Group : 06
Nama praktikan : Fadli Kurniawan (4316040005)
Nama partner : Taufik Hidayat (4316040025)
Kelas : TOLI 4
Nilai
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 1
1. Latar belakang
…..……………………………………………………………………….…. 1.1
2. Tujuan
………………………………………………………………........................ 1.2
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
……. ...……………………….………………...………………………….... 2
1. PLC (Progammable Logic Controller)
………………………………………………………………………………. 2.1
2. Pompa
………………………………………………………………………………. 2.2
3. Push Button
………………………………………………………………………………. 2.3
4. Saklar Tukar
………………………………………………………………………………. 2.4
5. WLC (Water Level Control)
………………………………………………………………………………. 2.5
6. Lampu Indikator
…………………………………………….……………………………........ 2.6
7. Relay
………………………………………………………………………………. 2.7
8. Kontaktor
………………………………………………………………………………. 2.8
9. MCB (Mini Circuit Breaker)
………………………………………………………………………………. 2.9
10. Fuse
………………………………………………………………………………. 2.10
11. Indikator Amperemeter
………………………………………………………………………………. 2.11
12. Indikator Voltmeter
………………………………………………………………………………. 2.12
13. Indikator Wattmeter
………………………………………………………………………………. 2.13
B. Lay Out Plant
………………………………………………………………………………. 2.14
C. Menentukan pengaman, kontaktor, overload dan size kabel
………………………………………………………………………………. 2.15
D. Daftar Peralatan
………………………………………………………………………………. 2.16
E. Single Line Diagram
………………………………………………………………………………. 2.17
F. Diagram Daya
………………………………………………………………………………. 2.18
G. Rancangan Konvesional
………………………………………………………………………………. 2.19
H. Rancangan PLC
………………………………………………………………………………. 2.20
I. Rancangan Kondisi Gangguan
………………………………………………………………………………. 2.21
J. Analisa Kerja Sistem
………………………………………………………………………………. 2.22
1. Kesimpulan
…………………………………………………………………………… 3.1
2. Daftar Pustaka
……………………………………………………………........................ 3.2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Meningkatkan produktivitas
2. Gaji tenaga kerja yang tinggi
3. Keselamatan kerja
4. Meningkatkan kualitas
5. Biaya bahan baku yang tinggi
6. Mengurangi proses waktu pekerjaan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
2.1 Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah
digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan
tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable Logic Controller
menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan
didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan
memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-
instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,
perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses
melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
2.3 Push button adalah perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan
unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar akan bekerja
sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan
saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
2.4 Saklar putar (Selector switch) adalah kontak/saklar yang digerakkan oleh tombol
atau tuas putar untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi. Ada yang berlaku
seperti toggle switch dimana selektor dapat berhenti pada satu posisi, dan ada yang
berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan pemilihan maka selektor
akan kembali ke posisi semula atau posisi netral
2.5 Water Lever Control atau yang sering disingkat dengan WLC atau kontrol level air
merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian konvensional dalam bidang tenaga
listrik yang diaplikasikan pada motor listrik khususnya motor induksi untuk pompa
air. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengontrol level air dalam sebuah tangki
penampungan yang banyak dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah industri
di mana pada level tertentu motor listrik atau pompa air akan beroperasi dan pada
level tertentu juga pompa air akan mati.
2.7 Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang
dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga
listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka
(mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika
dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off)
dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
2.8 Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan
prinsipinduksielektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana
biladialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan
membuatkontaknya tertarik olehgaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO
(Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan
membuka.Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu.
Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan
untuk rangkaian kontrol.Di dalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat
kumparan utama yangterdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi
sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.
2.9 MCB (Miniature Circuit Breaker) atau Miniatur Pemutus Sirkuit adalah sebuah
perangkat elektromekanikal yang berfungsi sebagai pelindung rangkaian listrik dari
arus yang berlebihan. Dengan kata lain, MCB dapat memutuskan arus listrik secara
otomatis ketika arus listrik yang melewati MCB tesebut melebihi nilai yang
ditentukan. Namun saat arus dalam kondisi normal, MCB dapat berfungsi sebagai
saklar yang bisa menghubungkan atau memutuskan arus listrik secara manual.
2.10 Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen yang
berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat
listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang
akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun
terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik /
Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang
berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga
tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika
yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan
peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau
sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.
2.11 Indikator Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester
listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan
ohmmeter. Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya
Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan
magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang
2.12 Indikator Voltmeter merupakan suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk
mengukur besarnya tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Cara
menggunakan voltmeter sebagai alat ukur listrik adalah dengan merangkainya
secara pararel dan jarum penunjuk pada voltmeter akan segera bergerak yang
menunjukkan hasil pengukuran yang ditunjukkan.
2.13 Indikator Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacanya
dalam satuan Watt dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter.
Dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual
book atau tabel yang tertera pada wattmeter.Demikan juga dalam hal pembacaannya
harus mengacu pada manuak book yang ada.
C. PENGAMAN, KONTAKTOR, OVER LOAD DAN SIZE KABEL
BERDASARKAN SPEK MOTOR
2.15
𝑃 5500
In1 = = = 9.83𝐴
√3 × 𝑉 ×𝐶𝑂𝑆 𝜑 √3 × 380𝑉 × 0.85
𝑃 5500
In2 = = = 9.83𝐴
√3 × 𝑉 ×𝐶𝑂𝑆 𝜑 √3 × 380𝑉 × 0.85
𝑃 15000
In3 = = = 26.81𝐴
√3 × 𝑉 ×𝐶𝑂𝑆 𝜑 √3 × 380𝑉 × 0.85
BESAR PENGAMAN :
CB1 = 250% × In1 = 2.5 × 9.83𝐴 = 24.575𝐴 ≈ 𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐵 25𝐴
CB2 = 250% × In2 = 2.5 × 9.83𝐴 = 24.575𝐴 ≈ 𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐵 25𝐴
CB3 = 250% × In3 = 2.5 × 9.83𝐴 = 67.025𝐴 ≈ 𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐵 63𝐴
MCCB = CB terbesar + In yang lainnya = 63A + 9.83A + 9.83A = 82.66A ≈
𝐷𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑀𝐶𝐶𝐵 80𝐴
BESAR KONTAKTOR :
K1M = > In1 = > 9.83A
K2M = > In2 = > 9.83A
K3M = > In3 = > 26.81A
2.16
3.1 KESIMPULAN
Teknologi otomasi desain biasanya cukup matang dan dapat secara efektif digunakan
untuk meningkatkan pengembangan produk. Harga menurun dengan cepat membuat
alat-alat otomatisasi desain ini lebih banyak dan lebih hemat biaya bagi organisasi yang
lebih kecil. Namun, ketersediaan dan efektivitas bukanlah masalah penting. Secara
umum, kemampuan teknologi yang tersedia melebihi kemampuan sebagian besar
organisasi untuk secara efektif menerapkan dan menggunakan teknologi tersebut secara
terpadu, cara luas. Tantangan terbesar dalam pelaksanaan tidak ada teknologi, tetapi
dalam mengatasi hambatan dan organisasi perlawanan untuk mengubah keadaan
dilakukan. Perubahan ini akan menjadi penting untuk tingkat kinerja tinggi. Mengingat
kondisi saat ini praktek-praktek pengembangan produk dan teknologi, yang lebih
penting ada kesempatan perbaikan dengan proses yang lebih baik dan pendekatan
organisasi. Saat ini teknologi dan konsep integrasi secara efektif digunakan, mereka
akan memperbaiki komunikasi produk dan perancangan proses dalam fungsi rekayasa,
di perusahaan maupun eksternal dengan pemasok dan pelanggan.