Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISA SINTESIS TINDAKAN

TERAPI GUIDED IMAGERY


Untuk Memenuhi Salah Satu Tujuan Praktik
“Keperawatan Dasar Profesi (KDP)”

Disusun Oleh:

VELLIN RAMADHANI
NIM: P27220023322

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2023
FORMAT LAPORAN ANALISA SINTESIS TINDAKAN

Nama : Vellin Ramadhani

Semester : Satu (I)

Kelas : Ners B

Jenis Tindakan: Teknik Imajinasi Terbimbing (Guided Imagery)

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan cemas karena baru pertama kali dirawat di RS
B. Diagnosa Medis
Febris h-3, bronkopneumonia
C. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS:
 Pasien mengatakan cemas karena baru pertama kali dirawat di RS
 Pasien mengatakan deg-deg an saat di periksa
 Pasien mengatakan takut dengan penyakitnya

DO:

 Pasien nampak takut saat di periksa


 TTV:
N: 120x/menit
E. Dasar Pemikiran Tindakan
Menurut (Riyadi&Purwanto,2016) Ansietas adalah suatu perasaan
takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering
disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur
penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh
kecemasan tersebut. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif
mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan
yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis
F. Prinsip tindakan keperawatan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL GUIDED IMAGERY

Pengertian Guided Imagery adalah sebuah teknik yang


menggunakan imajinasi dan visualisasi untuk
membantu mengurangi stres dan mendorong
relaksasi.

Tujuan Mengarahkan pasien ke dalam keadaan di mana


pikiran mereka tenang dan rileks.
Tahap Pre Terapi
Prosedur
1. Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur
tindakan
2. Menjelaskan tentang kecemasan dan
penanganannya kepada pasien
3. Mengajak klien berdiskusi terkait
pengalamannya tentang kecemasan dan
penanganan dari kecemasan itu sendiri.
4. Menjelaskan jadwal kontrak kegiatan
secara keseluruhan kepada pasien
Tahap Pelaksanaan
1. Dimulai dengan proses relaksasi pada
umumnya yaitu meminta kepada klien untuk
perlahan-lahan menutup matanya dan fokus
pada nafas mereka. Klien didorong untuk
relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi
pikiran dengan bayangan yang membuat
damai dan tenang.
2. Klien dibawa menuju tempat spesial dalam
imajinasi mereka (misal: sebuah pantai tropis,
air terjun, pegunungan, dll), mereka dapat
merasa aman dan bebas dari segala gangguan
(interupsi)
3. Pendengaran difokuskan pada semua detail
dari tempat tersebut, pada apa yang terlihat,
terdengar dan tercium dimana mereka berada
di tempat spesial tersebut.
Tahap Terminasi
1. Beri kesimpulan dan perkuat hasil praktek
2. Mengingatkan bahwa klien dapat kembali ke
tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan saja
pasien menginginkan
3. Klien bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada
pernapasan, santai, dan membayangkan diri
berada pada tempat yang disenangi
4. Kembali ke keadaan semula ketika pasien telah
siap kembali ke ruang dimana pasien berada.
5. Pasien merasa segar dan siap untuk
melanjutkan kegiatan
6. Klien dapat membuka mata dan ceritakan
pengalamannya ketika klien telah siap.
7. dokumentasikan hal-hal yang digambarkan
klien dalam pikiran untuk digunakan pada
latihan selanjutnya dengan menggunakan
informasi spesifik yang diberikan klien dan
tidak membuat perubahan pernyataan klien.

Sumber: Modifikasi Nugraha (2017), Saragih (2017), Erford (2017)

G. Analisis Tindakan

Salah satu tindakan untuk mengurangi kecemasan pasien adalah


dengan terapi imajinasi terbimbing. Guided imagery pada dasarnya
mengarahkan diri sendiri untuk dan berimajinasi secara positif sehingga
merangsang serotonin untuk mengeluarkan zat kimiawi yang bersifat
menyenangkan sehingga menurunkan kecemasan dan dapat menurunkan
respon simpatik terhadap stres dan membantu proses penyembuhan diri
sendiri (self healing). Guided Imagery juga merangsang kelenjar pituitary
untuk menghasilkan hormon endorphin yang menimbulkan efek bahagia,
senang bagi pasien (Wulandari et al., 2019).
Seseorang yang mengalami kecemasan seringkali terfokus pada
pemikiran negatif, perasaan takut dan khawatir terhadap hal yang terjadi
dimasa yang akan datang tanpa alasan yang jelas (Purnama, 2015). Pada
guided imagery, partisipan diminta untuk berfokus pada pengalaman yang
menyenangkan serta melibatkan indera untuk ikut merasakan keindahan
tersebut. Dengan membayangkan waktu dan tempat favorit dalam semua
semua keindahanya dengan menggunakan seluruh indra, hal itu dapat
menghasilkan respon emosional yang positif sebagai distraksi yang
menyenangkan untuk mengalihkan perhatian dari suatu ketidaknyamanan
(Naparstek 2007 dalam Purnama 2015).
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh
Erford (2017) bahwa terapi imagery mendasarkan pada imajinasi untuk
membantu klien menangani konflik internal atau mengurangi kecemasan.
Guided imagery suatu tehnik yang membuat seseorang membentuk sebuah
bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang terbentuk
akan diterima sebagai rangsang oleh alat indera, kemudian rangsangan
tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju sensor thalamus. Melalui
terapi Imagery secara perlahan akan meningkatkan enkephalin dan endorphin
dan dengan adanya rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal yang
disukai, akan merasa lebih rileks dan nyaman (D. N. Sari & Frisilya, 2020).

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Tindakan yang dilakukan merupakan tindakan non farmakologi yaitu
edukasi, sehingga tindakan yang dilakukan sangat minim risiko dan bahaya.
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
1. Kontrol lingkungan yang memperberat masalah ansietas
2. Kolaborasi dalam pemberian terapi obat
3. Anjurkan keluarga untuk menemani pasien
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S: - Pasien mengatakan lebih tenang dan lebih rileks
- Pasien mengatakan cemas sedikit berkurang
O: - Pasien tampak tenang,
TTV:
N: 89x/menit
A: Cemas teratasi Sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- lanjutkan pemberian terapi
- lanjutkan pemberian terapi guided imagery
K. Evaluasi diri
Tindakan dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional.
DAFTAR PUSTAKA

Naparstek, B. (2007). Guided imagery: a best practice for pregnancy & childbrith.
International Journal of Childbrith Education, 22(3), 4–8.
Purnama, B. W. R. (2015). Guided imagery terhadap tingkat kecemasan menjelang
persalinan pada ibu hamil. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 03(02), 287–307.
Riyadi, S., & Purwanto, T. (2016). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Graha
Iimu.

Erford, B. T. (2017). 40 Teknik yang harus diketahui setiap konselor. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Wulandari, P., Sofitamia, A., & Kustriyani, M. (2019). The effect of guided imagery
to the level of anxiety of trimester III pregnant woman in the working area of
Mijen health center in Semarang city. Media Keperawatan Indonesia, 2(1), 29.
https://doi.org/10.26714/mki.2.1.2019.29-37

Anda mungkin juga menyukai