Anda di halaman 1dari 7

MATERI PEMBELAJARAN PSIKOLOGI KEBENCANAAN

HIPNOTERAPI SEBAGAI PENANGANAN TRAUMA PASCA BENCANA

Disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Psikologi Kebencanaan

Dosen Pengampu : Imam Sunardi M.Si

Disusun oleh :

Nabila Permata Insan (1206000105)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

Bencana merupakan suatu peristiwa atau runtutan kejadian yang menimbulkan korban
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana serta dapat
menyebabkan terganggunya tata kehidupan masyarakat (Wulansari dkk., 2017). Dalam
undang-undang nomor 24 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2, Bencana alam merupakan


serangkaian peristiwa bencana yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angina topan, dan tanah longsor. Indonesia
merupakan wilayah yang rentan sekali mengalami bencana alam karena berada di pertemuan
lempeng tektonik. Indonesia sering mengalami gempa bumi karena letaknya yang berada di
zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia di sepanjang Cincin Api
Pasifik. Beberapa gempa bumi besar telah menyebabkan kerusakan signifikan, terutama di
daerah-daerah seperti Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Indonesia juga memiliki banyak sekali
gunung api aktif yang sewaktu-waktu bisa meletus. Gempa bumi laut yang signifikan atau
letusan gunung api di dasar laut dapat menyebabkan tsunami. Indonesia mengalami salah satu
tsunami terbesar dalam sejarah pada tahun 2004, yang disebabkan oleh gempa bumi di lepas
pantai Aceh.

Dampak psikologis dari bencana merupkana salah satu hal yang harus menjadi
perhatian utama. Individu yang secara langsung menyaksikan ataupun mengalami bencana
akan sangat berpotensi mengalami trauma psikologis. Hal tesebut tentunya akan
menimbulkan efek negatif dalam kurun waktu yang lama, bahkan seumur hidupnya. Oleh
karena itu, diperlukan upaya-upaya yang bisa meminimalisir kerugian tersebut. Terdapat
berbagai macam cara atau upaya yang bisa dilakukan oleh relawan kepada para korban
bencana agar bisa membantu memulihkan kondisi psikologis mereka. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk korban bencana adalah dengan hipnoterapi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Trauma
Trauma dapat diartikan sebagai keadaan jiwa yang sedang tidak normal dikarenakan
adanya tekanan. Menurut American Psychological Association (APA), trauma merupakan
respon emosi terhadap kejadian terburuk dalam hidup seseorang yang berdampak dalam
jangka waktu yang panjang terhadap fisik maupun mentalnya. Dalam ilmu psikologi, trauma
diartikan sebagai kerusakan pada jiwa yang disebabkan oleh kejadian traumatik. Kejadian
traumatik yang sudah mengarah kepada anxiety serta berakibat stress dapat menyebabkan
perubahan fisik di dalam otak, sehingga membuat seseorang berubah dalam merespon
kejadian yang sedang dialaminya (Anngadewi,2020).

B. Hipnoterapi

Hipnoterapi merupakam bagian dari ilmu Psikologi yang berfokus pada penggunaan
sugesti untuk menyelesaikan masalah terkait dengan traumatis (Ningsih dalam Dwi (2023)).
Hipnoterapi berasal dari kata hypo yang berarti menghipnotis dan terapi yang berarti
menyembuhkan. Hipnoterapi sudah ada sejak Mesir kuno yang dipraktikkan dalam bentuk
upacara keagamaan. Seorang ahli yang dikenal sebagai bapak hipnosis modern, Franz Anton
Mesmer, seorang dokter dari Wina, berjasa pertama kali mengembangkan teknik hipnosis ini.
Salah satu dari teorinya disebut "teori magnetisme hewan", khususnya teori pengaruh magnet
bumi terhadap tubuh manusia. Di dalam tubuh manusia terdapat cairan universal yang
berfungsi menjaga keseimbangan tubuh. Jika cairan dalam tubuh berkurang, inilah penyebab
orang tidak sehat baik jasmani maupun rohani.

Menurut Setiawan, hipnoterapi merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari sugesti terkait pikiran, perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan pikiran
bawah sadar seseorang dengan menggunakan hipnosis. Sedangkan menurut Gunawan,
hipnoterapi merupakan cara yang cepat dan efektif, hal ini dikaitkan dengan alam bawah
sadar manusia. Secara singkat hipnoterapi dapat dipahami sebagai metode penanaman alam

3
bawah sadar manusia dengan memberikan sugesti penyemangat agar membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi klien. Seperti yang kita ketahui, pikiran bawah sadar merupakan
tempat tersimpannya segala kenangan, emosi, kebiasaan dan masalah, sehingga digunakan
metode hipnosis untuk mengakses alam bawah sadar manusia. Dalam sistem operasinya,
hipnoterapi menggunakan metode hipnotis untuk membuat pelanggan fokus dan rileks,
berpikir dan membicarakan permasalahan yang sedang dihadapi sehingga dapat mengubah
cara berpikirnya. Dalam hipnoterapi, penyembuhan dilakukan untuk mengatasi gangguan
jiwa. Tujuan dari hipnoterapi adalah mengembalikan perubahan pada bentuk atau tatanan
aslinya.

C. Metode Hipnoterapi

Terdapat langkah-langkah dalam melakukan hipnoterapi, yaitu :

1. Tahap preinduction interview. Pada tahap ini juga dibagi menjadi beberapa
langkah tambahan, misalnya: 1) Membangun dan mempertahankan hubungan
atau ikatan. Bagaimana respons klien ketika mereka menghubungi terapis?
Kesan pertama klien pada terapis menunjukkan sikap terapis, jadi sangat
penting untuk melanjutkan ke tahapan berikutnya; 2) Mulai mengatasi dan
menghilangkan ketakutan. Supaya klien tidak memiliki pemahaman yang
salah tentang hipnoterapi, terapis harus memberi tahu kliennya dengan jelas
apa itu hipnoterapi. 3) Meningkatkan ekspetasi. Seorang terapis tidak pernah
menjanjikan kepada pasiennya bahwa mereka akan sembuh dari masalah yang
dihadapinya dengan hipnoterapi. Namun, terapis dapat menceritakan kasus-
kasus yang telah ditangani dan berhasil kepada pasiennya untuk
mendorongnya untuk berpikir positif; 4) Menggali informasi secara bertahap.
Sebagai seorang terapis, kami harus mempelajari lebih lanjut tentang
informasi yang dihadapi klien agar kami dapat dengan mudah menemukan
sumber masalahnya.
2. Tahap suggertibility test. Pada tahap ini, terapis berusaha menghilangkan
ketakutan klien tentang teknik hipnoterapi karena banyak orang yang belum
tahu dan memiliki pemahaman yang salah tentangnya.
3. Tahap induction. Pada tahap ini, klien mulai diberikan saran tentang cara
menjadi nyaman dan rileks. Ide-ide ini disampaikan dan masuk ke alam bawah
sadar klien, sehingga mereka dapat menerimanya dengan baik. Instruksi untuk

4
memejamkan mata dan kemudian menghirup udara secara perlahan, berulang
kali, sampai pikiran dan tubuh klien merasa rileks dan nyaman adalah contoh
teknik relaksasi yang biasanya diberikan oleh terapis kepada klien mereka.
4. Tahap suggestion. Di tahap ini, terapis mulai memberikan sugesti positif untuk
mengidentifikasi sumber masalah klien dan menemukan solusinya.
5. Tahap termination. Pada tahap akhir dari hipnoterapi, klien akan dibawa
kembali pada alam sadarnya oleh terapis.

Hipnoterapi adalah bagian dari psikoterapi karena mengeksplorasi pikiran dan


perasaan alam bawah sadar orang. Oleh karena itu, dalam hipnoterapi, sugesti positif
diberikan kepada klien untuk mengubah cara mereka berpikir dan bertindak tentang masalah
mereka.

5
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Salah satu jenis terapi alternaif yang dapat digunakan untuk mengobati masalah
mental seperti trauma dan stres adalah hipnoterapi. Dalam pengobatannya, hipnoterapi
menggunakan sugesti positif untuk memasukkan ke dalam alam bawah sadar klien untuk
membantu mereka mengubah cara mereka berpikir dan bersikap tentang masalah mereka.
Teknik hipnoterapi ini menggunakan metode hypnosis, yang membuat klien merasa nyaman
dan nyaman saat menerima saran dari terapisnya. Dengan kata lain, hipnoterapi dapat
digunakan untuk mengobati trauma pada individu yang mengalami trauma akibat bencana.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, D. Karina. (2023). METODE HIPNOTERAPI DALAM MENGOBATI


TRAUMA.Gunung Djati Conference Series, Volume
19.https://conferences.uinsgd.ac.id/gdcs
Wulansari, D., Darumurti, A., & Hartomi Akta Padma Eldo, D. (2017). PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MANJEMEN BENCANA. Journal of
Governance and Public Policy, 4(3). https://doi.org/10.18196/jgpp.4383

Anda mungkin juga menyukai