INTERPERSONAL
A.
PERSPEKTIF PSIKODINAMIKA
Perspektif
psikodinamika
menekankan
pemikirannya
pada
proses
Determinisme psikis yaitu perilaku kita bukan merupakan pilihan bebas tapi
lebih menekankan pada faktor bawaan dan kekuatan-kekuatan intrafisik.
2.
3.
struktur kepribadian manusia dibagi ke dalan 3 subsistem, yaitu id, ego dan
superego, dimana ketiga subsitem ini saling berinteraksi apalagi ketika terjadi
konflik.
Ketika dorongan id terlalu kuat, maka superego meninggi pula sementara
ego tidak bisa menjembataninya sehingga menimbulkan anxiety. Anxiety ini bisa
diredakan dengan defense mechanism, seperti represi, denial, proyeksi,
rasionalisasi, intelektualisasi, reaksi formasi, regresi, undoing dan sublimasi.
Namun, defense mechanism ini sifatnya hanya sementara.
Perilaku Normal dan Abnormal Menurut Perspektif Psikodinamika
1.
Sigmund Freud
Menurut Freud, individu dikatakan normal apabila id, ego dan superegonya
berada dalam keadaan seimbang. Ketika terjadi konflik namun ego masih tetap
bisa menjembatani maka individu tersebut tetap berada pada kondisi normal dan
kembali kepada kenyataan serta norma-norma yang berlaku.
Sedangkan kepribadian abnormal disebabkan oleh dorongan yang tidak
rasional dan tidak terpuaskannya perkembangan psikoseksual pada masa kanakkanak. Jadi, perbedaan antara normal dan tidak normal terletak pada kekuatan ego
dalam mengatasi konflik.
2.
Penerus Freud
-
Alfred Adler
Menurut Adler, perilaku muncul bukan saja disebabkan oleh dorongan
seksual tapi juga karena adanya dorongan untuk mencapai tujuan pribadi.
Selain itu, gangguan psikologis tidak begitu banyak disebabkan oleh
perkembangan awal masa kanak-kanak namun lebih kepada hubungannya
dengan orang lain. Jadi, kematangan yang membuat seseorang berjuang
dan mengabdikan diri kepada orang lain.
Karen Horney
Menurut Horney, gangguan psikologis merupakan hasil dari kecemasan
dasar. Kecemasan dasar, yaitu perasaan terisolasi dan tak berdaya yang
dialami oleh anak di dalam dunia yang secara potensial bermusuhan.
Kecemasan ini menyebabkan individu menarik diri, berusaha mencapai
kebutuhan dan menimbulkan perilaku agresif. Selain itu, menurut Horney
Erik Erison
Menurut Erikson, perkembangan kepribadian tidak hanya dipengaruhi
oleh keluarga tapi juga oleh lingkungan sosialnya.
Melanie Klein
Menurutnya, interaksi anak dengan ibunya pada masa anak-anak akan
mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Jika pada waktu kecil anak
cinta terhadap ibunya maka setelah dewasa anak akan memberiakan
perhatian dengan penuh cinta terhadap ibunya dan sebaliknya. Dan ini
merupakan dasar pembentukan simpati.
Margaret Mahler
Menurutnya, proses pemisahan anak dengan ibunya sejak kecil
menentukan masa depan anak secara psikologis setelah dewasa kelak.
Heinz Kohut
Menurutnya, perkembangan diri anak tergantung kepada penerimaan dan
dukungan dari orangtua. Jika orang tua memberikan dukungan kepada
anaknya maka anak akan tumbuh menjadi narsis dan sebaliknya jika
orangtua tidak memberikan dukungan maka akan terjadi penolakan diri
pada anak.
Psikoanalisis Freud
Berdasarkan pengalaman Freud dengan para pasiennya, membuatnya
psikoanalisis yang telah sangat dimodifikasi. Tidak hanya berdasarkan pada teori
Freud, tetapi juga dari teori pengikutnya dan pemikir setelahnya yang
menyimpang dari teknik psikoanalitik orthodoks dalam beberapa hal penting.
Pertama, mereka umumnya mengambil bagian aktif lebih banyak pada saat terapi,
berhadapan muka dengan klien dan berbicara, dan menasehati lebih banyak
daripada Freud.
Kedua, sebagai contoh, saat klien yang ditolak tanpa arti pada masa
lalunya, terapis psikodinamika modern pada umumnya lebih memberi perhatian
pada hidup klien sekarang ini, khususnya hubungan personalnya. Pada akhirnya,
kebanyakan perlakuan psikodinamika saat ini sangat singkat dan kurang intensif
daripada psikoanalisis orthodoks. Terapis dan klien hanya bertemu sekali atau 2
kali dalam seminggu, dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Bentuk
seperti ini paling lazim di Amerika Serikat.
bagaimana pertahanan diri ini berbeda satu sama lain dan perbedaan mana yang
berarti.
Perbedaan penting sering digambarkan antara mekanisme pertahanan diri
dan coping. Mekanisme pertahanan diri dianggap sebagai motivasi tak sadar dari
pengurangan kecemasan. Coping memerlukan aktivitas mental tak sadar dan
mempunyai tujuan sendiri untuk menyelesaikan masalah objektif secara realistis.
Mekanisme
pertahanan
diri
mempunyai
subjek
dalam
banyak
dan
penggunaan
pertahanan
matang
(seperti
humor
dan
pada pasien pada saat terapi. Sampai saat ini penulis psikodinamika masih
menyandarkan diri pada studi kasus yang terbuka untuk bias.
Alasan penulis psikodinamika bergantung pada fakta klinis daripada
kontrol eksperimen karena kebanyakan feomena yang mereka hadapi
terlalu kompleks untuk diuji dengan teknik eksperimental sekarang ini.
Studi sosial kognitif terbaru memberikan hidup baru kepada beberapa
konsep psikoanalisis. Studi ini membawa kemungkinan untuk membawa
psikoanalitik/dinamik ini dan perspektif kognitif untuk bersama.
b. Ketergantungan pada kesimpulan
Kritik kedua pada pendekatan psikodinamika adalah karena berasumsi
bahwa hampir seluruh proses mental adalah tak sadar. Ini juga tergantung
pada kesimpuilan, dan kesimpulan dapat dengan mudah salah.
Psikodinamika memandang hubungan antara tingkah laku dan proses
mental sangat rumit dan tak langsung, dimana tingkah laku dapat
mengartikan apapun yang ingin interpreter psikodinamika artikan. Jika
anak laki-laki usia 6 tahun mengekspresikan cinta terbesarnya untuk
ibunya, dapat diinterpretasikan sebagai ekspresi kelekatan Oedipal,
melalui reaksi formasi.
c. Pengambilan sampel yang tidak tepat dan bias budaya
Poin lain yang dikritik dari psikodinamika adalah bahwa ini berdasarkan
studi pada sampel manusia yang terbatas. Pada hampir seluruh kasus yang
Freud terbitkan, pasiennya yaitu wanita Viennese kelas menengah ke atas
dengan usia antara 20-44 tahun. Meskipun mereka telah dewasa, Freud
menarik teori dari mereka tentang jiwa anak-anak. Meskipun
mereka
PERSPEKTIF HUMANISTIK-EKSISTENSIAL
Psikologi Humanistik
Dengan membandingkan dengan teori psikodinamika, para humanis
mengemukakan pandangan positif yang empati pada kehidupan manusia. Sebagai
contoh, Freud memandang individu sebagai motivasi, sejak masa anak-anak awal,
egois dan dengan kekuatan irasional dari taksadar, sedangan humanis berpendapat
bahwa setiap orang diizinkan untuk berkembang bebas, tanpa batasan yang tak
semestinya, mereka akan menjadi rasional, bersosialisasi, dan memotivasi diri
untuk memenuhi jangkauan tertinggi dari kemampuan mereka.
Abnormalitas dilihat sebagai kegagalan untuk mengembangkan humanitas
seseorang secara penuh atau lengkap sebagai akibat dari adanya distorsi
Kebutuhan psikologis
Kebutuhan dihargai
Kebutuhan dicintai
Kebutuhan dasar
Maslow juga mengidentifikasi 14 karakteristik yang dikenal dengan BValues, yaitu sebagai berikut:
Bersemangat
Otonomi
Keanggunan
Kelengkapan
Kemudahan
Kebaikan
Humor
Hukum
Kesempurnaan
Kesederhanaan
Keseluruhan
Kebenaran
Keunikan
Kebulatan
dirinya
sendiri
daripada
Psikologi Eksistensial
Para tokoh Psikologi Eksistensial seperti Rollo May dan Viktor Frankl
dipengaruh oleh filsafat eksistensial Eropa yang menekankan pada kesulitan untuk
hidup secara wajar dalam dunia modern. Dalam pandangan para eksistensialis,
dalam memenuhi kehidupan, manusia menggunakan teknologi modern sehingga
mereka meninggalkan nilai mereka, dan kehilangan rasa tanggung jawab pribadi.
Orang-orang dalam dunia modern tidak memilih, tetapi mereka menyesuaikan diri
dan mengikuti. Dengan menyesuaikan diri, mereka meninggalkan pengalaman asli
tentang siapa mereka dan apa yang mereka rasakan. Hasilnya adalah ketidakaslian
dan penyangkalan terhadap dirinya yang sebenarnya. Para eksistensialis menyebut
kondisi seperti ini sebagai alienation (penyakit jiwa), merupakan salah satu jenis
kematian secara spiritual, dimana seseorang dibayangi oleh rasa tak berarti pada
hidup dan di teror rasa bukan apa-apa yang akan datang dengan kematian. Karena
ini kelihatannya berbicara tentang alienation dari jutaan orang yang hidup pada
zaman modern, psikologi eksistensial menambah perhatiannya pada waktu 1960an
dan 1970an.
Pendekatan proses-pengalaman adalah cabang terbaru dari pendekatan
humanistik-eksistensial. Pendekatan ini sangat menekankan pada peran dari
emosi, dan khususnya pada menghindari emosi yang menyakitkan, pada psikologi
maladjustment. Teoretikus fokus pada kebutuhan untuk menyembuhkan, regulasi
yang berlebihan, emosi, dan integrasi mereka kepada keseluruhan kepribadian.
Tujuan dari terapi proses-pengalaman adalah untuk mengeluarkan kompleks yang
menghalangi klien dari pengalaman emosi, dan memfasilitasi perubahan dan yang
terbaik yaitu integrasi pengalaman emosi. Abnormalitas dipandang sebagai
kegagalan untuk mencapai identitas diri yang adekuat dan cara hidup yang penuh
makna.
C. PERSPEKTIF INTERPERSONAL
Perspektif interpersonal terdiri dari beberapa pendekatan. Semuanya
menekankan pada pentingnya hubungan dengan orang lain untuk penyesuaian diri
secara psikologis. Walaupun kebanyakan pendekatan ilmu pemeriksaan dan
pengobatan setuju dengan dimensi interpersonal mengenai masalah psikologis,
para teoritikus interpersonal secara tegas menegur, dan meletakkan penegasan
pada proses interpersonal dalam tingkah laku abnormal.
Seperti yang kita ketahui, Henry Stack Sullivan merupakan teoretikus
pertama yang secara sisetematis mengembangkan pendekatan interpersonal untuk
gangguan psikiatri. Teoretikus yang lain mengembangkan pendekatan
Corey, G. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : Refika
Aditama
MAKALAH
disusun oleh :
Deni nasri
denty pramanita
055139
055218
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2007