Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRATIKUM

WORKSHOP SISTEM OTOMASI INDUSTRI 1


SEMESTER IV

Group : 06
Nama praktikan : Fadli Kurniawan (4316040005)
Nama partner : Taufik Hidayat (4316040025)
Kelas : TOLI 4

Nilai

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI LISTRIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1

1. Latar belakang
…..……………………………………………………………………….…. 1.1
2. Tujuan
………………………………………………………………........................ 1.2

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
……. ...……………………….………………...………………………….... 2
1. PLC (Progammable Logic Controller)
………………………………………………………………………………. 2.1
2. Pompa
………………………………………………………………………………. 2.2
3. Push Button
………………………………………………………………………………. 2.3
4. Saklar Tukar
………………………………………………………………………………. 2.4
5. WLC (Water Level Control)
………………………………………………………………………………. 2.5
6. Lampu Indikator
…………………………………………….……………………………........ 2.6
7. Relay
………………………………………………………………………………. 2.7
8. Kontaktor
………………………………………………………………………………. 2.8
9. MCB (Mini Circuit Breaker)
………………………………………………………………………………. 2.9
10. Fuse
………………………………………………………………………………. 2.10
11. Indikator Amperemeter
………………………………………………………………………………. 2.11
12. Indikator Voltmeter
………………………………………………………………………………. 2.12
13. Indikator Wattmeter
………………………………………………………………………………. 2.13
B. Lay Out Plant
………………………………………………………………………………. 2.14
C. Menentukan pengaman, kontaktor, overload dan size kabel
………………………………………………………………………………. 2.15
D. Daftar Peralatan
………………………………………………………………………………. 2.16
E. Single Line Diagram
………………………………………………………………………………. 2.17
F. Diagram Daya
………………………………………………………………………………. 2.18
G. Rancangan Konvesional
………………………………………………………………………………. 2.19
H. Rancangan PLC
………………………………………………………………………………. 2.20
I. Rancangan Kondisi Gangguan
………………………………………………………………………………. 2.21
J. Analisa Kerja Sistem
………………………………………………………………………………. 2.22

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
…………………………………………………………………………… 3.1
2. Daftar Pustaka
……………………………………………………………........................ 3.2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem otomasi industri dapat didefinisikan merupakan teknik untuk membuat


perangkat, proses, atau sistem berjalan secara otomatis, status pada saat dioperasikan
secara otomatis, mengendalikan operasi secara otomatis perangkat, proses, atau
sistem dengan alat mekanis atau elektronis yang menggantikan organ manusia untuk
observasi, usaha, dan pengambilan keputusan. Sistem otomasi industri juga dapat
didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan dengan aplikasi mekanik,
elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer, PLC, mikro). Semuanya
bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi terhadap manipulator (mekanik)
sehingga akan memiliki fungsi tertentu. Ide dasar otomasi ada 3, yaitu :

 Penggunaan elektrik dan/atau mekanik untuk menjalankan mesin/alat tertentu

 Disertai “otak” yang mengendalikan mesin/alat tersebut.

 Agar produktivitas meningkat dan ongkos menurun.

1.2 Tujuan

1. Meningkatkan produktivitas
2. Gaji tenaga kerja yang tinggi
3. Keselamatan kerja
4. Meningkatkan kualitas
5. Biaya bahan baku yang tinggi
6. Mengurangi proses waktu pekerjaan
BAB 2
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

2.1 Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah
digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan
tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable Logic Controller
menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan
didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-
instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses
melalui modul-modul I/O digital maupun analog.

Berdasarkan nama konsepnya PLC adalah sebagai berikut :


2.) Progammable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
3.) Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic, yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR
dan lain sebagainya.
4.) Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
2.2 Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan
tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran.
Hambatan- hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik
motor menjadi energi aliran fluida.

2.3 Push button adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan
unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja
sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan
saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.

2.4 Saklar putar (Selector switch) adalah kontak/saklar yang digerakkan oleh tombol
atau tuas putar untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi. Ada yang berlaku
seperti toggle switch dimana selektor dapat berhenti pada satu posisi, dan ada yang
berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan pemilihan maka selektor
akan kembali ke posisi semula atau posisi netral
2.5 Water Lever Control atau yang sering disingkat dengan WLC atau kontrol level air
merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian konvensional dalam bidang tenaga
listrik yang diaplikasikan pada motor listrik khususnya motor induksi untuk pompa
air. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengontrol level air dalam sebuah tangki
penampungan yang banyak dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah industri
di mana pada level tertentu motor listrik atau pompa air akan beroperasi dan pada
level tertentu juga pompa air akan mati.

2.6 Lampu-lampu indikator merupakan komponen yang digunakan sebagai lampu


tanda. Lampu-lampu tersebut digunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk
lampu indikator pada panel penunjuk fasa R, S dan T atau L1, L2 dan L3. Selain itu
juga lampu indikator digunakan sebagai indikasi bekerjanya suatu sistem kontrol
misalnya lampu indikator merah menyala motor bekerja dan lampu indikator hijau
menyala motor berhenti.

2.7 Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga
listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka
(mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika
dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off)
dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
2.8 Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan
prinsipinduksielektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana
biladialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan
membuatkontaknya tertarik olehgaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO
(Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan
membuka.Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu.
Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan
untuk rangkaian kontrol.Di dalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat
kumparan utama yangterdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi
sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.

2.9 MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit adalah sebuah
perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari
arus yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara
otomatis ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang
ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai
saklar yang bisa menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.

2.10 Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen yang
berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat
listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang
akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun
terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik /
Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang
berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga
tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika
yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan
peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau
sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.
2.11 Indikator Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester
listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan
ohmmeter. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya
Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan
magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang

2.12 Indikator Voltmeter merupakan suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur besarnya tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Cara
menggunakan voltmeter sebagai alat ukur listrik adalah dengan merangkainya
secara pararel dan jarum penunjuk pada voltmeter akan segera bergerak yang
menunjukkan hasil pengukuran yang ditunjukkan.

2.13 Indikator Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacanya
dalam satuan Watt dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter.
Dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual
book atau tabel yang tertera pada wattmeter.Demikan juga dalam hal pembacaannya
harus mengacu pada manuak book yang ada.
C. PENGAMAN, KONTAKTOR, OVER LOAD DAN SIZE KABEL
BERDASARKAN SPEK MOTOR

2.15
𝑃 5500
In1 = = = 9.83𝐴
√3 × 𝑉 ×𝐶𝑂𝑆 𝜑 √3 × 380𝑉 × 0.85

𝑃 5500
In2 = = = 9.83𝐴
√3 × 𝑉 ×𝐶𝑂𝑆 𝜑 √3 × 380𝑉 × 0.85

𝑃 15000
In3 = = = 26.81𝐴
√3 × 𝑉 ×𝐶𝑂𝑆 𝜑 √3 × 380𝑉 × 0.85

BESAR PENGAMAN :
 CB1 = 250% × In1 = 2.5 × 9.83𝐴 = 24.575𝐴 ≈ 𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐵 25𝐴
 CB2 = 250% × In2 = 2.5 × 9.83𝐴 = 24.575𝐴 ≈ 𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐵 25𝐴
 CB3 = 250% × In3 = 2.5 × 9.83𝐴 = 67.025𝐴 ≈ 𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐵 63𝐴
 MCCB = CB terbesar + In yang lainnya = 63A + 9.83A + 9.83A = 82.66A ≈
𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐶𝐵 80𝐴

BESAR KONTAKTOR :
 K1M = > In1 = > 9.83A
 K2M = > In2 = > 9.83A
 K3M = > In3 = > 26.81A

BESAR THERMAL OVERLOAD RELAY :


 TOR1 = In1 × 120% = 9.83A × 1.2 = 11.796 ≈ 12𝐴
 TOR2 = In2 × 120% = 9.83A × 1.2 = 11.796 ≈ 12𝐴
 TOR3 = In3 × 120% = 26.81A × 1.2 = 32.172 ≈ 32𝐴

BESAR KUAT HANTAR ARUS :


 KHA1 = 125% × In1 = 1.25 × 9.83A = 12.287A
Kabel yang digunakan : NYY 3 x 2.5 mm2
 KHA2 = 125% × In2 = 1.25 × 9.83A = 12.287A
Kabel yang digunakan : NYY 3 x 2.5 mm2
 KHA3 = 125% × In3 = 1.25 × 26.81A = 33.512A
Kabel yang digunakan : NYY 3 x 2.5 mm2
D. DAFTAR PERALATAN

2.16

NO Nama Spesifikasi Jumlah


Material
A. Panel MCC
1 MCCB Schneider Electric NSX100F 3P 80A 1
2 ELCB Scheneider Electric Merlin Gerin DOM16796 63A 300mA 1
72mm
3 Trafo CT Scheneider electric METSECT5CC010 IEC 61869-2 720V 3
50/60Hz 100/5A
4 Fuse Kearney NT 00 100A 100 V– 120 KA 220VAC 3
5 Busbar Pasa Plat tembaga 3mm x 15mm x 300 mm 3
6 Busbar Netral Plat tembaga 3mm x 15mm x 300 mm 2
7 Busbar Plat tembaga 3mm x 15mm x 300 mm 1
Ground
8 Busbar Silinder diameter 40 mm tinggi 60mm baut 10mm 10
Holder
9 Line Up ETICONNECT ESC-CBC.6 6𝑚𝑚2 18
Terminal
10 MCB 1 Phasa Schneider electric C10 ; 400VAC; 2
11 PLC GLOFA G7M-DR40U 1
66VA, 20/60Hz
12 WLC OMRON 61F-GP-N 4
220 VAC, 50/60HZ,
13 Relay Omron MY4 4pole 220/240VAC 18
14 Timer Omron H3CR 100-240VAC 50/60Hz 2
15 Kabel NYAF 3 x 2,5 𝑚𝑚2 ( Pasa = 8 m , N = 8m) 1
Kontrol Skun ring 1.5 mm ( 1 pack = 100 buah) 3 pack
16 Socket Relay Omron track mounted socket PYF14A-N BY OMZ MY4N 18
17 Wiring Duck ST PVC 16 mm x 16 mm 2.9m 1
ST PVC 16 mm x 25 mm 2.9m 1
18 Volt Meter ( LIEE CR-65 Class 25 1
Panel meter)
19 Push Button Merah; XB7 EA2 ; 1
Hijau; XB7 EA1 ; 1
21 Profil G No Spek 500mm x 1mm x 3.5mm 1
21 Kabel daya NYY 3 x 2,5 𝑚𝑚2 (R = 6 m S= 6 m T = 6 m N = 5 m PE 5m
= 5m)
22 Lampu Tanda Merah ; INS 220VAC ; 20mA. 1
Hijau ; INS 220 VAC ; 20 mA 1
Kuning ; INS 220 VAC ; 20mA 1
23 Selector Winz; 10(6) A ; 400VAC 1
Switch
24 Buzzer IEC 947 ; AC 220V ; 20mA 1
25 Rel Omega Rel Omega Alumunium 4000mm x 1.1mm x 3.5mm 1
26 Socket Timer OMRON timer H3CR 6
27 Amperemeter HELES CR-45 CLASS 2.5 50mm x 50mm x 43mm 1
(panel meter)
B. Panel Lokal
26 MCB 3 Phasa Schneider electric 63 A 4.5KV 1
Schneider electric 25 A 4.5KV 2
27 Kontaktor Scheneider electric LC1D12M7 TeSys D contactor - 3P(3 2
NO) - AC-3 - <= 440 V 12 A - 220 V AC coil
Schneider electric LC1D32M7 TeSys D contactor AC-3 32 3
AC-1 50 220VAC coil
28 Tor Scheneider electric LRD16 rating arus 9 - 13A ; Ui 690 V 2
Scheneider electric LRD32 rating arus 23 – 32 A; Ui 690V 3
29 Relay Omron MY4 4pole 220/240VAC 3
30 Rel Omega Rel Omega Alumunium 1500mm x 1.1mm x 3.5mm 1
31 Socket Relay Omron track mounted socket PYF14A-N BY OMZ MY4N 3
32 Wiring Duck ST PVC 16 mm x 16 mm 2.9m 1
ST PVC 16 mm x 25 mm 2.9m
33 Kabel NYAF 3 x 2,5 𝑚𝑚2 ( Pasa = 50 m N = 40m ) 1
Kontrol Skun ring 1.5mm (1 pack = 100buah) 3 Pack
34 Kabel daya NYY ( R S T N) 3 x 2,5 𝑚𝑚2 (R = 45 m S= 45 m T = 45 m 1
N = 35 m PE = 10m)

35 Lampu Tanda Merah ; INS 220VAC ; 20mA. 1


Hijau ; INS 220 VAC ; 20 mA 1
Kuning ; INS 220 VAC ; 20mA 1
36 Buzzer IEC 947 ; AC 220V ; 20mA 1
C. Plant
37 Elektroda Besi diameter 1cm 5
38 Elektroda Electrode PS-3S TAB 2
holder
39 Pompa Motor 3 Phasa, 380 VAC, 50 Hz, 1450 Rpm, 5,5 Kw, Delta 2
connection, IP 45.
Motor 3 Phasa, 380 VAC, 50 Hz, 1450 Rpm, 15 Kw, Delta 1
connection, IP 45. ( Starting YD )
40 Flowswitch No Spek 2
2.22 Analisa Kerja Sistem
 Step 1: Pada awal mula kondisi tanki dalam keadaan kosong ( level 1),
Hal ini mengakibatkan WLC1 dan WLC2 tidak beroperasi (OFF).
Dengan demikian P1 dan P2 beroperasi bersamaan sampai ketinggian
air menyentuh level 2.

 Step 2 : Tersentuhnya level 2 oleh air mengakibatkan WLC1


beroperasi (ON) dan diwaktu yang bersamaan P1 tidak beroperasi
(OFF). Sementara WLC2 masih belum beroperasi (OFF) dan kondisi
P2 tetap beroperasi (ON) sampai ketinggian air menyentuh level 3.

 Step 3 : Setelah ketinggian air sampai di level 3 atau kondisi tanki


penuh maka, kondisi WLC1 tetap beroperasi (ON) dan WLC2
beroperasi (On). Sementara keadaan P1 dan P2 tidak beroperasi (OFF).

 Step 4 : Kemudian air didistribusikan kepada pengguna sehingga


ketinggian air berkurang sampai di level 2. Hal ini menyebabkan
WLC1 tetap beroperasi (ON) dan WLC2 tidak beroperasi (OFF).
Dengan demikian kondisi P1 tidak beroperasi (OFF) dan kondisi P2
beroperasi (ON) sampai ketinggian air menyentuh level 3.

 Step 5 : Ketika ketinggian air sampai di level 3 atau tanki penuh


kembali maka WLC1 tetap beroperasi (ON) dan WLC2 juga
beroperasi (ON). Sementara kondisi P1 dan P2 tidak beroperasi (OFF).

 Step 6 : Ketika ketinggian air berkurang hingga level 2 kembali maka


WLC1 tetap beroperasi (ON) dan WLC2 tidak berpoerasi (OFF).
Setelah keadaan ini kondisi P1 beroperasi (ON) dan P2 tetap tidak
beroperasi (OFF) sampai ketinggian air menyentuh level 3.

 Step 7 : Setelah ketinggian air sampai di level 3 lagi, kondisi WLC1


dan WLC2 beroperasi. Lalu keadaan P1 dan P2 tidak beroperasi
(OFF).

 Step 8 : Apabila setiap ketinggian air berkurang hingga level 2 kembali


maka WLC1 akan tetap beroperasi (ON) dan WLC2 tidak beroperasi
(OFF). Kemudian, pompa yang bekerja adalah salah satu dari P1 atau
P2 bekerja bergantian dimana jika P1 sebelumnya sudah bekerja maka
pompa yang akan bekerja selanjutnya yaitu P2 dan sebaliknya. Dan
apabila setiap ketinggian air telah sampai level 3 maka kondisi WLC1
dan WLC2 akan beroperasi (ON). Setelah itu kondisi P1 dan P2 maka
tidak beroperasi (OFF).
 Step 9 : Jika keadaan air didalam tanki kosong kembali (level 1) maka
keadaan WLC1 dan WLC2 tidak beroperasi (OFF), setelah itu kondisi
P1 dan P2 beroperasi (ON). Kemudian keadaan selanjutnya dimulai
dari Step 2 kembali dan akan diteruskan ke Step berikutnya dengan
berurutan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teknologi otomasi desain biasanya cukup matang dan dapat secara efektif digunakan
untuk meningkatkan pengembangan produk. Harga menurun dengan cepat membuat
alat-alat otomatisasi desain ini lebih banyak dan lebih hemat biaya bagi organisasi yang
lebih kecil. Namun, ketersediaan dan efektivitas bukanlah masalah penting. Secara
umum, kemampuan teknologi yang tersedia melebihi kemampuan sebagian besar
organisasi untuk secara efektif menerapkan dan menggunakan teknologi tersebut secara
terpadu, cara luas. Tantangan terbesar dalam pelaksanaan tidak ada teknologi, tetapi
dalam mengatasi hambatan dan organisasi perlawanan untuk mengubah keadaan
dilakukan. Perubahan ini akan menjadi penting untuk tingkat kinerja tinggi. Mengingat
kondisi saat ini praktek-praktek pengembangan produk dan teknologi, yang lebih
penting ada kesempatan perbaikan dengan proses yang lebih baik dan pendekatan
organisasi. Saat ini teknologi dan konsep integrasi secara efektif digunakan, mereka
akan memperbaiki komunikasi produk dan perancangan proses dalam fungsi rekayasa,
di perusahaan maupun eksternal dengan pemasok dan pelanggan.

3.2 DAFTAR PUSTAKA


 https://www.pustakanasional.com/teknik-industri/otomasi-sistem-produksi/
 http://ndoware.com/apa-itu-plc.html
 https://teknikelektronika.com/mengukur-pengertian-fungsi-fuse-sekering/
 https://teknikelektronika.com/pengertian-mcb-miniature-circuit-breaker-
prinsip-kerja-mcb/
 https://industri3601.wordpress.com/relay/
 http://elektronika-dasar.web.id/teori-relay-elektro-mekanik/
 https://www.tneutron.net/elektro/lampu-indikator-motor-listrik/
 http://hendrasepta22.blogspot.com/2015/11/water-level-control-wlc.html
 https://plctutor.wordpress.com/2014/04/19/rangkuman-belajar-rangkaian-
listrik/
 http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/04/Pengertian-Push-
Button.html
 http://mangihot.blogspot.com/2016/12/pompa.html
 http://fistonfisdianto.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-in-x-
none-x.html
 http://www.academia.edu/8914058/JOB_5_-
_VOLTMETER_BOLAK_BALIK

Anda mungkin juga menyukai