Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER T.

A 2020/2021
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I
Analisis Hasil Pemeriksaan Psikologis Klien O. A. W.

Nama : Dhea Meitania


NPM : 208110134

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
Analisis menggunakan teori Psikoanalisa Sigmud Freud dan Psikoanalisik Carl Jung.

Manusia, menurut Freud dipandang sebagai realitas ilmiah yang memiliki daya psiko-
fisik bersumber dari dorongan libido seksualitas yang terpusat dalam jiwa tak sadar. Jiwa
manusia bagaikan gunung es yang berada di tengah samudera. Sesuatu yang nampak di
permukaan laut, hanya sedikit sebagai kawasan sadar, sedangkan sisanya berada di bawah
permukaan air sebagai kawasan tak sadar. Struktur kepribadian yang dikemukakan freud
adalah 1) Id sebagai bagian kepribadian yang mengandung dorongan yang tidak disadari
dan tempat penyimpanan energy seksual manusia. 2) Ego adalah bagian kepribadian yang
bertanggung jawab menghadapi dunia nyata. 3) Superego, bagian internal semua perilaku
individu, seringkali disebut sebagai hati nurani.
Sedangkan teori kepribadian Carl Jung dipandang sebagai teori psikoanalitik karena
tekanannya pada proses-proses tak sadar. Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan
tidak hanya oleh sejarah individu dan sebab akibat, tetapi juga oleh teleologi (setiap
gejala terarah pada suatu tujuan). Baik masa lampau maupun masa depan sebagai
potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Teori kepribadian
Jung hamper sama dengan Freud, Jung mendasari teori kepribadiannya pada asumsi
bahwa pikiran atau psyche memiliki level kesadaran (conscious) dan ketidaksadaran
(unconscious). Jung percaya bahwa sesungguhnya kepribadian individu sesungguhnya
berasal dari awal keberadaan manusia sendiri.

1. Apakah kepribadian klien tergolong sehat?


Kepribadian sehat menurut Freud adalah jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah, mampu mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan
belajar, seimbangnya fungsi dari super ego terhadap id dan ego. Sedangkan menurut
Jung, kepribadian sehat ialah adanya integrasi diri, penerimaan dan toleransi terhadap
kodrat manusia, mampu menerima apa yang tidak diketahui dan misterius, serta tidak
satu segi kepribadian yang dominan.
Dari standar pribadi sehat yang telah dikemukakan, keadaan klien sangat
bertolak belakang (tidak sehat). Pada masa kecil, ibu klien memarahi klien hingga
klien beranjak dewasa. Meskipun klien mengatakan bahwa ibunya merupakan sosok
sabar dan disiplin, akan tetapi hal seperti ini tidak pernah dapat untuk dibenarkan.
Masih ada alternative berbicara secara baik-baik untuk menegur klien. Klien bukanlah
difficult child, sikap yang diterapkan orang tua klien sangat perlu diperhatikan
mengingat masa kanak-kanak yang dialami klien dan bahkan semua anak akan
berperan sangat penting untuk perkembangan kepribadiannya.
Keadaan klien semakin bias dikatakan tidak sehat karena klien juga
mengalami kecemasan, seperti kecemasan yang dikemukakan oleh Freud yaitu
kecemasan neurotik yang sangat menonjol. Kecemasan neurotik adalah kecemasan
yang erat kaitannya dengan takut terhadap hal-hal yang dibayangkan yang dapat
bersumber dari pengalaman, seperti pengalaman klien melihat tetangganya yang
meninggal sehingga klien memiliki pikiran bahwa apabila klien meninggal, apa yang
akan terjadi dengan anak-anaknya dan suaminya. Bagaimana bila anak-anak klien
yang masih kecil harus kehilangan ibunya. Dalam kasus ini, klien juga gagal
menerima dan mentoleransi kodrat manusia. Dalam kehidupan, tentunya tidak ada
yang abadi, kelahiran akan diakhiri dengan kematian, ini adalah suatu ketetapan,
ketidaksadaran klien akan kondisi yang pasti dialami oleh manusia merupakan bagian
dari kepribadian yang tidak sehat menurut Carl Jung.

2. Bagaimana dinamika terbentuknya pola kepribadian klien?


Dinamika kepribadian yang disampaikan oleh Freud yang membentuk pola
kepribadian klien hingga kondisi saat ini adalah:
1) Insting, insting hidup pada klien mendorong klien untuk berbuat menghindari hal-
hal yang dianggapnya mendekatkan ia pada kematian.
2) Kecemasan, fungsi ego yang memperingatkan individu tentang kemungkinan
datang nya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Reaksi
yang dialami oleh klien akan kematian yang belum dihadapinya adalah menjadi
cemas dan takut.
Dalam sudut pandang Jung, dinamika kepribadian yang membentuk pola
kepribadian klien ialah
• Kausalitas dan teleologi, kausalitas merupakan peristiwa yang dirasakan saat ini yang
berasal dari pengalaman masa lalu. Klien mengalami pengalaman traumatis di masa
kecil yang tidak disebutkan, dan pengalaman tentang melihat kematian sebelumnya
juga mempengaruhi kepribadian klien. Yang kedua adalah teleologi, peristiwa saat ini
dimotivasi oleh tujuan untuk masa depan. Penghindaran-penghindaran kematian yang
dilakukan oleh klien secara berlebihan dilakukan untuk agar klien tetap hidup dan
menemani anak serta suaminya (mengarah ke masa depan).
3. Apa yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi rasa takut akan kematian?
Yang pertama dan utama adalah mengunjungi profesional (psikiater atau
psikolog). Seperti yang telah disampaikan dalam uraian ringkas Hasil Pemeriksaan
Psikologis, ketakutan klien sangat kompleks dan sangat mengganggu kehidupan
sehari-hari klien.Klien sudah mengunjungi poli psikologi RSJ X untuk mendapatkan
penanganan yang tepat, hal ini sangat baik mengingat tidak semua orang mau
menemui tenaga professional dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya.
Meskipun tidak ingin ketergantungan obat, klien harus melakukan pengobatan secara
berkelanjutan sesuai anjuran yang didapatkan ketika bertemu psikolog atau psikiater.
Selain itu, klien juga dapat melakukan hal-hal yang mendukung pengobatan
secara mandiri, antara lain, menenangkan pikiran dengan melakukan meditasi atau
ibadah, melakukan hobi yang disukai, berolah raga, bercerita dengan orang-orang
yang dipercaya oleh klien, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai