Di Susun
Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pembimbing:
Drs. Martunis, M.Si
Zahra Nelissa, S.Pd., M.Ed
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dalam penyusunan ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mengalami berbagai kendala dan kesulitan,
namun berkat Rahmat Allah SWT yang disertai kesabaran, ketekunan, dan usaha sehingga
makalah yang berjudul Pengaplikasian Teknik Psikoanalisis/Hipnoterapi pada Pengguna
Narkoba dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif
diharapkan, demi terciptanya tujuan yang ingin dicapai.
Atas bantuan dan kritikan seta saran dari semua pihak, maka penuulis mengucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
September ,2017
Daftar isi
1.2 Tujuan
1. Agar mahsiswa keperawatan dapat mengetahui tentang Sejarah Hipnotis
& Hipnoterapi.
2. Agar mahasiswa keperawatan mengetahui dasar Hipnotis & Hipnoterapi.
3. Agar masiswa keperawatan mengetahui cara Penggunaan Hipnotis dalam Bidang
keperawatan
4. Agar masiswa keperawatan mengetahui cara yang benar tentang Relaksasi mendalam
sebagai Teknik Hipnosis Modern.
5. Agar masiswa keperawatan mengetahui apa saja Kasus yang dapatditangani dengan
Hipnoterapi.
3. Perkembangan Kepribadian
Secara genetis perkembangan kepribadian berkembang melalui beberapa tahap,
yaitu tahap oral, anal, falik, laten dan genital. Freud mengemukakan bahwa tahapan
perkembangan ini sangat penting terutama bagi pembentukan kepribadian di kemudian
hari.
a. Fase oral, terjadi sejak lahir hingga akhir tahun pertama. Pada fase ini anak
berkembang berdasarkan pengalaman kenikmatan erotik pada daerah mulut. Anak
yang tidak mendapat kasih sayang dari ibu dan kepuasan dalam makan serta minum
akan menghambat perkembangan kepribadiannya.
b. Fase anal, terjadi mulai usia dua sampai akhir tahun ketiga. Perkembangan anak
pada fase ini berpusat pada kenikmatan pada daerah anus. Selama fase ini, peran
latihan buang air (toilet training) sangat penting untuk belajar disiplin dan moral.
c. Fase falik, berkembang mulai usia empat hingga lima tahun. Pusat kenikmatan
berpusat pada alat kelamin. Istilah yang kerap muncul pada fase ini adalah Oedipus
complex (ketertarikan seksual pada sosok ibu) pada anak laki-laki dan electra
complex (ketertarikan seksual pada sosok ayah) pada anak perempuan.
d. Fase laten, juga disebut tahap pregenital. Periode ini terjadi antara lima atau enam
tahun hingga pubertas. Pada fase ini anak hanya sedikit berminat pada seksualitas
karena disebabkan kesibukan belajar, aktifitas dengan teman sebaya dan
keterampilan fisik.
e. Fase genital, terjadi pada masa pubertas (diatas 12 tahun). Perilaku umum yang
tampak pada fase ini adalah kecenderungan tertarik pada lawan jenis, bersosialisasi
dan berkelompok serta menjalin hubungan kerja. Semua tingkah laku yang
dilakukan kerap kali pada proses menciptakan hubungan dengan orang lain.[12]
4. Dinamika Kepribadian
Freud sangat terpengaruh oleh filsafat determinisme dan positivisme abad ke
19 dan menganggap organisme manusia sebagai suatu energi yang kompleks. Energi
yang di peroleh dari makanan (energi fisik). Berdasarkan hukum penyimpangan
(conservation of energi) energi tidak dapat hilang, tetapi dapat berpindah-pindah dari
satu tempat ke tempat yang lain. Energi fisik dapat berubah menjadi energi psikis.
Jembatan antar energi tubuh dengan kepribadian ialah id beserta insting instingnya.
a. Insting, menjadi sumber energi psikis dalam mengarahkan tindakannya
memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Freud mengelompokkan insting atas
dua jenis yakni insting hidup dan insting mati. Bentuk energi dimana insting-
insting hidup beroperasi disebut libido. Yang paling utama insting libido ialah
insting seksual. Insting-insting hidup yang lainnya adalah lapar dan haus.[13]
b. Kecemasan, yaitu perasaan kekhawatiran karena keinginan dan tuntunan
internal tidak terpenuhi dengan sebaiknya. Freud mengemukakan ada tiga
bentuk kecemasan, antara lain :
1. Kecemasan realitas (reality anxity), takut akan bahaya yang datang dari luar.
Kecemasan ini bersumber dari ego.
2. Kecemasan neurosis (neurotic anxity), khawatir tidak mampu mengatasi
atau menekan keinginan-keinginan primitifnya. Kecemasan ini bersumber
dari id.
3. Kecemasan moral (moral anxity), kecemasan akibat dari rasa bersalah dan
ketakutan dihukum oleh nilai-nilai dalam hati nuraninya. Kecemasan ini
bersumber dari super ego.[14]
c. Mekanisme pertahanan ego
Cara individu menghindari kecemasan biasanya dilakukan dengan
mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism). Di antara contoh bentuk
mekanisme pertahanan ego antara lain :
i. Represi, melupakan isi kesadaran yang traumatis. Contoh : seorang
korban tsunami di Aceh berusaha melupakan peristiwa tersebut.
ii. Proyeksi, mengalamatkan pikiran, perasaan, motif yang tidak
diterimanya kepada orang lain. Contoh : seseorang mengatakan bahwa
kegagalannya dalam ujian karena teman sebangkunya yang berisik.
iii. Introyeksi, menanamkan nilai-nilai dan standar yang dimiliki orang lain
ke dalam dirinya sendiri. Contoh : seorang anak senang berkelahi karena
selalu melihat kedua orang tuanya berkelahi.
iv. Regresi, tindakan melangkah mundur secara tidak sadar ke fase
perkembangan yang terdahulu dimana tuntutan tugas perkembangannya
tidak terlalu besar. Contoh : anak berusia 10 tahun yang kembali minta
digendong ketika adiknya lahir.
5. Teknik Konseling Psikoanalisis
Teknik spesifik yang digunakan Freud dalam psikoterapi adalah asosiasi bebas,
interpretasi mimpi, analisis transference, dan analisis resistensi.[16]
1. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas maksudnya teknik yang memberikan kebebasan kepada
klien untuk mengemukakan segenap perasaan dan pikirannya yang terlintas pada
benak klien, baik yang menyenangkan maupun tidak. Asosiasi ini untuk
memudahkan konselor terhadap dinamika psikologis yang terjadi padanya,
sehingga dapat membimbing klien menyadari pengalaman-pengalaman
ketidaksadarannya, dan membuat hubungan-hubungan kecemasannya saat ini
dengan pengalaman masa lampau.
2. Interpretasi Mimpi
Interpretasi mimpi merupakan teknik dimana klien mengemukakan segenap
mimpinya kepada terapis, karena fungsi mimpi adalah ekspresi segenap kebutuhan,
dorongan, keinginan yang tidak disadari akan direpresi dan termanifes dalam
mimpi. Interpretasi mimpi maksudnya klien diajak konselor untuk menafsirkan
mimpi-mimpi yang tersirat dalam mimpi yang berhubungan dengan dorongan
ketidaksadarannya.
3. Analisis Tranferensi
Transferensi merupakan bentuk pengalihan segenap pengalaman masa
lalunya dalam hubungannya orang-orang berpengaruh kepada terapis di saat
konseling. Dalam transferensi ini akan muncul perasaan benci, ketakutan,
kecemasan dan sebagainya yang selama ini ditekan di ungkapkan kembali, dengan
sasaran konselor sebagai objeknya. Dalam konteks ini konselor melakukan analisis
pengalaman klien dimasa kecilnya, terutama hal-hal yang menghambat
perkembangan kepribadiannya. Dengan analisis transferensi diharapkan klien dapat
mengatasi problem yang dihadapi hingga saat ini.
4. Analisis Resistensi
Resistensi merupakan sikap dan tindakan klien untuk menolak
berlangsungnya terapi atau mengungkpkan hal-hal yang menimbulkan kecemasan.
Perilaku ini dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri. Dalam konseling, konselor
membantu klien mengenali alasan-alasan klien melakukan resisitensi sebaiknya
dimulai dari hal-hal yang sangat tampak untuk menghindari penolakan atas
interpretasi konselor.
Teknik-teknik spesifik ini tidak biasa dilakukan dalam hubungan konseling,
tetapi lebih banyak digunakan dalam psikoterapi dalm membantu pasien yang
mengalami psikopatologis.
6. Kelebihan dan Kekurangan Pada Konseling Psikoanalisis
Menurut Muhammad Surya adapun kekuatan atau kelebihan dari konseling
psikoanalisis ini yaitu:[17]
1. Kekuatan atau kelebihan konseling psikoanalisis
a. Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
b. Adanya teori kepribadian dan teknik psikoterapi
c. Pentingnya masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian
d. Adanya model penggunaan wawancara sebagai alat terapi
e. Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat
manusia untuk meredakan penderitaan manusia.
f. Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi,
resistensi-resistensi dan transferensi-trasnferensi.
Sampai saat ini EEG adalah alat yang sering diandalkan para peneliti yang ingin mengetahui
aktivitas pikiran seseorang.
a. Beta adalah kondisi pikiran pada saat seseorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini adalah
kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal. Beta digunakan untuk berpikir,
proses kreatif, berinteraksi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Frekwensi pikiran pada
kondisi ini sekitar 1424 Cps (diukur dengan perangkat EEG) .(Gunawan AW.,2008)
b. Alpha adalah kondisi pikiran yang rileks dan santai, ketika seseorang tengah fokus pada
suatu hal (belajar, mengerjakan suatu kegiatan teknis, menonton televisi), berdoa, meditasi,
atau pada saat seseorang dalam kondisi relaksasi. Manfaat utama alfa adalah sebagai jembatan
penghubung pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Memungkinkan seseorang mengingat
mimpi saat terbangun. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 714 Cps. .(Gunawan
AW.,2008)
c. Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang
bersangkutan merasa tertidur, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang melakukan
meditasi yang sangat dalam. Theta muncul saat kita bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye
Movement). Semua pengalaman meditasi seperti keheningan, puncak kebahagiaan dapat
dirasakan. Saat ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau pikiran, harus masuk ke theta.
Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 7 Cps. (Gunawan AW.,2008)
d. Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar
0,5 3,5 Cps. .(Gunawan AW.,2008)
Cara kerja hipnosis. Kondisi hipnosis sebenarnya identik dengan gelombang otak alfa
dan theta. Saat seseorang berada dalam kondisi trance maka kisaran gelombang otaknya pasti
berada di antara alfa dan theta. Yang sangat menarik, bahwa kondisi Beta, Alpha, dan Theta,
merupakan kondisi umum yang berlangsung secara bergantian dalam diri kita. Suatu saat kita
di kondisi Beta, kemudian sekian detik kita berpindah ke Alpha, sekian detik berpindah ke
Theta, dan kembali lagi ke Beta, dan seterusnya. (Ellias.,2009). Pada saat setiap orang menuju
proses tidur alami, maka yang terjadi adalah gelombang pikiran ini secara perlahan-lahan akan
menurun mulai dari Beta, Alpha, Theta, kemudian Delta dimana kita benar-benar mulai
tertidur. Perpindahan wilayah ini tidak berlangsung dengan cepat, sehingga sebetulnya
walaupun seakan-akan seseorang sudah tampak tertidur, mungkin saja ia masih berada di
wilayah Theta. Pada wilayah Theta seseorang akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat
didengarkan dengan baik, tetapi justru suara-suara ini didengar dengan sangat baik oleh pikiran
bawah sadarnya, dan cenderung menjadi nilai yang permanen, karena tidak disadari oleh
pikiran sadar yang bersangkuta (Ellias.,2009).
2. Sistim pikiran manusia
Sekalipun otak manusia adalah organ fisik yang sangat kompleks, para ilmuan bisa
menemukan setidaknya ada tiga jenis system yang bekerja dan saling bekerja sama di
dalamnya.
a. Conscious Mind (CM, alam sadar)
Adalah bagian yang bersifat logika dan analitis. Ia berfungsi untuk mencari alasan-alasan
mengapa ingin melakukan sesuatu, serta berurusan dengan fungsi memori sementara. Secara
singkat, CM adalah sistem yang dipakai jika sedang berpikir apapun, misalnya ketika memilih
menu makan siang, mencari solusi ujian, mengatur jadwal penyelesaian tugas kantor, dsb.
Karena CM sifatnya terfokus dan memiliki kapasitas yang terbatas, maka umumnya hanya
bisa berpikir satu dua hal saja secara sekaligus, dan maksimumnya adalah tujuh buah ide
bersamaan. . (Kahija YF, 2007)
b. Subconscious Mind (SM, alam bawah sadar)
Bertanggung jawab terhadap penyimpanan memori jangka panjang dan pengekspresian emosi.
Sistem SM sama sekali tidak memiliki keterbatasan kapasitas. Ia menyimpan segala sesuatu
dengan baik, tanpa memilah-milah arti maupun nilai moralnya. Bagian ini tidak akan berpikir
atau menganalisa, melainkan sekedar bereaksi sesuai apa yang sudah diprogramkan. Program-
program tersebut bisa berbentuk pengalaman, kepercayaan, dan ide-ide apapun yang dipelajari
di sepanjang hidup ini. Dalam hipnosis, bagian inilah yang diakses dan diajak untuk berdialog.
SM adalah pusat database dari seluruh kehidupan. Jika pintu SM telah dibuka lewat proses
hipnosis, maka orang tersebut dapat memperbaiki bagian memori yang terluka, membuang
memori buruk, dan menanam sugesti baru yang lebih berguna bagi hidup. Misalnya, ketika
seseorang yang pernah dilukai secara emosional ketika usia kecil, ada kemungkinan SM akan
berusaha melindunginya agar tidak terluka lagi. Caranya adalah dengan membuat orang itu
sulit untuk merasakan sayang kepada orang lain, atau bisa juga malah menjadi sangat paranoid.
Untuk bisa menyembuhkan hal tersebut, tidak bisa sekedar diberi nasihat saja (alias
menggunakan logika CM). Orang tersebut harus mengunjungi SM-nya dan melakukan
perawatan yang diperlukan di sana, barulah secara otomatis ia bisa mulai menikmati rasa
sayang ataupun kehilangan kebiasaan paranoidnya tanpa perlu dinasihati. (Kahija YF, 2007).
c. Unconscious Mind (UM, alam tidak sadar)
Merupakan sistem yang mengontrol fungsi tubuh yang sama sekali berada diluar kendali kita,
seperti pernafasan, kekebalan tubuh, kedipan mata, detak jantung, pencernaan lambung, dsb.
(Kahija YF, 2007).
3. Cara Kerja pikiran manusia
Ada dua jenis pikiran yang merupakan satu kesatuan yaitu pikiran sadar dan pikiran
bawah sadar yang saling berkomunikasi dan bekerja sama dalam waktu bersamaan secara
paralel. (Gunawan AW., 2005)
Pikiran sadar mempunyai empat fungsi utama :
a. Identifikasi : Mengidentifikasi informasi yang diterima melalui panca indera
penglihatan,pendengaran, penciuman pengecap, dan sentuhan atau perasaan
b. Membandingkan : Informasi yang masuk dibandingkan dengan data base (referensi,
pengalaman, dll) yang tersimpan di dalam pikiran bawah sadar.
c. Analisa : Memeriksa informasi yang masuk dengan membagi informasi itu menjadi
komponen yang lebih kecil agar dapat diperiksa dengan seksama
d. Memutuskan : Memutuskan respon atau tindakan yang akan diambil terhadap informasi
yang telah masuk.
Pikiran sadar terletak dibagian kortek otak yang mulai aktif pada usia 3 tahun. Fungsinya
untuk berpikir atau logika sekitar 12% dari kemampuan otak manusia. Ketika pikiran sadar
terbentuk dan berkembang, terciptalah suatu pintu pembatas antara pikiran sadar dan pikiran
bawah sadar. Pintu pembatas ini terbuka bila pikiran sadar dibuat sibuk, fokus memperhatikan
sesuatu, larut dalam suatu cerita, atau menggunakan hipnosis. (Prihatanto, 2009)
Pikiran bawah sadar sekitar 88% terletak di medulla oblongata yang terbentuk sejak
dalam kandungan. Sejak lahir hingga usia 3 tahun, apapun yang terjadi di sekitar kita positif,
negatif, gambar, tindakan, kata-kata, nada, frekwensi suara akan langsung diserap dan masuk
ke pikiran bawah sadar. Pengalaman yang paling berkesan yang mempunyai komponen emosi
tinggi atau intens akan menjadi informasi yang terekam sangat kuat dalam pikiran bawah sadar.
Kebanyakan orang terprogram dengan kombinasi emosi positif dan negatif. Emosi negatif
membawa akibat buruk saat dewasa karena emosi ini akan selalu menghantui dan
mempengaruhi perilakunya. Misalnya trauma masa kecil dengan perceraian orang tua,
perasaan sebagai orang yang gagal, merasa tidak berharga. Emosi negatif dapat dihilangkan
dengan bantuan hipnoterapi atau prosedur terapi bawah sadar. Emosi positif, jika terprogram
di pikiran bawah sadar akan membuat orang lebih menikmati hidup, percaya diri, mudah
mencapai sukses. (Gunawan AW ., 2005)
Pikiran bawah sadar menyimpan hal-hal berikut :
a. Kebiasaan (baik, buruk, reflek)
b. Emosi. Bagaimana perasaan kita terhadap hal-hal tertentu, terhadap orang lain.
c. Memori jangka panjang. Tempat menyimpan informasi yang bersifat permanen. Ada
memori yang
tidak dapat diingat dalam kondisi sadar, namun dapat dimunculkan dengan bantuan hipnosis.
d. Kepribadian
e. Intuisi. Perasaan mengetahui sesuatu secara instingtif, berhubungan dengan spiritual
f. Kreativitas. Kemampuan mengubah visi, pemikiran, impian menjadi kenyataan.
g. Persepsi. Bagaimana kita melihat dunia menurut kaca mata kita
h. Belief dan value. Belief adalah segala sesuatu yang kita yakini sebagai hal yang benar. Value
atau nilai adalah segala sesuatu yang kita pandang sebagai hal yang penting.
Pikiran sadar dan bawah sadar berkomunikasi satu dengan yang lain dengan atau tanpa
kita sadari. Pikiran sadar mengirimkan berita ke pikiran bawah sadar untuk melakukan sesuatu,
begitu pikiran sadar berpikir maka otot-otot yang sesuai segera bergerak menjalankan perintah
tersebut yang dikendalikan pikiran bawah sadar, hal tersebut terjadi oleh karena hasil latihan
sejak kecil. (IBH.,2002). Pikiran bawah sadar tidak selalu sejalan dengan pikiran sadar.
Kadang kadang pikiran bawah sadar sudah memiliki program sendiri , emosi, kebiasaan,
kepercayaan, yang sudah tertanam sebelumnya. Ternyata pikiran bawah sadar mempengaruhi
sikap dan perilaku manusia dibandingkan pikiran sadar. (IBH.,2002)
D. Belief Sistem
Belief sistem (kepercayaan) sebagai kunci perubahan hidup. Terutama dipengaruhi oleh
pikiran yang ada dalam diri setiap orang. Dalam melakukan perubahan hidup belief
menentukan cara berpikir, berkomunikasi dan bertindak seseorang. Belief atau kepercayaan
atau cara berpikir mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya akan menentukan
level keberhasilan hidupnya.
2. Suggestibility Test
Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke
dalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak. Selain itu, uji sugestibilitas juga
berfungsi sebagai pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses
hipnoterapi. Uji sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan teknik
induksi yang terbaik bagi sang klien.
3. Induction
Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk membawa
pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke pikiran bawah sadar (sub
conscious), dengan menembus apa yang dikenal dengan Critical Area.
Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks. maka frekuensi gelombang otak
dari klien akan turun dari Beta, Alfa, kemudian Theta. Semakin turun gelombang otak,
klien akan semakin rileks, sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang
dinamakan dengan kondisi ter -hipnotis. Hipnoterapis akan mengetahui
kedalaman trance klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat
kedalaman trance klien).
4. Deepening (Pendalaman Trance)
Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ketrance yang lebih
dalam. Proses ini dinamakan deepening.
5. Suggestions / Sugesti
Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan
memberi Post Hypnotic Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat
proses hipnotis masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah
sadar klien meskipun klien telah keluar dari proses hipnotis. Post Hypnotic
Suggestionadalah salah satu unsur terpenting dalam proses hipnoterapi.
6. Termination
Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan lahan akan
membangunkan klien dari tidur hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang
sepenuhnya sadar.
3. Masalah Perilaku
Masalah perilaku seperti merokok, makan berlebihan dan minum minuman
keras yang berlebihan dan berbagai macam perilaku ketagihan, dapat diatasi dengan
Hipnoterapi. Hipnoterapi juga bisa membantu insomnia dan gangguan tidur.
Dari hal ini dapat dikatakan hypnoterapi sangat efektif sekali digunakan dalam
poses keperawatan. Dalam kasus-kasus tertentu yang bersifat medis.
hipnoterapi bukan suatu bentuk alternatif dari pengobatan, tetapi menjadi suplemen
terhadap proses penyembuhannya. Sehingga jika secara medis masalah tersebut masih
memerlukan pengobatan secara medis maka masih tetap dibutuhkan seorang dokter
untuk memberikan obatnya. Seorang hypnotherapis atau perawat yang berperan sebagai
hynoterapis yang membantu dalam masalah mentalnya.Pada saat ini hipnoterapi yang
sering digunakan oleh perawat kepada klien terapi menejermen nyeri dan mengurangi
ansietas atau kecemasan. Dua hal ini adalah terapi yang lebih sering diterapkan oleh
perawat dalam proses keperawatan untuk mengatasi masalah klien. Misalnya
implementasi keperawatan untuk menghilangkan nyeri dan cemas yaitu dengan
mengunakan relaksasi nafas dalam dan distraksi.
Distraksi adalah suatu pengalihan perhatian klien terhadap apa yang
dirasakannya. Misalnya dengan mengunakan terapi hipnotis lima jadi, hipnotis lima jari
adalah suatu terapi dimana klien diperintahkan untuk membayangkan hal indah-indsh
tentang dirinya. Caranya adalah, misalnya sebelum melakukanyanya klie diperintah
untuk melakukan relaksasi nafas dalam dengan menutup mata tentunya dengan posisi
yang senyaman mungkin, setelah klien nyaman klien diperinntah untuk menyentuhkan
jari jempol dengan jari telunjuk dank lien diperintah misalnya untuk membayangkan
pada saat dia sehat, jari jempol dengan jari tengahpada saatdia mendapatka prestasi, jari
jempol dengan jari manis pada saat dia mendapatkan pujian dan jari jempol dengan jari
kelingking pada saat bersama orang terdekat. Terbukti dengan mengunakan metode ini
klien berada dalam metode yang nyaman dan sanagat rilek bila klien berfokus dalam
melakukannya.
Berdasarkan apa yang telah kita bahas sejauh ini, makan hypnoterpi dapat
dikatakan seterapi komplementer yang sangat efekti yang dapat digunakan untuk
mempercepat proses penyembuhan klien. Pada saat ini teapi relaksasi nafas dalam dan
distraksi adalah suatu metode hipnoterapi yang modern pada saat ini dan sudah
diterapkan oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan terjadap klien.
2.14 Hipnoterapi Solusi Alternatif bagi Pecandu Narkoba
Jalur pengobatan secara non medis kini banyak bermunculan. Baik itu obat
herbal, akupunktur, pijat refleksi, dan kini yang sedang semarak adalah hipnoterapi.
Caranya hanya dengan komunikasi khusus atau diskusi yang dilakukan secara intensif,
tanpa obat atau konsumsi apapun.
Proses rehabilitasi para pecandu yang biasa dilakukan selama ini adalah
dengan detoksifikasi, yakni pembuangan racun dalam tubuh yang menyumbat aliran
darah. Sebagaimana kita ketahui bahwa narkoba yang dikonsumsi oleh pecandu
dalamwaktu sekian lama telah menyebabkan darah dalam tubuhnya tercemar
hinggaterdapat endapan racun. Dengan detoksifikasi ini segala racun tersebut dibuang
dengan pola konsumsi makanan yang diatur oleh dokter ahli. Proses ini akan membuat
pembuluh darah yang bertugas mengantar oksigen dan zat-zat lain yang dibutuhkan
organ tubuh menjadi berfungsi seperti sedia kala. Melalui detoksifikasi dalam kurun
waktu tertentu juga membuat seseorang lebih rileks dan merasa segar.
Berbeda dengan hipnoterapi yang teknisnya sama sekali tidak menganjurkan
pasien melakukan program konsumsi makanan atau obat apapun seperti yang dilakukan
pada proses detoksifikasi. Melainkan pemograman pikiran dengan duduk dan
berkonsentrasi pada dialog yang diarahkan sang ahli.
Para ahli hipnoterapi memandang pecandu sebagai pasien dengan gangguan
psikologis dan biologis. Disebut gangguan psikologis karena pada dasarnya seorang
pecandu tidak membutuhkan zat-zat yang terkandung di dalam narkoba, melainkan
hanya terdorong oleh rasa nyaman sesaat karena berhasil melarikan diri dari gejolak
emosi negatif.Dikatakan gangguan biologis karena pada akhirnya zat-zat tersebut
meracuni tubuh sehingga pada saat tubuh memberi reaksi tentang kebutuhan akan
narkoba, maka yang bersangkutan akan mengalami tekanan jiwa yang begitu dahsyat
(sakau).
Kesimpulan
Hipnoterapi adalah salah satu terapi dari sekian banyak terapi yang populer di dunia ini
dengan tingkat keefektifan yang tinggi dan cepat. Sehingga hipnoterapi sangat laku di
pasaran jasa terapi dalam hal penyembuhan permasalahan kejiwaan. Banyak sekali manfaat
yang dapat diambil dari hipnoterapi, karena selain dari cepat dan efektif dalam penyembuhan
masalah kejiwaan, terapi ini juga dapat meningkatkan komptensi dan kreatifitas anak sekolah
maupun mahasiswa.
Ada enam tahap yang terdapat dalam proses hipnoterapi, yatitu (1) pre-
Induction, (2) suggestibility Test, (3)Induction, (4) deepening (5) suggestion (6) termination.
Kelebihan dan kekurangan hipnoterapi dapat dijadiakn tolok ukur sesuatu, terkait
dengan penciptaan Tuhan bahwa segala sesuatau tidak ada yang sempuran, dan yang harus
dilakukan adalah berusaha untuk menjadi yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Jakarta: FIP UPI dan Imperial Bhakti utama,
2007
Freud, Sigmund, Peradaban dan Kekecewaan, terj. Apri Danarto Yogyakarta: Jendela, 2002
Gerald C Davison, Psikologi Abnormal edisi 9, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006
Izzudin, Muhammad, Panduan Lengkap Psikologi Islam, Jakarta: Gema Insani, 2006
Syam, Nina W., Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2011
Ellias., 2009. Hipnosis & Hipnoterapi, Transpersonal / NLP, Pustaka Pelajar, Jogjakarta
Fachry HA., 2008. The Real Art of Hipnosis : Kolaborasi Seni Hipnosis Timur-Barat, Gagas
Media, Jakarta.
Gunawan AW., 2005. Hipnosis : Meraih Sukses dengan Kekuatan Pikiran, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
IBH (Indonesian Board of Hipnotherapi).,2002. Buku Panduan Resmi Pelatihan Hipnosis,
IBH
ver.1.00
Kahija., 2007. Hipnotherapi : Prinsip-prinsip Dasar Praktek Psikotherapi, Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Kaplan, H.I., Saddock, B.J., Hipnosis, in Comprehenssif Textbook of Psychiatry, 8 th Ed.,
2004.
Kaplan dan Sadock., 2004. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis,
Edisi
ketujuh, jilid satu, hal 430.