Anda di halaman 1dari 3

Reviwe Jurnal

Judul Peran Psikoterapi Transpersonal dalam Pemulihan dan


Peningkatan Kesehatan Mental pada Korban Gempa
Jurnal Jurnal Psikologi Kesehatan
Volume & Halaman Vol. 01 Hal. 1-14
Tahun 2010
Penulis Endang Fourianalistyawati
Reviewer Sinthia Tirtasari 1871041066 (G)
Tanggal 8 April 2020

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengarahkan subjek


mencapai tahap kesadaran tertinggi atau ASC (altered
state of consciousness) terhadap kondisi subjek
sehingga dapat bersikap dengan tepat untuk mencapai
kesembuhan.

Subjek Penelitian Subjek merupakan seorang laki-laki yang berusia 38


tahun berinisial FU

Metode Penelitian Metode penelitian di lakukan dengan teknik visualisasi


oleh Sollod (1992) model single case research

Definisi Operasional (Sundberg, Winebarger, & Taplin, 2007) mengemukakan


Variabel Dependen bahwa transpersonal merupakan cabang ilmu psikologi
yang membahas keadaan dan proses pengalaman
manusia secara lebih mendalam dan luas, serta memiliki
dimensi spiritual. Asumsi umum dalam psikologi
transpersonal adalah pengalaman transpersonal
melibatkan kesadaran yang lebih tinggi pada diri
individu, yang mengungkap potensialitas tertinggi
individu, dan menggunakan metode yang terlibat dalam
pencapaian inspirasi.

Cara & Alat Dengan teknik visualisasi, afirmasi, dan release dan alat
mengukur Variabel ukurnya dengan melihat perubahan subjek dalam
Dependen bersikap secara perspektif dan objektif.

Definisi Operasional Berdasarkan peta masalah dan kebutuhan bantuan


Variabel Independen psikologis dari divisi kesehatan mental Crisis Center
Universitas Gadjah mada (2004), kondisi korban gempa
rawan mengalami gangguan kesehatan mental, mulai
dari gangguan penyesuaian, trauma pasca bencana,
gangguan afektif, hingga masalah dalam psikososial.
Langkah-langkah Pemberian terapi pada klien FU diberikan sebanyak tiga
Terapi kali. Pada pertemuan awal yaitu proses anamnesa dan
terapi awal di pertemuan kedua. Pemberian psikoterapi
transpersonal pada klien dimulai dengan menanyakan
terlebih dahulu tempat kenyamanannya, dimana jika
berada di tempat tersebut klien merasakan kenyamanan.
Selanjutnya sesuai dengan tujuan klien datang terapi,
maka ditetapkan afirmasi klien berdasarkan tujuannya
tersebut. Sebelum mulai sesi terapi, klien dilatih untuk
mengatur nafas menggunakan pernafasan perut, hingga
pernafasannya mulai teratur. Seperti pemberian
relaksasi pada umumnya, klien diminta untuk
mengambil posisi duduk paling nyaman menurut klien,
dan bersandar pada kursi, serta menutup mata. Proses
relaksasi dimulai, dengan arahan dari penulis untuk
klien mengikuti setiap prosesnya. Langkah pertama
yaitu, klien diminta menghadirkan tempat kenyamanan
nya dalam proses visualisasi. Klien diminta
memperjelas gambaran tempat kenyamanan tersebut
dengan detil , mulai dari warna, kontras, jauh atau
dekatnya gambar. Setelah motorik wajah klien terlihat
mulai nyaman, biasanya ditunjukkan dengan senyuman.
Setelah itu penulis meminta klien mengulang di dalam
hati, kalimat afirmasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Biasanya penulis meminta sampai sepuluh kali dalam
menyebutkan kalimat afirmasi tersebut, untuk
memperkuat tujuan klien untuk kembali stabil. Fase
terakhir, klien diajak untuk melepaskan kondisi yang
membuat nya mengalami trauma tersebut. Satu persatu
emosi yang dirasakan klien dihadirkan, dan kemudian
diminta untuk diselami bahwa kondisi tersebut
merupakan sesuatu yang sangat mungkin terjadi pada
banyak orang yang mengalami trauma (aspek kognitif),
sehingga pilihan klien untuk melepaskan diri dari
perasaan yang mengganggu tersebut adalah merupakan
pilihan yang terbaik.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan tingkat


depresi pada kelompok eksperimen setelah diberikan
psikoterapi. Pada pertemuan awal yaitu proses
anamnesa dan terapi awal di pertemuan kedua, klien
masih terlihat menangis, namun pada pertemuan
selanjutnya klien sudah dapat tersenyum sepenuhnya
selama sesi terapi. Klien menyampaikan bahwa dirinya
merasa sangat lega karena permasalahannya dapat
teratasi. Klien menyadari bahwa semua terjadi karena
ada hikmahnya, dan klien berniat untuk lebih taat dalam
melakukan ritual ibadahnya. Klien juga lebih
termotivasi untuk menyelesaikan program kebidanan
yang sedang diambilnya.

Kekuatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti berhasil membuat klien


FU mengatasi permasalahan secara mental yang
dialaminya. serta, peneliti juga melakukan proses terapi
secara bertahap sehingga klien dapat berubah secara
signifikan.

Kelemeahan Peneliti kurang memaparkan secara spesifik hasil terapi


Penelitan yang dihasilkan setelah melakukan intervensi kepada
subjek. Subjek hanya menggambarkannya secara garis
besarnya saja.

Anda mungkin juga menyukai