Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik
atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan
energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus
eksitasinya.
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu:
Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari generator
arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier.
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet
permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau
disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter
utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan slip
ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke
main exciter .
Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan shunt yang
menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator penguat (exciter)
untuk generator sinkron merupakan generator utama yang diambil dayanya.
Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya arus
Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan asut.
Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama dan generator
penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat
yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat
kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat
generator utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet generator
utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke
dalam tahanan.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa sikat,
karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk menghilangkan
sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar. Gambar 2 menunjukkan
sistem excitacy tanpa sikat.
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang
relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem eksitasi tanpa
menggunakan sikat (brushless excitation.
Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain
adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main shaft),
sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi
karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan keandalan
operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter
atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi
Keterangan gambar:
ME : Main Exciter
MG : Main Generator
PE : Pilot Exciter
AVR : Automatic Voltage Regulator
V : Tegangan Generator
AC : Alternating Current (arus bolak balik)
DC : Direct Current (arus searah)
Gambar 3. Sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua disebut
main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik dengan
kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan dioda
yang berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama). Arus searah
yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat generator utama. Pilot exciter
pada generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang
berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh
penyearah dioda danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y
ang ada pada stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter
diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh
generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat atau
gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda berputar yang
putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang berputar dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan dapat menimbulkan
vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.
Artikel kali ini erat kaitannya dengan artikel mengenai sistem eksitasi karena prinsip
kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan ( excitacy)pada exciter.
Sistem pengoperasian Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga
agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang
selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output
generator.
Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila
tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR
akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila
tegangan output Generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan
mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi
perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis
dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan
penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator (PMG)
sebagai contoh AVR dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari
potencial transformer (PT) dan current transformer (CT).
Gambar 2. Diagram AVR.
a. Sensing circuit
Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT dan 90R
terlebih dahulu, dan tegangan tiga phasa keluaran dari 90R diturunkan kemudian
disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian kapasitor dan resistor
dan tegangan ini dapat diatur dengan VR (Variable Resistant). Keuntungan dari sensing
circuit adalah mempunyai respon yang cepat terhadap tegangan output generator.
Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan Generator berbanding
lurus seperti ditinjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik hubungan sensing tegangan terhadap output of Generator
b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara sensing circuit
dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak mempunyai nilai yang
sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut. Selisih tegangan disebut dengan
error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara memasang VR (variable resistance) pada
set voltage dan sensing voltage.
c. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau penguatan
tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran dari over excitation
limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan negative kemudian pada
masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL) atau minimum excitation limiter
(MEL) tidak operasi maka keluaran dari comparative amplifier dikuatkan oleh OP201
dan OP301 masukan dari OP301 dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit.
OP401 adalah Amplifier untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan
tegangan keluaran dari OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.
e. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang penguatan
(excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem excitacy, VR125 untuk
pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126 untuk pembatas minimal dari
keluaran terminal C6.
h. Dumping circuit
Dumping circuit akan memberikan sensor besarnya penguatan tegangan dari AC exciter
dan untuk diberikan ke amplifier circuit dengan dijadikan feed back masukan terminal
OP301.
i. Unit tyristor
Merupakan susunan dari tyristor dan dioda. Dan juga menggunakan fuse (sekring) yang
digunakan sebagai pengaman lebur dan juga dilengkapi dengan indikator untuk
memantau kerja dari tyristor yang dipasang pada bagian depan tyristor untuk tiap phase
diberikan dua fuse yang disusun pararel dan ketika terjadi kesalahan atau putus salah
satunya masih dapat beroperasi.
k. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan pengaturan secara
manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian generator dalam pembandingan
fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error. Hal tersebut digunakan untuk menjaga
kesetabilan tegangan pada generator. Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan
manual (70E) untuk ketepatan tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi
pengoperasian generator dan pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal
tegangan error. Hal tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada
generator dengan adanya perubahan beban.
Automatic Follower digunakan untuk mendeteksi keluaran regulator dari sinyal tegangan
error dan pengoperasian otomatis manual adjuster dengan membuat nilai nol. Rangkaian
ini untuk menaikkan sinyal dan menurunkan sinyal yang dikendalikan oleh 70E. Dengan
cara memutar 70E untuk mengendalikan sinyal pada rangkaian ini.
Sistem Excitacy
Sistem excitacy adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output
bergantung pada besarnya arus excitacy. Sistem eksitasi pada generator listrik terdiri dari
2 macam, yaitu: (1) Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation) dan (2)
Sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).
1. Sistem excitacy dengan sikat
Sistem excitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik
yang berasal dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier. Jka menggunakan sumber
listrik listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan Permanent Magnet
Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari penyearah,
tegangan listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah
untuk mengontrol kumparan medan exciter utama (main exciter). Untuk mengalirkan
arus eksitasi dari main eksiter ke rotor generator menggunakan slip ring dan sikat arang,
demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.
2. Sistem excitacy tanpa sikat (brushless excitation)
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang
relative kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit
menggunakan system eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), sebagai
contoh, pada PLTU menggunakan tipe MEC-3200. Keuntungan system excitation tanpa
menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main shaft),
sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring
3) Pada system excitacy tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan
isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang
4) Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga menngkatkan keandalan
operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter
atau kabel tidak diperlikan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi
3. Bagian-bagian dari sistem excitacy tanpa sikat (brushless excitation) pada PLTU
Secara garis besar sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) adalah sebagai
berikut:
a. Pilot exciter
Pilot exciter merupakan bagian stator exciter, merupakan belitan jangkar. Fungsinya
adalah sebagai bahan magnit karena ada arus yang mengalir pada kumparan tersebut
dengan menggunakan PMG (permanent magnet generator) sebagai sumber tegangan
utamanya.
b. Rotating Rectifier
Rotating rectifier merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa dua arah
kirim kembali. Setiap phasa mempunyai dua pasang rectifier sebagai jalan keluar
masuknya arus. Jadi total semua rectifier untuk 3 phasa yang dipergunakan adalah 18
buah karena pada tiap-tiap phasa memiliki 6 buah kirim dan masuk Tegangan dari
generator AC yang berfungsi sebagai Exciter disearahkan sebagai sumber Excitacy
genartor utama. Rotating rectifier terletak pada poros utama.
c. AC rectifier
AC rectifier adalah bagian exciter yang berputar seporos dengan kumparan jangkar
generator. Generator AC yang berfungsi sebagai AC exciter adalah generator sinkron.
d. Permanen Magnet Generator (PMG)
Permanen Magnet Generator (PMG) seporos dengan poros generatorutama sehingga
PMG dapat menghasilkan daya apabila generator berputar. PMG memiliki dua bagian
utama, yaitu:
1) Magnit permanen
Merupakan bagian rotor dari PMG yang sejenis dengan generator utama yang terbuat
dari besi yang memiliki sifat kemagnitan yang kuat atau sering disebut magnit
permanent. Sifat kemagnitan ini akan membangkitkan GGL (Gaya Gerak Listrik) pada
jangkar akibat induksi magnit dan daya yang dihasilkan sesuai dengan nilai kemagnitan
yang dimiliki.
2) Stator
Stator merupakan again dari PMG yang tidak bergerak dan berfungsi membangkitkan
tegangan AC dan tegangan tersebut dipakai untuk beban.
e. Field circuit breaker
Breaker rangkaian medan (41E) dioperasikan oleh motor listrik yang dioperasikan
secara manual. Breaker rangkaian medan harus pada kondisi tertutup (close) ketika
generator mencapai kecepatan tinggi dengan nilai yang telah diseting. Tentunya
penyetingan ini telah diatur oleh perusahaan. Kondisi terbuka terjadai pada saat turbin
akan berhenti atau mati (triping), pada saat ini turbin beroperasi pada kecepatan rendah
kondisi rangkaian breaker pada kondisi terbuka (open) karena generator utama tidak
berbeban dan tidak membutuhkan tegangan untuk menghasilkan output.
f. Voltage output
Merupakan pengatur tegangan exscitacy. Alat ini berfungsi untuk mengatur atau
menseting besarnya masukan pada AVR yang digunakan untuk mengatur besarnya
tegangan generator AC. Alat ini menyerupai trafo step down dalam fungsinya untuk
menurunkan tegangan dari 110 volt menjadi tegangan 6 volt, 9V, 12V, 15V dan untuk
nilai tegangan yang lainnya. Besarnya tegangan output pada rangkaian ini identik dengan
besar tegangan output pada generator, sehingga yang dipilih tegangan 9 Volt.
g. Voltage adjuster (90 R)
Merupakan pengatur tegangan excitacy. Alat ini mengatur atau menyeting besarnya
masukan pada AVR yang untuk menentukan besarnya tegangan induksi generator. Alat
ini seperti halnya trafo step down dikarenakan alat ini menurunkan tegangan dari 110V
menjadi 6V, 9V, 12V, 13V, 15V, dan lain-lain. Yang tentunya alat ini berbentuk tep-tep
untuk memilih besar tegangan outpunya. Besarnya tegangan output pada rangkaian ini
identik dengan besar tegangan output pada generator, yang berarti tegangan tep dipilih 9
V maka tegangan output generator 13,5 KV seperti tegangan Generator pembangkit
PLTU Perak saat ini. Apabila tegangan tepat diatas 9 V maka output generator akan
bertambah besar, tentunya dengan putaran sama, yang berarti Voltage adjuster (90 R)
merupakan alat untuk menseting besar tegangan output generator utama dan juga bila
sebaliknya.
h. Cross current compensator (CCC)
Cross current compensator dioperasikan pararel pada generator, yaitu bila
menggunakan dua generator atau lebih. Manfaat dari ini adalah untuk menyeimbangkan
tegangan induksi generator satu dengan yang lainnya. Sehingga output generator
mempunyai tegangan yang sama untuk memikul beban yang sama pula.
i. Manual voltage regulator (70 E)
Digunakan untuk pengaturan tegangan penguatan secara manual. Biasanya alat ini
dioperasikan pada saat AVR belum bekerja secara maksimal akibat belum adanya sumber
tegangan untuk bekerja secara optimal, yaitu pada saat pembangkit mulai running atau
berhenti (triping), saat ini tegangan output PMG tidak dapat menyuplai tegangan yang
dibutuhkan oleh AVR sehingga exsitacy pada generator harus dioperasikan secara
manual. Untuk bekerja 70E ini dengan putar searah jarum jam atau berlawanan. Alat ini
bilamana diputar searah jarum jam untuk menambah sumber tegangan excitacy dan
sebaliknya diputar berlawanan bilamana untuk mengurangi tegangan excitacy. Ini
terdapat suatu indikator tegangan excitacy. Yang tentunya alat ini seperti regulator pada
umumnya dengan
cara mengubah jumlah kutub untuk mengubah besar tegangan.
E. Unit AVR (Automatic Voltage Regulator)
1. Sistem pengoperasian
Unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan
generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan
yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah-ubah
dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan output generator. Prinsip kerja dari
AVR adalah mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Apabila tegangan output
generator di bawah tegangan nominal
tegangan generator maka AVR akan memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Dan juga sebaliknya apabila tegangan output Generator melebihi tegangan nominal
generator maka AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter. Dengan
demikian apabila terjadi perubahan tegangan output Generator akan dapat distabilkan.
AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat yang
digunakan untuk pembatasan penguat minimum ataupun maximum yang bekerja secara
otomatis. AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator
(PMG) dengan tegangan 110V, 20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari potencial
transformer (PT) dan current transformer (CT). Data-data automatic voltage regulator
(AVR) pada unit III dan IV sebagai berikut :
Model : Of Tyrystor Auxomatic Voltage Regulator System
Tipe : VRG-PMH II.
Regulation : Within ± 1 %.
Input Voltage : AC 125 V 350 420 HZ.
Output Voltage : DC 130 V.
Output Current : DC 20A.
b. Comparative amplifier
Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara sensing circuit
dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak mempunyai nilai yang
sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut. Selisih tegangan disebut dengan
error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara
memasang VR (variable resistance) pada set voltage dan sensing voltage.
c. Amplifier circuit
Aliran arus dari D11, D12, dan R34 adalah rangkaian penguat utama atau penguatan
tingkat terendah. Keluaran dari comparative amplifier dan keluaran dari over excitation
limiter (OEL) adalah tegangan negative dan dari tegangan negatif kemudian pada
masukan OP201. Ketika over excitation limiter (OEL) atau minimum excitation limiter
(MEL) tidak operasi maka keluaran dari comparative amplifier dikuatkan oleh OP201
dan OP301 masukan dari OP301 dijumlahkan dengan keluaran dari dumping circuit.
OP401 adalah Amplifier untuk balance meter hubungan antara tegangan masuk dan
tegangan keluaran dari OP201 dan OP401 diperlihatkan pada bagan berikut.
d. Auotomatic manual change over and mixer circuit
Rangkaian ini disusun secara Auto-manual pemindah hubungan dan sebuah rangkaian
untuk mengontrol tegangan penguatan medan generator. Auto-manual change over and
mixer circuit pada operasi manual pengaturan tegangan penguatan medan generator
dilakukan oleh 70E, dan pada saat automatic manual
change over and mixer circuit beroperasi manual maka AVR (automatic voltage
Rregulator) belum dapat beroperasi. Dan apabila rangkaian ini pada kondisi auto maka
AVR sudah dapat bekerja untuk mengatur besar arus medan generator.
e. Limited circuit
Limited circuit adalah untuk penentuan pembatasan lebih dan kurang penguatan
(excitation) untuk pengaturan tegangan output pada sistem excitacy, VR125 untuk
pembatas lebih dari keluaran terminal C6 dan VR126 untuk pembatas minimal dari
keluaran terminal C6.
f. Phase syncronizing circuit
Unit tyristor digunakan untuk mengontrol tegangan output tyristor dengan
menggunakan sinyal kontrol yang diberikan pada gerbang tyristor dengan cara mengubah
besarnya sudut sinyal pada gerbang tyristor. Rangkaian phase sinkronisasi berfungsi
untuk mengubah sudut gerbang tyristor yang sesuai dengan tegangan output dari batas
sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan pada tyristor di bawah ini terdapat
gambar sinkronisasi
k. Automatic follower
Prinsip kerja dari alat ini adalah untuk melengkapi penguatan dengan pengaturan secara
manual oleh 70E. Untuk menyesuaikan pengoperasian generator dalam pembandingan
fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal error. Hal tersebut digunakan untuk menjaga
kesetabilan tegangan pada generator. Pengoperasian ini digunakan untuk pengaturan
manual (70E) untuk ketepatan tingkatan excitacy yang telah disesuaikan. Kondisi
pengoperasian generator dan pembandingan fluktuasi dari tegangan terminal oleh sinyal
tegangan error. Hal tersebut dijadikan pegangan untuk menjaga kestabilan tegangan pada
generator dengan adanya perubahan beban. Automatic Ffollower digunakan untuk
mendeteksi keluaran regulator dari sinyal tegangan error dan pengoperasian otomatis
manual adjuster dengan membuat nilai nol. Rangkaian ini untuk menaikkan sinyal dan
menurunkan sinyal yang dikendalikan oleh 70E. Dengan cara memutar 70E untuk
mengendalikan sinyal pada rangkaian ini.
1 Sistem Penguatan (Exciter)
Secara umum exciter Generator AC memiliki beberapa jenis :
Direct Couple Exciter
Gambar 4. Model Direct Couple Exciter
Sistem ini termasuk sistem penguatan poros, di mana arus penguatan rotor
18
didapat dari generator arus searah yang dikopel seporos dengan rotor generator. Biasa dipakai generator
shunt. Dengan mengatur arus eksitasinya maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur. Bila arus
eksitasi naik maka tegangan genertor naik dan sebaliknya
Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan sendiri, dimana arus penguatan rotor sendiri di dapat dari
generator DC uang dikopel ke poros dengan reduction gear. Dengan mengatur arus eksitasi maka tegangan
stator arus bolak-balik bisa diatur.
Motor Generator Excitation
Gambar 6. Model Motor Generator Excitation
Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan terpisah di mana arus pernguatan arus rotor generator
didapat dari generator DC yang digerakkan oleh notor AC yang diberi oleh suplai oleh sumber tersendiri.
Dengan mengatur arus eksitasi maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur.
19
AC Excitation
Gambar 7. Model AC Ecitation
Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan sendiri dimana arus penguatan rotor generator didapat dari
generator AC yang dikopel seporos rotor generator dan disearahkan melalui rectifier dan langsung dialirkan
ke rotor generator melalui sikat. Permanen magnet generator merupakan generaotr 3 fasa dengan kutub
luar. Bila kutub magnet diputar maka di kumparan stator akan timbul ggl induksi. GGL induksi ini
dimasukkan ke AVR dan disearahkan ke kutub-kutub AC exciter untuk penguatan itu sendiri. Bila kutub
rotor AC exciter diputar maka pada ujung-ujung belitan rotor akan keluar ggl induksi. AC exciter ini
merupakan generator dengan kutub luar. Jadi rotornya mengeluarkan ggl induksi. GGL induksi ini dialirkan
ke rotating reactifier untuk disearahkan dengan cara berputar dan langsung dialirkan ke rotor generator
untuk penguatan rotor generator itu sendiri. Bila rotor generator itu diputar oleh turbin maka di stator
generator akan timbul ggl induksi bolak-balik . Bila arus excitasi dinaikkan maka tegangan bolak-balik di
stator akan naik juga, tetapi tegangan di stator diatur supaya tetap oleh AVR. Dengan mengambil setting
tegangan stator yang disalurkannya maka tegangan yang keluar dari generator bisa diatur secara otomatis.
Eksitasi Generator
Sistem eksitasi adalah sistem pasokan listrik DC sebagai penguatan pada generator listrik
atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan
energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus
eksitasinya.
Sistem ini merupakan sistem yang vital pada proses pembangkitan listrik dan pada
perkembangannya, sistem Eksitasi pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu:
Pada Sistem Eksitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listriknya berasal dari generator
arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan rectifier.
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator AC atau
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG) medan magnetnya adalah magnet
permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau
disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol kumparan medan eksiter
utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan slip
ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke
main exciter .
Gambar 1. Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation)
Generator penguat yang pertama, adalah generator arus searah hubungan shunt yang
menghasilkan arus penguat bagi generator penguat kedua. Generator penguat (exciter)
untuk generator sinkron merupakan generator utama yang diambil dayanya.
Pengaturan tegangan pada generator utama dilakukan dengan mengatur besarnya arus
Eksitasi (arus penguatan) dengan cara mengatur potensiometer atau tahanan asut.
Potensiometer atau tahanan asut mengatur arus penguat generator pertama dan generator
penguat kedua menghasilkan arus penguat generator utama. Dengan cara ini arus penguat
yang diatur tidak terlalu besar nilainya (dibandingkan dengan arus generator penguat
kedua) sehingga kerugian daya pada potensiometer tidak terlalu besar. PMT arus penguat
generator utama dilengkapi tahanan yang menampung energi medan magnet generator
utama karena jika dilakukan pemutusan arus penguat generator utama harus dibuang ke
dalam tahanan.
Perkembangan sistem eksitasi pada generator sinkron dengan sistem eksitasi tanpa sikat,
karena sikat dapat menimbulkan loncatan api pada putaran tinggi. Untuk menghilangkan
sikat digunakan dioda berputar yang dipasang pada jangkar. Gambar 2 menunjukkan
sistem excitacy tanpa sikat.
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang
relatif kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, digunakan sistem eksitasi tanpa
menggunakan sikat (brushless excitation.
Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation), antara lain
adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk Eksitasi diperoleh dari poros utama (main shaft),
sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless
excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi
karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga meningkatkan keandalan
operasi dapat berlangsung terus pada waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator dan bus exciter
atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi
Gambar 2. Sistem Excitacy tanpa sikat (Brushless Escitacy)
Keterangan gambar:
ME : Main Exciter
MG : Main Generator
PE : Pilot Exciter
AVR : Automatic Voltage Regulator
V : Tegangan Generator
AC : Alternating Current (arus bolak balik)
DC : Direct Current (arus searah)
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua disebut
main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik dengan
kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan dengan dioda
yang berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator utama). Arus searah
yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat generator utama. Pilot exciter
pada generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet permanen yang
berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan bolak-balik disearahkan oleh
penyearah dioda danmenghasilkan arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y
ang ada pada stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main exciter
diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter, maka
besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh
generator utama.
Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan timbul jika terjadi hubung singkat atau
gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada sekering lebur dari dioda berputar yang
putus, hal ini harus dapat dideteksi. Gangguan pada rotor yang berputar dapat
menimbulkan distorsi medan magnet pada generator utama dan dapat menimbulkan
vibrasi (getaran) berlebihan pada unit pembangkit.
Sebagai sumber energi listrik dalam suatu sistem tenaga, generator memiliki peran yang
penting, sehingga tripnya PMT/CB generator sangat tidak dikehendaki karena sangat
mengganggu sistem, terutama generator yang berdaya besar. Dan juga karena letaknya di
hulu, PMT/CB generator tidak boleh mudah trip tetapi juga harus aman bagi generator,
walaupun didalam sistem banyak terjadi gangguan
Untuk menjaga keandalan dari kerja generator, maka dilengkapilah generator dengan
peralatan-peralatan proteksi. Peralatan proteksi generator harus betul-betul mencegah
kerusakan generator, karena kerusakan generator selain akan menelan biaya perbaikan
yang mahal juga sangat mengganggu operasi sistem. Proteksi generator juga harus
mempertimbangkan pula proteksi bagi mesin penggeraknya, karena generator digerakkan
oleh mesin penggerak mula.
GANGGUAN GENERATOR
Namun ada juga gangguan-gangguan yang sering terjadi pada generator, meliputi
gangguan pada :
• Stator
• Rotor (Sistem Penguat)
• Mesin Penggerak
• Back up instalasi di luar Generator
Generator umumnya dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang
dihubungkan ke rel. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari rel.
Instalasi penghubung generator dengan rel umumnya jarang mengalami gangguan.
Karena rel dan saluran yang keluar dari rel sudah mempunyai proteksi sendiri,
maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih dengan
time delay yang relatif lama dan dengan voltage restrain.
Voltage Restrain
• Arus Hubung Singkat Generator turun sebagai fungsi waktu.
• Hal ini disebabkan oleh membesarnya arus stator yang melemahkan medan magnit
kutub (rotor) sehingga ggl dan tegangan jepit Generator turun.
• Untuk menjamin kerjanya Relay sehubungan dengan menurunnya arus hubung singkat
Generator, diperlukan Voltage Restrain Coil.
• Mengingat karakteristik hubung singkat Generator yang demikian, pada Generator besar
dipakai juga Relay Impedansi.
kejadian padam nya suplai tegangan listrik secara tiba-tiba akan membawa akibat yang
berbeda untuk setiap konsumen. Ini sangat tergantung pada:
• Kapan listriknya padam.
• Siapa yang mengalami pemadaman.
• Dimana terjadinya pemadaman.
• Berapa lama terjadinya pemadaman listrik.
Bebera contoh berikut akan dapat memperjelas dampak kejadian pemadaman listrik
sesaat tersebut.
1. Padamnya lampu listrik walaupun hanya 10 detik, jika terjadi di ruang operasi rumah
sakit tentu akan berbeda akibatnya dibandingkan dengan di ruang makan. Padamnya
lampu di ruang operasi dapat menyebabkan akibat yang fatal bagi pasien jika dokter salah
potong bagian yang dioperasi, sedangkan di ruang makan akibat yang paling fatal hanya
salah gigit cabe.
2. Jika terjadi listrik padam selama 10 menit di sebuah kantor, akibat paling fatal
mungkin karyawannya hanya akan mengomel karena ruangan menjadi panas karena AC
mati. Jika listrik padam 2 menit saja di ruang UGD atau ruang ICU maka bukan hanya
Acnya saja yang mati tetapi pasiennya bisa juga ikut mati.
3. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa terjadi kerugian 45,7 milyar dolar
pertahun ($45.7 billion per year ) pada industri dan bisnis digital akibat power
interruption.
4. Kerugian di berbagai sector bisnis diperkirakan ($104 billion to $164 billion) pertahun
akibat adanya interrupti dan diperkirakan kerugian ($15 billion to $24) akibat masalah
power quality yang lain.
Masalah Power quality adalah persoalan perubahan bentuk tegangan, arus atau frekuensi
yang bisa menyebabkan kegagalan atau misoperation peralatan, baik peralatan milik PLN
maupun milik konsumen; artinya masalah Power Quality bisa merugikan pelanggan
maupun PLN.
Suatu Sistem tenaga listrik dituntut dapat memenuhi syarat dasar kebutuhan layanan
(service requirement) kepada konsumennya yaitu :
1. Dapat memenuhi beban puncak
2. Memiliki deviasi tegangan dan frekuensi yang minimum.
3. Menjamin urutan phase yang benar.
4. Menjamin distorsi gelombang tegangan dan harmonik yang minimum dan bebas dari
surja tegangan.
5. Menjamin suplai sistem tegangan dalam keadaan setimbang.
6. Memberikan suplai daya dengan keandalan tinggi dengan prosentase waktu layanan
yang tinggi dimana sistem dapat melayani beban secara efektif.
Enam hal diatas dijadikan tolok ukur, apakah layanan yang diterima oleh konsumen
sudah baik atau belum.
Kualitas tegangan listrik yang dituntut oleh masing masing peralatan berbeda antara satu
peralatan dengan yang lain. Persoalan Power Quality yang terjadi meliputi kejadian-
kejadian (SWELL & SAG) seperti digambarkan pada gambar dibawah ini.
1.2. Kualitas Tegangan Listrik Dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Dan Peralatan
Listrik
Kualitas tegangan listrik yang diterima konsumen memerlukan lebih banyak aspek yang
harus ditinjau. Kualitas tegangan listrik menyangkut parameter listrik dalam keadaan ajek
( steady state ) dan parameter dalam keadaan peralihan (transient).
Dalam sistem penyediaan tenaga listrik, secara umum tegangan listrik dititik suplai
diijinkan bervariasi (+5%) dan (–10%) sesuai standar PLN sedangkan dalam ANSI C
84.1 diijinkan (–10%) dan (+ 4 %) dalam kondisi normal sedangkan kondisi tertentu
( darurat ) diijinkan (-13 % ) dan (+ 6 %).
Variasi frekwensi disini tidak diatur dalam bentuk standar tetapi lebih banyak diatur
dalam bentuk petunjuk operasi. Untuk sistem tenaga listrik Jawa- Bali-Madura
diusahakan variasi frekwensinya
Ketidak seimbangan dalam sistem tiga fasa diukur dari komponen tegangan atau arus
urutan negatip ( berdasarkan teori komponen simetris ). Pada sistem PLN komponen
tegangan urutan negatip dibatasi maksimum 2 % dari komponen urutan positip.
Harmonik tegangan atau arus diukur dari besarnya masing-masing komponen harmonik
terhadap komponen dasarnya dinyatakan dalam besaran prosennya. Parameter yang
dipakai untuk menilai cacat harmonik tersebut dipakai cacat harmonik total (total
harmonic distortion- THD). Untuk sistem tegangan nominal 20 KV dan dibawahnya,
termasuk tegangan rendah 220 Volt, THD maksimum 5 %, untuk sistem 66 KV keatas
THD maksimum 3%.
1.3. Transient
Transient merupakan perubahan variabel (tegangan, arus) yang berlangsung saat
peralihan dari satu kondisi stabil ke kondisi yang lain. Penyebab terjadinya transient
antara lain :
a. Load switching (penyambungan dan pemutusan beban)
b. Capacitance switching
c. Transformer inrush current
d. Recovery voltage
1.10. Harmonik
Harmonik adalah gangguan (distorsi) bentuk gelombang tegangan atau bentuk
gelombang arus sehingga bentuk gelombangnya bukan sinusoida murni lagi. Distorsi ini
umumnya disebabkan oleh adanya beban non-linier. Pada dasarnya, harmonik adalah
gejala pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan
perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya.