai teratur. Seperti pemberian relaksasi pada umumnya, klien diminta untuk mengambil posisi duduk paling nyaman menurut klien, dan bersandar pada kursi, serta menutup mata. Proses relaksasi dimulai, dengan arahan dari penulis untuk klien mengikuti setiap prosesnya. Langkah pertama yaitu, klien diminta menghadirkan tempat kenyamanan nya dalam proses visualisasi. Klien diminta memperjelas gambaran tempat kenyamanan tersebut dengan detil , mulai dari warna, kontras, jauh atau dekatnya gambar. Setelah motorik wajah klien terlihat mulai nyaman, biasanya ditunjukkan dengan senyuman. Setelah itu penulis meminta klien mengulang di dalam hati, kalimat afirmasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya penulis meminta sampai sepuluh kali dalam menyebutkan kalimat afirmasi tersebut, untuk memperkuat tujuan klien untuk kembali stabil. Fase terakhir, klien diajak untuk melepaskan kondisi yang membuat nya mengalami trauma tersebut. Satu persatu emosi yang dirasakan klien dihadirkan, dan kemudian diminta untuk diselami bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sangat mungkin terjadi pada banyak orang yang mengalami trauma (aspek kognitif), sehingga pilihan klien untuk melepaskan diri dari perasaan yang mengganggu tersebut adalah merupakan pilihan yang terbaik.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan tingkat
depresi pada kelompok eksperimen setelah diberikan psikoterapi. Pada pertemuan awal yaitu proses anamnesa dan terapi awal di pertemuan kedua, klien masih terlihat menangis, namun pada pertemuan selanjutnya klien sudah dapat tersenyum sepenuhnya selama sesi terapi. Klien menyampaikan bahwa dirinya merasa sangat lega karena permasalahannya dapat teratasi. Klien menyadari bahwa semua terjadi karena ada hikmahnya, dan klien berniat untuk lebih taat dalam melakukan ritual ibadahnya. Klien juga lebih termotivasi untuk menyelesaikan program kebidanan yang sedang diambilnya.
Kekuatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti berhasil membuat klien
FU mengatasi permasalahan secara mental yang dialaminya. serta, peneliti juga melakukan proses terapi secara bertahap sehingga klien dapat berubah secara signifikan.
Kelemeahan Peneliti kurang memaparkan secara spesifik hasil terapi
Penelitan yang dihasilkan setelah melakukan intervensi kepada subjek. Subjek hanya menggambarkannya secara garis besarnya saja.