Anda di halaman 1dari 8

Makalah Seminar Kerja Praktek

SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA


GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK

Dionisius Vidi N. , Karnoto, ST, MT.


Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Email : dionisiusvidi@yahoo.com

ABSTRAK

Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok saat ini, oleh karenanya tenaga listrik
harus tersedia secara ekonomis dengan memperhatikan mutu baik tegangan maupun frekwensi dan
keandalan Untuk menjaga kelangsungan tenaga listrik diperlukan sistem proteksi yang sesuai dengan
kebutuhan, Fungsi proteksi adalah untuk melokalisir gangguan jadi hanya daerah yang terganggu
saja yang dibebaskan dari rangkaian tenaga listrik dan juga harus mempertimbangkan tingkat
keamanan terhadap peralatan, stabilitas tenaga listrik dan juga keamanan terhadap manusia
Sistem pengamanan elektris atau rele adalah suatu susunan piranti, baik elektronik maupun
magnetik yang direncanakan untuk mendeteksi suatu kondisi ketidaknormalan pada peralatan listrik
yang membahayakan atau tidak diinginkan.. Jika bahaya itu muncul maka rele pengaman akan secara
otomatis memberikan sinyal atau perintah untuk membuka pemutus tenaga (circuit breaker) agar
bagian yang terganggu dapat dipisahkan dari sistem yang normal.
Transformator tenaga merupakan salah satu peralatan tenaga listrik yang wajib memiliki
sistem proteksi. Mengingat begitu pentingnya tugas dari peralatan itu sendiri juga karena trafo
merupakan salah satu peralatan tenaga listrik yang sangat mahal. Pada transformator tenaga
terdapat rele mekanik dan juga rele elektris sebagai pengamannya. Diharapkan dengan adanya sistem
proteksi ini gangguan yang terjadi disekitar transformator tenaga dapat diminimalisir.
Kata kunci : Sistem Pengamanan Elektris, Transformator Tenaga, Rele Elektris, Rele Mekanis

perusahaan yang bergerak dalam bidang


pembangkitan energi listrik. Terdapat 3
Unit PLTU dan 2 blok PLTGU di
Semarang. Dalam perkembangannya PT.
Indonesia Power UBP Semarang terus
melakukan upaya untuk membangun
lingkungan kerja yang sehat dan aman
demi kelancaran proses produksi yang
secara tidak langsung dapat menjaga
kontinuitas pembangkitan energi listrik.

1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dalam era modern sekarang ini,
kebutuhan akan tersedianya energi listrik
yang kontinyu sangat diharapkan. Demi
kelangsungan tersedianya energi listrik
yang cukup diperlukan suatu sistem
pengaman yang baik. PT. Indonesia Power
UBP Semarang adalah salah satu

a. Bagian utama :
1. Inti Besi
2. Kumparan Transformator
3. Minyak transformator
4. Bushing
5. Tangki konservator
b. Peralatan Bantu :
1. Pendingin
2. Tap changer
3. Alat Pernapasan
4. Indikator-indikator
c. Peralatan Proteksi
1. Rele bucholtz
2. Rele sudden pressure
3. Rele thermis
4. Rele differensial
5. Rele over current
6. Rele hubung tanah
d. Peralatan Tambahan
1. Pemadam kebakaran
2. Arrester
Laporan ini membahas beberapa relai
proteksi
yang
digunakan
pada
Transformator Tenaga dengan merek
Meiden, dari pabrikan Meidensha
Corporation.
Transformator
ini
merupakan pabrikan dari Jepang. Dengan
frekuensi kerja 50Hz untuk sistem 3 fasa.

Komponen utama dari sebuah


pembangkit adalah turbin, generator, dan
trafo.
Untuk
menjaga
komponenkomponen tersebut serta menjaga
kontinuitas pelayanan suplai tenaga listrik
wajib digunakan sistem pengaman yang
tepat, cepat dan efektif. Karena apabila
terjadi gangguan pada salah satu
komponen pembangkit tersebut dan
menyebabkan kerusakan, maka akan
memakan biaya yang tinggi dan waktu
yang lama untuk memperbaikinya.
1.2 Tujuan
Pembuatan laporan kerja praktek ini
bertujuan untuk mencari informasi yang
berkaitan
dengan
sistem
proteksi
transformator tenaga.
1.3 Batasan masalah
Dalam penulisan laporan kerja
praktek ini, penulis membahas mengenai
sistem proteksi transformator tenaga pada
unit GTG 1.1 PLTGU Tambak Lorok
Semarang. Juga tidak dibahas mengenai
penyettingan rele.
2. Dasar Teori
2.1 Teori Trafo
Transformator tenaga adalah suatu
peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga/daya listrik
dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau
sebaliknya.
Dalam
operasi
penyaluran tenaga listrik transformator
dapat dikatakan sebagai jantung dari
transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini
suatu transformator diharapkan dapat
beroperasi secara maksimal (kalau bisa
terus menerus tanpa berhenti).
Untuk mendukung kinerja dari
Transformator
dibutuhkan
sistem
pengamanan yang dapat menjamin
keandalan dari fungsi transformator ini
Bagian-bagian dari transformator
adalah sebagai berikut :

Gambar 1 Transformator Tenaga

3. Sistem Proteksi
3.1 Sistem Proteksi secara umum
Rele pengaman atau sistem
proteksi adalah susunan piranti, baik
elektronik, magnetic maupun mekanik
yang direncanakan untuk mendeteksi
suatu kondisi ketidaknormalan pada
peralatan listrik yang membahayakan atau
tidak diinginkan. Jika bahaya itu muncul
maka rele pengaman akan secara otomatis
memberikan sinyal atau perintah untuk

membuka pemutus tenaga (circuit


breaker) agar bagian yang terganggu
dapat dipisahkan dari sistem yang normal.
Tujuan daripada proteksi atau
pengaman pada sistem tenaga listrik
adalah :
1. Menghindari atau mengurangi
kerusakan peralatan listrik akibat
terjadinya gangguan (kondisi yang
tidak normal)
2. Untuk
melokalisir
atau
memisahkan bagian sistem tenaga
listrik yang terganggu ke dalam
wilayah yang sekecil mungkin.
3. Memberikan pelayanan tenaga
listrik dengan keandalan yang
tinggi dan mutu listrik yang baik.
4. Mengamankan
manusia
dari
bahaya yang ditimbulkan oleh
listrik.
Syarat terpenting dari sistem
proteksi adalah :
a. Sensitivity
b. Realibility
c. Selektif
d. Cepat
e. Ekonomis

3. Menjaga
stabilitas
atau
kontinuitas penyaluran tenaga
listrik.
Pada transformator sendiri terdapat 2
jenis rele, yakni rele mekanik dan juga
rele elektris. Setiap rele tersebut memiliki
fungsinya masing-masing.
3.2.1 Rele Mekanik
1. Rele Bucholtz
Relai bucholtz merupakan sistem
proteksi yang khas untuk transformator,
khususnya transformator minyak. Relai
bucholtz adalah alat untuk mendeteksi dan
mengamankan terhadap gangguan di
dalam transformator yang menimbulkan
gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh :
a. Hubung singkat antar lilitan pada/
dalam fasa
b. Hubung singkat antar fasa
c. Hubung singkat antar fasa ke tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang
kurang baik
Pada dasarnya relai bucholtz terdiri
atas dua saklar yang berada dalam suau
ruang yang dipasang antara bejana
transformator dan bejana ekspansi. Kedua
saklar akan bekerja jika digerakkan dan
berada dalam posisi datar.

3.2 Sistem Proteksi Transformator


Tenaga
Transformator tenaga adalah alat
untuk mengkonversi nilai tegangan dan
arus listrik ke nilai tegangan dan arus
listik yang berbeda secara magnetik.
Seperti halnya perlatan listrik yang lain
pada transformator diperlukan peralatan
pengaman yang dapat membebaskan
tegangan pada trafo dari gangguan internal
maupun ekstrenal.
Tujuan pengamanan trafo adalah :
1. Menghindari kerusakan pada trafo
bila terjadi kegagalan alat
pengaman jaringan beban trafo
saat terjadi gangguan hubung
singkat.
2. Menghindari
atau
menekan
sekecil mungkin kerusakan trafo
akibat gangguan.

Gambar 2 Prinsip Kerja Relai Bucholtz

Jika terjadi gangguan kecil di


dalam transformator, mengakibatkan
terbentuknya sejumlah gas di dalam
minyak. Pembentukan gas ini terjadi
secara perlahan lahan dan gas tersebut
akan keluar pada titik C memasuki ruang
bucholz. Gas tersebut akan terperangkap
dan terkumpul disebelah atas. Jika gas
3

yang terkumpul cukup banyak maka akan


mengakibatkan bekerjanya saklar E yang
kemudian membunyikan alarm. Jika
gangguan yang terjadi besar, pembentukan
gas akan terjadi sangat cepat, bahkan
secara eksplosif. Oleh sebab itu, gas-gas
tersebut akan mengalir sangat cepat
melalui
ruang
bucholtz
yang
mengakibatkan bekerjanya saklar G dan
kemudian member perintah trip ke PMT.
Gambar 4 Sudden Pressure Relay

Gambar 3 Relai Bucholtz

2. Relai Tekanan
Pressure Relay)

Lebih

Keterangan :
1. Relay body
2. Equalizer
3. Metal bellows
4. Manual relief valve
5. Microswitch
6. Connection terminals
7. Terminal box

(Sudden

Alat pengaman tekanan lebih ini


berupa membran yang terbuat dari kaca,
plastik, tembaga atau katup berpegas yang
akan pecah pada tekanan tertentu dan
kekuatannya lebih rendah dari kekuatan
tangki transformator.
Membran ini hanya sekali pakai
sehingga bila pecah harus diganti. Pada
Katup relief disediakan saklar alarm yang
berfungsi sebagai signal untuk lokal atau
indikasi jarak jauh apabila katup tersebut
bekerja.

Suatu flash over atau hubung singkat


yang timbul pada suatu transformator
terendam minyak, umumnya akan
berkaitan dengan suatu tekanan lebih
didalam tangki, karena gas yang dibentuk
oleh penguapan minyak.
Dengan melengkapi sebuah pelepasan
tekanan pada trafo maka tekanan lebih
yang membahayakan tangki trafo dapat
dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih
ini tidak dapat dieliminasi dalam waktu
beberapa milidetik, tangki trafo akan
meledak dan terjadi panas lebih pada
cairan.
Ketika terjadi kenaikan tekanan
udara akibat terjadinya gangguan di dalam
trafo maka katup relai ini akan tertekan
oleh pegas yang terpasang didalamnya dan
akan membuka serta membuang tekanan
keluar bersama-sama dengan sebagian
minyak.

Gambar 5 Bentuk fisik Sudden Pressure


Relay

3. Relai Thermis
Relai
temperature
adalah
alat
pengindikasi temperature kumparan dan
minyak yang digunakan untuk mendeteksi
dan mengindikasi temperature maksimum

minyak dalam transformator. Selain


mendeteksi dan mengindikasi alat ini juga
melakukan operasi pengamanan seperti
alarming dan shut-off
seperti yang
dilakukan oleh kontrol otomatis pada
pendingin transformator.
Elemen
pemanas
temperaturnya
dipasang pada bagian utama transformator
dan indikatornya (termasuk kontak)
dipasang di tempat yang mudah dilihat.
Salah satu keistimewaan yang dimiliki
relai ini adalah bahwa relai ini dilengkapi
dengan
mekanisme
kontrol
yang
memungkinkan melakukan penyetelan
temperature untuk alarm, shut-off, dan
kontrol otomatis pada alat pendingin
dengan mudah.

ataupun beda kumparan. Relai differensial


memiliki sifat antara lain :
a. Sangat selektif dan cepat.
b. Sebagai pengaman utama.
c. Tidak dapat sebagai pengaman
cadangan untuk daerah berikutnya.
d. Daerah pengamanannya dibatasi
oleh pasangan transformator arus
dimana relai differensial dipasang.
Adapun prinsip kerja dari sistem
pengaman differensial ditunjukkan pada
gambar berikut :

Gambar 7 Rangkaian sistem relai


differensial

Pada keadaan bekerja relai


differensial (d) membandingkan vektor
arus I1 dan I2 atau i1 dan i2. Dalam hal ini
untuk menjaga agar sistem pengamanan
ini bekerja secara efektif, yang perlu
diperhatikan adalah rasio perbandingan
CT1 dan CT2 harus sama, sehingga i1= i2,
serta sambungan dan polaritas CT1 dan
CT2 harus benar.
Jika daerah yang diamankan
dalam keadaan normal maka besa I1 = I2
dan i1 = i2, sehingga arus yang mengalir
lewat relai adalah : id = i1 - i2 = 0
Namun jika terjadi gangguan
maka id = i1 i2 0 sehingga ada arus
yang mengalir melalui rele ini. Dengan
cepat relai akan memberikan perintah
untuk membuka PMT sehingga trafo bisa
terbebas dari gangguan. Rele differensial
merupakan pengaman utama dan tidak
memberikan pengaman cadangan pada
sesi yang berdekatan.

Gambar 6 prinsip kerja relai thermis

Besaran panas yang diterima sensor


temperatur diubah menjadi gerakan
mekanis untuk menggerakkan suatu poros
yang mempunyai jarum penunjuk suhu
dan beberapa anak kontak. Anak-anak
kontak ini bekerja bertahap sesuai
kenaikan suhu. Tahap pertama akan
menjalankan sistem pendingin, tahap
kedua akan memberikan alarm dan tahap
terakhir memberikan perintah trip ke
pemutus tenaga.
3.2.2 Rele Elektris
1. Rele Diferensial
Relai ini berfungsi mengamankan
transformator dari gangguan di dalam
transformator antara lain flash over antara
kumparan
dengan
kumparan
atau
kumparan dengan tangki atau belitan
dengan belitan di dalam kumparan

Pada transformator tenaga di GTG


1.1 PLTGU Tambak Lorok digunakan rele
differensial bertipe STD16C. Differential
relay dengan type STD ini bekerja dengan
rating arus 5 ampere dan frekuensi 50
Hz. Rele ini memiliki rating supply
48/125/250 VDC. Target coil bekerja pada
saat 0.6 / 2.0 ampere. Target coil
berfungsi sebagai indikator status sistem
rele. Tolerensi perbedaan arus pada rele
ini bisa diseting dari 15%-25%-40%.

Relai arus lebih yang digunakan adalah


Time Overcurrent Relay type IFC53B
Aplikasi
Relay ini akan bekerja dengan
waktu tunda yang tergantung dari
besarnya arus secara terbalik (inverse
time), makin besar arus makin kecil waktu
tundanya.
Relay tipe IFC53B merupakan jenis
Very Inverse Time. Rele ini bekerja
bedasarkan besarnya sisa fault current
yang relatif sesuai dengan kapasitas
transformator. Besarnya fault current yang
melalui rele ini bergantung pada lokasi
fault yang mengenai rele tersebut.
Rele dengan tipe IFC ini dapat
bekerja pada frekuensi 50 maupun 60 Hz.
Rele ini dilengkapi dengan 13 tap yang
bisa diatur sesuai dengan spesifikasi
transformator. apabila seting tap switch
kurang dari 6 ampere maka rele ini
bersifat very invers. Dengan time delay
1,29-1,33ms.

Gambar 8 Bentuk fisik rele differensial

2. Rele Arus Lebih


Berfungsi mengamankan trafo
jika arus yang mengalir melebihi dari nilai
yang diperkenankan
lewat pada
transformator tersebut dan arus lebih ini
dapat terjadi oleh karena beban lebih atau
gangguan hubung singkat. Arus lebih ini
dideteksi oleh transformator arus atau
current transformator (CT).

Gambar 9 bentuk fisik rele arus lebih

3.2.3

Koordinasi Sistem Proteksi


Setelah tadi dibahas mengenai
jenis jenis relai proteksi untuk
transformator tenaga, kali ini akan
ditambahkan dengan koordinasi sistem
proteksi untuk transformator tenaga.
sehingga didapat sebuah sistem proteksi
yang handal untuk menghindarkan
transformator dari kerusakan saat terjadi
gangguan, baik gangguan dari luar
ataupun dari dalam transformator itu
sendiri.

kerusakan
yang
diminimalisir.

terjadi

dapat

4. Penutup
4.1 Kesimpulan

1. Sistem proteksi transformator


merupakan suatu sistem yang
terdiri atas beberapa relai
proteksi, lockout relays yang
saling berkoordinasi untuk
melindungi transformator dari
gangguan,
baik
yang
ditimbulkan
dari
luar
transformator maupun dari
dalam transformator itu sendiri.
2. Selain menggunakan beberapa
relai proteksi, untuk pengaman
transformator juga digunakan
penangkal surya (Lightning
Arrester), serta fire protection
system
3. Rele proteksi utama yang
digunakan pada Transfomator
Tenaga unit GTG 1.1 PLTGU
Tambak Lorok, Semarang,
Jawa Tengah antara lain :
1. Relai Mekanik
a) Relai Bucholtz
b) Relai
Tekanan
Lebih
c) Relai Termis
2. Relai Elektrik
a) Relai Differensial
b) Relai Arus Lebih

Gambar 10 Single Line Diagram

Gambar diatas merupakan single line


diagram dari sistem kelistrikan mulai dari
generator hingga pada unit auxillary
transformator. Terlihat keluaran dari
generator
menjadi
input
untuk
transformator tenaga. Pada transformator
tenaga ini, tegangan 11kV dinaikkan
menjadi 150kV untuk disalurkan ke
jaringan transmisi. Diantara input dan
output transformator terdapat Current
Transfomers (Trafo arus) yang berfungsi
mengukur dan membandingkan arus input
dan
output.
Apabila
rasio
atau
perbandingan arus input dan output tidak
sesuai maka aka ada arus yang melalui
relai 87T dan sistem proteksi akan
bekerja.
Relai 87T akan bekerja dan
mengaktifkan relai 86T. 87T adalah
transfomator differential relays dan 86T
adalah transfomator differential lockout
relays. Selain mengaktifkan 86T, relai 87T
juga akan mengaktifkan 86G yakni
generator differential lockout relays.
Ketika relai 86T aktif maka PMT 52A
atau PMT 52AB pada Bus Bar 150kV
akan terbuka dan suplai listrik akan
terputus sementara.
Selain itu dengan aktifnya relai 86GT
maka sistem eksitasi pada generator akan
berhenti bekerja sehingga generator juga
akan berhenti bekerja. Tujuan dari sistem
proteksi disini adalah membebaskan
transformator dari tegangan. Sehingga

4.2 Saran
1. Perawatan
terhadap
alat-alat
proses produksi tenaga listrik
sudah baik, harus dipertahankan
dan ditingkatkan.
2. Diadakan penyuluhan-penyuluhan
tentang tenaga
listrik dan
pemakaian energi listrik yang
bijak kepada seluruh masyarakat
Kota Semarang dan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

[4]

[5]
[6]
[7]
[8]

[9]

BIOGRAFI

Dionisius Vidi N.
Lahir di Semarang 15
September
1991,
menempuh pendidikan
dasar di SD. Antonius
02
Semarang,
kemudian dilanjutkan
di
SMP
Maria
Mediatrix Semarang.
Lalu dilanjutkan di SMA Don Bosko
Semarang. Dan saat ini sedang menempuh
pendidikan Strata-1 Teknik Elektro di
Universitas Diponegoro Konsentrasi
Ketenagaan.

L.Tobing,
Bonggas.2003.
Peralatan Tegangan Tinggi.
Erlangga. Jakarta.
Tim
Penyusunan
Materi
Pelatihan O&M Trafo Tenaga.
2003. Panduan Pemeliharaan
Trafo Tenaga. PT PLN persero.
Jakarta.

Perusahaan Umum Listrik Negara


SE.032/PST/1984;
Himpunan
Buku Petunjuk Operasi dan
Pemeliharaan
Peralatan
Penyaluran Tegangan Listrik
Kadir
Abdul.
1979.
Transformator.
PT
Pradya
Paramita. Jakarta
http://www.pln-jawa-bali.co.id
http://www.ptpjb.com
http://www.pjbservis.com
http://www.gedigitalenergy.com

Semarang, November 2012


Mengetahui dan Mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Karnoto, ST, MT
NIP. 132 162 547

Anda mungkin juga menyukai