Anda di halaman 1dari 36

OVERVIEW

MODUL BIMBINGAN TEKNIS

AUDITOR MUDA
PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

Mokh.Kandari, S.T.,M.En
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia

POKOK – POKOK MATERI AUDIT JENJANG MUDA


REGULASI DAN USAHA KETENAGALISTRIKAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
TEKNIK DASAR AUDIT SMK2
REGULASI & DASAR HUKUM
1

3
REGULASI SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

UU 30/2009 11 Tahun 2020

23/2014
PP 62/2012 5 Tahun 2021 25 Tahun 2021
(14/2012)

PERPRES 8/2012 8/2012

Permen 38/2018 ; 46/2017 5/2021 ; 6/2021 ; 10/2021

Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;


Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelanggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral;

4
DEFINISI & ISTILAH
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik
serta usaha penunjang tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan, dan
didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk
komunikasi, elektronika, atau isyarat.
3. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi,
distribusi, dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen.
4. Pembangkitan tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik.
5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkitan ke sistem distribusi atau ke
konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antarsistem.
6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau dari pembangkitan ke
konsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik.
8. Instalasi Tenaga Listrik adalah bangunan-bangunan sipil dan elektromekanik, mesin-mesin peralatan,
saluran-saluran dan perlengkapannya yang digunakan untuk pembangkitan, konversi, transformasi,
penyaluran, distribusi, dan pemanfaatan tenaga listrik.

5
GAMBARAN UMUM KETENAGALISTRIKAN

KETENAGALISTRIKAN KETENAGALISTRIKAN

USAHA KETENAGALISTRIKAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

PENYEDIAAN PEMANFAATAN PENUNJANG PENYEDIAAN PEMANFAATAN

Usaha industry
Pembangkitan

penunjang
Usaha jasa
penunjang
Penjualan
Distribusi
Transmisi

DISTRIBUSI
Jaringan
PEMBANGKIT TRANSMISI

a. pembangkit listrik tenaga uap; k. pembangkit listrik tenaga bayu;


b. pembangkit listrik tenaga gas; l. pembangkit listrik tenaga biomassa;
c. pembangkit listrik tenaga gas-uap; m. pembangkit iistrik tenaga biogas;
d. pembangkit listrik tenaga Panas Bumi; n. pembangkit listrik tenaga sampah;
e. pembangkit listrik tenaga air; o. battery energI storage system
 Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi f. pembangkit listrik tenaga air skala kecil dan (BESS); dan
pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik kepada menengah; p.Pembangkitlistriktenagaenergibarulai
konsumen. g. pembangkit listrik tenaga diesel; nnyadan tenaga energi terbarukan
h. pembangkit listrik tenaga mesin gas-uap; lainnya.
i. pembangkit listrik tenaga nuklir;
j. pembangkit listrik tenaga surya;

6
SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK
“Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan”
(UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan)

150 kV
INDUSTRI
PLTA
PLTD
PLTP
PLTG 20 kV
BISNIS
PLTU
PLTGU TRAFO GI TRAFO GI
PLT EBT 150/20 kV RUMAH
20/150 kV
220 V
PUBLIK
TRAFO SOSIAL
DISTRIBUSI

PEMBANGKITAN TRANSMISI / DISTRIBUSI PEMANFAATAN

Instalasi tenaga listrik tenaga listrik terdiri atas:


1. Instalasi penyediaan tenaga listrik, meliputi: 2. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik, meliputi:
a. Instalasi pembangkit tenaga listrik; a. Instalasi pemanfaatan tegangan tinggi;
b. Instalasi transmisi tenaga listrik; dan b. Instalasi pemanfaatan tegangan menengah; dan
c. Instalasi distribusi tenaga listrik. c. Instalasi pemanfaatan tegangan rendah.

7
PENGEMBANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

8
INTEGRASI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

9
JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
PP 25/2021 – PENYELENGGARAAN BIDANG ESDM

USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK MELIPUTI: Usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan
a) konsultansi dalam bidang Instalasi Tenaga Listrik;
dengan penyediaan tenaga listrik berupa:

b) pembangunan dan pemasangan Instalasi Tenaga


a) pemeriksaan dan penilaian tingkat komponen dalam
Listrik;
negeri di bidang Ketenagalistrikan;
c) pemeriksaan dan pengujian Instalasi Tenaga Listrik;
b) pemeriksaan dan penilaian penerapan sistem manajemen
d) pengoperasian Instalasi Tenaga Listrik;
keselamatan Ketenagalistrikan;
e) pemeliharaan Instalasi Tenaga Listrik;
c) pengelolaan lingkungan Ketenagalistrikan;
f) penelitian dan pengembangan;
d) pengendalian emisi gas rumah kaca Ketenagalistrikan ;
g) pendidikan dan pelatihan;
e) pemeriksaan dan penilaian Kompensasi tanah,
h) sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;
f) bangunan, danf atau tanaman yang berada di bawah
i) Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan;
g) ruang bebas jaringan Transmisi Tenaga Listrik.
j) Sertifikasi Badan Usaha jasa penunjang tenaga listrik; dan
k) usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan dengan
penyediaan tenaga listrik.

10
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Setiap usaha ketenagalistrikan wajib


memenuhi ketentuan
Keselamatan Ketenagalistrikan

Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga Setiap instalasi tenaga listrik yang
listrik wajib memenuhi ketentuan
beroperasi wajib memiliki
Standar Nasional Indonesia Sertifikat Laik Operasi.

Setiap tenaga teknik dalam usaha


ketenagalistrikan wajib memiliki Setiap badan usaha penunjang tenaga
listrik wajib memiliki
Sertifikat Kompetensi Tenaga
Sertifikat Badan Usaha
Teknik Ketenagalistrikan sesuai (klasifikasi dan kualifikasi)
Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan
wajib memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan
di bidang Lingkungan Hidup

skttk.djk.esdm.go.id kontak.skttk@djk.esdm.go.id 021-5225180 ext 4071 11


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI

• Usaha Penyediaan Tenaga Listrik  IUPTL (Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik)
• Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik  IUJPTL (Ijin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik)

• SERKOM / SERTIFIKAT KOMPETENSI LSK / LEMBAGA SRTIFIKASI


ORANG
KOMPETENSI
• SBU / SERTIFIKAT BADAN USAHA LSBU / LEMBAGA SRTIFIKASI BADAN
BADAN USAHA
USAHA
• SLO / SERTIFIKAT LAIK OPERASI
INSTALASI LIT / LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK

• SNI / STANDAR NASIONAL INDONESIA LSPro / LEMBAGA SERTIFIKASI


PERALATAN
PRODUK

skttk.djk.esdm.go.id kontak.skttk@djk.esdm.go.id 021-5225180 ext 4071 12


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

KETEKNIKAN KETENAGALISTRIKAN
terdiri atas:
a. keselamatan ketenagalistrikan; dan
b. pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telekomunikasi, multimedia, dan informatika

APAKAH K2 ITU ?

APAKAH TUJUAN DARI K2 ?

skttk.djk.esdm.go.id kontak.skttk@djk.esdm.go.id 021-5225180 ext 4071 13


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN …(1)


USAHA KETENAGALISTRIKAN

Usaha Penyediaan Tenaga Usaha PenunjangTenaga Listrik


Listrik (UPL) (UPTL)

Keselamatan Ketenagalistrikan
Wajib

Andal, Aman, Ramah Lingkungan


Tujuan

Standardisasi &
Lingkup Pengamanan

skttk.djk.esdm.go.id kontak.skttk@djk.esdm.go.id 021-5225180 ext 4071 14


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah pemenuhan


standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik, pengamanan instalasi tenaga listrik, dan
pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi,aman dari
bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, serta ramah lingkungan

Keselamatan Ketenagalistrikan BERTUJUAN untuk mewujudkan kondisi:


a. andal dan aman bagi Instalasi Tenaga Listrik;
b. aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya; dan
c. ramah lingkungan.

Kondisi ANDAL DAN AMAN bagi Instalasi Tenaga Listrik merupakan kondisi
a) Instalasi Tenaga Listrik yang beroperasi secara berkesinambungan dalam kurun waktu yang
telah direncanakan; dan
b) Instalasi Tenaga Listrik yang mampu mengantisipasi timbulnya risiko kerusakan akibat
ketidaknormalan operasi dan gangguan.

Kondisi aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya merupakan kondisi Instalasi
Tenaga Listrik yang bebas dari:
a. bahaya tenaga listrik;
b. bahaya mekanis;
c. bahaya termal; dan/atau
d. bahaya kimia.

Kondisi ramah lingkungan merupakan kondisi Instalasi Tenaga Listrik yang memenuhi ketentuan
peraturan perundangundangan di bidang lingkungan hidup

skttk.djk.esdm.go.id kontak.skttk@djk.esdm.go.id 021-5225180 ext 4071 15


Pengawasan tentang Keselamatan Kerja
berinduk pada Undang Undang No.1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja

Sudah ada PP 50 tahun 2012 tentang


penerapan SMK3

16
BAGAIMANA HUBUNGAN K3 DAN K2

K2 ANDAL, AMAN,
RAMAH
K3 LINGKUNGAN

17
OBJECTIVITAS STANDAR KOMPETENSI
Pada kegiatan usaha ketenagalistrikan, Keselamatan dibagi menjadi 3 KATEGORI yaitu:
1. Keandalan System
2. Kecelakaan Kerja
3. Kerusakan Lingkungan

BUKAN FAKTOR LISTRIK KEMENAKER

KEBERKAITAN
KECELAKAAN
KERJA
KEANDALAN
SISTEM (PERSONEL)

FAKTOR LISTRIK KESDM

LINGKUNGAN

SKTTK

18 18
19
KONSEP DASAR

Auditing merupakan pemeriksaan dan pengevaluasi yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh bukti-
bukti atas informasi, dokumentasi untuk dapat memberikan dan memastikan suatu sistem yang diterapkan
berdasarkan suatu pedoman.

PEMERIKSAAN

AUDITING BUKTI LAPORAN

EVALUASI

Audit penerapan SMK2 dilakukan melalui pemeriksaan secara sistematis dan objektif terhadap pemenuhan kriteria
yang telah ditetapkan untuk mengukur hasil pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dalam penerapan SMK2

20
JENIS-JENIS AUDIT
Jenis audit Ditinjau dari luasnya pemeriksaan audit bisa dibendakan atas 2, yaitu:
1) General audit (pemeriksaan umum), yaitu suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor dengan tujuan
untuk memberikan hasil capaian dan hasil penerapan atas laporan keseluruhan dengan memperhatikan standar
dan pedoman acuan.
2) Special audit (pemeriksaan khusus) yaitu Suatu pemeriksaan dengan ruang lingkup khusus yang sifatnya terbatas
yang dilakukan oleh auditor dan/atau inspektur guna memberikan hasil yang terbatas pada masalah atau pos
tertentu yang terpisah.

Jenis audit ditinjau dari pemeriksaan, yaitu


1) Audit Laporan Keuangan
Audit Laporan Keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang
disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

2) Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang tujuaannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi yang
telah dipersyaratkan dan peraturan tertentu

3) Audit Operasional
Audit Operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu

21
STANDAR AUDIT

Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan kontrak, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan
oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas bukti dan dokumen yang diaudit.

22
KONSEP KOMPETENSI AUDITOR SMK2

SIKAP

ETIKA
POLA PIKIR
AUDITOR

KEAHLIAN
PROFESIONALISM

KEILMUAN

23
DASAR STRATEGI AUDITOR SMK2
Sebagian besar pekerjaan auditor dalam rangka memberikan pendapat dan penilaian atas laporan dan
dokumen serta bukti-bukti yang terdiri atas usaha mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.

Ukuran keabsahan (validity)


bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor, dalam hal ini bukti audit (audit
evidence) yang dapat berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara
tegas oleh peraturan yang ketat.

Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik


oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas hasil yang dikumpulkan dan dievaluasi

Relevansi, objektivitas,ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, selu
ruhhnya berpengaruhterhadap kompetensi bukti.

oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas bukti yang ada dan perencanaan pemilik instalasi
maka
Relevansi, objektivitas,ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, selu
ruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.

24
KLASIFIKASI DAN BUKTI DOKUMENTASI

Pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan dan dokumen yang diberikan oleh
pemohon dapat bersifat implisit dan eksplisit dan dapat diklasifikasikan:
1. Keberadaan / keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan Kewajiban
4. Penilaian
5. Penyajian dan pengungkapan

25
KESESUAIAN DAN PENGUMPULAN BUKTI

Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan
bukti audit terdiri dari:

Materialitas
Auditor harus membuat pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas dokumen yang diperiksa. Ada
hubungan terbalik antara tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit yang diperlukan. Semakin rendah tingkat
materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan. Tingkat materialitas yang ditentukan
rendah berarti estimasi validasi kemungkinan rendah. Rendahnya salah saji dapat
ditoleransi menuntut auditor untuk menghimpun lebih banyak bukti sehingga auditor yakin tidak ada salah saji
material yang terjadi.

Risiko audit
Ada hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang diperlukan untuk
mendukung pendapat auditor atas dokumen dan bukti yang akan dilakukan.
Rendahnya risiko audit berarti tingginya tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan
pendapatnya. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor
untuk menghimpun bukti yang lebih banyak. Semakin rendah tingkat risiko audit yang dapat diterima auditor,
semakin banyak bukti audit yang diperlukan

26
Faktor-Faktor Ekonomi
Auditor memilih keterbatasan sumber daya yang digunakan untuk memperoleh bukti yang digunakan sebagai
dasar yang memadai untuk memberikan pendapat atas kewajaran dokumen serta bukti-bukti yang diterima.
Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya dalam menghimpun bukti.
Auditor harus memperhitungkan apakah setiap tambahan biaya dan waktu untuk menghimpun bukti seimbang
dengan keuntungan atau manfaat yang diperoleh melalui kuantitas dan kuliatas bukti yang dihimpun.

Ukuran dan Karakteristik Populasi


Auditor tidak mungkin menghimpun dan mengevaluasi seluruh bukti yang ada untuk mendukung pendapatnya.
Hal tersebut sangat tidak efisien.
Pengumpulan bukti audit pemeriksaan terhadap bukti audit dilakukan atas dasar sampling.
Terdapat hubungan searah antara besarnya populasi dengan besar sampling yang harus diambil dari populasi
tersebut.
Semakin besar populasinya, semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari populasinya.
Karakteristik populasi berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas item individual yang menjadi bagian
populasi dalam suatu sample yang diambil
Auditor memerlukan lebih banyak sampel atau informasi yang lebih kuat atau mendukung atas populasi yang
bervariasi daripada populasi yang seragam

27
VALIDITAS BUKTI
Untuk dapat dikatakan valid, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan relevan. Keabsahan sangat
tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan
kesimpulan secara umum mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada pengecu
alian penting yang ada. Namun, jika pengecualian yang penting dapat diketahui, anggapan mengenai keabsahan
bukti audit dalam audit, meskipun satu sama lain tidak bersifat saling meniadakan, dapat bermanfaat.

Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak di luar perusahaan, untuk tujuan audit auditor , bukti tersebut
memberikan jaminan keandalan yang lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.

Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang diberikan mengenai keandalan data.

Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui inspeksi fisik,
pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih bersifat menyimpulkan dibandingkan dengan yang diperoleh secara
tidak langsung.
Validasi dan/atau reliabilitas bahan bukti yang berupa catatan berkaitan erat dengan
efektivitas pengendalian internal klien.
Semakin efektif pengendalian intern klien, semakin valid yang dihasilkan. Validitasi bukti yang berupa informasi
penguat tergantung pada beberapa faktor, yaitu:

28
Relevansi
Bukti yang relevan adalah bukti yang tepat digunakan untuk suatu maksud tertentu.
Sebagai contoh pengamatan fisik kondisi
pengaman yang di auditor relevan digunakan untuk menentukan keberadaan keandalan
sistem. Namun, pengamatan fisik pengamantidak relevan digunakan untuk menentukan apakah peralatan
pengaman tersebut benar-benar dapat berfungsi atau tidak (hanya terpasang)

Sumber
Bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar perusahaan yang independen
merupakan bukti yang paling dapat dipercaya. Bukti semacam ini memberikan tingkat keyakinan keandalan yang
lebih besar daripada yang dihasilkan dan diperoleh dari dalam perusahaan. Misalnya dari end-user

Ketepatan waktu
Kriteria ini berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti tersebut. Ketepatan waktu sangat pentingterutama
dalam verifikasi atas kandalan suatu pembangkit

Objektifitas
Bukti yang objektif lebih dapat dipercaya dan kompeten daripada bukti subjektif. Dalam menelaah buktisubjektif,
seperti estimasi manajemen, auditor harus mempertimbangkan kualifikasi dan integritas individu pembuat
estimasi, dan menentukan ketepatan proses pembuatan keputusan dalam membuat suatu keputusan.

29
BAGAIMANA MENILAI VISI MISI SUATU PERUSAHAAN YANG
TERKAIT DENGAN PENERAPAN SMK2

30
JENIS DAN BUKTI AUDIT

Struktur Pengendalian Intern


Struktur pengendalian intern dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat dipercayainya data.
Kuat dan lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indikator utama untuk menentukan jumlah bukti
yang harus dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk
menentukan dapat atau tidaknya informasi dipercaya.

Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi .
Bukti ini banyak diperoleh dalam dokumentasi suatu kegiatan dan pemeliharaan/pengoperasian
Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap suatu kegiatan merupakan cara yang paling objekti dalam
menentukan kualitas hasil pemenuhan yang bersangkutan. Oleh karenaitu, bukti fisik merupakan jenis bukti
yang paling bisa dipercaya

Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi, penghitungan, dan observasi. Pada
umumnya

Bukti fisik berkaitan erat dengan keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

31
Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak lain
sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap pemohon.
Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak
ketiga secara langsung dan/atau tertulis. Konfirmasi akan memerlukan banyak waktu dan biaya.

Terdapat tiga jenis konfirmasi yaitu:


1. Konfirmasi positif, merupakan konfirmasi yang respondennya diminta untuk menyatakan persetujuan atau
penolakan terhadap informasi yang ditanyakan.
2. Blank confirmation, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta informasi lain sebagai jawaban atas
suatu hal yang ditanyakan.
3. Konfirmasi negatif, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk memberikan jawabanhanya
jika ia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap informasi yang ditanyakan

32
Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat
kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung.
2. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien.
3. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan

Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang
mengakibatkan kecacatan dokumen

33
Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia sehingga ia mempunyai
kesempatan untuk mengadakan pengajuan pertanyaan lisan. Masalah yang dapat ditanyakan antara lain
meliputi hal yang mendukung pada pemenuhan kriteria dan elemen sistem manajemen. Bukti lisan harus
dicatat dalam kertas kerja audit.

Bukti Analitis dan Perbandingan


Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan standar dan penilaian sistem
manajemen keselamatan ketenagalistrikan.

Bukti analitis menghasilkan dasar untuk menentukan suatu kesimpulan


Keandalan bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data pembanding. Bukti analitis meliputi juga
perbandingan atas rencana dan penerapan sistem manajemen suatu badan usaha
Perbandingan ini dilakukan untuk meneliti adanya perubahan yang terjadi, dan untuk menilai penyebabnya.

Bukti-bukti ini dikumpulkan pada awal audit untuk menentukan objek pemeriksaan yang memerlukan
pemeriksaan yang lebih mendalam

34
DOKUMENTASI AUDIT (KERTAS KERJA AUDIT)
Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor tentang prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya
sehubungan dengan auditnya

Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun bentuknya harus didesain
untuk memenuhi keadaan-keadaan yang dihadapinya dalam perikatan tertentu. Informasi yang tercantum
dalam kertaskerja merupakan catatan utama pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh auditor dan simpulan-
simpulan yangdibuatnya mengenai masalah-masalah yang signifikan

Isi Kertas Kerja --- Kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja bervariasi dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor,
namun haruscukup memperlihatkan bahwa catatandilaporkan serta standar pekerjaan lapangan yang
dapat diterapkan telah diamati. Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan
Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menujukan diamatinya standar pekerjaan
lapangan yang pertama.

Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan pengujian yang telah dilaksanakan,
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat dan kesimpulan

35
PROSEDUR DASAR AUDIT SMK2

1. Inspeksi
2. Pengamatan
3. Permintaan keterangan.
4. Konfirmasi.
5. Penelusuran
6. Pemeriksaan bukti pendukung
7. Perhitungan
8. Scaning dan pelaksanaan ulang
9. Teknik audit dan pelaporan

36

Anda mungkin juga menyukai