AUDITOR MUDA
PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
Mokh.Kandari, S.T.,M.En
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia
3
REGULASI SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN
23/2014
PP 62/2012 5 Tahun 2021 25 Tahun 2021
(14/2012)
4
DEFINISI & ISTILAH
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik
serta usaha penunjang tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan, dan
didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk
komunikasi, elektronika, atau isyarat.
3. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi,
distribusi, dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen.
4. Pembangkitan tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik.
5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkitan ke sistem distribusi atau ke
konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antarsistem.
6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau dari pembangkitan ke
konsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik.
8. Instalasi Tenaga Listrik adalah bangunan-bangunan sipil dan elektromekanik, mesin-mesin peralatan,
saluran-saluran dan perlengkapannya yang digunakan untuk pembangkitan, konversi, transformasi,
penyaluran, distribusi, dan pemanfaatan tenaga listrik.
5
GAMBARAN UMUM KETENAGALISTRIKAN
KETENAGALISTRIKAN KETENAGALISTRIKAN
Usaha industry
Pembangkitan
penunjang
Usaha jasa
penunjang
Penjualan
Distribusi
Transmisi
DISTRIBUSI
Jaringan
PEMBANGKIT TRANSMISI
6
SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK
“Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan”
(UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan)
150 kV
INDUSTRI
PLTA
PLTD
PLTP
PLTG 20 kV
BISNIS
PLTU
PLTGU TRAFO GI TRAFO GI
PLT EBT 150/20 kV RUMAH
20/150 kV
220 V
PUBLIK
TRAFO SOSIAL
DISTRIBUSI
7
PENGEMBANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK
8
INTEGRASI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
9
JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK
PP 25/2021 – PENYELENGGARAAN BIDANG ESDM
USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK MELIPUTI: Usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan
a) konsultansi dalam bidang Instalasi Tenaga Listrik;
dengan penyediaan tenaga listrik berupa:
10
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga Setiap instalasi tenaga listrik yang
listrik wajib memenuhi ketentuan
beroperasi wajib memiliki
Standar Nasional Indonesia Sertifikat Laik Operasi.
IMPLEMENTASI
• Usaha Penyediaan Tenaga Listrik IUPTL (Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik)
• Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik IUJPTL (Ijin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik)
KETEKNIKAN KETENAGALISTRIKAN
terdiri atas:
a. keselamatan ketenagalistrikan; dan
b. pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telekomunikasi, multimedia, dan informatika
APAKAH K2 ITU ?
Keselamatan Ketenagalistrikan
Wajib
Standardisasi &
Lingkup Pengamanan
Kondisi ANDAL DAN AMAN bagi Instalasi Tenaga Listrik merupakan kondisi
a) Instalasi Tenaga Listrik yang beroperasi secara berkesinambungan dalam kurun waktu yang
telah direncanakan; dan
b) Instalasi Tenaga Listrik yang mampu mengantisipasi timbulnya risiko kerusakan akibat
ketidaknormalan operasi dan gangguan.
Kondisi aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya merupakan kondisi Instalasi
Tenaga Listrik yang bebas dari:
a. bahaya tenaga listrik;
b. bahaya mekanis;
c. bahaya termal; dan/atau
d. bahaya kimia.
Kondisi ramah lingkungan merupakan kondisi Instalasi Tenaga Listrik yang memenuhi ketentuan
peraturan perundangundangan di bidang lingkungan hidup
16
BAGAIMANA HUBUNGAN K3 DAN K2
K2 ANDAL, AMAN,
RAMAH
K3 LINGKUNGAN
17
OBJECTIVITAS STANDAR KOMPETENSI
Pada kegiatan usaha ketenagalistrikan, Keselamatan dibagi menjadi 3 KATEGORI yaitu:
1. Keandalan System
2. Kecelakaan Kerja
3. Kerusakan Lingkungan
KEBERKAITAN
KECELAKAAN
KERJA
KEANDALAN
SISTEM (PERSONEL)
LINGKUNGAN
SKTTK
18 18
19
KONSEP DASAR
Auditing merupakan pemeriksaan dan pengevaluasi yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh bukti-
bukti atas informasi, dokumentasi untuk dapat memberikan dan memastikan suatu sistem yang diterapkan
berdasarkan suatu pedoman.
PEMERIKSAAN
EVALUASI
Audit penerapan SMK2 dilakukan melalui pemeriksaan secara sistematis dan objektif terhadap pemenuhan kriteria
yang telah ditetapkan untuk mengukur hasil pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dalam penerapan SMK2
20
JENIS-JENIS AUDIT
Jenis audit Ditinjau dari luasnya pemeriksaan audit bisa dibendakan atas 2, yaitu:
1) General audit (pemeriksaan umum), yaitu suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor dengan tujuan
untuk memberikan hasil capaian dan hasil penerapan atas laporan keseluruhan dengan memperhatikan standar
dan pedoman acuan.
2) Special audit (pemeriksaan khusus) yaitu Suatu pemeriksaan dengan ruang lingkup khusus yang sifatnya terbatas
yang dilakukan oleh auditor dan/atau inspektur guna memberikan hasil yang terbatas pada masalah atau pos
tertentu yang terpisah.
2) Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang tujuaannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi yang
telah dipersyaratkan dan peraturan tertentu
3) Audit Operasional
Audit Operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu
21
STANDAR AUDIT
Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan kontrak, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan
oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas bukti dan dokumen yang diaudit.
22
KONSEP KOMPETENSI AUDITOR SMK2
SIKAP
ETIKA
POLA PIKIR
AUDITOR
KEAHLIAN
PROFESIONALISM
KEILMUAN
23
DASAR STRATEGI AUDITOR SMK2
Sebagian besar pekerjaan auditor dalam rangka memberikan pendapat dan penilaian atas laporan dan
dokumen serta bukti-bukti yang terdiri atas usaha mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.
Relevansi, objektivitas,ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, selu
ruhhnya berpengaruhterhadap kompetensi bukti.
oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas bukti yang ada dan perencanaan pemilik instalasi
maka
Relevansi, objektivitas,ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, selu
ruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
24
KLASIFIKASI DAN BUKTI DOKUMENTASI
Pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan dan dokumen yang diberikan oleh
pemohon dapat bersifat implisit dan eksplisit dan dapat diklasifikasikan:
1. Keberadaan / keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan Kewajiban
4. Penilaian
5. Penyajian dan pengungkapan
25
KESESUAIAN DAN PENGUMPULAN BUKTI
Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan
bukti audit terdiri dari:
Materialitas
Auditor harus membuat pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas dokumen yang diperiksa. Ada
hubungan terbalik antara tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit yang diperlukan. Semakin rendah tingkat
materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan. Tingkat materialitas yang ditentukan
rendah berarti estimasi validasi kemungkinan rendah. Rendahnya salah saji dapat
ditoleransi menuntut auditor untuk menghimpun lebih banyak bukti sehingga auditor yakin tidak ada salah saji
material yang terjadi.
Risiko audit
Ada hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang diperlukan untuk
mendukung pendapat auditor atas dokumen dan bukti yang akan dilakukan.
Rendahnya risiko audit berarti tingginya tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan
pendapatnya. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor
untuk menghimpun bukti yang lebih banyak. Semakin rendah tingkat risiko audit yang dapat diterima auditor,
semakin banyak bukti audit yang diperlukan
26
Faktor-Faktor Ekonomi
Auditor memilih keterbatasan sumber daya yang digunakan untuk memperoleh bukti yang digunakan sebagai
dasar yang memadai untuk memberikan pendapat atas kewajaran dokumen serta bukti-bukti yang diterima.
Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya dalam menghimpun bukti.
Auditor harus memperhitungkan apakah setiap tambahan biaya dan waktu untuk menghimpun bukti seimbang
dengan keuntungan atau manfaat yang diperoleh melalui kuantitas dan kuliatas bukti yang dihimpun.
27
VALIDITAS BUKTI
Untuk dapat dikatakan valid, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan relevan. Keabsahan sangat
tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan
kesimpulan secara umum mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada pengecu
alian penting yang ada. Namun, jika pengecualian yang penting dapat diketahui, anggapan mengenai keabsahan
bukti audit dalam audit, meskipun satu sama lain tidak bersifat saling meniadakan, dapat bermanfaat.
Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak di luar perusahaan, untuk tujuan audit auditor , bukti tersebut
memberikan jaminan keandalan yang lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.
Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang diberikan mengenai keandalan data.
Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui inspeksi fisik,
pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih bersifat menyimpulkan dibandingkan dengan yang diperoleh secara
tidak langsung.
Validasi dan/atau reliabilitas bahan bukti yang berupa catatan berkaitan erat dengan
efektivitas pengendalian internal klien.
Semakin efektif pengendalian intern klien, semakin valid yang dihasilkan. Validitasi bukti yang berupa informasi
penguat tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
28
Relevansi
Bukti yang relevan adalah bukti yang tepat digunakan untuk suatu maksud tertentu.
Sebagai contoh pengamatan fisik kondisi
pengaman yang di auditor relevan digunakan untuk menentukan keberadaan keandalan
sistem. Namun, pengamatan fisik pengamantidak relevan digunakan untuk menentukan apakah peralatan
pengaman tersebut benar-benar dapat berfungsi atau tidak (hanya terpasang)
Sumber
Bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar perusahaan yang independen
merupakan bukti yang paling dapat dipercaya. Bukti semacam ini memberikan tingkat keyakinan keandalan yang
lebih besar daripada yang dihasilkan dan diperoleh dari dalam perusahaan. Misalnya dari end-user
Ketepatan waktu
Kriteria ini berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti tersebut. Ketepatan waktu sangat pentingterutama
dalam verifikasi atas kandalan suatu pembangkit
Objektifitas
Bukti yang objektif lebih dapat dipercaya dan kompeten daripada bukti subjektif. Dalam menelaah buktisubjektif,
seperti estimasi manajemen, auditor harus mempertimbangkan kualifikasi dan integritas individu pembuat
estimasi, dan menentukan ketepatan proses pembuatan keputusan dalam membuat suatu keputusan.
29
BAGAIMANA MENILAI VISI MISI SUATU PERUSAHAAN YANG
TERKAIT DENGAN PENERAPAN SMK2
30
JENIS DAN BUKTI AUDIT
Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi .
Bukti ini banyak diperoleh dalam dokumentasi suatu kegiatan dan pemeliharaan/pengoperasian
Pemeriksaan langsung auditor secara fisik terhadap suatu kegiatan merupakan cara yang paling objekti dalam
menentukan kualitas hasil pemenuhan yang bersangkutan. Oleh karenaitu, bukti fisik merupakan jenis bukti
yang paling bisa dipercaya
Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi, penghitungan, dan observasi. Pada
umumnya
Bukti fisik berkaitan erat dengan keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
31
Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak lain
sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap pemohon.
Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak
ketiga secara langsung dan/atau tertulis. Konfirmasi akan memerlukan banyak waktu dan biaya.
32
Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Menurut sumber dan tingkat
kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung.
2. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien.
3. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan
Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang
mengakibatkan kecacatan dokumen
33
Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia sehingga ia mempunyai
kesempatan untuk mengadakan pengajuan pertanyaan lisan. Masalah yang dapat ditanyakan antara lain
meliputi hal yang mendukung pada pemenuhan kriteria dan elemen sistem manajemen. Bukti lisan harus
dicatat dalam kertas kerja audit.
Bukti-bukti ini dikumpulkan pada awal audit untuk menentukan objek pemeriksaan yang memerlukan
pemeriksaan yang lebih mendalam
34
DOKUMENTASI AUDIT (KERTAS KERJA AUDIT)
Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor tentang prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya
sehubungan dengan auditnya
Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun bentuknya harus didesain
untuk memenuhi keadaan-keadaan yang dihadapinya dalam perikatan tertentu. Informasi yang tercantum
dalam kertaskerja merupakan catatan utama pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh auditor dan simpulan-
simpulan yangdibuatnya mengenai masalah-masalah yang signifikan
Isi Kertas Kerja --- Kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja bervariasi dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor,
namun haruscukup memperlihatkan bahwa catatandilaporkan serta standar pekerjaan lapangan yang
dapat diterapkan telah diamati. Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan
Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menujukan diamatinya standar pekerjaan
lapangan yang pertama.
Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan pengujian yang telah dilaksanakan,
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat dan kesimpulan
35
PROSEDUR DASAR AUDIT SMK2
1. Inspeksi
2. Pengamatan
3. Permintaan keterangan.
4. Konfirmasi.
5. Penelusuran
6. Pemeriksaan bukti pendukung
7. Perhitungan
8. Scaning dan pelaksanaan ulang
9. Teknik audit dan pelaporan
36