PLN PUSDIKLAT/DKIKP/2010
FEBRUARI 2010
KATA PENGANTAR
Februari 2010
PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
1. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1. DASAR PELAKSANAAN DKIKP.................................................................1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN DKIKP.................................................................1
1.3. KEGUNAAN DKIKP....................................................................................2
1.4. FAKTOR KEBERHASILAN DKIKP.............................................................3
1.5. REFERENSI................................................................................................3
2. STATUS OPERASI PEMBANGKIT.........................................................................4
2.1. KARAKTERISTIK PEMBANGKIT...............................................................4
2.2. DIAGRAM KONDISI PEMBANGKIT.........................................................20
2.3. PERPINDAHAN STATUS KONDISI PEMBANGKIT.................................21
2.4. OUTAGE...................................................................................................22
2.5. DERATING................................................................................................26
2.6. RESERVE SHUTDOWN (RS) DAN NON CURTAILING (NC).................27
2.7. CATATAN OUTAGE DAN DERATING......................................................28
2.8. DURASI OUTAGE DAN DERATING.........................................................32
3. CAUSE CODE PEMBANGKIT.............................................................................35
3.1. KELOMPOK CAUSE CODE PEMBANGKIT............................................35
3.2. PANDUAN PEMILIHAN KODE.................................................................36
3.3. CAUSE CODE OMC.................................................................................37
4. INDEKS KINERJA PEMBANGKIT (IKP)...............................................................41
4.1. DEFINISI IKP............................................................................................41
4.2. FORMULA INDEKS KINERJA PEMBANGKIT..........................................43
4.3. FORMULA IKP PER PEMBANGKIT (BASIS WAKTU)............................44
4.4. FORMULA IKP PEMBANGKIT GABUNGAN (BASIS WAKTU)...............46
4.5. UNIT PEMBANGKIT GABUNGAN (BASIS KAPASITAS)........................48
4.6. FORMULA TANPA OMC...........................................................................49
4.7. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN IKP............................................52
5. MEKANISME DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT..........................................54
5.1. RUANG LINGKUP.....................................................................................54
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
iv
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
1. PENDAHULUAN
Data yang diperoleh melalui proses sebagaimana diuraikan pada buku ini
digunakan untuk:
Jangka Panjang:
Dalam tinjauan system tenaga listrik jangka panjang, data IKP dIgunakan
untuk keperluan:
1.5. REFERENSI
Buku ini mengacu pada dokumen berikut:
1. SPLN K7.001:2007
2. Protap Deklarasi Kondisi Pembangkit Dan Indeks Kinerja Pembangkit 2007
3. Aturan Transaksi Tenaga Listrik Sistem Jawa Bali versi 2007
4. Aturan Jaringan Sistem Jawa-Madura-Bali versi 2007
5. Generating Avaibility Data System – Data Reporting Instructions (GADS
DRI) NERC 2007
6. Kontrak/Kesepakatan Jual Beli Tenaga Listrik (PPA) antara PT PLN
(Persero) dengan pembangkit
7. Literatur lain yang terkait dan relevan
Selain itu pada gambar tersebut juga menyatakan suatu kondisi saat
terjadi perubahan frekwensi sebesar f maka pada kondisi b3 beban
mesin akan mengayun mencapai c3 yang disebut ‘overwound speed
set point’ akibat dari turbin valve yang telah membuka penuh. Kerugian
dari kondisi ini adalah pada saat unit diminta menurunkan beban,
operator tidak akan mampu menurunkannya secara cepat untuk
mencapai c2a2. Untuk mengatasi kondisi tersebut pembangkit umunya
dilengkapi dengan alarm automatic reduction untuk membatasi beban .
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
5
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STATUS OPERASI PEMBANGKIT
1. Cold Start-Up
2. Warm Start-Up
3. Hot Start-up
Salah satu contoh type Boiler yang banyak digunakan adalah Caroline
Type, Radiant Boiler. Jenis sirkulasi aliran adalah Natural circulation
dimana sirkulasi air didalam Boiler dari Drum turun ke Down comer –
riser tube (pipa penguap)–kembali ke drum terjadi secara alamiah
(karena perbedaan density dari air yang masih dingin pada pipa down
comer dan air panas yang mulai menguap pada pipa penguap). Radiant
Boiler artinya perpindahan panas yang terjadi sebagian besar secara
Radiasi dari api diruang bakar ke pipa-pipa penguap Boiler. Drum
terletak dibagian atas Boiler sedangkan dibagian bawah menggunakan
header.
P = Mdot*(h1 – h2)
Dimana
Mdot = steam flow rate (Kg/s)
h1 = entalpi masuk sistem
h2 = entalpi keluaran sistem
Prinsip kerja dari Turbin gas adalah udara luar dihisap oleh Compressor
melalui Intake Air Filter dan Inlet Gaude Van masuk keruang bakar.
Diruang bakar udara bercampur dengan bahan bakar untuk proses
pembakaran di combuctor cilinder. Gas panas hasil dari proses
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
12
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STATUS OPERASI PEMBANGKIT
b c d
a b c d
Exhaust
Gas
Exit
HRSG
Feed
Water
ECONOMI
ZER
DR
UM
EVAPORAT
Reheat
OR Steam
RE-
RE-
SUPE
SUPE HEAT
HEAT
~
LP
R-
R- ER
ER H
HEAT
HEAT P
ER
ER
Superheat
Steam
CONDENS
Exhaust ER
C
Gas B
C
Inlet F
Wate
C
HRSG Wat
G ~ er r Out
P
T In
Ai
r
Karena PLTG termasuk internal combustion Engine seperti halnya
Diesel, maka karakteristik operasional PLTG mampu start-up sampai
beban nominal dalam orde menit serta merespon perubahan beban
dengan cepat. Governor langsung berhubungan dengan injector
bahan bakar
2. Generator
Panel kontrol terdiri dari panel kontrol peralatan listrik dan mesin serta
panel kontrol peralatan Bantu,berfungsi untuk mengendalikan
pengoperasian PLTD.
5. Step Up Transformer
TIDAK AKTIF
AKTIF
Scheduled D1 D2 D3 Scheduled U1 U2 U3 SF
*) Not connected, **) Connected
Dua kategori utama status unit pembangkit ditunjukkan pada Gambar-1, yaitu
“AKTIF” dan ”TIDAK AKTIF”. TIDAK AKTIF didefinisikan sebagai status unit
tidak siap operasi untuk jangka waktu lama karena unit dikeluarkan untuk
alasan ekonomi atau alasan lainnya yang tidak berkaitan dengan
peralatan/instalasi pembangkit. Dalam kondisi ini, unit pembangkit
memerlukan persiapan beberapa hari sampai minggu/bulan untuk dapat siap
operasi. Yang termasuk dalam kondisi ini adalah “INACTIVE RESERVE” yaitu
status bagi unit pembangkit yang direncanakan sebagai cadangan untuk
jangka panjang, “MOTHBALLED” yaitu status unit pembangkit yang sedang
disiapkan untuk idle dalam jangka panjang, dan “RETIRED” yaitu unit yang
untuk selanjutnya diharapkan tidak beroperasi lagi namun belum dibongkar
instalasinya.
Bagian bawah Gambar-1 diatas menunjukkan berbagai status operasi unit
pembangkit dengan rincian hingga empat tingkatan. Rincian status demikian
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
20
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STATUS OPERASI PEMBANGKIT
FO1 (U1) - T T Y Y Y T T T Y
FO2 (U2) Y - T Y Y Y T T T Y
FO3 (U3) Y T - Y Y Y T T T Y
SF Y T T - Y Y T T T Y
MO Y T T Y - Y Y Y T Y
PO Y T T Y T - Y T Y Y
ME Y T T Y T T Y - T Y
PE Y T T Y T T Y T - Y
SE Y T T Y T T - Y Y Y
RS Y T T Y Y Y T T T -
FD1 (D1) T T T
FD2 (D2) T T T
FD3 (D3) T T T
Standar IEEE 762 tidak mengizinkan perpindahan dari/ke status
MD (D4) Y Y T
derating ke/dari jenis peristiwa yang lain kecuali yang telah
PD Y T Y
ditunjukkan (pada Tabel ini)
DE Y
MDE (DM) Y T
PDE (DP) T Y
CATATAN: ”Y” berarti bisa pindah status; ”T” bearti tidak bisa pindah status
2.4. OUTAGE
Outage terjadi apabila suatu unit tidak sinkron ke jaringan dan bukan dalam
status Reserve Shutdown. Klasifikasi outage secara umum dikelompokkan
menjadi tujuh jenis kejadian.
Suatu outage dimulai ketika unit dikeluarkan dari jaringan atau pindah status
misalnya dari status Reserve Shutdown menjadi Maintenance Outage. Outage
berakhir ketika unit terhubung ke jaringan atau pindah ke status lain.
CATATAN: ROM adalah Rencana Operasi Mingguan yang diterbitkan oleh P3B
untuk periode operasi mulai Jum’at pukul 00:00 WIB sampai dengan Kamis
minggu berikutnya pukul 24:00 WIB.
ME - Maintenance Outage Extension: yaitu pemeliharaan outage
perpanjangan, sebagai perpanjangan MO yang belum selesai dalam waktu
yang telah ditetapkan. Ini artinya bahwa sebelum MO dimulai, periode dan
tanggal selesainya telah ditetapkan. Semua pekerjaan sepanjang ME adalah
bagian dari lingkup pekerjaan yang asli dan semua perbaikan ditentukan
sebelum outage mulai. ME hanya bisa dilakukan 1 (satu) kali dalam periode
tersebut. Pengajuan ME dilakukan pada saat realisasi MO berlangsung. Jadi
secara berkelanjutan tidak ada kondisi pembangkit MO dilanjutkan ME
dilanjutkan ME lagi. Jika kondisi tersebut terjadi, maka ME yang terakhir
menjadi FO3.
SF - Startup Failure: yaitu outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu
sinkron dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status outage atau
RSH.
Periode Startup untuk masing-masing unit ditentukan oleh Unit pembangkit.
Hal ini spesifik untuk tiap unit, dan tergantung pada kondisi unit ketika startup
(panas, dingin, standby, dll.). Periode start up dimulai dari perintah start dan
berakhir ketika unit sinkron. SF berakhir ketika unit sinkron atau unit berubah
status.
2.5. DERATING
Derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN-nya.
Derating digolongkan menjadi beberapa kategori yang berbeda. Derating
dimulai ketika unit tidak mampu untuk mencapai 98% DMN dan lebih lama dari
30 menit. Kapasitas yang tersedia didasarkan pada keluaran unit dan bukan
pada instruksi dispacth. Derating berakhir ketika peralatan yang menyebabkan
derating tersebut kembali normal, terlepas dari apakah pada saat itu unit
diperlukan sistem atau tidak.
Jika derating unit kurang dari 2% dari DMN dan kurang dari 30 menit, maka
derating tersebut diperhitungkan dalam aspek komersial. Cara lainnya, semua
deratings (lebih besar/kecil dari 2% DMN atau lebih pendek/panjang dari 30
menit) harus dilaporkan ke P3B.
Sebagai contoh, suatu derate 10% dari DMN tetapi berlangsung 10 menit
dilaporkan ke P3B, suatu derate 1% dari DMN tetapi berlangsung 6 jam
dilaporkan ke P3B.
outage mulai. Durasi MD dapat menjadi lebih panjang dari jadwal mingguan
apabila pengajuan disampaikan sebelum pelaksanaan. Pengajuan MDE
dilakukan pada saat realisasi MD berlangsung
PDE (DP) – Planned Derating Extension: suatu outage perluasan
direncanakan sebagai suatu perluasan suatu Derate Direncanakan (PD) di luar
tanggal penyelesaian yang diperkirakan. Ini berarti bahwa di awal PDE, derate
mempunyai jangka waktu yang diperkirakan (periode waktu) untuk pekerjaan
dan penetapan tanggal unit untuk kembali operasi. Semua pekerjaan
sepanjang PDE yang dijadwalkan adalah (bagian dari lingkup pekerjaan yang
asli) dan semua perbaikan ditentukan sebelum outage mulai. Pengajuan PDE
dilakukan pada saat realisasi PD berlangsung
diperlukan oleh sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO,
atau PO, bukan sebagai reserve shutdown (RS).
Pada saat unit sedang dalam status RS, seringkali pekerjaan pemeliharaan
dilakukan yang menyebabkan unit outage atau derating seandainya diminta
operasi dan sinkron ke sistem. Jika pekerjaan pemeliharaan tidak dapat
dihentikan atau diselesaikan, maka status RS berubah menjadi outage atau
derating.
c). Derating saat Unit Startup atau Shutdown. Tiap unit mempunyai waktu
"standar" atau "normal" untuk mencapai beban penuh setelah/dari keadaan
outage. Jika suatu unit dalam proses start up dari kondisi outage ke tingkat
beban penuh atau ke tingkat beban yang ditentukan sesuai periode yang
“normal”, maka tidak ada derating pada unit. Jika unit memerlukan waktu lebih
panjang dibanding waktu start up normal menuju beban penuh atau menuju
beban yang ditentukan dispatcher, maka unit dianggap mengalami derating.
Kapasitas unit pada akhir periode normal akan menentukan derate dan derate
akan berlangsung sampai unit dapat mencapai kemampuan beban penuh
atau tingkat beban yang ditentukan dispatcher.
Tidak ada derating untuk unit shutdown. Setiap unit perlu shutdown dengan
aman, dengan mengurangi peralatan atau memperhatikan resiko keselamatan
personil. Beberapa shutdowns dapat cepat seperti layaknya unit trip; yang lain
bisa lebih lambat seperti turunnya unit menuju PO. Dalam kasus manapun,
unit tidaklah derated.
i). Force Majeure Outage (FMO): yaitu keluarnya Pembangkit sebagai akibat
dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan umum, huru hara, sabotase,
pemberontakan, pemogokan atau larangan bekerja atau tindakan industrial
oleh para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian lainnya yang
digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang disepakati
Penjual dan Pembeli.
j). Force Majeure Derating, yaitu penurunan kemampuan Pembangkit
sebagai akibat dari terjadinya bencana alam, perang, kekacauan umum, huru
hara, sabotase, pemberontakan, pemogokan atau larangan bekerja atau
tindakan industrial oleh para buruh atau karyawan pihak terkait, dan kejadian
lainnya yang digolongkan sebagai peristiwa Sebab Kahar (force majeure) yang
disepakati Penjual dan Pembeli.
k). Daya mampu aktual Pembangkit yang lebih besar dari atau sama dengan
98% (sembilan puluh delapan persen) dari DMN Pembangkit dalam selang
waktu setengah jam secara terus-menerus.
l). Apabila diminta oleh Dispatcher P3B atau REGION P3B untuk mencapai
tingkat pembebanan tertentu, dan pembebanan Pembangkit aktual mencapai
tingkat pembebanan tersebut dengan rentang -2% (minus dua persen) dari
DMN dalam selang waktu setengah jam secara terus-menerus. Dengan
demikian, apabila tingkat pembebanan Pembangkit aktual lebih kecil dari
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
31
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN STATUS OPERASI PEMBANGKIT
tingkat pembebanan yang diminta oleh Dispatcher P3B atau REGION P3B
dikurangi 2% (dua persen) DMN, maka Pembangkit dianggap mengalami
derating sebesar DMN dikurangi tingkat pembebanan aktualnya.
i). Dalam hal permintaan PO/MO yang sudah terjadwal ditunda karena
kebutuhan sistem sehingga menyebakan FO atau FD maka kondisi tersebut
dikategorikan FO OMC atau FD OMC, jika penyebabnya adalah
komponen/system yang akan akan dilakukan PO/MO.
Service Hours (SH): adalah jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung
ke jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi
derating.
Available Hours (AH): adalah jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan
yaitu Service Hours ditambah Reserve Shutdown Hours.
Planned Outage Hours (POH): adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi
sebagai akibat dari Planned Outage untuk pelaksanaan pemeliharaan,
inspeksi dan overhaul, yang telah dijadwalkan jauh hari sebelumnya (misal:
overhaul boiler, overhaul turbin) + Scheduled Outage Extensions (SE) dari
Planned Outages (PO).
Unplanned Outage Hours (UOH): adalah jumlah jam yang dialami selama
Unplanned (Forced) Outages U1, U2, U3) + Startup Failures (SF) +
Maintenance Outages (MO) + Scheduled Outage Extensions (SE) dari
Maintenance Outages (MO).
Forced Outage Hours (FOH): adalah jumlah jam unit keluar paksa sebagai
akibat dari gangguan Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup
Failures (SF).
Maintenance Outage Hours (MOH): adalah jumlah jam unit tidak dapat
beroperasi sebagai akibat dari keluar pemeliharaan karena Maintenance
Outages (MO) + Scheduled Outage Extensions (SE) dari Maintenance
Outages (MO).
Unavailable Hours (UH): adalah jumlah jam dari semua Planned Outage
Hours (POH) + Unplanned (Forced) Outage Hours (FOH) + Maintenance
Outage Hours (MOH).
Scheduled Outage Hours (SOH): adalah jumlah jam unit tidak dapat
beroperasi sebagai akibat dari keluar terencana baik Planned Outage
maupun Maintenance Outage + Scheduled Outage Extensions (SE) dari
Maintenance Outages (MO) dan Planned Outages(PO).
Reserve Shutdown Hours (RSH): adalah jumlah jam unit tidak beroperasi
karena tidak dibutuhkan oleh sistem (pertimbangan ekonomi).
Period Hours (PH): adalah total jumlah jam dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status Aktif.
Unit Derating Hours (UDH): adalah jumlah jam unit mengalami derating.
full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual
(jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan
DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat
dijumlahkan.
CATATAN: Termasuk Planned Deratings (PD) selama Reserve Shutdowns
(RS).
Buku ini tidak menyediakan semua kode penyebab atau komponen yang
mungkin, tetapi hanya secara garis besar. Laporan detil yang lebih spesifik
mengenai penyebab/koomponen, jenis gangguan, metoda repair, dan/atau
kombinasi laporan peristiwa tersebut dapat diuraiakan secara verbal pada
laporan peristiwa. Juga, perusahaan mempunyai pilihan melaporkan informasi
lebih terperinci mengenai cara di mana sistem atau komponen mengalami
gangguan.
Cara Memilih Cause Code:
Cari kode penyebab peristiwa pada sistem atau komponen utama yang
bertanggung jawab terhadap peristiwa, yang bukan pada komponen alat bantu
atau operasi yang mencetuskan gangguan sistem atau komponen utama.
Sebagai contoh, gangguan dari saluran udara menuju salah satu klep
pengatur feedwater bisa menyebabkan klep itu menutup, sehingga aliran uap
boiler menurun. Dalam hal ini, kode penyebabnya adalah klep pengatur
feedwater, bukan kode sistem pelayanan udaranya. Fakta bahwa klep
menutup dipicu oleh gangguan saluran udara di catat dalam uraian verbal.
Pada sisi lain, jika tertutupnya klep pengatur feedwater diakibatkan oleh
hilangnya seluruh setasiun udara, kode penyebab untuk sistem setasiun udara
akan dilaporkan sebagai penyebab utama dari peristiwa. Dalam hal ini,
masalah sistem setasiun udara menyebabkan gangguan pemakaian banyak
klep dan instrumen seluruh pembangkit.
Laporan Power Supply (pusat-pusat kendali motor, breakers, dll.) yang
melayani komponen tertentu menggunakan kode komponen itu. Laporan
sistem catu daya yang melayani berbagai komponen menggunakan kode
sistem power supply. Sebagai contoh, jika gangguan breaker mengakibatkan
hilangnya suatu FD fan, kode FD fan akan digunakan. Namun, jika masalah
AC power supply distribution menyebabkan tidak hanya hilangnya FD fan
tetapi juga beberapa komponen utama lain, maka gunakan kode AC power
supply distribution.
Laporan Instrumen atau Controls (seperti pressure switches, pressure
regulators, position indicators, dll.) yang menjadi bagian tertentu dari fan,
pompa, atau klep, menggunakan kode komponen itu. Kode telah disediakan
untuk beberapa sistem kontrol, seperti kontrol feedwater.
Kode Major Overhaul hanya untuk pekerjaan memeriksaan secara seksama
yang tidak spesifik. Pekerjaan pembetulan skala besar yang dilakukan selama
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
36
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAUSE CODE PEMBANGKIT
BATAS FISIK
by Utility Distribution Co
OUT
Utility Distr Co ISO
Metering Metering
Disconnect Device Owned &
Operated by Generation
Entity
IN
Ketentuan standard GADS-DRI NERC
B
2 High Side CB or Recloser
Owned by Generation Entity menetapkan batas fisik peralatan yang
Dedicated Transformer
Berbagi dan
Owned by Generation Entitymenyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Generator Aux.
Load 37
A GCB
1
Aux. PT
~
Generator
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAUSE CODE PEMBANGKIT
dapat menjual bahan bakar ke orang yang lain (bagian dari bahan bakar
pembangkit karena pertimbangan costsaving), maka ketiadaan bahan bakar
tersebut adalah di bawah manajemen pengendalian dan tidak dapat digunakan
untuk kasus ini.
o Tekanan pekerja (mogok kerja). Outages atau pengurangan beban
disebabkan oleh mogok kerja tidaklah secara normal di bawah kendali
langsung manajemen pembangkit. Tekanan ini mungkin permasalahan
kebijaksananaan perusahaan atau menyangkut urusan di luar yurisdiksi
perusahaan itu seperti permasalahan menunda perbaikan atau transportasi
pasokan bahanbakar.
Bagaimanapun, keluhan manajemen pembangkit secara langsung yang
mengakibatkan pemogokan atau tekanan adalah di bawah manajemen
pengendalian pembangkit dan masuk sebagai hukuman terhadap pembangkit.
Jika mogok kerja disebabkan oleh permasalahan management/worker
pembangkit selama outage, outage perluasan manapun adalah dimasukkan
sebagai rugi2 energi sepanjang unit tidak mampu distart kembali karena
gangguan peralatan, pemeliharaan, overhauls, atau aktivitas lain.
o Permasalahan lain yang berhubungan dg. Ketergantungan cuaca
seperti variasi musim dalam jumlah kapasitas besar dalam kaitan dengan
variasi temperatur air pendingin bukanlah di dalam manajemen pengendalian
pembangkit.
Kebijakan Menangani Kondisi OMC
Dalam menghitung persamaan tanpa kondisi OMC, penting untuk diingat
bahwa sasaran peniadaan kondisi OMC adalah untuk mempengaruhi
kesiapan unit. Untuk ini, kami menangani outages dengan cara yang berbeda
dibanding derates. Dalam meniadakan kondisi tertentu dari catatan kondisi
kami dihadapkan dengan pertanyaan atas apa yang bisa ditempatkan sebagai
pengganti kondisi yang hilang. Dalam kasus dari suatu outage, tidak ada cara
yang pasti mengetahui status apa suatu unit harus dipertimbangkan. Satu-
Satunya hal sasaran pasti kami mengembalikan jam itu kepada status
tersedia. Itu persisnya apa yang kami lakukan dan itu semua kami kira bahwa
unit dalam reserve atau dalam keadaan operasi sepanjang waktu kondisi
outage OMC ditiadakan, sehingga, penambahan jam operasi maupun jam
cadangan menghadirkan suatu ringkasan kinerja unit yang khayal. Dalam
Service Factor (SF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit beroperasi
terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini menunjukkan
prosentase jumlah jam unit pembangkit beroperasi pada satu periode
tertentu.
Planned Outage Factor (POF): adalah rasio jumlah jam unit pembangkit
keluar terencana (planned outage) terhadap jumlah jam dalam satu
periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit
akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhoul pada suatu
periode tertentu.
Maintenace Outage Factor (MOF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar terencana (Maintenace outage) terhadap jumlah jam
dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit
pembangkit akibat pelaksanaan perbaikan, pada suatu periode tertentu.
Scheduled Outage Factor (SOF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar terencana (planned outage dan maintenance outage)
terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan
prosentase kondisi unit pembangkit akibat pelaksanaan pemeliharaan,
inspeksi dan overhoul pada suatu periode tertentu.
Unit Derating Factor (UDF): adalah rasio dari jumlah jam ekivalem unit
pembangkit mengalami derating terhadap jumlah jam dalam satu periode.
Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat
derating, pada suatu periode tertentu.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
41
PT PLN (Persero) INDEKS KINERJA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBANGKIT (IKP)
Reserve Shutdown Factor (RSF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar reserve shutdown (RSH) terhadap jumlah jam dalam
satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase unit pembangkit reserve
shutdown, pada suatu periode tertentu.
Forced Outage Factor (FOF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit
keluar paksa (FOH) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini
menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat FO, pada suatu
periode tertentu.
Forced Outage Rate (FOR): adalah jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan
dari sistem (keluar paksa) dibagi jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan
dari sistem ditambah jumlah jam unit pembangkit beroperasi, yang
dinyatakan dalam prosen.
Forced Outage Rate demand (FORd): adalah (f x FOH) dibagi [(f x FOH)
+SH]. Besaran ini menunjukkan tingkat gangguan outage tiap periode
operasi yang diharapkan.
Equivalent Forced Outage Rate (EFOR): adalah Forced Outage Rate yang
telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.
Net Capacity Factor (NCF): adalah rasio antara total produksi netto dengan
daya mampu netto unit pembangkit dikali dengan jam periode tertentu
(umumnya periode 1 tahun, 8760 atau 8784 jam).
Net Output Factor (NOF): adalah rasio antara total produksi netto dengan
daya mampu netto unit pembangkit dikali dengan jumlah jam unit
pembangkit beroperasi.
Plant Factor (PF): adalah rasio antara total produksi netto dengan perkalian
antara DMN dan jumlah jam unit pembangkit siap dikurangi jumlah jam
ekivalen unit pembangkit derating akibat forced derating, maintenance
derating, planned derating, dan derating karena cuaca/musim.
3 Service Factor SH
100%
[ SF ] PH
POH
4 Planned Outage Factor 100%
PH
[ POF ]
MOH
5 Maintenance Outage Factor 100%
PH
[ MOF ]
RSH
6 Reserve Shutdown Factor 100%
PH
[ RSF ]
EPDH EUDH
7 Unit Derating Factor 100%
PH
[ UDF ]
POH MOH
8 Scheduled Outage Factor 100%
PH
[ SOF ]
FOH
9 Forced Outage Factor 100%
PH
[ FOF ]
FOH
10 Forced Outage Rate 100%
FOH SH SynchronousHours
[ FOR ]
f FOH
11 Forced Outage Rate demand 100%
( f FOH ) SH
[FORd]
FOH EFDH
12 Equivalent Forced Outage 100%
FOH SH Synchr.Hrs. EFDHRS
Rate [EFOR]
POH
4 Planned Outage Factor 100%
PH
[ POF ]
MOH
5 Maintenance Outage Factor 100%
PH
[ MOF ]
RSH
6 Reserve Shutdown Factor 100%
PH
[ RSF ]
( EPDH EUDH )
7 Unit Derating Factor 100%
PH
[ UDF ]
( POH MOH )
8 Scheduled Outage Factor 100%
PH
[ SOF ]
FOH
9 Forced Outage Factor 100%
PH
[ FOF ]
FOH
10 Forced Outage Rate 100%
( FOH SH Synchr.Hours)
[ FOR ]
( f FOH )
11 Forced Outage Rate demand 100%
(( f FOH ) SH )
[ FORd]
( FOH EFDH )
[ EFOR] 100%
( FOH SH Synchr.Hrs. EFDHRS )
[WEAF]
( POH DMN )
4 W Planned Outage Factor 100%
( PH DMN )
[WPOF]
( MOH DMN )
5 W Maintenance Outage Factor 100%
( PH DMN )
[WMOF]
( RSH DMN )
6 W Reserve Shutdown Factor 100%
( PH DMN )
[WRSF]
[( EPDH EUDH )] DMN
7 W Unit Derating Factor 100%
( PH DMN )
[WUDF]
[( POH MOH )] DMN )
8 W Scheduled Outage Factor 100%
( PH DMN )
[WSOF]
( FOH DMN )
9 W Forced Outage Factor 100%
( PH DMN )
[WFOF]
( FOH DMN )
1 W Forced Outage Rate 100%
[( FOH SH Synchr.Hours ) DMN ]
0 [WFOR]
W Forced Outage Rate demand [( f FOH ) DMN ]
11 [WFOR ] 100%
d [(( f FOH ) SH ) DMN ]
capacity base)
• Hitung IKP
• Output IKP
CATATAN KHUSUS
Pada Lampiran 13 dijelaskan metode Sintesis dan Fleet-type Roll Up untuk
menentukan data dan menghitung kinerja PLTGU secara BLOK dengan data
laporan dari masing-masing unit GT/ST.
Metode ini tidak digunakan P3B dalam perhitungan secara sistem. Metode ini
biasa digunakan secara khusus untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat
terjadinya kondisi unit-unit (GT/ST) pada PLTGU.
B. RS - Reserve Shutdown
C. NC - Noncurtailing Event
CATATAN TAMBAHAN
Pada Lampiran 11, Lampiran 12, dan Lampiran 13 diuraikan beberapa
contoh interpretasi dan laporan Outage/Derating (termasuk kondisi OMC) yang
diharapkan dapat memperjelas pengertian kondisi-kondisi Pembangkit.
a) P3B:
Supervisor Operasi Real Time BOPS atau yang mewakilinya
b) AP:
c) UP PLN:
d) IPP:
Petugas shift yang ditunjuk oleh perusahaan
a) P3B:
Supervisor Operasi Real Time BOPS atau Pejabat yang ditugaskan
b) AP:
Petugas shift yang ditunjuk oleh perusahaan
c) UP PLN:
Petugas shift yang ditunjuk oleh perusahaan
d) IPP:
Petugas shift yang ditunjuk oleh perusahaan
f) Supervisor Operasi Real Time BOPS akan mengirim rekap Data Awal
kondisi Pembangkit harian seperti daya mampu maksimum, penyebab
kejadian dan cause codenya untuk data yang sudah terkumpul pada
periode tugas/shiftnya kepada Supervisor Pembangkit atau yang mewakili
melalui Web Aplikasi DKP
h) Form DKP-P3B yang berisi Rekap Final data kondisi Pembangkit periode
operasi mulai pukul 00:00 WIB hingga 24:00 WIB satu hari sebelumnya
akan dikirim selambat-lambatnya pukul 10.00 WIB setiap harinya oleh
Supervisor Operasi Real Time BOPS melalui Web Aplikasi HDKP untuk
selanjutnya dikonfirmasi oleh Supervisor Pembangkit atau yang mewakili.
Lihat Lampiran 5.
Jika a) tidak terdapat konfirmasi atas data kondisi harian hingga pukul 15:00
WIB keesokan harinya atau pada hari kerja terdekat setelah hari libur; atau b)
terdapat data yang tidak dilengkapi dengan konfirmasi “S” atau “TS”, maka
data kondisi yang disampaikan BOPS dianggap sebagai data yang benar.
Apabila jadwal penyampaian deklarasi dan konfirmasi harian jatuh pada hari
Sabtu, Minggu atau hari libur, maka proses deklarasi dan konfirmasi sesuai
Protap ini dilakukan pada hari kerja terdekat setelah hari libur tersebut.
j) Selanjutnya, BOPS P3B akan memfasilitasi penyelesaian mengenai data
kondisi yang belum disepakati (berstatus “TS”) oleh Pihak PembangkitI
yang berwenang berdasarkan data pendukung yang ada.
k) Data kondisi yang telah disepakati akan digunakan oleh BOPS P3B
sebagai dasar perhitungan Indeks Kinerja Pembangkit, melalui aplikasi
GAIS atau manual.
l) Jika masih terdapat data kondisi yang belum disepakati, maka harus
diselesaikan secara kesepakatan bersama antara BOPS dan Pembangkit
atau dilanjutkan kepada komisi Grid Code.
m) BOPS harus menyampaikan hasil akhir penyelesaian data kondisi yang
berstatus “TS”. Data tersebut dapat dikoreksi dengan alasan yang
disepakati oleh BOPS dan perusahaan Pembangkit. (Lihat Lampiran 7 dan
8).
n) Apabila terdapat kendala pada saluran komunikasi untuk penggunaan Web
Aplikasi DKP, maka proses konfirmasi dilakukan melalui email, facsimile
atau ftp. Alamat email BOPS dan Pengelola Pembangkit serta server ftp
dapat dilihat pada Lampiran D-1. Selanjutnya BOPS akan mengisikan data
tersebut ke database DKP.
o) Untuk memperjelas proses pelaksanaan deklarasi kondisi pembangkit
dapat dilihat pada Diagram Alir pada Lampiran D-2
p) Penunjukan waktu di ruang kontrol P3B (berdasarkan GPS) digunakan
sebagai Waktu Standar untuk semua pencatatan dan pelaporan kejadian
Pembangkit.
a. Aplikasi Dispatch
IPP
PMT
Internet
Internet
UBOS
PLN
PLN
Net
Net
PERINTAH
ACKNOWLEDGE
PEMBANGKIT
UBOS
SS adalah untuk
perintah Start dan
Stop Pembangkit
LMVAR adalah
untuk perintah
menaikan MVA
LMWadalah untuk
perintah menaikan
MW
Message adalah
box untuk
menampilkan
Konfirmasi dari
pembangkit
b. Aplikasi DKP
Declare
Konfirmasi
kesiapan
(Acknowledge)
pembangkit
EAF
Cause Code
Summary
dll
Memasukan
Melengkapi
Cause Code
Cause Code
c. Aplikasi CATKIT
Memilih nama
pembangkit
Memasukan
Waktu Kejadian
Memasukan
Status kejadian
Memilih level
Cause Code
d. Aplikasi GAIS
Versi Umum
Versi OMC
1. Informasi umum
2. Data Pembangkit
ID Pembangkit
Nama Pembangkit
Jenis Pembangkit
Install Kapasiti
Daya Mampu Netto
Bahan Bakar
Tahun Operasi
Umur Operasi
5. Informasi Kinerja
Dengan OMC
Tanpa OMC
Setelmen
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BOPS
OPSIS
RENOP
TRATL
…
Anak
Perusahaan
1.
2.
3.
…
UP PLN
1.
2.
3.
…
IPP
1.
2.
3.
…
Lampiran 2:
DIAGRAM ALIR PROSES DEKLARASI KONDISI PEMBANGKIT
Lampiran 3:
DIAGRAM ALIR PROSES PENGISIAN APLIKASI KONDISI PEMBANGKIT
Dispatcher
mengirimkan
perintah
Operator menerima
perintah
Media
Entry Aplikasi Telpon Penyampaian
Dispatch Dispatch
Aplikasi Dispatch
Dispatcher Operator
Acknowledge Acknowledge
Data Base
Lampiran 4:
Form. DKP-Pengendali Sistem
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT HARIAN
UBP : ................................….
Tanggal : ....................................
Minggu Operasi Periode : ...................……………...
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 6 diisi dengan tanggal dan jam pada saat komunikasi antara dispatcher dan operator Pembangkit dilakukan.
- Kolom 4 dan kolom 5 diisi dengan tanggal dan jam mulai dan berakhirnya kondisi Pembangkit. Jam (hh:mm) pada kolom 4 diisi
00:XX jika kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 5 diisi 24:XX jika kondisi masih berlanjut.
- Kolom 7 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD,
PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 8 dan alasan
terjadinya kondisi tersebut pada kolom 9 oleh Dispatcher.
- Kolom 10 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi
yang dominan
- Kolom 12 diisi dengan nama Dispatcher yang bertugas dengan mencirikan asalnya pada akhir nama seperti B untuk BOPS dan
R1, R2, R3, R4 untuk masing-masing Region terkait.
- Jika tidak terdapat data, maka pengisian pada kolom terkait diisi dengan TAD
Jakarta, ............................
PT PLN (Persero) P3B ......
Lampiran 5:
Form. H-DKP-Pembangkit
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT HARIAN
UBP : ................................….
Tanggal : ....................................
Minggu Operasi Periode : ...................……………...
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 6 diisi dengan tanggal dan jam pada saat komunikasi antara dispatcher dan operator Pembangkit dilakukan.
- Kolom 4 dan kolom 5 diisi dengan tanggal dan jam mulai dan berakhirnya kondisi Pembangkit. Jam (hh:mm) pada kolom 4 diisi
00:XX jika kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 5 diisi 24:XX jika kondisi masih berlanjut.
- Kolom 7 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD,
PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 8 dan alasan
terjadinya kondisi tersebut pada kolom 9 oleh Dispatcher
- Kolom 10 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi
yang dominan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 77
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
Jakarta, ...........................20..
Lampiran 6:
Form. H-DKP-S-P3B
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT YANG DISETUJUI
Perusahaan Pembangkit : ……………………………..
Periode Tanggal s/d Tanggal : ...............................
Catatan:
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 78
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
- Kolom 3 dan kolom 4 diisi dengan jam mulai dan berakhirnya status Pembangkit. Jam (hh:mm) pada kolom 3 diisi 00:XX jika
kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 4 diisi 24:XX jika kondisi masih berlanjut.
- Kolom 5 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD,
PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 6 dan alasan
terjadinya kondisi tersebut pada kolom 7 oleh Dispatcher
- Kolom 8 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi
yang dominan
- Kolom 10 (DMN) diisi dengan daya mampu netto dikontrak.
- Jika tidak terdapat data, maka pengisian pada kolom terkait diisi dengan TAD
Jakarta, ...........................200..
PT PLN (Persero) .....
......................................
D.M. Transaksi Tenaga Listrik
Lampiran 7: Form.
H-DKP-TS-P3B
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT YANG BELUM DISETUJUI
Perusahaan Pembangkit : .................................
Periode Tanggal s/d Tanggal : ...............................
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 4 diisi dengan jam mulai dan berakhirnya status Pembangkit. . Jam (hh:mm) pada kolom 3 diisi 00:XX jika
kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 4 diisi 24:XX jika kondisi masih berlanjut.
- Kolom 5 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD,
PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 6 dan alasan
terjadinya kondisi tersebut pada kolom 7 oleh Dispatcher
- Kolom 8 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi
yang dominan
Jakarta, ...........................200..
PT PLN (Persero) P3B Bidang Operasi Sistem
......................................
D.M. Transaksi Tenaga Listrik
Lampiran 8: Form.
H-DKP-TS-Pembangkit
REALISASI KONDISI PEMBANGKIT YANG BELUM DISETUJUI
Perusahaan Pembangkit : .................................
Periode Tanggal s/d Tanggal : ...............................
Catatan:
- Kolom 3 dan kolom 4 diisi dengan jam mulai dan berakhirnya status Pembangkit. . Jam (hh:mm) pada kolom 3 diisi 00:XX jika
kondisi lanjutan dari sebelumnya dan atau kolom 4 diisi 24:XX jika kondisi masih berlanjut.
- Kolom 5 diisi dengan kondisi/status Pembangkit yaitu (pilih salah satu): PO, PE, MO, ME, RS, FO(FO1, FO2, FO3, SF), SD(PD,
PDE, MD, MDE), FD(FD1, FD2, FD3), atau NC, diiringi dengan kode penyebab (Cause Code) pada kolom 6 dan alasan
terjadinya kondisi tersebut pada kolom 7 oleh Dispatcher
- Kolom 8 diisi (jika terdapat 2 kondisi atau lebih dalam waktu bersamaan) dengan ”B” untuk kondisi biasa dan ”D” untuk kondisi
yang dominan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 82
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
Jakarta, ...........................200..
UBP...............................
...... ......................................
BALANCE OF PLANT
Electrical 3600-3689
3600 Switchyard transformers and associated cooling systems
3611 Switchyard circuit breakers
3612 Switchyard system protection devices
3619 Other switchyard equipment
3620 Main transformer
3621 Unit auxiliaries transformer
3622 Station service startup transformer
3623 Auxiliary generators
3624 Auxiliary generator voltage supply system
3629 Other switchyard or high voltage system problems
3630 400-700-volt transformers
3631 400-700-volt circuit breakers
3632 400-700-volt conductors and buses
3633 400-700-volt insulators
3634 400-700-volt protection devices
3639 Other 400-700-volt problems
3640 AC instrument power transformers
3641 AC Circuit breakers
3642 AC Conductors and buses
3643 AC Inverters
3644 AC Protection devices
3649 Other AC instrument power problems
3650 DC instrument power battery chargers
3651 DC circuit breakers
3652 DC conductors and buses
3653 DC protection devices
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
84
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
3659 Other DC power problems
3660 4000-7000-volt transformers
3661 4000-7000-volt circuit breakers
3662 4000-7000-volt conductors and buses
3663 4000-7000-volt insulators
3664 4000-7000-volt protection devices
3669 Other 4000-7000-volt problems
3670 12-15kV transformers
3671 12-15kV circuit breakers
3672 12-15kV conductors and buses
3673 12-15kV insulators
3674 12-15kV protection devices
3679 Other 12-15kV problems
3680 other voltage transformers
3681 other voltage circuit breakers
3682 other voltage conductors and buses
3683 other voltage insulators
3684 other voltage protection devices
3689 Other voltage problems
Auxiliary Systems 3810-3899
- Service Water (Open System)
3810 Service water pumps and motors
3811 Service water piping
3812 Service water valves
3813 Service water heat exchangers
3814 Service water system fouling
3819 Other service water problems
- Closed Cooling Water Systems
3820 Closed cooling water pumps
3821 Closed cooling water piping
3822 Closed cooling water valves
3823 Closed cooling water heat exchangers
3824 Closed cooling water system fouling
9300 Transmission system problems other than catastrophes (do not include
switchyard problems in this category; see codes 3600 to 3629)
9310 Operator training
9320 Other miscellaneous external problems
REGULATORY, SAFETY, ENVIRONMENTAL
Gunakanlah kode ini hanya untuk peristiwa yang tidak secara langsung bisa
menyebabkan gangguan peralatan. Pemeriksaan atau uji coba peralatan tertentu
dalam kaitan pengaturan (regulation) dilaporkan menggunakan kode penyebab
peralatan yang sesuai, dan fakta bahwa kebutuhan pengaturan itu dicatat pada
bagian uraian verbal.
Regulatory 9504-9590
9504 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - regulatory agency
initiated
9506 Regulatory (environmental) proceedings and hearings - intervenor initiated
9510 Plant modifications strictly for compliance with new or changed regulatory
requirements (secrubbers, cooling towers, etc.)
9590 Miscellaneous regulatory (this code is primarily intended for use with event
contribution code 2 to indicate that a regulatory-related factor contributed to the
primary cause of the event)
Stack Emission (include exhaust emissions) 9603-9657
9603 SO2 stack emissions – gas turbines
9613 NOx stack emissions – gas turbines
9623 Particulate stack emissions – gas turbines
9633 Opacity – gas turbines
9653 Other stack or exhaust emissions – gas turbines (use codes 9200 to 9290 if
fuel quality causes pollution control equipment problems that result in excess stack
emissions)
9657 Other stack or exhaust emissions testing - gas turbine
Other Operating Environmental Limitations 9663-9693
9663 Thermal discharge limits – gas turbines
9673 Noise limits (not for personnel safety) – gas turbines
9683 Fish kill – gas turbines
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
106
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
GAS TURBINE
Inlet Air System and Compressors (use HP compressor if only one) 5000-5030
- Ducts and Filters
5000 Inlet air ducts
5001 Inlet air vanes / nozzles
5002 Inlet air filters
5003 Inlet cone
5004 Inlet air chillers
5005 Inlet air evaporative coolers
5006 Inlet air foggers
5009 Other inlet air problems
- Compressors
5010 High pressure shaft
5011 High pressure bearings
5012 High pressure blades/buckets
5013 Compressor casing and bolts
5014 Compressor diaphragms
5015 Compressor seals
5016 High pressure compressor bleed valves
5017 Low pressure compressor bleed valves
5019 Other high pressure problems
5020 Low pressure shaft
5021 Low pressure bearings
5022 Low pressure blades/buckets
5029 Other low pressure problems
5030 Supercharging fans
Fuel, Ignition, and Combustion Systems 5040-5079
5040 Fuel tanks
5041 Fuel piping and valves
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
108
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
6032 LP economizer
6090 Other HRSG tube Problems
Miscellaneous HRSG Boiler Tube Problems 1300-1599
1300 Water side fouling
1305 Fireside cleaning (which requires a full outage)
1310 Water side cleaning (acid cleaning)
1320 Tube supports/attachments
1330 Slag fall damage
1340 Tube modifications (including addition and removal of tubes)
1350 Other miscellaneous boiler tube problems
- Air Supply
1400 Forced draft fans
1407 Forced draft fan lubrication system
1410 Forced draft fan motors
1411 Forced draft fan motors – variable speed
1412 Forced draft fan drives (other than motor)
1415 Forced draft fan controls
1420 Other forced draft fan problems
1430 Air supply ducts
1431 Air supply dampers from FD fan
1432 Air supply duct expansion joints
1440 Air supply dampers
1450 Other air supply problems
- Miscellaneous (Boiler Air and Gas Systems)
1590 Stacks
1591 Stack damper and linkage
1592 Stack damper linkage motors
1599 Other miscellaneous boiler air and gas system problems
HRSG Boiler Control Systems 1700-1799 (including instruments which input to
the controls)
1700 Feedwater controls (report local controls --- feedwater pump, feedwater
regulator valve, etc., - - with component or system)
BOILER
Boiler Fuel Supply to Bunker 0010-0130
Coal Handling Equipment up Through Bunkers
0010 Thaw shed failure or fire
0020 Coal car dumpers, shakers, and unloaders
0022 Unloading/receiving hopper (train/truck)
0024 Rotary plow
0026 Dust suppression system
0028 Dust collection system
0030 Coal conveyors and feeders
0035 Metal detector/collector (including magnetic separator)
0040 Coal elevators
0050 Coal storage fires
0060 Coal crushers including motors
0070 Coal samplers
0075 Storage silos/hoppers
0080 Stackers/reclaimers
0084 Coal conveyor scales-storage coal pile
0085 Bunker feeder coal scales
0090 Bunker fires
0095 Bunker flow problems
0100 Bunker gates
0105 Bunker structures
0106 Coal drying system (see additional codes 0125-0127)
0107 Secaraeen (prior to bunkers)
0110 Other coal fuel supply problems up through bunkers
0125 Coal crusher dryer hammers (see code 0106)
0126 Coal crusher lube oil system (see code 0106)
0127 Other coal crusher dryer problems (see code 0106)
0129 Other coal processing system problems
Boiler Fuel Supply from Bunkers to Boiler 0200-0480
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
139
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
testing)
4499 Other miscellaneous steam turbine problems
GENERATOR
Satuan kode ini berisi generator, exciter, sistim pendingin generator, dan kendali
generator.
Bagian utama dari generator sampai dengan CB keluaran generator tercakup pada
satuan kode ini.
Generator 4500-4580
4500 Rotor windings
4510 Rotor collector rings
4511 Rotor, General
4520 Stator windings, bushings, and terminals
4530 Stator core iron
4535 Stator, General
4540 Brushes and brush rigging
4550 Generator bearings and lube oil system
4555 Bearing cooling system
4560 Generator vibration (excluding vibration due to failed bearing and other
components)
4570 Generator casing
4580 Generator end bells and bolting
Exciter 4600-4609
4600 Exciter drive - motor
4601 Exciter field rheostat
4602 Exciter commutator and brushes
4603 Solid state exciter element
4604 Exciter drive - shaft
4605 Exciter transformer
4609 Other exciter problems
Cooling System 4610-4650 (report failures caused by water leaks into generator
as codes 4500, 4510, etc.)
4610 Hydrogen cooling system piping and valves
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
162
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
only)
4831 Minor generator overhaul (less than 720 hours) (use for non-specific overhaul
only)
4840 Inspection
4841 Generator doble testing
4850 Core monitor alarm
4860 Generator neutral grounding equipment
4899 Other miscellaneous generator problems
DIESEL ENGINE
Engine 5700-5799
5700 Drive shaft and bearings
5710 Cylinders
5711 Cylinder heads
5712 Hydraulic lock (water in cylinders)
5720 Pistons
5730 Intake valves
5731 Exhaust valves
5740 Turbo charger
5790 Vibration
5799 Other engine problems
Engine Auxiliaries 5800-5849
5800 Lube oil system
5805 Cooling system
5810 Heater elements
5815 Fuel system
5820 Start system
5825 Battery and battery charger system
5830 Air filter system
5849 Other engine auxiliaries problems
Engine Controls 5850-5880
5850 Governor
5855 Engine control system
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
176
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
9140 Plant modifications to burn different fuel that are not regulatory mandated
9150 Labor strikes company-wide problems or strikes outside the company’s
jurisdiction such as manufacturers (delaying repairs) or transportation (fuel supply)
problems.
9151 Labor strikes direct plant management grievances that result in a walkout or
strike are under plant management control.
9160 Other economic problems
9180 to 9199 Economic (for internal use at plants only)
Fuel Quality 9200-9290 (Use code 9605 to 9655 if the fuel quality results in
excess stack emissions through no fault in the pollution control equipment. Use the
appropriate equipment code to report fouling and slagging.)
9200 High ash content
9220 High sulfur content
9230 High vanadium content
9240 High sodium content
9260 Low Btu oil
9290 Other fuel quality problems
3730 Transmission equipment beyond the 1st substation (see code 9300 if
applicable)
Auxiliary Systems 3810-3899
- Service Water (Open System)
3810 Service water pumps and motors
3811 Service water piping
3812 Service water valves
3813 Service water heat exchangers
3814 Service water system fouling
3815 Service water strainer
3819 Other service water problems
- Closed Cooling Water Systems
3820 Closed cooling water pumps
3821 Closed cooling water piping
3822 Closed cooling water valves
3823 Closed cooling water heat exchangers
3824 Closed cooling water system fouling
3825 Closed cooling water instrumentation
3826 Closed cooling water strainer
3829 Other closed cooling water system problems
- Auxiliary Steam
3830 Auxiliary boiler
3831 Auxiliary steam piping
3832 Auxiliary steam valves
3833 Auxiliary steam controls and instruments
3834 Auxiliary boiler tube leaks
3835 Auxiliary boiler burner management system
3839 Other auxiliary steam problems (also see extraction steam codes 3520 to
3529; startup bypass codes 0630 to 0660; and soot blower steam code 0870)
- Service Air
3840 Service air compressors
3841 Service air piping
3842 Service air valves
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
186
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
3843 Service air dryers
3844 Soot blowing air compressor and system
3849 Other service air problems
- Instrument Air
3850 Instrument air compressors
3851 Instrument air piping
3852 Instrument air valves
3853 Instrument air dryers
3854 N2 backup to instrument air
3859 Other instrument air problems
- Fire Protection System
3860 to 3863 Fire protection system: (pumps, piping, valves, fouling) respectively
3864 Fire protection system instruments and controls
3869 Other fire protection system problems
- Seal Air Fans
3880 Seal air fan
3881 Seal air fan drive - motor
3882 Seal air control dampers and drives
3883 Seal air filters
3889 Other seal air problems
- Miscellaneous (Auxiliary Systems)
3898 Miscellaneous plant auxiliary process and services instrumentation and
controls
3899 Other miscellaneous auxiliary system problems
Miscellaneous (Balance of Plant) 3950-3999
3950 Process computer
3960 Thermal derating (thermal efficiency losses in balance of plant when specific
cause(s) unknown)
3970 Distributive Control System (DCS) – process computer
3971 DCS – data highway
3972 DCS – hardware problems (including card failure)
3973 DCS – internal and termination wiring
3974 DCS – logic problems
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
187
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
Valves 4260-4269
4260 Main stop valves
4261 Control valves
4262 Intercept valves
4263 Reheat stop valves
4264 Combined intercept valves
4265 Miscellaneous drain and vent valves
4266 Main stop valve testing
4267 Control valve testing
4268 Reheat/intercept valve testing
4269 Other turbine valves
Piping 4270-4279
4270 Crossover or under piping
4279 Miscellaneous turbine piping
Lube Oil 4280-4289 (do not include bearing failures due to lube oil)
4280 Lube oil pumps
4281 Lube oil coolers
4282 Lube oil conditioners
4283 Lube oil system valves and piping
4284 Lube oil pump drive
4289 Other lube oil system problems
Controls 4290-4314
4290 Hydraulic system pumps
4291 Hydraulic system coolers
4292 Hydraulic system filters
4293 Hydraulic system pipes and valves
4299 Other hydraulic system problems
4300 Turbine supervisory system (use codes 4290 to 4299 for hydraulic oil)
4301 Turbine governing system
4302 Turbine trip devices (including instruments)
4303 Exhaust hood and spray controls
PENGANTAR
Standar IEEE 762 (Annex D) dan GADS DRI NERC 2007 menyatakan bahwa:
"Ada sejumlah penyebab outage yang dapat mencegah energi dari pembangkit
sampai pelanggan. Beberapa penyebab terjadi berkaitan dengan operasi
pembangkit dan peralatan sementara yang lain adalah di luar manajemen
pengendalian pembangkit"
Daftar kode penyebab yang ditetapkan ini selanjutnya harus ditinjau dari waktu ke
waktu untuk menjamin kode penyebab yang terakhir dapat digunakan pada
persamaan OMC.
Semua kondisi (termasukk semua kondisi OMC) perlu dilaporkan ke P3B dan
perhitungan OMC akan meniadakan kondisi tersebut.
kondisi OMC akan hadir dalam dua bentuk: outages atau deratings. Kondisi OMC
dapat dikategorikan sebagai FO, MO, PO tetapi diharapkan mayoritas adalah
kondisi FO.
Mengacu pada persamaan NERC, kondisi OMC akan diperlakukan sebagai
kondisi standard, yaitu FO, FD.
BATAS FISIK
Typical Interconnection
Ketentuan standard GADS-DRI NERC
Utility Distribution Co
Transmission or Distribution System
menetapkan batas fisik peralatan yang
Point of Ownership Change
3
Utility Distribution Co
Generation Facility
with Utility Distribution Co
menjadi tanggung jawab menejemen
Disconnect Device Operated
by Utility Distribution Co
OUT pembangkit (lihat Gambar disamping) adalah
Utility Distr Co ISO
2
Entity
B
peralatan sampai pada (mana yang lebih
High Side CB or Recloser
cocok):
Owned by Generation Entity
Dedicated Transformer
Owned by Generation Entity
Generator Aux.
Load
1). PMT tegangan trafo sisi beban generator
A GCB
GSU;
1
Aux. PT
~
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
Generator
198
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
2). PMT terminal tegangan tinggi trafo stepup generator ( GSU) dan GI yang
melayani trafo; atau
3). pada batas dimana peralatan yang mungkin layak dipertimbangkan sesuai
bentuk wujud dan disain unit pembangkit.
Rugi-rugi energi yang terkait dengan penyebab berikut harus tidak
dipertimbangkan ketika menghitung kinerja unit yang dapat diawasi sebab
kerugian ini dianggap bukan di bawah kendali manajemen pembangkit:
o Koneksi Grid Atau Gangguan GI. Alasan ini karena permasalahan jalur
transmisi dan peralatan2 switchyard adalah di luar batasan-batasan pembangkit
tsb. sebagaimana ditetapkan oleh "batas tanggung jawab pembangkit" yang
ditunjukkan pada Gambar di atas.
o Bencana alam seperti hujan lebat, angin topan, angin kencang, kilat, dll
bukanlah di bawah manajemen pengendalian pembangkit, baik di dalam atau di
luar batas pembangkit itu.
o Aksi teror atau kesalahan operasi/perbaikan transmisi bukanlah di bawah
manajemen pengendalian pembangkit.
o Pengaruh lingkungan khusus seperti tingkat kolam pendingin rendah, atau
saluran masuk air terhambat yang tidak bisa dicegah oleh tindakan operator.
Pengaruh alam seperti suhu lingkungan tinggi di mana peralatan bekerja tidak
dalam spesifikasi disain. Namun, jika peralatan tidak dirawat oleh pembangkit
seperti sifat taktembus cahaya keluar batas atau NOX tak bisa diatasi, dll, maka
manajemen harus mengambil keputusan. Ini permasalahan peralatan dan di
dalam manajemen pengendalian pembangkit.
o Keterbatasan bahan bakar ( air dari sungai atau danau, tambang batu bara,
saluran gas, dll) di mana operator bukan sbg penanggung kontrak terhadap
penyediaan saluran, atau penyerahan bahan bakar.
Namun, jika operator memilih kontrak bahan bakar di mana bahan bakar
(sebagai contoh, gas-alam) dapat disela sedemikian sehingga para penyalur
dapat menjual bahan bakar ke orang yang lain (bagian dari bahan bakar
pembangkit karena pertimbangan costsaving), maka ketiadaan bahan bakar
a. Skenario # 1: FO ke PO
Sebuah PLTU BBM mengalami gangguan tabung boiler bocor sementara dalam
empat hari yang akan datang telah dijadwalkan keluar (PO). Unit harus keluar
dalam waktu 6 jam untuk pekerjaan perbaikan. Karena unit akan keluar untuk PO
dan sistem memungkinkan, P3B mengijinkan unit untuk memasuki PO lebih awal.
Umumnya butuh waktu 36 jam untuk perbaikan kebocoran tabung, o leh karena
itu, 36 jam outage yang pertama dianggap sebagai FO (U2). Setelah periode 36-
jam, status unit berubah menjadi PO.
Lampiran 12:
LAPORAN KONDISI PEMBANGKIT
Uraian Peristiwa
3 Januari, 4:30 a.m., Unit # 1 trip karena getaran turbin tinggi. Penyebabnya
adalah bearing LP turbin. Pekerjaan pembetulan mulai 3 Januari, 8:00 a.m. dan
selesai 8 Januari, 9:30 a.m. Unit sinkron 8 Januari 8, 5:00 p.m.
Perbaikan Komponen
Perbaikan Air preheater memerlukan 32 jam. Bukan jam ekivalen.
Uraian Peristiwa
Unit # 1 mengalami derating 75 MW mendadak pada 9 Maret, 8:45 a.m.
Penyebabnya adalah pulverizer feeder motor (Derating “A”), sehingga
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
211
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
kemampuannya menjadi 525 MW. Pada 10:00 a.m. hari yang sama, unit
mengalami derating lain sebesar 75 MW karena pulverizer feeder motor, sehingga
Kemampuan Maksimum sebagai hasil derating kedua (Derating "B") adalah 450
MW. Motor mulai kembali dan Derating "B" berakhir satu jam kemudian.
Kemampuan unit meningkat 75 MW pada waktu ini. Derating "A" berakhir pada 9
Maret, 6:00 p.m.
Uraian Peristiwa
Suatu derating mulai 3 Juli, 2:30 p.m., dimana kapasitas berkurang menjadi 575
MW untuk pemeliharaan kodenser. Pemeliharaan mulai 13 Juli, 8:00 a.m. dan
berakhir 23 Juli, 11:45.
Pada 19 Juli, 11:15 a.m., selagi pemeliharaan derating dalam proses, pompa
feedwater trip sehingga beban dengan seketika turun ke 360 MW. (Ini akan
menjadi kasus, ya atau tidaknya unit telah derated.) Feedwater pompa air kembali
operasi pada waktu siang hari yang sama.
Uraian Peristiwa
Suatu Pemutus output generator gangguan pada 6:30 a.m. 10 April menyebabkan
derating 300 MW. Pekerjaan perbaikan mulai pada 8:00 a.m. Unit kembali Normal
pada 10 April, 7:00 p.m.. Sepanjang perbaikan generator, suatu masalah
kandungan kimia feedwater terjadi sampai, 3:45. Jika hal ini terjadi sendiri, akan
menyebabkan derating 200 MW. Di dalam kasus ini tidaklah perlu, karena derating
yang lebih besar masih ada.
Uraian Peristiwa
Reserve shutdown mulai 31 Mei, 7:30 p.m. Petugas Pemeliharaan memanfaatkan
kesempatan off-line ini untuk mengambil satu BFP ke luar dari sistem (dua BFP
lain masih tersedia). Pekerjaan mulai pada1 juni, 8:00 a.m. dan selesai 2 Juni, 3:30
p.m. Selagi pemeliharaan klep BFP sedang berlangsung, unit mampu sinkron,
tetapi terbatas pada kemampuan 400 MW.
Unit # 1 kembali siap Pada 3 Juni, 8:30 a.m.
Perbaikan Komponen
Perbaikan feedwater pump steam turbine membutuhkan 31,50 jam
Uraian Peristiwa
Unit # 1 derating 100 MW karena feedwater heater high level trip pada 27 Feb.
9:45 a.m. disebabkan L.P. heater tube bocor. Pekerjaan pembetulan mulai 2 Maret,
8:00 a.m. Superheater tube bocor pada 2 Maret, 1: 15 a.m. yang menyebabkan
unit trip. Pemanas Feedwater ( penyebab derating) telah diperbaiki 4 Maret, 6:30
p.m.
Pekerjaan pembetulan superheater (penyebab outage) selesai 4 Maret, 10:00
p.m.. Unit kembali sinkron 5 Maret, 9:22 a.m.
Perbaikan Komponen
Feedwater heater tidak siap 128,75 jam, superheater tidak siap 80.12 jam.
Uraian Peristiwa
Suatu pulverizer motor gangguan pada 18 Mei, 09:45 a.m. menyebabkan derating
100 MW. Selagi unit derated, petugas pemeliharaan menemukan water wall tube
bocor, memaksa unit keluar seketika. Hal ini terjadi 20 Mei, 6:45 p.m. Tabung
dilas, dan unit kembali operasi 24 Mei, 2:42 a.m. Pekerjaan pembetulan
Pulverisator masih sedang dalam proses, sehingga kemampuan unit masih 500
MW. Unit normal pada 25 Mei, 2:30 p.m. ketika pekerjaan pembetulan pulverisator
telah diselesaikan.
Perbaikan Komponen
Perbaikan motor pulverisator, penyebab derating, selama 172.75 jam. Pekerjaan
pembetulan Bagian Waterwall Tabung 79.95 jam.
Uraian Peristiwa
1 Oktober, 7:00 a.m, Unit mulai melakukan siklus 15-hour startup normal setelah
PO selama dua minggu, Pada akhir siklus normal, unit belum siap untuk sinkron
karena H.P. turbine rotor vibration berlebihan. Masalah telah diperbaiki dan Unit #
1 sinkron pada 3 Oktober, 3:00 a.m.
Perbaikan Komponen
Perbaikan Batang Rotor Turbin H.P. selama 17 jam.
Uraian Peristiwa
10 Juni, 8:00 a.m., manajemen memutuskan untuk mengoperasikan Unit # 1 pada
50% kapasitas- 300 MW- dalam rangka menghindari potensi kekurangan bahan
bakar. Jika permintaan sistem meningkat, unit akan dikembalikan ke beban penuh.
Sebab Unit tidak dibatasi oleh peralatan, keputusan untuk operasi pada beban
rendah tersebut adalah suatu masalah ekonomi.
Pada 25 Agustus, 5:00 a.m., Operator pembangkit melaporkan bahwa persediaan
bahan bakarnya tinggal sedikit dan akibatnya unit tidak bisa lagi berbeban penuh.
Derating tidak direncanakan mulai ketika bahan bakar terbatas. Kemampuan unit
sebagai hasil derating adalah 300 MW.
3 September, 9:00 p.m. pasokan bahanbakar Unit telah habis dan unit dikeluarkan
dari grid. Persediaan bahan bakar baru telah dikirimkan 4 September. Unit operasi
kembali pada 6 September, 4:00 p.m.
Uraian Peristiwa
Setelah beberapa jam mengalami
secrubber ID fan berlebihan, pada 3
Desember, 3:30 p.m. Unit dikeluarkan
untuk diperbaiki. Setelah masalahnya
ditemukan dengan tepat, pekerjaan
pembetulan dilaksanakan. Unit siap untuk
mulai melakukan siklus 15-hour startup
normal nya Pada 5 Desember, 21:30
p.m.. Namun, berhubung beban rendah,
Unit masuk sebagai cadangan shutdown.
Startup mulai pada 2:30 a.m. diikuti
beberapa waterwall tubes retak selama
startup, yang mengharuskan perbaikan segera. Masalah Tabung terjadi pada 9:00
a.m. Pada Desember 6. Setelah memperbaiki tabung dan suatu startup sukses,
Unit sinkron pada 9 Desember, 5:00 p.m.
Perbaikan Komponen
Lampiran 13:
KONDISI DAN KINERJA PEMBANGKIT PLTGU (BLOK)
Ikhtisar
Dokumen ini akan menjelaskan metoda Sintesis dan Fleet-type Roll Up untuk
mengumpulkan data dan menciptakan statistik kondisi dan kinerja blok dari
informasi kondisi dan kinerja level unitnya. Dokumen ini berlaku hanya untuk
reporter yang ingin melaporkan kondisi dan data kinerja untuk masing2 unit
pembangkit secara individu. Dokumen ini tidak berlaku bagi reporter yang
menghendaki laporan data blok secara kontinyu ke P3B sebagai 'unit tunggal'
(atau metoda tradisional).
TOLONG DICATAT: Proses mengumpulan data kedua metoda tersebut adalah
sama, didasarkan atas level unit dasar serupa dalam semua keadaan. Perbedaan
berada dalam penciptaan statistik blok dari data level unit. IEEE 762 tidak
menghendaki laporan unit terpisah dan membawa komponen bersama-sama
untuk menciptakan statistik blok unit kombinasi. Oleh karena itu, ketetapan
dokumen ini adalah metodologi NERC untuk menciptakan kondisi unit kombinasi
baru dan record kinerja yang didasarkan pada record laporan kinerja dan kondisi
level unit.
Terminologi
o Blok unit kombinasi (juga dikenal sebagai "Blok") - Suatu blok memanfaatkan
teknologi pembangkitan listrik dimana listrik dan proses uap air diproduksi dari
panas sisa yang terjadi dari satu atau lebih turbin pembakaran. Dalam kebanyakan
situasi, panas sisa yang ada disalurkan ke suatu boiler uap konvensional atau ke
HRSG untuk digunakan turbin uap dalam produksi listrik. Oleh karena itu, blok
siklus kombinasi terdiri dari satu atau lebih gas turbin (GT), satu atau lebih turbin
uap (ST), dan keseimbangan peralatan pembangkit yang mendukung produksi
energi listrik atau uap air.
o Unit- Setiap generator di-set sebagai sebuah "unit". Biasanya dalam siklus
kombinasi, setiap turbin gas atau mesin jet dan setiap turbin uap dipertimbangkan
Menghitung Statistik Blok (Sintesis & Fleet-Type) dari Kondisi & Kinerja
Level Unitnya
Dalam Metoda Siintesis, akan banyak dijumpai dimana dua unit akan ke luar
(satu outage dan yang lain derate) dan komputer akan merealisirnya dengan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
230
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
penguji records kondisi unit bahwasanya unit tidak operasi tetapi blok siklus
kombinasi masih menyediakan tenaga listrik. Hal demikian tidak terjadi jika ditinjau
secara fleet-type roll up.
Tolong CATAT bahwa tidak ada hitungan ganda dalam penentuan pada blok
siklus kombinasi; Kami benar-benar memelihara dampak permasalahan dalam
satu unit pada unit lain. Penambahan dua unit mempengaruhi keseluruhan
produksi listrik secara blok.
Akan ada saat ketika kode penyebab satu unit (GT#1 sebagai contoh) akan juga
ditunjukkan pada unit ke dua (ST sebagai contoh). Itu disebabkan resultan outage
GT mempengaruhi produksi uap air pada ST, yang menghasilkan ketidak-
mampuan turbin uap untuk menyediakan kapasitas penuh. Ini boleh lihat seolah-
olah hitungan "ganda" (lihat Contoh # 2). Bagaimanapun, turbin uap sendiri tidak
sedang tidak perlu pembetulan dan penyebab penurunan produksi turbin uap
tergantung pada titik2 hubungan turbin uap tsb pada suatu GT (tidak mengatakan
yang satu, hanya "sebuah" GT). Oleh karena itu, GT mendapatkan dua
hukuman terhadap hal tsb: untuk outage (kepada GT#1 nya sendiri) dan
untuk derate (pada turbin uap.) yang Nampak sebagai "hitungan ganda",
tetapi bukanlah! Ini disebabkan GT-nya yang benar-benar menyebabkan
keseluruhan penurunan (derating).
Tolong catat dua hal berikut ini:
1) Ketika GT#1 dalam outage, waktu dan penyebab outage dikaitkan dengan GT#1
via catatan kondisi (hanya outage dihubungkan dengan GT#1!), dan
2) Derate pada ST tidak dihubungkan dengan GT#1 "secara langsung" sebab
derate tersebut muncul dengan alasan kode penyebab GT tetapi tidak
mengidentifikasi GT yang mana (misal ada lebih dari satu unit GT). Oleh karena
itu, ketika komputer mengkalkulasi statistik GT#1, itu hanya melihat outage nya,
derate nya tidak. Ketika komputer mengkalkulasi statistik dalam turbin uap, melihat
derate itu disebabkan oleh GT. Oleh karena itu, GT#1 tidak dihukum dua kali,
tetapi hanya satu kali.
Di dalam statistik Kinerja NERC, dapat dilihat sebagai berikut:
GT#1 EAF=…, EFOR=…., dll
GT#2 EAF=…. EFOR=…. Dll
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
231
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
ST #1 EAF=…. EFOR=….. dll.
Nilai-Nilai ini akan dihitung hanya didasarkan pada arsip kondisi dan kinerja secara
langsung yang berhubungan dengan setiap unit individu. Banyaknya MWH yang
dihasilkan oleh setiap unit dapat digabungkan secara bulanan untuk menciptakan
MWH yang dihasilkan secara. blok siklus kombinasi.
Kalkulasi Ekivalen
- Metoda Sintesis
Banyaknya jam kerja (SH), jam outage paksa (FOH), dll untuk record kinerja Blok
hanya dapat diciptakan dengan penelitian arsip kondisi unit dengan kondisi asal.
Prosedur ini diperlukan untuk memastikan apakah Blok menghasilkan tenaga atau
sepenuhnya offline. Dalam metoda sintesis, penjumlahan unit FO, PO, dll tidak
bisa digunakan. Sebagai contoh, jika satu GT kondisi FO, kemudian blok masih
tetap menghasilkan tenaga dan jam outage GT tidak mencerminkan record kinerja
blok sebab ini merupakan derating untuk blok, bukan blok yang outage.
- Metoda Fleet Roll-Up
Ekivalen Fleet type roll up Blok didasarkan pada energi yang dihasilkan atau hilang
selama unit siap atau tak siap. Dengan perkalian jam terhadap kapasitas tiap unit,
tambahkan energi dari tiap unit untuk menciptakan statistik secara roll up yang
diperlukan pada blok itu. Ketika menggunakan metoda ekivalen fleet type roll up
harus bekerja dengan energi dalam MWH dan bukan kapasitas dan jam sebagai
kesatuan terpisah. Dalam semua kalkulasi kita dapat mengganti energi dengan
mengalikan jumlah jam tertentu dengan kapasitas maksimum unit (DMN).
Hubungan jam kerja ke periode dan jam outage harus tetap untuk unit ndividu dan
untuk blok ketika semua unit digabungkan.
Jadi, untuk masing-masing unit di dalam blok mempunyai:
SMWh= SH x Kapasitas; PMWh= PH x Kapasitas; OHWh= OH x Kapasitas
Jumlah MW-jam semua unit untuk menciptakan nilai-nilai blok itu:
(SMWh)= (PMWh) - (OMWh)
Aturan Khusus untuk Menghitung Data Blok dari Data Level Unit
a. Aturan Metoda Sintesis
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
232
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
ATURAN #1: outage blok mulai ketika CB unit terakhir keluar dan berakhir ketika
CB unit ke-1 ditutup.
ATURAN #2: jumlah start nyata dan start percobaan untuk blok ditentukan oleh CB
unit yang lebih dulu menutup. Jika unit start tanpa masalah, maka ada satu
percobaan start dan satu start nyata. Jika unit pertama gagal startup dan unit
kedua distart, maka Blok mempunyai dua percobaan start dan satu start nyata.
ATURAN #3: Ketika unit RS mempengaruhi unit lain (misal GT kondisi RS
mengurangi steam pada ST nya), maka tidak ada laporan kondisi berkurangnya
aliran uap air karena ST sedang beroperasi seolah-olah dalam kondisi load
following dan dapat kembali normal secepat GT kembali operasi.
ATURAN #4: Blok sebagai RS jika satu atau lebih GT juga sebagai RS dan blok
tidak sedang bekerja. Itu berarti unit lain dari blok mungkin sedang FO, MO, atau
PO.
ATURAN #5: Seperti laporan untuk jenis unit lain, berkurangnya kemampuan pada
saat proses turun menuju outages tidak dilaporkan. (Lihat Contoh # 7).
b. Aturan Metode Fleet-type Roll Up
1. Banyaknya start nyata dan start percobaan secara blok ditentukan oleh jumlah
semua start nyata dan start percobaan unit itu. Semua kondisi unit dipindahkan
secara langsung ke blok. Dengan kata lain, jika unit mengalami FO, kondisi FO
tersebut juga berlaku pada blok walaupun unit lain dalam blok mungkin masih
beroperasi. Jadi, semua kondisi yang terjadi di dalam blok dapat dipelihara.
2. RS dapat mempengaruhi unit lain (misal GT kondisi RS akan mengurangi uap
air pada ST nya). Tidak ada laporan kondisi pengurangan aliran uap air, sebab ST
sedang beroperasi seolah-olah di dalam load following dan dapat kembali ke
kapasitas penuh secepat GT kembali operasi.
3. Seperti laporan untuk jenis unit lain, turun menuju outages tidak dilaporkan.
Perubahan unit secara teratur menuju outage (prosedur outage baku)
dipertimbangkan sebagai proses turun menuju beban rendah dan tidak dilaporkan
melanggar hukum terhadap blok siklus kombinasi. (Lihat Contoh # 7).
Contoh Outages dan Deratings Blok (Sintesis dan Fleet Type) dari laporan
Data Level Unit.
Diagram unit dan blok siklus kombinasi periode ini ditunjukkan di bawah:
Contoh 4- Satu Unit outage, mempengaruhi unit lain dan mengubah jenis
peristiwa.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
237
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DKIKP
Laporan Peristiwa Unit
o GT# 2Outage paksa (U1) dari 11 Januari, 07:00 ke 11 Januari, 14:45 (kode
penyebab 5030- upercharging fans). Tidak ada panas tambahan ke HRSG. GT#2
tidak siap selama periode ini.
o Sebagai hasilnya, turbin uap derate paksa (D1) dari 11 Januari, 07:00 ke 11
Januari, 14:45 (kode penyebab 5030- supercharging fans). Unit Turbin uap
mampu 130 MW selama periode ini.
o GT#2 RS dari 11 Januari, 14:45 ke 14 Januari, 03:30. GT#2 mampu 225 MW.
o ST#1 RS dari 12 Januari, 00:00 ke 12 Januari, 11:20. ST#1 mampu 260 MW.
o GT#1 RS dari 12 Januari, 00:15 ke 12 Januari, 09:30. GT#1 mampu 225 MW
Diagram unit dan blok siklus kombinasi periode ini ditunjukkan di bawah:
Ringkasan Data
Lampiran 14:
SPLN K7.001 : 2007