PROYEK AKHIR
Disusun Oleh :
PENGESAHAN
Mengetahui,
Hari suwondo
ini merupakan karya tulis saya sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau
duplikat dari Proyek Akhir atau Skripsi yang telah dipergunakan untuk
mendapatkan gelah Ahli Madya, atau Sarjana Teknik, baik di lingkungan STT-PLN
maupun di Perguruan Tinggi lain, serta belum pernah di publikasikan.
Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta
bersedia memikul segala resiko jika ternyata pernyataan di atas tidak benar.
Gresik,
Juli 2015
Gresik,
Juli 2015
DAFTAR ISI
1.2
1.3
1.4
Rumusan masalah..........................................................................................3
1.5
Batasan masalah............................................................................................3
1.6
Sistematika Penulisan....................................................................................4
2.2
Sistem Eksitasi..............................................................................................12
2.2.1
2.2.2
2.2
Sistem Proteksi.............................................................................................16
2.3.1
2.3.2
3.1.1
3.1.2
Jenis-Jenis Pemeliharaan......................................................................33
3.1.3
3.2
3.3
3.3.1
3.3.2
3.4
3.5
BAB
IV
Pemeliharaan
Korektif
Sistem
Eksitasi
Untuk
4.2
4.3
Analisa..........................................................................................................56
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
Judul :
BAB I
PENDAHULUAN
menyebabkan
kehandalan
pembangkit
menurun.
Akan
tetapi
20
tahun
menyebabkan
terjadinya
gangguan-gangguan
yang
1.3
Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka yang kami bahas berkaitan
dengan alat tersebut diantara lain :
1. Bagaimana cara kerja komponen sistem eksitasi.
2. Bagaimana prinsip kerja sistem proteksi eksitasi yang mengalami
gangguan.
3. Bagaimana cara pembuatan rangkaian identifikasi gangguan.
4. Mengetahui bagaimana pengaruh pemasangan rangkaian identifikasi
gangguan pada sistem eksitasi.
1.5
Batasan masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan proyek akhir ini, masalah yang
di tekankan dari tugas akhir ini dibatasi pada beberapa rincian sebagai
berikut :
1. Pemeliharaan korektif sistem eksitasi dengan melakukan pemasangan
rangkaian
identifikasi
gangguan
untuk
mengidentifikasi
sumber
gangguan.
2. Bagian sistem eksitasi yang akan dibuatkan rangkaian identifikasi
gangguan.
3. Model perancangan rangkain identifikasi gangguan pada sistem eksitasi
4. Fungsi dari rangkaian identifikasi gangguan dan hal-hal yang dapat
menyebabkan sinyal palsu dapat terjadi.
1.6
Sistematika Penulisan
Proyek Akhir ini terbagi dalam lima bab. Bab satu membahas
mengenai
pendahuluan
yang
berisi
latar
belakang
masalah,
serta
permasalahan apa saja yang ingin dibahas, bab dua membahas teori dasar
mengenai materi penunjang yang mewakili isi proyek akhir ini, bab tiga
membahas metode yang dipakai dalam mengimplementasikan teori dan
konsep ke dalam penyelesaian masalah, bab empat membahas mengenai
hasil analisa dan penyelesaian masalah yang dibahas, dan bab terakhir yaitu
bab lima membahas kesimpulan yang ditarik dari hasil pengkajian seluruh
bab.
BAB II
LANDASAN TEORI
fluks
yang
berubah
terhadap
waktu,
sehingga
d
dt
e=N
d max sint
dt
........................................................................... 2.1
N max cost
( =2 f )
N ( 2 f ) max cost
f=
np
120 )
np
cost
120 max
N 2
N 2.3,14
Em =N 2.3,14
Eeff =
E max
=
2
np
120 max
np
120 max
2
N 2.3,14
np
cost
120 max
4,44 Np
=C
120
.........................................................................2.2
= jumlah lilitan
= konstanta
= frekuensi (Hertz)
max
Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang
masing-masing terpisah sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar
keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a a, b b dan c
c pada gambar 2.2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang
Fluks sinusoida satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam
keadaan seimbang besarnya fluks sesaat :
A = max . cos t
B = max . cos (t120 )
t
C = max .cos
2.3
1
1
1
1
( t + ) + . max . cos ( t ) + . max . cos ( t +240 ) + . max . cos ( t ) + . max . cos
2
2
2
2
1
T = . max . cos
2
Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluks total sebesar,
3
T = max . cos ( t)
weber2.4
2
10
Pada sistem tenaga listrik 3 fasa, idealnya daya listrik yang dibangkitkan
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P
pemakain dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang
seimbang terdiri dari tegangan 1 fasa yang mempunyai magnitude dan
frekuensi yang sama tetapi antara 1 fasa dengan yang lainnya mempunyai
beda fasa sebesar 120listrik dan dapat dihubungkan secara bintang (Y) atau
segitiga (delta).
Vp
) dan tegangan
antara ujung terminal dengan terminal lainnya disebut dengan tegangan line (
11
VL
terhadap titik netralnya dan juga membentuk sistem tegangan 3 fasa yang
seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fasa).
V L = 3 .V P
.2.5
Sedangkan arus yang mengalir pada tiap fasanya mempunyai nilai yang sama
I L =I P
12
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
I L = 3. I P .2.6
SIEMENS
GENERATOR
127526
TLR 108/36
3~
50
YY
10500 V 5%
153750 kVA
EXTERNAL EXCITATION
CLASS. OF INSUL. MAT. : F
AIR COOLING
LEFT
8454 A
S1
Cos = 0.8
390 V
880 A
IM 7215
IP44
COOLING AIR:
WVU
2.2
1991
40 C
VDE
0530/IEC
34T.7
13
.2.2
14
15
16
17
2.
3.
Gangguan AC overvoltage
Gangguan ini mengakibatakan ketidaknormalan supply arus
eksitasi
pada
rotor
generator.
Karena
supply
tegangan
yang
18
4.
Rotor overvoltage
Gangguan ini terjadi karena terjadinya kenaikan tegangan
eksitasi pada rotor generator, eksitasi yang lebih pada generator dapat
menaikkan temperatur pada belitan stator akibat arus yang besar
sehingga dapat merusak belitan rotor.
5.
MCB trip
MCB trip mengakibatkan terputusnya catu daya pada sistem
eksitasi generator.
6.
sehingga
menyebabkan
tidak
adanya
tegangan
yang
disearahkan.
7.
beroperasi
untuk
thyrstor
mengontrol
akan
temperature
mengalami
pada
kenaikan
thyrstor
saat
19
8.
9.
10.
field
breaker
mengalami
gangguan
menyebabkan
11.
Ground Fault
Gangguan ground fault terjadi karena hubung singkat antara
rangkaian sistem eksitasi dengan bodi panel eksitasi. Hal ini bisa terjadi
karena kegagalan isolasi pada konduktor.
20
: Sistem Eksitasi
F16
: Tripping Matrik
PT
: Potensial Transformer
52G
40G
MKC
: Trafo Eksitasi
: Generator
CT
: Current Transformer
41E
21
Dari gambar 2.7 diatas ada 2 masukan yang mengirim sinyal trip ke
tripping matrik yaitu dari internal sistem eksitasi dan Loss of field protection
relay (40G). Hal ini menunjukan bahwa sistem proteksi penguat generator
ada 2 macam, yaitu:
1. Proteksi excitation faiure atau kegagalan eksitasi.
2. Loss Of field Protection atau proteksi kehilangan medan penguat.
2.3.1 Proteksi Excitation Failure atau Kegagalan Eksitasi
Sistem proteksi excitation Failure ini merupakan proteksi
eksitasi yang mengamankan peralatan dari gangguan internal sistem
eksitasi itu sendiri. Gambar 2.8 merupakan logic diagram excitation
Failure Pada PLTGU Gresik.
22
23
4x
In
).
24
Pada saat generator mengalami hubung singkat secara tibatiba, maka untuk sesaat putaran generator akan mengalami
perubahan. Perubahan putaran generator yang berarti perubahan
slip putaran generator terhadap sistem akan mengakibatkan
perubahan pula pada nilai impedansi generator. Perubahan nilai
impedansi generator ini tergantung pada nilai slip yang terjadi seperti
terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Impedansi generator terhadap slip
Slip (%)
Reaktansi Generator
Xd
0.065
0.8 x Xd
0.1
0.33
0.7 x Xd
2 x Xd
50
Xd
100
Xd
25
tegangan
GGL
generator
akan
mengalami
Xd
Zg
) adalah sama
).
perumusan
gangguan
yang
digunakan
generator (
Xd
26
2.3.2.2.
keadaan
generator (
Zg
mantap
dilampaui.
Nilai
impedansi
gambar
3.3
terlihat
lintasan
impedansi
saat
terjadi
gangguan,
maka
akan
terjadi
Xd
) dan
27
X ' d /2
).
demikian
relay
akan
mengalami
trip
dan
28
(1) keluaran
(2) keluaran
(3) keluaran
2.3.2.3.
= 100 %,
= 50 %,
= 30 %
29
30
BAB III
KEGAGALAN SISTEM EKSITASI
Pada semua sistem kelistrikan pasti pernah terjadi sebuah gangguan yang
mengakibatkan menurunnya kehandalan sistem atau bahkan menyebabkan
kegagalan sistem tersebut. Gangguan merupakan hal yang tidak bisa diprediksi
datangnya dan dibagian sistem mana gangguan itu terjadi. Gangguan yang terjadi
mengakibatkan terjadinya trip unit pembangkit sehingga pasokan listrik ke sistem
berkurang. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi suatu unit pembangkit karena
unit pembangkit dituntut handal untuk menyuplai kebutuhan listrik dalam sistem.
Dalam kondisi unit pembangkit seperti ini maka kehandalan dari pembangkit
tersebut pasti berkurang. Dengan keadaan unit pembangkit seperti ini bisa
mengurangi daya jual unit pembangkit sehingga dalam proses bisnis unit
pembangkit akan sangat merugikan. Untuk meminimalkan terjadinya kegagalan
pada sistem perlu dilakukan suatu pemeliharaan yang dilakukan rutin dan
pemeliharaan pada saat terjadi gangguan.
3.1
31
kaitan
yang
erat
dengan
tindakan
pencegahan
dan
32
33
kegagalan kegiatan
pemeliharaan
sangat mengganggu
baik dan
timbulnya
kerusakan
maintenance)
yang
didefinisikan
sebagai
3.
yang
telah
disusun
dan
dilaksanakan
serta
pemeliharaan
untuk
mencegah
timbulnya
34
keadaan
yang
kerusakan
menyebabkan
pada
waktu
fasilitas
proses
produksi
produksi
mengalami
dan
mencegah
Perbaikan
(Corrective
Maintenance)
35
Inspeksi
Kegiatan ini meliputi kegiatan pemeriksaan secara berkala
untuk semua peralatan yang dimiliki sesuai dengan rencana
beserta
kegiatan
mengalami
pengecekkan
kerusakan
dan
terhadap
membuat
peralatan
laporan
dari
yang
hasil
Laporan-laporan
inspeksi
berguna
bagi
bagian
Kegiatan Teknik
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan peralatan baru,
dan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang
baru diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan
pengembangannya. Dalam kegiatan ini diperlukan kemampuan
untuk melakukan perubahan maupun perbaikan bagi kemajuan
peralatan pabrik tersebut.
36
3.
Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan
yang sebenarnya, yaitu memperbaiki mesin dan peralatan.
Melaksanakan kegiatan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi
dan teknik. Adapun maksud dari kegiatan ini adalah agar kegiatan
proses produksi dapat berjalan dengan lancar kembali, diperlukan
suatu usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada
peralatan.
4.
Pekerjaan Administrasi
Pekerjaan administrasi merupakan kegiatan yang meliputi
pencatatan biaya pengeluaran untuk kegiatan pemeliharaan,
kebutuhan komponen, laporan kegiatan yang telah dikerjakan,
waktu inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan dilakukan dan
jumlah komponen yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi
dalam
kegiatan
pencatatan
ini
termasuk
penyusunan
3.2
1.
Faktor Manusia
37
perlakuan
pada
sistem
eksitasi.
Misalnya
salah
Faktor Internal
Faktor ini menyangkut gangguan-gangguan yang berasal dari sistem
eksitasi itu sendiri. Misalnya usia pakai (life time), keausan, dan
sebagainya. Hal ini bisa sangat berpengaruh karena dapat mengurangi
sensitifitas relai dan juga mengurangi daya isolasi peralatan listrik lainnya.
3.
Faktor Eksternal
Faktor ini meliputi gangguan-gangguan yang berasal dari lingkungan
di sekitar sistem eksitasi. Misalnya cuaca, gempa bumi, temperature
lingkungan yang berubah-ubah.
3.3
38
39
40
41
42
1. Indikator gangguan Rotor over voltage, pada kondisi normal lampu LED
Indikator tidak menyala dan pada saat terjadi gangguan Rotor over
voltage lampu LED indicator menyala.
2. Indikator Gangguan Internal fault, emergency shutdown, pada kondisi
normal lampu LED indicator tidak menyala dan pada saat terjadi
gangguan yang berasal dari internal fault emergency shutdown lampu
LED indicator akan menyala
3. Indikator CPU PLC dalam keadaan normal, pada kondisi normal lampu
LED indicator menyala dan pada saat terjadi gangguan dari CPU PLC
lampu indicator LED tidak menyala.
43
44
3.5
45
BAB IV
46
47
sering mengalami trip dan derating maka kinerja pembangkit tidak dapat
memenuhi nilai yang telah disepakati dalam kontrak antara Pembangkit dan P3B.
Jika terjadi suatu masalah pada unit pembangkit harus segera dilakukan
penanganan untuk menormalkan kembali unit pembangkit sehingga kerugian yang
dialami pembangkit dapat di minimalisir.
48
49
50
dengan identifikasi secara visual pada relay-relay tersebut. Karena relayrelay tersebut dilengkapi dengan lampu indicator maka identifikasi dapat
dilakukan dengan mengamati secara langsung relay-relay tersebut. Jika relay
tersebut bekerja maka lampu indikator akan menyala. Gambar 4.2
merupakan relay-relay pengirim perintah trip.
51
52
Cara kerja dari rangkaian identifikasi gangguan pada gambar 4.3 itu
adalah pada saat terjadi gangguan relay-relay exciting tadi tidak lagi
mengirimkan sinyal ke panel proteksi akan tetapi mengerjakan relay-relay
tambahan AX1, AX2 dan AX3. Jika saat terjadi gangguan yang sama kita
dapat mengetahui dibagian mana yang mengalami masalah karena
rangkaian ini dilengkapi dengan sistem pengunci. Jika salah satu relay ada
yang bekerja kita dapat mengetahuinya karena walaupun sinyal yang
53
proses
pembuatan
rangkaian
identifikasi
gangguan
ini
didapatkan dua buah pilihan rangkaian, mengingat dari kondisi unit yang
sudah sering mengalami trip maka dilakukan penambahan timer pada
rangkaian
identifikasi
gangguan.
Gambar
4.4
merupakan
rangkaian
54
55
56
kegagalan pada CPU PLC. Untuk meyakinkan bahwa memang CPU PLC
yang bermasalah maka dilakukan metode trial and error yaitu dengan
melakukan penggantian CPU pada panel eksitasi yang bermasalah dengan
CPU PLC yang normal. Akan tetapi setelah dilakukan penggantian CPU
gangguan tersebut masih terjadi. Hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi
kerusakan pada CPU PLC. Karena sudah bisa dipastikan sinyal berasal dari
CPU PLC maka dilakukan identifikasi pada sistem internal PLC. Proses
identifikasi pada sistem PLC ini dilakukan oleh pihak vendor yaitu siemens.
Setelah melalui proses identifikasi terhadap semua bagian PLC akhirnya
ditemukan sumber masalahnya yaitu dari interface module PLC. Dari hasil
analisa pihak vendor kerusakan ini disebabkan karena faktor usia dari
peralatan. Cara yang dilakukan untuk menormalkan kembali sistem eksitasi
adalah dengan melakukan penggantian pada bagian PLC yang mengalami
kerusakan.
4.3 Analisa
Dalam pengoperasian setiap peralatan pasti pernah mengalami suatu
gangguan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor
manusia, faktor internal dan faktor eksternal. Gangguan yang terjadi tidak
dapat diprediksi kapan dan dimana letak gangguan itu terjadi sehingga perlu
dilakukan identifikasi untuk menemukan lokasi gangguan. Dalam proses
identifikasi gangguan hal yang paling diutamakan adalah masalah waktu.
Semakin cepat gangguan itu ditemukan akan semakin baik bagi sistem.
Dalam hal identifikasi gangguan yang terjadi pada sistem eksitasi dipilih
57
BAB V
58
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1.
sistem tryphol
59
2.
sistem tryphol
4.
failure
6.
7.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/06/sistem-eksitasi.html
Wirawan, Kriteria Umum Kinerja Proteksi Generator Terhadap Kondisi Lepas
8.
Sinkron, Jakarta.
Mujidan Akbar, Trip Circuit From Exitation System To generator Protection,
9.
sinkron-3-fasa.html
10. John Berdy, Loss Of Excitation Protection For Modern Synchronmous
Generators, IEEE Transactions on Power Apparatus and Systems, vol. PAS94, no. 5, General Electric Company Schenectady, New York, Septemberoctober 1975
11. PT. PLN Persero Pusat Pendidikan Dan Pelatihan, Teknik Listrik Terapan