Anda di halaman 1dari 21

DITJEN ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

DRAFT LAPORAN AKHIR

AUDIT ENERGI SEKTOR INDUSTRI TH. 2011

PT. HI-LEX INDONESIA


TANGERANG

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


BAB I

PENDAHULUAN

1-1 LATAR BELAKANG

Dalam kurun waktu terakhir, program pembangunan gedung ataupun industri


khususnya di kota-kota besar mengalami peningkatan yang signifikan, seiring dengan
aktifitas manusia yang semakin hari semakin bertambah. Penambahan jumlah
gedung/ industri ini secara langsung akan berdampak pada peningkatan penggunaan
energi, khususnya energi listrik yang merupakan energi andalan. Dari sisi lain,
penambahan jumlah gedung/ industri akan menambah kapasitas penggunaan daya
listrik dari kapasitas daya listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit-pembangkit milik
PLN dan swasta.

Dalam skala makro, penambahan penggunaan daya listrik seperti disebut di atas
akan meningkatkan penggunaan bahan bakar fosil yang masih merupakan bahan
bakar primadona bagi pembangkit listrik. Berdasarkan data Departemen Energi
Sumber Daya Mineral tahun 2008 diperoleh bahwa porsi penggunaan bahan bakar
fosil masih jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar
alternatif yang saat ini sedang dikembangkan. Dominasi penggunaan bahan bakar
fosil masih > 98% jika dibandingkan dengan bahan bakar alternatif (biodiesel dan
bioetanol).

Tingginya penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia sangat dipengaruhi oleh tingkat
penggunaan yang kurang efisien di semua sektor. Hal ini disebabkan oleh masih
rendahnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam mengelola penggunaan
energi dan cenderung boros. Hal ini berlangsung terus menerus dalam kurun waktu
yang cukup lama yang secara tidak langsung membentuk budaya yang tidak sehat.
Kondisi ini dapat digambarkan dengan elastisitas penggunaan energi di Indonesia > 1
sementara Jepang hanya sekitar 0,03. Sedangkan dari sisi intensitas penggunaan

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


energi untuk menghasilkan GDP sebesar 1 juta USD di Indonesia masih tinggi yaitu
401 TOE/juta USD sedangkan Jepang < 70 TOE/juta USD (sumber: Blue Print
Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025).

Sebagai alternatif pilihan yang tepat dalam meningkatkan efektifitas penggunaan


energi, maka perlu dilakukan upaya-upaya konservasi di semua sektor pengguna
energi. Dalam hal ini sektor industri dapat dijadikan alternatif pilihan yang tepat
mengingat sektor ini termasuk yang mengkonsumsi energi yang cukup besar. Hal ini
perlu dilakukan dengan segera mengingat cadangan bahan bakar fosil mulai menipis
dan terjadi pengurangan jumlah pasokan energi. Pada tahap awal, upaya-upaya
konservasi energi di sektor industri mengalami hambatan dalam implementasi
peluang penghematan yang dihasilkan.

Pada kegiatan audit energi pada tahap awal diperoleh bahwa potensi penghematan di
sektor industri berkisar antara 10% - 30%. Namun pada saat implementasi mengalami
hambatan terutama pada implementasi yang memerlukan biaya besar. Terkait dengan
hal tersebut, maka pada tahun 2003 Pemerintah telah meluncurkan Program
Kemitraan Konservasi Energi yang bertujuan meningkatkan peran pengguna energi
baik pemerintah maupun swasta dalam kegiatan konservasi energi. Program ini
merupakan pemberian pelayanan audit gratis oleh pemerintah kepada pengguna
energi (sektor bangunan dan industri) yang berminat dalam mengimplementasikan
konservasi energi.
Program kemitraan seperti tersebut di atas perlu berkesinambungan sehingga jumlah
industri yang terlibat pada program ini semakin bertambah dan mencapai jumlah yang
optimum. Disamping audit gratis, melalui program ini juga perlu diberikan pelatihan
konservasi energi gratis sehingga akan mempermudah pelaksanaan
implementasinya. Dalam upaya untuk mengukur tingkat keberhasilan program ini,
maka perlu dilakukan monitoring terhadap implementasi program tersebut.

1-2 MAKSUD DAN TUJUAN

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Maksud konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini adalah membantu peserta
program kemitraan konservasi energi untuk dapat melaksanakan penghematan energi
melalui bantuan teknis audit energi dari pemerintah dalam hal ini DJEBTKE
(Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi))

Sedangkan Tujuan dari pekerjaan ini adalah:

a. Konsultan akan membantu peserta program kemitraan konservasi energi


dalam mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi dan memberikan
rekomendasi langkah-langkah penghematan energi yang dapat ditindaklanjuti
oleh pihak manajemen industri.

b. Konsultan akan menyusun studi kelayakan untuk rekomendasi yang


memerlukan investasi biaya sedang (medium cost) atau biaya tinggi (high cost)
guna memperoleh penghematan energi.

1-3 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup kegiatan Audit Energi di Sektor industri ini adalah melakukan audit energi
pada Sektor industri melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Melakukan survey pada industri PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG yang


diaudit penggunaan energinya untuk mendapatkan pernyataan komitmen.

Memberikan pelatihan audit energi kepada tim teknis di masing-masing


bangunan industri yang mengikuti program kemitraan konservasi energi.

Melakukan audit energi di obyek industri PT. HI-LEX INDONESIA,


TANGERANG

Melakukan audit energi di obyek bangunan industri yang telah menandatangani


Surat Pernyataan Komitmen untuk mengikuti Program Kemitraan Konservasi
Energi di lokasi-lokasi tersebut di atas.

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Melakukan analisis dan menyusun rekomendasi langkah-langkah
penghematan energi berdasarkan kriteria: tanpa biaya, biaya rendah, biaya
sedang dan biaya tinggi yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak bangunan
industri.

Menentukan prioritas penerapan konservasi energi yang layak untuk


dilaksanakan studi kelayakannya (feasibility study) berdasarkan rekomendasi
hasil audit energi yang memerlukan biaya sedang / tinggi dan dikonsultasikan
dengan manajemen perusahaan dan melakukan analisis tekno ekonomi,
finansial dan desain teknis.

Melaksanakan seminar untuk mempresentasikan konsep laporan akhir guna


mendapatkan masukan-masukan dari stakeholder.

Menyusun laporan hasil kegiatan yang terdiri dari rencana kerja, laporan
pendahuluan, laporan survey lapangan, konsep laporan akhir, laporan akhir
dan laporan studi kelayakan (feasibility study).

1-4 PELAKSANAAN KEGIATAN AUDIT ENERGI


Pekerjaan audit energi ini dilaksanakan berdasarkan Surat Pernyataan
Komitmen untuk mengikuti Program Kemitraan Konservasi Energi Melalui Kegiatan
Audit Energi dari PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG dan Surat Perjanjian kerja
antara Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE)
dan PT REKADAYA SENTRA MANDIRI untuk melakukan audit energi di PT. HI-LEX
INDONESIA, TANGERANG.

Tahapan pelaksanaan audit energi adalah sebagai berikut:

1. Kick off Meeting

Tahap ini merupakan tahap awal bagi konsultan melaksanakan pekerjaan. Pada
tahap ini dijelaskan mengenai maksud dan tujuan pelaksaan kegiatan dan
sekaligus melakukan penyamaan persepsi terhadap tahapan kegiatan yang akan
dilakukan.

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Dalam kick off meeting ini juga dijelaskan mengenai bentuk evaluasi terkait
dengan sistem pengguna energi . Disamping itu juga dijelaskan mengenai bentuk
potensi penghematan energi (low cost, medium cost dan high cost) serta bentuk
studi kelayakan yang mungkin untuk dilaksanakan.

Gambar 1.1 Kick Of Meeting di PT. Hi-Lex Indonesia, Tangerang

2. Pelatihan Audit Energi

Maksud dan Tujuan pelatihan


Dalam upaya untuk memperjelas pelaksanaan pekerjaan ini terutama bagi
pengelola industri atau Tim Teknik, konsultan melakukan pelatihan singkat terkait
konservasi energi di dalam industri.

Maksud dari Pelatihan Singkat ini adalah untuk:


Memberikan pengertian tentang konsep Konservasi Energi
Bagaimana konservasi energi dapat dijalankan
Instrumen untuk konservasi energi
Manajemen energi sebagai salah satu unsur penting untuk konservasi
energi.

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Dijelaskan mengenai pentingnya Audit Energi dalam rangka Konservasi
Energi yang berkaitan dengan utilitas pengguna energi antara lain: sistem
distribusi listrik, dan sistem manajemen energi.
Langkah-langkah atau tahapan dalam melaksanakan Audit Energi.

Tujuan dari Pelatihan Singkat adalah agar :


Mendorong Pengelola Industri khususnya Tim Teknik agar dapat melakukan
program Konservasi Energi di dalam industri PT. HI-LEX INDONESIA,
TANGERANG.
Pengelola Industri dapat melakukan Audit Energi secara mandiri untuk
mengetahui aliran energi, efisiensi sistim pengguna energi, kehilangan
energi dan lainnya.
Mendorong pihak Pengelola Industri khususnya Manajemen Puncak untuk
membentuk suatu Tim atau Komite Energi dengan tugas utamanya adalah
untuk melakukan Manajemen Energi di dalam industri PT. HI-LEX
INDONESIA, TANGERANG.

Pelatihan Singkat disampaikan oleh Tim Auditor sesudah pelaksanaan Audit Energi
di industri PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG. dengan Materi pelatihan secara
lengkap serta daftar peserta Pelatihan Singkat tertera pada Lampiran

3. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian penting untuk mengetahui kondisi


aktual tentang penggunaan dan pengelolaan energi di dalam industri PT. HI-LEX
INDONESIA, TANGERANG.

Data yang dikumpulkan meliputi:


a. Data umum industri antara lain: fungsi industri, lokasi industri, jumlah penghuni,
luas industri dan kepemilikan.
b. Data historis (historical data) penggunaan energi, seperti data rekening listrik
selama satu tahun terakhir dan data operasional peralatan-peralatan utama
pengguna energi.

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


c. Data teknik pengguna energi utama meliputi: spesifikasi peralatan utama
(seperti Electric Furnace, Cooling Tower, dan Motor-Motor Listrik).

d. Data pengukuran langsung parameter operasi dengan menggunakan peralatan


portable. Data yang diukur meliputi data kelistrikan (kW, kVA, faktor daya, kWh
dan harmonik),

e. Peralatan ukur yang digunakan yaitu:

Power Quality Meter, digunakan untuk mengukur kualitas dan kuantitas


listrik dalam kurun waktu tertentu (seperti: kW, kVA, faktor daya, kWh dan
harmonik)

Clamp-on Power Meter, digunakan untuk load survei kualitas dan


kuantitas listrik (seperti: kW, kVA, faktor daya, kWh dan harmonik)

Thermometer, digunakan untuk mengukur temperatur udara ruangan,


temperatur udara masuk AHU, temperatur air masuk Cooling Tower dan
temperatur air keluar Cooling Tower

Hygrometer, digunakan untuk mengukur kelembaban relatif ruangan dan


udara luar (Relative Humidity, RH)
f. Data observasi visual terhadap obyek pengguna energi yang terindikasi
adanya kerugian penggunaan energi. Indikasi-indikasi ini didokumentasikan
dalam foto-foto yang dijadikan dokumen pendukung dalam analisis.

4. Verifikasi data
Sebelum melakukan analisis, seluruh data yang telah dikumpulkan kemudian
dilakukan verifikasi dengan pihak pengelola industri PT. HI-LEX INDONESIA,
TANGERANG sehingga diperoleh data yang akurat.

5. Diskusi
Konsultan melakukan diskusi dengan maksud untuk melengkapi data primer dan
sekunder, ide-ide yang bermanfaat serta rencana ke depan tentang konservasi
energi dengan pihak pengelola industri. Dalam hal ini juga dibahas mengenai

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


kemungkinan peluang penghematan yang layak untuk diimplementasikan
(terutama yang masuk katagori medium cost dan high cost).
6. Analisis Data
Data yang didapat kemudian dianalisis terkait dengan pola dan distribusi
penggunaan energi dengan menggunakan pendekatan material & heat balance
yang akan menghasilkan efisiensi sistem dan efisiensi peralatan.

a. Sistim Kelistrikan
Analisis sistim kelistrikan menyangkut hal-hal yang terkait dengan kelistrikan
yaitu sumber serta jumlah konsumsi dalam suatu selang waktu tertentu, distribusi
penggunaan energi, kualitas sumber energi listrik menyangkut faktor daya, faktor
pembebanan, harmonik arus dan tegangan dan lain sebagainya.
Analisis didasarkan pada data yang didapat baik data historikal maupun dari data
pengukuran (hasil rekam atau hasil pengukuran sesaat), serta informasi-informasi
yang didapat dari sumber-sumber terkait dalam bangunan.

b. Sistim Manajemen Energi


Sistim Manajemen Energi yang telah dilaksanakan di industri PT. HI-LEX
INDONESIA, TANGERANG dianalisis berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang dilakukan Tim Audit Energi dengan Pengelola industri atau pihak-pihak terkait
lainnya misalnya Tim Teknis menyangkut sistem manajemen energi di dalam
bangunan.

c. Analisis Peluang Potensial Konservasi Energi


Dari analisis di beberapa area utilitas pengguna energi di dalam bangunan
seperti diatas, kemudian di analisis semua peluang-peluang potensial yang akan
memberikan dampak konservasi energi baik dalam jumlah energi maupun
penghematan dalam hal biaya energi di dalam industri, serta rekomendasi
implementasi serta biaya investasi baik rendah, sedang atau dengan biaya tinggi.
Untuk rekomendasi implementasi dengan biaya investasi medium sampai biaya
tinggi, dibuatkan laporan Studi Kelayakan (Feasibility Study) yang ditinjau dari sisi
Teknis, Ekonomis, serta Disain Teknis.

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


7. Pelaporan
Laporan seluruh kegiatan Audit Energi beserta tahapan-tahapan yang dilakukan di
industri PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG kepada pihak pemberi tugas dalam
hal ini Ditjen EBTKE seperti telah di kemukakan pada Bab I.
Sedangkan Laporan ini merupakan laporan teknis akhir dari kegiatan Audit Energi
yang dilakukan di industri PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG yang berisikan
semua hasil kegiatan.

Pelaksanaan Kegiatan serta Tenaga Pelaksana


Pelaksanaan kegiatan Audit Energi di industri PT. HI-LEX INDONESIA,
TANGERANG dilakukan dalam bulan November 2011 oleh Team Audit Energi dari
PT. REKADAYA SENTRA MANDIRI.

Gambar 1.2 Foto dokumentasi saat dilakukan Pelatihan Singkat Manajemen dan
Konservasi Energi di PT. Hi-Lex Indonesia, Tangerang

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


BAB II

DESKRIPSI INDUSTRI

Industri PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG merupakan Industri Logam yang


menghasilkan produk sistem kabel rem dan kabel transmisi otomotif yang digunakan
pada kendaraan roda dua dan roda empat. Hasil produk telah digunakan dan dipakai
di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Industri PT. HI-LEX INDONESIA,
TANGERANG terdiri dari 3 gedung diantarannya : gedung produksi, geudng
assemblyng, dan perkantoran.
Gambaran umum Industri PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG,. secara lebih rinci
dijelaskan sebagai berikut :

2.1 GAMBARAN UMUM TENTANG INDUSTRI


1. Informasi Umum
a. Nama Perusahan : PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG
b. Alamat : Jl. Bouroq 35, Tangerang Banten
c. Telepon : (021) 5522331
d. Fax No. : (021) 5522324 / (021) 5513525
e. Pemilik Industri : Swasta
f. Pengelola Industri : Industri PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG
g. Contact Person.
Nama : Wahju Tulus
Posisi Jabatan : Manager Manufacture Engineering
Telepon : 081382275669
h. Jumlah Karyawan : 1885 orang
i. Sumber energi : Listrik PLN (utama), Natural Gas

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


2. Fungsi Industri
a. Jenis Industri : Manufaktur
b. Product : Kabel Rem dan Transmisi Otomotif
c. Jam Kerja/Operasi : Shift I ( 06.20 15.20)
:Shift II ( 15.20 00.20)
:Shift III ( 21.20 06.20)
d. Hari Kerja : Senin Jumat, Sabtu (overtime)
e. Aliran proses produksi : Proses utama aktifitas di industri seperti terlihat
pada aliran proses sebagai berikut:

Drawing Buncher Stranding Extruder

Heater

Windering

Rotor Rall inner Heater gas Windering

Gambar 2.1 Aliran Proses Produksi Inner PT. Hi-Lex Indonesia, Tangerang

Coiling
Ralling Extruder Outer(Cuttin
g)
Endless

Gambar 2.2 Aliran Proses Produksi Outer PT. Hi-Lex Indonesia, Tangerang

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


2.2 SUMBER ENERGI DAN POLA PENGGUNAAN ENERGI DALAM INDUSTRI

1. Listrik PLN
a. Daya listrik PLN terpasang
- Terpasang : 1600 kVA
- Gol. Tarif : I-3
b. Trafo : 2 unit @ 1000 kVA
c. Capacitor Bank : 17 unit , kapasitas 50 kVAR
cos rata-rata : 0,9
d. Genset kapasitas : 2 unit ;1000 kVA, 500 kVA (cadangan / back up)
d. Single line diagram : (hal berikut)

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Gambar 2.3 SINGLE LINE DIAGRAM PT. HI-LEX INNDONESIA, TANGERANG

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


e. Konsumsi Listrik
Data konsumsi energi listrik secara rinci setiap bulan tidak tersedia pada
pihak Manajemen. Data konsumsi dan biaya listrik PLN yang tersedia hanya
untuk beberapa bulan terakhir dari PLN seperti pada tabel berikut.

Tabel. Konsumsi Listrik dan Biaya dua tahun terakhir


Catatan. Energi dikonsumsi
Reaktif
Total BIAYA
Tahun Bulan kWH konsumsi TOTAL
Data kVARh
WBP LWBP kWh [Rp.]
rincian Agustus 25790 137130 - 162920 246,3 Jt

konsumsi 2011 September 28430 143420 - 171850 260,6 Jt


energi Oktober 32470 160620 - 193090 293,2 Jt
listrik
diatas merupakan konsumsi total dari suplai daya 1.600 kVA.

Secara grafis jumlah konsumsi serta biaya energi listrik dapat


digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Fluktuasi konsumsi energi listrik dalam 3 bulan terakhir

2. Pembangkit Listrik Sendiri / GENSET

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Pembangkit listrik dari Genset yang dimiliki hanya digunakan sebagai
cadangan dengan kapasitas 1000 kVA dan 500 kVA, sedangkan sumber daya
listrik utamanya berasal listrik dari PLN.

3. Bahan Bakar Minyak dan Gas


Sumber energi yang digunakan oleh industri PT. HI-LEX INDONESIA,
Tangerang selain listrik dari PLN juga menggunakan sumber energi BBG
yaitu PGN (Pembangkit Gas Natural). Gas yang digunakan adalah gas alam
untuk proses produksi pada mesin Heater.
Jumlah konsumsi gas alam dalam 3 bulan terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut :
Bulan Volume Konsumsi (m) Biaya Total
Juli 2011 14481 11,15 Jt
Agustus 2011 15038 11,57 jt
September 2011 17000 13,09 Jt

Secara grafis jumlah konsumsi serta biaya energi listrik dapat


digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Fluktuasi konsumsi energi natural gas dalam 3 bulan terakhir

2.3 PROFIL BEBAN

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Sesuai dengan proses produksi didalam industri PT. HI-LEX Indonesia, Tangerang ini,
maka peralatan utama dalam industri ini adalah peralatan-peralatan machining yang
mengkonsumsi energi listrik serta mesin Heater dengan jenis energi yang dikonsumsi
adalah gas alam.
Dari data yang didapatkan, profil penggunaan energi utama (gas alam dan listrik)
dalam 3 bulan terakhir di dalam pabrik dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.6 Profil penggunaan sumber energi utama 3 bulan terakhir

Sedangkan profil (load profile) pembebanan listrik selama dilakukan Audit Energi dari
hasil pengukuran secara kontinu (record) dapat dilihat pada Bab selanjutnya.

2.4 INTENSITAS PENGGUNAAN ENERGI DALAM INDUSTRI

1. Hasil Produksi
Produk yang dihasilkan oleh PT. HI-LEX INDONESIA, TANGERANG, umumnya
adalah produk berupa sistem kabel rem dan transmisi otomotif dari berbagai pihak
swasta.

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Outer Inner

Produk Akhir

Gambar 2. 7 Beberapa jenis produksi

Dari data yang didapatkan, hasil produk tahunan (dari Th 2008 s/d 2011) PT. HI-LEX
INDONESIA, TANGERANG seperti terlihat pada Tabel pada halaman berikut:

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Grafik Hasil Produksi Outer tahun 2008 2011 PT. HI-LEX INDONESIA, Tangerang

Tabel : Hasil Produksi Outer tahun 2008 2011 PT. HI-LEX INDONESIA, Tangerang

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


Grafik Hasil Produksi Inner tahun 2008 2011 PT. HI-LEX INDONESIA, Tangerang

Tabel : Hasil Produksi Inner tahun 2008 2011 PT. HI-LEX INDONESIA, Tangerang

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI


2. Intensitas Energi

Intensitas penggunaan energi dalam Industri, merupakan besaran/harga yang


menyatakan jumlah konsumsi energi total baik listrik maupun termal yang digunakan
dalam industri untuk suatu jumlah kuantitas produk yang dihasilkan, atau sering juga
disebut dengan specific energy consumption (SEC)
.........................................................................................................................................

PT. REKADAYA SENTRAMANDIRI

Anda mungkin juga menyukai