Anda di halaman 1dari 9

Makalah Seminar Kerja Praktek

ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN


TRANSFORMATOR DAYA
PADA GARDU INDUK 150 kV SRONDOL
Gunara Fery Fahnani.1, Karnoto ST, MT.2
1 2
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang
Email : Gunz_haha@yahoo.com

Abstrak

PLN sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha untuk menyuplai energi listrik yang ada dengan
seoptimal mungkin seiring dengan semakin meningkatnya konsumen energi listrik. Agar dapat memanfaatkan
energi listrik yang ada serta menjaga kualitas sistem penyaluran dan kerusakan peralatan, maka diperlukan
suatu sistem pengaman dan sistem pemeliharaan instalasi gardu induk. Dalam siuatu gardu induk terdapat
suatu peralatan yaitu transformator dayaa yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi
ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan)
Pemeliharaan transformator daya dilakukan untuk menjaga efektivitas dan daya taham peralatan
sistem tenaga listrik, khususnya transformator daya agar dapat bekerja sebagaimana mestinya sehingga
kontinuitas buku panduan dari pabrik. Jika terjadi ketidaknormalan dari suatu hasil pemeliharaan
transformator maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut agar tidak terjadi gangguan pada saat
transformator beroperasi
Dalam kerja praktek ini, penulis ingin belajar tentang hal – hal byang berkaitan dengan pemeliharaan
transformator daya.Batas normal pengukuran tangen delta, index polaritas tahanan isolasi.Dengan laporan
ini para mahasiswa dapat belajar tata cara yang dilakukan ketika pemeliharaan itu dilakukan.
Kata kunci:Transformator daya, Gardu Induk, pemeiliharaan,tangen delta,tahanan isolasi

I. PENDAHULUAN 1.3 Pembatasan Masalah


1.1 Latar Belakang Makalah ini disusun untuk mempelajari
Gardu Induk merupakan kumpulan jenis dan bagian-bagian transformator daya yang
peralatan listrik tegangan tinggi yang mempunyai terdapat di GI 150 kV Srondol. Untuk
fungsi dan kegunaan dari masing-masing mempersempit masalah, maka hanya dibahas
peralatan yang satu sama lain saling terkait mengenai pemeliharaan pada transformator daya.
sehingga penyaluran energi listrik dapat
terlaksana dengan baik. II. DASAR TEORI
Salah satu peralatan utama yang terdapat di Transformator daya adalah suatu peralatan
Gardu Induk adalah transformator daya. tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
Pemeliharaan dan pengoperasian yang tidak daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
benar terhadap transformator daya akan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
memperpendek umur transformator daya dan tegangan).
akan menimbulkan gangguan - gangguan pada Dalam operasi umumnya, trafo - trafo
saat beroperasi sehingga kontinuitas penyaluran daya ditanahkan pada titik netralnya sesuai
menjadi tidak lancar. dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan/proteksi, sebagai contoh
1.2 Tujuan transformator 150/70 kV ditanahkan secara
Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini langsung disisi netral 150 kV, dan transformator
adalah untuk mengetahui pemeliharaan 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan disisi netral
transformator daya yang terdapat di Gardu Induk 20 kVnya.
150 kV Srondol.
2.1 Prinsip Kerja kumparan lain dengan isolasi padat seperti
Trafo bekerja atas dasar pembangkit karton, pertinax, dan lain - lain.
tegangan induksi bolak-balik di dalam kumparan Umumnya pada trafo terdapat
yang melingkupi fluksi yang berubah-ubah. kumparan primer dan sekunder. Bila
Apabila lilitan primer diberi tegangan bolak-balik kumparan primer dihubungkan dengan
E1 maka akan timbul arus I2 (pada trafo tak tegangan/arus bolak - balik maka pada
berbeban : I0) pada belitan primer, yang kumparan tersebut timbul fluksi. Fluksi ini
kemudian akan membangkitkan fluksi bolak- akan menginduksikan tegangan, dan bila
balik pada inti trafo. Kemudian fluksi ini pada rangkaian sekunder ditutup (bila ada
membangkitkan primer dan arus I 2 pada rangkaian beban) maka akan menghasilkan
sekunder, bila trafo berbeban. arus pada kumparan ini. Jadi kumparan
sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.
c) Minyak Transformator
Minyak transformator disini
berfungsi sebagai pengisolasi (isolator) dan
pendingin. Minyak sebagai isolator
berfungsi mengisolasi kumparan di dalam
transformator supaya tidak terjadi loncatan
Gambar 2.1 Lilitan Trafo Daya bunga api listrik akibat tegangan tinggi.
Minyak sebagai pendingin berfungsi
Keterangan : mengambil panas yang ditimbulkan saat
E1 : Tegangan primer transformator berbeban lalu
E2 : Tegangan sekunder melepaskannya dan melindungi komponen
I1 : Arus primer di dalamnya terhadap oksidasi dan korosi.
I2 : Arus sekunder d) Bushing
N1 : Lilitan primer Hubungan antara transformator ke
N2 : Lilitan sekunder jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
e1 : Tegangan Induksi Primer sebuah konduktor yang diselubungi oleh
e2 : Tegangan Induksi Sekunder isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
 : Fluksi penyekat antara konduktor tersebut dengan
tangki transformator
2.2 Bagian - Bagian dari Transformator e) Tangki dan Konservator
2.2.1 Bagian Utama Pada umumnya bagian - bagian
a) Inti Besi transformator yang terendam minyak trafo
Inti besi berfungsi untuk ditempatkan di dalam tangki. Untuk
mempermudah jalan fluksi yang menampung pemuaian minyak trafo,
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui tangki dilengkapi dengan konservator
kumparan. Dibuat dari lempengan - 2.2.2 Peralatan Bantu
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk a) Pendingin
mengurangi panas (sebagai rugi - rugi Pada inti besi dalam kumparan -
besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy kumparan akan timbul panas akibat rugi
(Eddy Current). besi dan rugi tembaga. Apabila panas
b) Kumparan Transformator tersebut mengakibatkan kenaikan suhu
Terdiri dari beberapa lilitan yang berlebihan, akan merusak isolasi di
berisolasi yang membentuk suatu dalam trafo. Untuk mengurangi kenaikan
kumparan. Kumparan tersebut diisolasi suhu transformator yang berlebihan, maka
baik terhadap inti besi maupun terhadap perlu dilengkapi dengan alat
pendingin/sistem pendingin untuk III. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
menyalurkan panas keluar transformator. DAYA
Media yang dipakai pada pendingin dapat Pemeliharaan transformator daya
berupa : dilakukan untuk menjaga efektivitas dan daya
 Udara/gas tahan peralatan sistem tenaga listrik, khususnya
 Minyak transformator daya agar dapat bekerja
 Air sebagaimana mestinya sehingga kontinuitas
b) Tap Changer (Perubah Tap) penyaluran tetap terjaga dengan baik.
Tap changer adalah alat perubah 3.1 Jenis - jenis Pemeliharaan
perbandingan transformasi untuk Pemeliharaan dibagi menjadi beberapa jenis
mendapatkan tegangan operasi sekunder sebagai berikut :
yang diinginkan dari jaringan tegangan a. Pemeliharaan preventive (Time base
primer yang berubah - ubah. Tap changer maintenance)
yang bisa beroperasi untuk memindahkan Pemeliharaan preventive adalah
tap transformator dalam keadaan kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
transformator tidak berbeban disebut Off untuk mencegah terjadinya kerusakan secara
Load Tap Changer dan hanya dapat tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk
dioperasikan secara manual. Tap changer kerja peralatan yang optimum sesuai umur
yang dapat beroperasi untuk memindahkan teknisnya
tap transformator dalam keadaan berbeban b. Pemeliharaan Prediktif (Conditional
disebut On Load Tap Changer dan dapat maintenance)
dioperasikan secara manual maupun Pemeliharaan prediktif adalah
otomatis. pemeliharaan yang dilakukan dengan cara
c) Alat Pernafasan (Dehydrating Breather) mempredisi kondisi suatu peralatan listrik,
Akibat pernafasan transformator apakah dan kapan kemungkinannya
tersebut maka permukaan minyak akan peralatan listrik tersebut menuju kegagalan
selalu bersinggungan dengan udara luar. c. Pemeliharaan korektif (Corective
Udara luar yang lembab akan menurunkan maintenance)
nilai tegangan tembus minyak Pemeliharaan korektif adalah
transformator, maka untuk mencegah hal pemeliharaan yang dilakukan secara
tersebut pada ujung pipa penghubung terencana ketika peralatan listrik mengalami
udara luar dilengkapi dengan alat kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat
pernafasan berupa tabung berisi kristal zat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
hygroskopis. mengembalikan pada kondisi semula disertai
d) Indikator perbaikan dan penyempurnaan instalasi
Untuk mengawasi selama d. Pemeliharaan darurat (Breakdown
transformator beroperasi, maka perlu maintenance)
adanya indikator pada transformator Pemeliharaan darurat adalah
sebagai berikut : pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi
 Indikator suhu minyak kerusakan mendadak yang waktunya tidak
 Indikator permukaan minyak tertentu dan sifatnya terurai
 Indikator suhu winding
 Indikator kedudukan tap
\
3.2 Analisa Hasil Pemeliharaan masih layak digunakan karena masih dalam
Transformator Daya pada GI 150 kV batas yang diijinkan menurut standar
Srondol pengujian SPLN 49 - 1 : 1982. Tidak ada
a. Pengujian Tegangan Tembus Minyak tegangan tembus minyak isolasi yang berada
Pengujian tegangan tembus adalah di bawah 40 kV/2,5 mm.
suatu pengujian dimana minyak trafo diberi
tegangan pada frekuensi sistem pada dua b. Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan
elektroda yang diletakkan didalam minyak Trafo
isolasi. Jarak elektroda tergantung pada
Pengukuran tahanan isolasi belitan
standard yang digunakan. Pada banyak
trafo ialah proses pengukuran dengan suatu
standard jarak yang digunakan adalah 2,5
alat ukur Insulation Tester (megger) untuk
mm
memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan
isolasi belitan / kumparan trafo tenaga antara
bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap
badan (Case) maupun antar belitan primer,
sekunder dan tertier (bila ada).
Pada dasarnya pengukuran tahanan
isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui
besar (nilai) kebocoran arus (leakage current
) yang terjadi pada isolasi belitan atau
Gambar 3.1 Alat uji tegangan tembus minyak kumparan primer, sekunder atau tertier.
Kebocoran arus yang menembus isolasi
Tabel 3.1 Data Pengujian tegangan tembus minyak peralatan listrik memang tidak dapat
isolasi dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara
Uraian Tegangan Warna Minyak
meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk
No Tembus diberi tegangan adalah dengan mengukur
Kegiatan Trafo
(kV/2,5 mm) tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang
Minyak 75 2 memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan
1
bagian atas
memberikan jaminan bagi trafo itu sendiri
Minyak 75 2
2 sehingga terhindar dari kegagalan isolasi
bagian bawah
3 Minyak 70.3 2.5
OLTC

Standar Pengujian SPLN 49 - 1 : 1982


Tegangan Tembus
0 - 70 kV : > 30 kV/2,5 mm
70 - 170 kV : > 40 kV/2,5 mm
> 170 kV : > 50 kV/2,5 mm
Warna Minyak Trafo
1-2 : Baik (kuning pucat)
2,5 - 3 : Cukup Baik (kuning terang) Gambar 3.2 Alat ukur tahanan isolasi
3,5 - 5,5 : Sedang (kuning sawo)
6 - 10 : Tidak Baik(coklat kehitaman)

Dari data hasil pengujian/pengukuran


tegangan tembus minyak di atas maka dapat
disimpulkan bahwa minyak isolasi trafo
R10 c. Pengujian/Pengukuran Ratio Tegangan
X 100 % - (Polarization Index).
Untuk mengetahui ratio atau
R1
perbandingan sebenarnya dari alat yang
berfungsi untuk mentranformasikan besaran
Keterangan :
listrik, antara lain Transformator tenaga,
R1 = Nilai tahanan isolasi pengukuran
Transformator arus dan Potensial
menit pertama,
Transformator (Capasitive Voltage
R10 = Nilai tahanan isolasi pengukuran pada
Transformator atau lebih dikenal dengan
menit kesepuluh
sebutan CVT).
Tabel 3.2 Data hasil pengukuran tahanan isolasi
Ratio yang akan dibandingkan adalah
Kumparan/Belitan Hasil Pengukuran nilai awal (nilai desain-nya, factory report
No Trafo (MΩ) atau site test report) dengan nilai pengujian
1 10 IP terakhir. Sehingga dapat diketahui ratio dari
menit menit alat listrik tersebut masih sesuai atau tidak.
Primer - Tanah 853 1560 1,82 Persamaan dasar Transformator adalah :
1
E2 N2
Sekunder - Tanah 1760 2630 1,49
2
— = —=K
3 Tertier - Tanah 1930 5120 2,65 E1 N1
Primer - Sekunder 2140 4420 1,94
4 Keterangan :
Primer - Tertier 4800 7890 1,64
5 N2 = banyaknya belitan pada sisi sekunder
N1 = banyaknya belitan pada sisi primer
6 Sekunder - Tersier 2140 6330 2,95
E1 = tegangan pada sisi primer.
7 Primer & Sekunder 2400 6800 2,83 E2 = tegangan pada sisi sekunder
- Tertier
K = konstanta Transformator atau ratio
Menurut standar VDE (catalouge transformator.
228/4) minimum besarnya tahanan isolasi Jika N2 > N1 atau K > 1 maka trafo
kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung tersebut berfungsi sebagai penaik tegangan
“ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “ atau step-up transformer, demikian
sebaliknya bila N2 < N1 atau K< 1
Tabel 3.3 Index nilai polarisasi berfungsi sebagai trafo penurun tegangan
Kondisi Index Polarisasi atau step-down transformator.
Berbahaya < 1,0 Idealnya Transformator mempunyai
Jelek 1,0 - 1,1
Dipertanyakan 1,1 - 1,25
daya input sama dengan daya output, dalam
Baik 1,25 - 2,0 persamaan :
Sangat Baik Di atas 2.0 Input VA = Output VA
Dari data hasil pengujian/pengukuran V1 I1 = V2 I2 atau I2 V1 1
di atas dapat disimpulkan bahwa tahanan — = —= —
isolasi belitan trafo cukup aman dan I1 V2 K
kebocoran arus masih memenuhi ketentuan
sehingga trafo aman untuk diberi tegangan
dan terhindar dari kegagalan isolasi. Hal ini
disebabkan karena nilai index polarisasi (IP)
dari tahanan isolasi belitan trafo masih
dalam batas kondisi baik yaitu di atas 1,25.
perbedaan ratio tegangan hasil pengukuran
adalah 0,5 % dari rasio tegangan name plate.
Dari data hasil pengukuran di atas
dapat disimpulkan bahwa rata - rata nilai
ratio tegangan pada transformator masih
dalam batas toleransi yang diijinkan menurut
standar SPLN 50 - 1982 sehingga
transformator layak untuk dioperasikan.

d. Hasil Pengujian/Pengukuran Tangen


Delta
Pengujian tangen delta adalah dengan
melakukan pengukuran kemampuan
Gambar 3.3 Rangkaian Pengujian ratio tegangan dielektrik dari kegagalan (breakdown) dan
pengukuran kerugian dielektrik untuk
Tabel 3.4 Data hasil pengukuran ratio tegangan mengetahui kualitas isolasi belitan
transformator
Tegangan Name Plate Hasil Pengukuran
Posisi
Tap
Primer Sekunder Ratio (K) DIFF % Transformator yang diuji diibaratkan
(V) (V) R S T R S T
168700 22000 7,693 7,692 7,694 0,32 0,31 0,33 sebagai kapasitor. Apabila sebuah kapasitor
13L

12L
167300 22000 7,627 7,627 7,627 0,3 0,3 0,3 sempurna / ideal diberikan tegangan bolak -
11L
165900 22000 7,561 7,560 7,562 0,27 0,26 0,28 balik sinusoida maka arusnya akan
10L
164400 22000 7,495 7,494 7,496 0,31 0,29 0,32
mendahului tegangan dengan 900, seperti
163000 22000 7,429 7,428 7,429 0,28 0,26 0,28
9L gambar 3.4
161500 22000 7,363 7,363 7,363 0,31 0,31 0,31
8L
160100 22000 7,298 7,297 7,299 0,28 0,27 0,29 Ic
7L
158700 22000 7,231 7,230 7,232 0,24 0,23 0,25 I
6L
157200 22000 7,166 7,165 7,66 0,29 0,27 0,29
5L
155800 22000 7,101 7,099 7,099 0,26 0,24 0,24
4L
154300 22000 7,038 7,033 7,035 0,29 0,28 0,30
3L
152900 22000 6,968 6,966 6,968 0,26 0,24 0,26
2L 
1L
151400 22000 6,902 6,900 6,902 0,30 0,27 0,30 
150000 22000 6,836 6,835 6,836 0,26 0,24 0,26 V
N Gambar 3.4 Arus mendahului tegangan dengan
13R
148600 22000 6,769 6,768 6,769 0,21 0,20 0,21
sudut 900
147100 22000 6,704 6,702 6,704 0,26 0,23 0,23
12R
145700 22000 6,637 6,635 6,637 0,22 0,20 0,22
11R Dalam hal ini berlaku hubungan antara arus Ic
144200 22000 6,571 6,571 6,572 0,25 0,25 0,26
10R dan tegangan V :
142800 22000 6,506 6,504 6,507 0,23 0,21 0,24
9R
141300 22000 6,440 6,438 6,440 0,27 0,25 0,27
Ic = C V
8R
139900 22000 6,374 6,373 6,374 0,23 0,21 0,23
Oleh karena kehilangan daya
7R
138500 22000 6,308 6,306 6,308 0,20 0,18 0,20 dielektrik, maka I mendahului V dengan
6R
137000 22000 6,243 6,241 6,243 0,25 0,22 0,25 sudut kurang dari 90o, gambar 4.22. Sudut 
5R

4R
135600 22000 6,176 6,175 6,176 0,21 0,18 0,21 disebut sudut fasa dari kapasitor dan faktor
3R
134100 22000 6,113 6,111 6,112 0,28 0,26 0,27
dayanya Cos dan
2R
132700 22000 6,046 6,046 6,047 0,23 0,23 0,25
= 90 o - 
131300 22000 5,982 5,979 5,982 0,22 0,18 0,23
1R disebut sudut kehilangan ( loss - angle ).
Jadi faktor daya dapat juga dinyatakan
Sesuai dengan standar SPLN 50 - sebagai sin .
1982 sebagaimana diuraikan juga dalam IEC
76(1976), toleransi yang diijinkan untuk
3. CH - L = Pengukuran antara kumparan
Ir R Primer dan Sekunder
4. CH - G = Pengukuran antara kumparan
I’c Primer dengan Ground
Ic C 5. CL - G = Pengukuran antara kumparan
Sekunder dengan Ground

Gambar 3.5 Komponen pada kapasitor yang Tabel 3.5 Hasil Pengujian Tangen Delta
No Pengukuran Tegangan Arus Daya Tan  Faktor Cap
tidak sempurna (kV) (mA) (W) (%) Koreksi (pF)
1 CH+CHL 10,002 25,561 0,7060 0,25 0,90 8229
2 CH 10,002 13,222 0.44 0,30 0,90 4557
Dalam kapasitor sempurna / ideal  = 90 0
3 CHL(UST) 10,002 12,287 0,242 0,18 0,90 3956
sehingga  = 0. Oleh karena itu kehilangan 4 CHL 10,002 12,339 0,266 0,20 0,90 3972
5 CL+CLT 5,002 35,422 0,858 0,22 0,90 11419
daya dielektrik dinyatakan oleh : 6 CL 5,001 2,818 0,199 0,64 0,90 908
PD = I V cos = I V sin  7 CLT(UST) 5,002 32,609 0,674 0,19 0,90 10513
8 CLT 5,002 32,604 0,659 0,18 0,90 10511
Maka kehilangan daya dalam kapasitor 9 CT+CHT 2,002 47,669 2,705 0,51 0,90 15346
sempurna adalah Nol. Komponen pada 10 CT 2,002 47,033 2,687 0,51 0,90 15141
11 CHT(UST) 2,001 0,6380 0,022 0,31 0,90 205
kapasitor yang tidak sempurna dijelaskan 12 CHT 2,001 0,636 0,018 0,25 0,90 205
pada gambar 3.5. Jadi persamaannya adalah:
Ic = I cos
Berdasarkan rekomendasi dari Double
Sehingga
Engineering tahun 1993 (pada 25 0C),
standar tangen delta adalah :
< 0,5 % = Normal
= 0,5 - 1 % = Perlu investigasi
Keterangan :
1. Ic = Arus Kapasitor (Ampere) >1% = Reklamasi
2. Ir = Arus Resistan (Ampere) Dari data hasil pengujian/pengukuran
3.  = 2f tangen delta di atas maka dapat disimpulkan
4. PD = Power Disappear (Watt) bahwa kualitas isolasi belitan trafo masih
5. Tan = Dissipation Factor dalam keadaan baik sehingga trafo masih
layak operasi. Hal ini disebabkan karena rata
- rata hasil pengujian/pengukuran tangen
delta masih dalam batas yang diijinkan yaitu
di bawah 0,5% (normal). Tetapi ada
beberapa yang melebihi batas normal (<
0,5%) yaitu CL, CT+CHT, dan CT sehingga
perlu diadakan investigasi lebih lanjut agar
tidak terjadi kegagalan (failure) pada trafo
tersebut seperti pengukuran tahanan isolasi
Gambar 3.6 Rangkaian pengukuran tangen delta dan lain - lain.

Beberapa istilah pada pengukuran adalah :


1. UST = Ungrounded Specimen Test
artinya objek uji tidak ditanahkan
2. GST = Grounded Specimen Test
artinya objek uji ditanahkan
IV. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
4.1 Kesimpulan [1] Agus Cahyono, Tri, 2008, LASO (Less
Attended Substation Operation), PT PLN
1. Rata nilai ratio tegangan pada transformator masih
(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur
dalam batas toleransi yang diijinkan untuk perbedaan Beban Jawa Bali Region Jawa Tengah dan
ratio tegangan hasil pengukuran adalah 0,5% dari ratio DIY.
[2] Team O & M Transmisi dan Gardu Induk
tegangan name plate.
PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta
2. Rata - rata hasil pengujian/pengukuran tangen Raya, 1981, Operasi dan Memelihara
delta masih dalam batas yang diijinkan yaitu dibawah Peralatan, PLN Pembangkitan Jawa Barat
Dan Jakarta Raya.
0,5% (normal).
[3] Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002,
3. Nilai index polaritas dari tahanan isolasi belitan Pengantar Teknik Tenaga Listrik, PT PLN
trafo masih dalam batas kondisi baik yaitu 1,25. (Persero).
4. Minyak isolasi trafo masih layak digunakan [4] Tim Program Pendidikan Diploma Satu (D1)
Bidang Operasi dan Pemeliharaan Gardu
karena masih dalam batas yang diijinkan menurut Induk, 2008, Pemeliharaan Peralatan GI /
standar pengujian tegangan tembus minyak isolasi GITET , PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan
yang berada diatas 40kV/2,5mm dan Pelatihan.

5. Pemeliharaan peralatan adalah proses kegiatan


BIODATA PENULIS
yang dilakukan terhadap peralatan instalasi Tenaga
Listrik sehingga didalam operasinya setiap peralatan Gunara Fery Fahnani
(L2F0607027), lahir di
dapat memenuhi fungsi yang dikehendaki secara terus
Semarang tanggal 10 Februari
menerus sesuai karakteristiknya 1990. Mempunyai hobi
6. Jenis pemeliharaan dibedakan menjadi 3, yaitu ngegame dan bermain futsal.
Mengenyam pendidikan dari
pemeliharaan preventive, pemeliharaan prediktif,
TK hingga SMA di
pemeliharaan korektif, dan pemeliharaan darurat. Semarang. Sekarang sedang
melanjutkan studinya di Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
4.2 Saran konsentrasi Power.
1. Sebaiknya pemeliharaan transformator
dilakukan secara berkala sesuai dengan buku Semarang, Mei 2010
panduan dari pabrik sehingga transformator Mengetahui,
dapat beroperasi secara terus - menerus sesuai Dosen Pembimbing
karakteristiknya
2. Jika terjadi ketidaknormalan dari suatu hasil
pemeliharaan transformator maka perlu
dilakukan investigasi lebih lanjut secepatnya
agar tidak terjadi gangguan pada saat beroperasi.
Karnoto ST,MT
NIP. 196907091997021001

Anda mungkin juga menyukai